Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Yovita
Jurnal Yovita
Jurnal Yovita
ABSTRACT
Analisis of the diversity of predatory insect speceies on price plants in the rice fields of Insana Tengah
subdistrict, North Central Timor regency. Predatory insetcts are one of the beologi cal control agents
that can reduce the rate of pest populations in rice paddy ecosystems. This study aims to determine the
diversity of insect in rice plants in the rice plants in the rice fields of Insana village, North Central Timor
Regency. Research was conducted on rice plants in the rice fields of Insana village, Insana District,
North Central Timor District in maret-mey 2023. The research method is foaming. The insect is taken
using insectnet. The obtaining data at every catching is counted and identified, and the analysis
continued by calculating index deversity of insect species according the Shannon Wianer. The research
result shows, an insect found at rice plant in Insana Village rice field consist of 4 families, and 6 species
which are Coccinella transversalis, Ortherum sabina, Crocothemis servillia, Tenodera sinensis,
Diplacodes trivialis dan Oecophylla samaragdina. . Insect index diversity based on counting analysis of
index vakue used by Shannon Weaner is 1.458 and 1.518. This value is included in the moderate
diversity index criteria.
Keyword: Diversity, Predatory insects, Rice Plant (Oriza sativa L.), Insana Rice Field
ABSTRAK
Analisis Keragaman Jenis Serangga Predator Pada Tanaman Padi di areal Persawahan Kecamatan
Insana Kabupaten Timor Tengah Utara. Serangga predator merupakan salah satu agen pengendali
hayati yang dapat menekan laju populasi hama di ekosistem persawahan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keanekaragaman serangga pada tanaman Padi di Areal Persawahan Kecamatan Insana,
Kabupaten Timor Tengah Utara. Penelitian dilakukan pada Tanaman Padi di Areal Persawahan
Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara pada bulan Maret – Mey 2023. Metode penelitian
adalah jelajah. Serangga yang diambil menggunakan inseknet. Data yang diperoleh pada setiap
penangkapan dihitung dan diidentifikasi, selanjutnya dianalisis dengan perhitungan indeks
keanekaragaman jenis serangga menurut Shannon Wiener. Hasil penelitian menunjukan bahwa
serangga yang ditemukan pada tanaman padi di Areal Persawahan Kecamatan Insana, Kabupaten
Timor Tengah Utara terdiri dari 4 family dan 6 spesies yakni Coccinella transversalis, Ortherum sabina,
Crocothemis servillia, Tenodera sinensis, Diplacodes trivialis dan Oecophylla samaragdina. Indeks
keanekaragaman serangga berdasarkan analisis perhitungan menggunakan nilai indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener sebesar 1.458 pada titik A dan pada titik B sebesar 1.518 Nilai
tersebut termasuk dalam kriteria indeks keanekaragaman yang sedang.
Kata kunci : Keanekaragaman, Serangga Predator, Tanaman Padi (Oriza sativa L.), Persawahan
kecamatan Insana.
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman jenis serangga predator yang cukup
tinggi. Spesies ini telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru ditemukan
hampir setiap tahun. Tingginya jumlah serangga predator dikarenakan serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang
tinggi dan mempunyai kemampuan untuk menyelamatkan diri dari musuhnya. (Meilin & Nasamsir, 2016)
Serangga pada umumnya terdiri dari jenis serangga yang termasuk dalam kelas insekta (subfilum
uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (lalat), coeleptera (kumbang),
Hymenoptera (semut dan lebah), dan lepindoptera (kupu-kupu dan ngengat). Kelompok Apterigota terdiri
dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainya termasuk dalam
kelompok Pterigota karena memiliki sayap (Engel, et al. 2004).
Keanekaragaman serangga predator sangat terkait dengan tingkat tropik lainnya. Hal ini
disebabkan adanya interaksi yang terjadi, antara kelompok serangga maupun dengan kelompok
tumbuhan yang selanjutnya membentuk keragaman serangga itu sendiri. Jika makanannya mencukupi
populasinya akan cenderung meningkat dan sebaliknya jika jumlah pakannya sedikit populasinya
cenderung menurun. Pengendalian hama menggunakan musuh alami khususnya serangga predator,
merupakan suatu alternatif strategi pengendalian hama yang saat ini tengah dikembangkan untuk
meminimalkan penggunaan pestisida. Peranan serangga predator di dalam upaya pengendalian hama
secara hayati telah dilakuka n dan berhasil di dalam aplikasinya (Herlinda et al., 2000).
Para petani di persawahan Insana umumnya menggunakan pestisida kimia dalam memberantas
hama, namun hal itu dapat berdampak negatif terhadap lingkungan karena Insana merupakan salah satu
daerah sumber air di wilayah TTU. Kecamatan Insana merupakan daerah yang didominasi oleh
persawahan dengan luas sawah 42 Ha dan penggunaan lahan yang didominasi oleh sawah dan kebun.
Produksi padi di Kecamatan Insana enam tahun terakhir memiliki jumlah yang berbeda. Pada tahun
2015 produksi padi sebesar 40,668 ton, tahun 2016 33,913 ton, tahun 2017 36,473 ton tahun 2018
35,847 ton tahun 2019 67,280 ton tahun 2020 55,912 dan tahun 2021 37,490 ton (Dinas Pertanian,
Kabupaten TTU, 2022).
Dalam budidaya tanaman padi, tidak akan terlepas dari ancaman hama yang sering menyerang
tanaman padi. Apabila dalam pengendaliannya kurang tepat, maka dapat menurunkan produktivitas dari
tanaman padi tersebut. Jenis-jenis hama yang menyerang tanaman padi yaitu, Keong Mas, Wereng
Coklat, dan Walang Sangit. Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna dan
hancur serta hampa. Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) atau kresek dimulai dari tepi daun, berwarna
keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi kering. Penyakit ledakan dapat menginfeksi tanaman padi di
semua stadia pertumbuhan. Gejala khas pada daun yaitu bercak berbentuk belah ketupat di tengah dan
meruncing di kedua ujungnya (Kartohardjono et al., 2009).
Musuh alami di persawahan terdiri atas dua kelompok yaitu parasitoid dan predator. Serangga
parasitoid menyerang inang pada stadium larva, sedangkan pada fase imago, parasitoid hidup bebas di
alam. Sedangkan serangga predator merupakan serangga pemangsa yang mekanisme penyeranganya
dengan memburu, memakan, atau menghisap cairan tubuh serangga lain sehingga menyebabkan
kematian. Di ekosistem persawahan, jenis serangga predator merupakan musuh alami yang paling
berperan dalam menekan populasi hama padi (Herlinda et al., 2008).
Predator adalah organisme yang hidup bebas dengan memakan, membunuh atau memangsa
binatang lainnya. Apabila parasitoid memarasit pada inang maka predator atau pemangsa memakan
mangsanya sampai mati. Predator memangsa dan membunuh mangsanya secara langsung sehingga
harus memiliki daya berburu yang tinggi dan memiliki kelebihan sifat fisik yang memungkinkan predator
mampu menangkap dan membunuh mangsanya, (Sopialena, 2018).
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik mengkaji tentang “Analisis Keragaman Jenis
Serangga Predator Pada Tanaman Padi di Areal Persawahan Kecamatan Insana”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2023, di areal
persawahan Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Inseknet, Pinset, Kamera, Kertas label, Kantung
plastik, Botol koleksi, Alat tulis, Jarum suntik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
alkohol 70% dan air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jelajah yakni
menjelajah setiap petak yang sudah ditentukan. Pengumpulan data serangga menggunakan jala
serangga atau inseknet (Basuki, 2010).
Prosedur penelitian sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan observasi ke lokasi penelitian
b. Menentukan waktu penelitian
c. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Lokasi penelitian terdapat 2 titik areal persawahan yaitu: areal persawahan Oetuba dengan
luas sawahnya 42 Ha. dan areal persawahan Oelolok dengan luas sawahnya 42 Ha.
b. Pembagian petak yang sudah ditentukan.
Luas keseluruhan lokasi penelitian titik A dan B adalah 42 m2, diambil sepuluh petak sawah
untuk lokasi penelitian berdasarkan purposive sampling dengan luasnya masing-masing adalah
sebagai berikut.
a. Penangkapan serangga
- Cara penangkapan serangga dengan menggunakan jala serangga atau inseknet.Tiga kali
dalam sehari yaitu pada pagi hari, siang hari, dan sore hari. Alat ini terbuat dari bahan
yang ringan dan mudah diayunkan dan serangga yang tertangkap dapat terlihat. Yang
dilakukan dengan sistem diagonal, pemantauan 7 hari sekali dengan waktu pengamatan
3 kali pemantauan selama satu minggu. Penangkapan serangga dilakukan pada pagi
hari sekitar pukul 07:00 sampai 09:00 WITA dan pada siang hari sekitar jam 11:00
sampai 01:00 WITA selanjutnya pada sore hari sekitar jam 17:00 sampai 18:00 WITA.
Hꞌ = - ∑ Pi Ln Pi
Dengan Pi = ni / N
Keterangan :
Hꞌ = Indeks keanekaragaman Shannon – Wiener
ni = Jumlah individu untuk spesies ke-i
N= Jumlah total individu
Pi = Kelimpahan jenis ke-i
Untuk mengetahui keberadaan nilai keanekaragaman, maka indeks keanekaragaman Shannon–
Wiener dikategorikan kedalam tiga kriteria, yaitu :
Hꞌ<1 =indeks keanekaragaman dikategorikan rendah.
Hꞌ 1-3 = indeks keanekaragaman dikategorikan sedang.
Hꞌ >3 =indeks keanekaragaman dikategorikan tinggi
A. Identifikasi jenis-jenis serangga Predator yang ditemukan pada Tanaman Padi di Areal
Persawahan Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara.
Serangga Predator yang ditemukan pada Tanaman Padi di kedua titik areal persawahan
Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara terdiri atas 6 jenis serangga predator
diantaranya yaitu Coccinella transversalis F. Ortherum sabina, Crocothemis sirvillia, Diplacodes
trivialis, Tenodera sinensis S. Oecophylla samaragdina.
Coccinella transversalis F
Gambar 1. Coccinella transversalis F. (Dokumentasi pribadi)
Coccinellidae memiliki ciri-ciri sebagai berikut: ukuran tubuh panjang 4 cm, caput
berwarna hitam berbentuk pronotus, antena tipe clavate, memiliki pronotum berwarna hitam,
tipe mulut mengunyah dan menggigit, memiliki elitra yang berwarna orange dengan bercak hitam
dan ukuran 3 cm, sayap posterior berwarna transparan, dengan ukuran 2,3 cm dan terlipat di
bawah elitra, toraks berwarna hitam dengan ukuran 1 cm, memiliki tungkai berbentuk ramping
dan terdiri dari femur dan tibia dengan ukuran yang sama yaitu 1,5 mm dan pada bagian tarsus
terdapat 4 segmen dengan ukuran 1,6 mm, memiliki 6-7 segmen abdomen yang berwarna hitam.
Berperan sebagai predator dan habitatnya di daun. (Hidayat, 2009).
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insect
Ordo : Coleoptera
Famili : Coccinellidae
Genus : Coccinella
Spesies :Coccinellanz transversalis F.
Ortherum sabina
Ortherum sabina memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memiliki ciri berupa mata berwarna biru
kehijauan sayap transparan dengan venas warna cokelat kemerahan atau kekuningan yang
terdapat di sayap belakang. Terdapat garis hitam dan putih kekuningan pada bagian pinggir
sintoraks, abdomen berwarna putih kekuningan sepanjang lateral dan anterior. Selain itu capung
ini mudah di kenali ruas abdomen satu sampai tiga yang membengkak dengan adanya paduan
warna kuning pucat agak kehijauan. (Hidayah, 2008).
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insect
Ordo : Odonata
Famili : Libellulidae
Genus : Ortherum
Spesies:Ortherum sabina
Crocothemis servillia
Gambar 4.3 Crocothemis sirvillia. (Dokumentasi pribadi)
Capung spesies jantan ini memiliki warna mencolok yakni dominan merah-jingga di
seluruh tubuh kecuali sayap, selain itu terlihat juga alat kelamin utama jantan di bagian ujung
segmen 9 abdomen. Capung ini memiliki panjang toraks 1 cm berwarna merah dengan garis-
garis hitam di sisi kiri dan kanan. Spesies ini memiliki 10 segmen (ruas) abdomen, ruas 4-9
membulat, pada ruas 1-3 lebar, dan ruas 10 meramping. Sisi atas capung terdapat garis hitam,
panjang sayap depan 3,2 cm, panjang sayap belakang 3,1 cm, memiliki mata majemuk dengan
warna merah gelap, sayap transparan dengan bagian pangkal bercorak warna kuning, bagian
tengah sayap terdapat perlekukan yang di namakan nodus, kemudian di bagian ujung sayap
terdapat pterostigma kedua sayap yang berwarna kuning kecoklatan yang bentuknya persegi,
dan venasi yang berwarna hitam terlihat seperti jaring. (Hidayat, 2008).
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odoata
Famili : Libellulidae
Genus : Crocothemis
Spesies : Crocothemis servillia
Diplacodes trivialis
Seluruh capung ini berwarna biru-keabuan, mata majemuk jantan bagian atas berwarna
biru gelap dan biru gelap di bagian bawah. Sintoraks biru-keabuan sedikit berserbuk putih dan
tanpa pola garis-garis hitam. Capung ini memiliki segmen abdomen, sayap transparan dengan
venasi dan pterostigma berwarna hitam. Spesies ini bersebaran mulai dari dataran rendah
hingga dataran tinggi, capung ini sering dijumpai di sekitar perairan, sungai, dan persawahan
(Sigit at.,al 2013).
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odoata
Famili : Libellulidae
Genus : Diplacodes
Spesies : Diplacodes trivialis
Tenodera sinensis S.
Tenodera sinensis memiliki ciri-ciri sebagai berikut: ukuran tubuh 6 cm, dan berwarna
cokelat muda. Caput berwarna cokelat, memiliki sepasang mata majemuk yang berwarna hitam,
terdapat antena yang panjang dan bertipe filiform, tipe mulut pengunyah. Pada bagian toraks
terdiri dari tiga segmen yaitu prothorx, mesothoraks dan metatoraks masing-masing terdapat
sepasang tungkai. Sayap pada segmen mesothoraks merupakan anterior yang disebut tegmina
dengan ukuran 6 cm, dan sayap pada segmen metatoraks merupakan sayap posterior yang
tipis dan transparan dengan ukuran 5,5 cm. Abdomen terdiri dari 11 segmen dan berwarna
coklat. Tipe tungkai serangga ini adalah raptorial dan dilengkapi femur dengan ukuran 3 cm,
tibia 2,5 cm yang berduri dan tarsus 1,2 cm dilengkapi dengan claw. Serangga ini memakan
berbagai jenis serangga lain predator. (Sugianto, 2018).
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insect
Ordo : Orthoptera
Famili : Mantidae
Genus : Tenodera
Spesies :Tenodera sinensis S
Oecophylla smaragdina
Semut rangrang adalah semut ukuran besar yang dikenal dengan memiliki kemampuan
tinggi dalam membentuk sarangnya. Memiliki warna merah kehitaman dan memiliki ukuran
tubuh dengan panjang 1-2 cm dilengkapi dengan protonom yang lebar. Memiliki kaki 3 pasang
dengan bagian ujung persegi. (Suhara, 2019).
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insect
Ordo : Hymnoptera
Family : Formicidae
Genus : Oecophylla
Spesies : Oecophylla samaragdina
Hasil identifikasi serangga yang ditemukan selama penelitian di titik A (Oetuba) dan titik B
(Oelolok) terdiri dari 4 famili dan 6 spesies, dengan jumlah famili, spesies dan individu masing-
masing terlihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Jenis dan jumlah serangga Predator yang didapatkan di Areal Persawahan pada titik
A (Oetuba) dan titik B (Oelolok) Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara.
No Family Spesies Jumlah Individu
Titik A Titik B
1 Coccinellidae Kumbang Koksi (Coccinella 119 49
transversalis F.)
2 Libellulidae a. Capung Sampar Hijau 215 212
(Ortherum sabina)
b. Capung Merah 112 122
(Crocothemis servillia Drury)
c. Capung Merah 145 159
(Crocothemis servillia Drury)
3 Mantidae Belalang Sembah (Tenodera 15 13
sinensis S.)
4 Formicidae Semut rang-rang (Oecophylla 114 100
smaragdina)
Total 720 700
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan di areal persawahan pada titik A
(Oetuba) dan titik B (Oelolok) Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara ditemukan 4
famili dan 6 jenis yang terdiri dari Coccinella transversalis F. Ortherum sabina, Crocothemis
servillia Drury, Tenodera sinensis S. Diplacodes trivialis dan Oecophylla smaragdina.
Jumlah Individu setiap spesies dari kedua titik areal persawahan yang tertinggi sampai
yang terendah adalah sebagai berikut: pada titik A (Oetuba ) Ortherum sabina yakni 215
individu, kemudian 145 diikuti oleh Diplacodes trivialis, Coccinella transversalis F. 119 individu,
Oecophylla smaragdina sebanyak 114 individu, Crocothemis servillia Drury sebanyak 112
individu dan Tenodera sinensis S. Sebanyak 15 individu. Dan pada titik B (Oelolok ) Ortherum
sabina yakni 212 individu, kemudian 159 diikuti oleh Crocothemis servillia Drury, Crocothemis
servillia Drury 122 individu, Oecophylla smaragdina sebanyak 100 individu, Coccinella
transversalis F. Sebanyak 49 individu dan Tenodera sinensis S. Sebanyak 13 individu. pada titik
B (Oelolok).
Serangga yang paling banyak ditemukan adalah Ortherum sabina. Spesies ini
merupakan predator yang memangsa wereng, kutu daun, kupu-kupu, lebah, bahkan capung lain
dan dapat hidup dilingkungan. (Sigit et.,al 2013). Ortherum sabina merupakan salah satu
predator nyamuk, mulai dari tahap limfa maupun serangga dewasa. Ortherum sabina mencari
mangsa pada siang hari dengan makanannya berupa serangga kecil (Gesriantuti, 2016)
Orethrum sabina merupakan Salah satu serangga yang mempunyai badan ramping serta
panjang, sayap bervena banyak serta memanjang dan membraneus. Sayap bagian depan serta
sayap belakang nyaris sama dalam wujud serta dimensi. Terdapat antena kecil semacam bulu
yang keras (setaceus). Dikala rehat sayap dibentangkan bersama- sama ke bagian atas badan
ataupun dikatupkan di atas badan. Nimfa disebut juga naiad serta tinggal di air, melainkan yang
dewasa tinggal di dekat nimfa ataupun di udara bebas dekat pertamanan. Salah satu serangga
yang kerap melaksanakan perkawinan dikala terbang. Serangga dewasa ataupun nimfa berperan
menjadi predator. Menurut Odum (1993).
Indeks Keanekaragaman Serangga Di Areal Persawahan Kecamatan Insana (Titik A dan
Titik B)
Tabel 4.2. Nilai keanekaragaman serangga Predator pada tanaman padi di areal
persawahan pada titik A dan B Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara berdasarkan
Indeks Shannon-Wiener.
No Jenis Serangga Predator Nilai Keanekaragaman
Kategori
Titik A Titik B
2. Kelembapan
Menurut Nurhadi & Widiana (2009) Kadar kelembapan tanah juga mempengaruhi status
keanekaragaman dan menjadi faktor penentu keberadaan serangga permukaan tanah.
Berdasarkan hasil pengukuran kelembapan tanah di Persawahan pada titik A (Oetuba) berkisar
72,6 dan titik B (Oelolok) 72,2 efektif untuk kehidupan serangga permukaan tanah. Lingkungan
tanah merupakan lingkungan yang terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik. dalam kehidupan di
alam bersama lingkungan lingkungan secara keseluruhan untuk menyusun ekosfir dengan
demikian lingkungan abiotik dan sumber sumbernya disebut ekosistem.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis Keragaman Jenis Serangga
Predator Pada Tanaman Padi di Areal Persawahan pada titik A (Oetuba) dan titik B (Oelolok),
Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara dapat disimpulkan sebagai berikut:
Ditemukan 6 spesies Serangga Predator yang terdapat pada Tanaman Padi di Areal Persawahan
Kecamatan Insana yaitu Coccinella transversalis , Ortherum sabina, Crocothemis servillia,
Tenodera sinensis, Diplacodes trivialis dan Oecophylla smaragdina, Indeks keanekaragaman
serangga pada tanaman padi di Areal Persawahan Pada titik A (Oetuba), Kecamatan Insana,
Kabupaten Timor Tengah Utara masuk dalam kategori sedang dengan Nilai Indeks 1,518. Indeks
keanekaragaman serangga pada tanaman padi di Areal Persawahan Pada titik B (Oelolok),
Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara masuk dalam kategori sedang dengan Nilai
Indeks 1,458.
SARAN
Hasil penelitian ini saya harapkan dapat menjadi sumber data awal bagi masyarakat
untuk mengetahui jenis serangga predator yang ada di Persawahan pada titik A (Oetuba) dan titik
B (Oelolok), Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara. Kepada semua pihak
masyarakat (Oetuba dan Oelolok) yang berkaitan langsung dengan kelestarian ekosistem sawah,
baik itu petani maupun instansi yang terkait serta keseluruhan komponen masyarakat (Oetuba
dan Oelolok) agar dapat menjaga keseimbangan ekosistem sawah dengan melakukan tindakan-
tindakan yang dilandasi pengetahuan, khususnya tentang ekologi.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Sulistyo. 2010. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Borror, D., Triplehorn, C. A., & Johnson, N. F. (1992). Pengenalan Pelajaran Serangga.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Dinas Pertanian, Kabupaten TTU. (2022). Data Produksi Tanaman Pangan. Kefamenanu: Dinas
Pertanian
Engel, Michael S, David A.Grimaldi (2004). Cahaya baru ditumpahkan pada serangga tertua.
Gesriantuti, 2016. Keanekaragaman Serangga Di Desa Kasang Padang, Kecamatan
Bonaidarusalam, Kabupaten Rokan hulu, Propinsi Riau. Jurnal Photon.Vol. No.1.
Hasanah I, 2007. Bercocok Tanam Padi. Azka Mulia Media, Jakarta.
Herlinda, S., D.S. Kandowangko, I.W. Winasa, dan A. Rauf. 2000. Fauna arthropoda penghuni
habitat pinggiran di ekosistem persawahan. Perhimpunan Entomologi Indonesia dan
Keanekaragaman Hayati Indonesia.
Herlinda, S., Hartono., dan C. Irsen. 2008. Efikasi Bionsektisida formulasi cair berbahaya aktif
Beauveria bassiana (Blas) vuill dan Metarhizium sp. pada wereng.
Hidayat P., B.K. Udiarto,W. Setiawati dan R.R.R Murtiningsih, 2009. Cocinella transversalis.
Karindah Sri,Purwaningsi Ardiyanti, Agustinn Anis dan Astuti L,P.2011.ketertarikan anaxipha
longipennis serville (Orthoptera: Gryllgae) terhadap beberapa jenis gulma disawah
sebagai tempat bertelur.Fakultas Pertanian Universitas Prawijaya Jalan Veteran,Malang
Leksono, Amin. S. (2007). Ekologi Pendekatan Deskriptif Dan Kuantitatif. Malang: Bayumedia
Publishing.
Meilin, A,. & Nasamsir. (2016). Serangga Dan Peranannya Dalam Bidang Pertanian Dan
Kehidupan. Jurnal Media Pertanian, 1(1), 18–28.
Nurhadi, Dan Widiana, R. 2009. Komposisi Arthropoda Permukaan Tanah Di Kawasan
Penambangan Batubara Di Kecamatan Talawi Sawahlunto. Jurnal Sians Dan Teknologi.
Vol. 1, No. 02.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.Gadjah Mada University
Santosa SJ dan J Sulistyo. 2007. Peranan musuh alami hama utama padi pada ekosistem
sawah. Jurnal Inovasi Pertanian 6(1): 1-10.
Siun, N. M. (2012). Ekologi Hewan Tanah.Cetakan Iv. Jekarta: Bumi Aksara Dan Pusat Antar
University Ilmu Hayati Ttb
Sopialena. 2018. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Potensi Mikroba. Mulawarman
University press. Samarinda.
Suhara. Semut rangrang(Oecophylla Smarangdina), (Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.(2009), h. 11—12.
Sugianto, A. 2018 Inventarisasi Belalang Sembah (Mantodea) di Desa Serdang Menang.
Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering IIir. Kumpulan Artikel Insect
Village. 1(2):4-6.
Untung K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Edisi Kedua. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.