Professional Documents
Culture Documents
01.3 BAB IV V DRAFT Perda Sinkronisasi RTRWP Dan RZWP3K 20221108
01.3 BAB IV V DRAFT Perda Sinkronisasi RTRWP Dan RZWP3K 20221108
P
f) Informasi dan komunikasi; dan
g) Real estate.
W
h. Wilayah Pengembangan Bregasmalang berpusat di kawasan perkotaan
Tegal dengan arah pengembangan meliputi:
TR
1. memadukan pembangunan Kota Tegal dan wilayah disekitarnya
2. pengembangan wilayah yang didasarkan pada sektor unggulan
meliputi:
a) Pertambangan dan penggalian;
R
b) perdagangan dan jasa;
c) Kontruksi;
d)
e)
Informasi dan komunikasi;
Real estate; dan
A
D
f) Penyediaan akomodasi.
R
PE
BAB V
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI
Bagian Kesatu
AN
Umum
Pasal 8
R
Bagian Kedua
Sistem Pusat Permukiman
Pasal 9
(1) PKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat (2) huruf a meliputi:
a. kawasan perkotaan Semarang – Kendal – Demak – Ungaran –Salatiga -
Purwodadi (Kedungsepur);
b. kawasan perkotaan Surakarta; dan
c. kawasan perkotaan Cilacap.
(2) PKW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat (2) huruf b meliputi:
a. Kawasan Perkotaan Purwokerto;
b. Kawasan Perkotaan Kebumen;
c. Kawasan Perkotaan Wonosobo;
d. Kawasan Perkotaan Boyolali;
e. Kawasan Perkotaan Klaten;
f. Kawasan Perkotaan Cepu;
P
g. Kawasan Perkotaan Kudus;
h. Kawasan Perkotaan Magelang;
W
i. Kawasan Perkotaan Pekalongan;dan
j. Kawasan Perkotaan Tegal.
TR
(3) PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat (2) huruf c meliputi:
a. kawasan perkotaan Kroya;
b. kawasan perkotaan Majenang;
c. kawasan perkotaan Wangon;
R
d. kawasan perkotaan Ajibarang;
e. kawasan perkotaan Banyumas;
f.
g.
kawasan perkotaan Sumpiuh;
kawasan perkotaan Bobotsari;
A
D
h. kawasan perkotaan Sokaraja;
R
i. kawasan perkotaan Banjarnegara;
j. kawasan perkotaan Klampok;
PE
P
ww. kawasan perkotaan Parakan;
xx. kawasan perkotaan Kendal;
W
yy. kawasan perkotaan Boja;
zz. kawasan perkotaan Kaliwungu;
TR
aaa. kawasan perkotaan Weleri;
bbb. kawasan perkotaan Sukorejo;
ccc. kawasan perkotaan Batang;
ddd. kawasan Perkotaan Limpung;
R
eee. kawasan perkotaan Kajen;
fff. kawasan perkotaan Wiradesa;
ggg. kawasan
hhh. kawasan
perkotaan
perkotaan
Kedungwuni;
Pemalang;
A
D
iii. kawasan perkotaan Comal;
R
jjj. kawasan perkotaan Randudongkal;
kkk. kawasan perkotaan Slawi-Adiwerna;
PE
Bagian Ketiga
R
Umum
Pasal 10
AF
Paragraf 2
Sistem Jaringan Jalan
Pasal 11
(1) Sistem jaringan jalan, sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 huruf a terdiri
atas:
a. jalan umum
b. jalan khusus merupakan jalan yang dibangun dan dipelihara oleh orang
atau instansi untuk melayani kepentingan sendiri;
c. jalan tol
d. terminal penumpang terdiri atas terminal penumpang tipe A dan tipe B;
e. terminal barang;
f. jembatan timbang; dan/atau
g. jembatan
(2) Jalan umum, sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Jalan arteri yang berfungsi menghubungkan antar PKN atau kota Orde 1
terdiri atas:
1. Jalan Losari (Bts. Prov. Jabar) - Pejagan
P
2. Jalan A. Yani (Brebes)
3. Jalan Diponegoro (Brebes)
W
4. Jalan Pemuda (Brebes)
5. Jalan Pejagan - Bts. Kota Brebes
TR
6. Jalan Dr. Ciptomangunkusumo/Dr. Wahidin Sudirohusodo (Tegal)
7. Jalan Gajah Mada (Brebes)
8. Jalan Kol. Sugiono (Tegal)
9. Jalan Mayjend. Sutoyo (Tegal)
R
10. Jalan Sudirman (Brebes)
11. Jalan Bts. Kota Tegal - Bts. Kota Pemalang
12. Jalan Gajah Mada (Tegal)
13. Jalan Mertoloyo (Tegal)
A
D
14. Jalan Mt. Haryono (Tegal)
R
15. Jalan Yos Sudarso (Tegal)
16. Jalan Brigjen Katamso (Pemalang)
PE
P
55. Jalan Walisongo (Semarang)
56. Jalan Lingkar Kaliwungu
W
57. Jalan Bts. Kota Semarang - Bts. Kota Demak
58. Jalan Arteri Utara (Martadinata, Fly Over,Yos Sudarso) (Semarang)
TR
59. Jalan Usman Janatin (Semarang)
60. Jalan Lingkar Demak
61. Jalan Bts. Kota Demak - Trengguli
62. Jalan Trengguli - Bts. Kab. Demak/Kudus
R
63. Jalan Bts. Kab. Demak/Kudus - jati
64. Jalan Jati - Kudus
65.
66.
Jalan
Jalan
Lingkar Kudus A
Sp. 3 lingkar Kudus Timur - Bts. Kab. Pati /Kudus
D
67. Jalan Lingkar Pati
R
68. Jalan Diponegoro (Rembang)
69. Jalan Untung SuroPati (Rembang)
PE
P
108. Jalan Mt. Haryono (Cilacap)
109. Jalan Niaga (Cilacap)
W
110. Jalan Nusantara (Cilacap)
111. Jalan Panjaitan (Cilacap)
TR
112. Jalan Penyu (Cilacap)
113. Jalan Soekarno-Hatta (Cilacap)
114. Jalan Sudirman Barat (Cilacap)
115. Jalan Tentara Pelajar (Cilacap)
R
116. Jalan Urip Sumoharjo (Cilacap)
117. Jalan Yos Sudarso (Cilacap)
118.
119.
Jalan
Jalan
Bts. Kota Cilacap - slarang
Slarang - Kesugihan
A
D
120. Jalan Kesugihan - Maos - Sampang
R
121. Jalan Buntu - Bts. Kedu Selatan
122. Jalan Bts. Banyumas tengah - Kebumen
PE
P
atas;
a) Ruas jalan kolektor primer satu (JKP-1) meliputi:
W
1) Jalan Kaligawe (Semarang)
2) Jalan Wangon - Manganti
TR
3) Jalan Manganti - Rawalo
4) Jalan Buntu - Banyumas
5) Jalan Banyumas - Bts. Kab. Banjarnegara/Banyumas
6) Jalan Bts. Kab. Banjarnegara/Banyumas - Klampok
R
7) Jalan Pemuda (Banjarnegara)
8) Jalan Suprapto (Banjarnegara)
9) A
Jalan Klampok - Bts. Kota Banjarnegara
10) Jalan Bts. Kota Banjarnegara - Bts. Kab. Wonosobo (Bmu)
D
11) Jalan S. Parman (Banjarnegara)
R
12) Jalan Tentara Pelajar (Banjarnegara)
13) Jalan Bts. Kab. Banjarnegara - Selokromo
PE
P
52) Jalan Pattimura (Purwokerto)
53) Jalan Yos Sudaro (Purwokerto)
W
54) Jalan Bts. Kota Purwokerto - Sukaraja
55) Jalan Gerilya (Purwokerto)
TR
56) Jalan Veteran (Purwokerto)
57) Jalan Sukaraja - Kaliori
58) Jalan Kaliori - Banyumas
59) Jalan Sp. 3 tol Pejagan Kanci - Ketanggungan - Bts. Kab.
R
Tegal/Kab. Brebes
60) Jalan Bts. Kab. Tegal/Kab. Brebes - Prupuk
A
61) Jalan Trengguli - Bts. Kab. Demak/Bts. Kab. Jepara
62) Jalan Bts. Kab. Demak/Bts. Kab. Jepara - Margoyoso
D
63) Jalan A. Yani (Jepara)
R
64) Jalan Kartini (Jepara)
65) Jalan Pemuda (Jepara)
PE
P
26) Jalan Cangkiran - Boja – Sukorejo
27) Jalan Cangkiran - Boja – Sukorejo
W
28) Jalan Ungaran - Cangkiran
29) Jalan Brigjend Sudiarto (Semarang)
TR
30) Jalan Semarang - Godong
31) Jalan Godong - Purwodadi
32) Jalan A.Yani (Purwodadi)
33) Jalan Purwodadi - Wirosari
R
34) Jalan Wirosari - Kunduran
35) Jalan Kunduran - Ngawen - Blora
36)
37)
Jalan
Jalan
A
Wirosari - Sulursari- Singget/ Bts. Kab. Blora
Singget/ Bts. Kab. Grobogan - Doplang - Cepu
D
38) Jalan Lingkar Utara Purwodadi
R
39) Jalan Purwokerto - Pegalongan
40) Jalan Lingkar Selatan Purwodadi
PE
P
79) Jalan Pahlawan (Lingkar Barat Purworejo)
80) Jalan wr. Supratman (Purworejo)
W
81) Jalan Purworejo - Sibolong/ Bts. Prov. DIY
82) Jalan Salaman – Borobudur
TR
83) Jalan Panca Arga (Magelang)
84) Jalan Magelang – Salaman
85) Jalan Sapuran – Kaliangkrik/ Bts. Kab. Magelang
86) Jalan Magelang – Kaliangkrik/ Bts. Kab. Wonosobo
R
87) Jalan Temanggung - Pertigaan Bulu
88) Jalan Parakan – Patean/ Bts. Kab. Kendal
89)
90)
A
Jalan Weleri – Patean/ Bts.kab.temanggung
Jalan Banyuputih - Bawang
D
91) Jalan Pringsurat - Kranggan
R
92) Jalan Magelang - Ngablak/ Bts. Kab. Semarang
93) Jalan Bts.Lingkar Salatiga -Ngablak/ Bts.Kab.Magelang
PE
P
131) Jalan Kudus - Colo
132) Jalan Juwana - Todanan/ Bts. Kab. Blora
W
133) Jalan Todanan - Ngawen
134) Jalan Iskandar (Pati)
TR
135) Jalan Ungkar Selatan (Pati)
136) Jalan Pati – Kayen – Sukolilo/ Bts. Kab.Grobogan
137) Jalan Sukolilo/ Bts. Kab. Pati- Grobogan
138) Jalan Lasem -Sale / Bts. Prov. Jatim
R
139) Jalan Kuwu - Galeh/ Bts. Kab. Sragen
140) Jalan Galeh – Ngrampal
141)
142)
Jalan
Jalan
Sukowati (Sragen) A
Sragen- Batujamus/ Bts. Kab. Karanganyar
D
143) Jalan Karanganyar - Batujamus / Bts. Kab. Sragen
R
144) Jalan Palur – Karanganyar
145) Jalan Karanganyar – Tawangmangu – Kalisoro
PE
P
c) Jalan lokal, meliputi jalan lokal primer yang menghubungkan pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan
W
wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lokal Di Provinsi Jawa Tengah.
TR
(3) Jalan khusus sebagaimana dimaksud dalam pada Ayat (1) huruf b
merupakan jalan yang dibangun dan dipelihara oleh orang atau instansi
untuk melayani kepentingan sendiri yang ada di Provinsi Jawa Tengah yang
terdisri dari jalan khusus di:
R
a. kawasan industri;
b. kawasan pertambangan;
c.
d.
kawasan wisata; dan
kawasan lainnya.
A
D
(4) Jalan tol sebagaimana dimaksud dalam pada Ayat (1) huruf c meliputi:
R
a. Jalan tol Semarang Seksi A, Seksi B dan Seksi C;
b. Jalan tol Kota Semarang – Kabupaten Kendal (jalan pesisir);
PE
perundang-undangan.
(5) Terminal penumpang terdiri atas terminal penumpang tipe A dan tipe B yang
D
berada di Provinsi Jawa Tengah sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf
d meliputi:
a. Terminal Tipe A terdiri atas:
1. Kabupaten Cilacap;
2. Kabupaten Banyumas;
3. Kabupaten Purbalingga;
4. Kabupaten Banjarnegara;
5. Kabupaten Kebumen;
6. Kabupaten Purworejo;
7. Kabupaten Wonosobo;
8. Kabupaten Boyolali;
9. Kabupaten Klaten;
10. Kabupaten Wonogiri;
11. Kabupaten Sragen;
12. Kabupaten Grobogan;
13. Kabupaten Blora;
14. Kabupaten Rembang;
15. Kabupaten Pati;
16. Kabupaten Kudus;
17. Kabupaten Jepara;
18. Kabupaten Demak;
19. Kabupaten Pemalang;
P
20. Kabupaten Semarang;
21. Kota Magelang;
W
22. Kota Surakarta;
23. Kota Salatiga;
TR
24. Kota Semarang;
25. Kota Pekalongan; dan
26. Kota Tegal.
b. Terminal Tipe B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
R
1. Kabupaten Cilacap;
2. Kabupaten Banyumas;
3. Kabupaten Purbalingga;
4. Kabupaten Banjarnegara;
A
D
5. Kabupaten Kebumen;
R
6. Kabupaten Purworejo;
7. Kabupaten Boyolali;
PE
8. Kabupaten Sukoharjo;
9. Kabupaten Wonogiri;
10. Kabupaten Karanganyar;
11. Kabupaten Sragen;
AN
P
l. Lebuawu (Kab. Jepara)
m. Sambong (Kab. Blora)
W
n. Ajibarang (Kab. Banyumas)
(9) Jembatan yang tersebar di kabupaten-kota di provinsi Jawa Tengah yang
TR
menjadi kewenangan provinsi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf g
dapat dilihat pada lampiran…
Paragraf 3
R
Sistem Jaringan Kereta Api
Pasal 12
A
(1) Sistem jaringan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b
D
terdiri atas:
R
a. jaringan jalur kereta api (KA) termasuk kereta rel listrik, kereta bawah
tanah, monorail dan lain-lain; dan/atau
PE
2. Solo-Boyolali;
3. Semarang – Kudus – Pati – Juwana – Rembang – Lasem – Jatirogo -
Bojonegoro;
4. Semarang – Tegal – Brebes;
5. Kalibodri-Kendal-Kaliwungu;
6. Kudus-Bakalan;
7. Rembang-Blora-Cepu;
8. Gambringan-Purwodadi;
9. Kedungjati – Tuntang Ambarawa;
10. Ambarawa- Secang - Magelang-Yogya;
11. Semarang – Solo;
12. shortcut Randegan – Sikampuh;
13. Purwokerto-Wonosobo; dan
14. Secang-Temanggung-Parakan.
(4) Jaringan kereta api perkotaan/ komuter sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b terdiri atas:
a. jalur Kedungsepur;
b. jalur Subosukowonosraten;
c. jalur Petanglong;
d. jalur Bregasmalang; dan
e. jalur Barlingmascakeb.
(5) Pengembangan jaringan jalur kereta api (KA) sebagaimana dimaksud pada
P
ayat (1) huruf a mempertimbangkan keterkaitan sistem angkutan antar moda
dari dan menuju:
W
a. Pelabuhan Tanjung Mas;
b. Pelabuhan Kendal;
TR
c. Pelabuhan Tanjung Intan;
d. Pelabuhan Tegal;
e. Bandar Udara Adi Sumarmo;
f. Bandar Udara Ahmad Yani;
R
g. Bandar Udara Jend. Besar Soedirman; dan
h. Simpul transportasi lainnya.
Pasal 13
A
D
(1) Stasiun kereta api (KA) sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 Ayat (1) huruf
R
b terdiri atas:
a. Kota Semarang
PE
b. Kota Surakarta
c. Kabupaten Banjarnegara
d. Kabupaten Banyumas
e. Kabupaten Blora
AN
f. Kabupaten Cilacap
g. Kabupaten Demak
h. Kabupaten Grobogan
R
i. Kabupaten Kebumen
j. Kabupaten Kendal
T
k. Kabupaten Klaten
l. Kabupaten Kudus
AF
m. Kabupaten Magelang
n. Kabupaten Pati
o. Kabupaten Pemalang
R
p. Kabupaten Purbalingga
q. Kabupaten Purworejo
D
r. Kabupaten Rembang
s. Kabupaten Semarang
t. Kabupaten Sukoharjo
u. Kabupaten Wonogiri
v. Kabupaten Wonosobo
w. Kota Magelang
x. Kota Pekalongan
y. Kota Tegal
Paragraf 4
Sistem Jaringan Sungai, Danau, Dan Penyeberangan
Pasal 14
(1) Sistem jaringan sungai, danau, dan penyeberangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 huruf c terdiri atas:
a. alur-pelayaran sungai dan alur-pelayaran danau yang terdapat pada
wilayah provinsi; dan
b. pelabuhan penyeberangan.
(2) Alur-pelayaran sungai dan alur-pelayaran danau yang terdapat pada wilayah
provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi seluruh
sungai dan danau di Jawa Tengah.
P
(3) Pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi :
W
a. pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Cilacap;
b. pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Jepara; dan
TR
c. pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Kendal; dan
d. pelabuhan penyeberangan lainnya yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan
R
Paragraf 5
Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pasal 15 A
(1) Sistem Jaringan Transportasi Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
D
huruf d terdiri atas:
R
a. Pelabuhan Laut
b. Alur Pelayaran di Laut
PE
(2) Pelabuhan Laut sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a terdiri dari:
a. Pelabuhan Utama
1. Pelabuhan Tanjung Emas di Kota Semarang;
AN
P
e. Terminal Umum
Terminal umum yaitu bagian dari pelabuhan yang terletak di dalam atau
W
di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan
TR
pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk
melayani kepentingan umum yang diselenggarakan oleh Penyelenggara
Pelabuhan atau Badan Usaha Pelabuhan yang telah atau akan diberikan
R
hak untuk meyelenggarakan kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan
jasa kepelabuhanan tertentu dalam jangka waktu tertentu dan
A
kompensasi tertentu yang diatur dalam perjanjian konsesi atau bentuk
D
kerjasama lainnya. Terminal umum yang digambarkan dalam rencana
struktur ruang wilayah provinsi adalah terminal umum yang terletak di
R
perundang-undangan.
f. Terminal Khusus
Terminal khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah
R
g. Pelabuhan Perikanan:
1. Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) berupa Pelabuhan Perikanan
D
P
4. Pangkalan pendaratan ikan (PPI) berada di:
W
1) Kabupaten Cilacap meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Jetis;
TR
▪ Pelabuhan Perikanan Kemiren;
▪ Pelabuhan Perikanan Lengkong;
R
▪ Pelabuhan Perikanan Padanarang;
▪ Pelabuhan Perikanan Rawa Jarit;
▪ A
Pelabuhan Perikanan Sentolo Kambang;
D
▪ Pelabuhan Perikanan Sentolo Kawat;
▪ Pelabuhan Perikanan Sidakarya;
R
P
▪ Pelabuhan Perikanan Pangaradan;
W
▪ Pelabuhan Perikanan Prapag Kidul;
▪ Pelabuhan Perikanan Pulolampes;
TR
▪ Pelabuhan Perikanan Sawojajar;
7) Kabupaten Batang meliputi:
R
▪ Pelabuhan Perikanan Celong;
▪ Pelabuhan Perikanan Roban;
▪ Pelabuhan Perikanan Seklayu; A
D
8) Kabupaten Jepara meliputi:
R
▪ Pelabuhan Perikanan Bandungharjo;
▪ Pelabuhan Perikanan Bondo;
PE
▪ Pelabuhan Panggung;
▪ Pelabuhan Perikanan Tubanan;
T
P
▪ Pelabuhan Perikanan Tanjungsari;
▪ Pelabuhan Perikanan Tasik Rejo;
W
▪ Pelabuhan Perikanan Ulujami;
TR
14) Kabupaten Tegal berupa Pelabuhan Perikanan Surodadi;
15) Kabupaten Rembang meliputi:
▪ Pelabuhan Perikanan Bakung;
R
▪ Pelabuhan Perikanan Binangun;
▪
▪
A
Pelabuhan Perikanan Karanganyar;
Pelabuhan Perikanan Karanglincak;
D
▪ Pelabuhan Perikanan Pandangan;
R
▪ Pelabuhan Perikanan Pangkalan;
PE
c. Alur-Pelayaran Khusus
(4) Alur-Pelayaran Umum dan Perlintasan sebagaimana dimaksud pada Ayat (5)
AF
huruf a meliputi:
○ Alur pelayaran dan perlintasan regional ditetapkan di perairan
sekitar:
R
■ Kabupaten Cilacap;
■ Kabupeten Kebumen;
D
■ Kabupeten Purworejo;
■ Kabupeten Wonogiri;
■ kabupaten Brebes;
■ Kota Tegal;
■ Kabupaten Batang;
■ Kabupaten Kendal;
■ Kota Semarang;
■ Kabupaten Demak;
■ Kabupaten jepara
■ Kabupaten Pati;
P
Tanjung Intan, Terminal Khusus PLTU Batang, Terminal Khusus PLTU Tanjung
Jati Jepara, Terminal Khusus PLTU Sluke Rembang, Terminal Khusus PLTU
W
Karang Kandri Cilacap, Terminal Khusus PLTU Adipala Cilacap dan PPP
Morodemak
TR
(6) Alur-Pelayaran Khusus sebagaimana dimaksud pada Ayat (5) huruf a
meliputi alur khusus yang ada di perairan Provinsi Jawa Tengah berjumlah 9
lokasi yang tersebar di Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang,
Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Cilacap
R
Paragraf 6
Bandar Udara Umum
Pasal 16
A
D
(1) Bandar Udara Umum, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Ayat (5) terdiri
R
atas:
a. Bandar Udara Pengumpul
PE
(2) Bandar Udara Pengumpul sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a
meliputi:
AN
meliputi:
a. Bandar Udara Tunggul Wulung di Kabupaten Cilacap;
AF
Bagian Keempat
Sistem Jaringan Energi
Paragraf 1
Umum
Pasal 17
Sistem Jaringan Energi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Ayat (3) huruf b
terdiri atas:
a. Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi;
b. Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan; dan
Paragraf 2
Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi
Pasal 18
Jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada Pasal
17 huruf a, meliputi:
a. infrastruktur minyak dan gas bumi; dan/atau
b. jaringan minyak dan gas bumi termasuk jaringan pipa/kabel bawah laut.
Infrastruktur minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 huruf
a, meliputi:
P
a. Kilang LNG meliputi:
1. Kabupaten Cilacap;
W
2. Kota Semarang; dan
3. Kabupaten/Kota lainnya yang ditetapkan dengan peraturan-
TR
perundang-undangan.
b. Depo BBM meliputi:
1. Kabupaten Cilacap;
2. Kota Tegal;
R
3. Kabupaten Tegal;
4. Kabupaten Boyolali;
5. Kabupaten Blora; dan
6. Kota Semarang; dan
A
D
7. Kabupaten/Kota lainnya.
R
Jaringan minyak dan gas bumi termasuk jaringan pipa/kabel bawah laut
sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 huruf b, meliputi:
PE
5. Semarang - Kendal;
6. Semarang - Solo;
T
Paragraf 3
Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Pasal 19
(1) Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 17 huruf b terdiri atas:
a. Infrastruktur Pembangkitan Tenaga Listrik dan Sarana Pendukung
b. Jaringan Infrastruktur Penyaluran Tenaga Listrik dan Sarana Pendukung
P
(2) Infrastruktur pembangkit tenaga listrik dan sarana pendukungnya,
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) hurud a meliputi:
W
a. pembangkit listrik tenaga air meliputi:
1. Kabupaten Banjarnegara;
TR
2. Kabupaten Banyumas;
3. Kabupaten Blora;
4. Kabupaten Boyolali;
5. Kabupaten Brebes;
R
6. Kabupaten Grobogan;
7. Kabupaten Karanganyar;
8. Kabupaten Kebumen;
9. Kabupaten Kudus;
A
D
10. Kabupaten Pati;
R
11. Kabupaten Purworejo;
12. Kabupaten Semarang;
PE
17. Lokasi lain meliputi seluruh waduk yang memiliki potensi yang
ditetapkan peraturan-perundang-undangan.
b. pembangkit listrik tenaga panas bumi meliputi:
R
1. Kabupaten Banjarnegara;
2. Kabupaten Banyumas;
T
3. Kabupaten Kendal;
4. Kabupaten Magelang;
AF
5. Kabupaten Purbalingga;
6. Kabupaten Semarang;
7. Kabupaten Sragen;
R
8. Kabupaten Tegal;
9. lokasi lainnya yang ditetapkan Peraturan Perundang-undangan.
D
P
Kabupaten/ Kota.
h. pembangkit listrik tenaga bayu/angin meliputi:
W
1. Kabupaten Purworejo;
2. Kabupaten Jepara; dan
TR
3. lokasi lainnya yang di tetapkan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
i. pembangkit listrik yang berasal dari energi baru terbarukan diseluruh
Kabupaten/ Kota;
R
(3) Jaringan Infrastruktur Penyaluran Tenaga Listrik dan Sarana Pendukung
A
sebagimana dimaksud pada Ayat (1) huruf (b) terdiri atas:
a. jaringan transmisi tenaga listrik antarsistem, meliputi:
D
1. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Ungaran dan
R
PLTGU/PLTU Tambak Lorok memasok wilayah Kota Semarang, Kota
Salatiga, Kab. Semarang, Kab. Dernak, Kab. Grobogan, Kab. Jepara,
PE
Kab. Kudus, Kab. Pati, Kab. Blora, Kab. Rembang, Kab. Kendal, Kab.
Batang, Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan, Kab. Pemalang, Kota
Tegal, Kab. Tegal, dan Kab. Brebes.
2. GITET Pedan dan GITET Kasugihan memasok wilayah Kota Surakarta,
AN
P
8. Semarang – Takisung
9. Pelabuhan Tanjung Emas
W
10. Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap
11. Pipa Fluida Intake PLTU Batang
TR
12. Pipa Fluida Intake PT Pertamina Cilacap
R
d. gardu listrik, meliputi:
1. GI Majenang II – Kabupaten Cilacap
2. GI Batang – Kabupaten Batang A
D
3. GI Kudus (Nalumsari) – Kabupaten Jepara
4. GI Pati II – Kabupaten Pati
R
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
AN
Bagian Kelima
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 20
R
(2) Jaringan tetap sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a meliputi:
a. sistem prasarana jaringan kabel serat optik dan pembangunan saluran
serat optik bersama di seluruh Kabupaten/ Kota;
b. jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direncanakan sudah
melayani seluruh ibukota Kecamatan; dan
c. pembangunan jaringan kabel diarahkan terpadu dengan pembangunan
jaringan prasarana lainnya, khususnya dalam waktu pelaksanaan
pembangunan.
(3) Jaringan bergerak sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b meliputi:
a. jaringan bergerak terestrial.
b. Jaringan bergerak satelit.
Bagian Keenam
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Paragraf 1
Umum
Pasal 21
Sistem Jaringan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat
(3) huruf d terdiri atas:
P
a. Sistem Jaringan Irigasi;
b. Sistem Jaringan Air Bersih
W
c. Sistem Pengendalian Banjir; dan/atau
d. Bangunan Sumber Daya Air.
TR
Paragraf 2
Sistem Jaringan Irigasi
Pasal 22
R
(1) Sistem Jaringan Irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Huruf a
meliputi DI dalam kewenangan pengelolaan provinsi, meliputi:
1. DI Bakdalem;
2. DI Bapang;
A
D
3. DI Baran;
R
4. DI Blingi;
5. DI Bonggo;
PE
6. DI Braholo;
7. DI Brajan;
8. DI Cangkring;
9. DI Cengklik;
AN
10. DI Garat;
11. DI Gisik;
12. DI Glodok;
R
13. DI Gunungmaling;
14. DI Jaban;
T
15. DI Jetis;
16. DI Jetu;
AF
17. DI Jumeneng;
18. DI Kasihan II;
19. DI Kedungboyo;
R
20. DI Kepoh;
21. DI Klego;
D
22. DI Kwangsan;
23. DI Latung;
24. DI Lemahbang;
25. DI Majegan;
26. DI Mantren;
27. DI Menggok;
28. DI Mindi;
29. DI Munggur;
30. DI Ngasem;
31. DI Nyaen;
32. DI Pakelan;
33. DI Plosowareng;
34. DI Pulo;
35. DI Pundung;
36. DI Sedayu;
37. DI Selomoro;
38. DI Semanding;
39. DI Sidomakmur;
40. DI Srambang;
41. DI Sudangan;
42. DI Temantenan;
43. DI Tlatar;
P
44. DI Trani;
45. DI Tritis;
W
46. DI Walikan;
47. DI Wonotoro;
TR
48. DI Parean;
49. DI Penggaron;
50. DI Aji Kedung Pengilon;
51. DI Dolok;
R
52. DI Sidopangus;
53. DI Guntur;
54. DI Plumbon;
55. DI Pelayaran Batu Sayung;
A
D
56. DI Padasklorot;
R
57. DI Rejoso;
58. DI Aji Getas;
PE
59. DI Isep-isep;
60. DI Senjoyo;
61. DI Sinongko;
62. DI Sojomerto;
AN
63. Di Sucen;
64. DI Mejagong;
65. DI Gangsa Lumingser;
R
66. DI Sidapurna;
67. DI Pesayangan;
T
68. DI Beji;
69. DI Gondang;
AF
70. DI Karanganyar;
71. DI Kemaron;
72. DI Lenggor;
R
P
97. DI Buniayu;
98. DI Andongbang;
W
99. DI Banjaran;
100. DI Bodag;
TR
101. DI Dwicupaksari;
102. DI Kalisapi;
103. DI Kebasen;
104. DI Kedunglimus Arca;
R
105. DI Krenceng;
106. DI Piasa;
107. DI Pribadi;
108. DI Nglasem
A
D
(2) Saluran dan bangunan serta bangunan pelengkap irigasi di Jawa Tengah
dapat di lihat pada lampiran…..
R
PE
Paragraf 3
Sistem Jaringan Air Bersih
Pasal 23
Sistem Jaringan Air Bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Huruf b
AN
meliputi:
a. pembangunan jaringan air bersih perpipaan di kawasan perkotaan dan
perdesaan;
R
c. Sistem jaringan air bersih termasuk jaringan pipa untuk kebutuhan water
treatment yang ada di laut.
AF
Paragraf 4
Sistem Pengendalian Banjir
R
Pasal 24
D
P
f. Pembangunan waduk.
(4) Sistem Pengendali banjir Rob sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b.
W
Nomor 2. berupa prasarana penanggulangan rob dan banjir yang dilakukan
dengan cara alami dan atau rekayasa teknis yang tersebar di
TR
kabupaten/kota pesisir Utara dan Selatan Jawa Tengah, berupa:
a. Pengamanan Pantai; dan
b. Perkuatan Pantai.
R
Paragraf 5
Bangunan Sumber Daya Air
Pasal 25 A
Bangunan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Huruf d
D
terdiri atas:
R
a. Bangunan Bendungan yang meliputi:
1. Bendungan Malahayu;
PE
2. Bendungan Penjalin;
3. Bendungan Cacaban;
4. Bendungan Rawapening;
5. Bendungan Jati Barang;
AN
6. Bendungan Gembong;
7. Bendungan Gunungrowo;
8. Bendungan Kedungombo;
R
9. Bendungan Tempuran;
10. Bendungan Greneng;
T
P
40. Bendungan Wadaslintang;
41. Bendungan Pejengkolan;
W
42. Bendungan Sudirman;
43. Bendungan Logung;
TR
44. Bendungan Gondang;
45. Bendungana Pidekso;
46. Bendungan Randugunting;
47. Bendungan Bener;
R
48. Bendungan Jlantah;
49. Bendungan Mrica;
50. Bendungan Bade;
51. Bendungan Garung;
A
D
52. Bendungan Matenggeng;
R
53. Bendungan Bantarkawung;
54. Bendungan Jragung;
PE
5. Embung Bulakelor;
6. Embung Bulakpancing;
AF
7. Embung Bumiaji;
8. Embung Bumiayu;
9. Embung Bunter;
R
P
34. Embung Kedungjati;
35. Embung Kertasari;
W
36. Embung Ketileng;
37. Embung Klampis;
TR
38. Embung Krikilan;
39. Embung Lawatan;
40. Embung Liyunggunung;
41. Embung Margapadang;
R
42. Embung Mesu;
43. Embung Mini Bancak;
44. Embung Mranggen;
45. Embung Ngerjo;
A
D
46. Embung Nglasep;
R
47. Embung Ngunduk;
48. Embung Pasangan;
PE
P
12. Long Storage Ketangi;
13. Long Storage Mukiran;
W
14. Long Storage Ngilen;
15. Long Storage Pace;
TR
16. Long Storage Sambong; dan
17. Long Storage Teleng.
d. Bangunan sarana prasarana konservasi sumberdaya air yang meliputi :
1. Check dam;
R
2. Gully plug;
3. Groundsill;
e. A
Bangunan pelindung pantai yang meliputi :
1. Jetty;
D
2. Groin;
R
3. Break water;
4. Tanggul laut;
PE
5. Sea wall;
f. Bangunan pengambil air di darat lainnya: IPA regional ....
1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH);
2. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK);
AN
Bagian Ketujuh
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
AF
Pasal 26
(1) Sistem Sistem Jaringan Prasarana Lainnya sebagaimana dimaksud dalam
R
P
o. Pengembangan sistem penyediaan air minum dapat dikembangkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
W
(3) Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi :
TR
a. SPALD Regional di Kawasan Kota Surakarta, Kab. Karanganyar dan Kab.
Sukoharjo
b. SPALD Regional (Kawasan Kota Pekalongan dan Kab. Batang) dan
(Kawasan Kab. Banyumas, Kab. Purbalingga dan Kab. Banjarnegara)
R
c. Sistem pengelolaan air limbah dilakukan melalui pengelolaan dan
pengembangan sistem air limbah domestik dan air limbah non domestic
A
seluruh kab/kota yang berbatasan yang merupakan kewenangan
provinsi.
D
d. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah dapat ditetapkan sesuai
R
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
PE
perundang-undangan.
(5) Sistem pengembangan jaringan persampahan sebagaimana dimaksud pada
Ayat (1) huruf d meliputi:
R
Pasal 27
Rencana struktur ruang digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 :
250.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran .... yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini
P
W
TR
R
A
D
R
PE
AN
R
T
AF
R
D