Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 40
154 | Dion Yuliento Dengan pandai menempatkan diri, kita bisa membangun hubungan yang lebih kuat, memengaruhi orang lain dengan positif, dan menciptakan lingkungan yang harmonis dan bermakna bagi diri kita dan orang lain. The Principles of Power | 185 28 Jadilah Adil, Jangan Berpihak “Jangan biarkan keberpihakanmu menjadi penghalang dalam mengambil tindakan yang tepat.” —Albert Einstein. PADA masa kejayaan Romawi kuno, hiduplah seorang tokoh terkenal bernama Julius. Ia adalah seorang konsul yang bijaksana dan dikenal karena keadilan serta ketidakberpihakannya. Julius adalah seorang pemimpin yang berintegritas tinggi. Jaselalu berusaha untuk mengambil keputusan yang adil, tanpa memihak pada golongan atau pihak tertentu. Ketika menjadi konsul, ia berkomitmen untuk mengabdi kepada rakyat Romawi dan memastikan bahwa hukum ditegakkan dengan adil bagi semua orang. Suatu hari, ada sebuah perselisihan besar antara dua kelompok masyarakat di Roma. Salah satu kelompok berusaha untuk mendapatkan lebih banyak hak dan keistimewaan, 156 | bien Yuilanto sementara kelompok lain merasa keberatan dengan tuntutan tersebut, Julius ditunjuk sebagai mediator dalam konflik ini, Daripada memihak pada salah satu kelompok, Julius mendengarkan dengan cermat argumen dari kedua belah pihak. Ja mengadakan pertemuan tertutup dengan perwakilan dari masing-masing kelompok untuk lebih memahami perspektif dan kepentingan mereka. Julius tidak terburu-buru mengambil keputusan, tetapi secara hati-hati mengevaluasi semua informasi yang ia terima, Setelah mempertimbangkan dengan matang, Julius menge- luarkan keputusan yang adil dan seimbang bagi kedua kelompok. Ja menunjukkan bahwa keputusannya didasarkan pada prinsip keadilan dan keseimbangan, tanpa memihak atau berpihak pada kelompok mana pun. Kedua belah pihak menerima keputusan tersebut dengan lapang dada, karena mereka merasa bahwa mereka telah diperlakukan dengan adil. Kepemimpinan Julius yang adil dan tidak berpihak men- dapatkan pengakuan dari seluruh rakyat Romawi. Ia dihormati dan dihargai sebagai seorang pemimpin yang mementingkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau golongan. Banyak orang terinspirasi oleh integritasnya dan menganggapnya sebagai contoh teladan dalam kepemimpinan. Julius juga menerapkan keadilan dan ketidakberpihakan dalam semua aspek pemerintahan Romawi. Ia menegakkan hukum secara konsisten dan tidak memberikan perlakuan Khusus pada siapa pun, termasuk para bangsawan atau anggota keluarga kerajaan. Prinsip ini membangun fondasi yang kuat bagi pemerintahan yang stabil dan adil. The Principles of Power | 157 Kisah inspiratif Julius mengajarkan kita tentang pentingnya menjadi adil dan tidak berpihak dalam memengaruhi orang lain, Keadilan adalah prinsip yang universal dan menginspirasi kepereayaan dari masyarakat. Dengan mengambil keputusan yang adil dan memperlakukan semua orang dengan sama, kita bisa menjadi pemimpin yang dihormati dan berpengaruh, Ketidakberpihakan adalah ciri kepemimpinan yang kuat dan memastikan kepercayaan rakyat. Dengan menjadi adil dan tidak berpihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan memberikan inspirasi bagi orang lain untuk mengikuti jejak keadilan dan kebenaran. Kisah inspiratif Julius, seorang tokoh terkenal dari zaman Romawi kuno, telah mengajarkan kita tentang pentingnya menjadi adil dan tidak berpihak dalam kepemimpinan. Keadilan dan ketidakberpihakan adalah kualitas yang esensial dalam menciptakan lingkungan yang harmonis, membangun kepercayaan, dan memengaruhi orang lain dengan positif. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip ini dalam kehi- dupan kita sehari-hari? Berikut adalah panduan untuk menjadi adil dan tidak berpihak dalam setiap peran kepemimpinan kita: 1. Mendengarkan Semua Pihak Seperti yang dilakukan oleh Julius, langkah pertama yang penting adalah mendengarkan semua pihak yang terlibat. Dengarkan dengan penuh perhatian dan terbuka terhadap perspektif yang berbeda, Jangan memutuskan sebelum mendapatkan informasi yang cukup dan mengerti semua sudut pandang yang ada. 158 Dion Yulianto Evaluasi dengan Bijaksana Setelah mendengarkan semua pihak, evaluasi dengan bijak- sana dan objektif. Jangan biarkan perasaan pribadi atau preferensi memengaruhi keputusan kita. Pikirkan tentang, dampak keputusan kita pada semua pihak yang terlibat, termasuk keseluruhan masyarakat. Pilih Keputusan yang Adil dan Seimbang Saat mengambil keputusan, pastikan bahwa keputusan tersebut adil dan seimbang bagi semua pihak yang terlibat. Jangan memberikan perlakuan khusus pada satu kelompok atau individu tertentu. Ingatlah bahwa kepemimpinan ber- arti bertanggung jawab untuk kesejahteraan semua orang di bawah kepemimpinan kita. Jaga Konsistensi ‘Adil dan tidak berpihak berarti konsisten dalam prinsip dan tindakan kita. Jangan mengambil keputusan yang bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip kita hanya karena tekanan dari pihak-pihak tertentu. Pertahankan integritas kita sebagai pemimpin dengan tetap konsisten dalam pendekatan kita. Buka Komunikasi dan Transparansi Komunikasi yang terbuka dan transparan adalah kunci untuk membangun kepercayaan dengan bawahan atau ma- syarakat yang kita pimpin, Sampaikan alasan di balik kepu- tusan kita dengan jelas dan sederhana. Jangan menyem- ‘The Principles of Power | 159 bunyikan informasi yang relevan dan berbicaralah dengan jujur tentang proses pengambilan keputusan, 6. Fokus pada Kepentingan Publik Scbagai pemimpin, penting untuk selalu mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau golongan. Ingatlah bahwa tanggung jawab kita adalah untuk kesejahteraan semua orang di bawah kepemimpinan kita. Jangan biarkan diri kita tergoda oleh keuntungan pribadi atau kesempatan untuk memihak pada kelompok tertentu. 7. Jadilah Teladan dalam Ketidakberpihakan Seperti yang diilustrasikan oleh Julius, menjadi teladan dalam ketidakberpihakan adalah kunci untuk memengaruhi orang lain dengan positif. Dengan menunjukkan bahwa kita tidak memihak pada pihak tertentu dan memperlakukan semua orang secara adil, kita akan menginspirasi orang lain untuk mengadopsi sikap yang sama. Menerapkan prinsip adil dan tidak berpihak dalam kepe- mimpinan bukanlah hal yang mudah, tetapi sangatlah penting dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan membangun kepercayaan dengan orang lain. Dengan mendengarkan semua pihak, mengambil keputusan yang adil, konsisten dalam pendekatan kita, membuka komunikasi, dan mengutamakan kepentingan publik, kita dapat menjadi pemimpin yang mengilhami dan memengaruhi orang lain dengan positif. 160 | Dion Yulianto Ingatlah bahwa ketidakberpihakan adalah kualitas yang berharga dalam kepemimpinan yang berarti dan bermakna. The Principles of Power | 161 29 Samarkan Tujuanmu “Godaan paling berbahaya adalah yang menyamar menjadi kebaikan.” —Seneca. PADA abad pertengahan, terdapat seorang tokoh misterius yang sangat berpengaruh, namun identitasnya selalu disamarkan: The Scarlet Pimpernel. Kisahnya berlatar belakang Perang Revolusi Prancis pada akhir abad ke-18. The Scarlet Pimpernel adalah seorang pahlawan yang mengoperasikan misi penyelamatan untuk menyelamatkan bangsawan Prancis dari hukuman mati oleh gilotin selama masa teror Revolusi Prancis. The Scarlet Pimpernel dikenal dengan julukan ini karena ia selalu meninggalkan tanda berupa bunga kecil bernama “scarlet pimpernel” di tempat-tempat penyelamatan yang telah dilakukan. Pahlawan ini sangat berpengaruh karena ia berhasil menyelamatkan banyak nyawa dan membantu banyak orang melarikan diri dari teror kekejaman rezim Revolusi Prancis yang dipimpin oleh Maximilien Robespierre, 162 | Dion Yulianto Yang menarik dari sosok The Scarlet Pimpernel adalah ke- mampuannya untuk menyamarkan tujuannya dengan sangat baik. Ia adalah seorang bangsawan Inggris yang sehari-hari tampak seperti sosok yang tidak berarti atau bahkan canggung. Namun, di balik itu, ia adalah otak di balik operasi penyelamatan yang kompleks dan berhasil menyelamatkan banyak nyawa. Dalam menjalankan misinya, The Scarlet Pimpernel tidak hanya menyamarkan penampilannya, tetapi juga kegiatan dan rencananya. la menggunakan berbagai penyamaran dan jaringan rahasia untuk mencapai tujuannya tanpa terdeteksi oleh musuh. Ta juga sangat berhati-hati dalam memilih anggota timnya, hanya mengandalkan orang-orang yang dapat dipercaya sepenuhnya dan berdedikasi tinggi untuk menyelamatkan orang lain. Dengan menyamarkan tujuannya, The Scarlet Pimpernel berhasi] memengaruhi banyak orang dan memberikan harapan bagi mereka yang terancam oleh hukuman mati dan kekejaman rezim tersebut. Banyak yang terinspirasi oleh aksinya dan mulai melihat bahwa ada harapan dan kebaikan di tengah kegelapan dan teror. Ia berhasil membentuk opini publik dan meng- ubah pandangan banyak orang tentang Revolusi Prancis dan kekejaman yang terjadi pada masa itu. Kisah The Scarlet Pimpernel mengajarkan kita tentang pentingnya menyamarkan tujuan kita dalam mencapai pengaruh yang positif. Sering kali, jika kita terlalu terbuka tentang tujuan kita, kita dapat menghadapi tantangan dan hambatan dari mereka yang tidak setuju atau ingin menghalangi usaha kita. Dengan menyamarkan tujuan kita dengan bijaksana, kita dapat menjalankan misi kita dengan lebih efektif dan memengaruhi orang lain tanpa mencolok. The Principles of Power | 163 Namun, perlu diingat bahwa menyamarkan tujuan tidak sama dengan menyembunyikan niat yang jahat atau manipulatif. ‘The Scarlet Pimpernel bertindak dengan moralitas yang tinggi dan melakukan tindakan penyelamatan untuk menyelamatkan nyawa orang lain, Oleh karena itu, dalam memengaruhi orang Jain, kita harus selalu bertindak dengan integritas dan kebaikan hati. Pesan dari kisah The Scarlet Pimpernel adalah bahwa kadang-kadang keberhasilan dalam memengaruhi orang lain dapat dicapai dengan menyamarkan tujuan kita dengan bijak- sana dan bertindak dengan hati yang tulus. Dalam menghadapi tantangan dan kesulitan, kita dapat belajar dari sosok The Scarlet Pimpernel bahwa ketekunan, kecerdasan, dan moralitas yang tinggi adalah kunci untuk mencapai pengaruh yang positif dan memberikan dampak besar dalam kehidupan orang lain serta masyarakat. Kisah The Scarlet Pimpernel mengajarkan kita tentang pentingnya menyamarkan tujuan sebagai strategi untuk menjadi pribadi yang berpengaruh. Dalam kehidupan, terkadang kita dihadapkan pada situasi di mana keberhasilan dalam mencapai tujuan kita tergantung pada kemampuan. menyembunyikan niat kita dengan bijaksana. Berikut ini adalah panduan untuk dapat menyamarkan tujuan sebagai strategi untuk menjadi pribadi yang berpengaruh; 1. Pahami Alasan di Balik Penyamaran Sebelum menyamarkan tujuan, pahami alasan di balik tindakan tersebut. Apakah penvamaran jt dinerlnkan 164 Dion Yulianto untuk melindungi diri atau untuk meneapai tujuan yang lebih besar? Memahami motivasi kita akan membantu kita menjaga konsistensi dan integritas dalam menjalankan strategi penyamaran. Tetapkan Tujuan yang Jelas dan Positif Sebelum menyamarkan tujuan, pastikan tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan dengan jelas dan positif. Jangan menyamar hanya untuk mencapai kepentingan pribadi yang merugikan orang lain atau untuk tujuan yang tidak ber- moral. Memiliki tujuan yang positif akan memastikan bahwa strategi penyamaran kita bertujuan untuk memberikan dampak yang baik bagi diri sendiri dan orang lain. Pelajari Seni Komunikasi dan Penyamaran Menguasai seni komunikasi dan penyamaran adalah kunci untuk berhasil menyembunyikan niat kita. Belajarlah untuk berbicara dengan bijaksana, menjaga bahasa tubuh, dan menghindari ungkapan yang terlalu mencolok. Gunakan bahasa yang ambigu atau berbelit-belit schingga orang lain sulit untuk mengetahui tujuan sebenarnya. Gunakan Sifat Diplomatik dan Empati Sifat diplomatis dan empati akan membantu kita dalam menyamarkan tujuan dengan baik. Cobalah untuk mema- hami sudut pandang dan perasaan orang lain, sehingga kita dapat mengambil langkah yang tepat dalam berinteraksi de- ngan mereka. Dengan memiliki empati, kita juga akan lebih peka terhadap perasaan orang lain, schingga penyamaran The Principles of Power | 165 tyjuan kita tidak menimbulkan rasa curiga atau ketidak- pereayaan, Cari Rekan Sekutu yang Dipercaya Menyamarkan tujuan tidak berarti kita harus menjalan- kannya sepenuhnya sendiri. Carilah rekan sekutu yang dapat dipereaya dan memiliki visi yang sejalan dengan tujuan kita. Kolaborasi dengan orang-orang yang dapat mendukung strategi penyamaran kita akan meningkatkan peluang keberhasilan. Tetapkan Batasan dan Risiko Sebagai strategi penyamaran, kita harus memahami batasan dan risiko yang terkait. Ketahui kapan harus berhenti dan berpikir tentang potensi konsekuensi yang mungkin timbul akibat penyamaran tujuan kita. Tetapkan batasan moral dan etika, dan jangan melampaui hatas tersebut demi mencapai tujuan. Jaga Konsistensi dalam Penyamaran Ketika menyamarkan tujuan, konsistensi sangat penting. Jangan berubah-ubah atau mengungkapkan niat sebenarnya secara tidak sengaja, Pastikan untuk selalu berpegang pada karakter dan cerita penyamaran yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi dan Refleksikan Setelah mencapai tujuan atau sebelum mengambil tindakan selanjutnya, lakukan evaluasi dan refleksi atas strategi penyamaran yang telah kita lakukan, Apakah berhasil 166 | Dion Yulianto meneapai tujtan dengan baik? Apakah terdapat area yang, dapat diperbaiki? Evaluasi ini akan membantu kita untuk terus tumbuh dan meningkatkan strategi penyamaran ke depannya. Dengan mengtkutt panduan ini, kita dapat menyamarkan tujuan dengan bijaksana sebagai strategi untuk mencapai pengaruh yang lebih besar dalam kehidupan kita dan orang lain. Namun, perlu diingat bahwa menyamarkan tujuan harus selalu dilakukan dengan integritas dan moralitas yang tinggi. Gunakanlah strategi penyamaran ini sebagai alat untuk mencapai tujuan yang positif dan memberikan dampak yang baik bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan memiliki pikiran yang terbuka dan tetap mengedepankan nilai-nilai etika, kita dapat menggunakan strategi menyamarkan tujuan untuk menciptakan pengaruh yang positif dan berdampak bagi orang lain. The Principles of Power | 167 30 Maksimalkan Waktumu “Tidak ada kata terlambat atau terlalu cepat. Waktunya sudah sesuai saat yang telah ditentukan.” —Mitch Albom. HINDARI sikap terburu-buru. Bertindak terburu-buru memuat kita kehilangan kendali diri, dan juga kendali akan waktu yang kita miliki. Cobalah untuk lebih sabar, yakinlah bahwa segala sesuatu yang sudah ditetapkan akan terjadi juga pada akhirnya. Bersabarlah di hadapan waktu, amati dan tunggulah saat yang tepat. Belajarlah untuk mundurjika memang waktunya mundur, dan belajarlah untuk segera bergerak ketika waktunya tiba. Orang yang terpandang dan berpengaruh tahu kapan waktu yang tepat untuk mundur dan bergerak maju. Mari kisah simak kisah Joseph Fouche, seorang politisi terkenal pada era Revolusi Prancis. Ia memulai kariernya sebagai guru sekolah seminari Prancis yang tidak mencolok. Pria ini mengembara dari satu 168 | Dion Yulianto kota ke kota lain selama hampir satu dekade di tahun 1780-an, bertahan hidup dengan mengajar matematika kepada anak-anak. Fouche tidak pernah sepenuhnya berkomitmen dirinya kepada gereja, tidak pernah mengueapkan sumpahnya sebagai seorang pendeta. Ia memiliki rencana yang lebih besar dalam kepalanya. Dengan sabar, ia menunggu kesempatannya datang. Fouche diam menunggu di sudut negeri, tetapi ia tetap menyimak perkembangan politik Prancis. Ketika akhirnya Revolusi Prancis meletus pada tahun 1789, Fouche tidak menunggu lebih Jama lagi. Dia menanggalkan jubahnya, memanjangkan rambutnya, dan menjadi seorang revolusioner. Ja mengikuti semangat zaman. Ketinggalan kapal pada saat kritis seperti saat itu bisa berarti bencana. Fouche tidak mau ketinggalan perahu. Ia pun berteman dengan tokoh revolusioner Robespierre. Dengan cepat, karier politiknya merangkak naik dan ia pun terlibat ke barisan pemberontak. Pada tahun 1792, Kota Nantes memilih Fouche untuk men- jadi wakilnya di Konvensi Nasional. Ketika Fouche tiba di Paris untuk mengisi posisinya sebagai wakil di konvensi, kekerasan dan perpecahan telah terjadi antara kaum moderat dan kaum Jacobin yang radikal. Fouche merasakan bahwa dalam jangka panjang tidak ada pihak yang akan muncul sebagai pemenang. Kekuasaan jarang berakhir di tangan mereka yang memulai revolusi, atau pada bahkan mereka yang melanjutkan revolusi. Kekuasaan melekat pada mereka yang dapat mengarahkan ke mana revolusi itu berujung. Itulah sisi yang Fouche inginkan. Kepekaannya terhadap waktu sangat luar biasa. Dia mulai dengan bergabung pada kaum moderat karena moderat berada di pihak mayoritas. The Principles of Power | 169 Fouche sangat pandai menilai waktu yang tepat. Ketika saatnya tiba untak memutuskan untuk mengeksckus! Louis XVI, ja melihat bahwa orang-orang berteriak-teriak menginginkan kepala raja. Maka ia memberikan suaranya: menjatuhkan hu- kuman panicung, Dengan begitu, ia telah menjadi seorang radikal, Namun, ketika ketegangan memuncak di Paris, ia mera- malkan bahwa akan berbahaya jika ia berada terlalu dekat dengan salah satu faksi. [a pun menerima sebuah posisi sebagai pemimpin lokal di provinsi-provinsi pinggiran, tempat dirinya dapat bersembunyi untuk sementara waktu. Beberapa bulan kemudian dirinya ditugaskan ke jabatan prokonsul di Lyons, tempat dia ditugaskan untuk mengawasi eksekusi puluhan bangsawan. Pada saat tertentu, dia memu- tuskan untuk menghentikan pembunuhan ketika dia merasakan suasana negara tengah berubah. Dan meskipun di tangannya sudah berlumuran darah, warga Lyons memujinya sebagai penyelamat dari masa-masa mengerikan dalam sejarah Prancis yang dikenal dengan Kekuasaan Teror. Joseph Fouche tahu persis kapan ia harus bertindak, kapan ia harus mundur dan menghilang, dan kapan harus menampilkan diri untuk meraih simpati publik. Ia tidak terburu-buru, tetapi memperhitungkan dengan hati-hati kapan waktu yang tepat untuk melakukan gerakan. Joseph Fouche pun berhasil selamat dari ancaman eksekusi sekaligus tetap bisa mengamankan posisi dan jabatannya, serta masih bisa tetap meraih simpati publik. ae 170 | Dion Yutianto Mengoptimalkan waktu dan memiliki pandangan yang cerdas terhadap momen yang tepat dapat menjadi kunel untuk pai pengaruh yang signifikan dalam kehidupan kita, i yang dapat kita lihat dari kisah Joseph Fouche di era Revolusi Prancis. Untuk menjadi sosok yang berpengaruh de- ngan cara memaksimalkan waktu, ada beberapa panduan yang dapat diikuti: sepe 1. Hindari Sikap Terburu-buru Bertindak terburu-buru dapat menyebabkan kita kehilangan kendali diri, dan juga kendali atas waktu yang kita miliki. Cobalah untuk lebih sabar dan yakinlah bahwa segala se- suatu yang sudah ditetapkan akan terjadi juga pada akhir- nya. Bersabarlah di hadapan waktu, amati dan tunggulah saat yang tepat. 2. Menjadi Pengamat yang Teliti Seperti yang dilakukan Fouche, menjadi seorang pengamat yang teliti akan membantu kita memahami dinamika situasi dan momen yang tepat untuk bertindak. Perhatikan perkembangan politik dan sosial di sekitar kita, dan pelajari dampaknya pada situasi yang sedang berlangsung. 3. Tetap Terbuka terhadap Peluang Fouche memiliki rencana yang lebih besar dan ia menunggu kesempatan untuk muncul. Begitu peluang datang, ia segera mengambil tindakan tanpa ragu-ragu. Oleh karena itu, tetap terbuka terhadap peluang yang mungkin muncul di sekitar kita dan jangan ragu untuk mengambil langkah maju ketika saatnya tiba. The Principles of Power | 171 Bersikap Fleksibel dan Adaptif Dalam sitnasi yang berubah-ubah, penting untuk bersikap fleksibel dan adaptif. Jika situasinya meminta kita untuk mundur dan menghilang untuk sementara waktu, maka bersedia untuk melakukannya. Namun, jika momen yang tepat untuk bergerak maju tiba, bersiaplah untuk bertindak dengan cepat dan tepat. Menilai Waktu dengan Bijaksana Sebagai sosok yang berpengaruh, penting untuk memiliki kepekaan terhadap waktu. Seperti yang dilakukan Fouche, belajarlah menilai waktu dengan bijaksana. Ketika saatnya tiba untuk mengambil keputusan besar, renungkan dengan hati-hati dan pertimbangkan konsekuensi dari tindakan tersebut. Perhatikan Respons dan Reaksi Setelah kita bertindak, perhatikanlah bagaimana orang lain merespons dan bereaksi terhadap tindakan kita. Ini akan memberi kita wawasan tentang efektivitas strategi kita dan apakah perlu melakukan penyesuaian. Jangan Takut untuk Berubah Arah Seperti Fouche yang memutuskan untuk berpindah posisi ketika situasi di Paris tidak menguntungkan, jangan takut untuk berubah arah jika diperlukan. Kadang-kadang, mengambil langkah mundur atau berpindah ke arah lain adalah pilihan yang lebih bijaksana daripada bertahan dalam situasi yang tidak menguntungkan. 172} Dion Yulianto g. Memiliki Visi Jangka Panjang Saat memanfaatkan waktu, jangan hanya berfokus pada hasil jangka pendek. Pertimbangkan bagaimana tindakan kita saat ini akan memengaruhi masa depan jangka panjang. Memiliki visi jangka panjang akan membantu kita membuat keputusan yang lebih bijaksana dan berkelanjutan. Dengan mengikuti panduan di atas, kita dapat mengambil Jangkah yang bijaksana dan memaksimalkan waktu dengan baik untuk mencapai pengaruh yang positif dan berpengaruh dalam kehidupan kita dan orang lain. Ingatlah untuk tetap jujur dan etis dalam setiap tindakan, karena integritas adalah hal yang tak ternilai dalam membangun kepercayaan dan penghargaan orang lain. Dengan demikian, kita dapat menjadi pribadi yang berpengaruh dan menciptakan perubahan positif di sekitar kita. The Principles of Power | 173 Sl Beradaptasilah dengan Baik “Jika Anda menolak untuk beradaptasi, Anda berisiko tertinggal dan kehilangan peluang.” —John Wooden. DI ZAMAN klasik Jepang, terdapat seorang tokoh inspiratif bernama Murasaki Shikibu, seorang penulis dan penyair yang dikenal sebagai pengarang karya sastra klasik Jepang “The Tale of Genji’. Kisahnya mengajarkan kita tentang pentingnya beradaptasi dengan baik dalam menghadapi perubahan dan tantangan dalam hidup, serta bagaimana sikap tersebut dapat memengaruhi orang di sekitarnya. Murasaki Shikibu hidup pada abad ke-11 di Jepang Heian. Sebagai seorang wanita yang cerdas dan berpendidikan tinggi, Murasaki Shikibu hidup dalam lingkungan istana yang kaya dan penuh intrik politik. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika ayahnya meninggal dunia, dan dia menjadi seorang janda muda. 174} Dion Yulianto Awalnya, Murasaki Shikibu merasa kewalahan oleh peru- pahan tersebut. Dia harus beradaptasi dengan kehilangan orang yang dicintai dan memulai hidup baru sebagai seorang, janda, Namun, bukannya menyerah pada kesedihan dan kebi- ngungannya, Murasaki Shikibu memutuskan untuk menghadapi tantangan dengan sikap yang kuat dan bijaksana. Salah satu caranya beradaptasi adalah dengan fokus pada kegiatan menulis, Murasaki Shikibu menemukan penghiburan dan ketenangan dalam mengekspresikan perasaannya melalui tulisan-tulisannya. Dia mulai menulis sebuah karya sastra epik, “The Tale of Genji”, yang menjadi salah satu karya sastra paling terkenal dalam sejarah Jepang. Melalui tulisan-tulisannya, Murasaki Shikibu tidak hanya mengekspresikan perasaannya, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan tentang kehidupan, cinta, dan kebijaksanaan. Karya sastranya menjadi sumber inspirasi dan pengaruh bagi banyak orang di istana dan masyarakat pada waktu itu. Tidak hanya itu, sikap adaptasi yang baik juga tercermin dalam interaksi sosialnya. Meskipun harus menghadapi banyak aturan dan batasan sosial sebagai seorang wanita di istana, Murasaki Shikibu mampu beradaptasi dengan baik dalam per- gaulan dan hubungannya dengan orang lain. Keterampilan sosial- nya yang baik dan kepribadiannya yang bijaksana membuatnya dihormati dan diakui oleh banyak orang di sekitarnya. Melalui karya dan sikapnya yang bijaksana, Murasaki Shikibu berhasil memengaruhi orang di istana dan masyarakat Jepang pada zamannya. Karya sastranya menjadi sumber inspirasi dan pelajaran tentang kehidupan, cinta, dan etika. Sikap adaptasi yang baik yang ditunjukkannya juga menjadi contoh The Principles of Power | 175 bagi orang lain untuk menghadapi perubahan dan tantangan dalam hidup dengan bijaksana dan tenang, Kisah inspiratif Murasaki Shikibu mengajarkan kita bahwa eradaptasi dengan baik adalah kunci untuk memengaruhi orang di sekitar kita. Dalam menghadapi perubahan dan tantangan dalam hidup, sikap yang bijaksana dan terbuka akan membantu kita menjalani hidup dengan lebih baik. Seperti Murasaki Shikibu, mari kita pelajari dari pengalaman hidup kita dan terus berkembang sebagai pribadi yang bijaksana dan berpengaruh bagi orang lain. he Beradaptasi dengan baik adalah keterampilan yang sangat berharga dalam menghadapi perubahan dan tantangan dalam hidup. Seperti yang diilustrasikan dalam kisah inspiratif Murasaki Shikibu, seorang tokoh terkenal Jepang abad Klasik, kemampuan untuk beradaptasi dengan baik dapat memengaruhi diri kita sendiri dan orang di sckitar kita. Berikut adalah panduan praktis untuk membantu kita mengembangkan keterampilan beradaptasi yang baik: 1. Terimalah Perubahan sebagai Bagian Hidup Langkah pertama untuk beradaptasi dengan baik adalah menerima bahwa perubahan adalah bagian alami dari hidup. Tidak ada yang abadi, dan perubahan akan terjadi, baik itu dalam kehidupan pribadi, pekerjaan, atau hubungan sosial. Jangan menolak perubahan atau menganggapnya sebagai ancaman, tetapi hadapilah dengan pikiran yang terbuka dan sikap positif, 176 Dion Yulianto Kenali Emosi Kita Saat menghadapi perubahan, mungkin kita akan merasakan perbagai emosi, seperti ketakutan, cemas, atau kebingungan, Kenali dan akui emosi kita dengan jujur, Jangan menekan perasaan tersebut, tetapi carilah cara untuk mengelolanya dengan sehat. Berbicaralah dengan sescorang yang dipereaya atau tuliskan perasaan kita dalam jurnal. Jangan Terlatu Kaku pada Rencana Meskipun memiliki rencana adalah hal yang baik, terkadang perubahan bisa membuat rencana menjadi tidak berlaku lagi. Jadilah fleksibel dalam merespons perubahan dan bersedia menyesuaikan rencana jika diperlukan. Sikap fleksibilitas akan membantu kita lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Fokus pada Hal-Hal yang Dapat Kita Kontrol Tidak semua perubahan dapat kita kendalikan, tetapi kita dapat mengendalikan cara kita meresponsnya. Fokuslah pada hal-hal yang dapat kita kontrol, seperti sikap, tindakan, dan pandangan hidup. Dengan fokus pada hal-hal tersebut, kita akan merasa lebih bertenaga dan lebih siap untuk menghadapi perubahan. Cari Peluang dalam Tantangan Tantangan dan perubahan sering kali datang bersama dengan peluang baru. Cobalah untuk melihat sisi positif dari perubahan dan mencari peluang baru yang mungkin terbuka untuk kita. Jika kita kehilangan pekerjaan, misalnya, ini bisa The Principles of Power | 177 menjadi kesempatan untuk meneari pekerjaan yang lebih sesuai dengan minat dan keterampilan kita. Belajar dari Pengalaman Seperti yang dilakukan oleh Murasaki Shikibu, belajarlah dari pengalaman hidup kita. Tinjau bagaimana kita telah beradaptasi dengan perubahan di masa lalu dan pelajari dari keputusan yang kita buat. Pengalaman merupakan guru terbaik, dan belajar dari masa Jalu akan membantu kita lebih bijaksana dalam menghadapi perubahan di masa depan. Tetapkan Tujuan dan Jaga Motivasi Dalam menghadapi perubahan, tetapkan tujuan yang jelas dan jaga motivasi untuk mencapainya. Tujuan akan mem- berikan kita arah dan tujuan hidup, dan motivasi akan membantu kita tetap bersemangat dalam menghadapi perubahan. Jangan Takut untuk Mencari Dukungan Jika kita merasa kesulitan menghadapi perubahan, jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat atau profesional yang berkualitas. Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau seorang konselor jika perlu. Mendapatkan dukungan dapat membantu kita merasa didengar dan didukung dalam menghadapi perubahan. Bersiap untuk Perubahan Selanjutnya Beradaptasi dengan baik tidak hanya berarti menghadapi perubahan satu kali, tetapi juga bersiap untuk perubahan selanjutnya. Perubahan adalah hagian dari meneac hidnn 178 Dion Yulianto dan dengan mengembangkan keterampilan beradaptasi yang baik, kita akan siap menghadapinya dengan lebih percaya diri di masa depan. Dalam menghadapi perubahan dan tantangan, sikap yang, bijaksana dan beradaptasi dengan baik akan memengaruhi cara kita menjalani hidup. Seperti yang diilustrasikan oleh Murasaki Shikibu, beradaptasi dengan baik membantu kita menghadapi perubahan dengan tenang dan meraih peluang baru yang mungkin terbuka. Dengan panduan ini, kita dapat mengem- bangkan kemampuan beradaptasi yang kuat dan memengaruhi diri kita sendiri dan orang di sekitar kita dengan cara yang positif. The Principles of Power | 179 32 Bertindaklah, Jangan Hanya Berbicara “Dilakukan dengan baik lebih bagus daripada diucapkan dengan baik.” —Benyamin Franklin. DIYUNANT kuno, ada seorang tokoh yang sangat menginspirasi ketika datang ke sikap bertindak daripada hanya berbicara. Nama tokoh ini adalah Diogenes, seorang filsuf Cynic yang hidup pada abad ke-4 SM. Ia dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana, kebijaksanaannya, dan tindakan nyata yang mencerminkan prinsip-prinsip Cynicism. Diogenes adalah contoh nyata dari seseorang yang lebih memilih untuk bertindak daripada hanya berbicara. Ja tidak hanya mengajarkan filosofi dan kebenaran, tetapi juga meng- hidupi filosofinya dalam tindakan sehari-harinya. Kisahnya yang paling terkenal adalah ketika ia mengunjungi Athena, kota 180 | Dion Yulianto terbesar di Yunani, yang saat itu merupakan pusat kebudayaan dan intelektual, Diogenes tiba di Athena dengan membawa sedikit harta benda dan mengenakan pakaian yang sangat sederhana. fa me- milih untuk hidup di jalanan dan tidur di tong besar di bawah sinar matahari terik. Ketika ditanya mengapa ia hidup seperti jtu, Diogenes dengan tegas menjawab, “Aku hanya mengikuti kebenaran.” Tidak seperti kebanyakan filsuf pada zamannya yang meng- habiskan banyak waktu untuk berbicara dan berdebat tentang kebenaran, Diogenes mengambil pendekatan yang berbeda. Ia percaya bahwa tindakan adalah cara yang lebih efektif untuk menggambarkan filosofi hidupnya. Setiap hari, ia berjalan-jalan dijalanan kota dan berbicara dengan orang-orang biasa, bukan hanya dengan para filsuf dan intelektual, Diogenes juga terkenal dengan ketegasannya dalam me- nunjukkan ketidaklogisan dan ketidakjujuran orang-orang ter- kemuka. Suatu kali, ia menghadiri pertemuan di mana banyak orang pintar dan terpelajar berkumpul. Di tengah pertemuan, Diogenes membawa scbuah ayam dan berkata, “Inilah manusia!” Dia bermaksud untuk menunjukkan bahwa manusia sering berperilaku seperti hewan, dipenuhi oleh nafsu dan keinginan duniawi. Tindakan-tindakan Diogenes ini tidak hanya membuat orang-orang terdiam, tetapi juga memengaruhi mereka secara Mendalam. Banyak orang terinspirasi oleh gaya hidupnya yang sederhana dan tegas, dan mulai mengikuti filosofi Cynicism. Banyak yang berubah dari sekadar mendengar kata-kata menjadi The Principles of Power | 187 benar-benar bertindak dalam hidup mereka dengan penuh integritas dan kesederhanaan. Kisah Diogenes mengajarkan kita pentingnya bertindak dalam hidup kita daripada hanya berbicara. Kata-kata mungkin dapat menyampaikan ide-ide dan pandangan, tetapi tindakan nyata yang konsisten dengan prinsip-prinsip kita adalah yang benar-benar akan memengaruhi orang lain. Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi berpengaruh dan menginspjrasi orang lain, kita harus mengikuti jejak Diogenes dengan mengambil tindakan yang mencerminkan nilai-nilai dan filosofi kita, tanpa hanya berbicara kosong- Kisah Diogenes, seorang filsuf Cynic dari Yunani Klasik, mengajarkan kita tentang pentingnya bertindak daripada ha- nya berbicara ketika ingin memengaruhi orang lain, Kata-kata memang memiliki kekuatan, tetapi tindakan nyata adalah yang akan benar-benar memengaruhi dan menginspirasi orang Jain. Berikut ini adalah panduan tentang bagaimana kita dapat bertindak, bukan hanya berbicara, untuk menjadi sosok yang berpengaruh: 1. Temukan Kebenaran dalam Tindakan Seperti yang Diogenes katakan, “Aku hanya mengikuti kebenaran.” Sebelum bertindak, pastikan bahwa tindakan Kita sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip yang benar-benar kita yakini. Jangan hanya bertindak untuk kesan atau po- pularitas semata. Cari inspirast dalam kebenaran dan keju- juran, sehingga tindakan kita menjadi jelas dan konsisten. 182 ys Dion Yulianto Fokus pada Tindakan Positif Tindakan yang memengaruhi orang lain secara positif adalah yang paling berat “ari peluang untuk membantu, mendukung, dan melayani orang lain. Misalnya, bantu teman yang sedang kesulitan, sumbangkan waktu atau sumber daya untuk amal, atau berpartisipasi dalam kegiatan sukarela, Tindakan-tindakan positif ini akan memberikan dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar berbicara. Jadilah Teladan Bertindak nyata dan konsisten dengan nilai-nilai kita akan membuat kita menjadi teladan bagi orang lain. Saat orang melihat dedikasi dan integritas kita dalam tindakan, mereka akan terinspirasi untuk mengikuti jejak kita. Jadi, perhatikan bagaimana kita bertindak dalam kehidupan sehari-hari dan pastikan itu mencerminkan apa yang kita ajarkan dan nilai yang kita yakini. Jangan Takut Gagal Tidak semua tindakan akan selalu berhasil, dan itu adalah bagian dari proses belajar dan tumbuh. Jangan takut gagal atau mengalami rintangan. Penting untuk tetap bertindak dengan tekad dan semangat, bahkan jika ada kemungkinan kegagalan. Rintangan dan kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Lakukan Tindakan yang Konsisten Konsistensi adalah kunci untuk menjadi sosok yang ber- pengaruh. Lakukan tindakan kita dengan konsisten dan The Principles of Power | 183 tanpa pamrih. Jangan hanya bertindak ketika ada orang yang melihat atau ketika kita herharap mendapatkan im- balan. Konsistensi akan memperkuat integritas kita dan meningkatkan dampak positif yang kita berikan 6. Jadilah Pendengar yang Baik Bertindak juga berarti mendengarkan orang lain dengan baik. Jadilah pendengar yang aktif dan empatik. Ketika kita benar-henar mendengarkan orang lain, kita dapat lebih memahami kebutuhan, harapan, dan tantangan mereka. Ini akan memungkinkan kita untuk memberikan dukungan dan bantuan yang sesuai. 7. Jangan Terjebak dalam Perdebatan Hampa Terlalu banyak berbicara tanpa tindakan nyata hanya akan menghasilkan perdebatan hampa. Alih-alih menghabiskan waktu dalam argumen tanpa akhir, lebih baik fokus untuk bertindak dan membuktikan nilai-nilai kita melalui tin- dakan nyata. Itu akan mengesankan orang lebih dari sekadar kata-kata. Ingatlah, untuk menjadi sosok berpengaruh, tindakanlah yang membedakan kita. Berbicaralah dengan bijaksana, tetapi selalu dukung kata-kata dengan tindakan nyata. Dalam dunia yang sering kali didominasi oleh retorika dan omong kosong, orang yang bertindak nyata akan menonjol dan memberikan inspirasi sejati bagi orang lain, 184) Dion Yulianto 33 Ubah Kelemahan Menjadi Kekuatan “Jangan takut pada kelemahanmu, karena mereka akan menjadi kekuatanmu jika kamu memiliki tekad untuk mengubahnya.” —Muhammad Ali. PADA zaman Yunani kuno, hiduplah seorang pemuda bernama Achilles, yang merupakan pahlawan yang terkenal dalam mito- Jogi Yunani. Dia adalah anak dari Thetis, dewi laut, dan Peleus, seorang raja manusia. Namun, Achilles memiliki kelemahan yang menghantui hidupnya. Ketika Achilles masih bayi, ibunya mengetahui dari ramalan bahwa anaknya akan mati muda jika berperang di medan pertempuran, Untuk melindungi putranya, Thetis mencelupkan Achilles ke dalam sungai Styx yang magis, yang membuatnya kebal terhadap senjata dan luka, kecuali satu titik di tumitnya The Principles of Power | 185 tempat ibunya memegangnya, Oleh karena itu, titik lemah inilah yang kemudian menjadi dikenal sebagai “Achilles heel”. Achilles tumbuh menjadi seorang pria perkasa dan menjadi pahlawan Yunani yang tak terkalahkan. Namun, meskipun memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, ia juga memiliki kepribadian yang impulsifdan sombong. Sifat-sifat ini sering kali membuatnya menimbulkan masalah dan perselisihan dengan sesama pahlawan dan dewa-dewa. Suatu hari, dalam peperangan besar melawan Troya, Achilles menunjukkan keangkuhannya dan mengabaikan nasihat dari rekan-rekan dan bahkan dewa-dewa, Dia memutuskan untuk berperang tanpa memakai perisai atau senjata pelindung lainnya. Keangkuhannya itu menjadi kesempatan bagi musuhnya, Paris, untuk melepaskan anak panah yang mengenai titik lemah Achilles di tumitnya. Pahlawan yang tak terkalahkan itu terjatuh, dan nyawanya melayang karena luka fatal di Achilles heel. Meskipun akhirnya meninggal di medan perang, keberanian dan kehebatan Achilles tetap dikenang hingga kini. Kisahnya mengajarkan kita sebuah pelajaran inspiratif tentang mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Dalam hidup, setiap orang memiliki kelemahan dan ketidaksempurnaan. Namun, tidak ada kelemahan yang tidak dapat diatasi atau diubah menjadi kekuatan. Seperti halnya Achilles, yang memiliki kelemahan pada tumitnya, kita juga dapat belajar untuk mengenali dan mengatasi kelemahan kita. Langkah pertama adalah menerima kelemahan kita dengan rendah hati. Jangan mencoba menyembunyikan atau NE Se 186 | Dion Yulianto terbuka. Hanya dengan menerima kenyataan bahwa kita me- miliki kelemahan, kita dapat mulai mengatasinya. Selanjutnya, coba cari cara untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Misalnya, jika kita merasa kurang pereaya diri, kita bisa mencari kesempatan untuk belajar dan mengem- pangkan keterampilan kita, Jika kita cenderung mudah marah, kita bisa belajar untuk mengelola emosi dengan lebih baik dan mencari cara untuk berkomunikasi dengan lebih efektif. Achilles juga mengajarkan kita untuk tidak terlalu sombong atau angkuh dengan kelebihan yang kita miliki. Kekuatan tanpa rasa rendah hati dan bijaksana bisa menjadi bumerang bagi kita. Sebaliknya, jadilah sosok yang rendah hati, terbuka untuk belajar, dan siap menerima masukan dari orang lain. Kisah inspiratif Achilles mengingatkan kita bahwa hidup adalah tentang belajar, berkembang, dan menghadapi tantangan. Jangan biarkan kelemahan kita menghalangi kita dari mencapai potensi penuh kita. Sebaliknya, gunakanlah kelemahan sebagai peluang untuk tumbuh dan menjadi lebih baik. Dengan mengubah kelemahan menjadi kekuatan, kita akan menjadi sosok yang kuat, bijaksana, dan menginspirasi orang lain di sekitar kita. Kita dapat memengaruhi orang lain dengan keteladanan kita dan memberikan dampak positif dalam hidup mereka, Ingatlah, tak ada yang tak mungkin di dunia ini jika kita berani menghadapi dan mengubah kelemahan menjadi kekuatan, ae Setiap orang di dunia ini memiliki kelemahan dan ketidak- i I i le i ieee Bie Te SRE ee a ee The Principles of Power | 187 kelemahan harus menentukan nasib kita, Seperti yang diajarkan oleh kisah inspiratif Achilles, legenda basket dunia dari zaman Yunani klasik, kita dapat mengubah kelemahan menjadi kekuatan yang membangun diri kita dan memengaruhi orang di sekitar kita, Berikut adalah panduan inspiratif untuk membantu kita mengubah kelemahan menjadi kekuatan: 1. Kenali dan Terima Kelemahan Kita Langkah pertama dalam mengubah kelemahan menjadi kekuatan adalah dengan mengenali dan menerima kele- mahan kita dengan rendah hati. Jangan takut untuk meng- hadapi kenyataan bahwa kita memiliki kelemahan, karena hal ini adalah langkah awal yang penting untuk perubahan positif. Terimalah bahwa kelemahan adalah bagian dari diri kita, dan bukannya sesuatu yang harus disembunyikan atau dipermalukan. 2. Jadilah Rendah Hati dan Bersedia Belajar Seperti Achilles, yang memiliki keangkuhan yang meng- akibatkan kehancuran, jadilah sosok yang rendah hati dan bersedia belajar dari pengalaman. Tidak ada manusia yang sempurna, dan selalu ada hal-hal baru yang dapat dipelajari. Buka pikiran dan hati kita untuk menerima masukan dari orang lain dan belajar dari kesalahan kita sendiri. 3. Identifikasi Potensi dalam Kelemahan Setiap kelemahan memiliki potensi untuk berubah menjadi kekuatan. Identifikasi apa yang menyebabkan kelemahan kita, dan cobalah melihat bagaimana hal itu dapat menjadi kekvatan. Misalnva. iika kita candernoa nemaly dan tidak: 188 Dion Yutianto percaya diti, kita mungkin memiliki kepekaan yang Juar piasa terhadap perasaan orang lain dan kemampuan untuk mendengarkan dengan baik. Jadikan kepekaan ini sebagai kekuatan untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Fokus pada Pengembangan Diri Mengubah kelemahan menjadi kekuatan memerlukan ko- mitmen untuk pengembangan diri, Tetapkan tujuan untuk meningkatkan diri kita dalam area yang dianggap lemah. Misalnya, jika kita kurang berbakat dalam berbicara di depan umum, ambillah kursus atau ikuti kelompok diskusi untuk memperbaiki keterampilan komunikasi kita. Tetaplah Gigih dan Pantang Menyerah Seperti perjalanan Achilles menuju Troya yang penuh rintangan, mengubah kelemahan menjadi kekuatan juga memerlukan ketekunan. Kita mungkin menghadapi tan- tangan dan kegagalan di sepanjang jalan, tetapi jangan pernah menyerah. Ingatlah bahwa setiap langkah maju membawa kita lebih dekat pada transformasi kelemahan menjadi kekuatan. Bangun Lingkungan yang Mendukung Dalam menghadapi perubahan, lingkungan yang men- dukung adalah kunci untuk kesuksesan. Temukan teman- teman atau mentor yang dapat memberikan dukungan dan motivasi. Lingkungan yang positif akan membantu kita tetap bersemangat dan termotivasi dalam perjalanan transformasi diri. The Principles of Power | 189 7. Jangan Biarkan Kritik Meruntuhkan Semangat Terkadang, kritik dari orang lain dapat meruntuhkan sema- ngat kita dalam mengubah kelemahan menjadi kekuatan, Jadikan kritik sebagai motivasi untuk membuktikan bahwa kita mampu mengatasi kelemahan dan tumbub menjadi sosok yang lebih baik. 8. Terapkan Kelemahan sebagai Sumber Kreativitas Kelemahan bisa menjadi sumber kreativitas dan inovasi. Alihkan pandangan kita tentang kelemahan sebagai ham- batan menjadi pandangan yang melihatnya sebagai tan- tangan yang menantang untuk diatasi. Gunakan kreativitas kita untuk mencari cara-cara baru dalam menghadapi kelemahan dan memperkuat diri. 9. Fokus pada Proses, Bukan Hasil Akhir Ingatlah bahwa mengubah kelemahan menjadi kekuatan adalah proses yang berkelanjutan. Jangan terlalu terobsesi dengan hasil akhir, tetapi nikmati setiap langkah perubahan dan pertumbuhan diri kita. Setiap usaha yang kita lakukan membawa kita lebih dekat pada mencapai kekuatan dari kelemahan kita. Dalam mengikuti panduan ini, kita akan menemukan bahwa kita memiliki potensi besar untuk mengubah diri kita dan memengaruhi orang di sekitar kita. Seperti kata-kata Achilles, “Mengenal kelemahan adalah awal dari kekuatan.” Jadilah pribadi yang kuat dan gigih dalam menghadapi kelemahan kita, dan saksikanlah bagaimana transformasi diri kita membawa dampak positif dalam hidup kita dan orang lain. 190 Dion vulianto Daftar Pustaka Brown, B. 2010. The Power of Vulnerability: Teachings of Authenticity, Connection, and Courage, Sounds True. Carlson, Ricard. 1998. Don’t Sweat the Small Stuff...Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Besar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Carnegie, D, 1936. How to Win Friends and Influence People. New York: Simon & Schuster. Cialdini, R. B. 1984. Influence: The Psychology of Persuasion. New York: HarperCollins, Fisher, R., Ury, W., & Patton, B. 2011. Getting to Yes: Negotiating Agreement Without Giving In. New York: Penguin Books. ‘ Gladwell, M. 2000. The Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference. New York: Little, Brown and Company. Godin, 8. 2008, Tribes: We Need You to Lead Us. New York: Portfolio. Goleman, D, 1995, Emotional Intelligence; Why It Can Matter More Than IQ, New York: Bantam Books, Greene, Robert. 2003. The Art of Seduction, New York; Penguin Books. The Principles of Power | 191 . 2022. The 48 Laws of Power. London: Penguin Books. Harari, Y. N. 2011. Sapiens: A Brief History of Humankind, Harper. Johnson, $. 2001. Emergence: The Connected Lives of Ants, Brains, Cities, and Software. Scribner. Kahneman, D. 2011. Thinking, Fast and Slow. Farrar, Straus and Giroux. Maxwell, J. C. 2013. The 21 Irrefutable Laws of Leadership: Follow Them and People Will Follow You. New York: HarperCollins. Newport, C. 2016. Deep Work: Rules for Focused Success in a Distracted World. Grand Central Publishing. Pink, D. H. 2011. Drive: The Surprising Truth About What Motivates Us. New York: Riverhead Books. Scott, S. 2019. Radical Candor: Be a Kick-Ass Boss Without Losing Your Humanity. St. Martin's Press. Sparacino, Bianca. 2022. A Gentle Reminder. Los Angeles: Thoughtcatalog.com Stone, D. 2015. Crucial Conversations: Tools for Talking When Stakes Are High. New York: McGraw-Hill Education. Sunim, Haemin. 2018. Love for the Imperfect Things: How to Accept Yourself in a World Striving for Perfection. New York: Penguin Books. ‘Tversky, A., & Kahneman, D. 1974. Judgment under Uncertainty: Heuristics and Biases. Science. Yulianto, Diyan. 2022, Dear, My Time, Jika Waktunya Tidak Tepat, Bukan Berarti Sudah Terlambat. Yogyakarta: Marda Media. 192 | Dion Yulianto Tentang Penulis Dion Yulianto adalah seorang penulis dari Yogyakarta yang telah lama bergiat dalam dunia buku dan menulis. Selepas lulus dari jurusan Sastra Inggris Universitas Negeri Yogyakarta, penulis yang suka menimbun buku ini mulai merintis kariernya di dunia penerbitan dengan menjadi penerjemah lepas dan editor in house. Sebelumnya, penulis juga pernah menjadi staf pengajar bahasa Inggris di sejumlah sekolah dan juga di beberapa bimbingan belajar di Yogyakarta. Kini, penulis bekerja sebagai penulis lepas sambil mengisi waktu luangnya dengan mengisi rubrik resensi buku di portal gabut.co dan berjualan kremes ayam goreng khas Kalasan. Di kala sempat, penulis juga mencoba membaca dan menerjemahkan karya-karya sastra klasik Inggris, di antaranya Lukisan Dorian Gray karya Oscar Wilde dan serial Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle, Beberapa bukunya yang sudah diterbitkan antara lain Having Fun with English (Laksana, The Principles of Power | 193 ji Kisah-Risah Jenaka (DIVA Presa, 2017), Belajar Grammar dari 2018), Asyiknya jadi Orang Gajian (Cemerlang, 2019), Bifak ala Dalai Lama, Berani ala Nelson Mandela (Laksana, 2021) dan Dear, My Time (Marda Media, 2022).

You might also like