Professional Documents
Culture Documents
Sudawi 0849316033
Sudawi 0849316033
TESIS
Oleh
SUDAWI
NIM: 0849316033
TESIS
Oleh
SUDAWI
NIM: 0849316033
ii
سوداوي .٠٢٠٢ .تكوين شخصيات الطلبة بتطبيق "اندوك-اندوكان" التقليدي في المعهد مفتاح العلوم اإلسالمي بنكوء –
وونسورجو بانيووانجي .رسالة الماجستير .شعبة التعليم الدين اإلسالم قسم الدراسات العليا بجامعة
اإلسالمية الحكومية بجمبر .المشرف األول :أ.د .منذر الماجستير ،المشرفة الثانية :أ.د .دياة ناونساري
الماجستير.
ال يختلف اإلثنان أن تكوين الشخصيات أهم مسقط في السلسلة التعليمية بالمعهد مفتاح العلوم بنكاء
،وونسورجو -بانيووانجي .الشخصية التسامحية والشخصية المسؤولية والشخصية التعاونية كلها من الشخصيات التي
علمها وغرسها المعهد في ذهن الطالب .هذه العادة التقليدية جعلها المعهد وسيلة من أجل تكوين شخصيات الطالب مع
الزيادة المعريفية والخبرية ما يجدونه بين املجتمع جوار معهد .المعهد له الغرض أن يفوق في االبتكار التعاملي مع ارتفاع
الجودة التعليمية ،حتى حصل الطالب في نهاية دراستهم العلوم المبدعة ويعاملون الناس بخلق سمية.
إن لكل بحث له األسئلة أو ما يسمى ببؤرة البحث إن صحت العبارة.والبحث هنا بؤرة طرحتها الباحث أراد أن يحللها
في هذا البحث .فهي )(١كيف الشخصيات التسامحية للطالب المعهاد مفتاح العلوم بنكاء وونسورجو بانيووانجي ّ
تكونت
بتطبيق "اندوك-اندوكان" العادة التقليدية؟ ) (٠ثم كيف الشخصيات المسؤولية للطالب المعهاد مفتاح العلوم بنكاء
تكونت بتطبيق "اندوك-اندوكان" العادة التقليدية؟ ) ( ٣ثم كيف الشخصيات التعاونية للطالب وونسورجو بانيووانجي ّ
المعهاد مفتاح العلوم بنكاء وونسورجو بانيووانجي ّ
تكونت بتطبيق "اندوك-اندوكان" العادة التقليدية؟
أما الجواب الذي يجده الباحث بعد عقد األسئلة المطروحة فهي ) (١وصف كيفيات تكوين الشخصيات بالمعهد مفتاح
العلوم لدى طالبهم بتطبيق "اندوك-اندوكان" التقليدي (٠ ).ثم وصف كيفات تكوين شخصيات المسؤولية للطالب المعهد
بتطبيق تلك العادة التقليدية( ٣ ) .ثم وصف شخصيات التعاونية للطالب المعهد بتطبيق تلك العادة التقليدية.
وأما نوع البحث الذي استخدم في هذا البحث فهو بحث كيفي بالتحليل الظواهري ،من الطريقة المشاهدة في جمع
البيانات ،كذا المقابلة والتصوير .أما التحليل البيانات فحصل من انعكاس البيانات ،وبناء البيانات ،و خالصة البيانات.
التصحيح البيانات بطريقة التثليث المبدئي.
وحصل الباحث على )(١أن تكوين شخصيات الطالب التسامح هو بتشدد الفكر التسامح والتعاون فيما سيعقد
المعهد (٠) .وأما تكوين شخصيات الطالب المسؤولية فهو بتشدد وضع األهتمام على ما عقده المعهد( ٣ ) .وأما تكوين
شخصيات الطالب التعاون فهو بتشدد اإلملى التعاونية واالتصالية بين الطالب .وما يعقد هو "اندوك-اندوكان" العادة
التقليدية بالمعهد مفتاح العلوم اإلسالمي بنكاء وونسورجو بانيووانجي
Puncak syukur tiada henti kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
nikmat dan Rahmat-Nya sehingga tesis dengan judul “Pembentukan Karakter Santri
yang telah menuntun kita menjadi hamba yang mengenal Islam dengan segala syari’at
mulyanya, dan mengajarkan akhlaq mulya dengan keteladanan. Kepada segenap pihak
yang terlibat dalam menyelesaikan tesis ini kami sampaikan terima kasih, teriring do’a
tulus jazaakumullah khoirul jazaa’ dan semoga Allah selalu memuliakan serta
ini.
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Jember yang telah memberikan ijin dan bimbingan yang bermanfaat.
2. Prof. Dr. H. Abd. Halim Soebahar, M.A. selaku Direktur Pascasarjana IAIN Jember
bimbingan dengan penuh kesabaran, petunjuk dan arahan dalam penyusunan tesis.
3. Dr. Dyah Nawangsari, M.Ag. selaku Kaprodi PAI Pascasarjana IAIN Jember
4. Dr. H. Mundir, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan dan sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar sampai selesai.
tercinta.
penelitian di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, serta do’a, motifasi dan informasi
7. Pengurus, Guru, dan para Santri Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bengkak
9. Terimakasih tak terhingga saya haturkan kepada ayahanda Abdus Sholeh dan
Ibunda Almarhumah Sadima, yang tiada henti mengalirkan Do’a dan kasih sayang.
Dan terimakasih terdalam saya persembahkan untuk istri dan anak-anakku yang
Sudawi
ii
H. Keabsahan Data………………………………….………..…... 46
ii
A. Kesimpulan ............................................................................... 71
B. Saran ......................................................................................... 72
Lampiran – Lampiran
Riwayat Hidup
iii
1. Tesis ini banyak banyak memuat istilah teknis yang berasal dari bahasa Arab
ARAB LATIN
Kons. Nama Kons. Keterangan
ا Tidak dilambangkan (harf madd)
ب B B Be
ت T T Te
ث Ts Th Te dan Ha
ج J J Je
ح Ch H Ha (dengan titik dibawah)
خ Kh Kh Ka dan Ha
د D D De
ذ Dz Dh De dan Ha
ر R R Er
ز Z Z Zet
س S S Es
ش Sy Sh Es dan Ha
ص Sh S Es (dengan titik di bawah)
ض DI D De (dengan titik di bawah)
ط Th T Te (dengan titik di bawah)
ظ Dh Z Zet (dengan titik di bawah)
ع „ „ Koma terbalik di atas
غ Gh GH Ge dan Ha
ف F F Ef
ق Q Q Qi
ك K K Ka
ل L L El
م M M Em
ن N N En
و W W We
هـ H H Ha
ء A . Apostrof
ي Y Y Ye
3. Vokal panjang atau maddah bahasa arab yang lambangnya berupa harakatdan
huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf dan tanda
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf aliflam,
dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya: ( الَبَيْت
6. Tā` marbūtoh mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transiliterasinya
dalam tulisan Latin dilambangkan huruf “h” sedangkantā` marbūtoh yang hidup
dilambangkan huruf “t”, misalnya: ( = ُرؤْ يَةُ ْْال ِهال َلru`yat al-hilāl).
7. Tanda apostrof (`) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang
terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya: ( ُ = ُرؤْ يَةru`yah), ( =فقَ َهاءfuqohā).
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Tradisi hias telur atau kembang endog yang oleh masyarakat using
tradisi ini diyakini telah ada sejak awal tahun 1900 Masehi.1
Bermula dari seorang ulama yang berasal dari desa Cemoro Songgon,
menjadikan media telur ini sebagai sarana dakwah. Hal ini dilakukan karena
masyarakat using pada masa itu masih awam, dan banyak yang masih
ajaran Islam. Agar Islam lebih dapat diterima masyarakat, maka Kiai
1
Ikwan setiawan dan Andang Subaharianto, Kebudayaan Using: Konstruksi, Identitas, Dan
Pengembangannya (Yogyakarta: Ombak, 2016) hal.. 94
dalil agama .2
tapi dianggap ritual yang berkaitan erat dengan syiar Islam dan dakwah untuk
pisang yang telah dihias dengan menancapkan telur dan bunga, dengan
2
Artikel https://www.kompasiana.com/cak.iqbal.fardian/551f8e40813311932c9df2d8/e
ndogendogan-dan-tradisi-peringatan-maulid-nabi-khas-tanah-using
3
Ikwan setiawan dan Andang Subaharianto, Kebudayaan Using: Konstruksi, Identitas, Dan
Pengembangannya (Yogyakarta: Ombak, 2016) hal.. 96
beberapa makna filosofis, Endog memiliki tiga bagian, yaitu: kuning telur,
putih telur, dan cangkang. Ketiga lapis telur tersebut dimaknai sebaia berikut;
Kuning telur merupakan embrio atau asal usul dari sebuah proses kehidupan,
yang di ibaratkan sebagai Nilai ihsan dalam kehidupan manusia. Putih telur
syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yang jika ditancapkan pada diri
karakter dia.
Islam sebagai agama yang Rahmatan lil’alamin dan sendi dasar Negara
4
Ikwan setiawan dan Andang Subaharianto, Kebudayaan Using: Konstruksi, Identitas, Dan
Pengembangannya (Yogyakarta: Ombak, 2016) hal.. 96
karakter terpuji dan pribadi mandiri, melalui aktifitas rutin yang telah menjadi
5
Mohamad Guntur Romli, Islam Kita Islam Nusantara, Lima Nilai Dasar Islam Nusantara
(Tangerang: Ciputat Scholl, 2016) cet. 1, 66
6
Salinan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren, hal 3
jawab, kerja sama dan pembekalan life skill sehingga membentuk santri yang
Ulum dalam penanaman nilai-nilai karakter terhadap santri memiliki cara unik,
pesantren Miftahul Ulum yang berada dipedesaan, santri juga dapat menyerap
dengan visi pesantren “ Mencetak generasi muslim masa depan yang berilmu
Salah satunya adalah tradisi endog-endogan yang dilakukan oleh para guru
7
Salinan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007, Tentang Pendidikan
Agama Dan Pendidikan Keagamaan, 10
jawab dan kerjasama. Santri yang terdiri dari bangsa, bahasa, sifat dan budaya
tingkah lakunya serta mampu bekerja sama dengan baik dalam berbagai
kajian Akhlaq atau pembentukan karakter, hal ini sesuai dengan visi Yayasan
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti
penelitian selanjutnya.
c. Bagi masyarakat
E. Definisi Istilah
sebagai berikut:
dilaksanakan dengan rencana yang matang agar mencapai hasil atau tujuan
masyarakat. Adapun arti kata santri adalah orang yang belajar di Pondok
Pesantren.
nilai karakter atau perilaku yang baik kepada santri, seluruh proses
2. Tradisi endog-endogan
atau kembang telur yang hanya ada pada bulan kelahiran Nabi
Muhammad SAW, pada awalnya tradisi ini hanya dilakukan oleh suku
Wongsorejo Banyuwangi.
F. Sistematika Penulisan
berikut:
Bab kedua : Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang kajian kepustakaan
yang terdiri dari: kajian terdahulu dan kajian teori tentang Imlementasi
bab ini adalah sebagai landasan atau bahan penjelas serta sebagai perspektif
terkait dengan topik penelitian. Dan yang terakhir berisi kerangka konseptual
subjek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan
Bab keempat, Penyajian Data dan Temuan. Bab ini beirisi tentang
paparan data dan temuan penelitian dari hasil wawancara atau interview,
Bab kelima, Analisis Pembahasan. Fungsi dari bab ini adalah untuk
Bab keenam : Penutup. Bab ini berisi tentang pokok hasil penelitian
yang diajukan oleh peneliti. Pada bagian akhir tesis, penulis sertakan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
yang telah ditulis oleh penukis sebelumnya, berikut ini adalah tiga penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Takdir, pada tahun 2018, dengan judul
Pemikiran Said Aqil Siroj). Hasil penelitian meliputi (1) Konsep Pendidikan
Karakter Berbasis Islam Nusantara menurut Said Aqil Siroj ada lima, yaitu,;
Berbasis Islam Nusantara menurut Said Aqil Siroj ada lima Pertama,,
14
manusia unggul, sebagai penjaga ahlak, sebagai pewarisan budaya dan agen
perubahan.8
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Susongko Hery Wibisono, pada tahun
dan setiap efen-efen kegiatan, kerjasama antar sekolah dengan orang tua peserta
8
Takdir, Pendidikan Karakter Berbasis Islam Nusantara (Telaah Pemikiran Said Aqil
Siroj)(Tesis,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2018)
didik serta instansi lain, (3) Implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan
dalam berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan
dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. 9
3. Penelitian yang dilakukan oleh M. Ulul Azmi, pada tahun 2015, dengan
menyayikan lagu perjuangan NW, dan ditutup dengan shalat dhuha, dan
shalat zuhur; kedua, diniyah, Melalui kajian kitab kuning, mulai dari
fiqih, tarikh, akhlak, dan tauhid yang memuat mata pelajaran PAI
(aqidah akhlak, fiqih, qur’an hadits, dan SKI); ketiga, takhassus Melalui
9
Dwi Susongko Hery Wibisono, Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di
SMP Negeri 1 Tambakromo Pati (Tesis, Universitas Negeri Semarang, 2015)
Tabel 1.1
Orisinilitas penelitian
No Judul Persamaan Perbedaan Orisinalitas
1 Pendidikan -Nilai-nilai Penelitian ini fokus Fokus Penelitian
Karakter Berbasis karakter pada konsep, ini adalah
Islam Nusantara langkah Pembentukan
(Telaah Pemikiran mempertaahankan karakter toleransi,
Said Aqil Siroj) dan mengembangkan tanggung jawab
Implementasi serta peluang dan dan kerjasama
Pendidikan tantangan santri melalui
Karakter Berbasis pendidikan karakter penerapan tradisi
Kearifan Lokal di berbasis Islam endog-endogan
SMP Negeri 1 Nusantara
Tambakromo Pati
2 Implementasi Pendidikan Penelitian ini fokus Fokus Penelitian
Pendidikan karakter pada perennaan dan ini adalah
Karakter Berbasis berbasis pelaksanaan Pembentukan
Kearifan Lokal di kearifan lokal pendidikan karakter karakter toleransi,
SMP Negeri 1 berbasis kearifan tanggung jawab
Tambakromo Pati lokal di sekolah dan kerjasama
santri melalui
penerapan tradisi
endog-endogan
3 Implementasi Implementasi penelitian yang Fokus Penelitian
Pendidikan pendidikan focus pada bentuk ini adalah
Karakter Melalui karakter program budaya Pembentukan
Budaya Religius di religius dan karakter toleransi,
Madrasah Implementasi tanggung jawab
Tsanawiyah pendidikan karakter dan kerjasama
Mu’allimin melalui budaya santri melalui
Nahdhatul Wathan religius penerapan tradisi
Pancor Lombok endog-endogan
Timur
10
M. Ulul Azmi, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Religius di Madrasah
Tsanawiyah Mu’allimin Nahdhatul Wathan Pancor Lombok Timur (Tesis,Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015)
B. Kajian Teori
1. Pendidikan Karakter
nasehat sehingga menjadi sifat atau watak yang melekat dalam jiwa.11
lingkungan sekitarnya.
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
11
Musthafa al-ghalayain. Idhotun Nasyi’in. ( surabaya: Al hidayah, 2014), 299
dan negara.12
pembentukan kepribadian.
12
Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Cet. I; Jogjakarta: Laksana, 2012), h. 11.
13
Azzumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Cet. I;
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 3.
dan negara.
berikut:
14
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karrakter Prespektif Islam (Cet. II; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), h.11.
15
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya pada Lembaga Pendidikan
(Cet. II; Jakarta: Kencana, 2012),h. 12.
16
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah (tc; Jogjakarta:
Laksana, 2011), h. 19.
yang berlaku.
lingkungan yang baik maka anak dapat berubah sifatnya menjadi sifat
binatang bahkan lebih buruk lagi. Oleh karena itu, potensi tersebut
17
Thomas Lickona, Mendidik Untuk Membentuk Karakter: Bagaimana sekolah dapat
mengajarkan sikap Hormat dan Tanggung Jawab (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 108.
Oleh karena itu, karakter harus dibentuk agar menjadi bangsa yang
bermartabat.
18
Zubaedi,Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya pada Lembaga Pendidikan
(Cet. II; Jakarta: Kencana, 2012),h. 14.
manusia.
melakukan hal-hal yang baik.19 Ini ditegaskan pada QS. surah Al-
Sajadah ayat 7
”Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
padanya roh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur”.20
lingkungan atau keadaan di sekitar sehingga apa yang dia lihat dan
19
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya pada Lembaga
Pendidikan (Cet. II; Jakarta: Kencana, 2012), hlm 25.
20
Kementrian Agama RI, Al-Kamil Alquran dan terjemahnya (Jakarta: Darus Sunnah, 2002) , hlm
670.
didengar maka itu juga yang terbentuk secara pelan-pelan pada memori
peserta didik.
baik yang sesuai dengan ajaran agama Islam, yang meyakini dan
masih terjaga sampai saat ini dan dari dokumen sejarah yang dicatat
oleh para ulama asal Nusantara dalam kitab-kitab yang mereka tulis.21
dan budaya yang berbeda, ada beberapa kesamaan sifat yang dimiliki
para santri walaupun berasal dari suku yang berbeda diantaranya sifat
pesantren.
21
Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Khazanah Aswaja, (Surabaya: Aswaja NU Center
PWNU JawaTimur,2016), iii
yang mengacu pada falsafah Islam sebagai Rohmatan lil ‘alamin pada
ittihaad).22
keyakinan filosofis dan moral (serta agama dan praktik) orang lain
ungkapan atau ekspresi yang sah dari keyakinan orang lain atau
berlaku baik, lemah lembut, dan saling pemaaf. Dalam makna yang
Kata amanah, aman, amin dan iman berasal dari satu kata
hal yang lebih besar dan lebih penting26 orang yang amanah selalu
26
Musthafa al-ghalayain. Idhotun Nasyi’in. ( surabaya: Al hidayah, 2014), 192
27
Musthafa al-ghalayain. Idhotun Nasyi’in…193
baik dan persaan yang tulus kepada orang lain dan tugasnya. 28
setiap situasi baru atau takut resiko. Koherensi merupakan dasar yang
nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat dari penilaian atas keputusan
28
Budhi Munawar Rachman, Pendidikan Karakter pendidikan menghidupkan nilai untuk
Pesantren Madrasah dan sekolah, cet I, ( Jakarta: LSAF The Asia Foundation) 250
tindakan moral
29
Masnur muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Cet,II;
Jakarta: bumi aksara,2011), hal, 127.
30
Masnur muslich, Pendidikan Karakter,,,. 129
pembangunan karakter.
yang baik.
tanggung jawab dan menghormati diri dan orang sangat penting untuk
seperti ketekunan, etos kerja yang tinggi, dan kegigihan sebagai basis
2. Tradisi Endog-endogan
memiliki tradisi khusus, tradisi ini diyakini telah ada sejak awal
tahun 1900 Masehi. Yaitu tradisi hias telur atau kembang telur yang
masyarakat using pada masa itu masih awam, dan banyak yang
31
Ikwan setiawan dan Andang Subaharianto, Kebudayaan Using: Konstruksi, Identitas, Dan
Pengembangannya (Yogyakarta: Ombak, 2016) hal.. 94
32
Artikel https://www.kompasiana.com/cak.iqbal.fardian/551f8e40813311932c9df2d8/e
ndogendogan-dan-tradisi-peringatan-maulid-nabi-khas-tanah-using
keagungan jiwa sehingga dikau adalah orang Ihsan. Maka jika seperti
sehingga antara Islam dan budaya lokal pada suatu masyarakat tidak
33
Zainul Milal Bizawie, Masterpiece Islam Nusantara Sanad dan Jejaring Ulama-Santri (1830-
1945), (Tanggerang Selatan: Pustaka Kompas, 2016), 6.
34
Muhaimin AG, Islam Dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret Dari Cerebon, Terj. Suganda
(Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 2001), 11.
memaksakan.35
35
Zainul Milal Bizawie, Masterpiece Islam…, 5.
tradisi semata tapi dianggap ritual yang berkaitan erat dengan syiar
telur, putih telur, dan cangkang. Ketiga lapis telur tersebut dimaknai.
Pertama, kuning telur merupakan embrio atau asal usul dari sebuah
dari manusia yang mempunyai qolbu (hati), yang dapat menerima nilai-
36
Ikwan setiawan dan Andang Subaharianto, Kebudayaan Using: Konstruksi, Identitas, Dan
Pengembangannya (Yogyakarta: Ombak, 2016) hal.. 96
37
Ikwan setiawan dan Andang Subaharianto, Kebudayaan Using: Konstruksi, Identitas, Dan
Pengembangannya (Yogyakarta: Ombak, 2016) hal.. 96
38
Mohamad Guntur Romli, Islam Kita Islam Nusantara, Lima Nilai Dasar Islam Nusantara
(Tangerang: Ciputat Scholl, 2016) cet. 1, 72
C. Kerangka Konseptual
Santri
BAB III
METODE PENELITIAN
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
39
Creswell. Qualitative Inquiry: Choosing Among Five Traditions. (USA: Sage Publications
Inc.1998) …4
40
Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan, (Malang:
Kalimasahada, 1996), 3.
36
individu lainnya.41
peneliti juga berusaha memahami proses dan cara subjek memberi arti
B. Lokasi Penelitian
melestarikan budaya endog-endogan sebagai salah satu tradisi Islam yang ada
C. Kehadiran Peneliti
41
Creswell. Qualitative Inquiry: Choosing Among Five Traditions. (USA: Sage Publications
Inc.1998) …53
detail dan valid, peneliti terlibat secara langsung dalam semua prosesi tradisi
endog-endogan, sejak rapat persiapan oleh pengurus dan para ustadz, proses
menyiapkan jodang telur hias oleh para santri yang didampingi pengurus
asrama atau ustadz, pada tahap ini bahkan peneliti ikut bermalam dengan para
proses kegiatan yang diteliti, juga bersosialisasi dengan informan yang terdiri
dari pengasuh dan wakil pengasuh, pengurus pesantren, serta sebagian ustadz
dan santri secara langsung di lokasi yang ingin peneliti teliti, yakni Yayasan
penelitian adalah subjek lebih tanggap akan kehadiran peneliti, peneliti dapat
dengan penelitian dapat diambil dengan cara cepat dan terarah, demikian juga
dengan informasi dapat diperoleh melalui sikap dan cara informan dalam
memberikan informasi.
42
Mathew B. miles dan A. Michael Huberman, Analisisi data Kualitatif: Buku Sumber tentang
metode-metode Baru (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2002), 121.
D. Subjek Penelitian
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. 43
berikut:
daya manusia
5. Ustadz Kholili dan Rudi Hartono, keduanya adalah dewan guru Yayasan
43
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2011), 85.
Ulum.
analisis dan pencarian data bukan dalam rangka generalisasi dari berbagai
E. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder.44
1. Data Primer
44
E.Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,(Depok :
LPSP3 UI, 2009),117
45
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1998), 84.
2. Data Sekunder
Pondok Pesantren Miftahul Ulum berupa profil pesantrenn data santri, dan
yang diajukan tidak berstruktur, dan dalam suasana yang cair. Walaupun bisa
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
46
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian …, 85.
47
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia, 1998), 234.
1. Metode Observasi
Banyuwangi.
48
S. Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 113.
49
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif (Malang: Universitas Muhammadiyah malang, 2004),160
endogan.
dari hasil interaksi dengan individu lainnya. 52 Lebih dari itu, wawancara
50
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia, 1998), 234.
51
S. Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 113.
52
Creswell. Qualitative Inquiry: Choosing Among Five Traditions. (USA: Sage Publications
Inc.1998) …53
Banyuwangi
3. Metode Dokumentasi
sudah berlalu. Dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya
tradisi endog-endogan,
berikut:
53
Sugiyono, Metode Penelitian…, 204.
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
54
Creswell. Qualitative Inquiry: Choosing Among Five Traditions. (USA: Sage Publications
Inc.1998) hal. 147
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),69.
I. Tahapan-tahapan Penelitian
a. Tahap perencanaan
dan dokumentasi.
karena mungkin masih ada yang perlu direvisi untuk mencapai hasil
d. Tahap Laporan
BAB IV
tahun 1964 oleh KHR. As’ad Syamsul Arifin dan selanjutnya diamanatkan
putra pertama beliau KH. Moh. Hayatul Ikhsa, hingga saat ini.
lain, pengajian rutin mingguan untuk umum, dan juga beragam bentuk
istighatsah.
49
digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
50
peringatan hari-hari besar Islam yang diisi dengan berbagai kegiatan untuk
mereka.
Tabel : 3
Jadwal kegiatan Pondok Pesantren Miftahul Ulum
No Nama Kegiatan Waktu pelaksanaan Keterangan
1 Pawai Obor (tahun baru 31 Agustus 2019
Islam/Hijriyah)
2 Manasik Haji 10 Oktober 2019
3 Pawai Telur (Maulid Nabi) 07 Nopember 2019
4 Isro’ Mi’roj 22 Maret 2020
5 Nuzulul Qur’an Mei 2020
51
Data kabag LPMP PP. Miftahul Ulum tanggal 10 Nopember 2019
manusia sesuai ajaran Islam. ini merupakan ciri has dari tradisi pondok
selalu ada disekitar kita. Juga meneladani nabi Muhammad yang diutus
oleh Allah sebagai rohmatan lil ‘alamin. Hal ini sebagaimana yang
“Tradisi telur hias atau dalam Bahasa using (Bahasa asli suku using
Banyuwangi) disebut endog-endogan merupakan salah satu tradisi
masyarakat Banyuwangi yang dilaksanakan pada bulan Maulid (
robi’ul awwal) untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad,
yang dalam pelaksanaannya diwarnai oleh tradisi yang sudah ada
dimasyarakat, selain sebagai ungkapan syukur atas kelahiran Nabi
Muhammad endog-endogan merupakan syi’ar Islam. Karena
Rosulullah diutus oleh Allah sebagai rohmatan lil’alamin
(pembawa rahmat bagi alama semesta) Kita belajar untuk saling
menghargai antar sesama, di pesantren saja banyak santri berasal
dari luar kabupaten Banyuwangi dan tentunya mereka memiliki
tradisi tersendiri dalam merayakan kelahiran Nabi Muhammad
Ulum mengatakan, :
52
KH. Moh. Hayatul Ikhsan, M.Pd.I. wawancara Pengasuh PP Miftahul Ulum, 11 Nopember
2019
53
Ustadz A. kholili, S.Pd.I. wawancara Guru PP Miftahul Ulum, 13 Nopember 2019
54
Nur Hidayati Wawancara santri PP. Miftahul Ulum, 09 November 2019
dengan pendapatnya. 55
terdapat satu kelompok yang sengaja menyiapkan air kemasan dan telur
55
Observasi, PP. Miftahul Ulum Bengkak Wongsorejo Banyuwangi, 07 November 2019
56
Observasi, PP. Miftahul Ulum Bengkak Wongsorejo Banyuwangi, 08 Nopember 2019
lain. Santri yang menerapkan sikap ini dalam kesehariannya akan selalu
57
Ustadz Hariyanto, S.Pd.I. Wawancara Kepala Bidang Kepesantrena, 09 November 2019
endogan sangat menarik, dalam tradisi tersebut santri diberi tugas sesuai
Banyuwangi:
58
KH. Moh. Hayatul Ikhsan, M.Pd.I. wawancara Pengasuh PP Miftahul Ulum, 11 Nopember
2019
59
Observasi, PP. Miftahul Ulum Bengkak Wongsorejo Banyuwangi, 08 Nopember 2019
60
Abdul Wafi Wawancara Ssantri Pondok Pesantren Miftahul Ulum, 11 Nopember 2019
santri dilatih untuk dapat bekerja sama dengan santri lain, misalnya
endogan.
61
Observasi, PP. Miftahul Ulum Bengkak Wongsorejo Banyuwangi, 09 Nopember 2019
November 2019,;
menyampaikan,:
C. Temuan Penelitian
62
Abuya Dr. Fawaizul Umam, M.Ag. Wawancara wakil pengasuh PP. Miftahul Ulum, 12
november 2019
63
Ustadzah Rosyidah, S.Pd.I. wawancara Kabag LPMP PP Miftahul Ulum, 10 Nopember 2019
berikut, :
dan santri
pendapatnya.
terdapat satu kelompok yang sengaja menyiapkan air kemasan dan telur
karakter toleransi.
lain. Santri yang menerapkan sikap ini dalam kesehariannya akan selalu
sebagai salah satu wasilah mendidik santri agar lebih bertanggung jawab,
sebab sifat amanah itu sangat menentukan nilai seseorang, jika seorang
kerja tim tidak akan maksimal. Nilai karakter tanggung jawab adalah
salah satu keteladanan Rosulullah yaitu sifat amanah, sifat ini merupakan
satu dari empat sifat yang wajib para Rosul, momen Maulid menjadikan
endogan sangat menarik, dalam tradisi tersebut santri diberi tugas sesuai
santri dilatih untuk dapat bekerja sama dengan santri lain, misalnya
endog-endogan.
bekerjasama. dalam kegiatan ini santri secara tidak langsung dilatih untuk
hias sesuai pembagian tugas, membawa telur hias dalam pawai puncak
santri, karena jarak yang jauh dan hiasan telur yang cukup berat mereka
harus gantian memikul telur hias. Para santri bekerjasama dengan baik
Muhammad.
Tabel: 4
Matriks temuan Penelitian
NO Fokus Temuan
Pembentukan Pembentukan Karakter toleransi (tasamuh) melalui tradisi
karakter toleransi endog-endogan di pondok pesantren Miftahul Ulum dilakukan
1 melalui penerapan dalam keseluruhan proses pelaksanaannya, peneliti melihat
tradisis endog- sejak proses pembentukan panitia, penentuan waktu dan tema
endogan endog-endogan, rute yang akan dilewati, penentuan kelompok
peserta kirab endog-endogan, semua dilakukan oleh pengurus
pesantren, ustadz dan santri
Pembentukan Nilai-nilai karakter tanggung jawab yang ditanamkan kepada
karakter santri melalui pelaksanaan tradisi endo-endogan sangat
Tanggung jawab menarik, dalam tradisi tersebut santri diberi tugas sesuai
2 melalui penerapan dengan kesepakatan bersama, dan mereka mengerjakan tugas
tradisis endog- dengan penuh tanggung jawab, dan perasaan senang. Peneliti
endogan melihat ada kebanggaan pada diri santri ketika mereka dapat
menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan kepada
mereka.
Pembentukan Karakter kerjasama santri sangat terlihat ketika mereka bekerja
karakter bersama-sama, para santri tulus melaksanakan tugas yang
kerjasama melalui diberikan kepada mereka, menyadari tujuan bersama yakni
penerapan tradisis mempersembahkan kreasi terbaik sebagai bentuk
3 endog-endogan penghormatan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pembentukan karakter santri terintegrasi dalam setiap program
pesantren termasuk karakter kerjasama, termasuk dalam tradisi
endog-endogan yang menjadi kegiatan rutin pondok pesantren
Miftahul Ulum
BAB V
PEMBAHASAN
65
Musthafa al-ghalayain. Idhotun Nasyi’in. ( surabaya: Al hidayah, 2014), 245
63
merupakan ciri has dari tradisi pondok pesantren. Sikap tasamuh ini
Ghalayain, bahwa Allah tidak menciptakan kita kecuali agar kita saling
66
Azzumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Cet. I;
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 3.
bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang dianggap
dan perasaan senang. Peneliti melihat ada kebanggaan pada diri santri
kepada mereka
67
Musthafa al-ghalayain. Idhotun Nasyi’in. ( surabaya: Al hidayah, 2014), 224
68
Budhi Munawar Rachman, Pendidikan Karakter pendidikan…145
lain. Santri yang menerapkan sikap ini dalam kesehariannya akan selalu
sebagai salah satu wasilah mendidik santri agar lebih bertanggung jawab,
sebab sifat amanah itu sangat menentukan nilai seseorang, jika seorang
69
Budhi Munawar Rachman, Pendidikan Karakter pendidikan menghidupkan nilai untuk
Pesantren Madrasah dan sekolah, cet I, ( Jakarta: LSAF The Asia Foundation,2015,
dalam melaksanakan tugas yang telah disepakati bersama, sebab jika tugas
didunia.70
70
Musthafa al-ghalayain. Idhotun Nasyi’in. ( surabaya: Al hidayah, 2014), 192
Allah tidak menciptakan kita kecuali agar kita saling peduli, tolong-
umat.71
yang mengacu pada falsafah Islam sebagai Rohmatan lil ‘alamin pada
ta’awun).72
71
Musthafa al-ghalayain. Idhotun Nasyi’in. ( surabaya: Al hidayah, 2014), 224
72
Budhi Munawar Rachman, Pendidikan Karakter pendidikan menghidupkan nilai untuk
Pesantren Madrasah dan sekolah, cet I, ( Jakarta: LSAF The Asia Foundation,2015, 5
bekerjasama. dalam kegiatan ini santri secara tidak langsung dilatih untuk
hias sesuai pembagian tugas, membawa telur hias dalam pawai puncak
santri, karena jarak yang jauh dan hiasan telur yang cukup berat mereka
harus gantian memikul telur hias. Para santri bekerjasama dengan baik
Ghalayain, bahwa Allah tidak menciptakan kita kecuali agar kita saling
73
Musthafa al-ghalayain. Idhotun Nasyi’in. ( surabaya: Al hidayah, 2014), 224
Miftahul Ulum jika dikaji berdasarkan konsep pendidikan karakter maka hal
dibiasakan berperilaku baik dan diberitahu tentang kebaikan, anak itu akan
membentuk karakter toleransi, tanggung jawab dan kerja sama, melalui tradis
local yang ada sekitar pesanten, yaitu tradisi endog-endogan yang memiliki nilai-
nilai filosofis dalam pembentukan karakter. Hal ini selaras dengan Undang-
undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2019 tentang pesantren, pada pasal 1,
74
Musthafa al-ghalayain. Idhotun Nasyi’in. 299
75
Salinan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren, hal 3
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wongsorejo Banyuwangi
Wongsorejo Banyuwangi
71
penuh tanggung jawab setiap tugas yang diberikan, baik dalam mendesain
dan mebuat hiasan telur, membawa hiasan telur saat pawai, dan
Banyuwangi
B. Saran
1. Pengasuh pesantren
senantiasa:
2. Pengurus Pesantren
memberikan suri tauladan yang baik kepada peserta didiknya serta lebih
dalam menjadikan peserta didik yang berkarakter baik serta dan taqwa
4. Santri
mungkin, agar memiliki akhlaq yang terpuj, memiliki ilmu yang manfaat
dan barokah, mencapai cita-cita menjadi insan kamil yang selalu dalam
Ridlo Allah.
DAFTAR PUSTAKA
AG, Muhaimin. 2001. Islam Dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret Dari Cerebon,
Terj. Suganda Ciputat: Logos Wacana Ilmu
Artikel,:https://www.kompasiana.com/cak.iqbal.fardian/551f8e40813311932c9df
2d8/endogendogan-dan-tradisi-peringatan-maulid-nabi-khas-tanah-using
https://mediaindonesia.com/read/detail/4170-pesantren-basis-tolerans334i-
beragama
K. Yin, Robert. 2014. Studi Kasus: desain dan Metode, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Kementrian Agama RI, 2002. Al-Kamil Alquran dan terjemahnya. Jakarta: Darus
Sunnah
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2012. Pendidikan Karrakter Prespektif Islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Milal Bizawie, Zainul. 2016. Masterpiece Islam Nusantara Sanad dan Jejaring
Ulama-Santri (1830-1945), Tanggerang Selatan: Pustaka Kompas
Romli, Mohamad Guntur. 2016. Islam Kita Islam Nusantara, Lima Nilai Dasar
Islam Nusantara. cet. 1. Tangerang: Ciputat Scholl
Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, 2016. Khazanah Aswaja, Surabaya:
Aswaja NU Center PWNU JawaTimur
Wawancara dengan Rudi hartono Santri dan Pengurus asrama YPP Miftahul Ulum
Telur Hias (endog-endogan) Karya para Santri
MENERANGKAN BAHWA:
Nama : Sudawi
NIM : 0849316033
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Jenjang : Magister (S2)
Alamat : Bengkak Wongsorejo Banyuwangi
Benar-benar telah melaksanakan penelitian di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul
Ulum dari tanggal 28 Oktober 2019 sampai dengan 31 januari 2020 tentang:
“Pembentukan Karakter Santri Melalui penerapan Tradisi Endog-endogan di
Yayasan pondok Pesantren Miftahul Ulum Bengkak Wongsorejo Banyuwangi.
Untuk keperluan: Menyelesaikan Studi Program Magister (S-2), Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Jember.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana semestinya.