Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 36
Prof. Dr. H. JAIH MUBAROK, S.E., M.H., M.Ag. Or. HASANUDIN, M.Ag. FIKIH MU*AMALAH MALLY YAH KATA SAMBUTAN: Prof, Dr. KH. Ma’ruf Amin - Ketua DSN MUI Pusat Prof. Bambang Brojonegoro, Ph.D. - Ketua Umum /AEI Dr. H. Mohamad Nur Yasin - Ketua Umum APHESI es Daftar Isi DAFTAR ISI — iii. PRAKATA— ix SAMBUTAN PROE. DR. KH. MA’RUF AMIN — xi SAMBUTAN PROF. BAMBANG BRODJONEGORO, PH.D. — xiii SAMBUTAN DR. H. MOHAMAD NUR YASIN, S.H., MAG. — xv 1, AKAD HIBAH —1 Pengertian dan Dalil Hibah —1 Rultun dan Syarat Hibah — Haksebagai Objek Hibah—7 Hibah Mutlak dan Hibah Bersyarat— 9 ‘Meminta Kembali Objek Hibah — 13 Pembetian Orang Tua kepada Analenya—14 Hibah Bersyarat—15 Intbalan praca Pohok Perjonjian Hiba — 16 Imbilan dt Lucie Pokok Perjanjica Hibah —17 Syarat-Syarat Umum dalam Meminca Kembali Objek Hibah —18 Hadiah dan Ja'izah sebagai Bagian dari Hibah —19 Latihan — 25 AKAD AL-'ARIYAH — 3: Definisi dan Dalil Akad al-‘Ariyah — 31 Rulun dan Syarat Akad alAripah — 35 Konsekuensi Akad al~ariyal dan Ragamnya — 37 Pinjaman Tidak Terbatas —38 me & Pinjaman Terbatas —39 Kosep Akad al-'Ariyah: Amanah dan Dhamanah — 40 Sifat Akad al-’Ariyah — 45 Akhir Akad al'Ariyah — 48 Latihan—a9 AKAD WADI'AH— 53 Definisi al-Wadi'ah dan Ruknnya —s+ Dalil Wedi'ah dan Sifat Antanah — 56 Konsep Akad Wadi‘ah dan Ragamnya —59 Akad Waditah bi al-Ujrah —é6r Hubungan Akad Wadi’ah dengan Akad Mudharabah — é4 Berakhirnya Akad Waditah—69 Latihan — 69 AKAD QARDH — 75 Dedinisi dan Konsep Qards —75 Harta Qardh —78 Dalil Qardh — 79 Rukun dan Ketentuan Akad Qardh— 80 Fatwa DSN—MUI mengenai Qardh — 83 Akad Qardi:dalam Qanun Indonesia — 36 Hubungan Akad Qardh dan Akad al-“Aripah — 86 Hubungan Akad Wadi'ah dan Akad al-Qardh — ag Latihan—91 AKAD WASIAT — 97 Pengertian, Latar Belakang, dan Dalil Wasiat — 97 Hulum Wasiat— 104 Konsep Akad Wasiat— 106 Rukun dan Syarat Wasiat —io7 Membatalkan/Mengubah dan Batalnya Wasiat — ug Latihan— 115 iv Fikih stw'awietak Matippah: Akad Tabarm’ wa? ms 9. AKAD KAFALAH —189 Definisi dan Dalil Kafalah —190 Rukun dan Syatat Kafalah — 195 Ragam Kafalah —197 Akibat Hukum Kafuluh— 200 Kewenangan Makful lal untuk Menagth —200 Rewenangan Rafi! untuk Menagih Piutangnya kepada Ashi. Kafalah bi al-Ujrah —203 ‘a Fatwa DSN-MUI tentang Kafalah —205 Berakhirnya Akad Kafalah — 205 Latihan—207 10. AKAD RAHN — 213 Definisi al-Rahy —214 Rahm dan Dalilnya — 217 Rukundan Syarat Rahn —220 Utang-Piutang (al-Dain); Sebab dan Bentuknya —221 Jaminan dam Agunan—223 Menjaga dan Memanfaatkan Marhun — 226 Pemanfaatan Marhin —239 Fatwa DSN-MU! tentang Pembiayaan yang Disertai Ran —231 Eksekusi BarangJamninan—233 Latihan ~234 mH. ZAKAT— 241 Pengertian Zakat dan Dalilnya 242 Hukum Zakatdan Tujuannya —246 Rulun dan Syararzaleat 350 Pengelolzandan Penggunaan Zakat— 253 Fatwa MUI mengenai Zakar — 255 Latihan —241 Wi iki Mu‘amialah a ‘aliyyahi Akad Tag pret 2. 3 WAKAF — 267 Pengertian Waltafdan Dalilnya —267 Rukun dan Ragam Wakaf— 269 Sify Akad Wakaf Menurut Fugaha —271 WakafSementara Waktu — 273 Fatwa MUI tentang Wakaf Uang — 274 Wakaf Hak Gipta— 277 Latihan — 282, AKAD AI-SHULH — 128? Pengertian al-Shull dan DaliInya —287 Rukun dan Syarat al-Shuih — 293 Ragam dan Bentuk al-Shulh — 298 Sebab Perdamaian dan Akad yang Terkandungnya —300 Batalnya Perdamaian — 302 Latthan — 303 AKAD AL-HAJR — 307 Pengertian al-Hajr dan Dalilnya —307 ‘Tujuan al-Hajr dan Sebab-Sebabnya— 312 Belum Berumur Dewasa (al-Shaghir) —313 Gila (al-Majnun) —318 Idioe/Kacau Pikirannya (Ma'duh/'Ittah) —319 Pemboros (Safih) —320 Pelupa (Maghaffal) — 322 Pailit (al-Muflis} —322 Pengampu (Waliy al-Mahjur‘Alaih) —324 Latthan — 327 DAFTAR PUSTAKA — 331 INDEKS —337 KUNCIJAWABAN— 31 'TENTANG PENULIS — 343 Daftar tsi vil h AKAD AL-IBRA' —121 Pengertian dan Dalil al-Ibra’ —121 Ragam Bentukal-Ibra’ — 124 Rukun dan Syarat Ibra’— 127 Status al-Qabul dalam Akad al—Ibra" —130 Wakalab untuk thra’dan Takyif Figh-nya—132 Fatwa DSN-MUI mengenai al-Ibra’— 133 Latihan — 135 AKAD HAWALAH —141 Pengertian dan Dalil Hawalah —i42 Rukun dan Syarat Hawalah —145 Syatat Mudhil (Madin) —147 Syarat Muhal (Muhtal/Da‘in) — 148 Syatat Mubal ‘alaih— 149 Muhal bih/Muhtal brh (Blain) —150 Ragam Akad Hawalah dan Hukumnya— 152 Berakhirnya Akad Hawalah — 157 Fatwa DSN-MUI mengenai Hawalah dan Hawalab bil Ujrah —1s8 Produk Hawalah —is9 Latihan — 160 AKAD WAKALAH —165 Definisi dan Dalil Wakelak — ves Rulan dan Syarat Wakalah —171 Wakalah Mengenai Sanksi— 175 Ulang-Wakalak —177 Wakalah bi al-Ujrah —179 Fatwa DSN-MUI mengenai Wakalah bil Ujrah — 181 Berakhirnya Wakalah —184 Latihan — 185 Daftar isi Vv I Akad Hibah Akad hibah merupakan salah satu akad penting dalam praktik kontemporer pada Lembaga Keuangan Syariah, Akad tersebut dirancangkan pada duc institusi lembaga kewangan nonbank (Industri Keuangan Non Bank/IKN3), yaitu pérasuransian syariah dan dana pensiun syariah, Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hakikat akad hibah, parameternya, serta ragam hibah yang berparensi dikembangkan dalam praktik muamalah maliyah kontemporer. Dati segi bahasa, kata-kata yang menunjukkan per buatan hukum hibah adalah hadiah, ‘athiyah, nihlah, di samaping kata hibah itn sendiri. Pengertian dan Dalil Hibah Arti hibah’ secara bahasa adalah al-nihlah, yaita pemberian tanpa imbalan (alathiyah bi Ila thuadh) Sedangkan arti hibah secara istilah, sebagaimana a Taqiy al-Din abi Bakr thn Muhammad al-Husaini, Kifost ab liye Hill Ghayul ul-tehtighar (Semarang: ‘Taba Putra_cth), vol. 1,323. 2 Syekh Abi Abdillah Abd al-Salam ‘Allusy, tbanat at- Abkam Syarh Bulugh al-Maram (Beira: Dar al-Fikr. 2004), val. 111, him. 204, Maughné al-Muhtay (2/398), al-Mughnt (S/sor, iB ' kitab dijelaskan dalam kical dan Fasyiyah fbn ABA 8/530), sp ie bn Qudamah, Fath al-Qadir (7/113), weld tell I> ese He SE oa as, ijkan harta tape: imbatan pada sac “Akad pentindahan kepert i ta (secarer buck)”. ersamgheitan hidup, dan steve Berkaitan dengan definisi hibah secars terminologis cersebu, ular sienjelaskan akad hibsh secara lebih terperine!, enka Tainst i. Kepindahan keperalikan objek Coad yup elmmiil, yaitr akad ni, rermak akad yang menyebabkan kepemilikan objekniya berpinds, dati milile pemberi menjadi milk penerima. Kata ‘agd yufid al-tamy, menunjukkan perbedaan antara-akad hibah dan akad al ariyab (pinja, barang), yaitt akad yang menyebabkan berpindahnya kepemilija, manfaat barang.(ementara kepemilikan barangnya tidak berpindayy katena teari akad al-aeriyah adalah tnenghibahlean manfaat harta, 2. Imbalan (“iwadk); kata int thenunjultkan perbedaan akad hibab dag akad bisnié Qnwawadhat) yang ditandai adanya pertukaran. Daag ‘akad jual-beli cerdapat pertukaran ancara barang (metsman) dan barge (teamaw), sadangkan dalam akad ijarah terdapat pertukaran antay jasamanfaat barang (manfa'ah) dan sewe/upah (ujrah). Akad hibak termasuk demain akad tabarn’, di mana pemberi tidak mempetoleh imbalin dari pihak penetima sebagai imbalan atas objek hibah diterimanya (sebagaimana teori pervukaran/al-mrubadalah). 3: Wakew (hal al-hayad), yaitu akad hibah dilakwkan antara pemberi dia) penerimia pada saat pemberi masih hidup: Pernyataan tersebut thi tk membedakan elektivitas (nafads) akad hibali dan sekaligus membeds kannya dengan akad wasiat. Hibah dan wasiat pada dasarnya samy Dg J) Walbab abZuhaili, ol-Figh allem i wa Aditlonak (Damaskus: Dar at-Filr. 2008), WE V, him. 3.280, A Wabbah al-iuhaili, al-Figh at-tstami wa Adillazni: (Damaskus: Dar al-Fike. 1004, vl) ¥, him. 3.380°3.98%; litiat Mubammad Ibn Abeiad ton Muhammad thn Ahead Tit Rusyd al-Qurthubi al-Andalusi, Bidayat al-Sojtakid wa Néhayct al-Muglashid (Beit Daral-Kurub al-Iniyyab. 2010), htm. 709-713. . 2 Fikih Mitumelak Maliypah; Akad Tabara’ 2 Akad Al-’Ariyah Akad al-varah tidak begitu dikenal dalam literatur yang ditulis dalain bahasa Indonesia, vermasuk di Kalangan santri di pesancren, yang lebih dikenal adalah akad alariyal (pinjaman). tstilah ini mirip dengan istilah al-ida (untuk akad wadiah), Kata alariyah, al-wadi'ak, dan al-kibah tidak memunjukkan prosesnya, tetapi menunjukkan abjeknya, yatcu kate al-teripal (abjek pinjaman), al- wadiah (objek titipan), dan al-hibak (objek hibala/ al-mauhub), Sedangkan istilah al-ferah atau kata menunjukkan aked atau perjanjiannya. Pada bab ini akan dijélaskan mengenai konsep al-itirah; teori al-arah dari segi penja- munan (Wdhaman) dan amanah; rukun dan syarat pinjaman; hukum pemanfaatan objek pinjam- an, baile yang bersifar mutlak maupun verbatas; perbedaan pendapat/sengketa (al-ntza)) antaca pihak peminjam dan pihak yang meminjamkan; serta berakhimya akad pinjaman. al! Definisi dan Dalil Akad al-'Ariyah Sebagaimana telah disininggung bahwa kata alariyah secara bahasa berarti objek yang ) dlipinjamkan, Kata tersebut sering digunakan wntule mentinjulkan ajgy Peminjaman (barang). Kata alariyah (al-Earah) diarnbil dari kata ‘gry yang berarti perpi (dsahabal dan datang (aa), Ada juga yang berpendapar baba kata al-ariyah berasal dari kata al-trawur yang berarti saling bergantian (q, tadawnl wa al-tanawul.? i Dalam kitab Mughyi al-Multaj (2/263), Takonilat Fath al-Qndir (7is9), dan Hasivah ibn Abidin (4/524), al-Jauhari menjelaskan tentang adanya yang menduga hahwa kara al-arijith berasal dari kata alar yang berarti tercely (aib) karena meminjam dianggap petbuatan tercela. Namun, pendapat inj dfbantah lama karena Ragulullah Saw. telah melakukannya (hadits fiiyahy Seandainya meminjam termasuk perbuatan tercela, tentu Rasulullah say tidak akan melakukannya? Ab-Sarkhasi, sebapaimana dijelaskan dalam kitab al-Mehsuth (ayia), menjelaskan bahwa arti al-?amh seeata istilah adalah? po ei us “Pemindahan kepemitikam manfaat (Garang) tanpaimbalan’. Ulama Syafi'iah dan Hanabilah, sebagaimana terdapat dalam kitah Mughni al-Muliaj (2/264) dan KasyaFal-CQina’ (4/67), menjelaskan bahwa yang dimaksud akad al-arah seeara terminologis adalah: . PE tail oy “Izin kepada pihak lain untuk mengambil manfaat (benda) miliknya tanpa imbalan®. 4 Wabbab al-Zubaili, al-Figh al lst iid aititatwh (Damaukuse Dax , him, 4.035, Abu ‘Abd. al-Mu'thi Muhammad Ibn ‘Umar thn “Al menegaskan bahwa al-wryak secary istilah sdalah arta milik pifrak lain serta kekal hartanya. Lihat Abo Urnar [be ‘Ali Navwawi aan, Ni Karya Thahs Putra. teh), hint, 202, ‘Wahbah al-Zubaili, al-Figh al-tslumi wa Adilattule (Damaskus: Day al-Pike. 2004), vol. ¥, him. 4.035.086 dan lihat Muhammad Ibn fema‘l al-Kablani, Subut al-Salam Svark ‘Baltagh al-Marar pale Jaen! Adillatat- Alkan (Bandung: Dahlin. eth, val, 11, him: 67, 3 Tagiy al-Din Abi Bakr thn Muhammad af-tusaini, Rifuywe al-Abliyar fi Hill ‘ebtishar (Semarang: Taha Putea. th), val hlm. 29; dan Wahhee ol al-islani wea Adillatich (Darmaskus: Dar af Fikr. 2004), val wawil ab-fawi kebolchan mengambil mantaat Abi "Abd al-Mu'thi Muhammad inayat al-2uin fi treyad alemudiiadiin, (Semarang: par a fahsats al-2uhaili, al-Fig) it. 2004), vol. V, him, 4.096, 32 Fikih Mu'malak Muliyyuh: Akad Yabarrat 3 Akad Wadi’ah Akad wediah rermasuk akad yang aktual karena eksistensinya melakat pads Lembage Keuangan Syariah, rerutama perbankan syariah. Dalam Undang-Undang Nomor ai Tahun 1008 tentang Perbankan Syariah, terdapat ketentuan mengenai akad wadiwh, antara lain: 1. Pada pasal 1 angka 20 dinyatakan bahwa sim- panan adalah dana yang dipereayakan oleh nasabah kepada bank syariah dan/atau unit osaha syariah berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak berrentangan dengan peinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamaken dengan ins. 2. Pada pasala angka22-dinyatakan: bahwa ta~ bungan adalah simpanan berdasarkani aked ‘wadiah atau investasi dana berdasarkan akad amudtharrabah: atau akad Jain yang tidak berren- tangan dengan prinsip suariah, yang penarik- annya hanya dapat dilakukan menurat syarat dan ketenuan terrensu yang disepakari, vetapi tidak dapat dirarik dengan cek, bilyet giro, dan/arau alat Jainnya yeng dipersamakan dengan itu. oS Tahun 2008 tenta Dalam Undang-Undang Nomor 21 id tig Sparighveainat bahwa akad wdah digunakan dalara rangha pengh. st dana (finding), baik yang berupa tabungan maupun gira, an Definisi al-Wedi'ahdan Rukunnya Dalam kitab Mu'jam Magayis ai-Laghah (6/96) karya Ibn Paris dijetas, bahwa arti al-wadtah secara etimologis adalah. tinggal (al-tarky can keosigy (al-takhlipay. Al-swnatth menunjukkan pada benda yang divinggey kepada pihak/orang yang dapat dipercaya* Kata ai-wadi‘ah dalam ‘bags, Indonesia diterjemabkan menjadi ttipan yang maknanya sejatan,eohin mana diacur dalam BW. Konstruksi tersebut menunjukkan rukun selain akadnya kateng bagi vam Hanafi, rulun akad wsdah hanya sac, yale shighat ala atau pr anjian. Pakar fikih membedakan antara al-wad?h dan al-ida!, Abwaaiy, merupakan kara yang menunjuldan benda/objek yang diritipkan uncuk ijags oleh penerima tiripan, sedangkan al-ida’ menunjukkan perbuatannya: Ole}, ‘rena ina, palar fh menyatakan babwa atti el-wadiah seeara terninoegs adalah harta yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijaga: Karenanya, ‘wailah jugs berart pemberian asa untuk memelihara objek yang dittipcan’ 1 Abu al-Walid Mtwhommad tly Abmad tha Rasyd al-Curthmbd al-ardalusi Bilal Muftabid wa Nikayet al-Mujtathid (Libanan: Dar alekueub abtlmiysh. 2030), hin, 436, Nazih Hammad, “Agd #2-Wadi'ah fi gt Syartah al-Llamypule “Andh (anhajiy Muganee (Damaskas: Daral-Qalam. 1999), bli. 8, Kata al-wadéab cligumalan uyruc eienunjaleon Head niengenai penitipan baratig (ad al-wadi'ah). Kara al-wadt'ak coears bahasa berars bacang yang diitiptan. Lihat Tagip al-Din abi Bakr Tbs Michaworaad al: Husaini, Sent stl Addgpar fi Hill Ghayat al-IKitéshar (Gemarang: Thaha Purea. eth), vol. him. th. 2 — Retenruan yang relevan yany tetdapat dalarn BW adalahy + Penitipan terjadi 2pabita searang mnenerirna asus barang dati seotung lin, dengan syarer bahwa is akan tenyimpanuya dan mengembajlkannys dln wujud asaluya (BW passi 1.694). b. Darang yang ditkpkan hams dikemballkan kepada orangy:mng mecitipian, ecbsict spabila dimintanys, sehalipun dalam perjanjiannya telal ditetapkan satu walt ‘ain untuk pengemballaniya, Kecuall apabila telah dilakukan aut pengitaan 240 barangrbarang yang berada di tangan perverimnattipan (BW pasal 1.723) 3 Nazih Hammad, ‘Agd si-Wadiah fi al-Syartch al-tslaneyyah; ‘arth Mtanlajiy Meinl (Damaskus: Dar al-Qalaen, 1993), hlm. 8; dan Tagly al-Din Abi Baler Thm Mulsasnmad 2 Hausa, Kifsyatabablyarf Fit Hayat sl-eishar(Sernaranpe-Talha Pusra ch, vo it 54 Fikih Mutametah Maliyyah: Akad Taburru? 4 Akad Qardh Akad qardk merupakan akad yang banyak dilak- Sanakan oleh Bait al-Mal wa al-‘Tarwil (BMT), baik yang berbadan hukum kepetasi maupun badan hukui lainnya, Pada bab ini akan dijelaskan mengensi definisi gardh, dalilnya, fatwa DSN- MUL mengenai jardh, serta hubungan akad yardh dengan akad wadrah. Definisi dan Konsep Qardh Wahbah al-Zuhaili, dalam kitab al-Mu'amalat al-Malivah al-Measirah, menjelastan 3x1) gard secara bahasa dan secara istilah, Secara bahasa, al-qardh beratti sebagian (al-gath’y karena -harta yang dipinjamkan merupakan bagian dari harta mmilik pihak yang memberi pinjaman. Sedang- kan arti al-qardh secara istilah di-tkhtilakan oleh ulama, antara fain 2 AbSyekh ‘Ale alin Zatti, gh al-Mimalat al Malia at-Mecgaran- Shiyaghah fadidah wa Amtilak Mu'ashinah (Damskuy: Dar al’Ashma’. 2010}, him. 25; Wahab al 2ubail, abiMeromalet af-Nfativih al Mvcasiral (Darraskes) Dar abril. 2003), him 79: Wahbah al-Zubail,al-Figh altel wt Aitlatsh (Damaskug: Dar al-Fieral-Muashit, 2006), vol, V, him, 5,28¢: dan al-Sayyid Sobiq, Fiqh ale Sunnah Beirut: Bar al-Tikr, 3983), vol 11, bil, yaz, »\ smpaikan dalam kitab alspy yang dimaksud dengan atau SU lass tbe tthe santas) lhe Se that “Harta yang oiberiha hepa pha lain yang memilth padanay publiky untuk membayar/men ngernibielihiamnya. Malikiah, sebagaimana disampaikan dalatn Kitab Masyiygig, bahwa yang dimaksud dengan at-joqy 1. Ulama Hanafiah, sebagaimana disa Muklitar (s/1o1), menjelaskan bahwe socara istilah adalah: Ular Dusuqi (3/222), menjelaskan a secara istilah adalah: ai gal As wa db Jes pie ABS Le tly “Menyerahhan harta yang bermanfaat dengan (hewajiban) menggays: nya dengan harta yang sepaden yang menjadi targguens Jaurab (peminjar) untuk dimanfaatkan semata’. 3. Ulama Syafi'iah, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Mughat, al-SMuhty (2/117), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan al-gardh secara istilah adalah: Bae BF Ie & yas dg 353 OF le ect) Sus “Memindakkan kepen:iltkan boerang watuit dikembalilian guntinya (yang sepadan}". 4. Ulama Hanabilah, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab al-Rawdh ab Murka" (2/190), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan al-gondh necara istilah adalah: thee dose eu yee

You might also like