WALIKOTA BANJARMASIN
PROVINS! KALIMANTAN SELATAN
Banjarmasin, ® Desember 2020
Nomor — : 180/'804 /KUM/XI/2020 Kepada
Sift: Biasa
Lampiran : -
Hal Permohonan Moderator Yth. Dr. ANDI TENRI SOMPA, S.IP.,M.Si
Di-
Tempat
Dalam rangka penyelenagaraan Festival Hak Asasi Manusia 2020 kerja
sama antara Pemerintah Kota Banjarmasin dengan Komisi Nasional Hak Asasi
Manusian Republik Indonesia, Kantor Staf Presiden Republik Indonesia dan
Intemational NGO Forum on Indonesian Development, maka Panitia
mengadakan Pleno II dengan Tema “Pembangunan Daerah yang Berbasis Hak
Asasi Manusia Melalui Perwujudan Kota/Kabupaten Inklusi’, yang akan
diselenggaraken pada :
Hari, Tanggal : Kamis, 17 Desember 2020
Pukul 14,00 WITA s.d. 16.00 WITA
Tempat Aula Kayuh Baimbai Pemerintah Kota Banjarmasin
Dengan ini kami bermaksud mengundang Ibu agar bersedia menjadi
Moderator dalam Pleno II tersebut. Demikian permohonan disampaikan. Atas
perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
JZ WAAKOTABANJARMASIN,
Narahubung :
Untung Eko Laksono
No. HP. 0819-5105150
Email : bagianhukumbjm@gmail.com
Jalan Raden Eddy Martadinata Nomor 1 Banjarmasin 70114
Telepon (0511) 4368142 ~ 4368145 Faks. (0511) 3353933
www.banjarmasinkota.go.id4 dari 4
PANITIA FESTIVAL HAM 2020
Jalan Raden Eddy Martadinata Nomor 1 Banjarmasin Blok C Lantai 2 Kode Pos 70111
Telepon & Faksimile (0511) 3363854
website: http:/festivalham.com
Term of Reference (ToR)/Kerangka Acuan Kerja
Diskusi Pleno Il
“Pembangunan Daerah Berbasis HAM Melalui Perwujudan Kota/Kabupaten Inklusi.””
Banjarmasin, Kamis, 17 Desember 2020
Latar Belakang
Hak atas pembangunan merupakan salah satu hak asasi yang fundamental
yang berakar pada Piagam PBB, Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia, Kovenan
Intemasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, dan Kovenan Internasional tentang
Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Deklarasi Hak Atas Pembangunan (diterima
Majelis Umum PBB lewat resolusi No. 41/128, 4 Desember 1986) membuat hak ini
menjadi eksplisit. Deklarasi ini menyataken dengan tegas bahwa hak atas
pembangunan adalah hak yang tidak dapat dicabut (an inalienable right) dengan
dasar bahwa setiap individu dan seluruh umat manusia memiliki hak untuk
berpartisipasi, berkontribusi, dan menikmati pembangunan ekonomi, sosial, budaya,
dan politik. Dekiarasi Wina dan Program Aksi tahun 1983 menegaskan kembali
tentang keberadaan hak atas pembangunan ini melalui konsensus.
Dari sejak lama disadari, proses pembangunan temyata tidaklah dengan serta-
merta memberi kontribusi dalam memajukan pelaksanaan hak asasi manusia, hanya
dengan merujuk pada berbagai bidang yang menjadi perhatian hak asasi
kesehatan, pendi
mengatasnamakan “pembangunan’ seringkali salah arah dan bahkan kontra-
seperti
iikan, keadilan, atau pemerintahan, Berbagai aktivitas yang
produktif untuk kerangka pelaksanaan hak asasi manusia,
Untuk mendapat pencapaian yang lebih baik, maka setiap strategi
Pembangunan harus dengan tegas didasarkan pada adanya hubungan yang erat
antara strategi dan proses pembangunan dengan usaha-usaha untuk memajukan
penghargaan terhadap hak asasi manusia. Pembangunan semestinya memberi
pengaruh yang kuat terhadap penghormatan dan pemajuan hak asasi manusia.
Setiap pelaku pembangunan mesti memperoleh pelatihan hak asasi manusia; dan
negara, sebagai pemangku kewajiban atas hak asasi manusia, semestinya
memperhitungkan setiap tahapan pembangunan (misalnya, melakukan penilaian -
kebutuhan, pengidentifikasian, pengimplementasian, pemantauan, dan evaluasi
proyek).
Pembangunan harusiah berpusat pada rakyat dan membuka kesempatan
seluas-luasnya kepada rakyat untuk turut berpartisipasi dan _berkontribusi
Pembangunan pun harus ramah lingkungan. Tujuan ini tidak akan terwujud semata-
mata hanya dengan bersandar pada pertumbuhan ekonomi; namun harus diiringi2dari4
pula dengan perimbangan yang adil dalam distribusi, memicu untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat, serta bisa memberikan pilihan dan kesempatan seluas-
luasnya kepada rakyat. Prioritas utama untuk hal ini adalah dengan cara memerangi
kemiskinan, mengintegrasikan kaum perempuan di dalam pembangunan,
menguatkan masyarakat dan pemerintah untuk menentukan nasib (self-reliance) dan
kehendaknya sendiri (self-determination), dan melindungi hak-hak masyarakat adat
(indigenous people)
Dasar pikiran digunakannya pembangunan berbasis hak asasi manusia
bahwa norma-norma dan nilai-nilai yang diatur dalam hukum hak asasi manusia
harus selalu menjadi landasan dasar bagi setiap institusi pembangunan di dalam
menentukan kebijakan-kebijakannya. hak asasi menjadi penting dalam konteks
pembangunan karena berpotensi untuk memberdayakan masyarakat. Pembangunan
tidak akan mungkin berjalan efektif tanpa adanya pemberdayaan masyarakat,
Upaya-upaya pembangunan harus mengedepankan dan mempromosikan
prinsip-prinsip hak asasi manusia termasuk menghormati martabat manusia, non
diskriminasi, partisipasi dan akuntabilitas. Salah satu kelompok yang masih
mengalami hambatan struktural dan kultural dalam proses pembangunan adalah
Penyandang disabilitas. Untuk menyikapi kondisi tersebut 177 negara di dunia
meratifikasi Convention On The Rights Of Persons With Disabilities (CRPD) /
Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, termasuk Indonesia yang telah
meratifkasi Konvensi PBB tersebut melalui pengesahan dengan Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2011.
“CRPD adalah per}
memastikan terjam
i HAM internasional yang mendukung
perlindungan dan pem
Untuk kembali menyebariuaskan pembangunan daerah berbasis nilai-nilai HAM
melalui perwujudan Kota/Kabupaten Inklusi di seluruh kalangan penyelenggara
Pemerintahan dan Masyarakat, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, Kantor Staf Presiden Republik Indonesia, Pemerintah Kota Banjarmasin
dan Intemasional NGO Forum on Indonesian Development (INFID) akan
menyelenggarakan Festival Hak Asasi Manusia dalam Diskusi Pleno II
“Pembangunan Daerah Berbasis HAM Melalui Perwujudan Kota/Kabupaten
Inklusi.” Pleno ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perwujudan
Kota/Kabupaten HAM bagi para Satuan Kerja Perangkat Daerah , Lembaga Swadaya
Masyarakat Difabel, Masyarakat Sipil yang akan berpartisipasi dalam Pembangunan
Daerah berbasis HAM di tengah kondisi pander
Nama Kegiatan
Diskusi Pleno I!
“Pembangunan Daerah Berbasis HAM Melalui Perwujudan Kota/Kabupaten inklusi.”Vv.
3 dari 4
‘Tempat dan Waktu
Tempat : Aula Kayuh Baimbai, Pemerintah Kota Banjarmasin
Waktu : Kamis, 17 Desember 2020.
Jam : 14.00 - 16.30 MITA
Tujuan
4. Tersebarluaskannya nilai-nilai Pembangunan Daerah Berbasis HAM ke para
Satuan Kerja Perangkat Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat Difabel dan
masyarakat sipil.
2. _ Tersebarluaskannya informasi mengenai Pembangunan Daerah Berbasis HAM
Melalui Perwujudan Kota/Kabupaten Inklusi.
3. Terlaksananya kerja sama yang baik antara Komnas HAM dengan Pemerintah
Daerah dan lembaga lainnya dalam rangka Pembangunan Daerah Berbasis
HAM.
4. Terjadi tukar pengalaman di antara para peserta penyuluhan dengan
rarasumber.
Panitia
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Kantor Staf Presiden
Republik Indonesia, Pemerintah Kota Banjarmasin dan Interasional NGO Forum on
Indonesian Development (INFID).
Peserta
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Banjarmasin, Lembaga Swadaya
Masyarakat Disabilitas, Masyarakat Sipil, Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa,
‘Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, Biro
Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Kantor Wilayah Kalimatan
Selatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, KNPI Kota Banjarmasin,
Kelompok Malingai, Dewan Kecamatan.
Vil. Narasumber dan Moderator
Narasumber
1. Komisioner Komnas Ham (Beka Ulung Hapsara)
2. Walikota Banjarmasin (lbnu Sina)
3. Dekan Fakultas Hukum (Abdul Halim Barkatullah)
4. Manager Kaki Kota Foundation (Fitria Eka Ramadhini
Moderator
* Andi Tenri Sompa4dari4
Vill. Susunan Acara
No Waktu ‘egiatan
Kamis, 17 Desember 2020
1 [13.30-14.00 WITA Registrasi Peserta (Peserta mengisi daftar hadir)
2 (14.01 - 14.15 WITA Pembukaan
IMC memandu jalannya acara dan Membacakan
Susunan Acara dan Tata Tertib Pleno
3 [14.16-16.30 WTA joderator memandu jalannya acara
[1 Presentasi Narasumber
. Tanya Jawab
._Kesimpulan
1% Anggaran
Diskusi Pleno il “Pembangunan Daerah Berbasis HAM Melalui Perwujudan
Kota/Kabupaten Inklusi” ini akan menggunakan anggaran dari Bagian Hukum
Sekretariat Daerahs Kota Banjarmasin.
x. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan ini dibuat untuk menjadi acuan kerja bagi
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.
Banjarmasin, Desember 2020LEMBAR KONFIRMAS!
HAL : MENJADI MODERATOR
Mohon untuk dapat dikirimkan kembali selambat-lambatnya pada Kamis,
10 Desember 2020 kepada:
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin, U.p. Sdr. Untung Eko
Laksono dengan No. Telp. 08195105150 / Email: bagianhukumbjm@gmail.com
‘Yang bertandatangan di bawah ini
Nama
Jabatan
Instansi
No. Telpitax
No. Hp
E-mail
No. NPWP
No. Rekening
Dengan ini menyatakan bersedialtidak bersedia* menjadi Moderator pada Festival
Hak Asasi Manusia 2020 Pleno Il “Pembangunan Daerah yang Berbasis Hak Asasi
Manusia Melalui Perwujudan Kota/Kabupaten Inklusi" yang akan diselenggarakan
oleh Pemerintah Kota Banjarmasin bersama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, Kantor Staf Presiden (KSP) dan International NGO Forum on
Indonesian Development (INFID).
Banjarmasin, Desember 2020
* Coret ru