01-Pengertian Concrete Dan Quality Control-Purwanto

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 59

10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Dr. Ir. Purwanto, M.T, M.Eng.


Mobile : 081228836237
Mail : purwatrend@lecturer.undip.ac.id
Pengertian Beton purwatrend@gmail.com
Karakteristik beton (Kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur, modulus
elastisitas, poisson ratio)
Pertemuan 09
Beton segar : kriteria jangka pendek dan jangka panjang; workabilitas,
segregasi, bleeding, slump test, pengangkutan, pengecoran, pemadatan,
Perawatan Beton
Quality Qontrol Beton
Uji Laboratorium & Uji Lapangan
Pertemuan 10
Mutu beton yg jelek, Cacat beton dan Penanganannya (retrofit,
pembesaran penampang/ covering/ Jacketing, FRP, dll)
Pertemuan 11 Bahan tambah (additive dan admixture)
Pertemuan 12 Mix desain cara DOE ( Dasar Teori & Contoh Perhitungan)
Pertemuan 13 Latihan & Tugas 1 : Mix Design Cara DOE
Pertemuan 14 Mix desain cara ACI ( Dasar Teori & Contoh Perhitungan)
Pertemuan 15 Latihan & Tugas 2 : Mix Design Cara ACI
Pertemuan 16 UAS
1
Oktober 2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Pengertian Beton
dan Quality Control

1
10/29/2022

 Gedung bertingkat
 Kubah Masjid
 Toll Project
 Jembatan
 Tower /Reservoir
 Bendungan dll

2
10/29/2022

 Plat Lantai
 Balok
 Kolom

3
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2020

4
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

Material and Structures Diponegoro University

10

5
10/29/2022

11

12

6
10/29/2022

Keuntungan precast concrete :


• Kualitas Beton lebih baik • Dimensi akurat & presisi
• Durabilitas lebih tinggi • Produk tipikal
• Diproduksi di pabrik shg tdk • Produksi optimum krn limbah sedikit
tergantung Cuaca • Waktu pelaksanaan lebih pendek

ON SITE

13

Teknologi Bahan Diponegoro University

Sejarah Peraturan Beton Indonesia

PBI-1955 PBI-1971 (NI-2)

SKSNI-T15-1991-03 PBI-1989

SNI-03-2847-2002 SNI-03-2847-2013

SNI-03-2847-2019
14
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

7
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Semua mahasiswa wajib memiliki Code ini


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Teknologi Bahan Diponegoro University

BETON

CEMENT
Paste
K-300 WATER
Mortar
FINE AGG. Concrete
fc = 25 MPa
COARSE AGG.

ADDITIVES/ADMIXTURE
16
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

8
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

• PASTA ( PC + air)
Pasta semen adalah hasil proses hidrasi antara
semen & air.

Pasta semen untuk


Masonry
ACIAN dinding Plastering
Cement paste

17
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

Teknologi Bahan Diponegoro University

Mortar : pasangan Batu Bata, Batu Kali, plesteran

18
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

9
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Fine aggregates (SAND)


Pasir alam :
pasir Muntilan
Pasir Galunggung

Pasir Buatan :
 M-Sand
 Abu Batu
 Dr Stone Crusher
19
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

Teknologi Bahan Diponegoro University

Types of fine aggregates


1) Pasir Cor (Muntilan,Abu Batu)
2) Pasir Pasang (pasir sungai)
3) Pasir Urug (pasir sungai)

Pasir Sungai

Ir. Purwanto, M.T., M. Eng


20 Pasir Urug 2021

10
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Types of coarse aggregates


1) Batu Pecah (Split)
2) Koral, Kerikil,Grosok,Blondos
3) Batu Pecah Tangan

Batu Pecah (split)


Dimensi Split :
5/10, ½, 2/3, 3/5

21
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

Teknologi Bahan Diponegoro University

Coarse aggregates ( AGREGAT KASAR)

Batu Pecah Tangan

Koral, Blondos,Grosok,
Kerikil
22
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

11
10/29/2022

B E T O N

concrete composition PORTLAND CEMENT WATER ( WCR )

23

COARSE AGGREGATE (SPLIT) CONCRETE


fine aggregate (SAND)

LABORATORIUM BAHAN & KONSTRUKSI , DEPARTEMEN T.SIPIL , FT.UNDIP

12
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Tipe Portland Semen (I s/d V)


1. Portland Semen Type I

Portland cement type I is a


hydraulic cement, made by grinding
cement and gypsum clinkers.
Portland cement type I fulfill the
requirements in SNI No. 15-2049-
2004 type I and ASTM C150-2004
type I.

25
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

Teknologi Bahan Diponegoro University

Portland Cement Type I use


• High rise buildings
• Housing structures
• Bridges and highways
• Airport runways
• Prestressed concrete elements
• Irrigation canal, dams
• Non structural building elements such as
tiles, hollow, bricks, paving blocks,
concrete tubes
26
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

13
10/29/2022

Material and Structures Diponegoro University

2. Portland Semen Type II

This hydraulic cement consisting of a


homogeneous mixture of Portland
Cement and Fine Pozzolan, which is
a product of grinding the cement
Portland clinker and pozzolan. The
pozzolan content is 15% to 40% by
mass to the overall mass.
PPC fulfill the requirements in SNI
15-0302-2004.

27
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

Teknologi Bahan Diponegoro University

Portland Cement Type II use


• Low rise to multi-storey building (2-3 floors)
• General concrete constructions
• Mass concrete constructions such as block
foundations and concrete dams, structures at
coastal areas, swamp areas
• Structures in aggressive sulfate and other
aggressive chemicals
• Building construction that requires waterproof
and or impermeable concrete (sanitation
structures, reservoirs)
28
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

14
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

3. Portland Semen Type III

This cement is a hydraulic binder


resulting from grinding slag
Portland cement and gypsum with
one or more inorganic materials.
PCC fulfill the requirements in
SNI 15-7064-2004.

29
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2020

Teknologi Bahan Diponegoro University

Portland Cement Type III use

• General concrete construction


• Stone and masonry constructing
• Plaster dan cement paste
• Sewers
• Streets
• Wall fence

30
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

15
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Portland Semen Type IV


Portland Semen Type V

31

Teknologi Bahan Diponegoro University

1) OPC : Ordinary Portland Cement


2) PPC : Portland Pozzolan Cement
3) PCC : Portland Composite Cement
4) PC Slag

32

16
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Mix Design Beton & Uji Lapangan


1. Mix design Beton
Pengetahuan dan dasar teoritis merancang
proporsi campuran beton dengan kuat tekan
beton yang direncanakan…. fc’ (Mpa)

2. Pengetesan mutu beton di lapangan :


Non destructive & destructive testing
Menentukan kuat tekan beton dengan
Hammer test dan Core Drill

33
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

Material and Structures Diponegoro University

Mix Design : Materials and Methods of Concrete


• Metode Mix Design : DOE dan ACI
• Proporsi campuran : 1 : 2 : 3 (istilah umum)
PC : Pasir : Split
water )
• fas : 0.40 – 0.70 (w/c = cement
• Benda Uji (sampel) :
Kubus :150 x150 x150 mm
Silinder : 150 x 300 mm or 100x200 mm
• Sampel diuji umur : 3 hari
34
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

17
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Faktor yg mempengaruhi mutu beton :

 Kualitas material penyusun : PC, Pasir,


Split, Air.
 Metode Mix Design : DOE, ACI
 Pengecoran dan pengangkutan
 Maintenance (Curing)
 Additives / admixtures

35
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

Teknologi Bahan Diponegoro University

Kualitas material penyusun : PC, Pasir, Split, Air.

Kualitas material
penyusun beton

Mortar Aggregates

Interface
Type of cement  Mechanical properties
 Water cement ratio (strength)  Bleeding
 Mix design  Physical properties  Aggregate surface
 The use of additives (size, shape, gradation, roughness
 Age or hydration stage surface roughness)  Compaction
 Number of pores  Porosity  Curing
(compaction)  Water content and  Secondary reaction
 Curing absorption

36
2021

18
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Pengecoran :
• Material
 Semen tidak boleh menggumpal, gunakan semen yg baru
 Kadar lumpur : Sand (< 5%) + Split (< 1% )
 Air : yg dpt utk mandi (air laut & air sungai yg keruh tdk
boleh utk campuran beton)

• Cast Concrete
 Tdk encer & workabilitas baik Slump Test
 Tinggi jatuh max 1,00 m (segregasi)
 Pengecoran dg kepadatan max (gunakan vibrator)
 Minimum curing : 7-10 hari
37
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

Semen tdk boleh menggumpal (semen baru)

Rusak/membatu
Bagaimana menyimpan Semen ?
 Tdk boleh disimpan tempat lembab
 Sisi bawah diganjal balok kayu
 Disimpan di gudang (terlindung cuaca)
 Digunakan sesuai urutan 38

19
10/29/2022

Pengujian kadar lumpur pd Pasir ( < 5%)


 Gunakan pasir dg kandungan
lumpur kecil < 5%
 Jangan gunakan pasir sungai yg
keruh, pasir laut.
 setiap truk pasir yang datang ke
proyek, diambil benda uji untuk
diuji kandungan lumpurnya
 uji kandungan organik dengan
larutan NaOH.

( TINTOMETER) 39

UJI SLUMP dg Kerucut Abrams :


 Beton segar sgr masuk cetakan
 3 lapis dg tiap lapis dipadatkan 25 x
dg batang besi f 16
 Tunggu 30 detik, baru diangkat
cetakannya.
 Lakukan pengukuran nilai slump

20
10/29/2022

Slump Test with Abram Cone

wet concrete mix

Abrams-Harder
Cone

Mengukur nilai Slump beton :

 Mengukur di 3 tempat yg berbeda ( tertinggi, terendah,


tengah2)
 Hitung nilai rata2-nya.

21
10/29/2022

Pembuatan sampel kubus 15x15x15 cm


Setiap 3-5 m ^ 3 : diambil 1
sample

Cetakan diisi beton segar


dg cara dipadatkan

Cetakan kubus dg besi &


sampel beton kubus 15x15x15

Sampel : Silinder 15x30 cm

Cetakan silinder

Sampel di-capping dg Belerang Compression test App

22
10/29/2022

1. ASTM C 617, Practive for Capping Cylindrical Concrete Specimens.


2. BSN 12504 1:2000, Testing Concrete in Structures.
3. ASTM C 174, Test Method of Measuring Length of Drilled Concrete
Core.
4. SNI 03-2492-2002 : Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti.
5. ASTM C 42/C 42M – 04 : Standard test Method for Obtaining and
Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete.
6. ACI 214.4R-03 : Guide for Obtaining Cores and Interpreting
Compressive Strength Results.
7. SNI 03-9174-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
8. AASHTO T22 | AASHTO T851 ASTM C1231 : Unbonded capping pads
9. SNI 2847:2019 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
dan Penjelasan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

A. Sulfur / Belerang atau Gipsum Silinder :15x30 dan 10 x 20


B. Capping Caps of Steel
C. Teflon sheet Silinder dr CORE DRILL

sulfur
Caps of Teflon sheet
steel

(B)
(A)

23
10/29/2022

Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah
larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat,
unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran.
Karakteristik Belerang : warna kuning pucat, padat getas,
tdk larut dlm air,
larut dlam CS2 (Carbon disulfide).
dapat digunakan sampai 5 x

figure A : Solid sulfur


figure B :Capping Sulfur in Cylinders

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Core Drill
• coredrill diameter : 4”, 3”, 2”, 1”.
• Reference to the implementation of
testing is carried out by the semi-
destructive testing core-drill method
based on ASTM C 42/C 42M – 04 :
Standard test Method for Obtaining
and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete. ACI 214.4R-03 :
Guide for Obtaining Cores and
Interpreting Compressive Strength
Results. SNI 03-2492-2002 : Metode
Pengambilan dan Pengujian Beton
Inti.
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

24
10/29/2022

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

25
10/29/2022

Sebelum uji tekan, benda uji dipotong dg tinggi


minimum yang sama dg diameter beton inti bor,
kemudian didiamkan agar kadar airnya minimal.
Permukaan atas dan bawah spesimen diratakan
menggunakan capping belerang. Pengujian kuat
tekan dilakukan dg Computer Control Servo Hydraulic
Concrete Testing Machine, Hung-Ta HT 8391PC series.

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Langkah2 Uji Kuat tekan Silinder dr Core Drill :

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

26
10/29/2022

HUNG TA COMPRESSION
TEST APPARATUS

UNIVERSAL TESTING MACHINE


COMPRESSION
TEST APPARATUS
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Tabel. 3 Hasil uji tekan core drill

No Kode Kuat Tekan (MPa)


1 lantai no 1 49.2
2 lantai no 2 52.6
3 lantai no 3 45.1
4 dinding kiri 47.2
5 dinding kanan 46.3

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

27
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah
larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat,
unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran.

AASHTO T22 | AASHTO T851 | ASTM C1231


Unbonded capping pads
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
10/29/2022

28
10/29/2022

Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah
larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat,
unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran.
Van Vliet dan Van Mier dari TU-Delft
menyarankan untuk menggunakan lapisan teflon
yang baru dikembangkan (terdiri dari 2 jenis,
ketebalan 100 µm dan 50 µm, dengan
pelumasan diantaranya. Mereka mengamati
peningkatan tegangan maksimum dg menurunkan
kelangsingan (s/d 200%), ketika spesimen dimuat
antara mesin tekan, tegangan maksimum hampir
konstan ditemukan dengan penerapan antar
lapisan teflon.

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Teknologi Bahan Diponegoro University

Quality Control rutin :


1. Beton
1) Concrete mix design (material test & concrete
composition)
2) Slump test (concrete workability) : 10 + 2 cm
3) Benda uji : kubus / silinder
periodically:
Every 5 m³  1 sample
1 concrete mixer truck  1 - 3 sample
4) Curing : digenangi air, ditutup karung basah,
coating, steaming (penguapan).

58
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

29
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Fas dan Nilai Slump Beton :

• Mix Design = 1 PC : 2 Sand : 3 Split


• Mengetahui tingkat workability campuran
beton
• Nilai fas : 0.40 – 0.70
• Nilai Slump : 10 ± 2 cm (80 – 120 mm)
• Alat Slump test : Kerucut Abrams

59
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Material and Structures Diponegoro University

Contoh hasil uji Sampel : Mutu Beton K-250


Cube Average
Strength
Testing age Test Result Age Strength 28 Strength (σb - σ’b)² Standard
No Testing date Characteristic
(days) (kg/cm²) conversion days (σb) (σ’b) kg/cm² Deviation
σ’bk kg/cm²
(kg/cm²) kg/cm²

1 08-Feb-12 4 131.64 0.46 284.62 688.88


2 08-Feb-12 4 122.09 0.46 263.98 2198.15
3 08-Feb-12 4 126.91 0.46 274.39 1330.48
4 08-Feb-12 4 129.31 0.46 279.60 977.90
5 15-Feb-12 7 208.33 0.65 320.51 92.90
6 15-Feb-12 7 203.52 0.65 313.10 4.98
7 15-Feb-12 7 193.47 0.65 297.65 174.73
8 15-Feb-12 7 198.79 0.65 305.82 310.87 25.46 23.87 271.73
9 15-Feb-12 7 213.51 0.65 328.48 309.99
10 15-Feb-12 7 219.28 0.65 337.35 701.25
11 15-Feb-12 7 219.28 0.65 337.35 701.25
12 15-Feb-12 7 210.62 0.65 324.03 173.26
13 07-Mar-12 28 317.37 1.00 317.38 42.33
14 07-Mar-12 28 328.92 1.00 328.92 325.86
15 07-Mar-12 28 326.03 1.00 326.03 229.92
16 07-Mar-12 28 334.69 1.00 334.69 567.39
Σσb 4973.91 Σ 8544.71

60
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

30
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Tabel konversi Umur kuat tekan Beton


age (days) 3 7 14 21 28 90 365
conversion
0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35
coefficient
1.40
Strength level to 28 days

1.20

1.00

0.80

0.60

0.40

0.20

0.00
0 100 200 300 400
Concrete age (days)

61
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Prinsip Tegangan pada


benda uji Kubus & silinder :

P kg
 cm2
A
P
fc'  MPa
A

31
10/29/2022

sample stress
cylinder
15 x 30 cm
(0.83) fc’ = 15, 20, 25,
30, 35, …
(MPa)

cubes
15 x 15 x 15 cm K 175, 225, 300,
(1.0) …..
bk’ ( kg/cm2)

K 225 : bk’ = 225 kg/cm2


fc’ = 18.3 MPa

3 7 14 21 28 90 365

0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35

32
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Apa yang harus dilakukan ketika mutu


beton yang dibutuhkan tidak terpenuhi?

Langkah 2 :
1. Pengecoran dihentikan/ditunda.
2. Uji hammer test (non-destructive testing)
(menurut PBI-1971)
3. Uji core drill (destructive testing) ( semua
Codes menyatakan )
Syarat minimal , hasil : σ’b ≥ 85 % σ’bk
65
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Material and Structures Diponegoro University

4. Loading test langsung pd struktur


syarat, hasil : σ’b ≥ 70 % σ’bk
Solusi :
• Alih fungsi struktur
• External strengthening
• Design disesuaikan & direduksi bebannya
(elemen arsitektur direduksi)

5. Dibongkar & dihancurkan bangunan tsb


66
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

33
10/29/2022

Material and Structures Diponegoro University

Swiss Hammer (rebound hammer)


Analog hammer apparatus
Digital hammer apparatus

https://www.proceq.com/compare/
schmidt-hammers/

From: ACI 228.1R


67
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Material and Structures Diponegoro University

Hammer testing in the field


The analog hammer

68
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

34
10/29/2022

Material and Structures Diponegoro University

The digital hammer

69
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Material and Structures Diponegoro University

Core drilling and actual specimen testing

Drilling equipment

70
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

35
10/29/2022

Material and Structures Diponegoro University

Core drilling in the field

71
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Material and Structures Diponegoro University

72
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

36
10/29/2022

Material and Structures Diponegoro University

Profometer® for detecting rebar locations and


dimensions and concrete cover

73
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Material and Structures Diponegoro University

The use of a profometer in the field

74
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

37
10/29/2022

Rebar Scan Detector


– PS 1000 X

Material and Structures Diponegoro University

Loading tests on the actual structure

An existing building needs evaluation

Loading with water to measure


the response of the building
76
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

38
10/29/2022

Material and Structures Diponegoro University


Column 50x50 Center Column 50x50

Concrete slab

LVDT 1a LVDT 2a LVDT 3a

62
50
50

Beam 40x60
LVDT 1b LVDT 2b LVDT 3b

12.00
90

90
Steel cable Ø2mm

Steel cable Ø2mm


Steel cable Ø2mm

380
Pulley Pulley Pulley
Pulley
weight weight weight
65

LVDT 4 LVDT 5 LVDT 6


80 80
160 160
670

Schematics of the loading frame

The actual framework


77
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Concrete Defects Diponegoro University

Concrete Defects : Porous Concrete

78
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

39
10/29/2022

Material and Structures Diponegoro University

Detecting porous and damaged concrete


The concrete cover shows spalling due to expansion of
the corroded reinforcing steel. (insufficient concrete cover
thickness, water and moist intrusion resulting in rust)

79
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Material and Structures Diponegoro University

Porous Concrete

80
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

40
10/29/2022

Material and Structures Diponegoro University

Porous Concrete Grouting

81
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

Material and Structures Diponegoro University

Concrete Protection / Concrete Repair


/ Restoration

82
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

41
10/29/2022

Material and Structures Diponegoro University

Concrete Protection / Concrete Repair


/ Restoration

83
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

problematic projects
Oprit bridge subsides

the project stalled


Jacketing of
Pile

the retaining wall


collapsed building is collapsed

42
10/29/2022

problematic projects

Rigid pavement is crack porous concrete

Strengthening of beam piles rejected

The Analogue and Sliverschmidt Digital Hammer

LABORATORIUM BAHAN & KONSTRUKSI , DEPARTEMEN T.SIPIL , FT.UNDIP

43
10/29/2022

Application hammer test in project

LABORATORIUM BAHAN & KONSTRUKSI , DEPARTEMEN T.SIPIL , FT.UNDIP

44
10/29/2022

Application Core Drill in project

 post burn building


 structure deformation, crack, poor quality
 assesment of building existing

 post burn building


 structure deformation, crack, poor quality
 assesment of building existing

45
10/29/2022

Application UPV test in project

Element structure is crack, poor quality : Abutment, Pillar, PCI, Slab

Investigation of bridge abutments (Railway Project)

46
10/29/2022

Investigation of bridge pillar & Box ( Toll Project ) :

investigation of concrete crack width

Retakan tanpa perbesaran


crackmeter

Retakan dengan perbesaran


crackmeter

Skala terbaca menunjukkan lebar


retakan

47
10/29/2022

The relationship between the


hammer and compressive strength

48
10/29/2022

The relationship between the UPV


test and compressive strength

1).Geopolymer Concrete
Green Concrete
2).FABA Polymer Concrete
3).Fiber Concrete
4).Foam Concrete for Oprit of Bridge
5).AAC : Autoclaved Aerated Concrete
6).Precast Concrete
7).Prestressed Concrete
4820
5673

5337
5711

4775

3340

2756
4820
3650

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

49
10/29/2022

installation of formwork

2-7. TIMBUNAN BETON RINGAN

foam concrete spread

Environmental Friendly Concrete


GREEN CONCRETE

CEMENT  OPC is replaced by Non OPC


(PPC,PCC,Slag Cement)
 Use of wastes (FA, Rice Husk Ash,
Sugarcane Dregs Ash, Slag, Lapindo Mud,
WATER etc.)

SAND
M-Sand
FABA (Fly Ash – Bottom Ash)
SPLIT
Recycling Concrete waste

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

50
10/29/2022

Environmental Friendly Concrete

ALTERNATIVES TO REPLACE
CEMENT IN CONCRETE

How much cement can be reduced?

0% (10 – 50)% (30 -70)% 100%


CONVENTIONAL Blended GEOPOYIMER
POLYMER CONCRETE
CONCRETE CEMENT
CONCRETE (Australia)
(Japan)

Comparison of Conventional and geopolymer concrete properties

102

51
10/29/2022

Teknologi Bahan Diponegoro University

Bahan Tambahan (Additives / Admixtures)


Bahan tambah (admixture) : bahan yang ditambahkan ke dalam campuran
beton pada saat atau selama percampuran berlangsung. Fungsi dari bahan
ini adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok
untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya.
Admixture didefinisikan dalam Standard Definitions of Terminology
Relating to Concrete and Concrete Aggregates (ASTM C.125-1995:61)
dan pada Cement and Concrete Terminology (ACI SP-19) adalah sebagai
material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam
beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan
berlangsung. Admixture untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari
beton misal mudah dikerjakan, mempercepat pengerasan, menambah kuat
tekan, penghematan, atau untuk tujuan lain seperti penghematan energi.
Additives merupakan bahan tambah kimia harus memenuhi syarat yang
diberikan dalam ASTM C.494, “Standard Spesification for Chemical
Admixture for Concrete”.

Teknologi Bahan Diponegoro University

Code : Bahan Tambah Beton


 ASTM C.494, “Standard Spesification for Chemical Admixture
for Concrete”.
 SNI S-18-1990-03 “Spesifikasi Bahan Tambahan pada Beton”.

Untuk keperluan tertentu , campuran beton perlu ditambahkan


Additives berupa :
1) chemical additive
2) mineral/material additive.

Penambahan chemical additive / mineral additive ini diharapkan


dapat merubah performa dan sifat-sifat campuran beton sesuai
dengan kondisi dan tujuan yang diinginkan, serta dapat pula sebagai
bahan pengganti sebagian dari material utama penyusun beton.
Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2021

52
10/29/2022

1) chemical additive
Zat kimia tambahan biasanya berupa serbuk atau cairan yang
secara kimiawi langsung mempengaruhi kondusi campuran
beton.
2) mineral/material additive.
Mineral/material tambahan yang berupa agregat yang mempunyai
karakteristik tertentu.
Bahan tambahan pada beton (additives/admixtures) adalah suatu bahan
berupa bubuk atau cairan, yang ditambahkan ke dalam campuran adukan
beton selama pengadukan, dengan tujuan mengubah sifat adukan atau
betonnya.
Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus
memperhatikan standar yang berlaku seperti SNI, ASTM (American
Society for Testing and Materials) atau ACI (American Concrete Intitute)
dan yang paling utama memperhatikan petunjuk dalam manual dagang.

105

Berdasarkan tujuan penggunaan Additives pada campuran beton,


maka Additives dibagi :
1) Retarder (memperlambat proses pengerasan beton)
Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat di lokasi penuangan
beton. Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga
apabila sejak beton dicampur sampai penuangan memerlukan waktu
lebih dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan ini
berupa gula, sucrose, sodium glukonate, glucose, citric acis, dan tartaric
acid.

2) Accelerators (mempercepat ikatan dan pengerasan beton)


untuk mempercepat proses pengerjaan konstruksi beton, pencampuran
beton dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat
tambahan yang diperlukan CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Dianjurkan
menggunakan nitrat, karena penggunaan khlorida dapat mempercepat
terjadinya karat pada penulangan.

106

53
10/29/2022

3) Water Reduction. (mengurangi penggunaan air pada beton)


Dengan fas yang sama diperoleh adukan beton yang lebih workable /
encer dan mudah deikerjakan serta menghindari beton keropos.

Menurut Mulyono (2003) , ada bbrp keuntungan penggunaan additives :


a. Memperbaiki workability beton
b. Mengurangi panas hidrasi
c. Mengurangi biaya pekerjaan beton
d. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
e. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
f. Menambah keawetan (durabilitas) beton
g. Meningkatkan kuat tekan beton
h. Meningkatkan usia pakai beton
i. Mengurangi penyusutan
j. Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton
rendah) 107

Chemical admixture (ASTM C 494), yaitu bahan tambah cairan kimia untuk
mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau mempercepat), mereduksi
kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton, meningkatkan nilai slump dan
sebagainya.
Chemical Admixture:
 digunakan dalam jumlah sedikit pada campuran beton. Tujuan untuk memperbaiki sifat-
sifat tertentu dari campuran.
 Penggunaan admixture harus mengikuti spesifikasi yang ditetapkan produsennya. Trial
Mix sebelum penggunaan sangat dianjurkan.
Menurut standar ASTM. C. 494 (1995: .254) dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989
(Ulasan Pedoman Beton 1989: 29), jenis bahan tambah dibedakan menjadi 7 tipe bahan
tambah, yaitu :

108

54
10/29/2022

a. Tipe A “Water-Reducing Admixtures”


Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.
Water-Reducing Admixtures digunakan mengurangi kadar air semen dan nilai
slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau rasio factor air
semen (WCR) yang rendah.
Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Bahan tambah dengan fungsi
water reducing digunakan dengan tujuan berikut :
o mengurangi kadar air (fas) dengan tidak mengurangi semen dan slump
o meningkatkan slump dengan tidak mengurangi semen dan kadar air (fas) yang
digunakan
o mengurangi semen yang digunakan dengan tidak mengurangi slump dan kadar air
(fas) - harus memperhatikan ketentuan pemakaian semen minimum sesuai
peraturan

109

Bahan tambah ini pada umumnya mengurangi pemakaian air sebanyak 5% - 12% dari
pemakaian pada desain mix beton normal. Penggunaan bahan tambah ini
harus memperhatikan pengaruhnya pada waktu ikat (setting) beton segar yang pada umumnya
akan menjadi lebih cepat dari beton normal -- pelaksanaan finishing harus
dipersiapkan dengan baik supaya tidak terlambat dimulai dan diselesaikan.
Dengan menggunakan jenis bahan tambah ini akan dapat dicapai 3 hal, yaitu :
 Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkanWRA ke dalam
beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan didapatkan beton dengan
nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan
lebih mudah dituang, diaduk dan dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak
dikurangi dan workability meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras
yang lebih besar dibandingkan beton tanpa WRA.
 Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas (jumlah air
dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada beton segar akan
diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari beberapa hasil penelitian
ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi workability tinggi maka kuat tekan beton
meningkat.
 Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah
semen serta air, maka akan diperoleh beton yang memiliki workability sama dengan
beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan
demikian beton lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah
semen yang lebih sedikit. 110

55
10/29/2022

Bahan tambah pengurang air dapat berasal dari bahan organic ataupun campuran
anorganik untuk beton tanpa udara (non-air-entrained) atau dengan udara dalam hal
mengurangi kandungan air campuran. Selain itu bahan tambah ini dapat digunakan
untuk memodifikasi waktu pengikatan beton atau mortar sebagai dampak perubahan
factor air semen.

Bahan tambah ini biasa disebut water reducer atau plasticizer. Komposisi dari campuran
bahan tambah ini diklasifikasikan menjadi 5 kelas :
1) Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
2) Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
3) Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.
4) Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garam-garamnya.
5) Materi lain seperti :
a) Materi inorganic seperti seng, garam-garam, barak, pospat, klorida.
b) Asam amino dan turunannya.
c) Karbohidrat, polisakarin, dan gula asam.
d) Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, neptan, silicon, hidrokarbon-sulfat.

111

Contoh produk plasticizer:


a. Plastiment NS
Produk ini dikeluarkan oleh Sika, dengan bahan dasar polimer padat. Plastiment NS
memenuhi standar ASTM C-494 Tipe A dan AASHTO M-194 Tipe A. Plastiment
NS direkomendasikan untuk digunakan pada aplikasi beton kualitas tinggi dengan
peningkatan kuat tekan awal dan waktu ikatan normal. Produk ini dapat
mengurangi air sampai dengan 10% untuk memperoleh beton yang mudah
dikerjakan dengan kuat tekan dan kuat lentur yang lebih tinggi. Dosis yang
digunakan adalah 130 – 265 ml untuk tiap 100 kg semen.
b. Plastocrete 161W
Merupakan produk Sika dengan bahan polimer dan telah memenuhi persyaratam
ASTM C-494 Tipe A. Direkomendasikan untuk digunakan pada beton kualitas
tinggi dengan workabilitas sangat baik dan waktu ikatan cepat. Plastocrete 161W
memberikan hasil yang optimal apabila dikombinasikan dengan fly ash (abu
terbang). Dosis yang digunakan adalah 195 – 650 ml/100 kg semen.

112

56
10/29/2022

c. Plastocrete 169
Produk Sika dengan tujuan ganda, yaitu sebagai reducer dan retarder. Produk ini
telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A. Digunakan untuk beton normal dan
memerlukan retarder. Tujuan ganda Plastocrete 169 sebagai water reducer normal
dan set retarder memberikan fleksibilitas yang tinggi pada penggunaannya dan
dapat dikombinasikan untuk meningkatkan kualitas maupun nilai ekonomis.
Apabila digunakan untuk reducer, digunakan dosis 261-391 ml/100 kg semen.
Apabila digunakan sebagai set retarder, dosis 390-520 ml/100 kg berat semen.
d. Viscocrete 4100
Merupakan produk Sika yang digunakan sebagai high range water reducer dan
superplasticizer. Produk ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A dan F.
Bahan tambah ini dapat digunakan dengan dosis rendah untuk mengurangi air
antara 10-15% dan apabila digunakan dengan dosis tinggi mampu mengurangi air
hingga 40%. Produk ini dapat digunakan untuk Self Compacting Concrete (SCC)
karena dapat memberikan workabilitas yang tinggi. Viscocrete 4100 tidak
mengandung formaldehid dan kalsium klorida serta tidak menyebabkan korosi
pada tulangan baja. Untuk tujuan umum dosis yang direkomendasikan sebanyak
195-520 ml/100 kg semen. Apabila diinginkan pengurangan air secara maksimum,
dosisnya dapat mencapai 780 ml/100 kg semen.
113

a. Tipe B “Retarding Admixtures”


Retarding Admixtures yang berfungsi menghambat waktu pengikatan beton.
Penggunaanya untuk menunda waktu pengikatan beton (setting time) misalnya karena
kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu pemadatan untuk menghindari
cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton segar pada saat pengecoran
dilaksanakan.

Bahan tambah dengan fungsi retarding digunakan dengan tujuan utama menunda waktu
initial dan final setting dari adukan beton segar, dan mempertahankan workability beton
pada cuaca panas, pada umumnya digunakan jika :
 pelaksanaan pengecoran mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi sehingga
memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama dari waktu setting beton normal
 lokasi batching plant yang cukup jauh
 kondisi lalu lintas yang dilalui oleh mobile mixer tidak lancar
 pengecoran dengan kondisi cuaca panas yang berpotensi mengakibatkan kehilangan
kelembaban lebih cepat
 proses finishing yang memerlukan waktu yang lebih lama sehingga waktu setting beton
yang lebih lama diperlukan

114

57
10/29/2022

c. Tipe C “Accelerating Admixtures”


Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfunsi untuk mempercepat
pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunkan untuk
mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi), dan mempercepat pencapaian
kekuatan beton.

d. Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixtures”


Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda
yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton
dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.

e. Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”


Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.

f. Tipe F “Water Reducing High Range Admixtures”


Water Reducing High Range Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
kondisi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.
115

g. Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding Admixtures”


Water Reducing, High Range Retarding admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih sekaligus
menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini merupakan gabungan
superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan
sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.

116

58
10/29/2022

Addetives :
1) Retarder (Penghambat Pengerasan Beton)
2) Accelerator (Mempercepat pengerasan
Beton)
3) Workabilitas ( Melecakkan Beton )

117

Teknologi Bahan Diponegoro University

Dr. Ir. Purwanto, M.T., M. Eng 2022

59

You might also like