Professional Documents
Culture Documents
Qurratul Aynaini 160101080
Qurratul Aynaini 160101080
Oleh
Qurratul Aynaini
NIM 160101080
MATARAM
2020
i
PERAN PONDOK PESANTREN DALAM
Skripsi
Sarjana Pendidikan
Oleh
Qurratul Aynaini
NIM 160101080
MATARAM
2020
ii
iii
iv
vi
MOTTO
1
Yayasan Penyelenggara/Penafsiran al-Qur’an, MushafnTerjemah Tajwid Warna Ash-
Shafa, (Surakarta: Shafa Media, 2015), hlm. 63.
vii
PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
ِ ِِالرِحِ ٰمن
ِالرِحِيِم ِ ِبِسِمِِهللاا
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah swt. karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. juga kepada keluarga,
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan suskes
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
membantu dalam memberikan bimbingan, motivasi, kritik dan saran yang sangat
1. Bapak Dr. Lukman Hakim, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Ibu Dr.
2. Bapak Dr. Saparudin, M.Ag dan H. Muhammad Taisir, M.Ag selaku ketua
3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku dekan fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Mataram.
dan ikhlas dalam memberikan ilmu bagi penulis selama menuntut ilmu di
UIN Mataram.
6. Kedua orang tuaku Siti Nursyahraini dan Syafruddin serta adikku tercinta
penulis.
7. Sahabatku Roro Jongrang (Nurul, Kak Amelda dan Fidah) yang selalu
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat-ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
semesta. Aamiin.
Penulis
Qurratul Aynaini
x
DAFTAR ISI
xi
G. Kerangka Teori ······························································· 15
xii
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Putri
Narmada ········································································· 57
xiii
1. Faktor pendukung ························································· 90
xiv
DAFTAR PUSTAKA ······························································ 135
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa,
30.
Tabel 2.1 Daftar jumlah santri Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Putri
Narmada, 61.
Tabel 2.2 Data sarana dan prasarana Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri
NW Narmada berdasarkan data tahun 2019/2020, 62.
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
ABSTRAK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memiliki banyak sekali manfaat bagi setiap individu salah satunya adalah
berkarakter.
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup yang
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia dan pendidikan tidak
2
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-
Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Rajagrafindo,
2012), hlm. 3.
3
Umar Tirta Rahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2005), hlm. 34.
4
Zulvia Trinova dan Sri Dalena, “Cooperative Learning Strategy Type STAD in
Teaching Islamic Education Subject (PAI) at Smpn 3 Lengayang”, jurnal Ta’dib, Vol. 20,
Nomor 1, Januari-Juni 2017, hlm. 62.
1
2
saing tinggi.5
tahun 2018 ada 504 kasus yang melibatkan anak dibawah umur. Kasus ABH
(anak berhadapan dengan kasus) menempati posisi paling utama setelah kasus
tentang keluarga dan pornografi serta cybercrime. Kasus ABH yang paling
23,9%, hingga tindakan asusila sebanyak 13,2%. Dan dalam kasus ABH
Dan dari data hasil survei oleh KPAI juga sebanyak 32% remaja
berusia 14-18 tahun di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan
duduk di bangku SMP. Dan yang lebih parahnya lagi beberapa di antara
5
Ahmad Gumrowi, “Strategi Pembelajaran melalui Pendekatan Kontekstual
dengan cooperative learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Gelombang Siswa Kelas
XIII MAN 1 Bandar Lampung”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, Vol. 5,
Nomor 2,Oktober 2016, hlm. 183.
6
https://news.detik.com/berita/d-4128703/ada-504-kasus-anak-jadi-pelaku-pidana-kpai-
soroti-pengawasan-ortu diambil 23 Februari 2020 pukul 21.51 WITA.
7
Dian Novita Sari, dkk, “Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan
Pendorong terhadap Perilaku Seksual di SMA Asuhan DAYA Medan”, Jurnal Kesehatan
Global, Vol 1, nomor 2, Mei 2018, hlm.54.
3
pada remaja di Indonesia telah memasuki pada tingkat waspada. Masalah ini
menjadi tanggung jawab dari keluarga dan lingkungan tempatnya hidup dan
berkembang. Salah satunya kurangnya perhatian orang tua terhadap anak akan
seorang anak.Salah satu usaha alternatif yang dilakukan oleh orang tua adalah
Menurut Thomas Lickona ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
keteladanan atau contoh perbuatan yang baik dan membimbing generasi muda
memberikan keteladanan yang baik pada anak adalah salah satu cara terbaik
dalam membentuk karakter dan moral yang baik pada anak. Pada masa
tersebut anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan suka mencoba hal-
hal baru. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan oleh orang tua, guru dan orang-
orang di sekitar anak akan diikuti dan dicontoh olehnya. Selain itu, lingkungan
pengalaman yang baik bagi anak. Dan sebaliknya lingkungan yang buruk akan
membawa anak pada perilaku yang buruk. Oleh sebab itulah, masyarakat atau
8
Thomas Lickona, Educating for Character (Mendidik untuk Membentuk
Karakter), terj. Juwa Abdu Wamaungo, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), cet. Ke-3, hlm. 3.
4
tua semakin khawatir akan bagaimana nasib akhlak dan moral anak-anaknya
kelak.
Islam yang menerapkan sistem dimana peserta didik tinggal dan hidup dalam
pelajaran utama yang diajarkan di pesantren adalah segala hal yang berbau
ajaran Islam. Maka hal ini sejalan dengan pesantren sebagai pembentuk
ً َْ َ ُ َ َ ْ ُُ َ
اس ُنك ْم أخَل قا
ِ ِخياركم أح
“Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik akhlaknya.”(HR. Al-Bukhari dan
At-Tirmidzi).9
ُُ َ ُْ َْ
أك َم ُل اْل ْؤ ِم ِن ْي َن ِإ ْي َم ًانا أ ْح َس ُن ُه ْم خل ًقا
“Orang-orang beriman yang paling sempurna iman mereka adalah yang
pailing baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud dan Abu Hurairah).10
baik sendiri bukan hanya tentang permasalahan sosial semata melainkan juga
9
Marzuki, Pendidikan…,hlm. 27.
10
Ibid.
5
kehidupan dunianya diisi dengan beribadah dan berakhlak baik hingga akhir
dengan ustadz atau ustadzah, kakak kelas, dan orang yang lebih tua selalu
berbicara menggunakan bahasa yang sopan. Selain itu, dalam rangka membina
telah tampak adanya peran konkret yang dilakukan oleh Pondok Pesantren
pramuka, latihan pidato bahasa Arab, les bahasa asing dll.Selain itu, terlihat
para santri yang sedang sibuk melakukan beberapa kegiatan seperti latihan tari
tradisional, paduan suara, kasidahan dan juga sibuk menghias panggung. Hal
ini dilakukan oleh para santri untuk menyambut kegitan tahunan yang akan
11
Dini Nursya Ilahi, Wawancara, Lembuak , 4 Januari 2020.
6
Drama Arena. Drama Arena adalah salah satu pertunjukkan seni yang di
santri kelas XI MA. Kegiatan ini memberikan dampak positif bagi santri, yaitu
Selain itu, pada saat peneliti sedang melakukan pengamatan, salah satu
santri yang bernama Alfi Rosida mendatangi peneliti dan menawarkan kursi.
Tidak lupa juga santri tersebut mengucapkan salam dan berbicara dengan
yang mereka tampilkan adalah hasil karya mereka sendiri dengan mencoba
mencari referensi dari Youtube dan bantuan dari kakak pembina dan
membina dan membentuk karakter santri. Para santri telah diajarkan untuk
12
Observasi, 16 Januari 2020.
13
Observasi, 16 Januari 2020.
14
Alvi Rosida, Wawancara, Lembuak, 16 Januari 2020.
7
B. Rumusan Masalah
siswa?
C. Tujuan Penelitian
Putri Narmada.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
peneliti sendiri.
pembaca.
2. Manfaat praktis
di pondok pesantren.
9
b. Peneliti
c. Pembaca
masalah yang akan diteliti dan mencegah peneliti untuk meneliti sesuatu di
2. Setting penelitian
mendapatkan pendidikan fisik yang menurut peneliti hal ini perlu untuk
F. TelaahPustaka
POSISI
NO KESIMPULAN PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN
PENELITI
santri.15
bahwa upaya yang dilakukan oleh karakter pada diteliti pada pendukung dan
mempengaruhi pembentukan
lingkungan. Pendidikan di
16
H. M. Nur Hasan, “Model…, hlm. 107.
14
mengkhususkan waktu
17
Ibid., hlm. 108.
15
zaman.18 dalam
membentuk
karakter
generasi
bangsa melalui
pendidikan
karakter.
G. Kerangka Teori
1. Pondok pesantren
tentang pesantren.
18
M. Ali Mas’udi, “Peran Pesantren dalam Pembentukan Karakter Bangsa”,
Jurnal Paradigma, Vol. 2, Nomor 1, November 2015, hlm. 10.
19
Imam Syafe’I, “PondokPondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentuk
Karakter”, Al-tadzkiyyah, Vol.8, Nomor I, 2017, hlm. 65.
16
pondok dan pesantren memiliki arti yang sama yaitu tempat murid
20
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 pasal 1 tahun 2019.
21
W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1987), hlm. 446.
22
Zamakhsyari Dhofier, “Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup
Kyai” dalam M. Ali Mas’udi (ed.), Peran…, hlm. 3.
17
pendapat Cak Nur bahwa dimana ada guru di sana ada siswa atau
23
Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren (Jakarta : Dian Rakyat,1997), hlm.
28.
18
dinamis;
spiritual;
masyarakat bangsa.24
dan tujuan khusus.Di dalam tujuan termuat tujuan utama dari pondok
24
Achmad Muchaddam Fahham, Pendidikan Pesantren: Pola Pengasuhan,
Pembentukan Karakter, dan Perlindungan Anak. (Jakarta: P3DI, 2015), hlm. 24.
19
pembangunan.
25
Wahidah, E. Y, “Studi Implementasi Tradisionalisasi dan Modernisasi
Pendidikan Ala Pondok Pesantren”, dalam Imam Syafe’I (ed.), “Pondok…, hlm. 71.
20
sosial
(community development).
dengan baik, yaitu salah satu caranya adalah dengan merawat tradisi
26
QS at-Taubah [9]: 122.
21
1) Pondok,
2) Masjid,
4) Santri, dan
5) Kyai.27
27
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren:Studi Pandangan Hidup Kyai dan
Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta:LP3ES, 2015), cet. 9, hlm. 79-99.
22
hingga saat ini. Dari pesantren tersebut pula lahir para calon ulama-
kampong halamannya dan tidak jarang pula para ulama yang telah
pesantrennya sendiri.
28
Azyumardi Azra, Esai-Esai Intelektual Muslim Pendidikan Islam, (Jakarta :
Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 89.
29
Mastuhu, “Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren”, dalam Irfan Paturohman
(ed.), Peran Pendidikan Pondok Pesantren dalam Perbaikan Kondisi Keberagaman di
23
menyeluruh.
manusia, hidup rukun dengan santri lain, ustadz dan ustadzah dan
adalah pesantren tidak hanya sebagai tempat untuk belajar ilmu agama
ada kyai sebagai guru dan selain itu lingkungannya juga membawa
pesantren.
2. Pendidikan Karakter
Menurut David Elkind dan Freddy Sweet Ph.D dikutip dari buku
etika.30
berbagai pihak baik dari orang tua, sekolah maupun masyarakat dalam
mandiri.31
ً َْ َ ُ َ َ ْ ُُ َ
Rasulullah SAW bersabda:
اس ُنك ْم أخَل قا
ِ ِخياركم أح
Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik akhlaknya.(HR. Al-Bukhari
dan At-Tirmidzi).33
ُُ َ ُْ َْ
أك َم ُل اْل ْؤ ِم ِن ْي َن ِإ ْي َم ًانا أ ْح َس ُن ُه ْم خل ًقا
30
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 15.
31
Ibid.
32
Raharjo, “Pendidikan Karakter sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia”,
Jurnal Pendidikan, Vol. 16, Nomor 3, Mei 2010, hlm. 233.
33
Marzuki, Pendidikan…,hlm. 27.
26
pendidikan akhlak.
berikut:
1) Cinta damai
34
Ibid.
27
2) Toleransi
datang dari berbagai latar belakang dan daerah asal yang berbeda
3) Musyawarah
35
Hasan Baharun, dkk, Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Mengungkap
Nilai-Nilai Kearifan Lokal, (Probolinggo: Pustaka Nurja, 2019), hlm 79.
36
Ibid., hlm. 83.
28
4) Kerjasama
terselesaikan.38
5) Kepedulian
6) Tanggung jawab
37
Ibid., hlm. 90.
38
Ibid., hlm. 92.
39
Ibid., hlm. 94.
29
7) Kemandirian
dari orang tua. Para santri menjadi belajar untuk mandiri dan
santri tugas untuk mempimpin suatu kelompok atau acara dan lain-
lain.41
8) Kejujuran
9) Rendah hati
40
Ibid., hlm. 96.
41
Ibid., hlm. 100.
42
Ibid., hlm. 102.
30
rendah hati yaitu belajar untuk tidak merasa paling pintar, selalu
10) Kesabaran
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa45
NO. NILAI DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan. Tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
43
Ibid., hlm. 104.
44
Ibid., hlm. 106.
45
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman Sekolah,
(Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), hlm. 9-10.
31
membutuhkan.
18. Tanggung Sikap dan perilaku seseorang untuk
jawab melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan terhadap dirinya sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, social dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
siswa tentang karakter apa saja yang diperankan oleh para tokoh
dicontoh dan tidak dari setiap karakter dari tokoh cerita tersebut.46
46
Rosidatun, Model Implementasi Pendidikan Karakter, (Kulon Gresik:
Caremedia Communication, 2018), hlm. 28.
33
2) Metode diskusi
berbicara.47
47
Ibid., hlm. 30.
34
pendidikan karakter.48
48
Ibid.,hlm. 34.
35
atau asrama.
49
Ibid.,hlm. 35.
36
santri dari sejak lahir atau bawaan dari gen kedua orang tuanya.
50
Lanny Octavia, dkk, Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren,
(Jakarta: Rumah Kitab, 2014), hlm. XII.
51
Zulkarnaen Zawadipa, “Pembentukan Karakter Santri Pondok Pesantren
Panggung Tulungagung”, (Skripsi, FITK IAIN Tulungagung, Tulungagung, 2017), hlm.
52.
37
berikut:52
1) Metode keteladanan
para santri akan terus menjadikan kyai atau ustadz sebagai tokoh
isnpirasi keteladanannya.
2) Metode pembiasaan
52
Fifi Nofiaturrahmah, “Metode Pendidikan Karakter di Pesantren”, Pendidikan
Agama Islam, Vol. XII, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 211.
53
QS al-Ahzab [33]: 21.
38
tata tertib serta situasi lingkungan yang mendukung mau tidak mau
berfirman:
َ َّ ْ ْ َ َْ ْ ْ ُ
ا ْد ُع ِالى َس ِب ْي ِل َرِب َك ِبا ل ِحك َم ِة َوا ْل ْو ِعظ ِة ال َح َس َن ِة َو َجا ِدل ُه ْم ِبا ل ِت ْي ِه َي ا ْح َس ُن
ُْ َ َ َ ۗ ا َّن َرَّب َك ُه َو َا ْع َل ُم ب َم ْن
ض َّل َع ْن َس ِب ْي ِله َو ُه َو ا ْعل ُم ِبا ْل ْه َت ِد ْي َن ِ ِ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."54
dan sopan agar murid juga merasa nyaman dan bersemangat dalam
belajar.
54
QS an-Nahl [16]: 125.
39
Seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.Apa yang ada di
teman baru, mainan baru dll. Dalam pesantren para santri tentu saja
yang dapat dipercaya oleh para santri adalah Kyai dan ustadz atau
dilakukan dan dikerjakan oleh Kyai dan para ustadz atau ustadzah
dan diteladani.
santri akan menjadikan para santri tersebut mendapatkan ilmu dari apa
atau perbuatan dari Kyai dan ustadz atau ustadzah pengasuhnya akan
hingga menjadi sebuah kebiasaan. Jika sudah seperti itu para ustadz
dan menjadi suatu kebisasaan oleh para santri tersebut selama dalam
memiliki karakter yang baik dan telah menjadikan para santri memiliki
penelitian ini maka peneliti membuat bagan kerangka teori yang bertujuan
yang telah dipaparkan. Adapun bagan kerangka teori antara lain sebagai
berikut:
41
Gambar 1.1
Kerangka Teori Penelitian
Tuntutan Masyarakat
Tentang kemerosotan moral
dan akhlak generasi muda.
Input:
Visi dan misi, Metode
pembelajaran, Santri,
Pengasuh, Sarana dan
prasarana dan Organisasi
Faktor pendukung
dan penghambat
Karakter santri
42
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
instrumen kunci.55
fenomena yang terjadi pada suatu objek yang tidak dapat diukur pada
55
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 15.
43
penelitian ini tidak memerlukan data dalam bentuk angka atau grafik
2. Kehadiran peneliti
karena itu, kehadiran peneliti serta kemampuan dan wawasan dari seorang
56
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka setia, 2013),
hlm. 41.
Sugiyono, Metode…, hlm.17.
57
44
Narmada.
3. Lokasi penelitian
Pendidikan yang diusung oleh pondok pesantren juga terbilang unik yaitu
orang-orang yang berhasil dan sukses. Selain dari segi alumninya, Pondok
4. Sumber data
disebut dengan social situation yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat,
ada dalam pesantren seperti: santri, guru atau tenaga pengajar, kyai pendiri
macam sumber data yaitu: pertama, data primer didapatkan dari hasil
58
Ibid., hlm. 297.
46
Tabel 1.2
Daftar sumber di Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Putri Narmada
Pengasuh
Ketua OSNH
data dari suatu peristiwa, fenomena dan dokumen tertentu yang kemudian
sebagai berikut:
a. Metode observasi
sedang observasi.
peneliti akan melihat bagaimana sikap dan perilaku sosial santri di saat
b. Metode wawancara
karakter santri.
c. Metode dokumentasi
62
Ibid, hlm. 319.
50
foto kegiatan yang melibatkan para santri dari website resmi pondok
dan wawancara.
63
Ibid., hlm. 329.
64
Ibid., hlm. 335.
51
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu data recuction, data display dan
conclusion drawing/verification.66
Gambar 1.2
Alur analisis data
Verifikasi
Reduksi Penyajian
data
data data
(kesimpulan)
a. Reduksi data
65
Ibid.
66
Ibid., hlm. 337.
52
tahap selanjutnya.
dokumen pendukung seperti visi dan misi pondok pesantren dan foto
b. Penyajian data
53
bersifat naratif.
kemudian di sajikan dalam bentuk uraian dan grafik atau bagan apabila
diperlukan.
data yang telah dirangkum dan disajikan dalam bentuk uraian naratif
67
Ibid,.hlm. 338-345.
54
apabila data yang disimpulkan tidak memiliki bukti yang valid maka
valid.
tidak ada perbedaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan fakta yang
untuk mendapatkan suatu data yang sama dan teruji. Menurut Susan
68
Ibid., hlm. 365.
69
Ibid., hlm. 330.
70
Ibid., hlm. 373.
55
dilakukan untuk mengetahui apakah dari hasil pengujian tersebut ada hasil
H. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
karakter santri.
dari paparan data dan hasil temuan kemudian dibahas secara lebih dirinci
BAB IV PENUTUP
NW Narmada dan Madrasah Aliyah (MA), yang berdiri pada tahun 1986
71
Indri Darmawan dan Muhajirin Ramzi, Risalah Perjuangan Guru Wen,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 53-54.
57
58
Haramain pun dibentuk menjadi dua yakni Nurul Haramain Putra dan
a. Visi
Baik, benar, indah, bermanfaat dan Makmur
b. Misi
Mewujudkan santri dan santriwati yang mencintai dan gemar
melakukan kebaikan dan kebenaran, mencintai keindahan, bermanfaat
bagi ummat, hidup makmur dan memakmurkan.73
72
Ibid., hlm. 93.
73
Ibid., hlm. 57.
74
Daftar Pengasuh Pondok, Dokumentasi, 15 Juli 2020.
59
Gambar 2.1
Struktur Organisasi MTs Nurul Haramain Putri NW Narmada Tahun Ajaran
2020/2021.75
Ketua Yayasan
THG. Hasanain Juaini, Lc. MH
Kepala Madrasah
Suriani, S.Pd
Organisasi Santriwati
Santriwati
Keterangan:
Garis Konsultasi :
Garis Komando Administrasi :
75
Struktur Organisasi, Dokumentasi, 4 Agustus 2020.
60
Ketua Yayasan
THG. Hasanain Juaini, Lc. MH
Kepala MA
H. Khairi Habibullah, S.Ag
Organisasi Santrwati
Santriwati
76
Struktur Organisasi, Dokumentasi, 4 Agustus 2020.
61
Keterangan:
Garis Konsultasi :
Garis Komando Administrasi :
Garis Komando Edukatif :
11. Keadaan santri di Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri NW Narmada
27-36 santri dalam satu kelasnya. Adapun total jumlah santri MTs dan MA
berikut:
Tabel 2.1
Daftar jumlah santri Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Putri Narmada.77
77
Absensi Santri Tahun Ajaran 2020/2021, Dokumentasi, 15 Juli 2020.
62
Tabel 2.2
Data sarana dan prasarana Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri
NW Narmada berdasarkan data tahun 2019/202078
Kondisi
No Bangunan
Jumlah Kondisi
Narmada sudah terbilang lengkap dan memadai apabila dilihat dari tabel di
atas. Dan dari hasil pengamatan peneliti sarana dan prasarana di pondok
78
Buku dokumentasi Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri NW Narmada,
Dokumentasi, 15 Juli 2020.
63
berikut:
a. Cinta damai
diajarkan untuk mampu menahan diri dari sifat tercela seperti iri,
dengki, marah dan emosi. Banyak pembelajaran yang dapat para santri
layaknya bersaudara.80
Selain itu hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Ustadzah diri
79
TGH. Khairi Habubullah,Wawancara, Lembuak, 4 Agustus 2020.
80
Observasi, 22 Juli 2020.
65
pondok memang ada kalanya ada pertikaian, tetapi tidak sampai pada
b. Toleransi
pondok, bahwa:
81
Dini Nursya Illahi, Wawancara, Lembuak, 21 Agustus 2020.
82
Suriani, Wawancara, Lembuak, 16 Juli 2020.
66
Hastarita bahwa: “Di pondok kamu diajarkan belajar disiplin dan hidup
memberikan contoh yang baik kepada adik-adik kami yang lain. Jadi kami
yang baik antar sesama. Terlihat dari bagaimana selepas istirahat mereka
duduk di berugak dan saling bercanda dan bergurau menceritakan hal lucu
bahwa para santri hidup rukun dan tidak ada saling membedakan tentang
c. Kerjasama
hal dengan baik dan tepat waktu. Dan dalam menjalankan pekerjaan
83
Kegiatan Keseharian Santri, Observasi, 16 Juli 2020.
84
Auva Hastarita, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
85
Kegiatan Keseharian Santri Observasi, 22 Juli 2020.
67
yang akan mereka tampilkan. Di dalam kegiatan ini para santri didik untuk
bahwa:
dalam hasil pengamatan peneliti, para santri berlatih paduan suara, tari dan
tradisi Islam tidak terlepas dari peranan seluruh elemen pondok pesantren.
lainnya.
86
Mia Nur Sabrina, Wawancara, Lembuak, 16 Januari 2020.
87
Kegiatan Latihan Drama Arena, Observasi, 16 Januari 2020.
68
senam pagi, dan pengadaan acara-acara Islam seperti maulid nabi, MTQ,
haul dll.
a. Kemandirian
nilai positif pada diri santri. Salah satunya adalah kemandirian. Hidup
M.Pd, bahwa:
88
Ellyah Sarbini, Wawancara, Lembuak, 9 Juli 2020.
69
b. Rendah hati
89
Kegiatan Keseharian Santri, Observasi, 16 Juli 2020.
90
Kegiatan Latihan Drama Arena, Observasi, 16 Januari 2020.
91
Suriani, Wawancara, Lembuak, 16 Juli 2020.
70
Selain itu hal yang sama juga dinyatakan oleh oleh Ibu Suriani,
diungkapkan:
semua diperlakukan rata dan adil. Para santri juga tidak dibeda-
92
Kegiatan keseharian santri, Observasi, 16 Juli 2020.
93
Suriani, Wawancara, Lembuak, 16 Juli 2020.
94
Kondisi kamar para santri Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri NW
Narmada,,Observasi, 9 Juli 2020.
71
c. Musyawarah
bahwa:
“OSNH itu sama seperti OSIS. Jadi kalau di pondok itu OSIS itu
OSNH cuman proses pemilihannya itu persis sama dengan
pemilihan pemimpin pada suatu negara. Anak-anak OSNH itu
terdiri dari anak-anak kelas 12. Dimana mereka itu berada di
organisasi melalui pemilihan dilakukan secara umum kayak
pemilihan presiden gitu. Jadi mereka ada penyampaian visi misi
mereka ada kampanye setelah itu baru mereka memilih pemimpin
melalui pemilihan langsung mereka coblos siapa yang diinginkan.
Nanti ketua OSIS yang terpilih nanti akan memiliki bagian-bagian
menteri gitu punya bagian masing-masing ada yang bagian
kesehatan, keamanan, disiplin, kebersihan, pendidikan dll. Setelah
itu mereka akan mengadakan Musyawarah Kerja untuk
72
Islam
95
Auva Hastarita, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
96
Dokumentasi Pondok tentang Musyawarah Kerja OSNH Periode 2020/2021,
Dokumentasi.
73
bakat dan minatnya. Dan dalam berbagai kegiatan tersebut tertanam nilai-
a. Kepedulian
dekorasi.97
97
Observasi, 16 Januari 2020.
74
menyatakan bahwa:
b. Tanggung jawab
98
Dini Nursya Illahi, Wawancara, Lembuak, 20 Agustus 2020.
75
Selain dari pada itu, dari pernyataan santri yang Siti Nurul Fahmi
bahwa:
“Kami harus bisa mengatur waktu dengan baik antara waktu kami
sendiri dengan waktu untuk menjalankan tugas sebagai pengurus
OSNH. Kami harus menunjukkan kepada adik-adik santri bahwa
kami adalah contoh teladan. Kami tidak boleh menunjukkan sisi
negative kami. Nanti malah diikuti oleh mereka. Kami harus
pintar-pintar mengatur waktu antara untuk menghafal, untuk
belajar, dan untuk menjalankan tugas sebagai pengurus OSNH.”99
c. Kesabaran
pada bagaimana mereka sabar dalam menahan emosi, rasa lapar dll.
99
Siti Nurul Fahmi, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
76
NW bahwa:
santri.
100
Suriani, Wawancara, Lembuak, 16 Juli 2020.
101
Kebiasaan Mengantri pada Santri, Observasi, 22 Juli 2020.
77
memberikan contoh atau teladan yang baik, setelah diberikan contoh santri
yang apa bila meninggalkan atau tidak mengerjakan apa yang sudah
1. Metode ceramah
pembelajaran.103
dinyatakan oleh Siti Nurul Fahmi selaku santri dari kelas XII Bahasa
bahwa:
102
Ellyah Sarbini, Wawancara, Lembuak, 9 Juli 2020.
103
Kegiatan Pembelajaran, Observasi, 16 Juli 2020.
104
Siti Nurul Fahmi, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
79
tujuan agar santri menjadi paham dan mampu mengamalkan apa yang
2. Metode keteladanan
lain.
bahwa:
105
TGH Hasanain Djuani “Wejangan Kuliah Umum Kepondokan 2017” dalam
https://www.youtube.com/watch?v=2LuxEr65Eao, diakses pada tanggal 12 Agustus
2020, pukul 13.25.
80
keseharian pondok sehingga sudah menjadi suatu hal yang lumrah dan
Hal tersebut juga dibenarkan oleh saudara Siti Nurul Fahmi dari
“Iya, karena pengasuh pondok itu seperti ibu kita sendiri dan pasti
memberikan contoh yang baik. Misalnya kalo berbicara harus
menggunakan bahasa yang sopan apalagi kalo sama orang yang
106
Ellyah Sarbini, Wawancara, Lembuak, 9 Juli 2020.
107
Rusnawardi, Wawancara, Lembuak, 9 Juli 2020.
108
Busana Berpakaian Para Pengasuh Pondok, Observasi, 15-16 Juli 2020.
81
lebih tua, harus disalim dulu. Terus pengasuh juga sering mengajak
kita untuk menunaikan sholat berjamaah bersama.”109
Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara Auva Hastarita dari
Arab. Terbukti pada saat Ustadzah Dini Nursya Illahi memanggil salah
wawancarai.111
dan memberikan keteladanan yang baik bagi para santri. Hal ini
3. Metode pembiasaan
109
Siti Nurul Fahmi, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
110
Auva Hastarita, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
111
Berbicara dengan Bahasa Arab, Observasi, 22 Juli 2020.
82
Tabel 2.3
Kegiatan keseharian santri Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Putri
Narmada.112
Waktu Aktivitas
“Pertama sih mereka dari ini dulu dari organisasi itu kan mereka
punya program kerja kan. Nah itu proses pembiasaan dulu
sebenarnya sama kayak sholat misalnya itu kan mereka tidak bisa
apalagi mereka yang baru masukkan untuk bisa membuat mereka
terbiasa sholat dhuha dan sebagainya kan itu butuh. Jadi, pertama
kita mewajibkan dulu kemudian kita pantau memberikan sanksi
bagi yang tidak menjalankan lama-kelamaan dia akan terbentuk
menjadi suatu karakter. Kebiasaan-kebiasaan sudah dianggap besar
nanti baru dilonggarkan.kan itu sudah akan terbentuk tapi kita
harus pakai disiplin dulu ada aturannya disiplinnya ada kontrolnya.
Dan yang mengatur itu adalah anak-anak OSNH”113
bahwa proses pelatihan pembiasaan pada para santri itu dikontrol oleh
para anggota pengurus OSNH. Lebih khususnya untuk para santri yang
113
Suriani, Wawancara, Lembuak, 16 Juli 2020.
84
Selain dari, peran para OSNH, para pengasuh pondok juga ikut
segala sesuatu perlu untuk dibiasakan dulu agar tertanan dalam diri
114
Aiva Hastarita, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
115
Kegiatan Keseharian Santri, Observasi, 22 Juli 2020.
116
Ellyah Sarbini, Wawancara, Lembuak, 9 Juli 2020.
85
karena terpaksa dan setengah hati kemudian hingga menjadi sebuah hal
S.Pd bahwa:
bahwa:
dihukum untuk jalan jongkok.119 Hal ini juga terlihat dalam situs
117
Ibu Suriani, Wawancara, Lembuak, 16 Juli 2020.
118
Aiva Hastarita, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
119
Kegiatan Keseharian Santri, Observasi, 22 Juli 2020.
120
Hukuman Jalan Jongkok Karena Telat Mengikuti Sholat Berjamaah,
Dokumentasi, diakses dari @nurulharamainnw
https://www.instagram.com/p/Bk2JzPkgbzP/, 27 Juli 2020.
87
yaitu memberikan efek jera pada santri agar tidak mengulanginya lagi.
para santri mampu menyadari apa kesalahannya dan sadar untuk tidak
lagi melakukannya.
5. Metode daring
dengan keadaan dan kondisi dunia yang sedang dilanda suatu wabah
masing secara daring. Dan hal yang sama juga diterapkan oleh Pondok
para santri dari kelas VII dan VIII MTs serta kelas X dan XI MA yang
“Jadi dalam kegiatan BDR ini satu mata pelajaran mempunyai satu
grup whatsapp, apabila dalam satu kelas itu ada 17-20 mata
pelajaran, maka sebanyak itu pula grup whatsapp yang dimiliki
121
Kegiatan BDR di Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Putri Narmada,
Observasi, 4 Agustus 2020.
122
Kegiatan BDR, Observasi, 4 Agustus 2020.
89
oleh setiap santri. Durasi per satu mata pelajarannya itu 40 menit.
Dan di dalam grup guru memberikan materi apabila ada yang tidak
dipahami maka ditanyakan, kemudian ada sesi diskusi dan
pemberian tugas juga. Kita kirimkan tugas berupa soal nanti kita
berikan mereka waktu untuk mengisi dan menjawab soal nanti
hasil jawabannya dikirimkan di dalam grup.”123
untuk para santri yang tetap berada di pondok kegiatan atau proses
karakter santri.
dalam proses tersebut. Maka berikut ini peneliti memaparkan lebih rinci
faktor pendukung dan penghambat yang dialami oleh pondok pesantren nurul
berikut:
1. Faktor pendukung.
123
Rahimah Mulyani Istiqomah, Wawancara, Lembuak, 4 Agustus 2020.
90
a. Faktor Internal
pada diri pelaku itu sendiri. Dalam hal ini pengaruh dari diri santri
dalam pembentukkan karakter pada santri. Apa bila telah ada pada
diri santri dorongan dan motivasi untuk pribadi yang lebih baik.
dengan baik.
124
Zalfa Aura Nazhifah, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
125
Siti Nurul Fahmi, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
91
alasan dan tekad yang kuat tersebut para santri dapat menjadi
mengerjakan tugas.
“Oh kalo faktror pendukung yang ada diri santri itu mereka
itu semangat sekali, kalo jam-jam kosong suka mendatangi
kakak-kakak ngabdinya untuk curhat, untuk tanya-tanya
seputar pelajaran dan lain-lain.”.
tersebut, adanya dorongan dan kemauan dari para santri itu sendiri
126
Aiva Hastarita, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
92
b. Faktor Eksternal
1) Pengasuh pondok
para santri jauh dari orang tuanya, yang berperan sebagai orang
pengasuhnya.
saat itu.
127
Hj. Tahiyyah, Wawancara, Lembuak, 9 Juli 2020.
128
Les Bahasa Asing, Observasi, 26 Januari 2020.
94
organisasi tersebut.
dapat mengawasi para santri dari segi apapun, baik itu disiplin,
129
Dini Nursya Illahi, Wawancara, Lembuak, 9 Juli 2020.
130
Suriani, Wawancara, Lembuak, 16 Juli 2020.
95
bahwa:
131
KegiatanLatihan Drama Arena, Observasi, 16 Januari 2020.
96
para santri.
132
Rusnawardi, Wawancara, Lembuak, 9 Juli 2020.
97
Agama bahwa:
c. Faktor penghambat
penghalang dalam proses yang sedang dijalankan. Dan dalam hal ini
133
Sarana dan prasarana, Observasi, 9 Juli 2020.
134
Siti Nurul Fahmi, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020
98
dalam diri santri juga memiliki kejenuhan dalam belajar. Apa lagi
dialami oleh para santri tersebut kemudian diterangkan oleh para santri
yang diungkapkan oleh saudara Siti Nurul Fahmi dari kelass XII
Bahasa bahwa:
135
Siti Nurul Fahmi, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
99
Dari pernyataan saudara Siti Nurul Fahmi dan Zalfa Aura Hazhifah
kegiatan yang harus dilakukakan oleh para santri lebih khususnya para
menjadi teladan dan contoh yang baik bagi adik-adik santri yang masih
jawab yang bersebar untuk menjaga para adik-adik santri. Para santri
kelas XII tersebut harus mengatur waktu untuk dirinya sendiri dan
kalau para santri tersebut kemudian merasa jenuh dan lelah pada saat
proses pembelajaran.
bahwa memang benar bahwa setiap kegiatan yang santri lakukan juga
136
Zalfa Aura Hazhifah, Wawancara, Lembuak, 22 Juli 2020.
100
dan kegiatan menjadi faktor penghambat bagi para santri di kelas akhir
137
Kegiatan Latihan Drama Arena, Observasi, 16 Januari 2020.
138
Rahimah Mulyani Istiqomah, Wawancara, Lembuak, 4 Agustus 2020.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas hasil dari paparan dan temuan data hasil penelitian
yang peneliti teliti di tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Nurul Haramain
dengan teori-teori terkait. Adapun pembahasan dalam bab ini meliputi: peran-
peran yang dilakukan oleh pondok pesantren dalam membentuk karakter santri,
metode yang digunakan oleh pondok pesantren dalam membentuk karakter santri
serta faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi oleh pondok dalam
sebagai berikut:
Dari hasil temuan pada proses penelitian ditemukan bahwa peran pondok
sebagai berikut:
101
102
sebagai berikut:
a. Cinta damai
orang lain.
dirinya sendiri dan orang lain serta tidak terjadinya konflik dan
139
Sahlan Asmaun dan Angga Teguh Prasetyo, Desain Pembelajaran Berbasis
Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 39.
103
para santri dibina dan diarahkan agar dapat hidup aman dan damai
dengan teman sebangsa, teman seagama, bahkan lebih dari itu, teman
satu guru (tunggal guru). Apabila dalam keadaan seperti itu para santri
tidak dapat hidup damai dan aman, maka nyatalah terdapat kesalahan
langsung dari Allah SWT. Dan wajib ditaati oleh manusia. Begitu pula
b. Toleransi
bersaudara.
sosial yang berbeda, suku dan bahasa yang berbeda. Namun, mereka
nilai toleransi di pondok itu dapat dilihat dari berbagai bidang baik
142
Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam sebagai
Dasar Dialog dan Kerukunan antar Umat Beragama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1979), hlm.
22.
143
Puthut Waskito, dkk, “Nilai..., hlm. 152.
105
c. Kerjasama
latihannya.
jenis kegiatan memang memerlukan lebih dari satu orang santri untuk
dan mendapatkan hasil yang baik perlu banyak orang santri untuk
mengerjakannya.
144
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada, 2010),
hlm. 239.
106
sama agar pekerjaan yang dikerjakan dapat mudah dan cepat selesai.
hari.
maulid nabi, MTQ, haul dll. Dengan demikian bentuk usaha yang
145
Puthut Waskito, dkk, “Nilai..., hlm. 154
107
karakter biasanya tercermin dalam setiap aktivitas santri dari mulai bangun
tidur hingga tidur kembali. Adapun nilai karakter yang terbentuk dari
a. Kemandirian
dilaksanakan pada pondok pesantren lain. Para santri jauh dari rumah
dan orang tua sehingga mereka dituntut untuk belajar hidup mandiri
b. Rendah hati
146
Abdul Wahid Mushofa, “Model Pendidikan Karakter Kemandirian Santri di
Pondok Pesantren Subussalam Tegasari dan Darussalam Blokagung Banyuwangi”, (Tesis,
PAI UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2014), hlm. 97.
108
tinggi sikap rendah hati. Sebagaimana dari hasil temuan dimana para
melalui cara hidup mereka sehari-hari. Dalam berbagai hal para santri
makanan yang sehat dan bergizi, tidur tidak perlu dengan kasur yang
empuk tapi cukup dapat dipakai untuk beristirahat, pakaian tidak perlu
yang mahal tapi cukup yang bersih dan suci dan dapat menutup aurat,
untuk terhindar dari perilaku sombong, iri dan dengki. Selain itu, para
c. musyawarah
147
Puthut Waskito, dkk, “Nilai..., hlm. 155.
109
148
Hasan Baharun, Pendidikan..., hlm. 90.
110
dan sebagai kekuatan umat Islam agar menjadi satu kesatuan spiritual dan
pembinaan bagi para santri sebagai calon ulama dapat ditemukan sebagai
berikut:
a. Kepedulian
lingkungan.
baik.150
Begitu juga para santri di pondo pesantren, para santri adalah saudara
yang hidup bersama maka sudah seharusnya para warga pondok sama-
b. Tanggung jawab
OSNH yang merupakan seluruh santri kelas XII yang memiliki tugas
sendiri. para santri belajar untuk bertanggung jawab dengan tugas yang
150
Hasan Baharun, Pendidikan..., hlm. 93.
112
c. Kesabaran
menahan diri dari hawa nafsu. Contoh penerapan sikap sabar pada para
sebagai berikut:
151
Jamar Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasin Pendidikan Karakter di
Sekolah, (Yogyakarta: Diva Press, 2013), hlm. 37.
152
Hasan Baharun, pendidikan..., hlm. 106.
113
pembelajaran.
pesantren tidak hanya dapat diikuti oleh santri atau orang yang berada
di pesantren akan tetapi dapat dimanfaatkan juga oleh santri lain di luar
tidak hanya digunakan oleh sekolah umum saja. Kini pondok pesantren
b. Pentas Seni
acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh para penghuni pondok saja
dan refreshing bagi para santri acara ini juga dimaksudkan sebagai
Hal yang sama juga diteliti dalam penelitian lain, dimana pondok
sekitarnya.154
154
Kariya Samae, “Pengembangan Dakwah di Pondok Pesantren Nahdhotul
Ulumuddiniyah Wilayah Yala Thailand Selatan”, (Skripsi, FDK UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2014)
115
keseluruhan.155
putri memang tidak diwajibkan untuk menjadi calon ulama seperti para
santri putra. Namun, mereka disiapkan untuk menjadi seorang ibu dan
155
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Imprint Bumi Aksara 2017),
hlm. 127.
116
156
Rustam Ibrahim, “Pesantren dan Pengabdian Masyarakat: Studi Kasus Pondok
Pesantren Dawar Boyolali Jawa Tengah”, Al-Tahrir, Vol.16, Nomor. 1, Mei 2016.
Hlm.103.
117
1. Metode ceramah
kepada para santri tentang pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat dari apa
yang dilakukannya.
157
Ramayulis, Pendidikan..., hlm. 281.
118
2. Metode keteladanan
anbiya yaitu memberikan ilmu dan teladan yang baik pada santri. Di
pondok pengasuh berperan sebagai orang tua santri maka memang sudah
yakni suatu misi yang berisi mengajak manusia untuk tunduk dan taat pada
terpuji (mahmudah).158
pada anak. Hal ini dikarenakan pendidik adalah figur terbaik dalam
pandangan anak, baik disadari atau tidaknya akan ditiru oleh anak
didiknya159
158
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), cet. Ke-10,
hlm. 297.
159
Abdullah, Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka
Amani, 1995), hlm. 2.
120
3. Metode pembiasaan
diri bangun pagi, sholat tahajud, sholat fardhu, dhuha dan lain-lain
tertanam sendiri dalam diri santri, yang pada awalnya dilakukan dengan
dipikirkan.160
160
Ibid.,hlm. 298.
121
karakter dan akhlak yang baiak pada diri santri melalui pembiasaan-
tertanam dalam dirinya menjadi sebuah hal yang biasa. Hal yang sama
pondok pesantren lebih mudah dilakukan karena santri hidup dan menetap
nasihat dan hukuman akan memberikan efek jera bagi para santri.
kesalahannya".161
pelanggaran yang telah diperbuat dengan tujuan agar anak didik menyadari
tabiat dan tingkah laku anak didik, serta untuk mendidik anak kearah
kebaikan.162
161
Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Pendidikan Teoritis, (Bandung: Mandar Maju,
1992), hlm. 261.
162
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 188.
123
mengintrospeksi diri dan menjadi lebih baik lagi dan berusaha untuk tidak
mengulanginya lagi.
5. Metode Daring
bentuk dari usaha alternatif yang diusahakan oleh pondok pesantren agar
Covid-19 saat ini. Kegiatan pembelajaran secara daring ini dikenal dengan
sistem dimana guru atau pengasuh tetap masuk kelas dengan memberikan
materi dan tugas dengan cara daring melalui aplikasi Whatsapp. Kegiatan
BDR hanya diperuntukkan bagi santri dari kelas VII dan VII MTs serta
pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa
Dengan adanya kegiatan BDR ini para santri yang tidak bisa
di dunia pada saat ini. Dengan adanya kegiatan BDR para orang tua tidak
pondok. Dan para santri tetap dapat melaksanakan sekolah walaupun via
163
Sri Harnani, “Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19”,
dalam https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-pembelajaran-daring-di-masa-
pandemi-covid-
19#:~:text=Sistem%20pembelajaran%20daring%20(dalam%20jaringan,meskipun%20sis
wa%20berada%20di%20rumah. Diakses tanggal 6 Agustus 2020, pukul 06.15 WITA.
164
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Surat EdaranNomor 4
Tahun 2020 dalam https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-mendikbud-
pelaksanaan-kebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-penyebaran-covid19, diakses
tanggal 6 Agustus 2020, pukul 6.25 WITA.
125
karakter santri.
Pesantren dalam membentuk karakter santri dapat dibagi menjadi dua yaitu
berikut:
1. Faktor pendukung
santri dilandasi oleh dua faktor yaitu faktor internal dari diri santri itu
sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor dari luar bisa juga termasuk
eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar manusia, akan tetapi
langsung.165
dan berkonsultasi.
tersebut.
antara pengasuh dengan para santri, para santri menjadi lebih mudah untuk
pengasuh selama 24 jam. Para santri senantiasa dididik dan selalu dipantau
keunggulan dari hal itu adalah cenderung pergaulan dan pembawaan dari
Contohnya saja santri melihat apa yang dilakukan oleh pengasuhnya dan
mengaji.
166
Moh Amin Maulana, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMK
Negeri 1 Wonosari”, (Skripsi, FE Universitas Yogyakarta, 2016),hlm. 98.
128
2. Faktor penghambat
menjadi penghalang dari tercapainya suatu tujuan. Dalam hal ini faktor
begitu padat menyebabkan para santri menjadi ngantuk, bosan dan malas
sulit mengatur waktu antara kegiatan pondok dan tugas organisasi apalagi
dirinya sendiri dengan waktu untuk mengurus para adik-adik santri lain.
santri tetap bekerja secara optimal dan menjalankan tugas serta tanggung
proses pengajaran juga dialami oleh para santri yang melaksanakan BDR.
Dalam hal ini diperlukan pemakluman dari berbagai pihak baik itu
sehingga santri yang tidak bisa mengumpulkan tugas pada hari itu dapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesabaran pada para santri sebagai bekal awal santri menjadi seorang
yang baik.
pademi Covid-19 agar para santri yang tidak bisa kembali ke pondok
a. Faktor pendukung
b. Faktor penghambat
B. Saran
yang ditujuankan sebagai bahan renungan bagi beberapa pihak yaitu antara
lain:
2. Bagi pengasuh, dengan adanya skripsi ini para pengasuh dapat menjadi
pondok pesantren.
Dian Novita Sari, dkk, “Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Pendorong
terhadap Perilaku Seksual di SMA Asuhan DAYA Medan”, Jurnal
Kesehatan Global, Vol 1, nomor 2, Mei 2018.
https://news.detik.com/berita/d-4128703/ada-504-kasus-anak-jadi-pelaku-pidana-
kpai-soroti-pengawasan-ortudiambil 23 Februari 2020 pukul 21.51 WITA.
Muh. Rodhi Zamzami, “Pesantren Sebagai Transmisi ilmu pengetahun Islam dan
Pembelajaran Kehidupan Sosial Santri”, Ta’limuna, Vol. 6, Nomor 1,
Maret 2017.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), cet. Ke-10.
1987.
Zulvia Trinova dan Sri Dalena, “Cooperative Learning Strategy Type STAD in
Teaching Islamic Education Subject (PAI) at Smpn 3 Lengayang”, jurnal
Ta’dib, Vol. 20, Nomor 1, Januari-Juni 2017.
LAMPIRAN
139
140
LAMPIRAN 1
PEDOMAN PENELITIAN
Hari/Tanggal :
c. Kegiatan pembelajaran
2. Keadaan santri
Hari/Tanggal :
Nama Sumber :
Pekerjaan :
PEDOMAN WAWANCARA
A. PIMPINAN PONDOK
1. Identitas diri
Narmada?
tersebut?
19?
143
B. PENGASUH PONDOK
1. Identitas diri
melatih kehidupan bersosial santri? Karena seperti yang kita ketahui para
diterapkan?
diterapkan?
144
biasanya diterapkan?
9. Adakah kendala atau hambatan yang dihadapi anda ketika mengajar dan
C. SANTRI
1. Identitas diri
para santri?
8. Apa ada faktor dukung dan penghambat yang saudara rasakan selama
D. Ketua OSNH
1. Identitas diri
ikut OSNH?
santri? Jelaskan?
7. Apa ada faktor dukung dan penghambat yang saudara rasakan selama
Hari/Tanggal :
c. Kondisi dan keadaan fisik bangunan dan fasilitas sarana dan prasarana
3. Keadaan santri
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PENELITIAN
Siti Nurul Fahmi dan Zalfa Aura Nazhifah Ketua OSNH Auva Hastarita