Pasal 9 KPBU Materai PJPK

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 26
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAN PT BAJA TITIAN UTAMA NOMOR : 12/PKS/Db/2021 NOMOR : 001/PTBTU-DIR/XII/2021 TENTANG PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU) KEGIATAN PENGGANTIAN DAN/ATAU DUPLIKASI JEMBATAN CALLENDER HAMILTON (CH) DI PULAU JAWA Daftar Isi Pasal 1: Definisi, Hirarki Dokumen, Pengartian Tanggal Efektif, dan Penyampaian ‘SPMK.... fecal Pasal 2: Ketentuan Umum Kerjasama 26 Pasal 3: Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Pemenuhan IKJ Masa Konstruksi..... 29 Pasal 4: Penyerahan Lapangan ws: 32 Pasal 5: Pembiayaan dan Model Keuangan ... 34 Pasal 6: Perencanaan Teknis 36 Pasal 7: Pengoperasian dan Pemeliharaan Selama Masa KonstrukSi.......c..0000 38 Pasal 8: Konstruksi... 1 AB Pasal 9: Pengoperasian dan Pemeliharaan Selama Masa Layanan.....c.s.cee. 54 Pasal 10: Modifikasi 61 Pasal 11: Tagihan Pasal 12: Pengurangan.... Pasal 13: Pembayaran Ketersediaan Layanan Pasal 14: Asuransi...... Pasal 15: Cidera Janji BUP Pasal 16: Cidera Janji PUPK ...... ese cael Ts ant ester Pasal 17: Kebijakan atau Tindakan Sepihak Pemerintah dan/atau Perubahan Hukum....... 5 aL Pasal 18: Keadaan Kahar .. i 75 Pasal 19: Pengakhiran Perjanjian Lebih Awal 79 Pasal 20: Mekanisme Pembayaran Nilai Pengakhiran..... 85 Pasal 21: Jaminan Serah Terima....... Pasal 22: Tata Cara Serah Terima. Pasal 23: Pernyataan dan Jaminan .. Pasal 24: Pembebasan Tanggung Jawab. ai Pagal 25: Hukum Yang Berlaku & Penyelesaian Perselisihan . 96 Pasal 26: Pengalihan Hak dan Kepemilikan Saham eee eau serial TE Pasal 27: Pemeriksaan oleh Auditor Pemerintah 98 Pasal 28: Addendum Perjanjian Pasal 29: Bahasa yang Mengikat a Pasal 30: Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak Pasal 31: Lampiran .... Pasal 32: Pemberitahuan... crite 100 Pasal 33: Ketentuan Yang Tetap Berlaku .... 104 Pasal 34: Tim Pengendali Pelaksanaan Perjanjian Dan Tim Monitoring Gabungan...... 104 Pasal 35: Pelepasan Hak .. evtntnentnesesn 102 Pasal 36: Pemisahan Ketentuan Yang Tidak Dapat Diterapkan 103 LAMPIRAN 1: RINGKASAN INVESTASI DAN TARGET MASA KERJASAMA .... 104 LAMPIRAN 2: LINGKUP DAN KEGIATAN KONSTRUKSI 105 LAMPIRAN 3: LINGKUP PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN see 109) LAMPIRAN 4: LINGKUP PELAPORAN . a M4 LAMPIRAN 5: KETENTUAN RENCANA TEKNIS TERPERINCI (RTT) JEMBATAN 7 esses octneerneeotecasb anda cesraGCaay i 116 LAMPIRAN 6: KETENTUAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JEMBATAN ....-..cs0. 160 LAMPIRAN 7: INDIKATOR KINERJA JEMBATAN ......ccc0s 166 LAMPIRAN 8: FORMULA PERHITUNGAN PEMOTONGAN DAN PENGURANGAN ich 175 LAMPIRAN 9: BENTUK TAGIHAN.. 177 LAMPIRAN 10: TATA CARA PENAGIHAN DAN PEMERIKSAAN TAGIHAN PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN............. se 178 LAMPIRAN 11: KOMITMEN PELAKSANAAN PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN secs et - a +. 182 LAMPIRAN 12: FORMULA PERHITUNGAN DAN PEMBAYARAN NILAI PENGAKHIRAN .... sarpectunsaerci a 185 LAMPIRAN 13: FORMAT SURAT PERSETUJUAN PJPK 193 PERJANJIAN KERJASAMA. ANTARA DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAN PT BAJA TITIAN UTAMA NOMOR : 12/PKS/Db/2021 NOMOR : 001/PTBTU-DIR/XII/2021 TENTANG PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU) KEGIATAN PENGGANTIAN DAN/ATAU DUPLIKAS| JEMBATAN CALLENDER HAMILTON (CH) DI PULAU JAWA Pada hari ini Senin, tanggal enam, bulan Desember, tahun dua ribu dua puluh satu, (06-12-2021) bertempat di Jakarta, yang bertandatangan di bawah ini: 1. HEDY RAHADIAN, Direktur Jenderal Bina Marga, yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor §2/TPA Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jalan Pattimura Nomor 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dan selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor: S48/KPTS/M/2019 tentang Pendelegasian Wewenang Penanggung Jawab Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha pada _‘Kegiatan Preservasi_Lintas Timur Sumatera di Provinsi Riau, Penggantian Jembatan di Untas Utama Pulau Jawa, dan Preservasi Lintas Tengah dan Barat Pulau Sumatera dengan Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usahayang selanjutnya disebut sebagai “PENANGGUNG JAWAB PROYEK KERJASAMA, (PJPK)’. 2. BUDI HARTONO, dalam jabatannya sebagai Direktur Utama dan berdasarkan Risalah Rapat Dewan Direksi PT Baja Titian Utama tertanggal 30 November 2021, berwenang untuk bertindak mewakili Dewan Direksi, sehingga dalam hal ini sah dan berwenang bertindak untuk dan atas nama PT Baja Titian Utama, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia, dengan Akta Pendirian Nomor 22 tertanggal 18 November 2021 dibuat ci hadapan Notaris Egi Anggiawati Padli S.H., M.Kn, Notaris di Kabupaten Bogor yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi_Manusia melalui Surat Keputusan Nomor AHU- 0073292.4H.01.01.Tahun 2021 tertanggal 18 November 2021, berkedudukan Peal PPE oF Tm a = di Jakarta Selatan, untuk selanjutnya disebut “BADAN USAHA PELAKSANA (BUP)’, PAPK dan BUP secara bersama-sama disebut sebagai (‘Para Pihak"), dan masing- masing disebut sebagai (“Pihak’). Para Pihak masing-masing bertindak dalam kedudukannya tersebut di atas menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut: Bahwa Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Bahwa Bahwa Bahwa Penyelenggaraan Jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, Pembangunan, dan pengawasan. Salah satu kegiatan penyelenggaraan adalah Pembangunan yang didefinisikan sebagai kegiatan pemrograman dan Penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur dan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri' Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 2 Tahun 2020, serta Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur, jembatan non-tol, merupakan salah satu jenis infrastruktur ekonomi dan sosial yang dapat dikerjasamakan melalui skema KPBU. Adapun pengembalian investasi badan usaha atas Penyediaan Infrastruktur tersebut dapat bersumber dari Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) yang pelaksanaannya mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur, dalam rangka meningkatkan kelayakan kredit (credit worthiness) proyek infrastruktur sebagal upaya mendorong partisipasi sektor swasta, proyek infrastruktur berdasarkan skema KPBU dapat diberikan Jaminan Pemerintah, yang pelaksanaannya Secara lebih inci diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260/PMK.011/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan_ Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK,08/2016. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, salah satu fungsi dari Kementerian Pant PE oF fl le = Bahwa Bahwa Bahwa Bahwa Bahwa Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah melaksanakan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan, yang diimplementasikan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga selaku instansi yang berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Pelaksanaan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Bina Marga, memiliki tugas untuk —melaksanakan Pemrograman, perencanaan, pengadaan, pembangunan, preservasi, dan Pengendalian penerapan norma, standar, pedoman dan kriteria bidang dan jembatan termasuk konektivitas jaringan Jalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 567/KPTS/M/2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional yang telah diubah beberapa kali, terakhir diubah dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 355/KPTS/M/2016 dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional, seluruh ruas (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian) telah ditetapkan sebagai Jalan Nasional. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, demi meningkatkan keselamatan pengguna jalan dan menjaga kondisi infrastruktur jalan. Sebagai bentuk implementasi atas hal ini, Direktorat Jenderal Bina Marga telah bersinergi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Berdasarkan hasil pengadaan badan usaha pelaksana atas proyek KPBU kegiatan Penggantian dan/atau Duplikasi Jembatan Callender Hamilton (CH) di Pulau Jawa, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menetapkan Pemenang Pelelangan sebagaimana ditetapkan dalam Surat Penunjukan Pemenang Lelang Nomor PB.02.01-Mn/1763, Pemenang Pelelangan telah mendirikan dan menunjuk Badan Usaha Pelaksana untuk menandatangani Perjanjian KPBU dan melaksanakan kewajiban- kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian KPBU MAKA DAN OLEH KARENANYA, Para Pihak menerangkan dengan ini sepakat melangsungkan Perjanjian KPBU sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan berikut ini dengan tetap memperhatikan ketentuan sebagaimana diatur dalam Hukum Yang Berlaku Part PPR oF ame = dimaksud dalam Pasal 8.9.3. (b) (i) dan Pasal 8.9.4. (b) (i) Perjanjian KPBU; (b) kompensasi yang diberikan adalah berupa pembayaran yang diperbolehkan sesuai Hukum Yang Berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.9.3. (b) (ii) dan Pasal 8.9.4. (b) (ii) Perjanjian KPBU, maka PJPK akan membayar kompensasi paling lambat 4 (satu) tahun sejak hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.9.7. Perjanjian KPBU dikeluarkan. 8.10. Biaya Konstruksi 8.11, 9.1. 54 8.10.1 8.10.2. Segala biaya dan pengeluaran sehubungan dengan Konstruksi, termasuk tapi tidak terbatas pada pajak, retribusi, pungutan, tindakan keselamatan, perlindungan lingkungan, asuransi dan kewajiban pembayaran lainnya akan menjadi tanggung jawab penuh BUP. Segala akibat finansial dan akibat lainnya dari peningkatan biaya penyelesaian Konstruksi wajib ditanggung oleh BUP, kecuali dalam hal terdapat permintaan Modifikasi dari PJPK’ sebagaimana dimaksud pada Pasal 10.1, Pasal 10.2, dan Pasal 10.5. Perjanjian KPBU atau terjadinya peristiwa Kebijakan atau Tindakan Sepihak Pemerintah dan/atau_Perubahan Hukum atau _terdapat kesalahan/kelalaian PJPK dalam pelaksanaan Perjanjian KPBU yang mengakibatkan peningkatan biaya tersebut. Tanggung Jawab BUP BUP harus bertanggung jawab untuk setiap pelanggaran dari kewajiban dan tanggung jawab yang timbul akibat tindakan dan kegagalan dari setiap Penyedia Jasa Konstruksi. Pasal 9 Pengoperasian dan Pemeliharaan Selama Masa Layanan Pengendali Mutu Independen 9.1.4 9.1.3. Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PUPK dibantu oleh PMI sehubungan dengan pengawasan Pengoperasian dan Pemeliharaan selama Masa Layanan Seluruh biaya pemilihan dan pelaksanaan tugas PMI ditanggung oleh Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK sesuai mekanisme anggaran berdasarkan Hukum Yang Berlaku. Lingkup tugas dan tanggung jawab PMI selama Masa Layanan meliputi namun tidak terbatas pada: Part FFE a n qi £ Ue (2) memeriksa laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang disampaikan oleh BUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.7.1., Pasal 9.7.2., dan Pasal 9.7.3. Perjanjian KPBU; (b)melakukan inspeksi formal dengan BUP terhadap pemenuhan IKJ Masa Layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.5 Perjanjian KPBU; (c) menandatangani Berita Acara Hasil Inspeksi Formal Masa Layanan dengan BUP sebagaimana dimaksud Pasal 9.5.1. Perjanjian KPBU; (4) melakukan inspeksi informal, apabila diminta oleh Balai atau univtim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.6 Perjanjian KPBU; (e) memeriksa_hasil perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.5 Perjanjian KPBU untuk memastikan perbaikan sudah diselesaikan oleh BUP sesuai waktu tanggap Penanganan dan kinerja yang ditetapkan dalam IKJ Masa Layanan; (f) menyampaikan kepada Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PUPK rekapitulasi pemenuhan IKJ Masa Layanan berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.5. Perjanjian KPBU dan/atau hasil pemeriksaan PM terhadap laporan sebagaimana dimaksud Pasal 9.7.6. Perjanjian KPBU; (9) memeriksa laporan tahunan yang disampaikan oleh BUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.7.4. Perjanjian KPBU dan menyerahkannya kepada Balai atau unitftim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK selambat-lambatnya tiap 1 (satu) Februari di tahun berikutnya; dan (h) memeriksa laporan khusus mengenai kejadian penting yang mengganggu pelaksanaan kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan yang disampaikan oleh BUP. 9.2. Dimulainya Masa Layanan 55 9.2.1. Masa Layanan dimulai sejak tanggal ditandatanganinya Berita Acara Penerimaan Hasil Konstruksi Jembatan secara_keseluruhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.7. Perjanjian KPBU. 9.2.2. Setiap Jembatan yang telah selesai dibangun sebelum Batas Akhir Konstruksi dapat difungsionalkan oleh BUP dengan ketentuan bahwa dimulainya Masa Layanan akan terhitung sejak selesainya penyerahan Jembatan secara keseluruhan sebagaimana ketentuan Pasal 9.2.1 Perjanjian KPBU. oF TA mle we 9.3, 56 9.3.1. 9.3.2. 9.3.3, 9.3.4, 9.3.5. in Pengoperasian dan Pemeliharaan Selama Masa Layanan BUP wajib menyelesaikan dan menyampaikan kepada Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK, Rencana Umum Pemelinaraan Jembatan Masa Layanan paling lambat 20 (dua puluh) Hari setelah tanggal selesainya pemeriksaan dan pengujian bersama Hasil Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.6.3. Perjanjian KPBU. Pemeriksaan atas Rencana Umum Pemeliharaan Jembatan Masa Layanan dilaksanakan dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari sejak diterima secara lengkap dari BUP. Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.3.2. Perjanjian KPBU, Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK dapat meminta klarifikasi dari BUP atas Rencana Umum Pemeliharaan Jembatan Masa Layanan Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK memberikan Persetujuannya atas Rencana Umum Pemeliharaan Jembatan Masa Layanan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 (tiga) Hari setelah selesainya pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.3.2 Perjanjian KPBU. Ketentuan Pasal 6.2. dan Pasal 6.3. Perjanjian KPBU berlaku mutatis mutandis terhadap ketentuan dalam Pasal 9 BUP bertanggungjawab dan membebaskan PUPK terhadap kesalahan Pengoperasian dan Pemeliharaan selama Masa Konstruksi yang menyebabkan tidak terpenuhinya IKJ Masa Layanan akibat kecacatan, kekurangan ataupun kesalahan pada Rencana Umum Pemeliharaan Jembatan Masa Layanan. 9.3.6 BUP wajib melaksanakan Pengoperasian dan Pemeliharaan terhitung 9.3.7. sejak tanggal yang ditetapkan oleh PUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.2.1. Perjanjian KPBU sampai berakhimya Masa Layanan atau pengakhiran Perjanjian KPBU sesuai dengan: (2) Hukum Yang Berlaku; (b) IKJ Masa Layanan; dan (c)_ Rencana Umum Pemeliharaan Jembatan Masa Layanan BUP wajib menyusun Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) sehubungan dengan kegiatan Pengoperasian dan Pemelinaraan selama Masa Layanan sebagaimana dirinci dalam Lampiran 6 Perjanjian KPBU yang harus diserahkan kepada Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK paling lambat 30 (tiga puluh) Hari setelah tanggal selesainya Pemeriksaan dan Pengujian Bersama Hasil Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.6.3. Perjanjian KPBU. 9.3.8. BUP wajib menyusun Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) sehubungan dengan kegiatan Pengoperasian dan Pat PPR oF FA [z Pemeliharaan selama Masa Layanan berdasarkan Hukum Yang Berlaku yang harus diserahkan kepada Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK paling lambat 30 (tiga puluh) Hari setelah tanggal selesainya Pemeriksaan dan Pengujian Bersama Hasil Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.6.3. Perjanjian KPBU 9.4. Pengawasan dan Pemeriksaan Mandiri (Self Monitoring) selama Masa Layanan 7 9.4.1, 9.4.2. 9.4.3, 9.4.4, 945, 9.4.6. 9.4.7, Setiap Hari selama Masa Layanan, BUP wajib melakukan pengawasan dan pemeriksaan mandir (self monitoring) terhadap pemenuhan IKJ Masa Layanan Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mandir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.1. Perjanjian KPBU wajib direkam dengan alat perekam visual. Apabila berdasarkan pengawasan dan pemeriksaan mandiri (self monitoring) harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.1 Perjanjian KPBU ditemukan suatu kejadian/kerusakan yang menyebabkan tidak terpenuhinya IKJ Masa Layanan maka BUP wajib melakukan perbaikan sesuai kinerja dalam waktu tanggap penanganan yang ditetapkan dalam IKJ Masa Layanan tanpa menunggu permintaan atau perintah dari unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK atau PJPK. Waktu tanggap penanganan mulai dihitung sejak BUP menemukan kejadian/kerusakan pada tanggal pengawasan dan pemeriksaan mandiri (self monitoring) harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.1. Perjanjian KPBU. Dalam jangka waktu tidak lebih dari 1x24 jam sejak selesainya perbaikan atas kerusakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.3, Perjanjian KPBU, BUP wajib melaporkan hasil perbaikan tersebut kepada Balai atau unititim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PPK. Dalam memberikan persetujuannya, Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PUPK dapat meminta rekomendasi dari PMI. PMI walib memeriksa hasil perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.3. Perjanjian KPBU untuk memastikan perbaikan tersebut sudah diselesaikan oleh BUP sesual waktu tanggap penanganan dan kriteria yang ditetapkan dalam IKJ Masa Layanan. Apabila BUP gagal menyelesaikan perbaikan atas kerusakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.3. Perjanjian KPBU dalam waktu tanggap penanganan yang ditetapkan dalam IKJ Masa Layanan maka BUP dianggap tidak memenuhi IKJ Masa Layanan dan akan dikenakan Pengurangan yang akan mengurangi Pembayaran Ketersediaan Layanan periode berikutnya Dalam hal BUP tetap tidak memperbaiki kerusakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.3. Perjanjian KPBU, sehingga kerusakan tersebut dapat membahayakan keselamatan pengguna Jembatan berdasarkan pertimbangan Balai atau unitiim/satuan kerja yang 9.5. 58 ditunjuk oleh PJPK maka Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK dapat menyampaikan permintaan tertulis kepada BUP untuk memperbaiki kerusakan tersebut dalam jangka waktu sesuai waktu tanggap penanganan yang ditetapkan dalam IKJ Masa Layanan. Inspeksi Formal setama Masa Layanan 95.1 9.5.2. 9.5.3. 9.5.4, Setiap 30 (tiga puluh) Hari sekali selama Masa Layanan, BUP dan PMI wajib melakukan pemeriksaan (inspeksi formal) terhadap pemenuhan IKJ Masa Layanan yang hasilnya dituangkan ke dalam Berita Acara Hasil Inspeksi Formal Masa Layanan. Mekanisme inspeksi formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.5.1. Perjanjian KPBU akan disepakati lebih lanjut olen PJPK dan BUP selambatlambatnya pada tanggal ditetapkannya Masa Layanan sebagaimana mana dimaksud dalam Pasal 9. Perjanjian KPBU. Mekanisme inspeksi formal secara terperinci akai dituangkan dalam dokumen tersendiri yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian KPBU. Apabila berdasarkan inspeksi formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.5.1. Perjanjian KPBU ditemukan suatu kejadian/kerusakan yang menyebabkan tidak terpenuhinya IKJ Masa Layanan maka berdasarkan Berita Acara Hasil Inspeksi Formal Masa Layanan, BUP wajib melakukan perbaikan sesuai kinerja dalam waktu tanggap Penanganan yang ditetapkan dalam IKJ Masa Layanan. Waktu tanggap penanganan mulai ihitung sejak tanggal Berita Acara Hasil Inspeksi Formal Masa Layanan. Pasal 9.4.4. sampai dengan Pasal 9.4.7. berlaku mutatis mutandis terhadap perbaikan yang dilakukan oleh BUP berdasarkan permintaan Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.5.3. Perjanjian KPBU. Inspeksi Informal selama Masa Layanan 9.6.1 9.6.2. ‘Selama Masa Layanan, Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK berhak untuk melaksanakan inspeksi Lapangan atau meminta PMI melaksanakan inspeksi terhadap pemenuhan IKJ Masa Layanan dengan pemberitahuan terlebih dahulu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal pelaksanaan. BUP wajib mengizinkan serta memberikan data dan/atau keterangan lainnya serta akses ke Lapangan kepada PMI, pihak yang ditunjuk oleh PJPK, PJPK, dan/atau Pemerintah untuk memeriksa pemenuhan IKJ Masa Layanan Jembatan, kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan serta memastikan agar tidak ada intervensi atau gangguan apapun dan dari pihak manapun. es PE BF (rue = 9.7. 59 9.6.3. Apabila berdasarkan inspeksi Lapangan yang dilaksanakan sewaktu- waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.6.1. Perjanjian KPBU ditemukan suatu kejadian/kerusakan yang menyebabkan tidak terpenuhinya IKJ Masa Layanan maka Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK akan memberikan pemberitahuan tertulis kepada BUP, dan BUP wajib melakukan perbaikan atas kerusakan tersebut sesuai kinerja dalam waktu tanggap penanganan yang ditetapkan dalam IKJ Masa Layanan. Waktu tanggap Penanganan mulai dihitung sejak BUP menerima pemberitahuan tertulis dari Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK tentang kejadian/kerusakan yang ditemukan oleh Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK dalam melakukan inspeksi Lapangan. Pasal 9.4.4. sampai dengan Pasal 9.4.7. Perjanjian KPBU berlaku mutatis mutandis terhadap perbaikan yang dilakukan oleh BUP berdasarkan permintaan Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.6.3. Perjanjian KPBU, Laporan Selama Masa Layanan 9.7.1. Setiap Hari selama Masa Layanan, BUP wajib menyampaikan kepada Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK, laporan harian hasil pengawasan dan pemeriksaan mandir (self monitoring) sebagaimana dirinci dalam Lampiran 4 Perjanjian KPBU disertai dengan hasil dokumentasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.2 Perjanjian KPBU dengan cara mengunggahnya ke dalam sistem pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.6.3. Perjanjian KPBU atau aplikasi lain yang telah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga paling lambat pukul 23.59 Waktu Indonesia Bagian Barat hari berikutnya, 9.7.2. BUP wajib menyerahkan laporan mingguan sebagaimana dirinci dalam Lampiran 4 Perjanjian KPBU dengan cara mengunggahnya ke dalam sistem pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.6.3. Perjanjian KPBU atau aplikasi lain yang telah disiapkan oleh Ditjen Bina Marga setiap hari sabtu paling lambat pukul 23.59 Waktu Indonesia Bagian Barat kepada PJPK atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK. 9.7.3. BUP wajib menyerahkan laporan bulanan sebagaimana dirinci dalam Lampiran 4 Perjanjian KPBU dengan cara mengunggahnya ke dalam sistem pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.6.3. Perjanjian KPBU atau aplikasi lain yang telah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga setiap tanggal 1 (satu) di bulan berikutnya paling lambat pukul 23.59 Waktu Indonesia Bagian Barat kepada Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK. 9.7.4. BUP wajib menyerahken laporan tahunan sebagaimana dirincl dalam Lampiran 4 Perjanjian KPBU dengan cara mengunggahnya ke dalam a oe Amie 9.8. 9.10. 60 sistem pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.6.3. Perjanjian KPBU atau aplikasi lain yang telah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga setiap tanggal 1 (satu) Februari di tahun berikutnya paling lambat pukul 23.59 Waktu Indonesia Bagian Barat kepada Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK. 9.7.5. PMI akan memeriksa dan dapat meminta klarifikasi dari BUP atas laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.7.1 sampai dengan Pasal 9.7.4 yang diteruskan oleh Balai atau univtim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK kepada PMI. 9.7.6. Berdasarkan hasil pemeriksaan PMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.5 Perjanjian KPBU dan/atau hasil pemeriksaan PMI terhadap laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.7.5 Perjanjian KPBU, PMI akan membuat rekapitulasi pemenuhan IKJ Masa Layanan dan menyampaikannya kepada Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK setiap tanggal 1 (satu) di bulan April, Juli, Oktober, dan Januari, Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan Selama Masa Layanan Semua biaya dan pengeluaran sehubungan dengan Pengoperasian dan Pemelinaraan, termasuk akan tetapi tidak terbatas pada pajak, retribusi, asuransi dan kewajiban pembayaran lainnya yang ditentukan oleh Pemerintah berkaitan dengan kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari BUP. ‘Sumber Daya Manusia 9.9.1. BUP wajib menyediakan sumber daya manusia yang memilki kemampuan, keahlian dan keterampilan dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan Pengoperasian dan Pemeliharaan. 9.9.2. Pada saat berakhimya Masa Layanan atau Perjanjian KPBU diakhiri lebih dini, PJPK tidak berkewajiban untuk melanjutkan/mempekerjakan sebagian atau semua sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk kegiatan Pengoperasian dan Pemeliharaan selama Masa Layanan. Manajemen Sistem Informasi dan Pelayanan Pengaduan Selama Masa Layanan 9.10.1. BUP wajib menyediakan, mengoperasikan, dan _memelihara media pengaduan pengguna Jembatan dan perlengkapan komunikasi yang dapat diakses oleh Balai atau unit/tim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK secara terus menerus selama 24 (dua puluh empat) jam selama Masa Layanan melalui sarana telekomunikasi dengan bentuk telepon seluler atau telepon satelit, radio, komputer dengan akses internet, e-mail, website, media sosial, dan sejenisnya. OF aime 10.1. 10.2. a 9.10.2. Setiap pengaduan mengenai kejadian dan/atau kerusakan Jembatan dari pengguna Jembatan yang disampaikan harus segera diverifikasi oleh BUP dalam jangka waktu paling lambat 24 (dua puluh empat) jam setelah pengaduan diterima, 9.10.3. Apabila berdasarkan verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.10.2. Perjanjian KPBU pengaduan dari pengguna Jembatan terbukti_benar, BUP wajib segera menindaklanjuti pengaduan tersebut sesuai tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.4.3, Perjanjian KPBU Pasal 10 Modifikasi Sesuai Hukum Yang Berlaku, dalam hal terdapat hal-hal yang menghambat atau berpotensi menghambat Konstruksi, PJPK dan/atau BUP dapat meminta Modifikasi secara tertulis disertai dengan konsep Modifikasi. Dalam hal permintaan Modifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.1 Perjanjian KPBU merupakan penambahan lingkup Konstruksi dan/atau Pengoperasian dan Pemeliharaan, maka dalam jangka waktu selambat- lambatnya 30 (tiga puluh) Hari setelah permintaan Modifikasi tersebut, BUP harus menyerahkan penawaran sebagai berikut: (i) tanggapannya sehubungan dengan Modifikasi (dalam hal Modifikasi Merupakan permintaan PJPK) atau alasan atas usulan Modifikasi (dalam hal Modifikasi merupakan permintaan BUP); (ii) biaya untuk memeriksa dan menganalisis Modifikasi yang diusulkan; (iii) biaya untuk melaksanakan Modifikasi yang diusulkan sebagai berikut: @. semua biaya langsung untuk konstruksi; dan b. semua biaya tidak langsung untuk konstruksi atau pengoperasian dan pemelinaraan (termasuk pengurangan pendapatan, kerugian atau penangguhan serta biaya penundaan dan biaya pendanaan); (iv) perkiraan jangka waktu konstruksi, pengoperasian, dan/atau pemeliharaan akibat permintaan Modifikasi tersebut; (v) _ setiap informasi lain yang mungkin relevan untuk melaksanakan Modifikasi yang diusulkan; dan (vi) _usulan kompensasi berupa peningkatan Pembayaran Ketersediaan Layanan Maksimum (APt) dan/atau penambahan Masa Layanan dan/atau pembayaran yang diperbolehkan sesuai Hukum Yang Beriaku, sehingga dapat mengembalikan tingkat pengembalian investasi (IRR) BUP pada keadaan di mana Modifikasi dianggap tidak pemah terjadi dengan nilai IRR sebesar yang tertuang di dalam Lampiran 1 Perjanjian KPBU di mana parameter investasi lainnya tidak berubah. Peat PPE a 4 Wile = LAMPIRAN 3 LINGKUP PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN Dalam melaksanakan Pengoperasian dan Pemeliharaan Jembatan, BUP wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: ‘Struktur bangunan bawah Jembatan; Struktur bangunan atas Jembatan; Lantai Jembatan; Daerah Aliran Sungai (DAS) area Jembatan; Struktur bangunan pelengkap Jembatan; Periengkapan (signalizing and road safety furniture) termasuk penerangan umum, pagar pengaman, median, kerb, marka, dan rambu; dan 7. Pengendalian tanaman/tumbuh-tumbuhan (vegetation control). PoreNa Pemeliharaan jembatan sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1.1.79 Perjanjian KPBU terdiri dari pemeliharaan rutin, berkala, rehabilitasi (perkuatan struktur) dan pemeliharaan insidentil Jembatan. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jembatan bertujuan untuk pemenuhan tingkat layanan jalan berdasarkan IKJ Masa Layanan sekurang kurangnya meliputi: 1) Layanan Kinerja Jalan Pendekat (Oprit); 2) Layanan Kinerja Bangunan Pengaman Jembatan; 3) Layanan Kinerja Bangunan Bawah Jembatan; 4) Layanan Kinerja Bangunan Atas Jembatan; 5) Layanan Kinerja Lantai Jembatan; 6) Layanan Kinerja Daerah Aliran Sungai; dan 7) Layanan Kinerja Perlengkapan Jalan. Dalam monitoring IKJ Masa Layanan, BUP dapat menggunakan Sistem Monitoring Jembatan sebagai indikasi awal untuk mengetahui kondisi struktural jembatan. Sistem Monitoring Jembatan dengan Structural Health Monitoring System (SHMS), merupakan suatu system yang digunakan untuk memantau dan melakukan prediksi dalam mendeteksi dan menemukan kesalahan pada struktur saat struktur berada pada kondisi layan. Dalam menerapkan SHMS untuk struktural jembatan dibutuhkan metode guna mendapatkan hasil yang diinginkan. Adapun beberapa parameter yang dijadikan acuan sebagai kelayakan terhadap struktur yang termonitor, antara lain : Nilai defleksi struktur Nilai frekuensi struktur jembatan Fracture dari struktur jembatan Fatigue dari struktur jembatan Crack dari struktur jembatan Korosi pada material struktur jembatan g. Pengaruh beban lalu lintas. spaoge Untuk pemeriksaan rutin dan/atau pemeriksaan berkala Jembatan tethadap kondisi seluruh elemen Jembatan dan penunjang bangunan struktur Jembatan dengan membuat laporan hasil pemeriksaan rutin dan/ atau detail sebagaimana yang ditentukan dalam IKJ Masa Layanan. Pemeriksaan rutin dan/atau pemeriksaan berkala Jembatan dilakukan berdasarkan Buku Pedoman Pemeriksaan Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga No. 005-01/P/BM/2011 dan Buku BMS Tahun 1993 Past FIP oF 7 het te 109 tentang Panduan Pemeriksaan Jembatan. Persyaratan tingkat layanan untuk kebersinan dan pemeriksaan rutin jembatan sebagaimana ditetapkan pada Tabel di bawah ini. No Indikator Kinerja Pengukuran Batas Waktu Tanggap Penanganan Pemeriksaan Rutin Jembatan i), Pemeriksaan Rutin Jembatan secara teratur terhadap kondisi komponen utama dan penunjang | Pemeriksaan sekali dan dibuat dari bangunan struktur jembatan | Rutin Jembatan| laporan _hasil dengan membuat laporan hasil| No.005-01 /| __pemeriksaan pemeriksaan rutin. P/eM/2011 rutin jembatan. ii), Berdasarkan Pemeriksaan Rutin| —Direktorat Jembatan, jika ditemukan baut| Jenderal Bina | ii). Harus selesai yang kendor wajib dilakukan| Marga. dilakukan Pengencangan baut, apabila | ii). Hasil perbaikan 7. ditemukan baut yang hilang| Pemeriksaan (tujuh) hari dan/atau rusak wajib mengganti| Rutin. setelah _hasil dengan yang baru. pemeriksaan rutin. i). Berdasarkan Buku Pedoman i). Dilakukan setiap 3. (tiga) bulan Dilakukan setiap 3 masyarakat, dengan melakukan penanganan darurat yang bersifat sementara supaya tidak terjadi keruntuhan bangunan yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat. 2. | Pemeliharaan Rutin Jembatan | Berdasarkan Buku Pemeliharaan Rutin Jembatan | Pedoman (tiga) bulan sekali secara teratur dilakukan meliputi | Pemeliharaan dan dibuat laporan pekerjaan pembersinan, | Rutin Jembatan | hasil pemeliharaan pengecatan setempat/ sederhana | No.005- rutin jembatan. dan penanganan kerusakan ringan. | 02/P/BM/2011. Direktorat Jenderal Bina Marga. 3. | Penanganan Darurat Jika terdapat kegagalan bangunan | inspeksi __visual | Penanganan dan belum dapat ditangani dengan | atau SHMS Darurat —_harus segera, maka ——_dilakukan dilaksanakan pencegahan keselamatan selambat- lambatnya 1 (satu) hari. 110 A‘ Us Aw 10.15, BUP harus menyediakan kepada PJPK segera setelah selesainya konstruksi 10.16, 10.17. 11.2. 64 Modifikasi, salinan semua gambar akhir (as built drawing), spesifikasi, model, sampel, dan perhitungan yang digunakan untuk menyelesaikan Modifikasi (sebagaimana dibutuhkan). PJPK tidak berkewajiban memberikan persetujuan Modifikasi dan BUP tidak dibebaskan dari keharusan untuk melaksanakan atau mematuhi kewajiban- kewajiban atau dari setiap kewajiban lain berdasarkan Perjanjian KPBU sebagai akibat tidak disetujuinya usulan Modifikasi. Sebagai pengecualian dari ketentuan dalam Pasal 10 Perjanjian KPBU ini, BUP tidak berhak atas setiap kompensasi atas Modifikasi jika Modifikasi tersebut timbul akibat kegagalan BUP dalam memenuhi kewajiban- kewajibannya dalam Perjanjian KPBU ini atau akibat terjadinya risiko-risiko yang berdasarkan Perjanjian KPBU ini dialokasikan kepada BUP, meliputi namun tidak terbatas pada kesalahan desain, kondisi Lapangan, dan kegagalan BUP dalam mendapatkan setiap persetujuan Pemerintah’ yang menjadi tanggung jawabnya. Pasal 11 Tagihan - BUP menyampaikan Rancangan Taginan kepada PJPK dengan c.q Kuasa Pengguna Anggaran yang ditunjuk oleh PJPK sesuai tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 10 Perjanjian KPBU. Besaran Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk masing-masing Ketersediaan Layanan Periode |, Ketersediaan Layanan Periode Il, Ketersediaan Layanan Periode Ill, dan Ketersediaan Layanan Periode IV, dihitung dengan formula sebagai berikut: Apkn = APL x JHPkn JHPt Keterangan: Apkn : Besaran maksimum Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk masing-masing Ketersediaan Layanan Periode |, Ketersediaan Layanan Periode Il, Ketersediaan Layanan Periode Ill, dan Ketersediaan Layanan Periode IV; Apt 2 Pembayaran Ketersediaan Layanan Maksimum JHPt : Jumlah Hari dalam 1 (satu) tahun pada periode tahun berjalan JHP kn : dumlah Hari di triwulan Apk dimana Layanan telah tersedia (ketersediaan Layanan harian) remie 11.3. 11.4. 13.1. 13.2. 65 Besaran Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk masing-masing Ketersediaan Layanan Periode |, Ketersediaan Layanan Periode i, Ketersediaan Layanan Periode Ill, dan Ketersediaan Layanan Periode IV yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan formula sebagaimana tercantum dalam Pasal 11.2. Perjanjian KPBU akan dikenakan Pengurangan (apabila ada). Apabila BUP tidak menyampaikan Rancangan Tagihan sesuai jadwal yang terdapat di dalam Lampiran 10 Perjanjian KPBU, maka BUP tidak bisa merapel tagihan tersebut pada periode penagihan berikutnya. Pasal 12 Pengurangan Apabila BUP gagal untuk memenuhi IKJ Masa Layanan maka Balai atau unittim/satuan kerja yang ditunjuk oleh PJPK wajib mengenakan Pengurangan sesuai mekanisme dalam Perjanjian KPBU, kecuali kegagalan untuk memenuhi IKJ Masa Layanan diakibatkan oleh Keadaan Kahar (Force Majeur) sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Perjanjian KPBU atau disebabkan oleh Kebijakan atau Tindakan Sepihak Pemerintah atau Perubahan Hukum. Pasal 13 Pembayaran Ketersediaan Layanan Periode Pembayaran Ketersediaan Layanan Selama Masa Layanan, Kuasa Pengguna Anggaran yang ditunjuk oleh PJPK sebagaimana ditunjuk oleh Menteri melakukan Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk Ketersediaan Layanan Periode |, Ketersediaan Layanan Periode ll, Ketersediaan Layanan Periode Ill, dan Ketersediaan Layanan Periode IV kepada BUP sesuai Tagihan sebagaimana disampaikan oleh BUP. sesuai mekanisme yang diatur dalam Lampiran 11 Perjanjian KPBU. na Pembayaran Ketersediaan Layanan Pelal Kuasa Pengguna Anggaran yang ditunjuk oleh Menteri untuk dan atas nama PJPK (2) menerima Rancangan Tagihan dari BUP; (b) melakukan pemeriksaan terhadap keakuratan dan kelengkapan Raneangan Tagihan dari dan berdasarkan pemenuhan IKJ Masa Layanan oleh BUP; (©) melakukan Pembayaran Ketersediaan Layanan sesuai Tagihan kepada BUP, sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian KPBU dan mekanisme berdasarkan Hukum Yang Berlaku. PRE oF FAW le Tea 13.3. 13.4, 13.5. 13.6. Tanggal Jatuh Tempo Kuasa Pengguna Anggaran yang ditunjuk oleh Menteri membayar Tagihan paling lambat 14 (empat belas) Hari sejak Tagihan disetujui sebagaimana dimaksud pada ketentuan 10 Perjanjian KPBU ("Tanggal Jatuh Tempo"). Apabila tanggal tersebut jatuh bukan di Hari Kerja maka pembayaran Tagihan dilakukan pada Hari Kerja berikutnya, Cara Pembayaran Semua jumlah yang harus dibayar oleh Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan Perjanjian KPBU harus dilakukan dengan cara pembayaran sebagai berikut: (a) dalam mata uang Rupiah; dan (b) _ditujukan ke rekening Bank yang diberitahukan secara tertulis oleh BUP atau Pemberi Pinjaman dan dibuka di Bank yang mempunyai kantor di Jakarta, Indonesia, sesuai tata cara pembayaran sebagaimana diatur berdasarkan Hukum Yang Berlaku. Pajak Segala pajak yang timbul terkait dengan pelaksanaan Pembayaran Ketersediaan Layanan termasuk namun tidak terbatas pada pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai (PPN) (jika ada), akan dibebankan kepada masing-masing Pihak sesuai dengan ketentuan Hukum Yang Berlaku, dan jumlah pajak yang relevan harus disebutkan terpisah dalam Tagihan. Set-Off (Perjumpaan Utang) ‘Seluruh pembayaran yang harus dilakukan oleh PJPK atau Kuasa Pengguna ‘Anggaran berdasarkan Perjanjian KPBU harus bebas dan bersih serta tanpa Pengurangan apapun untuk atau dengan tujuan memperjumpakan utang (set-off), menagih balik (reimburse), Pajak, kecuali untuk perjumpaan utang (set-off) yang disebutkan secara tegas diperbolehkan menurut Perjanjian KPBU, seperti pengenaan Pengurangan, atau pengurangan-pengurangan yang diwajibkan atau diperbolehkan menurut Hukum Yang Berlaku. Peat rte = disebabkan __kerusakan | 24 (dua puluh jalan yang belum dapat|empat) jam diperbaiki sejak kejadian | 7_|Kebersihan Lantai jembatan darurat | (satu) hari dalam kondisi bersih keselamatan alu lintas. | maksimum 1 a [Area kerja dan detour |Pembersinan | Pengukuran 2% terbebas dari benda yang | selesai dalam | secara visual dapat membahayakan | waktu setiap hari 7.2 INDIKATOR KINERJA JEMBATAN MASA LAYANAN Pemenuhan IKJ Masa Layanan mencakup aspek elemen elemen jembatan yang meliputi kondisi jalan pendekat (oprit), bangunan pengaman jembatan, bangunan bawah jembatan, bangunan atas jembatan, lantai jembatan, daerah aliran sungan (DAS) dan perlengkapan jalan termasuk pengendalian tanaman/tumbuh-tumbuhan pada ruang manfaat jalan. BUP harus menjaga tingkat kinerja elemen elemen jembatan berdasarkan IKJ Masa Layanan yang disyaratkan pada tabel dibawah, kecuali pada lokasi jembatan yang sedang dilakukan perbaikan/penanganan Pemeliharaan. Setiap perbaikan atau pemeliharaan untuk pemenuhan IKJ Masa Layanan harus memperhatikan manajemen lalu lintas di lokasi kegiatan. Adapun kriteria IKJ pada Masa Layanan untuk setiap elemen elemen jembatan sebagaimana ditetapkan dalam tabel berikut: No Indikator Kinerja Waktu Tanggap | Metode ‘Satuan | (F) Bobot Jembatan Penanganan | Pengukuran | Pengam | (%) atan T_| JALAN PENDEKAT (OPRIT) 1 | Kerataan Pengukuran Nilai IRI rata-rata setiap | ‘Perbaikan dengan alat | Profilom | 2,00% segmen lajur jalan selesai dalam | dilakukan eter maksimum 6 m/km waktu pada akhir maksimum 90_| Konstruksi (sembilan dan setiap 1 puluh) hari (satu) tahun 2 | Lubang Tidak ada lubang yaitu Perbaikan Pengukuran | Jangka | 3,00% kerusakan perkerasan selesai dalam | dengan sorong jalan setempat atau waktu bantuan alat beberapa tempat maksimum 5 | setiap 14 berbentuk lubang dengan | (lima) hari (empat belas) kedalaman minimum hari sama dengan tebal satu lapis permukaan. 3 | Retak Tidak ada retak lebih dari | Perbaikan Pengukuran | Jangka | 3,00% 3mm dan luasretakan | selesai dalam | dengan sorong tidak boleh lebih besar | waktu bantuan alat 10% dari panjang opr. setiap 14 FR oF ZL Ue 168 maksimum7 | (empat belas) (tujuh) hari hari 4 | Amblas Tidak ada bagian yang Perbaikan Pengukuran | Meteran | 3,00% amblas lebih dari 3 cm selesai dalam | dengan dengan luasan permukaan | waktu bantuan alat yang amblas lebih besar | maksimum 14 | setiap 14 5% dari luas permukaan | (empat belas) | (empat belas) oprit. hari hari 3 | Alur (rutting) Tidak ada alur (rutting) Perbaikan Pengukuran | Jangka | 2,00% dengan kedalaman >2.om | selesaidalam | dengan sorong melebihi 5% dari panjang | waktu bantuan alat | dan oprit maksimum 14 | setiap 14 meteran (empat belas) | (empat belas) hari hari 6 | Keriting (corrugation) Tidak ada permukaan Perbaikan Pengukuran | Visual | 2,00% keriting lebih besar 5% selesai dalam | dengan atau dari panjang oprit. waktu bantuan alat_ | dengan maksimum 14 | setiap 14 | alat (empat belas) | (empat belas) hari hari 7 | Pelepasan Butir (Ravelling) Perbaikan Pengukuran | Visual | 2.00% Tidak ada bagian selesai dalam | dengan atau permukaan jalan yang waktu bantuan alat_| dengan mengalami pelepasan maksimum 28 | setiap 14 | alat butir lebih besar 5% dari | (dua puluh (empat belas) Panjang oprit. delapan) hari | hari @ | Drainase Pada Oprit a. Tidak terjadi kerusakan Visual struktur yang Perbaikan Pengukuran | atau 3,00% mengakibatkan saluran | selesaidalam | secara visual | dengan yang berada pada waktu dan alat alat ‘cakupan area kerja maksimum 14 | setiap 7 tidak berfungsi dengan | (empat belas) _| (tujuh) hari balk. hari b. Tidak ada endapan {sedimentasi) >10% dari tinggi dimensi saluran samping, 9 | Genangan Air Oprit Tidak ada genangan air | Perbaikan atau | Pengukuran | Visual lebih dari 3 (tiga) jam —_| normalisasi secara visual | atau pada permukaan’ sistem drainase_ | dan alat dengan | 2,00% perkerasan jalan setelah | selesai setiap 7 alat terjadinya hujan, harus | dilaksanakan | (tujuh) hari dilakukan perbaikan atau | dalam waktu _| atau setelah normalisasi sistem maksimum 7 | hujan, drainase pada lokasi (tujuh) hari tersebut I_| BANGUNAN PENGAMAN JEMBATAN Paar iz oF Oh 168 T_] Dinding Penahan Tanah: a Tidak ada kerusakan Perbaikan Pengukuran | Visual | 4,00% struktur dan berfungsi | selesai dalam | dengan (inspeksi balk. waktu bantuan alat | rutin) dan b.Tidak terjadi keretakan | maksimum 28 | setiap28 | NDT pada dinding dan (dua puluh (dua puluh__| (Inspeksi Pondasi yang dapat delapan) hari | delapan) hari | detail) mengakibatkan kerusakan struktur dan rembesan. ¢.Tidak terjadi patahan/geseran struktur bangunan yang mengakibatkan kerusakan struktur bangunan. 2 | Bangunan Pengarah Arus Perbaikan Pengukuran | Visual | 3.00% (Bronjong/Krib/Turap/ | selesai dalam | dengan (inspeksi Talud) : waktu bantuan alat | rutin) dan a. Tidak ada kerusakan maksimum 28 | setiap 28 NOT struktural dan berfungsi | (dua puluh (dua puluh | (Inspeksi baik. delapan) hari | delapan) hari | detail) b.Tidak terdapat tumbuhan liar /benda hanyutan (debris). ¢.Tidak terjadi scouring pada bangunan pengaman. 3 | Drainase: ja. Aliran air dibelakang | Perbaikan Pengukuran | Visual | 2,00% abutment dan pada| selesaidalam | dengan (inspeksi dinding penahan tanah | waktu bantuan alat | rutin) dan harus tidak | maksimum 28 | setiap 28 NDT menyebabkan (dua puluh (dua puluh | (Inspeksi erosi/scouring. delapan) hari | delapan) hari | detail) b. Aliran Sungai tidak terhambat oleh bahan hanyutan/debris dan ‘tumbuhan liar, ,_| BANGUNAN BAWAH JEMBATAN (NKS1) 1_[ Tidak ada retak struktur | Perbaikan Tnspeksi rutin | Visual | 9,00% atau pecah pada beton | selesaidalam | setiap 3 (tiga) | (inspeksi yang mengakibatkan waktu bulandan | rutin) dan terganggunya fungsi maksimum 28 | Inspeksi detil | NOT struktur dan tidak boleh | (dua puluh setiap 6 (inspeksi tampak penggembungan | delapan)hari | (enam) bulan | detail) (bulging) atau noda/bercak (brown stain) dan tulangan yang muncul pada permukaan beton. Pat PRE oF e FA am 2 | Dudukan landasan Perbaikan Inspeksiratin ] Visual] 6,00% (mortar bearing) dalam | selesai dalam | setiap 3 (tiga) | (inspeksi kondisi baik dan tidak — | waktu bulan dan | rutin) dan ada keretakan//keropos | maksimum 28 | Inspeksi detil | NOT yang dapat (dua puluh setiap 6 (Inspeksi mengakibatkan

You might also like