Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 1
<= B.J. Hasipis Sey Kelahiran Rudy (panggilan akrab B.J. Habibie semasa kecil sampai sekarang) dibantu oleh seorang bidan yang oleh orang Bugis disebut “Sanro”. Bidan itu bernama Indo Melo. Dalam cara-cara kelahiran tradisional tersebut, biasanya ari-ari hanya dipotong dengan sembilu yang berfungsi sebagai pisau yang terbuat dari kulit bambu. Pusar si orok biasanya juga hanya ditutupi obat ramuan tradisional. Baik Alwi Abdul Jalil Habibie maupun R.A. Tuti Marini Puspowardojo bukan kelahiran Sulawesi Selatan. Alwi Abdul Jalil Habibic lahir pada tanggal 17 Agustus 1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo lahir di Yogyakarta 10 November 1911. Ibunya anak seorang spesialis mata di Yogya, ayahnya bernama Puspowardojo bertugas sebagai penilik sekolah. Ia bersaudara tujuh orang. Alwi Abdul Jalil Habibie merantau ke Jawa dan masuk sekolah Pertanian di Bogor. Adapun R.A. Tuti Marini Puspowardojo berpendidikan HBS (Hugere Burger School). Kendati demikian, cikal bakal ayah B.J. Habibie bukanlah orang asing di Sulawesi Selatan. Dalam silsilah keluarga dinyatakan bahwa keluarga B.J. Habibie dari pihak ayah adalah kerurunan suku Bugis Makassar yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Di Gorontalo pada masa itu bermukim seorang yang bernama Lamakasa (nama singkatnya Lakasa) dari suku Bugis. “La” biasanya bagi orang Bugis ditambahkan di depan nama seorang anak lelaki. Sama halnya dengan nama-nama khas Bugis Makassar seperti La Maddukkelleng, La Bora dan lain-lain. Raja Bone yang ditaklukkan Belanda juga bernama La Pawawoi. Lamakasa menikahi seorang gadis Gorontalo yang bernama Hawaria. Dari perkawinan mereka lahir seorang putri dan empat orang putra, salah seorang di antaranya adalah lelaki yang diberi nama Habibie. nt 12

You might also like