WWF TELU Booklet

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 44

Subak

The Harmony of

GOD
MAN
AND NATURE
Contents
Daftar Isi

The Harmony of God, Man, Harmoni Tuhan, Manusia, dan Alam


dalam Tata Kelola Air Tradisional di Bali
and Nature in Traditional
Water Management in Bali

Subak: A Cultural Heritage Subak: Sebuah Warisan Budaya yang


Berusia Ribuan Tahun
Thousands of Years Old

Application of Tri Hita Karana Penerapan Tri Hita Karana


dalam Sistem Subak
in the Subak System

12

Subak as a Manifestation Subak sebagai Manifestasi


Tri Hita Karana
of Tri Hita Karana
Parhyangan Aspect (God) 16 Aspek Parhyangan (Tuhan)
Pawongan Aspect (Human) 20 Aspek Pawongan (Manusia)
Palemahan Aspect (Nature) 25 Aspek Palemahan (Alam)

32

Maintaining Subak Mempertahankan


Kelestarian Subak
Sustainability
The beauty of the terraced rice
fields in Jatiluwih Village is the main
attraction for tourists.
The Harmony
of God, Man,
and Nature in Harmoni Tuhan, Manusia,
dan Alam dalam Tata Kelola
Traditional Water Air Tradisional di Bali
Management
in Bali

It
wa s 7 a . m . Ra i , 42 , c l e a n e d Waktu baru menunjukkan pukul 7 pagi. Rai (42)
irrigation canals for his rice fields. tampak sibuk membersihkan saluran irigasi
“Each member of the Subak yang mengalirkan air ke sawahnya. “Dengan
sys te m h a s b ot h r i g h t s a n d sistem subak, setiap anggota memiliki hak dan
responsibilities. For instance, I kewajiban. Contohnya, saya bertanggung jawab
am in charge of ensuring that the atas kebersihan saluran irigasi yang mengarah
canal used to irrigate my rice field is clean.,” ke sawah yang saya miliki,” ungkap pria yang
said the man, whose full name is Wayan Rai memiliki nama lengkap I Wayan Rai Adiwinata itu.
Adiwinata. In addition to being a farmer, he Selain berprofesi sebagai petani, ia juga mencari
earns additional income by working as a tour tambahan penghasilan dengan bekerja sebagai
guide in the Jatiluwih terraced rice field of pemandu wisata di area sawah terasering
Tabanan Regency in Bali. Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali.

Jatiluwih Village is a well-known tourist Desa Jatiluwih merupakan salah satu daerah
destination, both for local and foreign visitors. tujuan wisata yang populer di kalangan wisatawan
The stunning terraced rice fields, set against lokal maupun mancanegara. Keindahan sawah
Mount Batukaru’s backdrop, are the tourists’ terasering dengan latar Gunung Batukaru menjadi
main draw. According to the Tabanan Regency daya tarik utama bagi para wisatawan. Sesuai
Tourism Office, it is predicted that Jatiluwih will data di Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan,
receive 403,002 visitors in 2023. daerah tujuan wisata Jatiluwih dikunjungi oleh
403.002 wisatawan selama tahun 2023.
Jatiluwih Village is an amazing place located in Desa Jatiluwih memiliki luas 22,33 km², terletak
Penebel District, Tabanan Regency. It’s spread di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
across an area of 22.33 km2 and is only 47 km Desa ini berjarak 47 km dari Kota Denpasar,
away from Denpasar City, 26 km from Tabanan 26 km dari Kota Tabanan, dan 13 km dari
City, and 13 km from the sub-district government pusat pemerintahan kecamatan. Terkenal akan
center. The natural beauty of this place is just out keindahan alamnya, pemandangan sawah
of this world, especially the terraced rice fields set berundak-undak dengan latar belakang Gunung
against the stunning backdrop of Mount Batukaru. Batukaru menarik wisatawan untuk berkunjung.
People from all over the world visit here to take in
the mesmerizing views. Meski sektor pariwisata terus berkembang,
pertanian merupakan kegiatan ekonomi utama
Although Jatiluwih Village’s tourism sector is
di Desa Jatiluwih. Dengan jumlah penduduk
growing, agriculture remains the main economic
2.885 jiwa, sekitar 90% penduduknya memiliki
activity. With a population of 2,885, approximately
profesi sebagai petani.
90% of the residents work as farmers.
Dalam kunjungannya ke Desa Jatiluwih
During his visit to Jatiluwih Village on May 3rd,
(3/5/2024), Menparekraf Sandiaga Uno
2024, Minister of Tourism and Creative Economy,
menyebutkan bahwa Subak Jatiluwih ditetapkan
Sandiaga Uno, mentioned that UNESCO
designated Subak Jatiluwih as a World Cultural oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia
Heritage Site in 2012. pada 2012.
2
Subak is the sustainable and democratic Subak adalah yaitu tata kelola sumber daya
management of water resources for agriculture air untuk pertanian di Bali yang berkelanjutan
in Bali (Roth & Sedana, 2015). Subak reflects the dan demokratis (Roth & Sedana, 2015). Subak
philosophy of Tri Hita Karana. Tri Hita Karana mencerminkan filosofi Tri Hita Karana. Tri Hita
means three causes of happiness, namely, the Karana bermakna tiga penyebab kebahagiaan,
harmonious relationship between man and God yaitu terjalinnya hubungan harmonis antara
(parhyangan), man with man (pawongan), and manusia dengan Tuhan (parhyangan), sesama
man with the environment (palemahan) (Roth & manusia (pawongan), dan manusia dengan
Sedana, 2015). A subversive system that applies lingkungan alam (palemahan) (Roth & Sedana,
democratic and egalitarian farming practices 2015). Sistem subak yang menerapkan
enables the Bali people to become Nusantara’s praktik pertanian demokratis dxan egaliter
most productive peasant farmers memungkinkan masyarakat Bali menjadi petani
padi paling produktif di Nusantara.

Most Balinese people living as farmers and


fishermen. This is because the land in Bali is very
fertile with volcanic soil from active volcanoes.
3
4

Subak was formed because


Balinese farmers needed a
water source. There is a desire
to coordinate the use of water
sources to irrigate rice fields.
Subak:
A Cultural Subak: Sebuah Warisan
Heritage Budaya yang Berusia
Ribuan Tahun
Thousands of
Years Old

V
olcanoes dominate the Bali landscape Deretan gunung berapi mendominasi lanskap
and provide fertile soil. Mixed with a Bali dan menyediakan tanah subur. Dipadukan
wet tropical climate, all of that makes d e n g a n i k l i m t ro p i s b a s a h , s e m u a i t u
Dewata Island an ideal place to plant menjadikan Pulau Dewata sebagai tempat ideal
crops. Water from the river is drained untuk bercocok tanam. Air dari sungai dialirkan
into the canals to irrigate the valley. This enables ke kanal-kanal untuk mengairi sawah. Hal ini
the power of the paddy to be carried out both on memungkinkan budi daya padi dilakukan baik
the flat land and on the mountain terrace. di lahan datar maupun di teras pegunungan.
Water resources should be managed with fairness, Sumber daya air harus dikelola dengan
transparency, cooperation, and balance and prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan, harmoni
distributed based on the needs of the community. dan kebersamaan, didistribusikan sesuai
Subak, which is a traditional Balinese irrigation dengan kepentingan masyarakat. “Subak
system, was created to address the need for terbentuk karena ada kebutuhan petani Bali
water among Balinese farmers. The system allows terhadap sumber air. Ada keinginan untuk
farmers to coordinate the use of water resources mengoordinasikan penggunaan sumber
to irrigate their rice fields. This was explained by air guna mengairi sawah,” tutur Prof. Dr. Ir. I
Prof. Dr. Ir. I Ketut Suamba, M.P., a lecturer at the Ketut Suamba, M.P., dosen Fakultas Pertanian
Faculty of Agriculture, Udayana University, Bali. Universitas Udayana, Bali.
People in Bali have been farming rice fields and Kegiatan bertani di lahan sawah dan tegalan
moors since way back in 882 AD. There’s an untuk memenuhi kebutuhan pangan telah
inscription called Sukawana A1 that’s the oldest dilakukan di Bali sejak tahun 882 Masehi. Hal itu
one in Bali, and it has the word “huma” in it, which ditunjukkan dengan ditemukannya kata “huma”
means rice field. So, we know that folks in Bali have yang berarti sawah dalam prasasti tertua di Bali,
been farming for a long time to get their food. yaitu Prasasti Sukawana A1 (Purwita, 1993: 42).

It is believed that the earliest known written Sedangkan catatan tertulis mengenai usaha-
records of attempts to measure rice fields usaha mengukur sawah baru diketahui pada
date back to the 11th century AD, specifically abad ke-11 Masehi dalam Prasasti Klungkung.
in the Klungkung Inscription. In 1072 AD, King Dalam Prasasti peninggalan Raja Anak
Anak Wungsu left an inscription that read, Wungsu pada tahun 1072 Masehi itu tertulis,
“mmasukatang huma di kadandan di errara di “…. masukatang huma di kadandan di errara di
kasuwakan rawas.” This can be translated to kasuwakan rawas.” Kata-kata dalam prasasti
“measuring rice fields in Kadandan on Yeh Aa tersebut dapat diartikan sebagai berikut: “….
in Subak Rawas.” (Callenfels, 1926, in Purwita, mengukur sawah di Kadandan pada Yeh Aa
1993: 41). dalam Subak Rawas.” (Callenfels, 1926 dalam
Purwita, 1993: 41)

6
Volcanoes dominate the Bali
landscape and provide fertile soil.
Mixed with a wet tropical climate,
all of that makes Dewata Island an
ideal place to plant crops.
Subak is a term that comes from kasuwakan, Kata subak sendiri merupakan istilah baru yang
an ancient word first mentioned in the 1071 AD kemungkinan besar berasal dari kata yang lebih
Pandak Badung Inscription. kuno, yaitu kasuwakan. Kata ini pertama kali
disebutkan dalam Prasasti Pandak Badung yang
The Trunyan A. Inscription contains insights
berangka tahun 1071 Masehi.
into the structure of Subak. It features the
term “serdanu,” which may refer to the person Keterangan mengenai pengorganisasian
responsible for overseeing lake water affairs. subak baru diketahui salah satunya dari
The term “pekaseh” refers to the individual Prasasti Trunyan A. Di dalam prasasti tersebut
in charge of managing the allocation and terdapat kata serdanu yang mungkin berarti
dissemination of water for rice cultivation within kepala urusan air danau. Jika artinya memang
a designated subak region in Bali. demikian, kata ser yang berarti penghulu atau
pemimpin itu kemudian berkembang menjadi
Historical sources reveal that the origin of
kata pekaseh. Pakaseh mengacu pada orang
Subak can be traced back to Bali in 1343. At
yang bertugas mengatur penggunaan dan
that time, an official known as Sedahan was
pembagian air untuk sawah-sawah dalam suatu
appointed with the responsibility of organizing
wilayah subak di Bali.
several Subak. The Sedahan’s duties included
managing the collection of three agricultural Mengenai asal-usul subak terdapat juga
taxes. This information is documented in pada sumber lain yang memberi informasi
Negarakertagama. yang cukup jelas. Dalam Negarakertagama
disebutkan bahwa sejak tahun 1343 di Bali 7
It can be deduced from ancient records that
diangkat seorang asedahan yang bertugas
the Balinese people have been implementing
mengorganisasikan beberapa subak. Pejabat
traditional water management systems for
ini yang sekarang disebut dengan sedahan
thousands of years.
mendapat kepercayaan untuk mengurus
pungutan tigasana atau pajak pertanian.
Dari catatan-catatan kuno tersebut dapat
disimpulkan jika masyarakat Bali telah mengenal
sistem pengelolaan air tradisional sejak ribuan
tahun lalu.

Subak is a term that comes


from kasuwakan, an ancient
word first mentioned in the
1071 AD Pandak Badung
Inscription.
Kata subak sendiri merupakan istilah baru yang
kemungkinan besar berasal dari kata yang lebih kuno,
yaitu kasuwakan. Kata ini pertama kali disebutkan
dalam Prasasti Pandak Badung yang berangka tahun
1071 Masehi.
Balinese people depend heavily on
agricultural products for their living.
This dependence also encourages
the development of various cultural
philosophical values which aim
to maintain harmonious relations
between humans and nature. One of
them is the Tri Hita Karana philosophy.

8
Application of Penerapan Tri Hita Karana
Tri Hita Karana dalam Sistem Subak
in the Subak
System

B
ali is a stunning Indonesian island Bali adalah sebuah pulau di Indonesia yang
noted for its breathtaking landscapes terkenal dengan keindahan bentang alam
and distinct cultural traditions. Balinese dan keunikan budayanya. Secara tradisional,
society has traditionally been agrarian, masyarakat Bali adalah masyarakat agraris.
with farmers and fishermen being the Sebagian besar masyarakat Bali bermata
majority of the population. This is owing to the pencaharian sebagai petani dan nelayan. Ini
fertile volcanic soil created by active volcanoes, karena lahan di Bali sangat subur dengan tanah
which allows for grain and fish cultivation in the vulkanis dari gunung berapi aktif. Keadaan alam
area. Environmental factors significantly influence sekitar sangat memengaruhi moda kehidupan
the Balinese way of life (Zhang, 2019). masyarakat (Zhang, 2019).
The Balinese community depends heavily on Masyarakat Bali sangat bergantung hidupnya
agriculture for their livelihood. This has led to the dari hasil bumi. Ketergantungan ini pun
development of cultural and philosophical beliefs mendorong berkembangnya berbagai nilai
aimed at preserving the balance between humans filosofi budaya yang bertujuan untuk menjaga
and nature. The Tri Hita Karana philosophy is a keharmonisan hubungan manusia dan alam
notable example, emphasizing the importance of a (Tarigan et al., 2013). Salah satunya adalah
harmonious relationship between humans, nature, filosofi Tri Hita Karana.
and the divine realm.
Tri Hita Karana refers to three sources of Tri Hita Karana diartikan sebagai tiga penyebab
happiness: the formation of a harmonious kebahagiaan, yaitu terjalinnya hubungan harmonis
relationship between humans and God antara manusia dengan Tuhan (parhyangan),
(parhyangan), other humans (pawongan), and sesama manusia (pawongan), dan manusia
humans and the natural world (palemahan). This dengan lingkungan alam (palemahan). Filosofi
philosophy is the Balinese people’s fundamental ini merupakan filosofi budaya asli masyarakat
cultural philosophy, passed down through Bali yang diwariskan secara turun-temurun.
generations. The majority of Balinese people Masyarakat Bali mayoritas memeluk agama Hindu
profess Hinduism; therefore, its teachings are sehingga ajaran agama ini juga terjalin kuat dalam
deeply ingrained in rituals. praktik adat istiadat.
The value of Tri Hita Karana has become an Nilai Tri Hita Karana menjadi bagian yang tak
inseparable and fundamental part of Balinese. terpisahkan dan mendasar bagi masyarakat
The three elements of Tri Hita Karana are mutually Bali. Ketiga unsur Tri Hita Karana saling
sustainable, so they cannot be separated both in berkesinambungan sehingga tidak dapat
their meaning and implementation in a lively hood. dipisahkan baik dalam pemaknaan maupun
implementasinya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Robert M.Z. Lawang states in the book Social
Change in Rural Bali: Duality, Indigenous Robert M.Z. Lawang dalam buku Perubahan Sosial
Awakening, and Local Democracy that the di Pedesaan Bali: Dualitas, Kebangkitan Adat,
essence of Tri Hita Karana is about happiness dan Demokrasi Lokal menyebutkan bahwa inti
10 and harmony. Balinese Hindus only feel happiness dari Tri Hita Karana adalah tentang kebahagiaan
if their relationship with God, nature, and fellow dan keharmonisan. Masyarakat Hindu Bali baru
humans is harmonious. This philosophy becomes merasakan kebahagiaan jika hubungannya
the local identity of the Balinese people, which is dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia
built on two main pillars, namely God and nature. berlangsung harmonis. Filosofi ini menjadi identitas
lokal masyarakat Bali yang dibangun atas dua pilar
The application of the Tri Hita Karana philosophyis
utama, yaitu Tuhan dan alam.
also evident in the practice of Subak. The
agricultural sector in Bali needs a lot of water for Penerapan filosofi Tri Hita Karana juga tampak
the irrigation of rice fields. The Subak organization jelas dalam praktik subak. Sektor pertanian
clearly shows how harmonious relationships di Bali banyak membutuhkan air untuk irigasi
between people, as the embodiment of Tri Hita sawah. Organisasi subak dengan jelas
Karana, can be best implemented. In addition, in menunjukkan bagaimana hubungan selaras
Subak, it is also implied that humans must be able antar manusia, sebagai perwujudan dari
to adapt to God, fellow humans, and nature. Tri Hita Karana, dapat dilaksanakan sebaik-
baiknya. Selain itu, di dalam subak juga tersirat
bagaimana manusia harus mampu beradaptasi
dengan Tuhan, sesama manusia dan alam.

The value of Tri Hita Karana


has become an inseparable and
fundamental part of Balinese.
Nilai Tri Hita Karana menjadi bagian yang tak terpisahkan dan
mendasar bagi masyarakat Bali.
in Subak, it is also implied that
humans must be able to adapt to
God, fellow humans, and nature.

11
Subak as a Subak sebagai Manifestasi
Manifestation of Tri Hita Karana
Tri Hita Karana

In
managing water resources for Dalam tata kelola sumber daya air untuk
agriculture, Balinese people reflect pertanian, masyarakat Bali berefleksi pada
on the value of Tri Hita Karana. The nilai Tri Hita Karana. Penghayatan nilai Tri Hita
appreciation of the value of Tri Hita Karana memengaruhi persepsi masyarakat Bali
Karana influences the perception of terhadap sumber daya air karena dianggap
Balinese people towards water resources because sebagai elemen penyucian dan pemurnian. Air
12
it is considered an element of purification. Water selalu dihormati, dihargai, dan bahkan menjadi
has always been respected, appreciated, and bahan penting dalam tiap upacara keagamaan.
even an important ingredient in every religious
Dalam kehidupan sehari-hari, air dianggap
ceremony.
sumber kehidupan bagi masyarakat Bali yang
In everyday life, water is considered the agraris. Oleh karena itu, pengelolaan sumber air
source of life for the agrarian Balinese diserahkan pada institusi berwenang. Institusi
people. Therefore, the management of water yang dimaksud dapat berupa institusi formal,
resources is handed over to authorized seperti subak dan instansi pemerintah, maupun
institutions. The institution in question can informal, seperti kelompok masyarakat adat.
be in the form of formal institutions, such as
Institusi kemudian mengembangkan aturan
Subak and government agencies, or informal,
demi mewujudkan pemanfaatan air yang
such as indigenous groups.
adil dan pemeliharaan sumber air secara
Subsequently, the organization created berkelanjutan. Masyarakat Bali menciptakan
regulations to ensure equitable water usage sendiri berbagai aturan adat (awig-awig) untuk
and the long-term preservation of water mencapai keharmonisan sesuai filosofi Tri
reserves. The Balinese develop their own Hita Karana. Awig-awig adalah struktur bagi
set of customs, known as “awig-awig,” to sistem sosial Bali yang mengontrol perilaku
maintain peace and adhere to the Tri Hita masyarakat agar senantiasa menjaga kesucian
Karana philosophy. Furthermore, awig-awig pura dan tempat sakral lainnya. Selain itu, awig-
controls the sustainability of the natural awig juga mengatur soal kelestarian alam.
world. As demonstrated by the subordinate Aturan adat ini juga menjadi landasan bagi kerja
system, mutual collaboration among societies sama antar masyarakat seperti yang terlihat
is likewise based on this conventional rule. dalam sistem subak.
Pelinggih used for worship God. Located
at the edge of the rice field, usually at the
entrance of the water into the field.

13

T h e s u b - i n s t i t u t i o n p ro m o t e s e q u i t y, Kelembagaan subak memegang prinsip


fairness, and access guarantees when kebersamaan, keadilan, dan keterjaminan akses
m a n a g i n g a n d u s i n g wa te r re s o u rc e s dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber
following environmental conditions, daya air sesuai kondisi lingkungan (Tarigan,
according to Tarigan (2016). The Tri Hita 2016). Subak adalah bentuk manifestasi Tri Hita
Karana manifestation is most easily seen in Karana yang paling nyata dan dapat diobservasi
its most visible form as Subak. The practice dengan jelas. Praktik pengelolaan air irigasi
of irrigation water management is based on dilakukan dengan berlandaskan norma yang
norms established by the subjects to promote dibuat sendiri oleh krama (anggota) subak agar
peace. Traditionally, subjects are autonomous mencapai keharmonisan. Secara tradisional,
entities with complete autonomy over how subak sebenarnya adalah lembaga independen
much water is used, how crops are grown, yang memiliki kebebasan penuh untuk mengatur
and how disputes are resolved. Subsidiary penggunaan air, pola tanam, serta penyelesaian
organizations can also handle irrigation sengketa. Organisasi subak juga bisa mengatur
pipeline construction and maintenance (Yekti perihal pembangunan dan pemeliharaan saluran
et al., 2017). irigasi (Yekti et al., 2017).
Parhyangan Aspect (God) Aspek Parhyangan (Tuhan)
Balinese believe the greatness of Ida Sang Masyarakat Bali meyakini akan kebesaran
Hyang Widhi Wasa (God) will give life to the Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) yang
world. Humans have limitations; a medium is memberikan hidup dan kehidupan di dunia.
used to express devotion or respect for Ida Karena manusia memiliki keterbasan, maka
Sang Hyang Widhi Wasa. Respect is expressed digunakanlah suatu media untuk menyatakan
through offerings or ceremonies (yadnya) rasa bhakti atau hormat kepada Ida Sang Hyang
based on a sincere, selfless attitude. Widhi Wasa. Hormat itu diungkapkan melalui
media persembahan atau upacara (yadnya)
Another way to express gratitude to the
yang didasari oleh sikap tulus tanpa pamrih.
Creator is through agricultural ceremonies that
serve as offerings. Since all that the Balinese Persembahan dalam bentuk upacara pertanian
people enjoy comes from His benevolence,. tersebut juga menjadi sarana untuk menyampaikan
syukur kepada Sang Pencipta. Karena rahmat-
Agricultural ceremonies are also a legacy of
Nya merupakan sumber dari segala sesuatu yang
the ancestors. Thus, it is the Balinese people’s
dinikmati oleh masyarakat Bali.
responsibility to implement and maintain it.
Upacara pertanian juga merupakan warisan
Subak, a religious socio-agrarian institution
dari leluhur. Maka merupakan suatu kewajiban
in Bali, has historically prioritized ritual
bagi masyarakat Bali untuk melaksanakan dan
ceremonies based on the Hindu religious
14 melestarikannya.
system. Morality and tatwa are also the
foundations of ritual rites. A person’s belief Subak sebagai sebuah organisasi sosio agraris
in adopting Hinduism is based on the divine religius di Bali selalu mengutamakan upacara
teaching known as tatwa. As opposed to ritual yang dijiwai oleh sistem religi agama
morality, which is the fundamental code of Hindu. Upacara ritual juga didasari oleh tatwa
ethics for acting morally in public. dan susila. Tatwa adalah ajaran ketuhanan
yang mejadikan landasan keyakinan seseorang
The close influence of Hinduism in Subak, Bali,
dalam memeluk agama Hindu. Sedangkan
is seen in numerous ceremonies carried out by
susila adalah tata dasar berkehidupan atau
its members. Farmers’ ceremonies are highly
beretika dalam berinteraksi di masyarakat
essential in Subak’s life.
dengan berlandaskan kebaikan.
Eratnya pengaruh agama Hindu dalam subak
di Bali ditunjukkan dalam berbagai upacara
yang dilakukan oleh anggotanya. Upacara yang
dilakukan oleh para petani merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam kehidupan subak.

The religious activities carried out are a


reflection of gratitude to Dewi Sri as a
manifestation of Ida Sang Hyang Widhi
Wasa (God). Balinese farmers give thanks
because the goddess has bestowed
prosperity on them.
Ceremonies are held from the start of rice Upacara-upacara dilakukan sejak sebelum
planting until the conclusion of harvesting. The menanam padi hingga saat memasukkan
religious ceremonies express thanks to Dewi Sri, panen ke lumbung. Aktivitas keagamaan yang
a manifestation of Ida Sang Hyang Widhi Wasa dilaksanakan merupakan cerminan dari rasa
(God). Balinese farmers express appreciation syukur kepada Dewi Sri sebagai manifestasi Ida
since the goddess has bestowed riches on them. Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan). Para petani
Bali mengucap syukur karena sang dewi telah
Water is regarded as exceedingly important
menganugerahkan kemakmuran kepada mereka.
and a gift from God. As a result, Subak holds
a particular celebration to commemorate the Air dianggap sangat bernilai dan merupakan
existence of water, known as the mendak toya karunia dari Tuhan. Oleh karena itulah, subak
(fetching water) event. menyelenggarakan upacara khusus untuk
menghormati keberadaan air, yaitu upacara
Furthermore, Kutanegara and Putra (1999)
mendak toya (menjemput air).
state that subak cannot be separated from
water (irrigation). Hinduism in Bali places a Selanjutnya Kutanegara dan Putra (1999)
high value on water. Balinese Hinduism is mencatat bahwa subak tidak bisa dilepaskan
sometimes referred to as the Tirta religion (Holy dengan air (irigasi). Agama Hindu di Bali sangat
Water religion). The majority of Bali’s population menghormati keberadaan air. Oleh karena itu,
practices this type of Hinduism. agama Hindu Bali dikenal pula sebagai agama
Tirta (agama Air Suci). Ini merupakan bentuk
agama Hindu yang dipraktikkan oleh mayoritas 15
penduduk Bali.

Dewi Sri statue as a landmark of Jatiluwih.


Balinese believe that water represents the Masyarakat Bali percaya bahwa air sebagai
existence of the Vishnu, one of the incarnations wujud dari Dewa Wisnu, salah satu manifestasi
of the One God who is revered as the world’s dari Tuhan Yang Maha Esa yang dipercaya
custodian of life. While the wife of Lord Vishnu is sebagai pemelihara kehidupan di dunia.
Dewi Sri, The goddess is also associated with rice. Sedangkan istri dari Dewa Wisnu adalah Dewi
Sri. Sang dewi ini juga dikaitkan dengan padi.
Water and rice plants are respected by Balinese
farmers. Their respect was expressed through Para petani Bali menghormati keberadaan air
ceremonies that were held on an annual and dan tanaman padi. Rasa hormat itu diwujudkan
continuous schedule during each planting dengan berbagai upacara yang dilaksanakan
season cycle. secara rutin dan siklus yang terus berulang
dalam satu musim tanam.
Religious elements in the farming system are
shown in the list below: Unsur-unsur keagamaan dalam sistem pertanian
• The use of wariga to determine a good day to dapat dilihat dari beberapa hal, seperti:
start planting • Penggunaan wariga untuk menentukan hari
• Religious rites are implemented according to baik dalam memulai menanam.
the types and phases of the whole agricultural • Pelaksanaan upacara keagamaan menurut
process, beginning with soil cultivation and jenis dan tahapannya untuk keseluruhan proses
ending with the mantenin ceremony (keeping pertanian, mulai dari mengolah tanah sampai
rice in the barn). upacara mantenin (menyimpan) padi di lumbung.
16 • There are many Subak temples or holy places. • Adanya beberapa pura subak atau tempat suci.

Pura Luhur Tirta Empul is a place


to fetch holy water to start a
series of Subak ceremonies in
the Pakerisan area
Determining the best day to begin farming Penghitungan hari baik untuk memulai aktivitas
activities based on the Balinese calendar. bertani dilakukan dengan menggunakan
Farmers are hampered by water supply; kalender Bali. Seiring dengan berjalannya waktu,
therefore, selecting excellent days has become penghitungan hari baik tidak seketat dulu,
less rigorous over time. Farmers, on the other pasalnya petani terbentur masalah ketersediaan
hand, avoid performing agricultural chores on air. Meski demikian, para petani menghindari
particular days, such as prewani, ingkel wong, hari-hari tertentu seperti prewani, ingkel wong,
pasah, or odalan Dewi Sri. pasah atau odalan Dewi Sri dalam melakukan
kegiatan pertanian.
Subak features a number of Subak temples
where rituals can be held. Untuk melaksanakan upacara pada subak,
• Ulun Suwi Temple, or Ulun Empelan Temple, pada umumnya subak memiliki beberapa pura
is generally built near an empelan, or primary subak seperti:
water source, as a site of adoration for God in • Pura Ulun Suwi atau Pura Ulun Empelan yang
His representation as God of the Water (Vishnu). umumnya dibangun di dekat empelan atau
• The Bedugul Temple, located in the center of sumber air utama sebagai tempat pemujaan
Subak rice fields, was created to worship God Tuhan dalam manifestasinya sebagai dewa air
as Dewi Sri, the goddess of fertility. (Dewa Wisnu).
• Ulun Carik Temple (Sanggah Catu). This • Pura Bedugul, dibangun di tengah-tengah
temple is often constructed simply in each hamparan persawahan subak, sebagai tempat
area of Subak. pemujaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai 17
Dewi Sri atau dewi kesuburan.
There are 16 ritual ceremonies performed
• Pura Ulun Carik atau Sanggah catu. Pura
individually and together, ranging from irrigation
ini umumnya dibangun secara sederhana di
water collection rituals to post-harvest ritual
masing-masing areal anggota subak.
rites. Additionally, all Subak members participate
in a ceremonial rite. There is also a Subak ritual Ada 16 kegiatan upacara ritual yang dilakukan
rite performed with other Subaks at temples secara individu maupun bergotong royong,
near dams, lakes, and other water sources. In mulai dari ritual pengambilan air irigasi sampai
addition, farmers perform rituals on their rice upacara ritual pascapanen. Selain itu, juga ada
fields. Essentially, every time farmers conduct upacara ritual yang dilakukan seluruh anggota
activities in their fields, they always do rites first. di tingkat subak. Ada pula upacara ritual subak
Subak engages in different ceremonial actions yang dilakukan bersama subak-subak lain di
as part of his cultural customs. pura yang berada di dekat bendungan, danau
dan sumber air lainnya. Di samping itu, petani
juga melaksanakan ritual pada lahan sawahnya
masing-masing. Pada dasarnya, setiap kali
petani akan melaksanakan kegiatan di lahan
sawahnya, maka mereka selalu melakukan
kegiatan ritual sebelumnya. Berbagai kegiatan
ritual tersebut merupakan praktik budaya yang
dilakukan oleh subak.

Ulun Carik Temple is generally built simply in each


subak member’s rice field area, where rituals are
carried out in their respective rice fields.
There are 16 ritual ceremonies performed by the farmer in Subak

Mapag Toya Ngendagin/ memungkah/ Pengwiwit/ngurit Nuasen nandur


Before starting to flow rice nuasen tedun Preparing seedling Transplanting of
field. Fetch holy water from Starting to flow rice field work. To wish to the seedlings. To wish to
Pura Luhur. Pray to God for To have permission from the God for having good have good transplanting
enough irrigation water for God (Fertility God living on the seedling before and good growth of
farming. ricefield) that farmer is transplanting process seedlings transplanted
preparing the land for planting

Ngulapin Ngeroras Mubuhin Neduh/Ngebulanin


After transplanting of After 12 days After 15 days of rice. After 35 days of rice.
seedling and there are transplanting. To wish Pray to God so that the Pray to God so that the
seedling damage. To wish to the God in order rice plants can grow rice plants can grow
18 to the God in order that the that the rice crop will abundantly abundantly
rice crop will grow well grow well

Nyungsung/Ngiseh Biukukung/Miseh/ Nyiwa Sraya Ngusaba/Ngusaba


/Ngelanus/Dedinan Ngiseh After the rice blooms nini/ Mantenin
After 42 days of rice. After 70 days of rice. evenly in the fields. Pray Dewi Sri
Pray to God so that the Pray to God so that the to God so that rice plants On the eve of harvest.
rice plants can grow rice plants can grow can continue to grow Pray to God for a
abundantly abundantly abundantly and produce bountiful crop
a good harvest

Mebanten manyi Ngerasakin Mantenin Ngerestiti/


At Harvest time. After harvest. Expressing After storaging harvested Nangkluk merana
Memohon kepada gratitude to God that the rice. To say thanksgiving If there is vulnerable
Tuhan agar harvest has gone well and to the God in which diseases. To wish the
pelaksanaan panen starting the process of farmer could storage the God in order that there
dapat berjalan dengan getting ready for the harvested rice is no past and
lancar following one diseases any more
A ritual or ceremony performed by the farmer Selain itu, ada upacara Pekelem yang
in SubakIn addition, the Pekelem ceremony is dilaksanakan setiap tahun. Upacara ini dilakukan
held each year. This ritual is performed in order dalam rangka pelestarian sumber-sumber air
to preserve water supplies and to pray to God dan memohon kepada Tuhan agar air selalu
to ensure that water is always available. During tersedia. Pada upacara Pekelem, kurban
the Pekelem rites, sacrifices are presented. dipersembahkan. Kurban-kurban tersebut
Sacrifices might take the form of ducks, dapat berupa itik, ayam, anjing, hingga kerbau.
chickens, dogs, or buffalo. Jatiluwih Village Menurut kepercayaan di Desa Jatiluwih, sumber
believes that Lake Tamblingan in Buleleng air utama bagi pertanian berasal dari Danau
Regency is the primary source of water for Tamblingan di Kabupaten Buleleng. Maka
agriculture. As a result, the Pekelem Subak upacara Pekelem Subak Jatiluwih pun dilakukan
Jatiluwih ritual takes place near the lake. di danau tersebut.
Subak members and authorities continue to Rangkaian upacara ritual keagamaan tersebut
execute a variety of religious ceremonies. masih terus dilaksanakan oleh para anggota
dan pengurus subak.

Jatiluwih Village believes that Lake


Tamblingan in Buleleng Regency is the
primary source of water for agriculture. 19
Foto: Wikipedia
Pawongan Aspect (Human) Aspek Pawongan (Manusia)
Pawongan is an organization that establishes a Pawongan menandakan adanya organisasi yang
subak irrigation system and promotes harmonious mengatur sistem irigasi subak serta hubungan
relationships among subak members. harmonis antara anggota subak.
Subak, being an independent entity, has Subak sebagai suatu lembaga yang otonom
regulations that regulate how its members memiliki ketentuan-ketentuan yang mengatur
conduct organizational operations. These para anggotanya dalam melakukan kegiatan-
laws serve as recommendations to prevent kegiatan organisasi. Ketentuan-ketentuan
departures from their obligations and tersebut menjadi pedoman agar tidak
responsibilities, as well as the exercise of their terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
rights. The management and members of the melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
subak must comply with all regulations. serta dalam menggunakan hak-haknya. Semua
ketentuan itu harus dipatuhi oleh pengurus
The rules that apply in the subak organization
maupun anggota subak.
are known as awig-awig subak. The application
of awig-awig subak is expected to create Aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi
peace and order in the subak environment. subak dikenal dengan sebutan awig-awig
If there are administrators or members who subak. Penerapan awig-awig subak ini
violate it, sanctions will be imposed. diharapkan dapat menciptakan ketenteraman
20 dan ketertiban di lingkungan subak. Bila ada
The format and substance of awig-awig differ
pengurus atau anggota yang melanggarnya,
widely between subaks. Well, each subak has
ada sanksi yang akan dijatuhkan.
its own unique characteristics. Generally, awig-
awig subak contains regulations for activities Format dan isi awig-awig sangat bervariasi
that members are not permitted to engage in. antara subak yang satu dengan lainnya. Pasalnya
This includes all types of punishments inflicted setiap subak mempunyai kekhasannya masing-
on its violators. masing. Pada umumnya awig-awig subak
memuat ketentuan-ketentuan yang berkaitan
Subak members normally follow all current
dengan hal-hal yang tak boleh dilakukan oleh
reg u lat ions a nd a re h ig h l y terri f ied of
para anggota. Termasuk segala bentuk sanksi
repercussions if they break them. Farmers
yang dikenakan terhadap pelangggarnya.
have sentiments of humiliation, particularly
if they are sanctioned with water cuts for a Para anggota subak umumnya menaati segala
certain length of time. aturan yang ada dan sangat takut akan sanksi
bila melanggar aturan. Para petani pun memiliki
Furthermore, farmers are afraid that the
perasaan malu apalagi jika sampai terkena
harvest will fail if they violate the rules. “If
sanksi berupa pemutusan air selama jangka
someone breaks the rules, believe it or not,
waktu tertentu.
it will be a failure,” said Wayan Mustra (53),
Pekaseh Subak Jatiluwih. Selain itu, petani takut bila terjadi gagal panen
jika mereka melanggar awig-awig subak. “Kalau
ada yang melanggar aturan, percaya atau tidak
percaya, pasti panennya gagal,” ungkap I Wayan
Mustra (53), Pekaseh Subak Jatiluwih.
21

Subak is also based on togetherness and kinship.


Without the spirit and spirit of mutual cooperation
among farmers, it is impossible for an independent
farmer irrigation organization to be realized.
Those who commit breaches are frequently Siapa yang melakukan pelanggaran biasanya
revealed publicly during Subak meetings. diumumkan secara terbuka dalam rapat subak.
Include the type of punishment that must be Termasuk bentuk sanksi yang harus dikenakan
enforced on him. kepadanya.
The management structure of the Subak Susunan kepengurusan organisasi subak
organization varies according to the scale of bervariasi sesuai dengan luas area persawahan
the rice fields and the number of members. dan jumlah anggotanya. Misalnya di Subak
For example, in Subak Jatiluwih, there are Jatiluwih, ada pekaseh (kepala subak),
Pekaseh (subak head), Penyarikan (writer), penyarikan ( juru tulis), dan kesinoman
and Kesinoman (director). This Kesinoman is ( juru arah). Kesinoman ini bertugas untuk
responsible for delivering information from menyampaikan informasi dari pekaseh kepada
Pekaseh to Subak members. para anggota subak.
Generally, Subak members are divided into Pada umumnya, anggota subak dibedakan
three groups, namely: menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Krama pengayah (active member). They 1. Krama pengayah (anggota aktif). Mereka
are Subak members who actively participate adalah anggota subak yang secara aktif
in Subak activities. Examples include mutual terlibat dalam kegiatan-kegiatan subak.
aid in maintaining and repairing Subak Misalnya gotong royong pemeliharaan dan
22 infrastructure, religious rites performed by perbaikan fasilitas subak, upacara-upacara
Subak, and Subak gatherings. keagamaan yang dilakukan oleh subak, dan
rapat-rapat subak.
2. Krama pengempel or krama pengoot
(passive member). For some reason, the 2. Krama pengempel atau krama pengoot
passive subak members are not actively (anggota pasif). Karena alasan tertentu, anggota
involved in subak activities. But instead, pasif subak tidak terlibat secara aktif dalam
they pay with a quantity of rice (or money), kegiatan di subak. Namun sebagai gantinya,
called a sampler. The size of these bearings mereka membayar dengan sejumlah beras (atau
is usually agreed upon in subsequent uang), yang disebut pengoot atau pengampel.
meetings before the growing season. Besarnya pengoot ini biasanya disepakati dalam
rapat subak menjelang musim tanam.
3. Krama leluputan (special member). Special
members are released from a number of 3. Krama leluputan (anggota khusus). Para
subaccount duties. This is a result of the roles anggota khusus dibebaskan dari berbagai
they play in society. Stakeholders include, kewajiban subak. Hal ini disebabkan karena
for instance, bendesa adat (traditional village mereka memegang jabatan tertentu di dalam
leaders), perbekel (village chiefs), pinandita in masyarakat. Contohnya pemangku (pinandita
a temple, or sulinggih (pedanda). di sebuah pura), bendesa adat (pimpinan
desa adat), perbekel (kepala desa), ataupun
sulinggih (pedanda).
23

Subak activities are based on the


spirit of mutual cooperation or mutual
assistance, mutual trust and respect.
In addition to the subak awig-awig, members Selain awig-awig subak , para anggota
have meetings to establish agreements. Subak juga mengadakan rapat untuk mencapai
meetings in Jatiluwih Village take place once a kesepakatan-kesepakatan. Di Desa Jatiluwih,
month. One of the meeting’s goals is to hear rapat subak diadakan setiap sebulan sekali. Salah
farmers’ issues or complaints. In addition, satu tujuan rapat tersebut adalah penyampaian
subak meetings are organized to establish the masalah atau keluhan yang dialami oleh petani.
timing of rituals and the optimum day to begin Selain itu, rapat subak juga dilakukan untuk
village planting. The group also decided on menentukan pelaksanaan upacara serta hari
the sorts of crops that should be grown and baik untuk memulai untuk mulai melaksanakan
how gotong royong should be implemented to pengolahan tanah serta penanaman. Penentuan
maintain the irrigation network. jenis tanaman yang harus ditanam serta
pelaksanaan gotong royong untuk merawat
In order for pla nting activities to work
jaringan irigasi juga ditentukan dalam rapat.
smoothly, they require cooperation among
m e m be rs , w h ic h s h ows a h a rm o n io u s Agar kegiatan bertanam dapat berjalan dengan
relationship in society, especially among lancar, dibutuhkan kerja sama antar anggota
subak members. For example, in order to get subak. Hal ini menunjukkan hubungan yang
clean water for the field, the subak members harmonis di masyarakat, terutama anggota
must clean the irrigation channels together. subak. Contohnya, agar bisa mendapatkan
air bersih untuk sawah, anggota subak harus
Subak activities are founded on the principles of
24 bersama-sama membersihkan saluran irigasi.
mutual collaboration, support, trust, and respect.
Subak is likewise built on community and Aktivitas-aktivitas subak dilandasi oleh
kinship. An independent farmer irrigation group semangat gotong royong atau tolong-
cannot exist without the spirit of gotong royong menolong, saling memercayai dan menghargai.
among farmers. Similarly, if there is no feeling of S u b a k j u g a b e ra s a s ka n ke b e rs a m a a n
community and mutual trust, it is impossible to dan kekeluargaan. Tanpa adanya jiwa dan
conduct collective activities in Subak. semangat gotong royong di kalangan petani
maka organisasi irigasi petani yang mandiri
mustahil dapat terwujud. Demikian juga halnya
jika tidak ada rasa kebersamaan dan saling
memercayai, kegiatan-kegiatan kolektif sulit akan
terselenggara dengan baik di subak.

Subak activities are founded on the principles of


mutual collaboration, support, trust, and respect.
Subak is likewise built on community and kinship.
An independent farmer irrigation group cannot exist
without the spirit of gotong royong among farmers.
Aktivitas-aktivitas subak dilandasi oleh semangat gotong royong atau tolong-
menolong, saling memercayai dan menghargai. Subak juga berasaskan kebersamaan
dan kekeluargaan.
Palemahan Aspect (Nature) Aspek Palemahan (Alam)
Prof. Suamba indicated that Subak was Seperti yang dijelaskan oleh Prof. Suamba,
established due to farmers’ demand for water. subak terbentuk karena adanya kebutuhan
Farmers began by progressively clearing the petani akan air. Awalnya petani sedikit demi
forest to make way for rice crops. It eventually sedikit membuka hutan untuk dijadikan
became a rice field with a Subak irrigation persawahan. Maka akhirnya menjadi area
system. Farmers also removed moorland to persawahan dengan sistem irigasi subaknya.
create rice fields, which ultimately evolved into Selain itu, petani juga membuka lahan
one of the tempek. Tempek, also known as tegalan menjadi lahan sawah yang kemudian
empelan or munduk, refers to rice fields that berkembang menjadi salah satu tempek.
get irrigation water from a single source in a Tempek (empelan atau munduk) adalah
subak region. subsubak atau merupakan satu kompleks
persawahan yang mendapat air irigasi dari satu
As the tempek grows larger and more difficult
sumber tertentu dalam suatu areal subak.
to coordinate, it might develop into a subak.
Subaks that receive irrigation water from a Kalau tempek jadi semakin luas wilayahnya
single source grow into subak gede. Subak dan sulit dikoordinasikan, maka tempek bisa
Gede might later grow into a larger institution berkembang menjadi subak. Subak-subak
known as Subak Agung (Sutawan et al., 1991). yang mendapatkan air irigasi dari satu sumber
akan berkembang menjadi subak gede.
Hills, forest streets, valleys, rivers, or natural 25
Selanjutnya subak gede bisa berkembang
boundaries are the boundaries of Subak.
menjadi suatu lembaga yang lebih besar yakni
There is strict separation between village
subak agung (Sutawan dkk, 1991).
administration and subak administration in
irrigation matters. Batas-batas subak bisa berupa bukit, hutan,
jalan, jurang atau lembah, sungai, dan batas alam
lainnya yang mudah diidentifikasi. Secara tegas
ada pemisahan antara administrasi desa dan
administrasi subak dalam urusan keirigasian.

Hills, forest streets, valleys, rivers, or natural


boundaries are the boundaries of Subak.
A subak’s shared water supply can come from Sumber air bersama dari sebuah subak bisa
one or more of the following sources: empelan diperoleh dari satu atau lebih sumber-sumber
or dams, springs, leakage, or seepage from the berikut: empelan atau bendungan, mata air, tirisan
subak above. atau rembesan dari subak-subak di atasnya.
The irrigation network of the Subak system Jaringan pengairan pada sistem subak meliputi
includes (Sumarta, 1992): (Sumarta, 1992):
• Empelan, or dam, is a water level-raising • Empelan atau dam, ini merupakan bangunan
building (weir) or bungas (intake building) . peninggi muka air (bendung), bungas
(bangunan pengambilan).
• Telabah (channels), which consist of :
telabah gede (primary channel), telabah • Telabah (saluran) yang terdiri atas: telabah
pemaron (secondary channel), telabahcerik gede (saluran primer), telabah pemaron
(tertiary channel), tali kunda (quaternary (saluran sekunder), telabah cerik (saluran
channel), pengutangan (sewer),. Telabah tersier), tali kunda (saluran kuarter),
can be an aungan (tunnel) channel when the pengutangan (saluran pembuangan). Telabah
channel cuts through the hills. dapat berupa aungan (terowongan) apabila
saluran menembus perbukitan.
• Temuku (divider building) consists of: temuku
aya (primary divider building), temukupemaron • Temuku (bangunan bagi) terdiri dari: temuku
(secondary divider building), and temuku cerik aya (bangunan bagi primer), temuku pemaron
26 (tertiary divider building). (bangunan bagi sekunder), dan temuku cerik
(bangunan bagi tersier).
• Complementary buildings consist of :
abangan (gutter), pekiuh (side spillway • Bangunan pelengkap terdiri dari: abangan
building), petaku (building falls), jengkuwung (talang), pekiuh (bangunan pelimpah samping),
(water tunnel), keluwung (culvert), titi petaku (bangunan terjun), jengkuwung
(bridge), and telepus (siphon). (gorong-gorong), keluwung (urung-urung), titi
(jembatan), dan telepus (siphon).
• The main facilities of subak irrigation for
each subak member are pengalapan (water • Fasilitas yang utama dari irigasi subak
dam), jelinjing (ditch), and cangkangan (a untuk setiap petani anggota subak adalah
container or tools to put water into cultivated berupa pengalapan (bendungan air), jelinjing
rice fields). (parit), dan sebuah cakangan (satu tempat
atau alat untuk memasukkan air ke bidang
sawah garapan).
27

Temuku to control and divide water flowing.


If there are two or more cakangan next to Jika di suatu lokasi bidang sawah terdapat dua
each other in a rice field site, the height of the atau lebih cakangan yang saling berdekatan
cakangan corresponds to the subak irrigation maka ketinggian cakangan-cakangan tersebut
facilities. This implies that the ease and fluidity adalah sama. Hal ini berarti kemudahan
with which water flows into each farmer’s rice dan kelancaran air mengalir masuk ke
fields are consistent. Farmers, on the other sawah masing-masing petani sama. Namun
hand, may accept variations in cakangan hole perbedaan lebar lubang cakangan masih
width as long as they correspond to the size of dapat ditoleransi yang disesuaikan dengan
their rice fields. Subak members work together perbedaan luas bidang sawah garapan petani.
to create, maintain, and manage the usage. Pembuatan, pemeliharaan, serta pengelolaan
dari penggunaan fasilitas irigasi subak
How do you figure out how much water each
dilakukan bersama oleh anggota subak.
farmer gets? For each area of rice fields, the
amount of water is based on the number of Lalu bagaimana menentukan jumlah air yang
ayahan, which means “seed distribution.” The diperoleh oleh setiap petani? Pembagian air
number of workers, or “ayahan unit,” that Subak untuk setiap petak sawah sesuai dengan jumlah
members use to do things like fix up houses, ayahan atau pembagian benih (wit). Satuan
do studies, or do other things. ayahan artinya satu satuan tenaga kerja (orang)
yang harus dikeluarkan bila anggota subak
One ayahan is equal to one wit tenah. One
mengadakan aktivitas, misalnya memperbaiki
ayahan is equal to one with tenah. This means
28 telabah, bangunan bagi atau aktivitas lain.
that a seed weighing approximately 25 kg
acquires one unit of water. Satu ayahan sama dengan satu wit tenah.
Ini berarti benih seberat kurang lebih 25
One ayahan is equivalent to one wit tenah. This
kg memperoleh air satu unit. Satu unit air
means that the seeds weigh little more than
sama dengan satu tektek (kecoran). Tektek
25 kg when water is supplied by a single unit.
merupakan satuan dasar pembagi air di subak.
One unit of water corresponds to one tektek.
Satu tektek adalah banyaknya air yang mengalir
Tektek is the only provider of air conditioning
lewat penampang berlebar kurang lebih empat
in Subak. A single tektek is a large amount of
jari tangan atau 8-10 cm, dengan kedalaman
water that has been displaced by a surface
sekitar 1 cm. Satu tektek tidak selalu sama untuk
with a diameter of 8–10 cm and a height of
subak satu dengan subak lainnya. Kadang-
around 1 cm. A single tektek is not always the
kadang satu tektek dipakai panjang rentang
same as another subak. One tektek is often
ujung ibu jari dengan ujung jari manis. Ukuran
defined as an inch of palm length from the tip
lahan yang memerlukan sekitar 25 kg benih
of the thumb to the tip of the extended little
adalah 0,3- 0,5 Ha.
finger. The land area required for about 25 kg of
seeds is 0.3–0.5 hectares. Melalui sistem subak, para petani mendapatkan
bagian air sesuai dengan ketentuan yang
Farmers get a share of water under the Subak
ditetapkan oleh musyawarah dari anggota atau
system based on the deliberation established
krama subak. Pembagian air juga dilandasi oleh
by member debates, or krama Subak. Water
filosofi Tri Hita Karana.
distribution adheres to the Tri Hita Karana concept.
29
Renewable energy electricity generating turbines (top) from Subak
irrigation flows to be used by local village residents.
With the rules regarding water distribution, water Dengan adanya aturan mengenai pembagian
theft is rare. In addition to not wanting to violate the air, pencurian air jarang terjadi. Selain tidak
rules, farmers are also afraid of the “guards” of mau melanggar aturan, petani juga takut akan
tempek or subak. “The guard is usually in the “penjaga” tempek atau subak. “Penjaga itu
form of a Bedugul temple built in the middle of biasanya berupa pura Bedugul yang dibangun
rice fields. Although the temple is a building, it di tengah-tengah hamparan sawah. Meski
is considered a ‘guard’ by farmers,” added Prof. pura adalah bangunan, itu dianggap sebagai
Suamba. ‘penjaga’ oleh petani,” tambah Prof. Suamba.
If there are multiple subak in close proximity and Bila ada beberapa subak dalam jarak yang
one of them lacks water, the subak collaborates berdekatan dan salah satunya mengalami
to share water. kekurangan air, maka subak bekerja sama untuk
saling berbagi air.
The notion of fairness is also highlighted in the
distribution of water among Subak members. As Prinsip keadilan juga ditekankan dalam
a result, Subak members continue to consider distribusi air antar anggota subak. Oleh
deliberatively adding this tektek unit to their karena itu satuan tektek ini masih ditambah
agreement. This increase takes into consideration dengan kesepakatan para anggota subak
both the closeness of irrigated rice fields and the m e l a l u i m u syawa ra h . Pe n a m b a h a n i n i
soil’s porosity. mempertimbangkan jauh dekatnya sawah
yang diairi serta porositas tanah.
30 Rotational water distribution is used when the
flowing water is inadequate to irrigate the whole Apabila air yang mengalir tidak cukup untuk
rice field area in one subak. Subak is divided into mengairi seluruh area sawah dalam satu
smaller sections known as tempek. For example, subak, maka pemberian air dilakukan dengan
Subak Jatiluwih has seven tempek. Furthermore, cara rotasi. Subak dibagi-bagi menjadi bagian-
a cycle of providing water to each tempek is bagian yang lebih kecil yang disebut tempek.
maintained. A patelik, or pangliman, is generally in Contohnya di Subak Jatiluwih ada 7 tempek.
charge of supervising the water rotation pattern. Selanjutnya diadakan rotasi pemberian air pada
masing-masing tempek. Pola rotasi biasanya
In addition to the rotation, the Subak system is
diawasi oleh patelik atau pangliman (petugas
also known as the arrangement for providing
yang ditunjuk untuk mengawasi pergiliran air).
water with the Nyorog system, or nugel
bungbung. In this approach, planting time Selain dengan cara rotasi, pada sistem subak
does not coincide. The wide Subak is divided juga dikenal pengaturan pemberian air dengan
into three blocks or areas (upper, middle, and sistem nyorog atau nugel bungbung. Pada
lower). The upstream rice field region receives sistem ini, waktu tanam tidak bersamaan. Subak
water first (known as ngulu). The rice fields in yang luas dibagi menjadi 3 blok atau bagian
the center get water after the upstream portion (hulu, tengah dan hilir). Area sawah yang berada
has completed farming the land (known as di hulu mendapat air paling dahulu (disebut
maongin). Furthermore, the most downstream ngulu). Area sawah yang berada di tengah
rice field region receives water after the middle memperoleh air setelah bagian hulu selesai
subak has completed cultivating the land mengolah tanah (disebut maongin). Selanjutnya
(known as ngasep). The difference in water area sawah yang paling hilir memperoleh air
feeding for each component is between 2 and setelah subak bagian tengah selesai mengolah
4 weeks.
The planting cycle is typically determined by the tanah (disebut ngasep). Perbedaan pemberian
amount of water available during the season. air masing-masing bagian berkisar antara 2
During the rainy season, farmers grow rice sampai 4 minggu.
simultaneously. During the period of drought, water
Dalam hal pengaturan pola tanam, umumnya
availability decreases, and the planting schedule
sangat bergantung pada ketersediaan air yang
is organized (nyorog or nugel bumbung) or on a
tergantung dari musim. Pada musim hujan
rotation basis (gadon).
dilakukan penanaman padi secara serempak
The Subak organization arranges the schedule (kerta masa). Sedangkan di musim kemarau
and planting cycle details. For example, from dan air berkurang, dilakukan pengaturan jadwal
sowing rice seeds (ngurit) to planting rice seeds penanaman (nyorog atau nugel bumbung) atau
(nandur) until the end, all types of rice can be dengan sistem bergilir (gadon).
planted. Types of rice that are planted are
Organisasi subak mengatur jadwal dan pola
Su ba k orga nizations reg ulate pla nting tanam secara rinci. Misalnya, batas waktu
schedules and patterns in detail. For instance, mulai menyemai benih padi (ngurit), batas
the restrictions on rice seed sowing (ngurit), the waktu mulai menanam padi (nandur) sampai
duration of rice planting (nandur), and the final batas akhirnya, termasuk jenis padi yang
date, along with the varieties of rice permissible boleh ditanam. Jenis padi yang ditanam adalah
for planting, are long-lived rice, or Balinese rice padi berumur panjang atau padi Bali (tebek
(tebek taun), and short-lived rice (tebek cicih). This taun) dan padi dengan umur pendek (tebek
planting pattern arrangement is outlined in awig- cicih). Pengaturan pola tanam ini dituangkan 31
awig or by agreement (perarem) after a members’ dalam awig-awig atau dengan kesepakatan
meeting (paruman) before rice planting is carried (perarem) setelah dilakukan melalui rapat
out. If the farmer violates this agreement, the anggota (paruman) sebelum penanaman
awig-awig subak or perarem will apply sanctions padi dilakukan. Bila kesepakatan ini dilanggar
(Norken et al., 2015). maka petani bersangkutan akan dikenai sanksi
sesuai dengan yang diatur dalam awig-awig
subak atau perarem (Norken dkk, 2015).

Rotational water distribution is


used when the flowing water is
inadequate to irrigate the whole
rice field area in one subak.
Maintaining Subak Mempertahankan
Sustainability Kelestarian Subak

32

L
and conversion is one of the threats Alih fungsi lahan menjadi salah satu ancaman
to Subak’s sustainability. For example, bagi kelestarian subak. Misalnya alih fungsi yang
land conversion has occurred mostly terjadi sebagian besar di Kecamatan Kuta Utara,
in North Kuta, Mengwi, and Abiansemal Mengwi, dan Abiansemal (Pemkab Badung,
sub-districts (Pemkab Badung, 2017). 2017). Lahan yang berubah fungsi menjadi lahan
The conversion of land into built-up land terbangun sebagian besar berupa daerah terbuka
primarily takes the form of green open areas, hijau, sawah, dan tegalan (perkebunan). Sebagian
rice fields, and moorland (plantations). Some alih fungsi lahan juga terjadi di daerah hutan dan
land conversion also occurred in forest and sempadan sungai. Menurut laporan Pemkab
riparian areas. According to the Badung Regency Badung, alih fungsi lahan sawah di Badung sekitar
Government report, the conversion of rice fields 70 Ha per tahun.
in Badung is around 70 hectares per year. Untuk mengatasi masalah alih fungsi lahan,
Several regulations were developed to handle berbagai aturan dibuat. “Misalnya dalam awig-
the issue of land conversion. “For example, awig Subak Jatiluwih, ditambahkan larangan untuk
in Subak Jatiluwih, awig-awig added a ban on menjual lahan pertanian,” Mustra menjelaskan.
selling agricultural land,” Mustra said. Mustra also Sebagai pekaseh, Mustra juga berharap kerja
hoped that the government would participate sama pemerintah soal penjualan dan alih fungsi
in the land sale and transfer. “If there is a ban lahan ini. “Bila ada larangan mendirikan bangunan
on building buildings in the basement for sub- di persawahan bagi para anggota subak, maka
members, then the government should not build pemerintah pun sebaiknya tidak membangun di
there,” he said. sana,” tambahnya.
In addition to settlements,
rice fields serve both
tourist and economic
purposes.

33

In addition to settlements, rice fields serve Selain untuk permukiman, lahan sawah juga
both tourist and economic purposes. Prof. beralih fungsi untuk kebutuhan pariwisata
Suamba voiced his hope: “Although some Bali serta komersial. Prof. Suamba mengungkapkan
residents sell their land, they now regret losing harapannya, “Meski sebagian masyarakat Bali
their forefathers’ inheritance. So, I hope this menjual lahan sawahnya, kini muncul penyesalan
prevents future land transactions.” karena menjual peninggalan leluhur. Jadi, saya
berharap hal ini dapat mencegah alih fungsi
Meanwhile, the Subak Lestari initiative, which
lahan di masa depan.”
began in 2016, works to preserve Subak.
This initiative focuses on a number of subaks Sementara terkait pelestarian subak, ada
in Tabanan, which is one of the districts program Subak Lestari yang dimulai pada
with huge tracts of agricultural land. Subak tahun 2016. Program ini menyasar sejumlah
members receive training and are offered subak di Tabanan yang menjadi salah satu
many benefits, including increased rice selling kabupaten dengan lahan produktif yang masih
prices and tax exemptions. According to Prof. luas. Anggota subak dibina dan diberikan
Suamba, the Subak Lestari program is still beberapa kemudahan, seperti harga jual
active today. He believes that the subaks he padi yang lebih tinggi dan dibebaskan dari
builds will serve as an example for others on pembayaran pajak. Menurut Prof. Suamba,
the Island of the Gods. program Subak Lestari ini masih berjalan
hingga kini. Ia berharap jika subak-subak
binaan itu bisa menjadi contoh bagi subak-
subak lainnya di Pulau Dewata.
Preserving Subak
The continuity of the Subak system has
faced challenges, particularly over the
last 30 years. Various issues, such as
land use changes, social and economic
transformations, and climate change,
have been identified as factors leading
to the disappearance of some Subak
organizations in urban areas. However,
efforts have been made by various
parties, including Subak members, the
government, educational institutions,
and non-governmental organizations. It
is hoped that through the World Water
Forum 2024, Subak will inspire the world
in the stewardship of water.
Settlements

Land Conversion Socio-Cultural


Land conversion is considered Changes
THREAT the greatest challenge to the Population growth forces farming
Subak system. However, this families to divide their rice fields,
issue is a consequence of various reducing family income. Tourism
accompanying factors such as creates job opportunities that
population growth, uncontrolled attract young people from farming
tourism areas, financial burdens on families. The intense pressure of
Climate farmers, and more. living expenses often makes selling
Change land an unavoidable choice.
Climate change is
warming the earth
Plant Diseases Changes in
and altering rainfall
patterns. Both Warming temperatures are Water Flow
direct and indirect suspected of increasing Shifts in rainfall patterns
effects pose new the types of plant diseases affect planting schedules
challenges to the attacking rice. There is a positive and water flow levels.
Subak system. correlation between rising Although this presents a
temperatures and the increase challenge, some Subaks
in pests. Efforts to combat are adapting to these
pests are continuously being changes.
undertaken.
Protected rice fields

Rice fields

Protecting Rice Fields


The government has designated 67,774
hectares of Protected Rice Fields for
Bali. Obtaining permits for land-use
changes will be made more difficult for Strengthening
these protected rice fields.
Collaboration
ACTION The principle of pawongan strengthens the community to discuss
TAKEN and find solutions. Collaboration among the community, government,
private sector, and NGOs continues to address the challenges
faced by Subak. One such initiative is the establishment of the
Subak Working Team within the Cultural Preservation Agency
XV. Additionally, Subaks have already been collaborating in water
management through Subak Gede and Subak Agung formations.

Cross-Subsidization from Tourism Capacity Building


Collaboration between tourism and Subak is also For the Balinese, Tri Hita
happening. Revenue from tourism in certain areas can Karana is not just ceremonial
subsidize Subak activities. This reciprocal relationship or an attraction; it is the
positions Subak as a tourist attraction while tourism essence of life. Farmers are
supports the sustainability of Subak. provided with the latest land
cultivation knowledge. Young
people from farming families
also receive training to actively
participate in preserving Subak
“The existence of Subak is critical because the “Eksistensi subak menjadi keharusan karena
agricultural sector is a source for meeting the sektor pertanian menjadi sumber pemenuhan
community’s primary needs.” Prof. Suamba stated kebutuhan primer masyarakat. Jika tidak ada
that if Subak doesn’t engage in empowerment upaya pemberdayaan terhadap subak, maka
efforts, the era of globalization will erode its organisasi pertanian tradisional itu akan tergerus
traditional agricultural organization. era globalisasi,” tutur Prof. Suamba.
When questioned about young guys who do not Ketika ditanya perihal pemuda-pemuda yang
want to be farmers, Mustra and Rai confirmed. tidak ingin menjadi petani, baik Mustra maupun
According to both, farmers do not earn as much Rai membenarkan. Menurut keduanya, profesi
money as other professions. If this is the cause petani tidak menghasilkan pendapatan sebanyak
of young people’s lack of interest in farming, yang dihasilkan oleh profesi lainnya. Bila hal ini
it jeopardizes Subak’s sustainability. Mustra, a menjadi alasan mengapa para pemuda tidak
pekaseh in Subak Jatiluwih, advocated paying berminat untuk bertani, maka kelestarian subak
farmers’ salaries. Subak Jatiluwih has grown in pun terancam. Sebagai pekaseh di Subak Jatiluwih,
popularity as a tourist attraction, demanding Mustra mengusulkan soal pemberian gaji untuk
farmers’ efforts to ensure the region’s survival. petani. Usulan ini diberikan karena Subak Jatiluwih
sudah menjadi daerah tujuan wisata dan petani
Prof. Suamba has different thoughts regarding
harus menjaga kelestarian subak.
the declining interest of young people in working
in the agricultural sector. The number of workers Prof. Suamba memiliki pemikiran yang berbeda
36 rises along with population growth. On the other perihal menurunnya minat kaum muda untuk
hand, agricultural areas do not increase in size. This bekerja di sektor pertanian. Jumlah angkatan
makes young people look for other jobs outside kerja meningkat seiring dengan penambahan
the agricultural sector. jumlah penduduk. Di sisi lain, area pertanian tidak
bertambah luas. Hal ini membuat para pemuda
“Apart from that, there’s the issue of business
mencari pekerjaan lain di luar sektor pertanian.
capacity. This signifies that a person’s energy or
effort is not completely used while maintaining “Selain itu, soal kapasitas usaha. Artinya, tenaga
rice fields. For example, the average rice field atau usaha seseorang tidak terserap sepenuhnya
ownership is 0.3 hectares. How much crop saat mengelola sawah. Contohnya, rata-rata
will be generated from that plot of land in four kepemilikan sawah hanya 0,3 hektar. Berapa
to five months? “The energy expended is not panen yang dihasilkan dari lahan seluas itu dalam
commensurate with the income,” Professor waktu 4 sampai 5 bulan? Tenaga yang dikeluarkan
Suamba noted. If someone works somewhere tidak sebanding dengan pendapatannya,” Prof.
else, he is likely to make more money. Suamba menjelaskan. Bila seseorang bekerja di
tempat lain, kemungkinan ia akan memperoleh
Land and building taxes also cause unrest for
pendapatan yang lebih besar.
farmers. The selling value of the tax object (NJOP)
determines the tax rate. The size of this NJOP Pajak bumi dan bangunan juga menimbulkan
varies between regions. For example, in tourism keresahan bagi petani. Pajak tersebut ditentukan
areas or economies that have developed, the value oleh nilai jual objek pajak (NJOP). Besarnya NJOP
of NJOP is higher. If agricultural land is located in an ini berbeda-beda antar wilayah. Misalnya di daerah
area with a high NJOP value, it becomes a burden pariwisata atau yang perekonomiannya sudah
for Subak members. berkembang, nilai NJOP lebih tinggi. Bila lahan
pertanian berada di wilayah yang nilai NJOPnya
tinggi, hal ini menjadi beban bagi anggota subak.
“In some areas, the government has provided “Di beberapa wilayah, pemerintah sudah
relief for land and building tax payments,” stated memberikan keringanan untuk pembayaran
Professor Suamba. However, like in Jatiluwih pajak bumi dan bangunan,” tutur Prof. Suamba.
Village, the pekaseh continues to lobby for Namun seperti di Desa Jatiluwih, pekaseh masih
subak members to be exempt from paying mengupayakan agar anggota subak tidak perlu
taxes on agricultural property. membayar pajak untuk lahan pertanian.
Water availability is one of the factors that Ketersediaan air menjadi salah satu faktor
make up a subak. A lack of water poses a pembentuk subak. Jika air tidak tersedia, maka
threat to the sustainability of Subak. Damage kelestarian subak pun terancam. Bila bendungan
to dams or irrigation channels can impact the atau saluran irigasi rusak, maka hal tersebut bisa
distribution of water to the rice fields. This memengaruhi distribusi air ke sawah-sawah. Hal ini
was experienced by Subak Jatiluwih. Mustra dialami oleh Subak Jatiluwih. Mustra menuturkan
said that there was damage to the irrigation bahwa ada kerusakan saluran irigasi di Bendungan
channel at Gunung Sari Dam. This dam is Gunung Sari. Bendungan ini terletak di bagian atas
located at the top of Jatiluwih Village. Desa Jatiluwih.
“The water supply from Gunung Sari Dam has “Air yang mengalir dari Bendungan Gunung Sari
been shut off for a long time. He added that sudah terputus lama. Ini yang belum diperbaiki sejak
the dam has not been repaired since 2021. 2021,” ungkapnya. Menurut Mustra, anggota subak
According to Mustra, subak members attempted sudah berupaya untuk memperbaiki bendungan
to rebuild the broken dam, but the results were yang rusak itu namun hasilnya tidak maksimal. 37
not satisfactory. They need assistance from the Mereka membutuhkan bantuan dari pemerintah
government to restore the dam. untuk memperbaiki bendungan tersebut.
Tree roots have a crucial role in maintaining Akar pohon memiliki peran krusial dalam
w a t e r a v a i l a b i l i t y i n t h e s u r ro u n d i n g mempertahankan ketersediaan air di lingkungan
environment. Cutting down trees can have an sekitarnya. Bila pohon-pohon ditebang, ini
impact on Subak’s water sources. The cutting dapat memengaruhi sumber air untuk subak.
down of several large trees occurred in Jatiluwih. “Beberapa pohon besar ditebang di Jatiluwih.
“It takes years for trees to grow large enough Padahal dibutuhkan waktu bertahun-tahun agar
to maintain water availability,” Rai stated. If tree pohon tumbuh besar dan bisa mempertahankan
felling continues, it could have an impact on ketersediaan air,” kata Rai. Bila penebangan pohon
Subak’s water supply. Without water, Subak is terus terjadi, hal ini bisa memengaruhi pasokan air
like a human without blood. untuk subak. Tanpa air, subak seperti manusia
tanpa darah.

Water availability is one of the


factors that make up a subak.
A lack of water poses a threat to the
sustainability of Subak.
Ketersediaan air menjadi salah satu faktor pembentuk subak.
Jika air tidak tersedia, maka kelestarian subak pun terancam.
Subak is also made up of agricultural land. Lahan pertanian juga merupakan salah satu
The 1960s saw Indonesia implement a green komponen subak. Indonesia menerapkan
revolution. The aim of the green revolution was to revolusi hijau (green revolution) pada tahun
enhance the food supply. The Green Revolution in 1960-an. Revolusi hijau dilakukan untuk
Indonesia also produced results in the form of rice meningkatkan pasokan pangan. Revolusi
self-sufficiency for 5 years (1984–1989). hijau di Indonesia pun membuahkan hasil
berupa swasembada beras selama 5 tahun
Unfortunately, this green revolution has negative
(1984-1989).
impacts in the long term. For instance, farmers
rely heavily on pesticides and chemical Sayangnya, revolusi hijau ini memiliki dampak
fertilizers. “The use of pesticides and chemical negatif dalam jangka panjang. Misalnya
fertilizers reduces soil fertility and kills soil fauna. ketergantungan petani akan pestisida dan
“In the end, plants become susceptible to pupuk kimia. “Penggunaan pestisida dan
disease,” explained Prof. Suamba. pupuk kimia ini menurunkan kesuburan tanah
dan mematikan fauna tanah. Pada akhirnya,
Organic farming is one approach to mitigating
tanaman menjadi rentan terkena penyakit,” jelas
the harmful consequences of the green
Prof. Suamba.
revolution. However, transitioning to organic
farming is not simple. “It takes time to recover Salah satu cara mengatasi dampak negatif
soil fertility. Aside from that, organic agricultural dari revolusi hijau ini adalah pertanian
yields are lower than non-organic rice harvests. organik. Namun untuk beralih ke pertanian
38 So, how can we encourage farmers to transition organik itu tidak mudah. “Butuh waktu untuk
to organic farming, which produces less?” mengembalikan kesuburan tanah. Selain
Professor Suamba discussed the green itu, hasil panen dari pertanian organik itu
revolution and organic farming. tidak sebanyak panen padi non organik. Jadi,
bagaimana caranya mengajak petani untuk
beralih ke pertanian organik yang hasilnya lebih
sedikit?” Prof. Suamba menjelaskan perihal
revolusi hijau dan pertanian organik.

Subak which is designed to be


sustainable tourism can support the
sustainability of Subak itself.
As an observer of Balinese agriculture and farmers, Sebagai pengamat pertanian Bali dan petani, Prof.
Prof. Suamba began practicing organic farming Suamba mulai mempraktikkan pertanian organik
around 5–6 years ago. Despite the lower yield, sekitar 5-6 tahun yang lalu. Meski hasilnya lebih
organic rice is of far higher quality than non- sedikit, kualitas beras organik sangat berbeda
organic rice. “It tastes better,” he said triumphantly. dengan beras non organik. “Rasanya lebih enak,”
ungkapnya dengan bangga.
Prof. Suamba proposed organic rice certification
to pique farmers’ interest in organic agriculture. Agar petani tertarik untuk melakukan pertanian
Certified organic rice may sell for a high price on organik, Prof. Suamba menyarankan soal sertifikasi
the market. Organic farming will progressively beras organik. Jika beras tersebut mendapatkan
improve soil fertility. sertifikat organik, maka bisa dijual dengan harga
tinggi. Bila pertanian organik diterapkan, perlahan
Subak and agriculture are two of the most
tapi pasti, kesuburan tanah pun akan kembali.
fundamental and important aspects of Balinese
culture, and both must be preserved. What will Subak dan pertanian merupakan salah satu
become of Balinese culture if subak, agriculture, landasan dan bagian integral dari kebudayaan
and rice fields disappear? Bali yang perlu dijaga kelestariannya. Bila subak,
pertanian, dan sawah menghilang, bagaimana
Land conversion is considered the nasib kebudayaan Bali kelak?
greatest challenge to the Subak system

You might also like