Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 2
PRINSIP PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK 1. Air limbah domestik dibedakan menjadi 2 jenis yaitu black water (tinja) dan grey water. Black water sebelum masuk ke dalam IPAL dilewatkan ke biotank untuk memisahkan fase cair dan padat. Fase padat diolah secara anaerob menggunakan bakteri pengurai sehingga sludge lebih lambat menumpuk (penuh). Apabila sudah penuh maka dilakukan penyedotan sludge oleh pihak ketiga yang memiliki izin pengolahan limbah. Grey water dan fase cair keluaran dari biotank langsung masuk ke dalam IPAL. bah masuk ke dalam oil & grease trap untuk memisahkan minyak dan lemak dalam ai & grease trap dibuat bertahap agar didapatkan residu minyak dan lemak sesedikit mungkin hingga kurang dari 5 mg/L. feluaran dari oil & grease trap masuk ke dalam bak equalisasi. Bak ini bersifat optional, bisa juga langsung overflow ke dalam bak anaerob. Fungsi bak equalisasi adalah untuk menghomogenkan air limbah sehingga mencegah terjadinya shock loading pada proses biologi (anaerob/aerob). Idealnya pada bak equalisasi dilakukan pengadukan, bisa dengan stirer ataupun menggunakan semburan udara blower. 4, Proses selanjutnya adalah biologi yang terdiri dari step yaitu anaerob dan aerob. Pada bak anaerob, bak dibuat kedap sehingga tidak ada udara yang masuk ke dalam. Bakteri ‘yang digunakan biasanya berbentuk sludge anaerob dan diberi sekat sebagai pemisah fase cair dan sludge (biasanya menggunakan sekat sarang tawon). Untuk bak aerob akteri yang digunakan adalah bakteri cair aerob dengan sister pertumbuhan melekat. Jadi bakteri dikondisikan sedemikian hingga dapat melekat pada media (biasanya berbentuk bulat) dan diberi oksigen menggunakan blower. Sebaiknya IPAL memiliki minimal 2 blower yang dioperasikan secara bergantian untuk mencegah kerja blower yang terlalu berat dan menjadi terbakar/konslet. 6. Air keluaran dari bak aerob kemudian masuk ke dalam bak sirkulasi yang berfungsi untuk menampung air limbah untuk kemudian dikembalikan ke dalam bak anaerob. ‘Mengingat debit air limbah domestik yang biasanya tidak terlalu banyak maka proses sirkulasi ini sangat disarankan. Selain agar bakteri mendapatkan makanan yang kontinyu proses sirkul \ga bermanfaat untuk semakin menurunkan kadar pencemar hingga didapatkan kadar COD kurang dari 100 mg/L dan BOD kurang dari 30 mg/L. 7. Untuk menurunkan kadar total coliform maka air limbah dimasukkan ke dalam bak klorinasi. Klorin diinjeksikan ke dalam air limbah disertai pengadukan sehingga air limbah dapat kontak sempurna dengan klorin. Diharapkan nantinya air limbah yang keluar ke lingkungan kadar total coliform nya kurang dari 3000/100m! air limbah. 8. Setelah proses klorinasi selanjutnya air limbah dimasukkan ke dalam bak wetland yang berisi tanaman air. Media pada bak wetland biasanya berupa batuan dengan ukuran tertentu yang kemudian ditanami tanaman air. Proses wetland ini bertujuan untuk mengurangi kadar amoniak dalam air limbah. Amoniak akan diserap oleh akar tanaman ‘sebagi nutrisi sehingga nantinya diharapkan sisa amoniak tidak lebih dari 10 mg/L. Selain untuk mengurangi nilal amoniak, wetland juga dapat menurunkan kadar TSS (padatan tersuspensi total). Agar pengolahan lebih optimal maka air keluaran dari wetland disirkulasian kembali ke inlet wetland. 9. Untuk mengetahui apakab air limbah sudah tidak berbahaya bagi lingkungan maka sebagian air limbah dimasukkan ke dalam bak indikator yang ber |. Apabila ikan dapat bertahan hidup dan setelah dilakukan pengujian kadar semua parameter berada di bawah batasan yang ditentukan maka air limbah sudah siap dibuang ke lingkungan. 10. Baku mutu parameter air limbah domestik mengacu pada P68/Menthk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Biotank Black Water | ee Grey Water klorinasi

You might also like