Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 96
rey FINAL DRIVE & UNDERCARRIAGE AXLE SUSPENSION ELECTRICAL SYSTEM . PART BOOK READING | United Tractors Technical Training Dept. BC2MM(B) KATA PENGANTAR Pujl syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat tersusun buku “ BASIC MECHANIC COURSE “ Buku ini disusun untuk melengkapi bahan pelatihan di lingkungan PT United Tractors Tbk. Buku panduan ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi peserta training dalam proses belajar mengajar pada materi Basic Mechanic Course alat- alat berat. Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku Paduan ini masih jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari Instruktur dan para pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman dari isi dan makna terhadap buku Panduan Basic Mechanic Course ini. Akhirnya penyusun mengucapkan terima Kasih kepada semua pihak dan Team perumus yang telah membantu sehingga terselesalkannya pembuatan buku paduan ini. ‘ Jakarta, 17 Agustus 2007 Penyusun UNDERCARRIAGE PENDAHULUAN er PENDAHULUAN Normainya, komponen-komponen pada bulldozer yang mengalami keausan yang besar adalah perlengkapan kerja dan kerangka bawah Keausan pada bagian kerangka bawah dapat digolongkan sebagai keausan paling besar pada bulldozer sehingga harus mendapat perhatian lebih untuk perawatannya. Untuk itu hal terpenting yang harus dipikirkan adalah bagaimana mengurangi biaya yang dipergunakan akibat keausan bagian kerangka bawah, dan bagaimana melakukan perawatan agar keausan tidak terjadi secara abnormal. Gambar di atas menunjukkan biaya perbaikan kerangka bawah tercatat 60% dari biaya total perbaikan unit bulldozer. . Gambar di atas menunjukkan biaya perbaikan kerangka bawah tercatat lebih besar 45% dari biaya total perbaikan unit Excavator. Jadi dengan mengurangi biaya perbaikan untuk kerangka bawah banyak hal kemungkinan, yang jelas biaya perbaikan kerangka bawah akan menjadi turun. BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE KATA PENGANTAR, PENDAHULUAN DAFTAR IST BABI. BAB Il. BABII. FINAL DRIVE 1, SINGLE REDUCTION ROTATED DRIVE SHAFT. 2. SINGLE REDUCTION FIXED DRIVE SHAFT. 3. DOUBLE REDUCTION.. 4. PLANETARY GEAR TYPE RIGID. 5. PLANETARY GEAR TYPE SEMI RIK aaRen UNDERCARRIAGE 1. KLASIFIKASI KERANGKA BAWAH.. 8 2. KOMPONEN UTAMA UNDERCARRIAGE. CPN AWE YN MEASUREMENT 1, PEMERIKSAAN UNDERCARRIAGE... 2. KEAUSAN PADA KOMPONEN UNDERCARRIAGE 3. ALAT - ALAT UKUR KOMPONEN UNDERCARRIAGE 1. Multi Scale. 2. Out Side Caliper 3. Sprocket Wear Gauge. 4, Hammer 5. Feeler gauge 4, PERCENT WORN CHART.. 5. HOUR LEFT CHART ...... 6, PERHITUNGAN TANPA Hi 7. REBUILD DAN REPLACE .. GRAFIK WEAR RATE DAN OPERATING HOURS TABEL KEAUSAN SPECIAL TOOLS UNDERCARRIAGE FINAL DRIVE BABI FINAL DRIVE BCI1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE FINAL DRIVE Final drive adalah Susunan roda gigi yang biasanya dilengkapi dengan satu atau dua set-roda gigi lurus dan pinion boss sebagai roda gigi penggerak akhir. Prinsip final drive sama dengan prinsip pada_transmisi dimana kecepatan putar dikurangi dan momen puntir ( torque ) ditambah dengan memanfaatkan per'x daan jumlah gigi pada roda gigi (gear ratio) untuk meningkatkan torsi pada unit. Final drive dipasang melebar keluar dari body unit setelah steering clutch, Dalam operasinya final drive dihadapkan pada tekanan permukaan yang besar disebabkan oleh beban goncangan dan benturan ( shock and impact loads ), sehingga memerlukan perhatian ekstra untuk pemilihan oli pelumas dan mencegah masuknya benda asing ke dalam final drive case. Perbandingan reduksi normal final drive umumnya berada diantara 1/9 sampai 1/12. untuk perbandingan reduksi yang lebih kecil digunakan sistem reduksi tunggal ( single reduction system ). Untuk perbandingan reduksi yang besar digunakan sistem reduksi ganda atau sistem roda gigi planet. ( Double reduction system or planetary gear system ). Gambar |.1 Final drive Jenis-jenis penggerak akhir : 1. Single reduction final drive shaft ikut berputar ( D31A - 17, D319Q - 17 ). 2. Single reduction fixed final drive shaft (D20S - 1,2,3 s/n 7 - 478 ). 3. Double reduction ( D50/53A - 17, D75S - 5, D80/B5A - 21, D150/155A - 2). 4, Planetary gear type rigid ( D355A - 3, D455A- 1). 5. Planetary gear type semi rigid (D2675A - 2, D375A - 2, D475A - 2). —_—_—_——_—— BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 1 UNDERCARRIAGE FINAL DRIVE 4. SINGLE REDUCTION ROTATED DRiVE SHAFT ( D31S - 17). Gbr | - 2. Single Reduction Rotated Final Drive Shaft (D31S) 1. Sprocket 12.Plane bearing 2. Steering case 13.Pinion 3. Final drive case 14.Retainer 4. Cover 15.Flange 6. Hub 16.Nut 7. Nut 17.Oil seal 8. Dowel pin 18.Nut 9. Nut 19.Driven gear 10.Floating seal 20.Final drive shaft 11.Cover Final drive ini adalah tipe single reduction yang menggunakan spur gear, tenaga penggerak berasal dari steering clutch disalurkan ke pinion (13) melalui brake drum dan flange (15). Tenaga gerak kemudian disalurkan ke sprocket (1) melalui pinion (13), drive gear (19), final drive shaft (20) dan. Hub (6). Hub (6) dipasang dengan cara dipress pada final drive shaft (20). UNDERCARRIAGE 2. SINGLE REDUCTION FIXED DRIVE SHAFT ( D20 ) 13 15 16 1. Collar 9. 2. Bearing cage 10. 3. Bearing iL. 4. Collar 12. 5. Washer 13. 6. Nut 14, 7. Cover 15, 8. Bushing 16. W Bearing Ring Nut Hub Sprocket Retainer Final drive case Cover 23. FINAL DRIVE Pinion Bearing retainer Gear Nut or Bolt Olate Hub Sprocket shaft Gbr I - 3. Single Reduction fixed final drive shaft (D20) BCAMMUCR-HAN/97/01/TP UNDERCARRIAGE . FINAL DRIVE 3. DOUBLE REDUCTION ( D50, D60, D80/D85, D150/D155 ) a a 5 J dd 1. Final drive flange 8. Floating seal 15. Nut 2. Nut 9. Sprocket 16. Retainer 3. Bearing cage 10. Lock 17. Sprocket shaft 4. 1% pinion (12 teeth) 11. Sprocket nut 18. Nut 5. 1% gear(45teeth) 12. Floatingseal -19. Final-drive hub 6. 2" pinion (12 teeth) - 13. -- Bearing - 20,... 20: gear: (55-teeth)-- 7. case 14. Cover Hesi drive 4 Gbr I - 4, Double Reduction —————————————— BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 4 UNDERCARRIAGE FINAL DRIVE Prinsip kerja final drive double reduction : Final drive double reduction berart! final drive yang mempunyai dua kali tingkat penurunan kecepatan guna untuk memperkuat torsinya, Roda gigi yang digunakan adalah jenis spur gear dengan sistem pelumasan bilas dengan memanfaatkan putaran roda gigi itu sendiri. Tenaga dari shaft steering system disalurkan melalui brake drum ke final drive flange ( 1 ), memutar primary pinion ( 4 ). Pada primary pinion berhubungan dengan primary gear ( 5 ), memutar secondary pinion (6) pada gear shaft, selanjutnya tenaga disalurkan dari secondary pinion ke secondary gear (20). ‘Konstruksi secondary gear dihubungkan pada final drive hub ( 19 ). Dan Sprocket ( 9 ) dipasang dengan cara dipress pada final drive hub yang berbentuk taper spline ( alur tirus ), sehingga putaran dari secondary gear merupakan_ putaran sprocket juga. Final drive case ( 7 ) berfungsi sebagai tanki oli pelumas untuk masing- masing gear. Bagian - bagian yang berputar dari sprocket diperlengkapi dengan floating seals ( 8 ) dan ( 12 ) untuk mencegah masuknya debu atau lumpur dan kebocoran oli. UNDERCARRIAGE FINAL DRIVE 4, PLANETARY GEAR TYPE RIGID ( D355A - 3, D455A - 1). 1, Bearing cage 21, Sprocket shaft 2. 1% pinion (16 teeth) 12. 22. Bearing cage 3. Holder 13. Final drive case 23. Bearing cage 4. Cover 14. Spacer 24. Hub 5. Floating seal 15. Wear guard 25. 1 driven gear (79 teeth) 6. Seal guard 16. Ring gear 7. Seal guard 17. Planetary pinion(26 teeth) 8, Segment tooth 18. Shaft 9. Sprocket boss 19. Sun gear (35 teeth) 10.Sprocket hub 20. Spacer Gbr |- 5. Planetary Gear type Rigid D355A - 3, D455) BCAMMUCR-HAN/07/01/TP | UNDERCARRIAGE “_FINAL DRIVE 5. PLANETARY GEAR TYPE SEMI RIGID (275A - 2, D375A - 2, D475A - 2). Gbr |- 6. Planetary Gear Type Semi Rigid. (D274 - 2, D375A - 2, D475A - 2) Final drive jenis ini menggunakan roda gigi planet ( planetary gears ) dalam mereduksi putarannya. Sistem pelumasan bilas digunakan melumasi_ roda giginya yaitu dengan memanfaatkan perputaran roda giginya sendir. Bagian-bagian yang berputar dari sprocket memiliki floating seals ( penyekat ngambang ) ( 19 ) untuk mencegah kotoran masuk ke dalam dari sebelah luar dan mencegah kebocoran oli Diantara inner body ( tubuh dalam ) ( 15 ) dan outer body ( tubuh luar ) ( 13 ) dari sprocket dan sprocket boss ( 12 ), di sana terdapat rubber bushing (20 ) dipasang dengan jarak yang sama sekeliling lingkaren pada 10 tempat dimasing-masing sisi. Rubber bushing ini berbentuk silinder dengan konstruksi terdiri dari dua lapis yang dibuat dari logam dan Karét: Rubber bushing berdbah bentuk Ketika meridapat gaya dari'luar misalnya: gaya impact atau tarikan drawbar ketika'sédarig béroperasi. Hal ini mengurangi beban. pada komponen -penggerak: akhir= (-final-drive: ) Sebagai tambahan, seal ( penyekat ) ( 14 ) dipasang untUk memisahkan rubber-bushing (20°) sepenuhnya dari sisi luar untuk mencegah masuknya kotoran atau air dari sebelah luar, es, ‘BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE FINAL DRIVE RW EEE EE LD BY ‘ i \ \ 4 . YX \\\ NN \\ Gbr I - 7. Planetary Gear Type Semi Rigid. 1. Bearing cage 13.Outer body 2. Final drive case 14.Seal 3. No.1 pinion ( 17 teeth ) 15.Inner body 4. No.1 gear hub 16.Cover 5.No.1 gear (80 teeth) 17.Hub 6. Cover > 18.Carrier 7. Ring gear (‘69 teeth ) 19.Floating seal 8. Planet gear ( 25 teeth ) 20.Rubber bushing 9. Cover 21.Wear guard 10.Sun gear ( 19 teeth ) 22.Shaft 11.Teeth 23.Pivot shaft 12.Sprocket boss —_— a _ BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 8 UNDERCARRIAGE" UNDERCARRIAGE BAB II UNDERCARRIAGE BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE KERANGKA BAWAH ( UNDERCARRIAGE ) Unit type rantal ( Crawler type ) digunakan untuk berbagai macam pekerjaan seperti mendorong ( Bulldozer ), menggali (Excavator) dan banyak pekerjaan yang lain dengan jenis perlengkapan yang berbeda. Kerangka bawah adalah : * Bagian bawah dari crawler tractors yang berfungsi untuk bergerak maju,mundur, belok kiri dan kanan. * Bagian bawah yang menahan dan meneruskan berat dari tractors ke landasan. * Bagian bawah dari crawler tractors yang berfungsi sebagai pembawa dan pendukung unit. A. KLASIFIKASI KERANGKA BAWAH. 1.Tipe Rigid Tipe kerangka bawah ini front idler tidak dilengkapi rubber pad, final drive tidak memakai rubber bushing dan equalizing beam hanya duduk di atas frame utama ( main frame ). Contoh : D80/85 A, D155 A Track shoe ‘Sprocket Diagonal brace Carrier roller Equalizing beam Gbr II - 1. Tipe Rigid BCAMMUCR-HAN/07/01/TP. ga UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE 2. Tipe Semi Rigid Tipe kerangka bawah ini pada komponen sprocket dilengkapi dengan rubber bushing dan front idler dilengkapi rubber pad dan equalizing beam dilock dengan pin pada frame utama ( main frame ). Contoh : D65E - 12, D275A -1, D375A - 1, D475A - 1. Gor II - 2. Tipe Semi Rigid 3. Tipe Bogey Tipe kerangka bawah ini track roller dapat bergerak flexible ( Bogey ) menyesuaikan dengan kontur permukaan tanah, sehingga daya cengkram terhadap tanah lebih bagus. : UNDERCARRIAGE . UNDERCARRIAGE 1. KOMPONEN - KOMPONEN UTAMA UNDERCARRIAGE. 1.Track frame 2.Roller 3.Idler 4, Recoil spring 5. Sprocket 6. Track link 7.Track shoe 8. Equalizing 9.Guard Track Frame Struktur track frame : Gbr II - 4. Track Frame dengan Diagonal Brace. 1.Carrier roller bracket 6. Track frame 2. Carrier Roller 7.Gulding guard 3. Recoil spring cover 4, Sprocket cover 5. Diagonal brace BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 10 | UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Track frame merupakan tulang punggung dari pada Undercarriage, sebagai tempat kedudukan komponen - komponen undercarriage. Track frame ( 6 ) merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai konstruksi box yang saling menyilang dan dirakit dengan plat baja yang dilas. Track frame khusus di design mampu melawan beban kejut selama operasi berat atau ringan dari kondisi kerja unit . Pada setiap unit terdapat 2 buah track frame yang dipasang pada sisi kiri dan kanan dari crawler tractors. Bentuk dari track frame seperti pada gambar II - 4, dipasang ke frame crawler tractors bagian belakang melalui diagonal brace (5 ). Tipe lain dari track frame terlihat seperti gambar di bawah ini. Pivot shaft Equalizing beam Gbr II - 5. Track Frame tanpa Diagonal Brace. BC1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE ——— Frame crawler tractors harus diperhatikan kondisi kelurusannya, apabila crawler tractors sudah dipakal operasi maka kemungkinan_posisi kelurusan dari frame berubah yang menyebabkan Toe in atau toe out. Yang dimaksud toe ini adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track frame kiri dan kanan ketika permukaan idler menuju ke dalam mendekati “ Center line of tractors *. Yang dimaksud toe out adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track frame kiri dan kanan ketika permukaan idler menuju ke luar menjauhi “ Center line of tractors *. Catatan : Perubahan kelurusan pada kondisi idler dilihat dari sprocket. Track frame mengalami toe in atau toe out disebabkan karena : * Posisi ( pitch ) track roller yang dalam pemasangannya tidak memperhatikan ketentuan - ketentuan skala gambar. * Terjadinya benturan antara batu dengan permukaan bawah diagonal brace yang dapat merusak fisik diagonal brace. * Unit yang sudah beroperasi dalam waktu lama sehingga dengan variasi beban dapat menyebabkan perubahan kelurusan track frame. Mal M2 t3 hod MS M6 M7 — enter Paneer I wh : L nd surtace of rex {rack roller shaft —— Gbr. II - 6, Pengukuran Toe in dan Toe out Perbedaan ukuran antara W dan W’ mengindikasikan terjadinya toe in atau toe out. Bila W’ >.W berarti track mengalami toe out, sebaliknya bila W’ < W berarti track mengalami toe in. ———— EE ———————— BCAMMUCR-HAN/07/01/TP. 32. UNDERCARRIAGE * UNDERCARRIAGE 2. Roller. Pada kerangka bawah ada 2 jenis roller yaitu : a. Track roller b. Carrier roller a.Track roller Track roller berfungsi sebagai pembagi berat dozer ke track. collar Gbr II.- 7. Track Roller. — eee BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 3 UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Track roller dibagi menjadi 2 macam tipe yaitu : * Single flange roller * Double flange roller Single flange roller ‘Single flange roller © Tread diameter Flange width. Gbr II - 8. Single Flange Roller. ‘ G Double flanged roller Double flange roller me Tread diameter Tread width —— Flange width Gbr II-- 9.-Double Flange Roller, BCAMMUCR-HAN/07/01/TP aid UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Pemasangan track roller pada track frame Gbr II - 10. Pemasangan track Roller 1.Track roller” 4.Floating seal 2.Bushing 5. Shaft 3.Collar ee BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 15 UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Gbr II - 11. Track Roller. . Snap ring 7. Spring washer 11-2. O-ring . Thrust key 8-1. Seal ring 11-3. Shaft 8-2. O-ring 11-4. Seal ring 8-3. Bushing 11-5. O-ring 8-4, Dowel pin 11-6. Bushing 8-5. O-ring 11-7. Dowel pin 8-6. Bearing 11-8. O-ring Bolt 11-9. Bearing .Bracket Spring washer 12. Roller Bolt 5 O-ring Jumiah track roller yang dipasang pada dozer tergantung dari panjang track pada permukaan tanah ( jarak antara idler dengan sprocket ). Gbr II - 12. Lokasi Track Rolier. BC1MMUCR-HAN/07/01/TP. UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE 1. Snap ring 7. Spring washer 11-2. O-ring 2. Thrust key 8-1. Seal ring 11-3. Shaft 3-1.Seal ring 8-2. O-ring 11-4. Seal ring 3-2.0-ring 8-3. Bushing 11-5. O-ring 3-3.Bracket 8-4, Dowel pin 11-6. Bushing 4. Snap ring 8-5.0-ring 11-7. Dowel pin 5-1.Seal ring 8-6. Bearing 11-8. O-ring 5-2.0-ring 9. Bolt 11-9. Bearing 5-3.Bracket 10. Spring washer 12. Roller 6. Bolt 11-1. O-ring Jumiah track roller yang dipasang pada dozer tergantung dari panjang track pada permukaan tanah ( jarak antara idler dengan sprocket ). Sprocket ——-Length of track on ground- - ~~~ Gbr It - 12. Lokasi Track Roller. ———————— BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 7, UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE : Double flanged S: Single flanged roller oo a00000 200000 jonnnnnn lomnav0a Blo onnnne 0 0 20 0 © 0 @ 0 wva000H000 BAvA0HHH0000000000 Avono000HHOH00H000 BDvOD00H9H00900000 ea0000900000000000 OO0H09090000000000 onovo000] eacnaed @aco000) avon000 oacoaaa| acavand waccaadg 3 150A - 1 DISSA-1 Diss, C~1 DS55A-3 Dassc D4SSA-1 Dass - + a & = 3 5 s $ z < = & S > = = = 3 3 UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Unit Komatsu baru ada yang menggunakan track roller dengan tipe BOGIE, unit - unit terseburt diantaranya D 155 AX dan D15 - 3, D375 - 3, D475 - 3. Dengan tipe BOGIE, track rollernya dapat berisolasi menyesuaikan permukaan tanah, sehingga daya cengkeram tetap balk walaupun bekerja dipermukaan tanah yang tidak rata. Tipe X - Bogie On uneven ground Bogle center Bogie center Tipe k- Bogie Gbr. II - 13. Track Roller Tipe Bogie. BC1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE b. Carrier Roller Carrier roller berfungsi untuk : » Menahan berat gulungan atas dari track shoe ass’y agar tidak melentur. » Menjaga gerakan track shoe antara sprocket ke ‘ler atau sebaliknya tetap lurus. Floating seat “Teper roller bearing Gbr IL-.14. Carrier Roller — — BCIMMUCR-HAN/07/01/TP. 20 UNDERCARRIAGE “__UNDERCARRIAGE Komponen Carrier roller 1. Bolt 7-3. O-ring 2. Spring washer 7-4, Seal ring 3-1. Cover” 7-5, Seal ring 3-2. O-ring 7-6. O-ring 4, Snap ring 7-7. Seal 5. Nuts 7-8. Dowel pin 6-1. Snap ring... 7-9. Bearing 22.0-ri . ‘8-1. Bearing ~ 8-2. Beariig 8-3. Cartier roller 7-2. O-ring BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 2 UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Carrier roller diklasifikasikan menajdi 2 macam tipe yaitu : O Flanged type. O Drum type. Gbr II - 15. Flanged Type br II - 16. Projection Type ‘ Jumiah carrier roller yang dipasang pada unit tergantung dari panjang track, pada umumnya antara 1 buah dan 2 buah tiap sisinya. UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE 3. Front Idler Front idler berfungsi untuk membantu menegangkan dan mengendorkan track dan juga meredam kejutan. 1. Idler 6. Spacer 2. Bolt 7. Plug 3. Bushing 8. Guide plate 4. Floating seal 9. Shim 5. Bracket 10. Shaft Gbr Il -17. Front Idler Fungsi komponen-kompofen.antara lain-: Guide plate (8) bersama dengan ketebalan shim (9) mengatur kelurusan idler antara guide plate dan track frame . standard clearance guide plate (8) dengan Frame umumnya.0.5 mm ~ 1.0 mm. UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Komponen-komponen front idler Gbr II - 18. Komponen-komponen Front Idler SSS BC1MMUCR-HAN/07/01/TP ee UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Keterangan gambar I-18. Komponen-komponen front idler 1. Bolt 14-4, Shim 22-4, Dowel pin 2. Spring washer 14-5. Bracket (RH) 22-5, O-ring 3. Scraper ( L.H ) 15. Seal ring 22-6. Bearing 4. Bolt 16. O-ring 23. Bolt 5. Spring washer 17-1. Bolt 24. Lock washer 6. Scraper ( R.H ) 17-2. Spring washer 25-1. Shaft 7. Bolt 17-3. Guide plate 25-2. O-ring 8. Spring washer 17-4, Shim 25-3. O-ring 9. Yoke 17-5. Bracket (LH) 25-4. Seal ring 10. Nut 18. Seal ring 25-5. O-ring 11. Spring washer 19. O-ring 25-6, Bearing 12. Washer 20. Bolt 25-7. Dowel pin 13. Bolt 21. Lock washer 25-8. O-ring 14-1. Bolt 22-1. Seal ring 25-9, Bearing 14-2. Spring washer 22-2. O-ring 26. Idler 14-3. Guide plate 22-3. Bearing BC1MMUCR-HAN/07/01/TP. UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE 4. Recoil Spring Gbr II - 19, Recoil Spring 1. Yoke 7. Recoil Spring 13, Oil seal 2. Rod 8. Rear pilot 14. Wear ring 3. Cylinder 9. Nut 15. Packing 4. Piston 10. Cover 16. Grease fitting 5. Cover 11. Collar 17. Plug 6. Front pilot 12. Bushing BC1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Recoil Spring berfungsi untuk meredam kejutan-kejutan dari front idler. Track adjuster berfungsi untuk mengatur kekencangan track. Untuk mengencangkan track dengan cara grease dipompakan masuk ke ruangan dalam cylinder ( 3 ) melalui grease fitting ( 16 ). Sehingga cylinder ( 3 ) akan bergerak keluar ( € ), sedangkan untuk mengendorkan track dengan cara grease herus dikeluarkaan dari ruangan pada cylinder ( 3 ) melalui plug ( 17 ). Komponen-komponen Recoil Spring Gbr II - 20. Recoil Spring 1. Bolt 8-5, Seal 10-1. Bolt 2. Spring washer —_8-6. Seal . Spring washer 3. Cover 8-7. Piston Lock 4, Gasket 9-1. Gasket «Nut 5. Bolt 9-2. Bolt Rod 6. Spring washer 9-3.Spring washer 10-6. Stopper 7... Cylinder 9-4, Snap ring - 10-7. Pilot 8-1. Ring 9-5, Bushing 10-8. Seat 8-2. Ring 9-6.0-ring 10-9. Spring 8-3, Gasket 9-7. Cover 8-4, Back up ring 9-8. Cover ——_——— Eee BC1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Bagian-bagian recoil spring dan fungsinya : > Rod > Cylinder » Piston > Cover depan » Pilot dan seat » Housing > Spring > Bolt / Rod » Cover belakang : Sebagai penerus tekanan ke yoke. : Sebagai buangan tempat grease yang berfungsi sebagai penekan rod. : Sebagal penerus tekanan rod ke arah spring (>). : Sebagai penahan spring dan tempat mengeluarkan spring. : Tempat kedudukan spring dan oll pelumas. : Tempat susunan recoil spring dan menerima gaya. : Sebagai peredam kejut. : Menerangkan tekanan spring dan meluruskan gaya. : Tempat checking kondisi recoil spring. Adapun bentuk atau konstruksi lain dari recoil spring adalah sebagai berikut : (D 85 ESS - 2). 1. a 3. 4. 5. 6. a Yoke 8. Lubricator Dust seal 9. Nut Rod 10. Housing Recoil spring 11. Cylinder Piston ~ +42. Bushing Wear ring 13. Holder cab Gbr I - 21. Recoll Spring D 85 ESS - 2 BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 28. UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Penyetelan Kekencangan Track : Ketika track kendor, check ketegangan track dengan menempatkan unit di tempat yang rata, dengan cara jalankan unit maju lalu neutralkan posisi transmissi sehingga unit berhenti dengan sendirinya tanpa di rem. Lalu letakkan mistar lurus di atas track shoe diantara front idler dan front carrier. ( Lihat gambar dan tabel di bawah ini ). Clearance Gbr II - 22. Penyetelan kekencangan track Moa | 920,] 090 oso, | 080] 053] 055 [057 Jos, | 075 | 080, ] 096 ]o120, Joxso,] oses [oes ast as es as’ fr28” ies [stencars = 20~ | 30~ [clearance i 30-~40 mm | 30 mm| 40 men BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE 5. Sprocket. Sprocket berfungsi > Meneruskan tenaga gerak ke track, melalul bushing. *Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar unit dapat bergerak. Gbr II - 23. Sprocket Tipe Sprocket a. Tipe Segment b. Tipe Solid a. Tipe Segment Segment teeth Segment Gbr Il - 24, Tipe Segment Pada sprocket tipe segment, pergantian segment tidak perlu melepas track link. BC1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE SN Gbr II - 25. Tipe Solid Pada sprocket tipe solid, apabila teethnya sudah aus maka pada waktu penggantiannya, harus banyak yang dilepas dan solid type sprocket harus dipotong, kemudian diganti dengan sprocket rim yang baru dan di las. 6.Track Link 1. Link 5. Dust seal 2. Nut -6.-Shoe ey 3. Bolt 7. Regular pin 4, Master pin a Gbr II - 26. Track Link BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Track link berfungsi untuk : » Merubah gerakan putaran menjadi gerakan gulungan. »Tempat tumpuan ( rel ) dari track roller sehingga memungkinkan crawler tractors dapat berjalan. Komponen-komponen track link adalah : a. Pin d. Seal ass'y b. Bushing e. Plugs c. Spacer f. Link a.Pin Surface hardened Gbr II - 27.Pin Pin berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan link satu dengan link berikutnya disamping itu pin juga sebagai tempat kedudukan bushing, seal ass‘y, plug dan spacer. Struktur pada pin di bagian permukaannya diproses panas ( Heat treatment ) yang tujuannya agar didapatkan bahan dengan kekerasan tertentu sehingga proses keausan karena gesekan terjadi lebih lama. Tipe-tipe pin-dibedakan_atas 2 tipe yaitu : Regular pin. O_Master pin. BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE TT Regular pin Master pin Gjbr. I- 28. Macam - macam Tipe Pin b.Link Tread of Track Link (Heat Treatment) _ Gbril- 29. Link. BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 3. UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Link berfungsi untuk : » Penumpu berat unit ke landasan. > Tempat kedudukan pin, bushing dan track shoe. > Tempat persinggungan dengan roller saat crawler tractors diam maupun bergerak. > Menghubungkan dan memutuskan crawler ( hanya pada master link ). Tipe-tipe master link adalah : Master link side of master link anv Pin side of master fink Gbr II - 30. Macam-Macam Tipe Master Link BCAMMUCR-HAN/07/01/TP Ay UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE ee eee c. Bushing Pongerasan dibagian Tat Gbr II - 31. Bushing Bushing berfungsi untuk : > Tempat persinggungan antara diameter luar bushing dengan permukaan gigi sprocket. » Flexible daripada track saat bergerak menggulung. Struktur pada bushing di bagian dalam dan luar diproses panas ( Heat treatment ) yang tujuannya agar didapatkan bahan dengan kekerasan tertentu sehingga proses keausan karena gesekan terjadi lebih lama. EO BCA1MMUCR-HAN/07/01/TP 38. UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Tipe-tipe bushing yang berfungsi sebagai flexible dari track adalah : Inner link Inner tink Outer link Outer link Regular Pin & Bushing Master Pin & Bushing Gbr II - 33. Macam-Macam Tipe Bushing. Seal yang terpasang di bushing ada beberaoa macam sesuai dengan fungsinya Lubricated bushing Digunakan pada bushing yang memerlukan lubrikasi. Fungsinya untuk mencegah terjadinya kebocoran oli, serta masuknya debu. Bushing Pin Grease lubricated Oil lubricated Gbr II - 33. Lubricated BC1MMUCR-HAN/07/01/TP a UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE - — rT Seal Assembly En the radial direction m thrust rection of Gbr II - 34. Seal Assembly Seal assembly berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran oil dan mencegah masuknya debu dari luar ke dalam clearance antara bushing dan pin. Dust Seal Berfungsi untuk mencegah masuknya debu dari luar ke dalam clearance antara bushing dan pin. + E type dust seal + W type dust seal * X type dust seal tem 7 oud ‘pplication Material Seal E type | Medium and arse ae “Tefen “fled urethane WV | small budozer | Ton xType | tage tutdoner | Ste! plate sping BCIMMUCR-HAN/07/01/TP au UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE 7.Track Shoe a se es a2 Gbr II - 35. Track Shoe 1.Shoe bolt 4. Bushing 2. Dust seal 5. Shoe 3. Link 6. Pin Track shoe adalah bagian dari undercarriage yang berfungsi sebagai tempat persinggungan dengan tanah dan sebagai alas gerak crawler tractors. Trailing edge Grouser Leading edge Track shoe merupakan pembagi berat unit ke permukaan tanah (ground). —————_— EEE BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 38! UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE- rT Tipe - Tipe Track Shoe a. Single grouser shoe Dipasang pada bulldozer untuk keperluan operasi di daerah tanah biasa. Ee b. Triple grouser shoe Dipasang pada Dozer Shovel untuk keperluan operasi di medan operasi permukaan yang keras juga tipe Ini dipasang pada hydraulic excavator. c. Rubber pad Rubber pad dipasang pada shoe yang terpasang pada unit apabila unit tersebut hendak dijalankan pada jalan beraspal, agar permukaan jalan tidak rusak. —— BC1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE d. Heavy duty shoe Dipasang pada bulldozer untuk keperluan operasi di daerah pasir bercampur batu yang sangat abrasif bentuk shoe ini sama dengan single grouser shoe akan tetapi ketebalannya dan kekuatan bahannya berbeda. e. Swamp shoe Dipasang pada unit untuk keperluan operasi di daerah yang ber-rawa ( berlumpur ). Bentuk segitiga pada Swamp shoe adalah grouser. f. Snow shoe Dipasang pada unit untuk keperluan beroperasi di daerah bersalju. Agar pada saat bergerak, unit tidak slip ke samping, maka pada snow shoe di pasang step dan rib. | g. Flat shoe Dipasang. pada unit untuk keperluan transportasi agar tidak merusak jalan. __F BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 40. UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE 8. Equalizing Beam Equalizing beam berfungsi untuk menahan bagian depan unit bulldozer yang diteruskan ke track frame tersebut dengan ditahan oleh bracket. pe 1. Sheet 6. Grease fitting 2. Pad 7. Bushing 3. Support 8. Dust seal 4. Equalizer bar 9. Bushing 5. Pad 10. Center pin 7 Gbr II - 36. Equalizing Beam untuk frame tipe rigid ————— — SSS Ss BCAMMUCR-HAN/07/01/TP “a UNDERCARRIAGE . UNDERCARRIAGE 9. Guard Track Roller Guard Track roller guard berfungsi untuk : ’ Melindungi kerusakan track roller yang diakibatkan oleh benda- benda dari luar ( batu, kayu ) » Mencegah lepasnya track link Type track roller guard : » Solid type » Segment type Tipe solid Gbr II - 38. Track roller guard —— EEE EEE BC1MMUCR-HAN/07/01/TP. 2. UNDERCARRIAGE UNDERCARRIAGE Wear Guard Wear guard berfungsi untuk melindungi final drive case dari terjadinya keausan akibat gesekan dengan benda-benda luar. Gbr II - 39. Wear Guard BCIMMUCR-HAN/07/01/TP. $3! UNDERCARRIAGE .__ MEASUREMENT BAB III MEASUREMENT BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE MEASUREMENT 1, PEMERIKSAAN UNDERCARRIAGE Pemeriksaan undercarriage ialah meneliti bagiam - bagian yang telah aus dari komponen undercarriage, sehingga dapat diketahui sudah berapa (%) keausan itu terjadi dan masih berapa lama lagi komponen itu dapat dipakal. Dengan pemeriksaan ini pula kita dapat menentukan apakah komponen undercarriage tersebut harus diremajakan (rebuilding) atau diganti (replacement). Arti pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain : * Menjaga komponen atau bagian dari undercarriage agar dalam keadaan bersih dan baik, sehingga tidak mengganggu saat operasi. Memperhatikan pelumasan - pelumasan apa saja yang diperlukan, serta bagian - bagian mana yang memerlukannya, dan pemeriksaannya secara teratur agar selalu diketahui_kondisinya. Memeriksa bagian - bagian yang telah aus dan sudah berapa persen keausannya. Melakukan penyetelan / adjustment terhadap bagian - bagian yang perlu adjustment. Mengadakan perawatan sebelum dan sesudah dipakal. Tujuan dladakannya pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain : * Akan memperpanjang umur komponen undercarriage. * Mencegah keausan yang berlebihan, yang sebenarnya komponen tersebut masih dapat diperbaiki kembali. + Mencegah terjadinya keausan sebelum waktunya. Kerugian bila tidak memperhatikan perawatan :' - * Akan = memperpendek umur dari komponen —_ undercarriage. * Pemborosan spare part. * Menurunkan efisiensi kerja unit tersebut. BC1MMUCR-HAN/07/01/TP Bes UNDERCARRIAGE MEASUREMENT 2. Keausan pada komponen undercarriage a. Keausan normal pada saat tractor bergerak maju Forward drive side wear J\A\ — Forward drive rotation b. Keausan normal pada saat tractor bergerak mundur Reverse drive side wear C Forward drive rotation c. Keausan terjadi-ketika bushing menggelincir menyilang dasar gigi sprocket ‘ Wear of root of sprocket teeth JNY\ d, Keausan pada saat tractor bergerak maju disebabkan link pitch lebih besar dari pada sprocket pitch. Wear of forward drive side tooth top /\ Forward drive rotation UNDERCARRIAGE. MEASUREMENT e. Keausan pada saat tractor bergerak mundur disebabkan link pitch lebih besar dari pada sprocket pitch. Wear of reverse drive side tooth top IN_\ _— Forward drive rotation f. Keausan yang disebabkan ketidaklurusan pemasangan guard Wear of sprocket wheel side face — g. Keausan pada link tread Keausan normal karena link bersinggungan dengan track roller. Keausan abnormal bila terjadi karena adanya partikel batuan atau pasir kuarsa yang masuk antara link tread dengan roller tread (grinding effect). Track link wear (Link rail) Wear of link tread oO ———<——S—— 46 UNDERCARRIAGE MEASUREMENT h. Keausan pada sisi-sisi link tread Keausan normal terjadi karena adanya persinggungan (contact) antara permukaan samping dari link tread dengan permukaan samping dari gigi sprocket, permukaan flange pada front idler dan flange dari roller. Keausan abnormal akan terjadi bila kondisinya : ~ Terlalu sering belok tajam saat operasi ~ Terlalu sering belok kesatu arah tertentu - Beban kerja selalu pada posisi yang sama -Track sudah tidak lurus (mis aligned) “Track tidak kencang sehingga cenderung bengkok-bengkok (snaky) Wear of tread side i. Keausan link tread tidak merata : Keausan normal terjadi karena adanya perbedaan tekanan permukaan pada link tread ( bagian-bagian A kurang luas jika dibandingkan dengan bagian B, sehingga bagian A akan mendapat tekanan permukaan yang lebih besar ). Keausan abnormal terjadi bila saat adanya persinggungan dengan front Idler hanya bagian tengah link saja yang bersinggungan. Uneven wear of link tread BC1MMUCR-HAN/07/01/TP . UNDERCARRIAGE MEASUREMENT j. Keausan link pin boss atas Keausan normal terjadi karena adanya gesekan antara pin boss top face dengan roller flange Wear of pin boss A k. Keretakan pada link. Kondisi ini terjadi karena : - Penipisan shoe plate sehingga shoe tidak mampu meredam hentakan - hentakan (shock) lalu hentakan diteruskan ttu ke link. - Pengikatan shoe bolt menjadi longgar, maka timbul beban kejut pada link. - Posisi shoe miring, maka link menjadi terpuntir. - Engage antara sprocket teeth dengan bushing sudah tidak baik lagi karena terjadi pemanjangan link pitch. : Cracked link p ————— BCI1MMUCR-HAN/07/01/TP 48 UNDERCARRIAGE MEASUREMENT |, Kerusakan link tread Kerusakan yang terjadi karena adanya gesekan antara link tread side face dengan roller atau sprocket karena ketidaklurusan ( misaligment ) dari track. Broken link tread m. Keausan pada bushing Keausan ini terjadi karena adanya gesekan bushing dengan sprocket teeth saat tractor maju atau mundur. ‘Ada tiga posisi yang mengalami keausan, saat maju, mundur dan saat perubahan maju ke mundur. This is normal wear —————_[_$£_[_[_ £ ———————— BCI1MMUCR-HAN/07/01/TP 49 | UNDERCARRIAGE MEASUREMENT n. Keausan pada bushing bagian sisi Keausan ini terjadi karena adanya gesekan bushing dengan bagian bawah link counter bore. Ini hanya terjadi pada long bushing yang tidak dilengkap! dust seal. ‘Wear of bushing end face 0. Keausan pada ujung pin Keausan ini terjadi karena adanya gesekan pin dengan roller guard Wear of pin end face p. Keausan satu sisi pada pin Keausan ini terjadi karena adanya gesekan pin dengan bushing pada saat posisi track ada dibawah dan unit bergerak maju. Keausan akan lebth cepat lagi bila masuknya kotoran kedalam bushing. One side wear on pin 0.0. ————————————— BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 05 UNDERCARRIAGE MEASUREMENT es q. Keausan pada roller Keausan ini terjadi karena adanya gesekan antara roller dengan track link. Keausan akan lebih cepat lagi bila kondisi track bengkok ( snaky ). Wear of roller tread a9 Uniform wear OS ‘Uniform form r. Keausan pada idler Keausan ini terjadi karena adanya gesekan antara idler dengan track link dan beban kejut pada saat unit beroperasi didaerah yang berbatu. Keausan akan lebih cepat lagi bila batuan keras atau kuarsa ada diantara baglan yang bergesekan. eee BCIMMUCR-HAN/07/01/TP ~ a UNDERCARRIAGE MEASUREMENT 3. ALAT - ALAT UKUR KOMPONEN UNDERCARRIAGE 1, Multi Scale Depth reference plane Gbr III - 1, Multi Scale dilengkapi dengan Adaptor Kegunaan multi scale yaitu dipakai untuk melaksanakan pengukuran : > Ketinggian komponen » Panjang, lebar, tebal suatu komponen. » Diameter komponen Cara pembacaan multi scale : »Pembacaan antara regular scale dengan ist vernier. Apabila menggunakan skala pada regular scale. dengan ist vernier, maka tingkat ketelitian pembacaan sampai 1/20 mm. 50 60 90 Regular scale Ast vernier a0 02 ate 8 io Gbr III --2..-Gara_pembacaan-Multi Scale. BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 52 UNDERCARRIAGE MEASUREMENT » Geser 2nd vernier, sampai groove pada 2nd vernier tepat pada pointer adaptor. > Baca scale antara ist vernier dengan 2nd vernier yang saling berhubungan ( menjadl satu garis ). » Hasil pembacaan ini menunjukkan diameter luar dari track roller. » Cara pembacaan ist vernier dengan 2nd vernier. Tingkat ketelitian pembacaan ini adalah 1/5 mm. ° 1 ; owe" 2nd vernler at Yerater 250 60 70 80 > Baca skala pada Ist vernier yang ditunjuk oleh angka 0 pada 2nd vernier menunjukkan angka antara 254 - 256 mm. » Selanjutnya perhatikan garis skala pada ist vernier ‘dengan 2nd vernier yang saling berhubungan ( menjadi satu garis ), kemudian baca angka skala pada 1st vernier. > Berartl pembacaannya adalah : 254+ 1.6 = 255.6 mm -hal yang harus diperhatikan pada saat pen‘ Pada saat pengukuran link height ( ketinggian ). » Pengukuran ketebalan link dilaksanakan pada bagian tengah link. » Jangan melaksnakan pengukuran pada shoe yang bengkok. Pada saat pengukuran track roller outside diameter ( Diameter luar track roller). ° 2.2.2 # =e rt » Posisikan titik tengah track tollerpada bagian tengah link. » Jangan melaksanakan pengukuran pada shoe yang bengkok. » Posisikan unit ( machine’) pada tempat yang rata sehingga antara link dan track roller terjadi contact ( rapat tidak ada celah ). BCiMMUGR-HAN/07/01/TP n_ multi scale : 53 UNDERCARRIAGE MEASUREMENT » Baca skala pada reguler scale yang ditunjuk oleh angka 0 pada ist vernier. Pada contoh di atas angka 0 pada ist vernier terletak antara angka 41 dan 42 pada reguler scale. > Selanjutnya perhatikan garis-garis skala pada reguler scale dan ist vernier yang saling berhubungan, kemudian baca angka skala pada ist vernier lurus berhubungan dengan garis skala pada reguler scale. > Berarti pembacaan adalah : 41+ 0.5 = 41.5mm Pembacaan tersebut di atas dipakal pada saat pengukuran ketebalan, diameter luar, kedalaman atau ketinggian. Pembacaan antara ist vernier dengan 2nd vernier. Dipakai untuk pengukuran 0.D ( outside diameter ) dari track roller. Langkah-langkahnya sebagai berikut : > Ukur ketinggian link tread seperti gambar di bawah ini. Track roller Shoe Gbr III - 2. Mengukur diameter track roller > Kemudian kunci dengan memutar stopper, sehingga antara 1st vernier dengan reguler scale tidak berubah / bergeser. > Pasang adaptor pada bolt yang dipakai untuk plug lubrication pada track roller. mo BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE MEASUREMENT Pengukuran keausan dengan menggunakan multi scale Mengukur keausan idler flange ) Mengukur keausan roller flange Mengukur keausan bushing Mengukur keausan idler tread ————————————————— BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 351 UNDERCARRIAGE i MEASUREMENT SS EE eee 2. Out Side Caliper Outside caliper Gbr Ill - 3, Out side caliper 3. Sprocket Wear Gauge Wear limit curve Standart line Gbr Ill - 4, Sprocket wear gauge Kegunaan sprocket wear gauge adalah untuk mengukur keausan gigi sprocket, baik yang solid maupun segment type. ———— BC1MMUCR-HAN/07/01/TP ae UNDERCARRIAGE MEASUREMENT TE Cara penggunaan sprocket wear gauge : Ketika menggunakan wear gauge, posisi bawah harus tepat satu garis dengan standar line pada harus wear gauge. Wear gauge di pasang diantara dua gigi sprocket, maka akan didapatkan lokasi yang mengalami keausan yaitu di sisi kiri, kanan dan ditengah- tengah antara dua gigi sprocket tersebut. Dimana untuk sprocket yang bertipe solid, menentukan standar line tidak jelas. Untuk itu jumlah keausan gigi sprocket dapat diperkirakan dari segi pandang kesetimbangan untuk segala bentuk. 4. Hammer Berfungs! untuk melakukan pengecekan kekencangan bolt track shoe. Gbr III - 5, Hammer 5. Feeler gauge Berfungs! untuk melakukan pengecekan clearance antara track frame dengan guide plate. UNDERCARRIAGE MEASUREMENT oa _j ‘ae pong aepatermrr ase eet eentee 2 it re it ‘3 i it if t etc: Wee tamed aw ening (rectified E—— “7 ey ‘ome | See ‘a ee Het ae ar a enn eane | deen sig = R iP ee so ot it me is BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE MEASUREMENT 2 OE eV, eae BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE MEASUREMENT 4. Percent worn chart Tingkat keausan normal berarti unit ( machine ) dioperasikan pada kondisi medan biasa. Tingkat keausan impact berarti unit ( machine ) dioperasikan pada kondisi medan yang sering mendapat beban kejut. Tingkat keausan normal atau impact ditujukan terhadap pengukuran bushing out side diameter ( Diameter luar bushing ), dan link pitch sedang untuk komponen kerangka bawah lainnya tidak dibedakan tingkat keausan normal ataupun impact ( hanya tercantum satu tingkat keausan ). Contoh Bushing 0.D untuk D20 - 6. Apabila diperoleh dari hasil pengukuran bushing 0.D diameter 39.1 mm, maka tingkat keausan untuk unit yang beroperasi di daerah sering mendapat beban kejut adalah sudah mencapai 70% sédang apabila unit dipakai pada operasi medan biasa, tingkat keausannya (-worn ) baru mencapal 42 %. ES BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 60. UNDERCARRIAGE MEASUREMENT Apabila hasil pengukuran tidak tercantum dalam percent worn chart maka keausan dapat dihitung dengan memakai persamaan sebagai berikut : Standart Value ~ hasil pengukuran Worn (Wear Rate)= X 100 % Standart Value - Repair limit Contoh : Track roller 20 - 6 s/n 6001 - up. Hasil pengukuran 131.4 mm. Berapakah tingkat keausannya ? Penyelesaian : Dilihat dari percent worn chart, maka tingkat keausannya tidak terlihat. Masukkan ke persamaan seperti di atas. Track Roller 00, 110 120 130 Standard value 135, repair limit 127 mm, maka : 135 = 134.4 X 100 % 135 - 127 7 a ree Worn 45%, a BCIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE I MEASUREMENT Dari percent worn chart atau dari perhitungan selanjutnya dipakai untuk menentukan sampai berapa lama lagi komponen kerangka bawah /undercarriage masih dapat dipakai. 5. Hour Left Chart Hour left chart dipakai untuk mengestimasikan sampai berapa lagi komponen - komponen kerang bawah / undercarriage masih dapat dipakai ( sampai mencapai repair dan rebuild limit ). Penggunaan hour left chart ini harus disesuaikan dengan komponen kerangka bawah dan type unit. Garis mendatar pada hour left chart menunjukkan waktu operasii (operating hours), garis vertikal_ menunjukkan tingkat + keausan komponen ( wear rate ). Contoh : Pengukuran Front Idler D85 - 18 » Service meter menunjukkan 1600 jam. > Hasil pengukuran pada idler tread step 27.3 mm. Penyelesaian : Langkah 1 : Dari percent worn chart tingkat keausan pada idler tread step adalah 70 %. ‘ 080,85-18 (#2500 1OLER Tread Stoo a Worn | eves o | os w | 0 2 | Os suet jo | Ose tas pngukarn | os so | 192 so) 108 Ga 1.07 io we | oo | i3 Ho | ae tr | 8 he tt |. ta HS [oo | tas ——————————————— BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 82 UNDERCARRIAGE MEASUREMENT. Catatan 1.Selalu pergunakan percent worn chart yang sesuai dengan komponen untuk model dan serial number yang cocok. 2.Wear rate diperoleh dari hasil pengukuran yang selanjutnya dimasukkan ke percent worn chart, maka angka wear rate ( % worn ) akan diperoleh dari percent worn chart tersebut. Langkah - langkah dalam membaca hour left chart. » Tarik garis ke arah atas dari angka 1600 operating hours ( service meter ). Buat titik A pada pertemuan dari garis 1600 jam dan 70 %. Tarik garis sejajar dengan yang paling dekat terhadap titik A, sampai garis tersebut memotong garis wear rate 100 % ( atau titik B). Selanjutnya dari titik B tarik garis ke bawah sehinga memotong garis operation Hour ( titik C ) diperoleh operating hoursnya adalah 2000 jam. Titik C atau 2000 jam merupakan service limit dari idler tread step. Maka idler tread step masih dapat dipakai lagi selama 2000 - 1600 = 400 jam, dari waktu saat pengukuran. eel TTL 7 oe SEP c eo | 30007 S000" 4000 S000 ean Joo 8000 Won 5000 1600 ‘Operating hours (h) ———_ ES BCIMMUCR-HAN/07/01/TP & UNDERCARRIAGE MEASUREMENT. 6, Perhitungan Tanpa Hour Left Chart Service limit dapat dihitung dengan memakai perhitungan, tingkat ketelitian dengan memakai perhitungan lebih akurat jika dibandingkan dengan memakai hour left chart. Persamaan yang dipakai sebagai berikut : y = a.xk Dimana: y = Wear rate ( % ) x = Operation Hour ( jam ) k = Faktor ( untuk masing-masing komponen tidak sama ) a = Konstanta, yang harus dicari terlebih dahulu. Mengambil contoh diatas dari point 5, dimana dari percent worn chart diperoleh keausan 70 % pada sercvice meter 1600 jam, sehingga : Yr = ay. x,* Dimana: y,= 70% X= 1600 jam k = untuk idler tread step 1.8 : 70 = a.1600"8 70 2 —— 1600%# N70 a= 1600 a= 0,000119586 rrr BCAMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE MEASUREMENT Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hoursnya adalah sebagai berikut : y2 = a2. x2k Dimana: al = a2 100% = 0,000119586 . x2"* 1 x2 836.214,96 x2 = 1950,6377. dibulatkan menjadi 1950 jam maka idler tread step masih dapat dipakai lagi selama 1950 - 1600 = 350 jam, dari waktu pada saat pengukuran. BC1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE MEASUREMENT 7. REBUILD DAN REPLACE Rebuild di undercarriage adalah suatu perlakuan terhadap komponen undercarriage, dimana kondisi keausannya sudah mencapai 100%. Perlakuan yang dilakukan terhadap komponen yang keausannya mencapai 100% adalah dengan cara menambal (menambah daging ) pada bagian yang aus, penambalan yang dimaksud adalah dengan pengelasan. Contoh-contoh komponen undercarriage yang direbuild adalah sebagai berikut : Padding on the tread Lug = Weld General shoe Swamp shoe Gbr.III - 7. Rebuild position ee BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 66 UNDERCARRIAGE MEASUREMENT Replace adalah penggantian komponen undercarriage dengan yang baru, dikarenakan kompenn tersebutr sudah aus sampai 120 %. Kedua istilah tersebut dia atas berdasarkan ketebalan Hardened Surface dari komponen. Di shop manual ( Maintenance Standard ) kondisi repair limit adalah untuk replace ( 120 % ), sedangkan kondisi rebulld-nya bisa ditentukan. Namun demikian, ada juga shop manual yang mengatalan behwa repair limit di maintenance standard dapat diperlakukan Rebuild atau Replace. Dengan demikian untuk lebih amannya dalam menentukan rebuild atau replace adalah dengan berpedoman pada shop manual unit masing - masing. etn BCLMMUCR-HAN/07/01/TP pee UNDERCARRIAGE MEASUREMENT A. LINK PITCH DAN CARRIER ROLLER GRAFIK WEAR RATE & OPERATING HOURS mal : ESSCEEEECE TA SEH HE Nt ba ERAS I 7 ATT Le EN MY r— PANE 1 t LUNK PtH 50 0 a BCI1MMUCR-HAN/07/01/TP 68 Operating hours (HY UNDERCARRIAGE MEASUREMENT: WEAR RATE OPERATING HOURS BC1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE C. GROUSER HEIGHT MEASUREMENT 4 K YI NA a wavs ZL sy AL, I] Ti Eee [AL we 130 BC1MMUCR-HAN/07/01/TP_ Operating hours (H MEASUREMENT. UNDERCARRIAGE D.IDLER ti sanoy Soeregg 000s 0008-00 tt 005 core os j~j-4t-4 Coe He KH} HEH Ww #4 ‘em 420) ndeot BCAIMMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE E. TRACK ROLLER MEASUREMENT FN al || CI (0000 BCAMMUCR-HAN/07/017TP UNDERCARRIAGE A.D 85 ESS-2. Serial No. 3001 - up. MEASUREMENT- ee a =e = mm ‘Worn (%) mn ‘Worn (%) mm ‘Worn (96) rn eS ° 0 ° ee Idler Cartier roller 0.D Bushing ( light ~ duty ) mm ‘Worn (4%) mm ‘Worn (%) Rul ‘Worn (%) a Te a | BCI1MMUCR-HAN/07/01/TP™ UNDERCARRIAGE MEASUREMENT ©.D. Bushing (heavy — duty ) ‘Height of link Sprocket mm Worn (%) mm Worn (%) mm Wor (%) pepe | pe ; . 5 7 : 7 a i a a 5 is 3 a a = F5 : = 5 7 Fi ia fs a A = : 7 a Ss 5 7 : 7 a i a ar a fs a i fs = a is a im a = a i a = a 7 rd 7 ms = 7 B. D85ESS-1. Serial No. 1001 ~ up. Master pin 7 JL, ! 4 me oe on anaes ma we na Ewen ae 5 a 5 7 5 es a a a 7) : ra 5 ss a Tr 5 ae 5 ry : eT a ae a = a i a Se z es : 7 . a 7 as : a a a a 7 : ae a eae - on a aT : =o a a : mf isa SA = 9 i 2 BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 74 UNDERCARRIAGE MEASUREMENT eT a Carrier rotier 0.0. Bushing ( light ~ duty ) mm Worn (%) mm Worn (%) mm ‘Worn (%) 2 185 ° 743 ° 275 10 163.1 0 738 10 ns Fa 1612 2» m3 » 2425 20 1793 20 ns 2» 25 0 wa 0 na 0 3575 s0 1755 so na E 265 o 1736 « 713 © 7735 7 m7, 70 708 7 ~ By 1688 0 703 #0 7075 0 173 5 oe 3” 25 100 165 100 3 100 2D. Bushing (heavy ~ duty ) Helght of ik Sprocket mm worn (6) mm Worn (9) mm worn (6) 73 es | - | fe | 4 4 10 178 0 02913 0 nz 20 1266 0 ase23 —[-~ 20 na 20 154 0 0739 x0 na “0 1242 « 1.1682 # RB 50 7 123 50 1.4565 50 [Las —0- =| -- faze on n2 70 12056 70 ‘20014 70 ns 80 1s 0 23304 0 76 0 nea 0 2e2i7 0 73 100 Ww 100 2913 100, ————— BCIMMUCR-HAN/07/01/TP. UNDERCARRIAGE MEASUREMENT ©. PC200L¢ ~ 2. Serial No. 80001 — up. 191.05 20 "4 20 1536 20 191.45 0 2 20 1524 2 |_iai.s #0 2 0 1512 0 19225 so 2 50 150 so 19265 © 20 © 188 o 193.05 n 9 70 76 ES 19345 2% 18 0 64 % 15585 0 7 0 152 # 19425 100 16 100 100 { rater Canter rolter 0.0 Bushing mm Worn (%) mm Worn (%) men Wor (%) ee | 190 ° 33 ° 205 10 29 10 sa8 10 22 20 138 20 0 29 20 137 20 20 na “ 136 “0 573 “0 3 %0 135 so 258 30 26 a 4 o 253 © 242 n 133 70 558 0 28 0 132 % 353 0 wa 7 Bt 9 8 * 26 100 130 100 3 100 ———— BC1MMUCR-HAN/07/01/TP UNDERCARRIAGE d MEASUREMENT ET Height of ink rm ‘Worn (%) 13 1278 10 126.6 0 125.4 30 1242 0 123 50 1218 6 1206 n 194 80 1182 0 7 100 ———— —_—_ BC1MMUCR-HAN/07/01/TP 77 UNDERCARRIAGE SPECIAL TOOLS BCIMMUCR-HAN/O7/01/TP UNDERCARRIAGE ‘SPECIAL TOOLS Beberapa Special tools untuk Assembly and Disassembly pada komponen Penggerak Akhir Kerangka Bawah antara lain : 1, MEMBUKA SPROCKET Gbr IV-1. Tools untuk membuka Sprocket a BCIMMUCR-HAN/07/01/TP n UNDERCARRIAGE SPECIAL TOOLS eae Cara penggunaannya : * Pasang GUIDE ( 12 ) pada sprocket shaft. * Pasang SLEEVE (5 ) pada sprocket hub dan ikat dengan baut. Pasang T TYPE ADAPTER ( 2 ) pada sprocket. Pasang YOKE ( 11 ) pada T TYPE ADAPTER ( 2). Pasang ARM ( 1 ) pada YOKE ( 11 ) dan masukkan PIN ( 3 ). Pasang HYDRAULIC CYLINDER 70 ton dan hubungkan dengan ARM (1) kemudian pasang PIN (3 ). Pasang EXTENSION ( 10 ) pada HYDRAULIC CYLINDER. Pasang PLUG ( 4 ) pada SLEEVE (5 ). Pasang EXTENSION ( 10.) pada-HYDRAULIC CYLINDER. _ Pasang HYDRAULIC PUMP pada HYDRAULIC CYLINDER. Cara kerja : * Keluarkan Rod Hydraulic Cylinder untuk mendorong ‘PLUG (4) kemudian diteruskan mendorongh SLEEVE (5) dan selanjutnya mendorong Sprocket Hub, maka Sprocket akan ketarik keluar secara perlahan ~ lahan dan perhatikan kelurusan antara Hydraulic Cylinder dan Sleevenya. * Bila sprocket sudah ketarik keluar_maka masukkan kembali rod hydraulic cylindernya sampai habis dan lepaskan tools yang masih berhubungan satu sama lainnya. =e BCIMMUCR-HAN/07/01/TP 2,

You might also like