Professional Documents
Culture Documents
FA in Welding-Winarto
FA in Welding-Winarto
ANALISA KERUSAKAN
SAMBUNGAN LAS
(Failure Analyses in Welding)
Prof. Dr. Ir. Winarto, M.Sc.
20cm-crack
20cm-crack
1.
2.
Metode FMEA menggunakan Risk Priority Number (RPN), yakni angka yang bakal menggambarkan area
mana yang perlu jadi prioritas perhatian. RPN diukur berdasarkan 3 faktor diatas, i.e. severiry, occurrence, &
detection.
Basic Concepts
Risk is the combination of the probability of some event occurring
and the consequences, (generally negative) associated with the
event. In mathematical terms, risk can be calculated by the
equation:
Risk = Probability x Consequence
Basic Concepts
R is k w ith T y p ic a l I n s p e c tio n P r o g r a m s
R
I
S
K
R is k U s in g R B I
R e s id u a l R is k
L E V E L O F IN S P E C T IO N A C T IV IT Y
Why???
Brainstorming
WHAT IS IT?
Brainstorming is a process in which a group quickly generates as many ideas as it can on a
particular problem and/or Subject.
WHY IS IT USEFUL?
Brainstorming is useful because it can help a group of people utilize its collective brainpower to
generate many ideas in a short period of time. It stimulates creativity and promotes involvement
and participation.
WHEN IS IT USED?
To help clarify mutual expectations and devise ground rules related to a team’s way of operating.
HOW IS IT DONE?
• Identify a topic, problem or issue and make sure there is mutual understanding of the task
and objective. Write the topic on a flip chart.
• Each person presents one idea going in sequence (Round Robin). If a person doesn’t have
an idea, pass and move on to the next person.
FAKTOR KEGAGALAN
1. SALAH DISAIN :
Apakah ada stress concentration
(lubang, ulir, notch)
Apakah Dimensinya sesuai ?
Lost by wear or corrosion
Haruskah Rigid atau Flexsible
like spring?
Apakah Part / Komponen
memang didisain untuk mudah
rusak atau memang untuk tahan
rusak ?
2. SALAH MEMILIH
MATERIAL
3. KETIDAK SEMPURNAAN
MATERIAL
4. SALAH DALAM
MANUFACTURE
(Fabrikasi)
Rolling (lamination,
inclusion)
Welding
(Pore,
undercut, cracks, lack of
penetration)
Casting
(Pore, cold-
shut, shrinkage, segregation) Impeller specimen showing cavitation damage and porous zones.
(a) Cavitation pits (top-left arrow) and porous zones (bottom-right
arrow) in an unetched transverse section of impeller 1.2.5X .
Heat Treatment (b) Microsection from a cavitation zone. Etched with V2A reagent. 100X
. Source: Ref 1.
(decarburization, scale,
over/under tempered, improper
microstructures)
5. SALAH DALAM
ASSEMBLING (PERAKITAN)
Ada Misalignment ?
Ada Deflection?
(shafts or pipes)
6. KONDISI OPERASI
1. Pitting Corrosion
2. Uniform Corrosion
3. Galvanic Corrosion
4. SCC
5. SCC under SEM
(4) (5)
7. KONDISI PERAWATAN
(MAINTENANCE)
Apakah terjadwal?
Apakah ada
pelumasan?
Apakah metoda
pengukuran baik?
(temperature, pressure,
dimension, etc.)
Kerusakan akibat Aus (Wear)
1. TUJUAN :
2. Langkah-langkah Analisa
Langkah-langkah analisa kerusakan (FA) tergantung dari sifat (nature)
dari kerusakan (failure) itu sendiri, dan Langkah-langkah utama meliputi:
1) Mengumpulkan historical data dan memilih sampel.
2) Pengamatan visual dan mecatatnya.
3) Pengujian tak merusak (non-destructive testing)
4) Pengujian mekanis (destructive testing)
5) Seleksi, identifikasi, melindungi dan membersihkan spesimen.
6) Pengamatan makroskop dan analisa (fracture surface, secondary
crack dan fenomena permukaan lainnya.
Pengamatan visual
Pengamatan visual dapat melihat perubahan tekstur dan warna dan
pengamatan pada area yang lebih luas. Pengamatan diutamakan pada
bagian permukaan fraktur dan path (jalur) retak. Dimensi benda gagal
harus dicatat, digambar sketsa-nya. Penyalah-gunaan pemakaian atau
kondisi abnormal harus diamati dan dipahami.
Uji kekerasan dan kekuatan tarik adalah jenis pengujian yang paling simpel
dan sering dilakukan oleh para analis kerusakan.
Tensile Machine
Specimen
(ASTM A370 & E8)
Klasifikasi Perpatahan
Klasifikasi perpatahan secara makro adalah: perpatahan ductile (ulet), patah
brittle (getas), patah fatik dan patah kombinasi tekanan dan lingkungan (stress
corrosion cracking, hydrogen embrittlement, corrosion fatigue).
Failure Mechanisms
Fracture :
Ductile, Brittle, Fatigue, Thin Lip...
Patah Fatik: Akibat dari pembebanan siklus dan nampak secara makroskopis
sebagai patah getas. Perkembangan dari retak fatik ditandai dengan beach
marks (garis pantai) atau adanya striasi (dengan SEM)
FRAKTOGRAFI
Logam dapat patah dalam berbagai cara dan untuk penyebab yang berbeda-beda.
Sumber informasi yang paling penting yang kaitannya dengan penyebab perpatahan
adalah permukaan patahan itu sendiri.
PERPATAHAN ULET
Ciri-cirinya :
1. Ada deformasi plastis
2. Permukaan kusam/buram dan berserat
3. Tegangan geser dominan
4. Bentuk patahan “Cup & Cone” 45 dengan max
5. nom atau slip
Apek struktur-mikro : Dengan SEM tampak “dimple”
• Resulting 50
50mm
mm
fracture
surfaces
(steel)
100 mm
particles From V.J. Colangelo and F.A. Heiser, Analysis of Fracture surface of tire cord wire loaded in tension.
Metallurgical Failures (2nd ed.), Fig. 11.28, p. 294, John Courtesy of F. Roehrig, CC Technologies, Dublin, OH.
serve as void Wiley and Sons, Inc., 1987. (Orig. source: P. Thornton, J. Used with permission.
Mater. Sci., Vol. 6, 1971, pp. 347-56.)
nucleation
sites.
PERPATAHAN GETAS
Ciri-cirinya :
1. Tidak Ada deformasi plastis
2. Permukaan terang dan kristalin
3. Permukaan patahan utama
4. Ada “chevron marks” atau “hearing bone marks”
Faktor-faktor utama :
Stress konsentrasi
Tegangan tarik
Temperatur relatif rendah
Aspek struktur-mikro :
1. Butir kasar susunan facet pada permukaan belah atau
pola sungai (river patern)
2. Kadang-kadang antara ciri-ciri cleavage ada dimple
3. Pada Polifase (perlite + Fe3C) terdapat “garis” dan
“dimple”.
• Brittle failure:
-- many pieces
-- small deformations
Chevron Marks
PERPATAHAN FATIK
Ciri-cirinya :
1. Deformasi plastis sedikit sekali atau hampir tidak ada
2. Perpatahannya progresif, berawal dari retak halus yang
merambat akibat beban ber-fluktuatif
3. Ada “beach marks” atau “rachet marks”
Tahapan perpatahan :
1. Inisiasi
2. Perambatan
3. Patahan akhir
Analisa Kimia
Pengujian komposisi kimia meliputi:
Analisa komposisi bahan dasar (base metal)
Analisa unsur (inclusion, phase) secara mikro
Analisa hasil korosi (endapan / kerak)
Analisa komposisi bahan dasar (base metal) untuk menjamin bahwa material
yang gagal sesuai dengan yang telah di-spesifikasi-kan (dengan alat
Spectrometer), sedang untuk mengamati komposisi senyawa secara mikro
dipakai alat Energy Dispersive Spectrometry - EDS).
Spectrophotometer:
Chemical Composition Test
SAMPLES %C % Si % Mn %P %S % Al
WAS-AG Foundry Master
0.05
ASTM A252 Gr B - - - - -
max
XRF vs XRD
Metalografi Optik
Pemeriksaan Metalografi memberikan informasi tentang tingkat mutu material
(ada cacat atau tidak) yang diguna-kan serta struktur logam daerah patahan,
apakah struktur tsb sesuai dengan yang dikehendaki (specification).
Optical Microscopes
METALLOGRAPHY (MACRO)
σc = (2 E s / πa)1/2
where: E = modulus of elasticity; s = specific surface energy; a = one half the length of an internal crack
2. Phenomenon in fracture involving some plastic deformation: Deformation under loading - elastic strain
energy – crack propagation – new free surface – increase of surface energy + plastic deformation energy
σc = [2 E ( s + p ) / πa)1/2
where: Gc = critical strain energy release rate; when ( π σ2 a) / E exceeds the value of Gc, fracture occurs.
2 E s
1/ 2
Not so bad Bad!
c
Avoid sharp corners a
FRACTURE TOUGHNESS
Fracture toughness: Kc = Ysc(pa)0.5 = Y(2Egs)0.5
Kc is a material property
Y ~ 1, depends on geometry
units of K :
MPa m
2a a
2a or ksi in
Adapted from Fig. 8.8,
Callister 6e.
K a K 1.1 a
72
Computerize
Fluid Dinamic
(CFD by Fluent)
on Pipeline
Leakage Gambar. Distribusi Intensitas Tubulensi - R1
Gambar. Posisi Kebocoran Suatu Elbow Gambar. Alur Jejak Penipisan Pipa Elbow Gambar. Distribusi Intensitas Tubulensi – R2
3D Model
PENGELASAN ?
Penyambungan antara dua atau lebih material dalam keadaan plastis atau
cair dengan menggunakan panas (heat) atau tekanan (pressure) atau
keduanya. Logam pengisi (filler metal) dengan temperatur lebur yang sama
dengan TL dari logam induk dengan atau tanpa digunakan dalam proses tsb.
(British Standards Institution 1983 : BS 449: Part 1)
77
Schematic Welding
Kampuh Lasan
(Weld metal)
Logam
Induk HAZ HAZ
Mechanical Joining
n Almost all types & shape of materials can be joined
n can be easily loosened, except for rivets
n Less expensive if the number of joints are small
n Problems: strength, seal, loosening
Stress distribution
among the joining
process
Welding Process
METALURGI LAS ?
Metalurgi (Metallurgy) adalah Ilmu sain dan
teknologi yang mempelajari logam dan
paduannya termasuk metoda pengolahan &
penggunaannya.
untuk mendapatkan sifat (properties) lasan (i.e. baja) yang sesuai dengan
aplikasinya maka perlu kontrol parameter proses las sehingga diperoleh
struktur mikro lasan yang optimum.
88
600
Hardness (BHN)
500
30 m STRUTUR MIKRO
(c)
a) Ferrite
400 (b)
(a) b) Pearlite
4m
300 c) Bainite
30 m
200 30 m d) Martensite
100
0.01 0.1 1 10 100 1000
Cooling Rate (C/s)
• Proses (pengelasan) dapat merubah struktur
contoh: struktur mikro vs laju pendinginan saat proses las
KESIMPULAN
Analisa Kegagalan di bidang welding Subjek yang Kompleks,
sebab akan meliputi area dari:
1. Fisika, Kimia, Metalurgi, elektro-kimia
2. Proses Manufaktur
3. Stress analysis, Design Analysis
4. Fracture Mechanics, dll
TERIMA KASIH