ISO/EIC 17020:2012 Document No.

:
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 1 of 34

PROSEDUR OTORISASI / PROCEDURE AUTHORIZATION

Prosedur ini dibuat dan diimplementasikan untuk Disetujui Tanggal :

mengidentifikasi pengendalian yang harus dilakukan oleh staf Approved Date
disetiap bagian saat melaksanakan tugasnya.
This procedure have been generated and implemented to
identify the control that shall be applied by members of staff in ASNT NDT Level III 19-07-2019
the department when carrying out their duties.
Tanda tangan :
Signed : Cepi Sindang Kamulan
Otorisasi Tehnik Tanggal:
Technical Authorization Date

(Manajer Tehnik) 19-07-2019

Prosedur ini merupakan bagian dari sistem formal di dalam (Technical Manager)
perusahaan yang memastikan bahwa dokumen ini ditangani
secara terkendali sesuai dengan prosedur terdokumentasi.
Prosedur ini akan di audit sebagai bagian dari kebijakan Tanda tangan :
perusahaan terhadap kualitas. Signed : Hardian K. / M. Amin
This procedure forms part of a formal system within the Otorisasi Mutu Tanggal:
company which ensures that this document is handled in a Quality Authorization Date
controlled manner in accordance with documented procedures.
This procedure will be subject to audit as part of the company
(Manajer Mutu 19-07-2019
policy towards quality (Quality Manager)

Tanda tangan :
Signed : R. Megasari G
Bagian ini mengkonfirmasikan bahwa prosedur telah disetujui Otorisasi Perusahaan Tanggal:
secara resmi dan anggota staf harus menyelesaikan tugas yang Corporate Authorization
diberikan sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan.
19-07-2019
This part confirms that this procedure has been approved for (Direktur Operasional)
official issue and that members of staff shall complete the tasks (Operational Director)
assigned in accordance with the mechanisms defined herein.

Tanda tangan :
Signed : Djadja Tridjaja

PROSEDUR REVISI
PROCEDURE REVISION
Rev. Tanggal Bagian Garis Besar Perubahan Otorisasi
Rev. Date Section Outline of Changed Authorization

STATUS KERAHASIAAN
STATEMENT OF CONFIDENTIALITY

This procedure is for controlled circulation unless stamped "Uncontrolled Copy".

 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 2 of 34

REVISION HISTORY

Revision No Date Page Description

0 17 July 2019 1 – 34 First issue

 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 3 of 34

TABLE OF CONTENTS

Paragraph Description Page

1. Purpose 3

2. Scope 3

3. Reference Documents 3

4. Definitions 3

5. Information Required prior to Examination 5

6. Extent of Examination 5

7. Personnel Qualification 5

8. Procedure Qualification 5

9. Apparatus 7

10. Safety Requirements 11

11. Sequence prior to Examination 12

12. Examination 16

13. Acceptance Criteria 23

14. Recording and Reporting 23

15. Examination of Repaired Areas 25

Exhibit 1 Calibration Blocks 26

Exhibit 2 Sensitivity and DAC 30

Examination of T or Corner Joints (Single Bevel or Double Bevel

Exhibit 3 31
Groove Welds)
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 4 of 34

1. PURPOSE
This written procedure governs the
requirements for manual contact ultrasonic
detection, location, and evaluation of
discontinuities within the groove (butt and
fillet) welds and their heat- affected zones
(HAZ) in metallic materials.
1. TUJUAN
Prosedur ini mengatur persyaratan pengujian
manual kontak ultrasonik untuk mendeteksi,
menentukan lokasi, dan mengevaluasi
diskontinuitas di dalam sambungan butt dan
fillet dan HAZ pada material-material logam.

2. SCOPE 2, RUANG LINGKUP

2.1. This procedure provides requirements and
acceptance standards for the contact
ultrasonic examination for:
a) Full penetration welds of ferrous
materials (carbon, low alloy, and
stainless steel) between 6 mm to 44 mm
thicknesses.
Weld joints may be made from pipes,
tubes or plates.
b) Lamination check on base metal of
ferrous materials (carbon, low alloy, and
stainless steel) between 6 mm to 44 mm
thicknesses prior to weld examination.
2.1 Prosedur ini menjelaskan persyaratan dan
standard keberterimaan bagi pengujian kontak
ultrasonik untuk:
a) Sambungan las penetrasi penuh pada
material ferrous (baja karbon, paduan
rendah, dan stainless) dengan ketebalan
antara 6 mm sampai dengan 44 mm.
Sambungan las dapat berupa pipa, tube
atau pelat.
b) Pemeriksaan laminasi pada logam induk
material ferrous (baja karbon, paduan
rendah, dan stainless) dengan ketebalan
antara 6 mm sampai dengan 44 mm
sebelum pemeriksaan las.

3. REFERENCE DOCUMENTS 3. DOKUMEN-DOKUMEN REFERENSI

3.1. PT. PJ-TEK MANDIRI ’Written Practice-,
SNT-TC-1A, 2001 – Non Destructive
Personnel
3.2. ASME Boiler & Pressure Vessel Code
Section V - Article 4, 2015 Edition.
3.3. ASME Boiler & Pressure Vessel Code
Section VIII Div. 1 – App. 12 & Div. 2 – par.
7.5.4.2, 2015 Edition.
4. DEFINITIONS
1.2. PT. PJ-TEK MANDIRI’Written Practice-, SNT-TC-
1A, 2001 –Non Destructive Personnel
1.3. ASME Boiler & Pressure Vessel Code Section V
- Article 4, 2015 Edition.
1.4. ASME Boiler & Pressure Vessel Code Section
VIII Div. 1 – Appendix 12 & Div. 2 – par.
7.5.4.2, 2015 Edition.
4. DEFINISI
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 5 of 34

4.1 Discontinuity: lack of continuity or uninten- 4.1 Diskontinuitas: ketidaksempurnaan atau gang-
tional interruption in the physical structure guan struktur fisik atau konfigurasi dari
or configuration of a material or sebuah material atau komponen.
component.
4.2 Defect: one or more flaws whose 4.2. Cacat: satu atau lebih diskontinuitas yang
aggregate size, shape, orientation, ukuran, bentuk, lokasi, atau sifatnya melebihi
location or properties do not meet ketentuan, dan ditolak.
specified acceptance criteria and are
rejected.
4.3 A-scan: A method of data presentation 4.3. Scan A: suatu metoda presentasi data
utilizing a horizontal base line that menggunakan garis horizontal yang
indicates distance, or time, and a vertical menunjukkan jarak, atau waktu, dan defleksi
deflection from the base line which vertikal dari garis horizontal yang
indicates amplitude. menunjukkan amplitudo.
4.4 Pulse-echo: an inspection method in 4.4. Pulse-echo: sebuah metoda pemeriksaan di
which the presence and position of a mana posisi pemantul ditunjukkan dengan
reflector are indicated by the echo amplitudo dan waktu.
amplitude and time.
4.5 Indication: that which marks or denotes 4.5. Indikasi: yang menandai adanya sebuah
the presence of a reflector. pemantul.
4.6 Primary reference/response level: 4.6. Primary reference/response level: respons
ultrasonic response from BCB at specified ultrasonik dari pemantul BCB pada jarak
sound path distance, electronically lintasan suara tertentu, yang diatur secara
adjusted to a specified percentage of the elektronis hingga persentase ketinggian layar
full screen height. tertentu.
4.7 DAC: Distance Amplitude Correction curve 4.7. DAC: kurva koreksi jarak terhadap amplitudo
4.8 Search Unit/transducer/probe: an electro 4.8. Search unit/transducer/probe: perangkat
acoustic device used to transmit or akustik-elektronik yang digunakan untuk me-
receive ultrasonic energy. This device is mancarkan atau menerima energi ultrasonik.
used to convert electrical energy into Perangkat ini dipakai untuk mengubah energi
acoustical energy and vice versa. listrik menjadi energi suara atau sebaliknya.
4.9 Calibration: correlation of the ultrasonic 4.9. Kalibrasi: hubungan antara respons sistem
system respond with calibration reflectors. ultrasonik dengan pemantul kalibrasi.
4.10 Straight beam: a vibrating pulse wave train 4.10. Straight Beam: pulsa getaran gelombang
travelling normal to the test surface. suara yang merambat tegak lurus terhadap
permukaan yang diuji.
4.11 Angle beam: a term used to describe an 4.11. Angle beam: istilah yang dipakai untuk
angle of incidence or refraction other than menjelaskan sudut masuk atau pembiasan
normal to the surface of the test object; yang tidak tegak lurus terhadap permukaan
only angle beam shear waves shall be used benda yang diuji; hanya gelombang geser
in this procedure. sudut yang dipakai dalam prosedur ini.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 6 of 34

5. INFORMATION REQUIRED PRIOR TO 5. INFOMASI YANG DIPERLUKAN SEBELUM

EXAMINATION PENGUJIAN
The following information shall be obtained Informasi-informasi berikut ini harus diperoleh
prior to ultrasonic examination: sebelum melakukan pengujian ultrasonik:
- Type of base metal. - Jenis logam induk.
- Weld geometry. - Geometri sambungan las.
- Welding process. - Proses pengelasan.
- Location and extent of welds to be - Lokasi dan panjang las yang diuji.
examined.

6. EXTENT OF EXAMINATION 6. LINGKUP PENGUJIAN

6.1 The shape and size of the examined object 6.1. Bentuk dan ukuran obyek yang diuji, dan
and extent of the examination shall be lingkup pengujiannya harus didasarkan pada
based on the appropriate drawing or gambar kerja atau dokumen kontrak yang ada.
contract document.
6.2 All welds shall be 100% visually inspected 6.2. Semua sambungan las harus diperiksa visual
prior to ultrasonic examination. 100% sebelum diuji dengan ultrasonik.
6.3 Scanning shall be carried out from the 6.3. Scanning harus dilakukan dari permukaan yang
accessible surface where easy probe dapat diakses dimana pergerakan probe dapat
motion is obtained. dilakukan dengan mudah.

7. PERSONNEL QUALIFICATION 7. KUALIFIKASI PERSONIL

7.1 Personnel performing examinations shall 7.1. Personil yang melakukan pengujian harus
be qualified and certified in accordance dikualifikasi dan disertifikasi berdasarkan
with ASNT SNT-TC-1A, 2016 Edition. dokumen ASNT SNT-TC-1A, 2016 Edition.
7.2 Personnel performing examinations and
7.2. Personil yang melakukan pengujian dan
evaluation to the requirements of this
evaluasi terhadap persyaratan dari prosedur ini
procedure shall be qualified and certified
harus dikualifikasi dan disertifikasi sebagai UT
as UT Level II or Level III.
Level II atau Level III.
8. PROCEDURE QUALIFICATION
8. KUALIFIKASI PROSEDUR
8.1 A change in essential variables as stated in
8.1. Setiap perubahan pada variabel esensial dalam
Table 1 shall require requalification of the
Tabel 1 mengharuskan pengujian ulang pada
written procedure, while a change in
prosedur tertulis, sedangkan setiap perubahan
nonessential variables does not require
pada variabel nonesensial tidak memerlukan
requalification of the written procedure.
pengujian ulang pada prosedur tertulis.
8.2 All changes of essential or nonessential
8.2. Semua perubahan variabel esensial atau
variables from those specified by the
nonesensial dari yang sudah ditentukan oleh
written procedure shall require revision of
prosedur tertulis ini mengharuskan adanya
the written procedure.
revisi dari prosedur tertulis ini.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 7 of 34

8.3. Performance demonstration, when required 8.3. Demonstrasi unjuk kerja, apabila diminta oleh
by the referencing Code Section, shall be Code Section yang dirujuk, harus didokumen-
documented. tasikan.

Table 1. Requirements of ultrasonic examination procedure.

Essential Non-essential
Requirement Par. References
Variable Variable
Weld configurations to be examined, including thickness,
dimensions and base material product form (pipe, plate, X - 2, 6.1
etc.)
The surfaces from which the examination shall be
X - 12.1 (a)
performed
Techniques (straight beam, angle beam, contact, and/or
X - 1, 9.2
immersion)
Angles and modes of wave propagation in the material X - 9.2
Search unit types, frequencies, and element sizes/shapes X - 9.2.1, 9.2.2
Special search units, wedges, shoes, or saddle, when
X - 9.2.2 (e)
used
Ultrasonic Instruments X - 9.1
Calibration (calibration blocks and techniques) 9.4, 11.2, 11.3,
X - 11.4, 11.5, 11.6,
11.7
6.3, 12.2, 12.3.4,
12.3.5, 12.3.6,
Directions and extent of scanning X -
12.3.7, 12.3.8,
12.3.11
Scanning (manual versus automatic) X - 12.1 (e)
Method for discriminating geometric from flaw indications X - 12.3.9 (c)
Method for sizing indications X - 12.3.7
Computer enhanced data acquisition when used X - NA
Scan overlap (decrease only) X - 12.1 (f)
Personnel performance requirements, when required X - 8.3
Personnel qualification requirements - X 7
Surface condition (examination surface, calibration block) 9.4.1, 11.2 (b),
- X
11.8
Couplant (brand name or type) - X 9.3
Post examination cleaning technique - X 12.4
Automatic alarm and/or recording equipment, when
- X NA
applicable
Records, including minimum calibration data to be 11.2, 11.3, 11.4,
- X
recorded (e.g., instrument settings) 11.5, 11.6, 14
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 8 of 34

9. APPARATUS
9.1. UT Flaw Detector Unit
a) Equipment shall be digital A-scan, pulse-
echo technique.
b) Cover a frequency range from 1 to 5 MHz.
c) Have a calibrated gain control with minimum
2 dB per step.
d) Damping control may be used if it does not
reduce the sensitivity of the examination.
e) Reject control shall be in the “off” position.
9. PERALATAN
9.1. Unit Flaw Detector UT
a) Perangkat harus digital, scan A, teknik pulse-
echo.
b) Memiliki kisaran frekuensi dari 1 hingga 5 MHz.
c) Memiliki pengatur gain dengan step minimum
sebesar 2 dB.
d) Damping control dapat dipakai jika tidak
mengurangi sensitivitas pengujian.
e) Reject control harus berada dalam posisi “off”.

9.2. Transducers 9.2. Probe

9.2.1. Straight Beam Transducers
a) Single or dual crystal that produces
longitudinal wave within the material being
examined.
b) Shall be round shape and have crystal
diameter between 10 mm to 30 mm.
c) Frequency should be 1 to 5 MHz, capable of
resolving three reflections (good resolution).
d) Other frequencies may be used if production
material grain structures require better
resolution or more penetration.
9.2.2. Angle Beam Transducers 9.2.2. Probe Sudut
b) Single or dual crystal that produces shear b) Berkristal tunggal atau double yang menghasil-
wave that propagates into the material being
examined.
c) Have rectangular crystal; width of the crystal
shall be 9 to 22 mm, and height shall be 8 to
20 mm.
d) Frequency shall be between 1 to 5 MHz.
e) Produces refracted beam angle of 45o, 60o,
or 70o within plus or minus 2o.
f) An extra wear plate (plexi glass probe shoe)
of 3 mm maximum thickness may be
attached to the probe to aid ultrasonic
coupling.
9.2.1. Probe Normal
a) Kristal tunggal atau ganda yang menghasilkan
gelombang longitudinal di dalam material yang
diuji.
b) Berpenampang bundar dan memiliki diameter
kristal antara 10 mm sampai dengan 30 mm.
c) Frekuensinya sebesar 1 sampai 5 MHz, memiliki
resolusi yang baik.
d) Frekuensi lainnya boleh dipakai jika struktur
butiran material memerlukan resolusi yang lebih
baik atau penembusan yang lebih dalam.
kan gelombang transversal di dalam material
yang diuji.
c) Kristalnya berbentuk kotak dengan lebar antara 9
sampai 22 mm, dan tinggi antara 8 sampai 20
mm.
d) Frekuensinya antara 1 sampai 5 MHz.
e) Menghasilkan gelombang bias dengan sudut
45o, 60o, or 70o dengan toleransi ± 2o.
f) Sepatu probe dari bahan plexi glass dengan
ketebalan maksimum 3 mm dapat direkatkan
pada permukaan probe untuk membantu kontak
ultrasonik.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 9 of 34

9.3. Couplants 9.3. Kuplan

9.3.1. General 9.3.1. Umum
a) Lubrication oil, CMC gell, glycerine may be a) Minyak pelumas, CMC gell, gliserin dapat
used for couplant. dipakai sebagai kuplan.
b) Couplant shall not be detrimental to material b) Kuplan tidak boleh merusak material yang diuji
being examined and easy to clean. dan harus mudah dibersihkan.
c) Couplant for examination shall be the same c) Kuplan untuk pengujian harus sama jenisnya
type for calibration. dengan yang dipakai untuk kalibrasi.
d) Couplant shall be removed using a cloth after d) Kuplan harus dibersihkan memakai lap kain
examination. setelah pengujian.
9.3.2. Control of Contaminants 9.3.2. Pengendalian Zat Pengotor
a) Couplants used on nickel base alloys shall a) Kuplan yang dipakai pada paduan nikel tidak
not contain more than 250 ppm of sulfur. boleh mengandung sulfur lebih dari 250 ppm.
b) Couplants used on austenitic stainless steel b) Kuplan yang dipakai pada austenitik stainless
or titanium shall not contain more than 250 steel atau titanium tidak boleh mengandung
ppm of halides (chlorides plus fluorides). halida (klorida plus fluorida) lebih dari 250 ppm.

9.4. Calibration Blocks 9.4. Blok-blok Kalibrasi

9.4.1. General
a) Reflectors
Specified reflectors (i.e., side-drilled holes,
flat bottom holes, notches, etc.) shall be
used to establish primary reference respon-
ses of the equipment.
b) Materials b) Material
(1) Similar Metal Welds:
Calibration block shall have same
product form and material specification
or equivalent P-Number of the materials
being examined. P-Nos. 1, 3, 4, 5A
though 5C, and 15A through 15F
materials are considered equivalent.
(2) Dissimilar Metal Welds:
The material selection shall be based on
the material from which the scanning will
be conducted. If the scanning will be
conducted from both sides, calibration
reflectors shall be provided in both
materials.
9.4.1. Umum
a) Pemantul
Pemantul tertentu (misalnya, side drilled holes,
flat bottom holes, takik, dll.) harus dipakai untuk
menghasilkan respon referensi utama dari
peralatan UT.
(1) Logam Las yang Sama:
Blok kalibrasi harus memiliki bentuk produk
dan spesifikasi material atau P-No. yang
sama dengan material yang diuji. Material
dengan P-No. 1, 3, 4, 5A sampai 5C, dan
15A sampai 15F dianggap ekivalen.
(2) Logam Las yang Tidak Sama:
Pemilihan material harus didasarkan pada
sisi material dimana scanning akan
dilakukan. Jika scanning akan dilakukan dari
kedua sisi material, pemantul kalibrasi harus
dibuat pada kedua material tersebut.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 10 of 34

c) Quality c) Kualitas
Prior to fabrication, the block material shall Sebelum dilakukan fabrikasi, material blok harus
be completely examined with a straight diuji seluruhnya memakai probe normal.
beam search unit. Areas that contain an Daerah-daerah yang mengandung indikasi yang
indication exceeding the remaining back- menghasilkan pantulan melebihi ketinggian
wall reflection shall be excluded. pantulan balik harus dibuang.
d) Cladding d) Cladding
When the component material is clad, the Apabila material komponen dicladding, blok
block shall be clad by the same welding kalibrasi juga harus dicladding dengan prosedur
procedure as the production part. When the pengelasan yang sama untuk produksi. Apabila
cladding is deposited using an automatic cladding didepositkan memakai proses penge-
welding process, and, if due to block size, lasan otomatis, dan, karena ukuran blok, proses
the automatic welding process is imprac- pengelasan otomatis tidak memungkinkan,
tical, deposition of clad may be by the maka pendepositan cladding dapat memakai
manual method. proses manual.
e) Heat Treatment e) Perlakuan Panas
BCB shall receive the same heat treatment BCB harus menerima perlakuan panas yang
required by the material specification for the sama dengan material yang diuji. Jika pada
type and grade, and also the same post BCB terdapat sambungan las (selain cladding),
weld heat treatment if the calibration block maka sambungan las pada blok kalibrasi juga
contains weld (other than cladding). harus menerima proses PWHT yang sama.
f) Surface Finish f) Penyelesaian Permukaan
The finish on the scanning surfaces of the Finishing permukaan scanning pada blok harus
block shall be representative of the scanning serupa dengan finishing permukaan scanning
surface finishes on the component to be pada komponen yang diuji.
examined.
g) Block Curvature g) Kelengkungan Blok
(1) Longitudinal Seams in Materials with (1) Sambungan Las Longitudinal pada Material
Diameter Greater than 500 mm dengan Diameter lebih dari 500 mm
Flat or same curvature basic calibration BCB flat atau dengan kelengkungan yang
block may be used for examinations (see sama dapat dipakai dalam pengujian (lihat
Figure 1). Gambar 1).
(2) Longitudinal Seams in Materials with (2) Sambungan Las Longitudinal pada Material
Diameter 500 mm and Less dengan Diameter ≤ 500 mm
A curved block shall be used. A single Harus dipakai BCB yang lengkung. Sebuah
curved basic calibration block may be BCB lengkung dapat dipakai untuk
used for examinations in the range of pengujian material dalam rentang
curvature from 0.9 to 1.5 times the basic kelengkungan dari 0.9 hingga 1.5 kali
calibration block diameter. diameter BCB.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 11 of 34

9.4.2. Non-Piping Calibration Blocks 9.4.2. Blok-blok Kalibrasi Bukan Pipa

a) Basic Calibration Block (BCB)
The BCB configuration and reflectors shall
be as shown in Figure 1. The block size and
reflector locations shall be adequate to
perform calibration for the beam angle(s)
and distance range(s) used.
b) Block Thickness b) Ketebalan Blok
The BCB thickness range shall be as shown
in Figure 1.
c) Block Range of Use
The block can be used to examine weld
thickness (t) within ± 25 mm range of the
block thickness (T).
a) Blok Kalibrasi Dasar (BCB)
Konfigurasi dan pemantul BCB harus seperti
yang diperlihatkan dalam Gambar 1. Ukuran
blok dan lokasi pemantul harus mencukupi
untuk melakukan kalibrasi bagi sudut probe dan
rentang jarak yang dipakai.
Rentang ketebalan BCB harus seperti dalam
Gambar 1.
c) Rentang Penggunaan Blok
Blok dapat dipakai untuk menguji tebal las (t) di
dalam rentang ± 25 mm dari ketebalan blok
kalibrasi (T).

9.4.3. Piping Calibration Blocks 9.4.3. Blok-blok Kalibrasi untuk Pipa

a) Basic Calibration Block (BCB) a) Blok Kalibrasi Dasar (BCB)
The BCB configuration and reflectors shall Konfigurasi dan pemantul BCB harus seperti
be as shown in Figure 2, or as an alternative yang diperlihatkan dalam Gambar 2, atau
in Figure 3, where curvature and/or wall sebagai alternatif pada Gambar 3, dimana
thickness permits. The block size and kelengkungan dan/atau ketebalan dindingnya
reflector locations shall be adequate to memenuhi. Ukuran blok dan lokasi pemantul
perform calibration for the beam angle(s) harus mencukupi untuk melakukan kalibrasi
and distance range(s) used. bagi sudut probe dan rentang jarak yang
dipakai.
b) Block Curvature b) Kelengkungan Blok
The BCB curvature shall be in accordance Kelengkungan BCB harus mengacu pada par.
with par. 9.4.1(g). 9.4.1(g).
c) Block Range of Use c) Rentang Penggunaan Blok
The BCB thickness (T) shall be ±25% of the Ketebalan BCB (T) harus berada pada rentang
nominal thickness of the component to be ±25% dari ketebalan nominal komponen yang
examined. diuji.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 12 of 34

9.4.4. Nozzle Side Weld Fusion Zone and/or 9.4.4. Blok-blok Kalibrasi Daerah Fusi Las Sisi
Adjacent Nozzle Parent Metal Calibration Nozzle dan/atau Logam Induk Dekat dengan
Blocks Nozzle
a) Configuration a) Konfigurasi
The calibration block configuration shall be Konfigurasi blok kalibrasi harus seperti yang
as shown in Figure 4. The block size and diperlihatkan dalam Gambar 4. Ukuran blok dan
reflector locations shall be adequate to lokasi pemantul harus mencukupi untuk
perform calibrations to cover the nozzle melakukan kalibrasi untuk melingkupi daerah
side weld fusion zone and/or the adjacent fusi las sisi nozzle dan/atau logam induk yang
nozzle parent metal. If the internal surface berdekatan dengan nozzle. Jika permukaan
of the nozzle is clad before the bagian dalam nozzle dicladding sebelum
examination, the inside diameter surface pengujian, permukaan bagian dalam blok
of the calibration block shall be clad. kalibrasi juga harus dicladding.
b) Block Thickness b) Ketebalan Blok
The calibration block shall be the Ketebalan blok kalibrasi harus merupakan
maximum thickness of the nozzle wall ketebalan maksimum dinding nozzle yang dekat
adjacent to the nozzle weld plus 19 mm. dengan pengelasan nozzle ditambah 19 mm.
c) Block Curvature c) Kelengkungan Blok
For examination of nozzle with an ID equal Untuk pengujian nozzle dimana diameter bagian
to or less than 500 mm, the contact dalamnya (ID) ≤ 500 mm, kelengkungan
surface of the calibration block shall have permukaan bagian dalam blok kalibrasi harus
the same curvature or be within the range sama atau dalam rentang 0.9 sampai 1.5 kali
0.9 to 1.5 times the diameter. diameter bagian dalam nozzle.
d) Calibration Reflectors d) Pemantul Kalibrasi
The calibration reflectors shall be side- Pemantul kalibrasi harus merupakan lubang
drilled holes that are in accordance with bor samping yang sesuai dengan persyaratan
the requirements of Figure 1 for the nozzle dari Gambar 1 untuk ketebalan dinding nozzle.
wall thickness.
e) Alternate Calibration Blocks e) Blok-blok Kalibrasi Alternatif
Existing calibration blocks may be used for Blok-blok kalibrasi yang ada dapat digunakan
similar types of examinations provided the untuk jenis pengujian serupa asalkan jarak
sound path distance to the block’s lintasan suara ke pemantul blok berada dalam
reflector is within 6 mm of that is required jarak 6 mm dari yang disyaratkan dan lubang
and the side-drilled hole is the same or a pemantulnya memiliki diameter yang sama atau
smaller diameter than that is required. lebih kecil dari yang disyaratkan.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 13 of 34

10. SEQUENCE PRIOR TO EXAMINATION 10. URUTAN PEKERJAAN SEBELUM

PENGUJIAN
10.1. Instrument Linearity Checks 10.1. Pemeriksaan Linieritas Peralatan uji
a) Screen Height Linearity check – shall be a) Pemeriksaan Linieritas Ketinggian Layar – harus
carried out at 1 (one) year interval and the dilakukan tiap 1 (satu) tahun dan hasilnya harus
result shall be recorded. didokumentasikan.
b) Amplitude Control Linearity check – shall be b) Pemeriksaan Linieritas Pengatur Amplitudo –
carried out at 1 (one) year interval and the harus dilakukan tiap 1 (satu) tahun dan hasilnya
result shall be recorded. harus didokumentasikan.
c) Index and angle of all transducers to be used c) Letak titik index dan besar sudut dari semua
in the examination shall be checked prior to probe yang dipakai pengujian harus diperiksa
each examination. sebelum tiap-tiap pengujian.
d) Resolution check for straight and angle beam d) Sebelum pengujian, semua probe normal dan
transducers shall be carried out prior to probe sudut harus diperiksa resolusinya.
examination.

10.2. General Calibration Requirements 10.2. Persyaratan Kalibrasi Umum

a) Ultrasonic System a) Sistem Ultrasonic
Calibrations shall include the complete Kalibrasi harus meliputi sistem ultrasonik secara
ultrasonic system and shall be performed menyeluruh dan harus dilakukan sebelum
prior to use of the system in the thickness penggunaan sistem tersebut di dalam rentang
range under examination. ketebalan yang akan diuji.
b) Calibration Surface b) Permukaan Kalibrasi
Calibration shall be performed from the Kalibrasi harus dilakukan dari permukaan (clad
surface (clad or unclad; convex or concave) atau bukan clad; cembung atau cekung) yang
corresponding to the surface of the berhubungan dengan permukaan komponen dari
component from which the examination will mana pengujian akan dilakukan.
be performed.
c) Couplant c) Kuplan
The same couplant to be used during the Kuplan yang dipakai selama pengujian juga
examination shall be used for calibration. harus dipakai untuk kalibrasi.
d) Contact Wedges d) Contact Wedges
The same contact wedges to be used during Contact wedges yang dipakai selama pengujian
the examination shall be used for calibration. harus dipakai juga untuk kalibrasi.
e) Instrument Controls e) Instrument Control
All calibrations and examinations shall be Semua kalibrasi dan mengujian harus dilakukan
carried out with the reject control turned off. dengan reject control dalam posisi off.
f) Temperature f) Suhu
Temperature difference between the Perbedaan suhu antara permukaan blok kalibrasi
calibration block and examination surfaces dan permukaan yang diuji tidak boleh melebihi
shall be within 14°C. 14oC.
 ISO/EIC 17020:2012
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code
10.3. Calibration for Non-Piping
a) Calibration Block
Calibrations block shall follow Figure 1.
b) Techniques
The angle beam shall be directed toward
the calibration reflector that yields the
maximum response in the area of interest.
The gain control shall be set so that this
response is 80% ± 5% of full screen height.
This shall be the primary reference level.
The search unit shall then be manipulated,
without changing instrument settings, to
obtain the maximum responses from the
other calibration reflectors at their beam
paths to generate the distance-amplitude
correction (DAC) curve.
These calibrations shall establish both the
distance range calibration and the distance
amplitude correction.
10.4. Calibration for Piping
a) Calibration Block
Calibrations block shall follow Figure 2, or
as alternative, Figure 3.
b) Techniques
The angle beam shall be directed toward
the calibration reflector that yields the
maximum response.
The gain control shall be set so that this
response is 80% ±5% of full screen height.
This shall be the primary reference level.
The search unit shall then be manipulated,
without changing instrument settings, to
obtain the maximum responses from the
calibration reflectors at the distance
increments necessary to generate a three-
point distance-amplitude correction (DAC)
curve. Separate calibrations shall be
established for both the axial and
circumferential notches.
These calibrations shall establish both the
distance range calibration and the distance
amplitude correction.
Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
Issued Date:
July 17, 2019
Revision : Page :
0 14 of 34
10.3. Kalibrasi untuk Material Bukan Pipa
a) Blok Kalibrasi
Blok kalibrasi harus mengikuti Gambar 1.
b) Teknik
Probe sudut harus diarahkan ke pemantul
kalibrasi yang menghasilkan respon maksimum
di daerah uji yang diinginkan.
Gain control diatur sehingga respon ini
tingginya 80% ± 5% FSH. Besarnya gain ini
merupakan level referensi utama. Probe sudut
kemudian dimanipulasi tanpa mengubah
setting peralatan uji untuk memperoleh respon
maksimum dari pemantul-pemantul kalibrasi
lainnya pada jarak lintasan gelombang masing-
masing untuk menghasilkan kurva DAC.
Kalibrasi ini dilakukan untuk membuat kalibrasi
rentang jarak dan DAC.
10.4. Kalibrasi untuk Material Pipa
a) Blok Kalibrasi
Blok kalibrasi harus mengikuti Gambar 2 atau
sebagai alternatif-nya, Gambar 3.
b) Teknik
Probe sudut harus diarahkan ke pemantul
kalibrasi yang menghasilkan respon maksimum
di daerah uji yang dimaksud.
Gain control diatur sehingga respon ini
tingginya 80% ± 5% FSH. Besarnya gain ini
merupakan level referensi utama. Probe sudut
kemudian dimanipulasi tanpa mengubah
setting perangkat untuk memperoleh respon
maksimum dari pemantul-pemantul kalibrasi
pada penambahan jarak yang diperlukan untuk
menghasilkan tiga titik guna membuat suatu
kurva DAC. Kalibrasi terpisah harus dilakukan
untuk takik-takik aksial dan melingkar.
Kalibrasi ini harus menghasilkan kalibrasi jarak
dan DAC.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 15 of 34

10.5. Calibration for Nozzle Side Weld Fusion
Zone and/or Adjacent Nozzle Parent
Metal
The number of calibration holes used depends
upon the requirements for the examination. If
only the nozzle side fusion zone is to be
examined, then only a single side-drilled hole at
the nozzle wall thickness needs to be used.
a) Single Hole.
The response from a single side-drilled hole
shall be at 80% ± 5% of full screen height.
This is the primary reference level.
b) Multiple Holes.
The straight beam shall be directed toward
the calibration reflector that yields the
maximum response. The gain control shall
be set so that this response is 80% ± 5% of
full screen height. This shall be the primary
reference level. The search unit shall then be
manipulated, without changing instrument
setting, to obtain the maximum responses
from other hole positions to generate DAC
curve.
10.5. Kalibrasi untuk Daerah Fusi Las Sisi Nozzle
dan/atau Logam Induk Dekat dengan Nozzle
Jumlah lubang kalibrasi yang digunakan tergantung
pada persyaratan pengujian. Jika hanya daerah fusi
sisi nozzle yang diuji, maka hanya perlu digunakan
satu side-drilled hole pada ketebalan dinding
nozzle.
a) Satu Lubang
Respons dari satu side-drilled hole harus diatur
pada 80% ± 5% FSH. Amplitudo ini dinamakan
sebagai primary reference level.
b) Banyak Lubang
Gelombang longitudinal dari probe normal
harus diarahkan ke pemantul kalibrasi yang
menghasilkan respons maksimum. Kontrol gain
harus diset sehingga respons ini tingginya 80%
± 5% FSH. Ini dinamakan sebagai primary
reference level. Probe kemudian dimanipulasi,
tanpa merubah setting perangkat, untuk
memperoleh respons maksimum dari posisi-
posisi lubang lainnya untuk menghasilkan kurva
DAC.

10.6. Calibration Confirmation 10.6. Konfirmasi Kalibrasi

a) System Changes
When any part of the examination system is
changed, a calibration check shall be made
on the BCB to verify that distance range
points and sensitivity setting(s) satisfy the
requirements of par. 11.7.
b) Calibration Check
• A calibration check shall be performed on • Pemeriksaan kalibrasi harus dilakukan pada
the BCB. Check is to verify the sensitivity
and distance range point.
• Calibration check for sensitivity and
distance range point shall be conducted
by the UT operator just prior to and at
the location of the testing of each weld
by using at least 1 (one) of the basic
reflector in the basic calibration block.
a) Perubahan Sistem
Apabila ada bagian dari sistem pengujian yang
berubah, pemeriksaan kalibrasi harus dilakukan
pada BCB untuk memverifikasi bahwa jarak
(range) dan sensitivity memenuhi persyaratan
par. 11.7.
b) Pemeriksaan Kalibrasi
BCB. Pemeriksaan adalah untuk menveri- fikasi
sensitivity DAC dan kalibrasi jarak (range).
• Kalibrasi untuk pemeriksaan sensitivitas dan
jarak harus dilakukan oleh operator UT sesaat
sebelum pengujian dan di lokasi pengujian
dari tiap-tiap sambungan las dengan
mengarahkan pada minimum 1 (satu)
pemantul pada BCB
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 16 of 34

c) Recalibration of par. 11.6.(b).2 above shall c) Kalibrasi ulang pada par. 11.6.(b).2 di atas
be conducted after finishing of each harus dilakukan setelah selesai tiap-tiap
examination or series of similar pengujian atau serangkaian pengujian yang
examinations, every 1 (one) hour time serupa, setiap interval 1 (satu) jam, saat
interval, when UT operator is changed or operator UT berganti, atau apabila terjadi
when electrical circuitry is disturbed in any gangguan rangkaian listrik seperti berikut ini:
way which includes the following:
• Transducer change • Penggantian probe
• Battery change • Penggantian baterei
• Electrical outlet change • Penggantian sumber daya
• Coaxial cable change • Penggantian kabel probe
• Power outage (failure) • Power rusak

10.7. Calibration Acceptance

10.7. Keberterimaan Kalibrasi
a) Distance Range Points
a) Titik Kalibrasi Jarak (Range)
If any distance range point has moved on
Jika ada titik rentang jarak bergeser dari base
the base line by more than 10% of the
line sebesar lebih dari 10% pembacaan jarak
distance reading or 5% of full sweep,
atau sebesar lebih dari 5% full sweep, mana
whichever is greater, correct the distance
yang lebih besar, perbaiki kalibrasi jarak
range calibration and note the correction in
tersebut dan catat pembetulannya pada laporan
the examination record.
pengujian.
All recorded indications since the last valid
Semua indikasi yang direcord sejak kalibrasi
calibration or calibration check shall be
atau pemeriksaan kalibrasi terakhir yang valid
reexamined and their value shall be changes
harus diuji ulang dan nilainya pada lembar data
on the data sheets or re-recorded.
harus diubah atau di-rekam ulang.
b) Sensitivity Settings
b) Pengaturan Sensitifitas
If any sensitivity setting has change by more
Jika ada sensitifitas yang telah ditetapkan
than 20% or 2 dB of its amplitude, correct
berubah lebih dari 20% atau 2 dB dari
the sensitivity calibration and note the
amplitudo semula, perbaiki kalibrasi
correction in the examination record.
sensitifitasnya dan catat pembetulannya dalam
laporan pengujian.
• If the sensitivity setting has decreased,
• Jika sensitivity setting berkurang dari nilai
all data sheets since the last valid
semula, semua lembar data sejak
calibration check shall be marked VOID
pemeriksaan kalibrasi terakhir yang valid harus
and the area covered by the voided data
ditandai VOID dan daerah yang di-cakup oleh
shall be reexamined.
data yang void tersebut harus diuji ulang.
• Jika setting sensitivity bertambah dari nilai
• If the sensitivity setting has increased, all
semula, semua indikasi yang di-rekam sejak
recorded indications since the last valid
pemeriksan kalibrasi terakhir yang valid harus
calibration check shall be reexamined
diuji ulang dan nilainya pada lembar data harus
and their values shall be changed on the
diubah atau di-rekam ulang.
data sheets or re-recorded.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 17 of 34

10.8. Surface Preparation 10.8. Penyiapan Permukaan

a) Base Metal a) Logam Induk
The scanning area shall be free from any Daerah scanning harus bersih dari
surface irregularities such as weld ripples, ketidakteraturan permukaan seperti spatter
spatter, etc. las, kotoran-kotoran dll.
b) Weld Metal b) Logam Las
Weld surface may be smoothed as Permukaan lasan boleh digerinda seperlunya
necessary if supposed to interfere with jika dianggap kekasarannya dapat
the examination. Grinding flush of the mengganggu pengujian. Perataan
weld metal is not necessary if not stated permukaan logam lasan tidak perlu
in the drawing or contract document. dilakukan jika tidak ditetapkan dalam gambar
atau kontrak.

12. EXAMINATION 12. PENGUJIAN

12.1. General Requirements 12.1. Persyaratan Umum
a) Scanning shall be carried out from the a) Scanning harus dilakukan dari permukaan yang
accessible surface where easy probe motion dapat diakses dimana pergerakan probe dapat
is obtained. dilakukan dengan mudah.
b) The volume to be scanned shall be examined b) Scanning harus meliputi seluruh volume lasan
by moving the search unit over the scanning dengan menggerakkan probe sepanjang
surface so as to scan the entire examination permukaan scanning yang sesuai untuk masing-
volume for each required search unit. masing probe.
c) Pulse repetition rate (PRR) control of the UT c) Laju pengulangan pulsa (PRR) dari perangkat UT
equipment, if any, shall be set low. harus diatur pada posisi rendah.
d) Scanning shall be performed from both sides d) Scanning harus dilakukan dari kedua sisi las-
of the weld (if accessible). lasan (jika akses memungkinkan).
e) Manual scanning speed shall not exceed 150 e) Laju scanning manual tidak boleh melebihi 150
mm/s. mm/s.
f) Each pass of scanning shall be carried out f) Setiap pergerakan scanning harus dilakukan
by overlapping 10% of transducer dimension dengan overlap 10% terhadap lebar probe,
perpendicular to the direction of scanning so dan dengan arah tegak lurus terhadap arah
that the entire volume of material can be scanning sehingga seluruh volume material
covered. dapat diliput.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 18 of 34

12.2. Base Metal Examination 12.2. Pengujian Logam Induk

a) Base metal shall be scanned for lamination a) Logam induk harus discan memakai probe
using straight beam transducer. normal untuk memeriksa adanya laminasi.
b) Distance calibration for straight beam testing b) Kalibrasi jarak untuk pengujian probe normal
shall be carried out with horizontal sweep harus dilakukan dengan rentang minimum
(range) of at least two plate thickness. sebesar dua kali tebal pelat.
c) Sensitivity (height of amplitude) shall be c) Sensitifitas (ketinggian amplitudo) harus diatur
adjusted at a location free of discontinuity so pada lokasi yang tidak ada diskontinuitasnya
that the first back reflection from the back sehingga pantulan pertama dari dinding
wall of the plate will be 40% to 80% Full belakang pelat tingginya antara 40% sampai
Screen Height (FSH). 80% FSH.
d) Scaning shall be carried out from weld toe to d) Scanning harus dilakukan dari kaki lasan hingga
the second leg of the angle transducer. leg ke-2 dari probe sudut.
e) Any discontinuity indication found in the base e) Semua indikasi diskontinuitas yang ditemukan di
metal area shall be reported on the UT report daerah logam induk harus dibuatkan laporannya
and subject to engineering evaluation. The dan harus dievaluasi oleh bagian engineering.
report shall include its size, location, and Laporan harus mencantumkan ukuran, lokasi,
depth from scanning surface. dan kedalaman dari permukaan scanning.
f) The UT operator needs not to evaluate any f) Operator UT tidak perlu mengevaluasi indikasi
indication found in the base metal, but yang ditemukan dalam logam induk, namun ia
he/she shall determine an alternate weld harus menentukan teknik scanning alternatif
scanning technique to obtain full coverage. untuk dapat menliput seluruh lasan.

12.3. Weld Metal Examination 12.3. Pengujian Logam Las

12.3.1. Search Unit Selection 12.3.1. Pemilihan Probe

Material Thickness (mm) Transducer Angle (o)

6 – 20 60 and/or 70
20 – 44 70 and 45 or 60

Using other search unit combinations as Penggunaan kombinasi probe selain yang
stated above are permitted, provided the disebutkan di dalam tabel di atas diijinkan
whole volume of part examined can be asalkan seluruh volume komponen yang
covered. diuji dapat terliput.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 19 of 34

12.3.2. Calibration Check 12.3.2. Pemeriksaan Kalibrasi

a) Angle beam transducer shall be verified for its a) Lokasi titik index dan besarnya sudut probe
index and angle. harus diverifikasi.
b) Horizontal sweep (range) calibration shall b) Kalibrasi rentang (horizontal sweep) harus
represent at least two actual sound path mewakili minimum sebesar dua kali jarak
distance (2 x SP) of the material being lintasan gelombang (2 x SP) dari material yang
examined by using IIW V1 or V2 block. diuji. Kalibrasi jarak/range dilakukan dengan
memakai blok IIW V1 atau V2.
c) Sensitivity and distance range point check c) Pemeriksaan sensitivitas dan titik rentang jarak
shall be carried out by directing the sound harus dilakukan dengan mengarahkan
beam to ¼ T, ½ T, or ¾ T hole or notch on gelombang pada lubang atau takik ¼ T, ½ T,
the BCB. atau ¾ T pada BCB.
The result of the check shall yield a response Hasil pemeriksaan harus menghasilkan tinggi
amplitude height and sweep location in respons amplitudo dan lokasi rentang yang
corelation with 100% DAC for the particular berhubungan dengan 100% DAC untuk lubang
hole. tersebut.

12.3.3. Transfer of Losses (TOL) 12.3.3. Transfer of Losses (TOL)

TOL shall be determined to compensate for TOL harus ditentukan untuk mengkompensasi
surface roughness difference between the perbedaan kekasaran antara permukaan material
material being examined and the BCB. yang diuji dan BCB.
• If TOL is smaller or equal to 12 dB, it shall • Jika TOL kurang atau sama dengan 12 dB,
be compensated for. harus dikoreksi.
• If TOL exceed 12 dB, the reason shall be • Jika TOL melebihi 12 dB, harus dicari
considered and further preparation of the penyebabnya dan penghalusan pada
scanning surfaces shall be carried out, if permukaan scanning perlu dilakukan.
applicable.

12.3.4. Scanning Sensitivity 12.3.4. Sensitivitas Saat Scanning

a) Scanning shall be performed at gain setting
of two times the primary reference level
(add 6 dB). Evaluation shall be performed
with respect to the primary reference level.
b) Sensitivity during scanning shall be:
100%DAC + 6 dB + TOL.
a) Scanning harus dilakukan dengan nilai gain
sebesar dua kali 100% DAC (ditambah 6 dB).
Evaluasi harus dilakukan dengan mengacu
pada 100% DAC.
b) Sensitivitas pada saat scanning yaitu sebesar:
100%DAC + 6 dB + TOL.

12.3.5. Angle beam scanning for reflectors
parallel to the weld seam
The angle beam shall be directed at right angle
to the weld axis from both sides of the weld (i.e.,
from two directions) if possible. The search unit
shall be manipulated so that the ultrasonic
energy passes trough the required volumes of
weld and adjacent base metal.
12.3.5. Scanning memakai probe sudut untuk
pemantul yang letaknya sejajar sumbu las
Probe sudut harus diarahkan tegak lurus terhadap
sumbu las, dan scanning dilakukan dari kedua sisi
sambungan las (yaitu dari dua arah) jika memung-
kinkan. Gerakan probe harus dimanipulasi sedemi-
kian rupa agar gelombang ultrasonik melalui volume
lasan dan logam induk yang berdekatan.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 20 of 34

12.3.6. Angle beam scanning for reflectors
transverse to the weld seam
a) Scanning with weld reinforcement
If the weld cap is not machined or ground
flat, the examination shall be performed from
the base metal on both side of the weld cap.
While scanning parallel to the weld axis, the
angle beam shall be directed from 0o to 60o
with respect to the weld axis in both axial
directions, with angle beam passing through
the required examination volume.
b) Scanning without weld reinforcement
If the weld cap is machined or ground flat,
the examination shall be performed on the
weld. While scanning, the angle beam shall
be directed essentially parallel to the weld
axis in both axial directions. The search unit
shall be manipulated so that the angle beam
passes through the required examination
volume.
12.3.6. Scanning memakai probe sudut untuk
pemantul melintang sumbu lasan
a) Scanning dengan reinforcement las
Jika permukaan penutup lasan tidak
diratakan/ dihilangkan, pengujian harus
dilakukan dari logam induk pada kedua sisi
penutup lasan. Pada saat scanning sejajar
terhadap sumbu las, probe sudut harus
diarahkan dari sudut 0o sampai dengan 60o
terhadap sumbu las pada kedua arah aksial,
dengan gelombang merambat melalui seluruh
volume pengujian yang disyaratkan.
b) Scanning tanpa reinforcement
Jika permukaan las penutup diratakan ,
pengujian harus dilakukan dari atas logam las.
Pada saat scanning, probe sudut harus
diarahkan sejajar dengan sumbu las pada kedua
arah aksial. Probe sudut harus dimanipulasi
sehingga gelombang suara melalui seluruh
volume pengujian yang disyaratkan.

12.3.7. Discontinuity Size Evaluation 12.3.7. Evaluasi Ukuran Diskontinuitas

a) Straight Beam Testing
(1) When discontinuity is smaller than the
transducer size, size evaluation shall be
made by beginning outside of the
discontinuity, moving the transducer
toward the area of discontinuity until an
indication on the display begins to form.
The leading edge of the search unit at
this point is indicative of the edge of the
discontinuity.
(2) When discontinuity is larger than the
transducer size, a full loss of back
reflection will occur and evaluation
method of a 6 dB loss of amplitude
(drop to 50 % from the original amplitude
height) shall be used and measurement
to the center line of the transducer is for
determining discontinuity edges.
a) Pengujian dengan Probe Normal
(1) Apabila ukuran diskontinuitas lebih kecil dari
ukuran probe, pengukuran harus dimulai
dari bagian luar diskontinuitas, dimana
probe digeser ke arah daerah diskontinuitas
hingga muncul indikasi pada layar. Bagian
depan probe pada titik ini menunjukkan
ujung diskontinuitas.
(2) Apabila ukuran diskontinuitas lebih besar
daripada ukuran probe, pantulan balik
akan hilang seluruhnya. Untuk menentukan
ujung-ujung diskontinuitas dapat dipakai
metoda 6 dB drop (amplitudo back wall
turun 50%) dimana ujung diskontinuitas
ditentukan berdasarkan pada lokasi tengah-
tengah probe.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 21 of 34

b) Angle Beam Testing b) Pengujian dengan Probe Sudut

(1) The length of the discontinuity shall be
determined by moving the transducer
from the discontinuity area until a 6 dB
loss of amplitude (drop to 50 % from the
original amplitude height) and
measurement to the center line of the
transducer is for determining disconti-
nuity edges.
(2) The spherical reflector may be differen-
tiated from planar reflector by their
response shown as amplitude significant
drop when the transducer moving away
from the indicative area or when the
transducer manipulated to an angle from
the maximum respond of indicative area.
(1) Panjang diskontinuitas harus ditentukan
dengan cara menggeser probe dari daerah
diskontinuitas hingga terjadi penurunan
ketinggian amplitudo sebesar 6 dB
(ketinggian pulsa turun 50% dari tinggi
amplitudo mula-mula). Ujung-ujung diskonti-
nuitas diukur berdasarkan pada garis tengah
probe.
(2) Pemantul berbentuk bulat dapat dibedakan
dengan pemantul berbentuk bidang rata,
yaitu signal responsnya akan turun tiba-tiba
saat probe digeser menjauh dari daerah
diskontinuitas, atau apabila gerakan probe
dimanipulasi membentuk sudut terhadap
respons diskontinuitas tertinggi.

12.3.8. Discontinuity Position within Welds 12.3.8. Posisi Diskontinuitas di dalam Lasan
a) The UT operator shall verify the indication a) Operator UT harus memverifikasi indikasi yang
found from one side of weld by scanning ditemukan dari satu sisi lasan dengan melakukan
from the other side to obtain the highest scanning dari sisi lasan yang lain untuk
possible amplitude indication. The highest memperoleh indikasi amplitudo tertinggi.
amplitude indication shall further be Amplitudo indikasi tertinggi tersebut posisinya
evaluated for its position. harus dievaluasi lebih lanjut.
b) Position of discontinuity within the weld can b) Posisi diskontinuitas di dalam lasan dapat
be evaluated using flaw location slide (UT dievaluasi menggunakan UT kalkulator.
calculator).
c) To locate the discontinuity position using UT c) Untuk menentukan lokasi diskontinuitas dengan
calculator, the UT operator shall record the memakai UT kalkulator, operator UT harus
following data when he/she observes a mencatat data-data berikut pada saat ia
discontinuity indication appears on the mengamati indikasi diskontinuitas yang muncul
screen: pada layar.
(1) Sound path distance (SP). (1) Jarak lintasan gelombang suara (SP).
(2) Surface distance (SD). (2) Jarak permukaan (SD)
(3) Distance from the transducer index to (3) Jarak dari index probe ke sumbu
the center line of weld. memanjang lasan.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 22 of 34

12.3.9. Geometric Indications 12.3.9. Indikasi-indikasi Geometris

a) UT operator shall evaluate any indications a) Operator UT harus mengevaluasi dengan teliti
caused by metallurgical discontinuities and indikasi-indikasi yang diakibatkan oleh diskonti-
geometric conditions such as HAZ nuitas metalurgi dan kondisi geometris seperti
segregations, excess weld root geometry, or segregasi HAZ, geometri akar las yang
grain size variation on austenitic stainless berlebihan, atau variasi ukuran butir pada
steels. pengelasan austenitic stainless steel.
b) Identity, maximum amplitude, location, and b) Identitas, amplitudo maksimum, lokasi, dan
extent of reflectors causing a geometric ukuran pemantul yang mengakibatkan timbulnya
indication shall be recorded. indikasi geometris harus dicatat.
c) To evaluate if an indication can be catago- c) Untuk mengevaluasi apakah sebuah indikasi
rized as geometric, the UT operator shall dapat dikatagorikan sebagai geometris, operator
follow the steps below: UT harus mengikuti tahapan sebagai berikut:
(1) Interpret the area containing the (1) Interpretasi daerah yang mengandung
reflector. pemantul.
(2) Plot and verify the reflector coordinates (2) Plot dan verifikasi koordinat pemantul
using UT calculator. dengan memakai UT kalkultor.
(3) Locate the position of such indication (3) Tentukan posisi indikasi tersebut meng-
using cross sectional sketch. gunakan sketsa penampang melintang.
(4) Review fabrication or weld configuration (4) Review gambar fabrikasi atau konfigurasi
drawing. sambungan las.
(5) Using other UT techniques or other NDT (5) Penggunaan teknik UT atau metoda NDT
methods is allowable in determining the lainnya diijinkan untuk menentukan posisi,
exact position, size, and orientation of ukuran, dan orientasi yang tepat dari
the reflector. pemantul tersebut.

12.3.10 Single-sided Access and Inaccessible 12.3.10. Sambungan Las yang Diakses dari Satu
Welds Sisi dan yang Tidak Dapat Diakses
a) Welds that cannot be fully examined from two a) Sambungan las yang tidak dapat diuji secara
direction using angle beam technique shall penuh dari dua sisi menggunakan probe sudut
be examined using straight beam technique harus diuji memakai probe normal dari
applied from an adjacent base material permukaan logam induk yang berdekatan.
surface.
The area of single-sided access and, if Daerah yang hanya dapat diakses dari satu sisi
applicable, the extent of the limit coverage dan, jika berlaku, maka nilai batas cakupannya
shall be noted in the examination report. harus dicatat dalam laporan pengujian.
b) Welds that cannot be examined from at least b) Sambungan las yang tidak dapat diuji dari
one side using angle beam technique shall minimum salah satu sisi menggunakan probe
be recorded in the examination report. For sudut harus dicatat dalam laporan pengujian.
flange welds, the weld may be examined with Untuk las-lasan pada flens, sambungan las
a straight beam or low angle longitudinal dapat diuji memakai probe normal atau probe
waves from the flange face provided the sudut dengan gelombang longitudinal bersudut
examination volume can be covered. kecil dari sisi mukaflens asalkan dapat meliput
seluruh volume pengujian.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 23 of 34

12.3.11. Nozzle Side Weld Fusion Zone and/or
Adjacent Nozzle Parent Metal
a) Search Unit Location
When the referencing Code Section
specifies that an ultrasonic examination be
performed to examine either the nozzle side
weld fusion zone and/or the adjacent nozzle
parent metal, a straight beam examination
shall be conducted from the inside nozzle
surface.
b) Examination
The full circumference of the nozzle shall be
scanned to cover the entire nozzle side
fusion zone of the weld plus 25 mm beyond
the weld toes. The search unit may be
moved either circumferentially around or
axially across the examination zone. The
screen range shall cover as a minimum 1.1
times the full thickness of the nozzle wall.
Nozzle that cannot be fully examined (e.g.,
restricted access that prevent hand
placement of the search unit) shall be noted
in the examination report.
12.3.11. Daerah Fusi Las Sisi Nozzle dan/atau
Logam Induk Dekat dengan Nozzle
a) Lokasi Probe
Apabila Code Section yang dirujuk meminta
dilakukan pengujian ultrasonik untuk menguji
daerah fusi las sisi nozzle dan/atau logam induk
yang dekat dengan nozzle, maka pengujian
memakai probe normal harus dilakukan dari sisi
permukaan bagian dalam nozzle.
b) Pengujian
Keliling nozzle harus discan secara penuh untuk
menliput seluruh daerah fusi las sisi nozzle
ditambah 25 mm di luar kaki las. Probe dapat
digerakkan baik secara keliling lingkaran atau
secara aksial tegak lurus daerah las yang diuji.
Rentang layar harus meliput minimum 1.1 kali
ketebalan penuh dinding nozzle. Nozzle yang
tidak dapat diuji penuh (misalnya daerah
terbatas yang tidak dapat dimasuki tangan
untuk meletakkan probe) harus dicatat di dalam
laporan pengujian.

12.4. Post Examination Cleaning 12.4. Pembersihan Setelah Pengujian

Post examination cleaning shall be carried out Pembersihan akhir harus dilakukan sesegera
as soon as practical after evaluation and mungkin setelah evaluasi dan dokumentasi dengan
documentation using a process that does not menggunakan proses yang tidak merusak bagian
adversely affect the part. yang diuji.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 24 of 34

13. ACCEPTANCE CRITERIA 13. KRITERIA KEBERTERIMAAN

All indications producing amplitudes greater Indikasi-indikasi yang menghasilkan amplitudo yang
than 20% DAC shall be investigated to the tingginya lebih dari 20% DAC harus diperiksa
extent of the shape, identity and location, and bentuk, identitas, dan lokasinya, dan harus
shall be evaluated in terms of the following dievaluasi berdasarkan standard keberterimaan
acceptance standards: berikut:
a) Indications characterized as cracks, lack of a) Indikasi berupa retak, fusi yang tidak sempurna,
fusion, or incomplete penetration are atau penetrasi yang tidak lengkap harus ditolak
unacceptable regardless of length. berapapun panjangnya.
b) Other imperfections are unacceptable if the b) Diskontinuitas selain di atas harus ditolak jika
indication exceeds 100% DAC and their tinggi amplitudo indikasi tersebut melebihi 100%
length exceeds the following: DAC dan panjangnya melebihi:
(1) 6 mm for t less than 19 mm. (1) 6 mm untuk t kurang dari 19 mm.
(2) 1/3 t for t from 19 mm to 57 mm. (2) 1/3 t untuk t dari 19 mm sampai 57 mm.
(3) 19 mm for t over 57 mm. (3) 19 mm untuk t lebih dari 57 mm.
Where t is the thickness of the base metal. Dimana t adalah tebal logam induk.
If the weld joins two members having Jika sambungan las terdiri dari dua bagian yang
different thicknesses at the weld, t is the ketebalannya berbeda pada sambungan lasnya,
thinner of these two thicknesses. maka t adalah ketebalan terkecil dari kedua
bagian tersebut.
If a full penetration weld includes a fillet weld, Jika sambungan las penetrasi penuh ada
the thickness of the throat of the fillet shall be filletnya, tebal leher las harus dimasukkan
included in t. sebagai bagian dari t.

14. RECORDING AND REPORTING 14. PENCATATAN DAN PELAPORAN

14.1. All unacceptable discontinuities shall be 14.1. Semua diskontinuitas yang tidak diterima
recorded on the Ultrasonic Examination harus dicatat pada laporan pengujian
Report form. ultrasonik.
14.2. All discontinuities having responses that 14.2. Semua diskontinuitas yang memiliki amplitudo
exceed 50% DAC shall be recorded on the melebihi 50% DAC harus dicatat dalam
examination report form. laporan pengujian.
14.3. Record shall show the location of disconti- 14.3. Laporan harus memperlihatkan lokasi
nuity along the weld axis, response level, diskontinuitas sepanjang sumbu las, tinggi
location within the weld cross section, amplitudo, lokasi di dalam penampang
length, depth below the surface, and melintang las, panjang, kedalaman di bawah
classification (accepted or rejected) for permukaan, dan klasifikasi (diterima atau
each discontinuity. ditolak) dari tiap-tiap diskontinuitas.
14.4. Restricted access and inaccessible welds 14.4. Daerah las yang aksesnya terbatas dan
shall be recorded in the examination daerah yang tidak dapat diakses harus dicatat
report. dalam laporan pengujian.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 25 of 34

14.5. For each ultrasonic examination, the 14.5. Untuk setiap pengujian ultrasonik, informasi
following information shall be recorded: berikut ini harus dilaporkan:
a) Procedure identification and revision; a) Nomor prosedur dan revisi;
b) Ultrasonic instrument identification b) Identitas peralatan ultrasonik (termasuk ,
(including manufacturer’s serial nomer seri pemanufaktur );
number);
c) Search unit(s) identification (including c) Identitas probe (termasuk nomer
manufacturer’s serial number, seripemanufaktur, frekuensi, dan ukuran
frequency, and size); kristal);
d) Beam angle(s) used; d) Sudut probe yang dipakai;
e) Couplant used, brand name or type; e) Kuplan yang dipakai, merek atau jenisnya;
f) Search unit cable(s) used, type and f) Kabel probe yang dipakai, jenis dan
length; panjangnya;
g) Special equipment when used (search g) Peralatan khusus jika dipakai (probe,
units, wedges, shoes, automatic wedge, sepatu probe, peralatan scan
scanning equipment, recording otomatis, peralatan perekam, dll.);
equipment, etc.);
h) Computerized program identification h) Identitas software dan revisinya, apabila
and revision when used; dipakai;
i) Calibration block identification; i) Identitas blok kalibrasi;
j) Simulation block(s) and electronic j) Identitas blok-blok simulasi dan simulator
simulator(s) identification when used; elektronik jika dipakai;
k) Instrument reference level gain and, if k) Gain reference level instrumen dan setting
used, damping and reject setting(s); damping dan reject, jika digunakan;
l) Calibration data [including reference l) Data kalibrasi [termasuk pemantul
reflector(s), indication amplitude(s), referensi, amplitudo indikasi, dan
and distance reading(s)]; pembacaan jarak];
m) Data correlating simulation block(s) m) Data yang menghubungkan blok simulasi
and electronic simulator(s), when dan simulator elektronik, jika dipakai,
used, with initial calibration; dengan kalibrasi awal;
n) Identification and location of weld or n) Identitas dan lokasi las-lasan atau volume
volume scanned; yang discan;
o) Surface(s) from which examination o) Permukaan dari mana pengujian
was conducted, including surface dilakukan, termasuk kondisi permukaan;
condition;
p) The weld number, datum location, p) Nomer sambungan las, lokasi datum,
length, depth from the OD surface, panjang, kedalaman dari permukaan luar,
and defect classification (linear, dan klasifikasi cacat (linier, melintang, atau
transverse, or volumetric); volumetrik);
q) Areas of restricted access or q) Daerah-daerah dengan akses terbatas
inaccessible welds; atau sambungan las yang tidak dapat
diakses;
r) Examination personnel identity and r) Identitas personnel penguji dan level
qualification level; kualifikasinya;
s) Date of examination. s) Tanggal pengujian.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 26 of 34

15 EXAMINATION OF REPAIRED AREAS 15. PENGUJIAN AREA YANG TELAH DIPERBAIKI

Areas contain unacceptable discontinuities Area dimana terdapat diskontinuitas yang ditolak
shall be repaired. The repaired areas shall be harus diperbaiki. Area yang sudah diperbaiki
reexamined by UT. tersebut harus diuji ulang memakai UT.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 27 of 34

Exhibit 1.

Figure 1. Non-piping calibration blocks.

 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 28 of 34

Figure 2. Calibration block for piping.

 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 29 of 34

Figure 3. Alternate calibration block for piping.

 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 02 30 of 34

Figure 4. Calibration block for straight beam examination of nozzle side weld fusion zone and/or adjacent
nozzle parent metal.
 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 33 of 34

Exhibit 2.

Figure 5. Sensitivity and DAC for side-drilled holes.

Figure 6. Sensitivity and DAC for notches.

 ISO/EIC 17020:2012 Document No. :
FM-17020-PJTM-22-11A
SISTEM MANAJEMEN UNTUK LEMBAGA
INSPEKSI
Issued Date:
MANAGEMENT SYSTEM FOR INSPECTION July 17, 2019
BODIES
ULTRASONIC EXAMINATION PROCEDURE Revision : Page :
ASME Sec. VIII Boiler & Pressure Vessel Code 0 34 of 34

Exhibit 3.
EXAMINATION OF T OR CORNER JOINTS
(SINGLE-BEVEL OR DOUBLE-BEVEL GROOVE WELDS)
 Report No. :

ULTRASONIC EXAMINATION DRAWING Drawing No. :

Page ...... of ...... Procedure No. : Rev.

Work Order No. : Project No. : UT Equipment :
Project Name : Type :
Location : Serial No. :
Customer :
Applicable Codes :
Test Sample No. : Thickness: ...........................mm

Examined by Reviewed/Witnessed by Authorized Inspector

NDT Level .......

Date: Date: Date:
 Report No. :
Drawing No. :
ULTRASONIC EXAMINATION REPORT
Procedure No. : Rev.
Page ...... of ......

Work Order No. : Project No. : UT Equipment :

Project Name : Type :
Location : Serial No. :
Customer :
Applicable Codes :

Surface Condition As-welded As-ground Other ( )

Stage of Examination After Welding After Hydrostatic Other ( )
Welding Process(es) GTAW SMAW Other ( )
Base Metal Weld Part Back Gouging
Scope of Examination
Edge Preparation Repair Welding Other ( )
Couplant Oil Grease Other ( )
Calibration Block BCB IIW V1 Other ( )
Examination Face Face A Face B Face C
Test Range : Straight: mm Angle: mm Scanning Technique :
Angle (o) Brand SN. Frequency (MHz) Size (mm) Cable (type and length)

Search Unit

Decibels (dB) Record of Discontinuity Evaluation

Material Thickness
Screen Height, % DAC
Frequency (MHz)
Probe Angle (o)

Depth from Surface

Transfer of Losses

Discontinuity Type
Angular Distance

Surface Distance
Reference Level
Scanning Level

Length (mm)

Discontinuity
(mm)

Accepted

Repaired
Remarks
Identification
(mm)

(mm)

(mm)

Type of Discontinuity : CR : Crack IF : Incomplete Fusion IP : Incomplete Penetration EI : Elongated Indication

Examined by Reviewed/Witnessed by Authorized Inspector

NDT Level ……
Date: Date: Date: