Professional Documents
Culture Documents
Cenicienta
Cenicienta
Érase una vez una hermosa niña con dos hermanastras mayores y una madrastra.
Desde que murió su padre biológico, la trataron como a una sirvienta. Se vio obligada a
cumplir con las peticiones de su madrastra y sus dos hermanastras. Aun así, Cenicienta seguía
siendo una chica amable. Todavía amaba a sus hermanastras y a su madrastra.
Finalmente llegó el momento del baile. La madrastra y sus dos hijas se disponían a ir
a palacio. Llevaban los mejores vestidos con bonitos zapatos y maquillaje. Mientras que
Cenicienta sólo podía mirar su partida desde detrás de la ventana. Cuando Cenicienta estaba
triste, de repente una hermosa mujer le dijo: “Cenicienta, cálmate, esta noche te unirás a esta
fiesta de baile. No te preocupes, yo te ayudaré”. Cenicienta se sorprendió: "¿Quién eres?". La
bella mujer respondió suavemente “Soy un hada del cielo, ven aquí”. Con una sonrisa
encantadora, el hada hizo girar su varita delante de Cenicienta. Al instante Cenicienta cambió
como una princesa real. Llevaba un hermoso vestido, una corona plateada y un par de zapatos
de cristal. Cenicienta también parecía feliz “Gracias hada. ¿Pero cómo puedo llegar a ese
palacio? No tengo dinero para alquilar un carrito”, dijo Cenicienta. En un instante, la hermosa
hada regaló guardias y carruajes tirados por caballos para Cenicienta. “Puedes montar en este
carruaje tirado por caballos. Recuerda, el efecto de esta magia desaparecerá a medianoche”.
Al oír eso, Cenicienta asintió e inmediatamente se dirigió al palacio.
Al día siguiente, el Príncipe y los guardaespaldas fueron hasta el campo, pero ninguna
chica calzó el zapato de cristal. Hasta que el Príncipe llegó a la casa de Cenicienta. Sus
hermanastras estaban muy emocionadas al escuchar la llegada del Príncipe, “¡Dame! Me
probaré esos zapatos de cristal”, dijeron juntas las dos hermanastras de Cenicienta. Sin
embargo, resultó que el zapato de cristal no les quedaba bien. De repente Cenicienta dijo:
"Déjame intentarlo, Príncipe". Prince respondió: "Por favor, señora". Al ver que la madrastra
dijo “Cenicienta, es una vergüenza por tu parte”. Pero Cenicienta probó el zapato de cristal de
todos modos y le quedó bien al pie. El Príncipe se sintió feliz y dijo: “Eres la princesa que
estaba buscando”. Finalmente, el príncipe llevó a Cenicienta al palacio y vivieron felices.
Cenicienta
Dahulu kala, tinggal seorang gadis cantik dengan dua kakak tiri dan ibu tiri. Sejak
ayah kandungnya meninggal, dia diperlakukan seperti pembantu di rumahnya. Dia dipaksa
untuk mematuhi peraturan ibu tirinya dan dua saudara tirinya. Meski begitu, Cenicienta
masih gadis yang baik hati. Dia masih mencintai adik tirinya dan ibu tirinya.
Suatu hari cantó raja akan mengadakan pesta dansa di istana. Undangan disebarkan ke
desa-desa. Pesta dansa ini bertujuan untuk menemukan seorang gadis yang akan menjadi istri
sang pangeran. Mendengar kabar baik conciso, saudara tiri Cenicienta sangat senang. “Ibu,
tolong pilihkan saya baju terindah untuk menghadiri pesta dansa di istana malam ini” kata
kakak sulung. “Saya juga, Bu, belikan saya baju baru, saya tidak mau pangeran terlihat
kecewa saat menari bersama saya” kata kakak kedua. Mendengar anak perempuannya
mengoceh dengan gembira, cantó ibu menjawab “Tentu saja, ibu akan memilih gaun yang
bagus untuk pesta malam ini”. Cenicienta yang sedang menyapu tampak sangat senang. Di
dalam hatinya dia juga ingin pergi ke pesta dansa di istana, dia berkata kepada ibu tirinya
“Ibu, tolong izinkan saya pergi ke pesta, saya tidak butuh gaun baru. Izinkan saya untuk
pergi”. Ibu tiri dan saudara tirinya sangat marah kepada Cenicienta. Sang ibu berkata:
“¡Tidak, kamu tidak boleh! Kamu akan tetap di rumah”. Mendengar hal itu, Cenicienta diam
saja. Keinginannya untuk bertemu dengan cantó pangeran gagal. Meski begitu, ia tetap rela
mengikuti perintah ibu tirinya.
Waktu dansa akhirnya datang. Ibu tiri dan kedua putrinya bersiap untuk pergi ke
istana. Mereka mengenakan gaun terbaik dengan sepatu dan make-up yang cantik. Sementara
itu Cenicienta hanya bisa menatap kepergian mereka dari balik jendela. Saat Cinderella
bersedih, tiba-tiba seorang wanita cantik berkata kepadanya, “Cinderella tenanglah, kamu
akan bergabung dalam pesta dansa malam ini. Jangan khawatir, saya akan membantumu”.
Cenicienta terkejut, “¿Siapa kamu?” Wanita cantik itu menjawab dengan lembut, “Saya
adalah peri surga, kemarilah”. Sambil tersenyum menawan, peri memutar-mutar tongkatnya
di depan Cenicienta. Cenicienta langsung berubah seperti seorang putri kerajaan. Dia
memakai sebuah gaun yang cantik, memakai mahkota perak, dan sepasang sepatu kaca.
Cenicienta juga tampak senang, “Terima kasih peri, tapi bagaimana saya bisa pergi ke istana
itu? Saya tidak punya uang untuk menyewa kereta”, kata Cenicienta. Mientras tanto, peri
cantik itu memberikan penjaga dan kereta kuda untuk Cenicienta. “Kamu bisa naik kereta
kuda ini. Ingat, sihir ini akan hilang sampai tengah malam”. Mendengar itu, Cenicienta
mengangguk dan langsung menuju ke istana.