Dokumen.tips Padi Di Lahan Rawa Lebak

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 49
Petunjuk Teknis Lapang | Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adi LAHAN RAWA LEBAK & ) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian y 007 = Pengelelaan Tanainern Terpada (PIT) Padt Lahan Rowe Lebak Pengelolaan ‘Tanaman ‘Terpadu (PY) Padi Lahan Rawa Lebak Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 Pengelalaan Tanaman Terpada (PTT) Pudi Lahan Ravea lebak KATA PENGANTAR Hasil rapat koordinas! terbatas Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin langsung oleh Presiden clan Wakil Presicen RT di Departemen Pertanian paca awal Januari 2007 menghasilkan keputusan penting: target peningkatan produksi beras ? juta ton pada tahun 2007 dan selanjutnya meningkat 5% per tahun hingga tahun 2009, Untuk menindaklanjuli komilmen tersebul Departernen Pertanian meluncurkan Program Peningkatan Pracuksi Beras Nasional (P2BN) untuk segera diimplementasikan Mengingat tinaginya konversilahan irigasi ke non pertanian, maka untuk memenuhi kebutuhan beras nasional tersebut perlu dimanfaatkan sebagian dari 13 juta ha lahan rawa lebak perlu dikembangkan sebagai salah satu sentra procuksi padi. Petani Banjar dan Bugis sudah lebih dari seratus tahun mengusahakannya secara tradisional dan produktif. Pemerintah bersama Prof, Dr. I.E. Schopuys, sebagai pakar tanah dan air dari Belanda, dan almerhurn Haji Idak sebagai pelani rawa teladan telah mengembangkan lahan rawa lebak cengan sistem polder yang dikenal dengan "palder Alabio" dan Polder Mentaren" paca tahun 1949 - 1972. Sejak saat itu lahan iehak di Kalimantan Selatan bisa ditanami padi dua kali setahun dan diikuti oleh palavaija. Memperhatikan keberhasilan diatas dan juga mereview hasil penelitian sebelumnya, disusuniah buku petunjuk telenis lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi rawa lebak ini, Pendekatan PTT bersifat partisipatif terutama di dalam pemecahan permasalahan sister produksi padi spesifik lokasi. Pendekatan demikian bertujuan untuk meningkatkan pracuks! pac dengan memilih teknolegi yang mengacu pada pemecahan permasalahan spesitik lokast yang dominan yang dihadapi petani selama ini. Buku" Petunjuk Lapang PTT Padi Rawa Lebak" ini diperuntukkan bagi peryutuh dan petani sehingga mampu mengidentifikasi permasalahan dan jenis teknologl yang sesual untuk diterapkan pada kondisi can lingkungan lahan rawa lebak sctempat. Buku ini juya bisa dipakai didalam pelatihan petani maupun penyuluh oleh Dinas Pertanian di daerah. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Prof Dr: Ir Achmad Suryana, MS Padoman Bigi Penyulah Partanian Pengelolaan Tomtman Terpada (PT!) UCAPAN TERIMA KASIH Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dr. M. Noor, peniliti se- nior dari Balai Penclitian Tanaman Rawa (Balittra), Banjarbaru atas sumbangan pemikirannya, semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan materiil, selanjutnya juga terima kasih kepada Suharna, A.Md yang telah mengatur dan merancang tata letak buku ini. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Laban Rowa Lebak TIM PENYUSUN Penanggung Jawab : Prof. Dr. Ir, Achmad Suryana Kepala Badan Litbang Pertanian Ketua : Prof. Dr. In Suyamto Kepala Pusat Lithang Tanaman Pangan Anggota : Dr Hamdan pane Dr. Suwarno Tr, Bambang Kustianto, MS Prof. Dr. A. Karim Makarim Ir. Hendarsih Suharto, MSc Dr. Hasil Sembiring Badan Litbang Pertanian Ji. Ragunan Ne. 29 Pasarminggu, Jakarta Selatan Telp. : (021) 7806202 Faks. : (021) 7800644 Email: kabadan@litbang.deptan.go.id Pusat Litbang Tanaman Pangan J]. Merdeka No. 147 Bogor, Jawa Barat Telp. (0251) 334089 Paks. ; (0251) 312755 Email: crite L@indo.nel.id; crifc3@indo.net. id Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Ji, Raya 9, Sukamandi 41256, Subang, Jawa Baral Telp. : (0260) 520157 Faks. : (0260) 520158 Email balilpa@telkom.net Web — : bbpadi. litbang.deptan.ga.id Peddoman Bagi Penyulul Pertanian | jj Pengelalaan Tonaman Terpadw ¢PTT) Padi Laban Rava Leb DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASTH TIM PENYUSUN . DAFTAR ISI .... v DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR . v PENDAHULUAN ... 1 POTENSI LAHAN RAWA LEBAK ........0... 3 PERTANIAN DI LAHAN RAWA LEBAK ...,......... 5 SISTEM DAN POLA TANAM PADI DI LAHAN RAWA LEBAK 6 TAHAPAN PELAKSANAAN PTT PADI Di LAHAN RAWA LEBAK 9 TEKNOLOGI UNGGULAN PADI RAWA LEBAK i Varietas unggul padi rawa lebak ......, 12 Cara mendapatkan benih bermutu 14 Mengapa menggunakan benih bermutu f 14 Cara membuat pesemaian 15 Cara Persiapan Lahan 17 Cara dan Tata Tanam .., Lon 3S Pengelolaan Air ......... a Pemupukan yang Efisien dan Efektit . Pengendalian Gulma .. Pengendalian hama pada lahan padi rawa lebak .. PANEN DAN PASCAPANEN PADI DI LAHAN RAWA LEBAK .. CONTOH MODEL PENDEKATAN PTT PADI RAWA LEBAK PENUTUP DAFTAR BACAAN Pedornan Bayi Penyuluh Pertanian| iy Pengelolaan Tunaman Terpadu (PTT) Podi Lohan Rave Lebak Tabel 1 Tabel 2. ‘Tabel 3 Tabel 4. Tabel 5. DAFTAR TABEL . Pembagian lahan rawa lebak berdasarkan ketinggian dan atau lamanya genangan Alternatif pola tanam intensif menurut tipologi rawa lebak, penataan lahan, dan periode tidak jseais air pada sawah rawa lebak di Kalimantan Selatan . Daftar varietas unggul padi lebak .. Varietas padi unggul serta Kélahanatits ferheeap. ‘hama dan penyakit tanaman yang dapat dibudidayakan di lahan rawa lebak (Allernatif untuk memperkaya tabel di atas) ....... Jumiah bahan amelioran dan pupuk yang diberikan untuk padi secara umum menurut sister tanam pindah, gogo, gogo rancah, dan rancah gogo di lahan rawa lebak ........... DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Transek rawa lebak yang umumnya diapit atau berada di sisi aliran sungai .... Gambar 2. Pola hujan, genangan, dan pola tanam alternatif di lahan rawa lebak . Gambar 3. Straltegi pengembangan model PTT padi lebak ............. Gambar 4. Box dryer BBM kapasitas 3 t GKP bahan dari pelat besi ,.. Gambar §. Box dryer BBM kapasitas 3t GKP bahan dari tembok ... Gambar 6. Box dryer BBS kapasitas 3 t GKP bahan dari tembak .., Gambar 7, RMU Single-Pass .... Gambar 8. RMU Double-Pass dipasang secara kontinyu .... Pedoman Bagi Penyuluh Bastian 23 ¥ Pengefalaan Tanamen Terpady (PTT) Po Rawa Lebuk PENDAHULUAN engelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) merupakan suatu pendekatan dalam peningkatan produksi melalui pengelolaan tanaman, tanah, air, hare, dan organisme bengganggu tanaman (OPT) secara menyeluruh dan = berkelanjutan, Dalam penerapannya, PTT bersifat (1) partisipatif, {2) dinamis, (3) spesifik lokasi, (4) terpadu, dan (5) sinergis antar komponen teknologi. Keberhasilan penerapan PTT padi sawah irigasi ofeh Balai Besar Peneltian Tanaman Padi (BB Padi) sejak tahun 1999 di Sukamandi telah memberikan harapan dalam usaha peningkatan produksi padi secara nasional, Pada tingkat penelitian dan petak demonstrasi dengan luasan terbatas (1,0-2,5 ha), hasil padi yang dibudidayakan dengan pendekatan PTT meningkat rala-rata 37%, Pelak demontrasi yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) menunjukkan peningkatan hasil padi dengan Penerapan PTT bervariasi menurut lokasi, tingkat, dan skala usaha. Rata- rata peningkatan 27% setelah PTT diterapkan di tingkat pengkajian dengan luasan 1-5 ha dan 16% setelah diterapkan dalam skala yang lebih Iuas (30-100 ha). Penerapan PTT umumnya terjadi peningkatan hasil, sedangkan kualitas gabah dan beras lebih baik, biaya produksi menurun, dan kelestarian lingkungan lebih baik. Berdasarkan pengalaman ini maka Badan Penolitian dan Perigembangan Pertanian mulai mencoba mengembangkan pendekatan PTT untuk meningkatkan hasil padi rawa lebak. Penclitian yang selama ini dilakukan oleh Projek Swamps II, Balitra, Puslit Tanah maupun Perguruan Tinggi di beberapa lukasi lahan rawa lebak di Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa keberhasilan usahatani Padi pada agraekosistem ini antara fain terletak Pada penggunaan varietas unggul dan waktu tanam yang tepat. Dengan waktu tanam yang tepat menyebabkan tanaman terhindar dari genangan maupun kekeringan, sehingga hasil tanaman meningkal, Tingkat kesuburan tanah relatif lebih baik dari lahan rawa pasang surut karena deposit lumpur yang di bawa banjir dari hulu. Lahan: ini umumnya ditanami sekali dalam setahun dan petani mempertahankan bahan organik di dalam petakan dan tidak membuangnya ke luar. Beberapa varietas unggul padi lahan rawa lebak Pedaman Bagi Penyuluh Partanian| Pengelolaan Tapaman Terpada (PTT) Padt Lobon Bawa Lehak seperti Lematang dan Sei Lilin mampu berproduksi 5-6 Yha bila mendapat pengelolaan yang haik. Penerapan PTT didasarkan atas 4 (empat) prinsip, yaitu: (1) PTT bukan merupakan teknolagi atau paket teknolagi, tetapi merupakan pendekatan dalam pengelolaan tanaman, lahan, dan air dengan sehaik- baiknya; (2) PTT memanfaatkan teknologi pertanian yang sudah dikembangkan dan diterapkan dengan memperhatikan unsur keterkaitan sinergis. anlar teknologi; (3) PTT memperhatikan kesesuaian teknalagi dengan lingkungan fisik maupun sosial ckonomi petani; (4) PTT bersifat. partisipatif yang berarti petani turut serta menguji dan memilih teknologi yang sesuai dengan kondisi seteripal melalul proses pembelajaran. Dalam penérapan PTT, anjuran teknologi didasarkan atas bobot dan sumbangan teknelogi tersebut terhadap peningkatan produktivitas tanaman, baik terpisah maupun terintegrasi. Teknologi anjuran disuluhkan kepada petani secara bertahap. Berbeda dengan lahan irigasi maka kormponen teknolag! yang dirakit harus disesuaikan dengan kondisi lahar rawa lehak. Penggunaan bibit muda misalnya, sangat tidak sesuai dengan kondisi lebak kecuali varietas padinya tahan rendaman. Kerudian di dalam pengembangan PTT (1) tidak ada lagi rekomendas! teknolagi yang diterapkan sccara nasional, (2) petani secara bertahap dapat memilih komponen teknologi yang paling sesuai dengan kondisi sumber daya maupun kemampuan petani setempat, dan (3) lebih mengutamakan efisiensi sistem produksi, dan (4) sesama teknologi yang diterapkan dapat sinerjis dan efektivitasnya saling menunjang. Selama ini jahan rawa lebak kurang mendapat perhatian dari pemerintah, namun dengan program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) nampaknya lahan ini mempunyai potensi besar untuk dikembangkan menjadi salah salu sentra produksi padi nasional, Permasalahan tanah, “soil prablem", tidak separah lahan pasang surut. Lahan rawa lebak perlu dibantu dengan pembuatan polder oleh pemerintah guna mencegah genangan air yang melimpah bila hujan datang serta mengurangi masalah kekeringan bila kemarau datang, Kesuburan tanah yang heterogen sebagai akibat dari tanah yang tidak rata, menycbabkan qgenangan air dan kesuburan tanah juga tidak seragam. Oleh karena itu di lahan rawa lebak perlu dibantu traktor untuk meratakan tanah sehingga dalam satu 2. | Pedunian Bagi Penyulul: Pertanian Pengeloloan Tanaman Terpada (PTT) Padi Laban Rawa Lebak hamparan lebak dangkal, lebak tengahan maupun lebak dalam terjadi bukan karena ketidak rataan lanah dalam satu hamparan, akan tetapi betul-betul akibat perbedaan topografi dan jarak yang berbeda dari aliran sungai POTENSI LAHAN RAWA LEBAK Di Indonesia, lahan rawa Iebak ada seluas 13,28 juta ha, tersebar di tiga pulau besar Kalimantan, Sumatera, dan Papua, yang lerdiri dari: 2 Lebak dangkal ada 4,17 juta ha (31.4%) dan dicirikan oleh kedalaman genangan air < 50 cm sclama < 3 bulan. Waktu tanam padi bulan Maret-April. 9) Lebak tengahan ada 6,07 jula ha (45, 7%) dan dicirikan oleh kedalamman genangan air antara 50 -100 cm selama < 6 bulan. Waktu tanam Padi Mei-Juni & Lebak dalam ada 3,04 juta ha (22,9%8) dan dicirikan oleh kedalaman air > 1 meter selama > 6 bulan, Waktu tanam padi Juli-Agustus. ‘Tabel 1.Pembagian lahan rawa lebak berdasarkan ketinggian dan atau lamanya genangan Lama Ketinggian genangan genangan =< 50 meter 50-100 meter > 100 meter <3 bulan Lebak Dangkal = Lebak Tengahan — Lebak Tengahan 3-6 bulan Lebak Dangkal = Lebak Tengahan — Lebak Dalam >6 bulan — Lebak Dangkal = Lebak Dalam Lebak Dalam Menurut fisiografi (bentuk wilayah}, rawa lebak dapat berupa: (1) daerah yang berada antara dua sungai, (2) daerah yang berada pada satu sungal, dan (3) daerah peralihan antara rawa lebak dan rawa pasang surul. Wilayah rawa lebak meliputi zone tanggul sungai (/evee), dataran banjir (foedplain), dan rawa belakang (back swarnps). Jenis-jenis tanah Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian| 3 Pengelulacn Tanaman Terpada {PTT} Padi Lahn Rowe lebak yang terdapat di rawa lebak antara lain subgroup Epiaquept dan Endoaquept (Inceptisol basah) umumnya berada pada lebak pematang; Fluvaquent, Hydraquent, Encoaquent, dan Sulfaquent (Entisol basah) umumnya berada pada lebak tengahan sampai lebak dalam); dan Haplohemist, Haplosaprist, Sufihemist, dan Sulfisaprist (Histosol-gambut mentah sampai matang) umumnya berada pada Ichak tengahan dan sebagian lebak dalam. Ketebalan gambut bervariasi dari setengah meter sampai tujuh meter. Sering ditemukan juga lapisan gambut yang bersclang seling dengan lapisan mineral. Dari luasan lahan rawa lebak di atas yang baru ditanami sekitar 0,729 juta hektar: Pertimbangan pemanfaatan lahan lebak lebak untuk usahatani padi, karena: © Topoqrefi wilayah datar dan hamparan luas sehingga berpotensi sebagai sumber pertumbuhan produksi padi © Air tersedia melimpah ci musim penghujan dan pengayaan lumpur saat banjir sehingga cukup subur © Mempunyai kekayaan sosial budaya berupa kearifan budaya lokal (indigenous knowledge) yang berpatensi untuk dikembangkan. 4) Jalan dan transportasi sebagian sudah dapat melalui darat dan sebagian dapat melalui sungai sehingga mudah dicapai dan rnobilitas barang dan pengangkutan laricar. Kalau ingin memanfaatkan lahan rawa lebak seopltimal mungkin, seyogianya pemerintah menyediakan atau memperbaiki sarana dan prasdrana pendukung seperti tanggul, jalan, tabat, pintu-pintu air dan jaringan tata air dalam sistem polder atau mini-polder sesuai dengan sumberdaya ce F lingkungannya. (rere heen eos * Gambar 1. Transek rawa lebak yang umumnya diapit atau berada di sisi aliran sungal. 4 | Pedoman Bagi Penyuluh Partanian Pengelolawn Tawaman Terpada (PTT) Penjelasan waktu lanam di masing-masing tipe lebak di atas sangat lergantung dari tinggi genangan air di dalam petakan, Biasanya petani menunggu genangan air surut baru petani menanam padi. Bila hujan datang, air melimpah dari sungai dan mengisi hamparan di sampingnya mulai dari rawa lebak yang dalam sampai ke rawa lebak dangkal. Sebaliknya, menjelang musim kemarau, genangan air akan surut mulai dari rawa lebak dangkal sampai ke rawa lebak yang dalam. Perhatikanlah gambar di atas hagaimana proses terjadinya air terqenang dan proses air surut, PERTANIAN DI LAHAN RAWA LEBAK Sebenarnya lahan rawa lebak telah diusahakan petant Banjar dan petani Bugis secara tradisional di sepanjang pedalaman sungai di Kalimantan dan petani Melayu di Sumatera sejak ratusan tahun yang lalu. Usahatani, khususnya padi di lahan rawa lebak ini semakin berkembang setelah pemerintah membangun polder di sepanjang sungai sehingga air banjir dapat terkontrol, seperti halnya polder Alabio dan palder Manteren di Kalimantan. Di lahan rawa lebak ini petani bisa tanam padi dua kali setahun bahkan tiga kali dengan menanam palawija dan sayuran, Dalam terminologi petani Kelimantan, lahan rawa lebak yang ditanami Padi pada musim hujan disebut sawah barat dan jenis padinya disebut padi surung atau disebut juga padi air dalam (deepwater rice). Padi surung atau padi air dalam ini mempunyai sifat khusus, yaitu dapat memanjang (elongate) mengikuti kenaikan genangan air dan dapat bangkil kembali apabila rebah, Kemampuan memanjang ini karena pertumbuhan buku akar yang terus menerus yany pada padi sawah umumnya tidak ditemukan, Contoh jenis padi ini yang sudah dilepas antara lain varietas Nagara, Tapus, dan Alabio dengan potensi hasil 2,0-2,5 ton per hektar Namun Sayang perkembangan padi air dalam tersehut tidak sepesat padi sawah umumnya. Di dalam perkembangannya, padi-padi sawah pasang surut dan sawah Irigasi juga dapat ditanam di lahan rawa lebak pada musim hujan, terutama di daerah-daerah yang air genangannya cepal surut. Pengelolacn Tanaman Terpade (PTT) Padi Lahon Rowa Lebak Adapun lahan rawa lebak yang ditanami padi pada musim kemarau disebut sawah timur dan jenis padinya disebut "padi rintak', atau disebut juga "padi rawa lebak". Jenis padi ini tidak lergantung musim seperti umumnya padi lokal yang masih dibudidayakan di lahan rawa, Umur panennya juga pendek, hanya empat bulan. Jenis padi rintak yang banyak ditanam petani berasal dari padi sawah irigasi, misalnya Cisokan, Cisanggarung, Giherang. Sedangkan varielas IR 66, 64 dan42 sekarang ini sangat diminali karena bentuk gabah/beras ramping (butir kecil) dan cita rasa tidak terlalu pulen sehingga sesuai dengan preferensi masyarakat setempat di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Keberhasilan budidaya padi di lahan rawa lebak sangat tergantung dari iklim, khususnya pola curah hujan, karena umumnya lahan rawa lebak sering mengalami banjir, Fluktuasi genangan air sangal sukar diprediksi. Banjir di lahan rawa lebak, khususnya di kawasan Kalimantan sering bersifat mendadak, berbeda dengan di negara Thailand atau Vietnam datanunya air secara bertahap sehingga kenaikan genangan air dapat diikuti oleh petumbuhan padi yang mempunyai daya memanjang cepat (igh elongation abrlity). Oleh karena itu dalam budidaya padi di lahan rawa lebak, penetapan waktu tanam sangat penting supaya tanaman lerhindar dari genangan air, Apabila curah hujan tinggi maka penurunan genangan air tcrasa lambat, tetapi secara urmum penurunan genangan air terjadi sangat cepat. Di musim penghujan, keterlambatan tanam juga mempunyai resika besar karena sewaktu saat panen genangan air tinggi. Oleh karena itu diperlukan varietas yang berumur pendek supaya waktu panen dapat dilakukan sebelum air lergenang. Beberapa wilayah rawa lebak dangkal atau pematang seperti lebak Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan sejak tahun 198Qan sudah menerapkan tanam padi dua kali setahun. SISTEM DAN POLA TANAM PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Sistem tanam padi di lahan rawa lebak sangat beragam tergantung pada keadaan musim dan ketinggian genangan di lahan. Sistem tanam padi di fahan rawa lebak dapat dengan beberapa sistem antara lain (1) Fi | Penman Bagi Punyuiuh Pertanian Pengelolaan Taneman Terpada (PI) Padi Laban Rowa Lebok sistem sawah, (2) gogo rancah, (3) rancah gogo, atau (4) gogo tergantung keadaan musi atau ketersediaan air. Bila pilihan "sistem sawah" maka pelaksanaan tanam dilakukan musim hujan atau menjelang akhir musim hujan. Tanam "sistem gago" biasanya pada musim kemarau apabila masih ada hujan dengan air yang cukup tersedia. Pada "sistem gogo rancah!' penanaman dilakukan pada akhir musim kemarau atau awal musim hujan, dan dischut sistem "rancah gogo" apabila tanam dilakukan akhir-akhir musim hujan menjelang musim kemarau, Pola tanam padi di lahan rawa lebak dapat mengikuti pola rusim atau waktu genangan (Gambar 2), Dalam hal ini petani di Kalimantan, menggunakan istilah watun I, watun IL, dan Watun TT untuk masing- masing lebak dangkal, tengahan dan dalam (Tabel 2 ). Tabel 2.Alternatif pola tanam intensif menurut tipologi rawa lebak, penalaan lahan, dan periode tidak tergenang air pada sawah rawa lebak di Kalimantan Selatan. Tipologi fawa lehak Sawah, tabukan surjan, tegalan Guludan Watun I Padi gogo rancah-patli rancah gogo Palawija-palawija (Lebak danykal) Padi gogo rancah-padi rancah gogo Palawiya-hortikuttura palawija Padi gogo rancah-pedi rancah gogo. Horlikullura-hortikulttura hortikultura Padi rancah gogo-palawija Padi rancah gaqa-horlikultura Watun IT Padi gogo rank (Lehak gogo tengahan) Padi rancah gogo-palawya Padi rancah gogo-hortikultura p-hera-pacii rancah Watun IT Padi-bera (Lebak dalam) — Palawija bera Periade tick Hortikuitura-bera, tergenang 2-3 bufan Watun IV Padi ~ patawiija/horti umur < 2 bulan (Lebak dalam) — Tumpang sisi jaguny + kacang hijau Periude tidak lagung + sayuran berumur pendck tergenang > 3 Hortikultura ditanam lehar + sayuran bulan umur pendek uh Pertanian| 7 RR Pengelolaan Tanaman Terpade (PTT) Padt Laban Rawa Lebak Pala hujan rate-rota silahun RIT Ty ; | ~o™ ls oad . ae a gen Ba qt Pack nea Gambar 2. Pola fan genangan, dan pola tanam -alternotiF di lahan rawa lebak 8 | Poiemen gi Penyulal Pertanian Penyelolacn Tanaman Terpada (PTT) Pudi Rawa | TAHAPAN PELAKSANAAN PTT PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Pengembangan PTT di lahan rawa lebak cidasarkan kepada masalah dan kendala yang ada di lokasi setempat yang diketahui melalui penelaahan pedesaan dalam waktu singkal (Participatory Rural Appraisal, PRA) sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3. Langkah pertama pengembangan PTT ialah dengan pelaksanaan PRA di daerah pengembangan guna menggali permasalahan utama yang dihadapi petani. Melalui PRA, keinginan dan harapan petani dapat diidentifikasi, dan karakteristik lingkungan biofisik, kondisi sosial-ckonomi, budaya petani seterripat, dan masyarakat sekitarnya dapat diketahui. Peragaan komponen teknologi inovasi Karakteristik dan masalah plionitas wilayah ieknoloui inavasi P| Pertanian yang sesual [PRA Jp Penerapan: PTT secara. Inas, “100 fia .> saran perbaikan + >lanjutan Pengembangan PTT ke petani lain (Dampak) Gambar 3. Strategi pengembangan model PTT padi lahan rawa lebak Langkah kedua adalah penyusunan komponen teknologi yang sesuai dengan karakteristik dan masalah di daerah pengembangan. Komponen teknologi tersebut hersifat dinamis karena akan mengalami perbaikan dan perubahan, sesuai dengan perkembangan inevasi dan masukan dari petani dan masyarakat setempat. Langkah ketiga adalah penerapan teknologi utama PTT dalam bentuk “demonstrasi plot” seluas 1.0 - 5.0 ha sebagai percontohan bagi hamparan sawah yang luasnya +100 ha. Sejalan dengan itu diperagakan komponen teknologi alternatif paca luasan +1 ha dalam bentuk superimpase trial, sebagai sarana untuk mencari teknologi alternalif yang nanti berguna untuk menqgantikan atau mensubstitusi kompanen teknologi yang kurang sesuai. Podoman Bagi Pewyuluh Pertanian | q Pengelolaan Tapaman Terpudw {PTT} Pengembangan selanjutnya baru dengan luasan minimal 100 ha. Setelaly pasca pengembangan perlu dilakukan studi dampak dari program PIT tersabut untuk melihat dampak positif maupun negatifnya terhadap sistem shatani padi di kawasann tersebut. Apa ite PD Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan cara pendekatan yang bersifat holistik, schingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi, pendapatan petani, dan sifatnya berkelanjutan karena lebih efektif, lebih efisien serta sesuai dengan kandisi petani dan lingkungan Pendekatan PTT ialah: 2 Memantaatkan paket teknolegi inovatif yang terdiri dari komponen komponen teknologi yang sinerjis dan kompatibel antar sesamanya. @ Pemilihan dan penerapan teknologi didasarkan pada efektivitas dalam pemecahan permasalahan sctempat yang sedang dihaclapi. 9 Penggunaan input teknologi lebih efisien dan hemat tenaga kerja schingga dengan keterbatasan tenaga kerja tersebut masih mampu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani ‘9 Kelestarian lingkungan lebih lumintu karena teknologi yang diterapkan lebih terkendali sehingga lebih ramah lingkungan. {0 | Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian Pengelolaan Tanaman Terpadu (PIT) Padi Laban Rawa Lebak TEKNOLOGI UNGGULAN PADI RAWA LEBAK Di dalam pengembangan program PTT Padi rawa lebak ada beberapa acuan komponen teknologi untuk dirakit menjadi paket teknologi padi lebak, di antaranya : 9 Varietas unggul baru. potensi hasil tinggi, tahan rendarnan (cepat memanjang, berkecambah dalam kondisi tergenang), tahan hama penyakit, tahan kekeringan atau berumur genjah, serta disukai petani {Tabel 1). ©& Menggunakan benih unggul dan berkualitas tinggi. @ Pengelolaan hara spesifik lokasi. Pemberian N dalam bentuk pupuk urea tablet/granul yang sifatnya "sfow release" dengan dosis 150-200 kg urea/ha, karena genangan air yang sukar diprediksi Pemberian P dan K didasarkan pada status hara tanah atau berdasarkan uji tanah dengan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) Oo Pengelolaan air. Air harus dikelola secara benar agar tidak tergenang lama bila hujan datang, tetapi tidak kekeringan bila musim kemarau. Sarana dan prasarana pendukung seperti pintu-pintu air, saluran kemalir, dan tabat-tabat (dam everfow) perlu dibuat dan cirawat dengan baik. 9 Cara tanam. Padi dapat dilanam dengan sister tanam legel atau tanam sistem legowo 2:1, 4:1, namun penggunaan bibit muda sangat riskan terhadap rendaman. 9° Pengendalian gulma. Gulma harus dikendalikan terutarna di lahan rawa lebak dangkal © Pengendalian hama dan benyakit terpadu. Pengendalian atau pencegahan hama penyakit seperti tikus, keong mas, orong-orang, penyakit busuk leher dan bercak daun coklat sangat perlu agar supaya lidak menyerang tanaman padi 2 Penerapan pasca panen. Penggunaan alat perontok gabah dengan mesin maupun alat pengering buatan akan membantu pelani di dalam mengatas! tenaga kerja yang langka Pengelolaan Tanaman Terpada (PTT) Padi | Rawa Lebak Varietas Unggul Padi Rawa Lebak Petani tradisional masih menanam padi varietas lokal umur dalam, potensi hasil rendah, bahkan ada yang masih berbunga musiman atau folo period sensitif. Contohnya ialah varietas Karangdukuh, Sian Halus, Bayar Putih, Bayar Melintang, Siam Ganal, Lemo, Pandak, Pelita Rampak, Sei Putih. Penggunaan padi varietas lokal ini dikarenakan antara lain benih mudah diperoleh, rasa nasi disenangi umumnya pera, hasil panen mucdah dipasarkan dan harga jual lebih tinggi, hemat pupuk dan obat-obatan (pestisida), sangat toleran dengan kondisi rawa, waktu luang untuk usaha diluar bertani cukup besar. Asan tetapi dewasa ini sudah banyak varielas unggul baru (VUB) padi pasang surut yang toleran Fe/pirit, toleran keasaman tinggi, tahan rendaman, potensi hasil tinggi, umur genjah, dan lebih tahan hama penyakit. Contoh VUB ini dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Daftar varietas unggul padi lebak Tinggi No Varietas UT tanaman Tekstur Tahan/toleran (hari) nasi 1) Mahakarn 135 105 sedang Wereng coklat 1,2,3; bakteri daun hhergaris, keracunan Fe, genangan 2 Kapuas 125 100 pulen Wereng coklat 1,2; hawar daun bakten, hercak coklat, keracunan Fe 3° Cisangyarung 130 100 pwlen Wereng cokiat 1, hawar daun bakter! 4 Banyuasin = 120-105 pulen Wereng coklat 3, blas, hawar daun bakteri TIT, keracunan Fe, keracunan Al 5 Batanghari 125 = 110 pera Wereng coklat 182, Blas, hawar daun bakteri IIT, keracunan Fe 6 Mendawak 415 ino puler| Blas, bercak coklat, keracunan Fe, salinitas 7 Seilaln 125-100 pera Wereng coldat 2, 3, blas, bercak coklat, salinitas 8 Lematang 130 aio pera Wereng coklat 1, blas leher bercak coklat, keracunan Fe 9 IRA2 140 110 pera’ Wereng coldat 1,2; hawar daun bakteri, blas, kemasaman tanah s | Pedorean Bagi Peayilub Pertanian Pengelalaan Tannman Terpada (PY) Padi Lohan Rows Lebak Tabel 4.Varietas padi unggul serta ketahanannya terhadap hama dan penyakit tanaman yang dapat dibudidayakan di lahan rawa lebak (Alternatif untuk mermperkaya tabel di atas) Umurvieen Texstur Ketahanan Rama Nama varietas panen ttiha) nasi dan penyakit Keterangan thariy WCk HDB BCk Blas Barite 0-145 300 Pera LAT - 8 Mahakam 135-140 34 Pera PAYS AT + = s Kapues 1a) 45 Sedang. TL AT s Musi 135-140 4,5 Pera PTT s Sei Lilin W425 46 Pera AT-2 AP 5 Lematang 125-130 46 Pera 2 AT s Lalan 125-130 46 Pera T 5 Banyuasin 145-120 46 — Pulen _ oT T R Balanghari 125 46 Pera T T 5 Dendang 12500 35) Pulen > AT AT s Tndragir 117 4,5-5,5. Sedang T T R Punggur 117) 4,55 Sedang - + 7 R Margasari 120-125 3-4 Sedang T s Martapura 120-425 34 Sedang we 7 Air Tenggulang 125 Pera T-1,2,3 T T S Siak Raya 125 Pera TRIO = TOT. s Lambur 120 Pulen AT-3 - 4 s Mendawak 115 Pulen ATS ~ AT R Fatmawatl 105-115 Pulen AT-2,3° T mA R Gherang 116-125 Pulm Ped T= = R Bigul 1456125 Pera 7-2 AT ~~ R Tajum 120-130 Pera 1 AT a 2 R Progo 125 Pera T42 AT - - R Cisokan 110-120 Pera T1239 AT =~ 5 136 110-120 Pera T42 AP = Ar R IRA2 135-145 Pera oT2 Too- R R64 115 Pulen T-L2 AT : R IRGG 110 120 Seda 71,23 AT = 7 R Tapus 127 Pera T T at ot s Alabio 135-140 Sedang Pos ee § Nagara 140-170 2-2,5. Sedang AL om os s Batang Piaman «125 4,4 Pera - 7 s batang Lembang 125 0 4,1 Para - 4 5 T = Tahan; WCk= — Wereng coklat; S = tanamsurung, AT = Agak Tahan; 1,2,3= Biotipe 1,2,2; R= tanam rimtak AP Agak Peka; HDB Hawar daun bakteri; P= Peka; BCk = Bercak caklat. Prloman Bagi Penyuluh Pertanian | {3 Pongelolaun Tonaman Lerpade (PTT) Padi Lohan Reve behok Cara memilih varietas unggul © Perhatikan sifal-sifat penting dari varietas unggul yang tersedia ‘9 Varietas yang sesuai ditanam di lahan pasang surut biasanya juga cocok untuk ditanam di lahan rawa lebak © Pilihlah warietas dengan sifat-sifat sesuai dengan kondisi lahan setempat © Pilihlah varietas dengan cita rasa atau tekstur nasi sesuai dengan selera masyarakat sctempat Cara mendapatkan benih bermutu © Gumakan benih berlabel yang dapat dibeli di toko alau kios saprodi; atau 2 Membuat benih sendiri dengan cara sbb: © Panen padi secara khusus untuk benih, sebelum keseluruhan tanaman dipanen. Q Pilih tanaman yang seragam, bila ada tanaman yang berbeda jangan ikul dipanen untuk keperluan benih. © Hasil panen segera dirontok, dibersihkan, dan dikeringkan © Benih yang sudah kering dan bersih disimpan dalam wadah yang aman: kantong semar atau kantong plastik dan dimasukkan dalam kalengy/blek. & Simpan ditempat yang kering. Mengapa menggunakan benih bermutu? © Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang ‘banyak © Benih yang baik akan menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan seragam © Kelika ditanam pindah, bibit dari benih yang baik dapat Lumbuh lebih cepat dan tegar 9 Benih yang baik akan memberikan hasil tinggi 14 | Pedoman Bagi Penyuluh Pertantan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Lohan Rawa Lebok FS Cara merawal benil © Untuk memilih (merawat) benih yang baik gunakan larutan ZA atau larutan garam 3% dengan perbandingan 1 kg ZA dilarutkan dengan 3 liter air, atau 30 gram gararn dalam satu liter air, Jumlah benih yang dimasukkan disesuaikan dengan volume larutan ZA atau garam (lihat Gambar). Benih mengapung dibuang saja Untuk daerah yang sering terserang hama penggerek batang, benih perlu diaplikasi dengan pestisida fipronil. Sedangkan keong mas dapat diambil /dipungul dan dimusnahkan atau dijadikan pakan itik. Alau keong mas tersebut diaplikasi dengan pestisida nabati. Cara membuat persemaian Persemaian di lahan rawa lebak dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: 1. Persermaian basah, yaitu yang dilakukan di petakan sawah sebelum penyiapan lahan, dengan membuat bedengan dan saluran drainase kellling. 2. Persemaian kering, yaitu dilakukan di tempat tertentu yang sengaja dipilih lokasi yang kering seperti di pematang atau jalan usaha Lani. 3. Persemaian terapung, yaitu dilakukan dengan membuat rakit dari bambu atau batang pisang yang disusun dan diberi hamparan tanah atau lumpur. Rakit berukuran masing-masing Lx 2 m2 dan dilempatkan di atas permukaan air. © Keperluan benih 30 kg/ha; © Luas areal persemaian sekitar 500 m’ untuk pertanaman 1 ha: @ Bual persemaian di bagian lahan yang telah tidak tergenang air Q Olah tanah dengan sempurna; © Buat bedengan lebar 1 m, panjang sesuai ukuran petakan ® Berikan pupuk organik atau sekam 2 kg/m" agar bibit mudah dicabut dan akar tidak banyak yang rusak 2 Rendam benih selama 24 jam, tiriskan, dan peram selama 12 jam Aedaman Bayi Penyuluh Pertanian | 1S Ponyelulaan Tonuman Yerpada (PIT) Padi Lahn Rowa Lebok 4 Tabur benih dengan merata kemudian tutup taburan dengan tanah halus dan tipis © Pupuk persemaian dengan urea sebanyak 20 g/m? bersamaan dengan penaburan/tugal benih © Agar tidak kekeringan, persemaian perlu disirami. Kalau genangan air di lahan masih terlalu dalam maka sctelah bibit berumur dua minggu, pindahkan bibit itu ke lahan yang mempunyai geriangan air dangkal. Bibit dipecah menjadi 3-4 bagian lalu dipindahkan/ ditugal o Penanaman di lahan sebaiknya berumur 20 hari dan tidak lebih dari 30 har; © Untuk VUB (Varietas Unggul Baru), agar supaya bibitnya tidak terlalu tua, maka persemaian untuk rawa dangkal, rawa tengahan, dan rawa dalam dibuat terpisah sesuai dengan waktu tanam atau kedalaman air (tipologi lahan). Kalaupu ada pembibitan bertahap diusahakan tidak lebih dari satu kali pemindahan sehingga bibit tidak terlalu tua. 1 | Pedoman Bagi Panyuluh Partanian Pengelolaan Tanaman Terpadu (PT) Padi Lohan Bawa Leliak Untuk petani yang menggunakan varietas lokal yang pcka fotoperiode seperti varietas lokal siam, bayar, atau karang dukuh diperlukan persemaian bertahap 2-3 kali yang disebut taradak (persemaian 1), ampak (persemaian 2), lacak (persemaian 3) baru kemudian tanam. 2 Taradak, bibit padi cukup 5 kg untuk salu hektar dimasukan lubang ugalan. Jumiah bibit 40-60 butir/lubang dengan kedalaman 4-5 cm. Jarak antar lubang 15-20 cm. Untuk 5 kg benih diperlukan luas 125- 150 m?. Persemaiandipertahankan selama 30-40 hari 92 Ampak, hasil taradak diambil dari tiap lubang lugalan dijadikan 5 bagian kemudian ditanam pada petak sawah dengan luasan 20% areal pertanaman. Persemaian ini dipupuk 10 g urea, 7,5 q TSP, dan 100 g abu sekam per meter persegi. Persemaian ini dipertahankan 35-45 hari. 2 Lacak, apabila genangan masih tinggi maka hasil persemaian ampak ditanam dengan 3-4 bibitflubang dengan jarak 50 cm, Apabila keadaan genangan cukup rendah, taka bibit ampakan dapat langsung ditanam dengan 2-3 bibit/lubang dengan jarak 20 x 20 cm atau 20 x 25 cm. Persemaian lacak dierlahankan 50-60 hari. Desember/Januari, lacak dilakukan bulan Februari/Maret sehingga tanam bulan April. Tanaman padi (peka fotoperiod) berbunga pada lama penyinaran paling pendek jatuh pada bulan Juni. Panen bisa dilakukan sekitar Juli/Agustus. Cara Persiapan Lahan Rawa dangkal: Q Petakan-petakan lahan diperiu- kan untuk menahan air, caranya jalah dengan membuat dan membangun "pematang" 0 Traktor dapat diperqunakan di awal musim penghujan, sebelum genangan air di dalarn petakan Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian | [7 Penyelulacn Yonaman Yerpade (PTT) Padi Luhon Lowa Lebok tinggi. Tanah diolah dengan sempurna dan upayakan agar permukaan tanah rata di dalam setiap petakan. © Persiapan lahan dengan traktor dapat mengurangi kepadatan tanah. Untuk lahan gambut sebaiknya pengolahan tanah cukup dengan tidak tajak karena traktor sering amblas (terperasok). 9 Pengolahan tanah yang lebih awal dapat mempercepat waktu tana dan pertumbuhan padi. Di saat genangan air tinggi tanaman padi juga sudah tinggi sehingga terhindar dari rendaman air yang dapat mematikan tanaman padi 9 Sebelum hujan datang di saat lahan masih kering, persiapan lahan bisa juga dilakukan dengan menyemprotkan herbisida non selektif utuk mernberantas gulma. Kalau lahan sudah tergenangi oleh air biasanya rumput cukup ditebas dengan menggunakan tajak besar, Rawa tengahan dan Rawa dalam mm Persiapan lahan dapat dianjurkan dengan menerapkan sistem TOT (Tanpa Olah Tanah), yaitu dengan cara: a, Sistem tajak a Menjelang musim kemarau, persiapan lahan bisa dilakukan walaupun lahan masih digenang! air setinggi 15-20 cm. © Rumput (kumpai) ditehas, dipoteng dengan "tajak besar" © Rumput tersebut dikait, ditarik dan dibawa ke pinggir petakan sawah atau dibuat gumpalan untuk dikomposkan dan kemudian disebar rala di lahan. Secara tradisional sistem penyiapan lahan ini dikenal dengan sistem tajak-puntal-hampar (ditebas-dikait/gulung- dibenamkan/ dikomposkan dan disebarkan kembali) 18 | Pedaman Bagi Penyuluh Pertanian Pengeloloan Tanaman Terpadi (PTT) Padi Luba» Bawa Lebak Rumput ini juga berfungsi sebagai mulsa untuk mempertahankan lengas tanah dan sekaligus schagai Sumber hara tanaman 2 Sistem tajak dilakukan terutama untuk mengejar masa tanam yang lebih cepat, sehingga tanaman padi terhindar dari kekeringan Pada fase generatif Di awal musim penghujan, persiapan lahan dapat dilakukan dengan cara membersihkan gulma dan serasah tanaman bekas perlanaman musim kemarau. Pemberishan lahan dilakukan dengan tajak sebelum petakan digenangj air karena harus segera ditanam dengan sistem tugal. Persiapan lahan demikian bisa juga dilakukan dengan traktor tangan atau bisa juga dengan menyemprotkan herbisida non selektif. b, Penggunaan herbisida 2 Di awal musim penghujan, petakan sawah belum digenangi air Karena itu penyemprotan gulma atau rumput harus dilakukan di saat petakan masih kering. Kalau menjelang musim kemarau, herbisida disemprotkan setelah genangan air surut, namun ada risiko tinggi, yaitu terlambatnya waklu tanam. Keterlambatan tersebut akan mempunyai risiko kekeringan pada fase generatif & Jenis herbisida yang diqunakan biasanya herbisida non selektif, yailu glifosat atau paraquat © Waktu penyemprotan herbisida yang lebih awal juga perlu diperhatikan agar supaya proses pembusukan gulma tidak menunda waktu tanam pac Selanjutnya persiapan lahan dengar sistem bakar tidak dlianjurkan karena mempunyai risiko linggi, yaitu: 9 Lahan yang mengandung gambut akan ikut terbakar dan menurunkan kesuburan tanah Q Kalau terbakar, unsur-unsur hara yang terkandung dalam guima akan mudah hanyut terbawa oleh air 9 Banyak unsur mikroba yang mati & Akan mengganggu keseimbangan dari ekosistem rawa lebak. Pedoman Bagl Ponyuluh Pertanian | 19] Pengelalaan Tanaman Terpadu (PTT) Pod? [Lohan Bawa Lehok Cara dan ‘lata ‘Tanam 1. Tanam Pindah (Tapin) dengan Sistem Tegel Gunakan 2-3 bibit/rumpun dengan umur 21-30 hari. Keuntungannya alah: © Bibit mengalami stagnasi relalif singkal © Akar lebih kuat dan dalam @ Pembentukan anakan padi lebih banyak Q Tanaman lebih tahan rebah © Tanaman lebih cepat respon pemupukan Jarak tanam disesuaikan dengan varietas, kesuburan tanah, ataupun tinggi genangan air (20 cm x 20 cm; 22.5 cm x 22.5 cm;atau 25 cm x 25 em) 2. Tapin - Jajar Legowo 2:1 dan4:1 Contoh : Legowo 2: 1 (40 x 20 x 10 cm) Cara tanam berselang-seling 2 baris dan 1 baris koseng. Jarak antarbaris tanaman yang cdikosongkan disebut unit. Untuk legowo 2:1, populasi tanaman tidak berubah(sama dengan 20x20 cm) Keuntungannya ialah: © Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya member hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir) a) Memudahkan pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah © Penggunaan pupuk lebih berdaya guna ow Tabela (Tanam Benih Langsung) Benih direndam 24 jam, kemudian diperam atau dianginkan 12 jam lalu ditanarm di sawah dengan cara + © Tabur rata dengan jumlah benih 60-80 kq/ha, di Sumatera Selatan dikenal dengan nama "sistem sonor". Di lahan lebak sistem sonor bisa dlakukan sebelum musim hujan datang dengan sistem tabela kering, atau tabela basah namun kondisi lahan belum digenangi 20 | Pedaman Gogi Penyuluh Pertanian Pengelolaan Tapaman Terpada (PT) Pod Lat lebak air yang dalam, Kalau di musim penghujan, sistem sonor dilakukan pada genangan air dengan ketinggian 5-7 cm dengan menaburkan benih yang mampu berkecambah pada kondisi anaerob/kondisi air tergenang. 9 Atau sistem tabela dengan dilarik di dalam barisan dengan tangan atau dengan "atabela" (alat tanam benih langsung), jumlah benih 40-50 kg/ha, mungkin dipraklekkan di awal musim penghujan sewaktu pelakan masih kandisi macak-macak, atau genangan air masih sangat dangkal 2 Alau sistem tabela dengan menggunakan alal tanam "Bayer Seeder". Benih padi yang mau berkecambah dijatuhkan dari alat fanam pada jarak tanam 20x20 cm persis seperti tanam pindah, Benih yang diperlukan hanya 30-35 kg/ha, juga diterapkan sebelum petakan tergenang namun tanah harus diolah sarnpai melumpur dengan baik Pengelolaan Air Di lahan rawa lebak pengelolaan air sangat penting, terutama untuk menghindari fluktuasi genangan air yang tinggi dan yang datang sewaklu- waktu bila ada hujan. Usaha yang sudah dilakukan oleh pemerintah ialah dengan membangun polder, Dalam pengelolaan air di tingkat skala mikro atau tingkat petani perlu dilakukan antara lain : 9 Membuat galangan untuk mencegah masuknya air yang tinggi ke dalam petakan pada musim penghujan atau untuk menahan air di dalam petakan di musim kemarau 9 Membuat tabat (daa? overfiow) paca saluran tersier atau Kuarter saat menjelang kemarau untuk menahan air agar tidak habis terkuras dan aras (/eve/) muka air tanah dapat dipertahankan < 60 cm khususnya pada musim kemarau. ‘9 Membuat saluran atau kemalir di sekliling petakan serta kemalir pada musim hujan. Kemalir dibuat dengan interval jarak 6-8 m dengan kedalaman saluran 20 cm dan lebar 30 cm di dalam petakan untuk drainase air sehingga tanaman padi tidak mati terendam, Padoman Bagi Penyuluh Pertsnisn | 2] Pengelolaan Tonaman Terpada (PTT) Podi Lahon Rawa Lebak 2 Saluran ini perlu terutama untuk menghindari serangan keong mas yang cukup dominan di lahan rawa lebak, ataupun pencucian racun besi bila ada. © Meratakan perrnukaan tanah sangat penting supaya air tergenang merata di dalam petakan, Kalau hal tersebut tidak dilakukan maka hetereginitas kesuburan tanah di dalarn salu hamparan tanah sangat tinggi dan akibatnya pertumbuhan tanaman padi tidak merata Pemupukan yang Efisien dan Efektif Tanah di lahan rawa lebak mempunyai kandungan unsur hara tanah ralatif rendah. Untuk memperoleh hasil panen padi tinggi maka pengelolaan hara perlu menjadi salah satu perhatian yang serius. Berdasarkan hasil-hasil penelitian pemupukan di lahan lebak maka berikut ini merupakan rekomendasi cara pengelolaan pupuk padi di lahan lebak (lihat Tabel 4) © Dosis pupuk anjuran : 90 kg N+ 45-67.5 kg P,O,+ 50-60 kg K,O. Kalau lahan lebak "bergambut/gambut" tambahkan 5 kg CuSO, 1 5 kg ZnSO, per-ha © Pemberian unsur N scbaiknya dalam bentuk urea tablet, urea granul, urea briket dengan dosis 150-200 kg/ha, karena urea ini melepas M lambat sehingga sesuai untuk lahan yang selalu digenangi oleh air. 3 P dan Kk berdasarkan status hara tanah © Pemberian pupuk daun PPC dan ZPT sesuai dengan rekomendasi 22 | Paclaman Bagi Penyuluh Pertanian Pengelolaan Tanaman Terpade (PT?) Pudt Lohan Rawa Leb Tabel 5.Jumlah bahan amelioran dan pupuk yang diberikan untuk padi secara umum menurut sistem tanam pindah, gogo, gago rancah, dan rancah gogo di lahan rawa lebak. Sistem Tanam ed _ Takaran kapur dan pupuk (kg/ha) fanal Kapur N PO, iO CuSO, zn50, Tanam pineah Mineral x 45-90 90 60 = Gambut 500-2.000" 45-125 45-60 25-50 25 25 Tanam Gogo" Mineral - 415-9090 50 - Gamat 1.000 45 60 50 5 5 Gogo rancan? Mineral = 45-90 45-80 25-50 - Gambut Logo 45 60 St) 5 5 Rancah gogo Mineral = 90-135 S0-/0 50 4 Tanarn musim kemarau °Tanam musim hujan sebelum genangan tingat * Janam akhir musin hujarfawal kemaraui, setelah genengan surut * Padi varictas ungyul (nigh yielding variety) Pemberian pupuk pada padi lebak perlu diperhatikan hal-hal yang berikut: 2 Fluktuasi genangan air yang tidak menentu serta muka air yang tinggi menjadi kendala Serius untuk menerapkan cara pemupukan yang ofektif. Sebaiknya pupuk dibetikan saat lahan macakemacak atau apabila memungkinkan diberikan sebagai pupuk daun dengan penyemprotan. 2 Pemberian pupuk N supaya efektif dan efisien lalu dianjurkan dengan Memberikan pupuk urea yang melepas N secara lambat, contohnya urea briket, urea tablet, atau urea granul, Seluruh urea tablet, urea briket atau urea granul tersebut dianjurkan dibenamkan ke dalam tanah 10 hari setelah tanam dengan dosis 150 - 700 ky ureafha Pembenarman urea ini dianjurkan pada setiap 4 rumpun. Contoh: populasi padi setiap m’ dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm ada 16 rumpun. Hal ini berarti maka pembenaman urea tablet ada 4 lubang pembenaman di dalam seliap 1.0 m? (16 tumpun : 4 ruimpun = 4 tempat pembenaman urea tablet). Apabila dosis pemberian 200 kq ha, berarti 20 g setiap m?. Setiap m? ada 4 lubang pembenaman pupuk, maka setiap lubang pembenaman diperlukan costs pupuk urea 20 g : 4 lubang pembenaman = 5 g urea untuk sctiap lubang Pedainan Bagi Penyuluh Pert Pengelalacn Tonawan Terpada (PTT) Padi Laban Rowe Lebak pembenaman. Perhitungan ini perlu diingat untuk mendapatkan dosis pupuk urea yang tepat, tidak kekurangan atau lidak berlebihan © Pemberian pupuk P disesuaikan dengan analisis P tanah, atau dengan pemberian sekitar 100 kg SP 36/ha © Pemberian pupuk K disesuaikan dengan analisis K tanah, atau dengan pemberian sekitar 100 kg KCI/ha 9 Kalau ada pupuk daun yang efektif dapat diberikan melalui daun sesuai dengan dosis dan waktu yang dianjurkan a Untuk lebak yang bergambut perlu ditambah dengan pemberian pupuk CuSO, dosis 5 kg/ha, ZnSO, dosis LO kg/ha dan kapur pertanian 0.5: L.0 t/ha 2 Pemberian pupuk organik sementara belum perlu dianjurkan karena tanahnya relatif subur, di mana bahan organiknya dikembalikan ke dalam petakan dan baru ditanami padi sekali dalam setahun Pengendalian Gulma Gulma di lahan rawa lebak, khususnya pada musim kemarau, akan tumbuh cepat karena genangan air menurun dan suhu relatif tinag Jama genangan air dan pengolahan tanah dikerjakan dengan baik maka infestasi gulma rendah. Di musim hujan biasanya infestasi didominasi oleh gulma berdaun lebar yang senang dengan genangan air. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara: 2 Penyiangan dengan tangan ; gulma disiang dengan tangan pada umur 21 dan 42 hari setelah tanam (hst.). 2 Penyiangan mekanis ; dapat menggunakan landak atau gasrek selama genangan air lidak melebihi 10 cm. Cara ini juga sekaligus menggemburkan dan memperbaiki aerasi tanah 9 Pemakaian herbisida : Kondisi petakan harus macak-macak sehingga sewaktu penyempratan dilakukan maka lapisan herbisida dapat menulupi permukaan tanah; dan apabila menggunakan herbisida pasca 24 | Podoman Bagi Penyuluh Pertanian Pengelolaan Tupaman Terpadu (PTT) Padi Luban Rava Lebak tumbuh herbisida harus membasahi daun-daun gulma. Hujan yang datang segera setelah waktu penyemprotan hanya merupakan bekerjaan sia-sia dan pembarosan saja. Contoh jenis herbisida yang dianjurkan jalah ; 2 Herbisida 2,4 _D untuk gulma teki & gulma berdaun lebar 9 herbisida butaklor, anilofos, flufenacet, oksadiagril dan penok-sulam untuk gulma rumpul dar teki Apa itu "Herbisida"? Herbisida adalah senyawa kimia yang apabila disemprotkan ke gulma seperti guima rumput, gulma teki, dan gulma berdaun Iebar akan mati lerberantas. Karena herbisida mempunyai sifat racun maka pemakaian penyemprat harus lebih berhati-hati supaya tidak keracunan, misalnya terhirup melalui penciuman/pernapasan, terminum, tersentuh kulit dan lain-lain. Di dalam penggunaan herbisida peru diperhatikan hal - hal sebagai berikut: Q Jenis Herhisida: (a) Herbisida selektif (tidak meracuni tanaman padi tetapi membunuh gulma); (b) herbisida non selektif (membunuh semua tumbuhan yang kena semprot, termasuk gulma dan padi), Oleh sebab- itu kalau menggunakan herbisida selektif harus disesuaikan dengan jenis gulma sasaran yang tumbuh di petakan 9° Dosis/lakaran herbisida : harus memperhatikan dosis penyemprotan Dosis rendah tidak mudah membunuh guima sedangkan dosis tinggi akan meracuni bahkan mernibunuh tanarnan padi. Desis yang claplikasi harus betul - betul sesuai dengan dosis anjuran masing-masing jenis herbisida 2 Waktu aplikasi : (a) herbisida pra tumbuh, yaitu herbisida yang membunuh biji-biji gulma yang mau berkecambah karena itu waktu aplikasi sebelur biji-biji gulma berkecambah; (b) herbisida pasca tumbuh, yaitu herbisicda yang diaplikasi sctelah biji gulma dan tanarnan tumbuh. Herbisida "non-selektif" biasanya diaplikasi pasca turmbuh: Penyuluh Pertanian | 25 Pengelolagn Tanaman Terpada (PIT) Padi Lohan Rawa Lebak sebagai persiapan lahan, scbelum tanaman padi tanam. Herbisida langsung disemprotkan ke gulma yang tumbuh di lapang. Waktu penyemprotan diusahakan sewaktu keadaan cuaca cerah dan kalaupun hujan datang sebaiknya minimal 5- 6 jam setelah herbisida diaplikasi. Kalau tidak, herbisida akan tercuci oleh air hujan. Cara penyemprotan : Mengaplikasi herbisida harus sesuai dengan kalibrasi penyemprotan, Dalam kalibrasi diatur cara penyemprotan dengan menggunakan tekanan tertentu, nozzle tertentu, dan pengaluran kecepatan jalan tertentu sehingga diperoleh waktu penyemprotan yang sama untuk areal yang sama. Cara aplikasi yang benar yang sesual kalibrasi akan menyemprotkan herbisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk setiap hektar. Biasanya alat penyempret dipergunakan semprotan jenis gendong/punggung (Anap- sack sprayer) SOLO yang terbuat dari plastik. Jumlah air pelarut herbisida sekitar 400 1/ha sarmpal 600 1/ha untuk masing-masing herbisida pra tumbuh dan pasca tumbuh. Untuk melakukan penyemprotan herbisida diharuskan menqgunakan nozzle kipas ("flat fan nozzle"). Lebar semprotan disesuaikan dengan warna nozzle, yailu nozéle warna kuning, hijau, biru, dan merah dengan lebar semprotan masing-masing >0.5 m, >1.0 m, >1.5 m, dan > 2.0 m). Sewaktu melakukan penyemprotan pekerja perlu memakai alat Pelindung pernapasan, sarung tangan, untuk menghindari keracunan oleh herbisida. Sewaktu menyemprot jangan sekali-kali menentang arah datangnya angin. Sisa herbisida di tangki semprotan jangan dibuang sembarangan ke saluran air lebak, atau ke dalam petakan yang digenangi air apalagi kalau air tersebul mengalir, Polusi lingkungan dikhawatirkan terjadi karena dapat meracuni dan mematikan ikan, burung, binatang dan unsur mikroba lainnya sehingga dapat merusak ekosistem rawa lebak. Pengelolaan Tanaman Terpade (PI?) Pengentlalian hama dan penyakit padi rawa lebak Dasar dasar pengendalian hama dan penyakit pada padi lebak hampir sama dengan pengendalian padi sawah beririgasi. Karena pengairan sukar diatur pengendalian secara kultur teknik sebagai salah satu komponen pengendalian hama terpady (PHT) sukar dilakukan. Hama penyakil utama yang yang dijumpal pada umumnya tikus, ulat grayak, wereng cokelat, hama putih palsu, penggerek batang, keong mas, orong-orang, sedang penyakit utama adalah blas dan bakanae. 1. Tikus Hama tikus banyak menyerang padi sejak dari pesemaian sampai dengan hampir panen. Serangan likus umumnya lebih berat pada musim kemarau dibandingkan musim hujan. Pada pola tanam 2 kalll setahun sawil dupa (padi-lokal-padi unggul) serangan umumnya lebih banyak pada saat tanam ke [-padi unggul, Aspek pengendalian hama ini dapat secara fisik mekanis, mnusuh alami, furnigasi, dan penggunaan umpan dan perbaikan aspek budidaya antara lain waktu tanam yang tepat dan serempak, perbaikan sanitasi lingkungan pertanaman, Hal yang perlu diperhatikan atau dilakukan adalah : Q Gropyokan rutin secara gotong royong 2 Pemasangan umpan dengan rodentisida 9 Pemasangan pagar plastik Q Pemieliharaan musuh alami (anjing, burung hantu, elang) 2. Wereng Cokelat Wereng cokelat (Adaparvata iugens) termasuk hama potensial, walaupun tidak lermasuk hama kronis di lahan rawa lebak, Pada tahun 2007 ini hampir semua lahan rawa |ebak di Kalimnatan Selatan mengalami kerusakan cukup berat akibat serangan wereng cokelat ini yang sebelumnya hampir belum pernah ada. Upaya yang perlu dilakukan untuk menangkal hama ini antara lain: Fedoman Bagi Penyuluh Pertanian | 27 Pengelolaay Tanaman Terpady (PTT) _ Pact Laban Rows Lebok 2 Pergiliran varietas dengan yang lebih tahan 4 Penanaman tepat waktu dan serempak © Pemanfaalan musuh atau parasitasi ‘9 Penyemprotan dengan insektisida 3. Hama putih palsu Hama putih palsu (Chaphalarosis medinalis) menyerang padi di lahan rawa lebak tergolong kecil. Serangan ini muncul karena tanam terlalu awal dari jadual umumnya atau akibat pemupukan nitrogen yang terlalu tinggi (> 200 kg N per hektar). Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi hama ini antara lain 2) Penanaman tepat waktu dan serempak @ Pemanfaatan musuh alam seperti laba-laba 9 Pananaman tanaman inang secara terpisah seperti purun tikus (Bleacharis dulkis) yang kemudian disemprot <> Penyemprotan dengan inseklisida apabila serangan > 14% > Penggerek Batang Padi Hama penggerek batang padi ( Trehorice innojata, T. incertuias) atau dikenal juga dengan sundep atau beluk ini harus diamati intensif sejak dari persemaian sampai dengan panen. Kalau populasi ngengat tinggi dapat dikendalikan dengan insektisida butiran (karbofuran, fipronil) dan insektisida cairan (dimehipo, bensultap, amitraz dan fipronil). Insektisida butiran diaplikasi bila genangan air dangkat dan insektisida cair disaat genangan air tinggi. Insektisida cair diaplikasi pada fase generatif bila papulasi ngengat tangkapan 300 ekor/mingqu paca perangkap lampu. Hal yang perlu diperhatikan atau dilakukan adalah : 2 Saat panen, tanggul jerami dipoteng rendah supaya hidup larvanya terganggu dan mengurangi populasi generasi berikutnya. o Pemanfaatan musuh alami alau parasitasi & Pemberian pupuk Si (20 kg Si/ha). 28 | Pedaman Bagi Penyuluh Pertanian Fengelolaan Tonamen Terpady (PTT) Padi Lahan Rawo hebok | 5. Hama Keong Mas Menyerang dengan memakan daun padi yang baru ditanam. Pengendalian yang paling utama: ialah mencegah introduksi keong mas pada areal baru. Kalau keong mencapai sawah maka akan berkembang, pada lahan yang selalu tergenang akan berkembang dan sukar dikendalikan. Pada lahan yang terlanjur diserangan keong mas, sebaiknya dilakukan berbagai cara pengendalian secara terpadu (PHT) dan secara berkesinambungan, Walaupun tanaman sudah besar (lebih dari 30 hari), pengendalian harus tetap dilaksanakan, hal itu untuk mencegah serangan pada tanaman musim berikutnya dan lahan sekitarnya, PHT pada keong mas dilakukan sepanjang pertanaman dengan rincian sbb Pratanam Mengambil keong mas dan memusnahkan sebagai cara mekanis Pesemaian & Mengambil keong mas dan memusnahkan Q) Menyebar benih lebih banyak untuk sulaman © Membersihkan saluran air dari tanaman air seperti kangkung Stadia vegetatif 2 Pemupukan P dan K dilakukan sebelum lanam 2 Menanam bibit yang agak tua flebih dari 21 hari) dan jumlah bibit lebih banyak 2 Mengeringkan sawah sampai 7 hari setelah tanam. Mengambil keang mas) dan memusnahkan © Memasang saringan pada pemasukan air untuk menjaring sipul © Mengumpan dengan menggunakan daun talas dan pepaya @ Memasang ajir agar siput bertelur pada ajir dan telurnya dimusnahkan © Mengambil dan memusnahkan telur siput pada tanaman Aplikasi pestisida anorganik atau nabati seperti saponin dan rerak sebanyak 20 sampai 50 kg/ha yang ciaplikasi sebelum tanam, sebaiknya dilakukan pada caren agar bahan pestisida dapat dihemat Pedaman Bagi Penyuluh Pertanian | 29 Pengeloluaa ‘Tupaman Terpada (PTT) Padi Lahon Rowe lebak Stadia generatif dan setelah panen Mengambil keong mas dan memusnahkan Menggermbalakan itik setelah padi dipanen 6. Hama Orong-orong Orang orong ( Gryfatajpa snp), merupakan serangga yang hidup dibawah permukaan tanah yang lembab atau basah. Serangan hama ini sangat potensial di lahan gambut. Hama ini membuat lorong dalam tanah sampai mendapat dan memakan humus, fauna tamah dan juga bagian dari tanaman sehingga merupakan hama tanaman. menjadi hama berbagai tanaman. Pada umumnya mereka memakan bagian akar dibawah permukaan tanah, sehingga tanaman menjadi layu kemudian mati, Pada padi yang diserang yaitu persemaian dan tanaman yang tidak tergenang telapi lembab. Hal yang peru diperhatikan atau dilakukan adalah : +) Pengenangan daerah yang terscrang, terutama waklu tanam 1-2 minggu 9 Penggunaan insektisida karbonfuran 3%. 8. Penyakit Blas Perkembangan penyakit blas (Pyricularia oryzae) ini ditentukan oleh musim dan lokasi sehingga antara musim baik pada lokasi yang sama maupun lokasi berbeda dapat bervariasi serangannya. Gejala serangen umumnya pada daun mengalami bercak-bercak belah ketupak saat padi berumur satu minggu. Umumnya padi yang terserang menjadi puso. Penyakit ini dapat dibeclakan antara blas daun dan blas leher. Blas leher lebih merugikan daripada blas daun karena gabah menjadi hampa. Hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian penyalit ini yaitu: Perlakuan benih (benih direndam dengan fungisida) sehelum benih tabur Sebelum semai diamati perkembangan spera alami di lapang Menanam varietas tahan blas oo ‘30 | Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian Fengelolaan Tanaman Terpadu (PTI) a Pemberian pupuk N dikurangi, pupulc K ditambah © Penyemprotan dengan fungisida 9. Bakanae Penyakit Bakanae ( Gibberella figikural) disebabkan oleh jamur yang pada beberapa tahun lal! merupakan penyakit penting padi di lahan rawa lebak. Gejala pada tanaman padi tampak pertumbuhan Mmemanjang yang tidak normal lebih tinggi, tetapi warna daun lebih pucat, malai tumbuh lebih awal, dan bulir padi kosong/hampa. Bila serangan pada persemaian biasanya bibit mali sebelum ditanam. Penyakit ini dikhawatirkan dapat menular melalui bibit, air, dan tanah. Upaya yang perlu dilakukan adalah © Menanam varietas yang lahan 9 Perlakuan benih sebelum semai (dengan fungisida) Q Jangan gunakan benih dari daerah yang terserang © Pemupukan seimbang & Perbaikan sanitasi lingkungan antara lain membaker sisa panen untuk mematikan inokulum yang masih bertahan PANEN DAN PASCAPANEN PADI RAWA LEBAK Cara panen dan penanganan pasca panen di lahan rawa lebak masih banyak dilakukan secara konvensional antara lain masih menggunakan ani-ani. Cara-cara panen dan pasca panen berikut dapat menekan waktu panen dan kehilangan hasil. 1. PANEN DAN PERONTOKAN: a. Cara Tradisional (poteng padi dengan sabit binsa, perontokan dengan gebot) 9 Padi dipotong bawah dengan sabit biasa, 2 Padi yang telah dipotong ditumpuk di suatu tempat di sawah, 9 Padi dirontck dengan gebot. Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian| 31 Pengelalaun Taneman Terpadu (PTT) Padi Laban Rowe Lebak “a 9 Kapasitas kerja rendah 9 Tenaga kerja kurang, © Saat panen curah hujan tinggi 2 Biaya panen Linggi (1/5 bagian dari berat gabah hasil panen + keperluan konsumsi bagi para pemanen selama kegiatan jyanen berlangsung), Hasil 2 Waktu panen sangat panjang, dapat mencapai sekitar 2 bulan. © Padi setelah dipotong berlama-lama berada di sawah, tidak dapat segera dirontok, 3 Gabah kering panen (GKP) yang cihasilkan mutunya rendah dan kotor. © Kehilangan gabah di sawah (Josses) secara kualita dan kuantitas tinggi. 9 Bawon (upah panen) sebesar 1/6 dari berat gabah hasil panen (di sawah) atau 1/5 dirumah. b. Cara Semi Mesin (potong padi dengan sabit biasa, perontokan dengan power thresher) J. Potong padi dan pengumpulan oleh penderep, perontokan gabah dengan power thresher alet penjual jasa power threstrer 2 Padi dipotong atas dengan sabit biasa, kemudian dimasukkan ke dalam karung alch penderep, © Padi dikumpulkan ke lokasi perontokan oleh penderep, lenyuluh Pertanian Pengelolaan Tanaman Terpada (PTT) Padi Lohan Rava Lebak Qo Padi dirontok dengan pewer thresher oleh penjual jasa power thresher dan pengumpanan padi ke thresher dibantu oleh penderap an cos uma ao ae Prveey Thesis Keuntungan © Masa panen cepal (1 ha/hari) © Mutu GKP tinggi dan bersih 2 Kehilangan gabah sehingga kualitas dan kuantitasnya rendah, © Pendapatan penderep per orang per hari lebih tinggi dibandingkan cara tradisional. Pembagian Bawon a Total bawon 1/5 atau 3/15 bagian dari berat gahah hasil panen (gabah sampai dirumah) QO Penderep 2/15 bagian dari hasil gabah yang dipanen 9 Penjual jasa power threster 1/15 bagian dari hasil gabah yang dipanen. Pedaman Bagi Penyuluh Pertanian | 23 Pengelolaan Tanuman Terpada (PT!) Padi Lohan Rawa Lebok IT, Potong dan pengumputan padi serte perontokan gaban dengan power thresher semuanya dilakukan oleh penderep, © Padi dipotong atas dengan sabit biasa, kemudian dimasukkan ke dalam karung oleh penderep, © Padi dikumpulkan ke lokasi perontokan cleh penderep, © Padi dirontok dengan power thresher oleh juga oleh penderep Keuntungan & Masa panen cepat (1 hari/ha) 2 Mutu GKP tinggi dan bersih © Kehilangan hasil gabah secara kualilas dan kuantitasnya rendah. @ Pendapalan penderep per orang per hari lebih tinggi dibandingkan cara tradisional. 2. PENGERINGAN Penjemuran (cara tradisional) Kendala: 2 o Tenaga kerja kurang Fasilitas penjemuran yang ¢limiliki petani terhatas, kapasitas kecil, panjemuran gabah basah banyak tertunda sampai lama (mencapai 20 hari), Kondisi lahan lembab, Pada saat panen padi, curah hujan tinggi. Biaya penjemuran tinggi. Petani menjemur gabahnya sampai setengah kering, kemudian disitnpan sampai lama (1 tahun), kalau mau menggiling, gabah dijemur yang ke-2 kalinya, tetapi butir kuning/rusak sudah tinggi, Gabah kering giling (GKG) yang dihasilkan mutunya rendah, Pengelolann Tonawan Terpada (PTT) b. Rawa Lebak © Rendemen pengeringan rendah (rendemen pengeringan — (GKG/GKP) X 100 %) © Masa penjemuran lama yaitu-sekitar 2 bulan. Pengeringan Gabah Dengan Mesin Pengering Box Dryer Bahan Bakar Minyak (BBM) Keuntungan : o Waktu pengeringan lebih cepat (sekitar 9 jam untuk tujuan digiling, atau 16 jam untuk tujuan produksi benih), masa pengeringan lebih singkat sekitar 15 hari, © Tidak tergantung kepada kondisi cuaca, dan dapat cilakukan setiap waklu, Saal diperlukan, @ Rendemen pengeringan tinggi, © GKG yang dihasilkan mutunya tinggi. Kelemahan : Biaya pengeringan gahah tinggi, terutama setelah harga BBM terus meningkat. (Harga minyak tanah eceran berburut : Rp500,- ; Rp1.000,-; dan Rp3.000,-/1; biaya pengeringan ikut meningkat menjadi berturut-turut : Rp30,-; Rp&0,-; dan Rp150,-/kg GKP;, sementara biaya penjemuran RpSO,-/kg GKP). Keterangan: i. Bak pengering 2. Pintu unkvading 3. Pengail 4. Boi pelat poruc 5. Blowar 6. Mole! penggerok 2) Termoretsr Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian | 35

You might also like