r 202402150034

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 38
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN 3, DL. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta 13410 Indonesia Telepon : 021 8580067-69, Ext. : 135, Faksimile : 021 8580107, 8580104, Situs : www.ppkl.menihk.go.id - a Nomor SYR PPR Pon / kta. 13//0 6/o0ry ae Lampiran : 1 (sat) berkas Perihal Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Yang Dimanfaatkan ke Formasi Tertentu Sebagai Resapan ke Permukaan Tanah PT. Pertamina Hulu Energi Siak Yth. Manager PT. Pertamina Hulu Energi Siak di Kampar Berdasarkan surat Saudara Nomor: 0151/PHR62360/2024-S0 tanggal 15 Februari 2024 perihal Permohonan Persetujuan Teknis melalui Standar Teknis Pemanfaatan Air Limbah ke Formasi Tertentu (Resapan ke Permukaan Tanah) Fasilitas Gathering Staion (GS) Lindai dan GS Batang - PT Pertamina Hulu Energi Siak, dengan ini diberikan persetujuan teknis pemenuhan baku mutu air limbah yang dimanfaatkan ke formasi tertentu sebagai resapan ke permukaan tanah kepada: Nama Badan Usaha dan/atau ©: PT. Pertamina Hulu Energi Siak Kegiatan Bidang Usaha dan/atau : Pertambangan Minyak Buri (KBLI 06100) Kegiatan Nomor Induk Berusaha + 8120313081386 ID SIMPEL, : Status Penanaman Modal PMDN Penanggung Jawab Usaha Rudhy Setiawan dan/atau Kegiatan Jabatan Manager Siak Field Alamat Kantor Usaha dan/atau : PHE Tower, Jl, TB. Simatupang Kav. 99 Jakarta Selatan Kegiatan 12520 Alamat Lokasi Usaha dan/atau : Gathering Station (GS) Lindai, Desa Lindai, Kecamatan Kegiatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau Gathering Station (GS) Batang Kepenghuluan Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau No. Telepon 0813-2192-9002 Alamat email {wan iskandar@pertamina.com Ketentuan pemenuhan baku mutu air limbah dilaksanakan sebagaimana terlampir. 1. Lampiran | Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah yang dimanfaatkan ke formasi tertentu sebagai resapan ke permukaan tanah; 2. Lampiran 1 Izin Pembuangan Air Limbah yang telah dimilil i dan tetap berlaku Demikian disampaikan agar dilaksanakan sebagaimana mestinya Tembusan Yth Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor Tanggal Lampiran Surat Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Yang Dimanfaatkan ke Formasi Tertentu Sebagai Resapan ke Permukaan Tanah PT. Pertamina Hulu Energi Siak CH: YOY r PRG ben wee. 2M fob faery ryen : PERSETUJUAN TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH YANG DIMANFAATKAN KE FORMASI TERTENTU SEBAGAI RESAPAN KE PERMUKAAN TANAH 2227 PT. PERTAMINA HULU ENERGI SIAK dan Lapangan Batang A. Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah 1. Deskripsi Kegiatan PT Pertamina Hulu Energi Siak (PHE Siak) merupakan Kontraktor Kontrak Kerja a. Jenis dan Kapasitas Usaha dan/atau Kegiatan a.1 Kegiatan Utama Kegiatan utama dari operasional Stasiun Pengumpul (Gathering Station/GS) pengolahan minyak dengan kapasitas sebagai berikut. Tabel 1. Jenis dan Kapasitas Kegiatan Utama Sama (KKKS) minyak dan gas bumi yang mendapat penugasan sebagai pengelola / operator Blok Siak dengan luas total 2.484 km? berlokasi di wilayah administrasi Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu, terdiri atas Lapangan Lindai di PT Pertamina Hulu Energi Siak (PHE Siak) berupa produksi minyak yang terdiri dari proses pengumpulan minyak dari sumur-sumur produksi dan GS Batang Kapasitas _| Realisasi Produksi| Rencana No | Jenis Kegiatan | (BOPD/Barrel Oil | (BOPD/Barre! Oil Pengembangan Per Day) Per Day) 1 | Produksi Minyak 74.900 4624 - GS Lindai 2_ | Produksi Minyak 4.488 7.330 = a.2 Kegiatan Penunjang Jenis dan kapasitas kegiatan penunjang ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 2. Jenis dan Kapasitas Kegiatan Penunjang Kegiatan Kapasitas Satuan | Keterangan GS Lindai Kantor 4 orang Tunit Pos Jaga 5 orang T unit | Pantry — 14 orang T unit Mushola 14 orang 1 unit GS Batang Thee | ee Kantor! Pos Jaga | 14 orang T unit Pantry 4 orang Tunit Mushola 4 orang Tunit Workshop 5 ‘orang 1 unit a b. Proses Usaha dan/atau Kegiatan b.1 Kegiatan Utama Alur produksi minyak dan gas pada stasiun pengumpul Lapangan Lindai dan Batang diawali dengan pengangkatan fluida dari sumur dengan menggunakan beam pumping disertai dengan penambahan demulsifier untuk memisahkan air dari minyak. Demulsifier digunakan karena dapat menghasilkan kualitas minyak mentah yang lebih baik, membantu pencegahan cemaran minyak pada air buangan dan biaya produksi yang lebih ekonomis. Selanjutnya, fluida memasuki unit gas boot, yang berfungsi untuk memisahkan gas dari fluida dan mengurangi tekanan (menstabilkan tekanan) aliran fluida sebelum masuk ke wash tank. Gas yang dihasilkan dari proses pemisahan di gas boot dialirkan ke vent stack/flare stack agar memenuhi peraturan pemerintah tentang larangan gas hasil pengolahan harus diolah ke vent stack. Sedangkan fluida masuk ke wash tank | melalui inlet spreader dan terjadi proses pemisahan menggunakan mekanisme perbedaan berat jenis (gravity). Kemudian terjadi over flow dan masuk ke wash tank |I dengan proses yang sama. Setelah di wash tank II, dilakukan penambahan reverse demulsifier ke dalam fluida untuk memisahkan minyak dan air. Selanjutnya, minyak yang sudah terpisah dengan air di salurkan ke shipping tank dan air terproduksi dialirkan ke pit kedap air sebelum dibuang ke kanal dan bermuara di Sungai Lindai. Shipping tank berfungsi untuk menampung crude oil yang telah dipisahkan airnya di dalam wash tank sebelum dikirim ke Dumai. Gambar 1. Diagram Alir Proses Kegiatan Utama Bahan baku dan bahan penolong yang digunakan untuk kegiatan utama adalah sebagai berikut, Tabel 3, Bahan baku dan bahan penolong Kegiatan Utama No, | Jenis Fasilitas | Bahan Baku | Jumlah | Bahan Penolong | Jumiah 1 | GSLindai | Fluida 1.000-2.000 5 227 Hidrokarbon | Barrelihari_| De™u/sifier gallon/hari Reverse #17 = Demulsifier gallon/hari 2 | GSBatang | Fluida 74.900 227 Hidrokarbon | Barrevhari_| Demulsifior gallon/hari Reverse #17 Demulsifier gallon/hari Tabel 4. Daftar Sumber Air Limbah Kegiatan Utama dan Perizinan Yang Telah Di | BMAL dan Debit Badan Nama Instansi Tanggal Air Limbah Koordinat | Permukaan/ unit ipAL | Sumber AirLimbah | Nomorizin | ponerbit Terbit Paling Tinggi Outlet Pond Keterangan - z | Resapan pHeo COD 300 mg/L | hes inyak dan | Lemak 25 mg/L Penanaman F : dar) | BOS/DPM- 14 | H2S 4 mg/l Tidak ada eae Neen o PTSP. Mowe ga September | NH3-N 10 mg/L | 00°44'20,22" Lu | perubahan PEULCI Ny 2018 | Phenol Total2 _|101°46'49,56" BT) ((zin Tetap karbon coven. | _Terpadu Satu nly Bene cee an, TDS 4.000 mg/l. | Temperatur 45°C | Debit Air Limbah 11.590 m’mhari pH6-9 | COD 300 mg/L Minyak dan Dinas 29 Ji reat ee Tidak ad: Januari mg idak ada Mesa el estes nee ar mse ioe od tc! eae 2021 | NH3-N 10mg. | 01°3945.0°LU | sungai Rokan | Perubahan ana | puH2c21 | gfiduP Phenol Total2 | 101° 9'55.7" BT ((zin Tetap paten Pere mg/L Berlaku) TDS 4.000 mg/L | Temperatur 45°C | Debit Air Limbah | 5,066 m°shari b.2 Kegiatan Penunjang Fasilitas produksi kegiatan pengolahan dan produksi minyak yang telah dikelilingi oleh dinding penahan (bundwall) yang akan menghasilkan air limbah drainase kemudian diolah di oil catcher. Sedangkan air limbah domestik di area toilet, cuci tangan, pantry kantor, dan musholla baik di area GS Lindai maupun GS Batang akan dikelola di bioseptic tank yang kemudian air hasil olahannya diresapkan ke permukaan tanah. Air limbah domestik pada area workshop GS Batang telah dikelola menggunakan IPAL-II dan telah terlingkup didalam Izin Pembuangan Air Limbah berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rokan Hilir Nomor: 04.15/DLH/2021. Tabel 5. Bahan Baku dan Bahan Penolong Kegiatan Penunjang No. | Jenis Fasilitas | Bahan Baku Jumiah Bahan Penolong Jumiah A. GS Lindai 1. | Operasional Stasiun Pengumpul | GS Lindai 2. | Kegiatan ‘Sabun 300 mUhari Domestik di Kantor, Dapur, | Air Bersih. | 1,4 mhari_| Cairan Musholla dan | Pembersih 200 mL/hari Pos Jaga B. GS Batang 1. | Operasional | Stasiun | Pengumpul GS Lindai 2. | Kegiatan Sabun 300 mUhari Domestik di Kantor, Dapur, Air Bersih. = 1,4 m*/hari_ | Cairan Musholla, Pos | Penberih Jaga, Workshop 200 mUhari Berikut adalah diagram alir kegiatan penunjang yang ada di GS Lindai dan GS Batang DIAGRAM ALIR KEGIATAN, DIAGRAM ALIR KEGIATAN PENUNJANG GS LINDA PENUNJANG GS BATANG Resacan A { Resapan a Fes lage of Pa Lengasar Av Huan nis sae sf oreo = at oe Fasitas Produksi asme Fasileas Proguxs: Kean p> resaean 8 Gambar 2. Diagram Alir Kegiatan Penunjang Berikut adalah daftar sumber ail -8- imbah kegiatan penunjang di area GS Lindai dan GS Batang Tabel 6. Sumber Air Limbah Kegiatan Penunjang dan Pengelolaannya BMAL dan Debit Air Limbah 5 Badan Air! Nama : Nomor | Instansi | Tanggal 4 Koordinat uaeiea. | Sambecabe Limba | Se") oe) teen Paling Tinggi Outlet | eon | Keterangan GS Lindai am Air Limbah Domestik . | dari aktivitas pekerja Ditetapkan dalam Bioeente di Toilet kantor, : a : : cs R en |. Persetujuan pantry, mushola, pos ee Teknis ini iaga , | Air Limbah drainase di Ditetapkan dalam oll i Kolam area bundwall tangki | - : z : Persetujuan Catcher | “ fasilitas produksi - - ResapanB | Tekni GS Batan pH69 COD 100 mg/L Dinas BOD 30 mg/L. ‘fia Air Limbah Domestik | 04.15/ | Lingkungan | 29 Januari | TSS 30 mg/L ever ; dari Aktivitas Pekerja | DLH/ | Hidup | 2021 | Minyak&Lemak 5 mg/L oe re eunoet eras diarea workshop | 2021 | Kabupaten ‘Amoniak 10 mg/L ; piled Rokan Hil Phenol Total 2 mg/L. Total Coliform 3.000 jml/100 mL. 7 Debit Air Limbah 0,2 m’/hari aes Ditetapkan dalam i | dari aktivitas pekerja Persetujuan Biaseplic | “di Toilet kantor, - ee tlie . . Gra | Tekiekns pantry, mushola, pos pan | jaga | Air Limbah drainase di | Ditetapkan dalam ol Kolam area bundwall tang : : - ; - Persetujuan Catcher | “ fasilitas produksi / poe |eeeeben 81 etexn Gambar 3. Layout Unit Proses, Saluran Air Limbah, Saluran Drainase, Titik Penaatan, Pond Resapan dan Titik Pantau Air Tanah GS Lindai Gambar 4. Layout Unit Proses, Saluran Air Limbah, Saluran Drainase, Titik Penaatan, Pond Resapan dan Titik Pantau Air Tanah GS Batang Las} si) c. Karakteristik Air Limbah Tabel 7. Karakteristik Air Limbah Domestik No | Parameter Satuan Kadar “1 [pH : 7,95 2 [BOD mg/L. 106.4 3 [cop mg/L. 263.4 4 |TSs mg/L. 54,0 5_| Minyak dan lemak mg/L. 3,84 6_| Amoniak mg/L. 25,2 7_| Total Coliform jmi/100mL 1.700 8 | Fecal Coliform* MPN/100 mL_| 1.700 ‘Sumber : CV Prima Utama, 2022; kan sama dengan kolimpahan Total Coliform ‘Ammanuilah & Shabbir, SA. & Wahid, Abdul & mmohy-u-din, Nazish & Rauf, A. (2014). Removal of colform bactena from municipal wastewater by algae Proceedings ofthe Pakistan Academy of Sciences. 51. 128-138.) Tabel 8. Karakteristik Air Limbah Drainase No | Parameter Kadar 1_| Minyak 2 | ToC Lemak 82 98,5 ‘Sumber: PT Pertamina EP Tambun, 2021 d. Neraca Air ram] otcnene Gambar 5. Neraca Air GS Lindai -12- enter Tove 095 m?nan Kolam Resapané ‘wiorsnop TPALD sing ¥ Lenpasan Ar Huan haves Buna Fanta Procuts ov catener aa koam Restsan 8 Gambar 6. Neraca Air GS Batang 2. Baku Mutu a. Baku Mutu Air Limbah ‘Tabel 9. Baku Mutu Air Limbah Domestik Untuk Resapan ke Permukaan Tanah Kadar Paling Tinggi No| Parameter Satuan [Gg \Lindal | @3 Batang | 7 [pH : 69 6-9 2 | BODs mg/L 6 6 3_| COD mg/t 40 40 4 [Tss mg/L. 30 30 5 | Minyak dan Lemak | mg/L 1 1 6 | Amoniak mg/L 05: 05: 7_| Total Coliform mg/L 41000 71000 8 | Fecal Coliform mg/L 200 200 9 | Debit Air Limbah m*/hari 1.15 0.95 Tabel 10. Baku Mutu Air Limbah Drainase Untuk Resapan ke Permukaan Tanah Kadar Paling Tinggi No| Parameter Satuan [Gs tindal | 6S Betang | 7 [pH - 6-9 6-9 2 [TOC | mgit 13 13 3_|Minyak dan Lemak | mg/L 1 4 4 [Debit Air Limbah | _m*/hari 17,77 86 b. Pond Resapan Tabel 11. Parameter Pemantauan Pond Resapan Wl Keterangan Parameter Satuan GS Lindai GS Batang PondA |PondB| PondA | PondB Panjang m. 3 4 3 4 Uebar m 3 4 3 4 Uuas Pond m 9 16 9 16 jalaman - m 15 15 15 18 srak dasar pond ke permukaan air | m 75 75 55 55 nah Volume air imbah yang diresapkan | mithari | 1,15 qT 095 86 Jarak kolam resapan (pond) dengan @ sumur penduduk /sumber air| _m 267,25 | 307,51 | 768,12 824,26 yang dimanfaatkan 4. Sungai Rokan m 321,59 377,20 7.824,89 7.71917 c. AirTanah 1. Parameter yang Dipantau Tabel 12. Parameter Air Tanah Yang Dipantau No ‘Parameter _Satuan | Kadar Paling Tinggi | 1 | pH mg/L Mengikuti hasil 2 | BODs - laboratorium 3 |COD mg/L. berdasarkan rona awal 4 |Tss mg/L dan kriteria 5_| Minyak dan Lemak mai kecenderungan. 6 _| Amoniak mg/L | Sampling dilakukan saat 7_| Total Coliform mg/L | sumur pantau dibangun 8 | Fecal Coliform mg/L__| sebelum pemanfaatan 9 [Toc [magi air limbah 2. Tinggi Muka Air Tanah Tinggi muka air tanah pada area PT Pertamina Hulu Energi Siak berkisar antara 7-29 meter. 3. Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah a. Kapasitas dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang dihasilkan PT Pertamina Hulu Energi Siak akan diolah pada bioseptic tank di GS Lindai dan GS Batang dengan kapasitas masing- masing 2 m?. Air limbah yang telah melalui grease trap akan dikumpulkan pada bak ekualisasi untuk diatur debit masuknya dan dihomogenkan konsentrasinya. Air limbah domestik kemudian dialirkan ke biofilter anaerobik untuk diturunkan Se ee -14- kadar parameter organiknya dan dialirkan ke bak sedimentasi untuk diturunkan pencemar padatan tersuspensinya. Untuk menurunkan bakteri pathogen, air limbah akan diproses desinfeksi dengan menggunakan klorin. Air Limbah Drainase Sedangkan air limbah drainase yang dihasilkan akan dilewatkan oil catcher. Prinsip pengolahan yang akan dilakukan adalah pemisahan kandungan minyak dengan air menggunakan gravitasi alami melalui proses pengendap dan pemisah dimana butiran minyak naik dengan kecepatan yang dibatasi dengan berat jenisnya (spesific gravity). b. Design Instalasi Pengolahan Air Limbah Tabel 13. Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Grease Trap Panjang :0,61m Lebar :0,15m i Kedalaman 20,25 m Kecepatan aliran (V) 12 mijam Waktu Tinggal = 20 menit 2._| Bak Ekualisasi Diameter sim E Panjang 10,49 m_ Waktu Tinggal :8 jam 3.__| Bak Anaerobic 1 Diameter sim Panjang 0,73m Volume Media 20,41 m> 4. Bak Anaerobic 2 Diameter 1m Panjang 0,73 m Volume Media 20,12 m? 5._| Bak Sedimentasi Diameter sim Panjang :0,24m 6._ | Desinfeksi £10 tablet klorin/6 bulan 205m 20,13 m 0,25 m Kecepatan aliran (V) 2 mijam -15- Waktu Tinggal 20 menit 2._ | Bak Ekualisasi Diameter iim Panjang 04m Waktu Tinggal :8jam 3._| Bak Anaerobic Diameter zim | Panjang 20,64 m Volume Media 20,40 m? 4,_| Bak Anaerobic 2 Diameter iim Panjang 5061 m Volume Media 20,10 mé 5._ | Bak Sedimentasi Diameter 10m Panjang 02m 6._| Desinfeksi Dosis Klorin 210 tablet kiorin/6 bulan Gambar 7. Tipikal Desain Bioseptik Tank Tabel 14. Tipikal Efisiensi Penyisihan Parameter Pencemar Bioseptic Tank Domestik Minyak Unit Pengolahan | Total | Fecal & | Boo | coo | ae | ree | eee luent (mg 3,84_| 106.1 [263,40] 25,2 | 54 | 1.700 | 500.000 Grease -masuk 3,84 | 106.1 | 263.4 | 25,2 | 54 | 1700 | 500.000 tap. [Seremoval | 93.48 | 0 o [oo 0 Keluar 0.25 | 1061 | 263.4 | 25,2 | 54 500.000 Bax -Masuk 0.25 | 106,1 | 263.4 | 25,2 | 54 ‘500.000 kactzasi |2femoval | 0 0 Oo | 0 | 20 0 Keluar 0.25 | 1061 | 263.4 | 25,2 | 43,2 500,000 Bax pmasuk 0.25 | 106,10 | 263,40 | 25,20 | 43,2 500.000 anaerobic |%removal | 0 95 | a5 | 93 | 0 0 al Keluar 0.25 | 531 | 39.51 | 0,50 | 43.2 500.000 Bak | Masuk 0.25 | 5,31 0,50 | 43,2 500,000 dre tasi |% removal | 0 | 0 o | 50 0 Be Keluar 0.25 | 5,31 | 39,51 | 0.50 | 216 500.000 masuk 0.25 | 5,31 | 39,51 | 0.50 | 21,6 500.000 Klorinasi [% removal | 0 0 o | o | 0 98 Effluent 0.26 | 6,31 | 39,61 | 0,50 | 21,6 34 Baku Mutu 1 6 | 40 | 06 | 30 200 Keterangan OK OK OK | OK | OK OK Tabel 15. Desain Oil Catcher 1 | Oil Catcher Jumiah Kompartemen Panjang - Lebar Kedalaman Waktu tinggal (td) 1 | Oil Catcher Jumlah Kompartemen 22 buah __| Panjang rim Lebar 2119m — Kedalaman im ‘Waktu tinggal (td) 22,5 jam et DENA ou CATCHER POTONGAN 8 Gambar 8. Tipikal Desain Oil Catcher Tabel 16. Tipikal Penyisihan Parameter Pencemar Pada Oil Catcher Unit Proses Minyak & Lemak TOC Satuan mg/L. influent (mg/l) 82 98,9 masuk 82 98,9 Oi Catcher | % removal 30. 92 ee Effluent 0.25 5,31 Baku Mutu 1 13 Keterangan OK OK c. Pengelolaan Lumpur Yang Dihasilkan Pengurasan lumpur pada bioseptic tank maksimal 4 tahun sekali. Lumpur dari bioseptic tank yang dihasilkan akan dikelola melalui kerjasama dengan pihak ke-3 yang memiliki izin. Perencanaan penanganan gas yang dihasilkan akan dikelola dengan air vent dengan tinggi +10 cm. 4. Lokasi Penaatan dan Pemantauan a. Titik Penaatan Lokasi titik penaatan air limbah dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17. Titik Penaatan Lindai Haves Sn ‘Outlet Bioseptic Tank 100° 46' 52" 2. Outlet Oi! Catcher 100° 46' 54” GS Batang T. ‘Outlet Bioseptic Tank 2 733 4 101° 9°51" 2. ‘Outlet Oi Catcher 4° 33° 46" 101° 9 49" b. Titik Pemanfaatan Air Limbah Lokasi titik pond resapan dapat dilihat pada tabel berikut, Tabel 18. Titik Pond Resapan GS Lindai Kolam Resapan A Air Limbah Domestik 2.|_Kolam Resapan B Air Limbah Drainase (0° 44' 16" 0° 44’ 16" | 100° 46'52" 400° 46" 54" GS Batang ¢. Titik Pemantauan Air Tanah Kolam Resapan A Air Limbah Domestik |_1° 33'43" | _101° 9'51" Kolam Resapan B Air Limbah Drainase | 1° 33'46" | _101° 9'49" Lokasi titik pantau upstream dan downstream dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 19. Titik Pantau upstream dan downstream dalaman Sumut Koordinat a some Pantau (rn) GS Lindai 0° 44 15" ‘Sumur Pantau Up 2.| Sumur Pantau Downstream Kolam A, 400° 46' 55" 400° 46' 51" 3.[ Sumur Pantau Downstream Kolam 8. 5 0° 44° 17" | 100° 4654" GS Batang 1] ‘Sumur Pantau Upstream 5 [1° 33'41" [101° 9' 51" 2. | Sumur Pantau Downstream Kolam A 5 4° 33°43" [ 101° 9°51” Sumur Pantau Downstream Kolam B 5 4° 33°46" [ 101° 9' 49" 5. Kewajiban a. Melakukan pemantauan air limbah di tik penaatan pada saat uji coba yang menjadi dasar pengajuan verifikasi Surat Kelayakan Operasional; -19- melakukan pengujian kualitas air limbah yang dimanfaatkan untuk resapan untuk setiap parameter yang dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah yang tercantum dalam Persetujuan Teknis ini secara periodik sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali setelah diterbitkannya Surat Kelayakan Operasional (SLO) menggunakan laboratorium teregistrasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; melakukan pemantauan kualitas air limbah di titik inlet IPAL paling sedikit 4 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan oleh laboratorium teregistrasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk semua parameter baku mutu air limbah yang ditetapkan setelah diterbitkannya Surat Kelayakan Operasional (SLO); |. memasang papan nama yang memuat nama tik dan titik koordinat pada seluruh titik penaatan, titik pemanfaatan air limbah dan sumur pantau; . melakukan pemantauan mutu air tanah di sumur pantau upstream dan downstream serta pemantauan luas pond resapan secara periodik sekurang- kurangnya 2 (dua) kali setahun setelah diterbitkannya Surat Kelayakan Operasional (SLO) dengan mewakili musim penghujan dan musim kemarau menggunakan laboratorium teregistrasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; melaksanakan keseluruhan rencana dan prosedur tanggap darurat; . parameter dan hasil uji harus memenuhi baku mutu air limbah; melakukan pencatatan harian untuk pH dan debit air limbah setelah diterbitkannya Surat Kelayakan Operasional (SLO); i, memisahkan saluran air limbah dengan saluran limpasan air hujan; memiliki unit pengolahan dan saluran air limbah kedap air; memiliki alat ukur debit pada outlet IPAL dan mencatat debit harian air limbah; limbah; melakukan penanggulangan Pencemaran Air dan pemulihan Mutu Air jika |. memiliki sistem tanggap darurat instalasi pengolahan aii terjadi Pencemaran Air; Menyusun dan melaksanakan standard operating prosedur pencegahan limpasan air limbah di kolam pengendapan dan kolam resapan; . Melakukan pemantauan ketinggian lumpur dan volume air limbah di kolam resapan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, . Melaporkan hasil pemantauan ketinggian lumpur dan volume air limbah di kolam resapan disertai dengan dokumentasi berupa foto visual; |. Melakukan pengelolaan lumpur di kolam resapan dengan volume maksimum 20%; -20- r, Melakukan pemantauan terhadap luas permukaan pond resapan setiap 6 (enam) bulan sekali dan 1 (satu) bulan sekali untuk volume air limbah yang diresapkan; s. menyampaikan laporan secara elektronik jika terjadi kondisi tidak normal dan/atau darurat dalam jangka waktu 1x24 jam (satu kali dua puluh empat jam) dan secara tertulis dalam jangka waktu 2 x 24 jam (dua kali dua puluh empat jam) kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; Gubernur Riau, Bupati Kampar, serta Bupati Rokan Hilir; t. melakukan pelaporan hasil pemantauan kualitas dan debit air limbah sekurang- kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali serta hasil pemantauan kualitas air tanah pada lokasi upstream dan downstream setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Aplikasi Sistem Pelaporan Elektronik (SIMPEL) Pengendalian Pencemaran Air (PPA), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rokan Hil u, memiliki personil Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran air (PPPA) dan Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah (POPAL) yang tersertifikasi; v. mengikuti pembinaan melalui program peniliaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup; dan w.melakukan pemanenan air hujan dan pemanfaatan air hujan dengan cara membuat kolam pengumpul air hujan, sumur resapan, dan/atau lubang resapan biopori, 6. Larangan a. Memanfaatkan air limbah secara sekaligus dalam 1 (satu) waktu pemanfaatan; b. mengencerkan air limbah dalam upaya penaatan batas kadar yang dipersyaratkan; c, memanfaatan air limbah di luar tik penaatan; membuang lumpur hasil pengerukan ke sungai; memanfaatan air limbah dengan kadar yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan; f. Dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 5 meter; g. Meresapkan air limbah di daerah karst dan/atau tanah bertekstur lempung; 7. Internalisa: -21- h. Menempatkan Kolam resapan kurang dari 50 m dari sumur penduduk Jsumber air untuk air minum dan/atau badan air (sungai/waduk/danau dll); i. memanfaatkan air limbah sesuai persetujuan teknis yang diterbitkan sebelum Surat Kelayakan Operasional; (SLO) terbit kecuali pada masa uji coba; dan i. menyampaikan data palsu. a Lingkungan Total persentase internalisasi biaya lingkungan sebesar 0,56% dari total investasi senilai Rp 473.214.068.244, dan mengikuti nilai inflasi_ dengan rincian ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 20. Internalisasi Biaya Lingkungan % terhadap total No| Komponen Investasi : Keterangan investasi Biaya pembangunan 1 | fasilitas pengendali 0,090 pencemaran air Biaya Pengoperasian 0,015 Biaya pemantauan /tahun Biaya Pemelinaraan 0,004 Biaya/tahun 4 | Biaya Tanggap Darurat 0,002 Biaya/tahun Biaya___Pengembangan 5 0,002 Biaya/tahun Teknologi Biaya____ Pengembangan Biaya pelatinan dan 6 |B igembang} ous ya pel ‘Sumber Daya Manusia sertifikasi Biaya Pemulihan Biaya total Emergency ¥ y 0,438 ui ee Lingkungan Response Plan Total 0,560 . Rp Total Biaya Investasi - 473.214.068.244 B. Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia 1 Struktur Organisasi Struktur organisasi PT Pertamina Hulu Energi Siak ditunjukkan dalam gambar berikut. Gambar 9. Struktur Organisasi PT Pertamina Hulu Energi Siak 2. Sumber Daya Manusia PT Pertamina Hulu Energi Siak telah memiliki personil yang kompeten dan memilki sertifkat dalam pengendalian pencemaran air yaitu: a. Penanggungjawab Pengendalian Pencemaran Air; dan b. Penanggungjawab Operasional Pengolahan Air Limbah. C. Sistem Tanggap Darurat 4. Unit yang bertanggung jawab terhadap kondisi darurat Berikut adalah struktur organisasi tanggap darurat PT PHE Siak. Ketua Ti (Manager PHE Siak) Sekretariat Tm reel ery Gambar 10. Struktur Organisasi Tanggap Darurat -23- Mekanisme pengambilan keputusan - Identifikasi masalah, mencari secara detail akar permasalahan. - Mendefinisikan masalah, menjelaskan apa akar masalah. - Memformulasikan dan mengembangkan alternatif, merancang bagaimana penyelesaian dari masalah yang ada - Implementasi keputusan, menerapkan hasil rancangan yang telah dibuat dan diputuskan. - Evaluasi keputusan, menilai hasil dari implementasi keputusan 2. Rencana dan Prosedur Tanggap Darurat Prosedur Umum a. Crew HSSE melakukan pemeriksaan secara visual pada unit pengendalian air limbah domestik secara periodik dan melaporkan hasil inspeksi kepada Officer Environmental b. Officer Environmental menerima laporan hasil inspeksi dari Crew HSSE dan mengevaluasi laporan tersebut apakah terdapat air limbah domestik yang lolos/ tidak dari unit pengendalian air limbah. Jika ada air limbah yang lolos dari unit pengendali air limbah maka proses dilanjutkan ke prosedur poin c. Jika tidak maka proses selesai c. Officer Environmental menyampaikan kepada asset holder/ supervisor produksi tentang hasil inspeksi berupa adanya air limbah lolos dari unit pengendali air limbah atau level air limbah yang tertampung sudah mendekati outlet atau permukaan unit pengendali air limbah. 4. Apabila air limbah yang lolos lebih dari 15 m® maka dilanjutkan prosedur poin f. fe. Tim SERT melakukan penanganan dengan mengacu pada TKO Keadaan Darurat dan mencatatnya dalam Action Tracking f. Asset Holder/Superintendent HSSE melakukan penanganan terhadap air limbah yang lolos dari unit pengendali air limbah dan meminta Officer Environmental menguji sampel air limbah yang lolos dan sampel perairan tempat lolosnya air limbah ke laboratorium terakreditasi g. Officer Environmental mengambil sampel air limbah yang lolos dan sampel perairan tempat lolosnya air limbah untuk diuji ke laboratorium terakreditasi ‘Sampel air limbah yang lolos diuji berdasarkan baku mutu air limbah domestik dan sampel perairan tempat lolosnya air limbah diuji beradasarkan baku mutu air permukaan yang masih berlaku h. Officer Environmental menganalisa hasil uji kualitas laboratorium dan melaporkannya kepada Superintendent HSSE. -24- i. Superintendent HSSE membuat work order kepada fungsi terkait untuk melakukan perbaikan fisik bangunan atau system operasi unit pengendali air limbah j. Fungsi terkait melakukan perbaikan sehingga unit pengendali limbah dapat beroperasi secara normal kembali Prosedur Khusus Bioseptic Tank (Pengolahan Air Limbah Domestik) a. Jika terjadi penyumbatan pada pipa inlet Bioseptic Tank ‘© Stop aliran dari bak penampung menuju unit pengendali limbah * Pastikan check valve pada pipa menuju unit pengendali limbah berfungsi dengan baik untuk menghindar aliran balik + Lakukan perbaikan pada pipa inlet unit pengendali limbah yang mengalami penyumbatan b. Jika terjadi penyumbatan pada pipa outlet Bioseptic Tank + Lakukan penghisapan dengan menggunakan pompa pada manhole kompartemen terakhir * Cairan effluen dari manhole kompartemen terakhir yang telah dihisap dialirkan ke bak control (fitrasi) * Lakukan perbaikan pada pipa outlet unit pengendali limbah yang mengalami penyumbatan © Lakukan hal yang sama pada hari kedua dan ketiga, jika pipa outlet unit pengendali limbah masih tersumbat Prosedur Khusus Oil Catcher (Pengolahan Air Limbah Drainase) a. _Jika terjadi penyumbatan pada aliran inlet © Stop aliran dari bak penampung menuju unit pengendali limbah * Pastikan check valve pada pipa menuju unit pengendali limbah berfungsi dengan baik untuk menghindari aliran balik + Lakukan perbaikan pada pipa inlet unit pengendali limbah yang mengalami penyumbatan b. Jika terjadi penyumbatan pada pipa outlet * Lakukan penghisapan dengan menggunakan pompa pada manhole kompartemen kedua + Fluida dari manhole kompartemen kedua yang telah dihisap dialirkan ke kompartemen pertama * Lakukan perbaikan pada pipa outlet unit pengendali limbah yang mengalami penyumbatan -25- Indikator dan Ukuran Keberhasi a. Unit pengendali air limbah dapat berfungsi dengan baik dan terawat b. Tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat lolosnya air limbah ke lingkungan Prosedur Khusus Air Terproduksi dan Air Limbah Drain: 1. Field Operator Produksi melakukan perawatan, pembersihan dan pemeriksaan secara visual pada semua IPAL secara periodik dan melaporkan hasil inspeksi pada Operation Senior Supervisor. 2. Operation Senior Supervisor menerima laporan hasil pemeriksaan dari Field Operator Produksi dan mengevaluasi laporan tersebut. Jika ada minyak dan/atau air limbah yang lolos dar sistem IPAL, maka proses dilanjutkan ke prosedur nomor 3 sampai dengan nomor 10. Jika tidak ada minyak dan/atau air imbah yang lolos, maka proses selesai. 3. Operation Senior Supervisor menyampaikan kepada Environment Staff/Senior Staff tentang hasil inspeksi berupa: a. Adanya minyak yang lolos dari sistem IPAL (khususnya untuk air limbah drainase dan air terproduksi), atau ». Air limbah yang lolos dari sistem IPAL (dapat berupa kebocoran dari sistem atau air limbah tidak terolah karena keluar dari sistem), atau c. Overflow atau 4, Kondisi anomali lainnya dari IPAL yang dapat meningkatkan potensi terjadinya pencemaran air limbah di fasilitas produksi. 4, Terkait point 3.a, 3.c dan 3.4, Operation Senior Supervisor melakukan pengecekan apakah minyak yang lolos lebih kecil atau lebih besar dari 15 bbl. Apabila minyak yang lolos >15 bbl maka proses dilanjutkan ke prosedur No. 5. Apabila minyak yang lolos <15 bbl maka proses dilanjutkan ke prosedur No. 6. 5. Tim KPKD melakukan penanganan dengan mengacu pada Pedoman tentang Kesiagaan dan Penanggulangan Keadaaan Darurat dan Krisis dan mencatatnya dalam Action Tracking System dengan mengacu pada pedoman tentang Pelaksanaan Action Tracking System. Kemudian dilanjutkan ke prosedur No. 10. 6. Apabila minyak yang lolos <15 bbl, Operation Senior Supervisor melakukan penanganan terhadap minyak yang lolos dari IPAL dan meminta Environment Staff/Senior Staff untuk menguji sampel air limbahyang lolos dan sampel air perairan yang terkontaminasi air limbah ke laboratorium terakreditasi sesuai 7. 8. 9. -26- dengan TKI (Tata Kerja individu) tentang pemantauan kualitas air limbah dan permukaan, lanjut ke prosedur No. 8 Terkait point 3.b, 3.c dan 3d, Operation Senior Supervisor melakukan penanganan terhadap air limbah yang lolos dari IPAL dan meminta Environment Staff/Senior Staff untuk menguji sampel air limbah yang lolos dan sampel air perairan yang terkontaminasi air limbah ke laboratorium terakreditasi sesuai dengan TKI (Tata Kerja Individu) tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah dan Permukaan, lanjut ke prosedur No.8 Environment Senior Staff/ Environment Staff menganalisis hasil uji dari laboratorium dan melaporkannya kepada Operation Senior Supervisor serta memberikan rekomendasi jika diperlukan perbaikan sistem operasi PAL dan/atau fisik bangunan. Sampel air limbah lolos uji apabila hasilnya dibawah baku mutu yang tertera pada izin pembuangan air limbah yang dimiliki atau Permen LH No. 19 tahun 2010 atau Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repubik Indonesia No. P.68/Menihk/Setjen/Kum.1/8/2016. Operation Senior Supervisor menerima hasil dan memeriksa apakah pencemaran diakibatkan oleh kerusakan system operasi |PAL dan/ atau fisik bangunan IPAL. Jika disebabkan karena kerusakan sistem operasi IPAL danvatau fisik bangunan maka lanjut ke proses No. 10. 10. Operation Senior Supervisor membuat work order melalui system (MySAP) 1 kepada Field RAM Assistant Manager untuk melakukan perbaikan system operasi IPAL dan/atau fisik bangunan. Field RAM Assistant Manager bersama dengan tim melakukan perbaikan sistem operasi IPAL dan/atau fisik bangunan sesuai work order sehingga IPAL dapat beroperasi secara normal kembali tihan karyawan Reaksi cepat dan tepat perlu diterapkan dalam pengoperasian sarana pengelolaan air limbah guna untuk mencegah dan mengendalikan dampak akibat keadaan darurat. Peran operator dalam kondisi ini akan menempati_ posisi strategis. Untuk itu, maka terhadap operator perlu dibekali pengetahuan melalui pelatihan: Pelatinan dasar: seperti pengenalan limbah, peralatan pelindung, keadaan darurat, prosedur inspeksi, P3K, K3, dan peraturan perundangan limbah B3 Pelatinan khusus: seperti pemeliharaan peralatan, pengoperasian alat pengolahan, laboratorium lingkungan, dokumentasi dan pelaporan {OT = HEHE Gambar 11. Prosedur Penangan Tumpahan Minyak dan/atau B3/Limbah B3 D. Sistem Manajemen Lingkungan Berikut adalah uraian sistem manajemen lingkungan PT Pertamina Hulu Energi Siak. Tabel 21. Sistem Manajemen Lingkungan Kegiatan yang akan dilaksanakan No. | Tahapan Uraian 1. [Perencanaan| a. Menentukan —_lingkup dan menerapkan sistem manajemen lingkungan terkait pengendalian pencemaran air PHE Siak akan menerapkan Sistem Manajemen mengacu kepada ISO 14001:2015 (Sistem Manajemen Lingkungan). Lingkup —_ sistem manajemen lingkungan yang terkait dengan pengendalian pencemaran air meliputi: a. Isu eksternal dan intemal yang berkaitan dengan air limbah dan pengendalian air dan . Inventarisasi identifikasi 28! ‘No. Tahapan Uraian Kegiatan yang akan dilaksanakan kegiatan operasional yang akan menghasilkan air limbah dan air sisa; c. Perencanaan sistem pengolahan air limbah dan pemantauan air limbah; d.Pemelinaraan dan perawatan unit pengolah air limbah; e. Pembuatan saluran untuk mengalirkan air limbah yang telah diolah ke kolam resapan; f. Pembentukan organisasi dan sumberdaya manusia; g.Penentuan sistem —_ tanggap darurat. Menetapkan_kebijakan pengendalian pencemaran air PHE Siak akan menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air dalam Kebijakan Lingkungan. . Memastikan kepemimpinan dan komitmen dari manajemen _puncak terhadap_pengendalian PHE Siak menetapkan komitmen kepemimpinan dan —manajemen puncak terhadap —_pengendalian pencemaran air, _ pengendalian pencemaran air dalam Kebijakan pencemaran air Lingkungan Memastikan adanya | PHE Siak akan menetapkan struktur struktur organisasi yang | organisasi yang ~~ membidangi menangani pengendalian pencemaran air pengendalian pencemaran air, berikut penanggungjawabnya yang jelas agar pelaksanaan program tersebut lebih terarah dan lancar. Menetapkan tanggung jawab dan kewenangan untuk = peran—-yang sesuai PHE Siak akan menetapkan tanggung jawab kepada personel yang ditugaskan organisasi_ untuk membidangi pengendalian pencemaran air pada uraian tugas pekerjaannya (job description). -29- No. Tahapan Uraian Kegiatan yang akan dilaksanakan Penanggungjawab instalasi pengolahan air limbah mempunyai tugas utama menyusun rencana, mengoperasikan, merawat, dan mengoptimalkan instalasi air limbah. Menentukan _aspek menetapkan_ kebijakan Pengendalian Pencemaran Air Perencanaan aspek Pengendalian Pencemaran Air dimulai dari identifikasi timbulan air limbah dari kegiatan operasional GS Lindai yang menghasilkan air limbah domestik. Penentuan dampak akan difokuskan terhadap kualitas air limbah hasil olahan di Bioseptic tank dan oil catcher @. Identifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban —_penaatan menetapkan_ kebijakan pengendalian pencemaran air Identifikasi dan akses terhadap kewajiban penaatan pengendalian pencemaran air dilakukan terhadap peraturan _perundang-undangan yang berkaitan dengan baku mutu air limbah, baku mutu air sumur pantau, persyaratan sumberdaya manusia, — serta Persetujuan Teknis pemenuhan baku mutu air limbah yang dibuang ke badan air dan Surat Kelayakan Operasional (SLO) dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL Domestik) dan Oil Catcher h. Menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani Risiko dan peluang yang perlu ditangani akan ditetapkan dalam suatu prosedur pemeliharaan dan perawatan Bioseptic Tank dan Oil Catcher i. Merencanakan — untuk mengambil aksi menangani risiko dan Ruang lingkup sistem manajemen integrasi yang akan diterapkan PHE Siak meliputi_tindakan untuk -30- No.] Tahapan Uraian Kegiatan yang akan dilaksanakan peluang serta evaluasi | mengatasi risiko dan peluang yang efektivitas dari kegiatan | perlu ditangani untuk: a. Memberikan jaminan — bahwa sistem manajemen integrasi dapat mencapai hasil yang diinginkan; b. Meningkatkan pengaruh yang diinginkan; ©. Mencegah, atau mengurangi, pengaruh yang tidak diinginkan; 4d. Mencapai perbaikan. j) Menetapkan sasaran | PHE Siak menetapkan sasaran dan menetapkan kebijakan | kebijakan pengendalian pencemaran pengendalian air dalam Kebijakan Keselamatan, pencemaran air Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan 2, |Pelaksanaan | a.Menentukan sumber | PHE Siak akan menyediakan daya yang disyaratkan untuk penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungan terkait _ pengendalian Pencemaran Air sumberdaya manusia serta fasiltasi pelatihan dan uji kompetensi yang berkaitan dengan —_operasional fasilitas pengolahan air limbah b. Menentukan ‘sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi kompetensi pengendalian Pencemaran Air PHE Siak akan menyediakan sumberdaya manusia serta fasilitasi pelatihan dan uji kompetensi yang berkaitan dengan manajemen pengendalian pencemaran air sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor Republik Indonesia No P.5/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/201 8 Tahun 2018 tentang Standar dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah dan Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air. -31- No. | Tahapan Uraian Kegiatan yang akan dilaksanakan c. Menetapkan, Prosedur untuk mengelola menerapkan, dan | komunikasi internal dapat dilakukan memelihara proses | melalui: yang dibutuhkan untuk komunikasi internal dan eksternal 1. Manajer dari tiap departemen wajib mengkomunikasikan kebijakan —lingkungan dan prosedurnya kepada semua karyawan di bawahnya. Kepala departemen juga bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab karyawan dalam manajemen lingkungan. Hal ini dilakukan satu kali tiap semester (enam bulan); 2. Supervisor bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan target lingkungan hidup dan juga kinerja lingkungan perusahaan kepada karyawan pada area dan fungsi mereka. Hal ini akan dilakukan satu kali tiap semester (enam bulan); 3. Supervisor bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan prosedur —lingkungan dan perubahan proses, perubahan bahan, perubahan alat kerja atau peralatan —lainnya, —_—ihaasil penanganan kecelakaan dan informasi —lingkungan yang signifikan. Hal ini dilakukan satu kali tiap semester (enam bulan). 4. Metode yang dipakai dalam komunikasi internal ini diserahkan ~32- Tahapan Kegiatan yang akan dilaksanakan kepada pimpinan yang bersangkutan. Beberapa contoh komunikasi internal tentang Sistem Manajemen Lingkungan perusahaan ini dapat disampaikan melalui : a. Pertemuan semua karyawan yang dilakukan setiap sebulan sekali; b. Pertemuan staf dalam satu departemen yang dilakukan selama sebulan sekali; c. Papan pengumuman dan | poster bila ada pengumuman yang akan disampaikan; d. Media pesan —_elektronik_ | perusahaan untuk semua karyawan untuk menyampaikan_pengumuman secara menyeluruh. Prosedur untuk mengelola komunikasi dari pihak —luar (eksternal) dapat dilakukan melalui: 1. Pertanyaan, kritik atau saran dan komunikasi dari pihak luar (yang diterima lewat surat, fax, telepon atau personal) mengenai Sistem Manajemen Lingkungan perusahaan atau _kinerja lingkungannya dapat diterima oleh Manajemen Representatit termasuk General Manager maupun Manajer. Komunikasi tersebut dikaji_ulang dan -33- No. Tahapan Uraian Kegiatan yang akan dilaksanakan ditanggapi oleh —- Manajer Departemen atau Manajer Representatif Lingkungan; 2. Komunikasi dengan —_badan perundangan ditangani oleh manajer lingkungan organisasi yang memelihara rekaman dan data-data kinerja _lingkungan Perusahaan. Hal ini dilakukan selama enam bulan sekali; 3. Pendokumentasian dari komunikasi tertulis dalam permasalahan lingkungan dikelola oleh Manajer Legal dan Hukum, sedangkan komunikasi dari pihak luar yang tidak tertulis didokumentasikan lewat rekaman telepon; 4. Rekaman dari tanggapan semua komunikasi eksternal _dikelola oleh Manajer Legal dan Kepatuhan (Legal & Compliance Manager). Hal ini dilakukan selama enam bulan sekali. @. Memastikan kesesuaian — metode untuk pembuatan dan pemutakhiran —_serta pengendalian informasi terdokumentasi Informasi terdokumentasi yang dibutunkan oleh sistem manajemen | integrasi harus dikendalikan untuk | memastikan: a.Tersedia dan cocok untuk digunakan, di mana dan pada ‘saat dibutuhkan; b. Cukup terlindungi (misalnya dari hilangnya kerahasiaan, penggunaan yang salah, atau tidak lengkap), Untuk —mengendalikan _ informasi No. Tahapan Uraian Kegiatan yang akan dilaksanakan lenetapkan, menerapkan, dan mengendalikan proses pengendalian operasi yang dibutuhkan untuk memenuhi_ persyaratan sistem manajemen lingkungan terkait pengendalian Pencemaran Air terdokumentasi, organisasi_harus menangani —_kegiatan__berrikut, sebagaimana berlaku untuk: a. Distribusi, akses, pengumpulan dan penggunaan; b. Lokasi penyimpanan dan termasuk pemeliharaan dapat dibaca; ©. Pengendalian perubahan (misalnya Pengendalian versi); 4. Umur simpan dan disposisi. a. Menetapkan dan memelihara | prosedur terdokumentasi untuk mengendalikan situasi_ dimana tanpa adanya prosedur tersebut dapat menimbulkan penyimpangan terhadap kebijakan, sasaran dan target lingkungan. b. Menetapkan kriteria operasional dalam prosedur. c. Menetapkan dan memelihara prosedur yang —_berhubungan dengan aspek lingkungan yang signifikan dari produk dan servis yang digunakan organisasi dan mengkomunikasikan prosedur dan persyaratan yang sesuai kepada supplier dan kontraktor. f. Menentukan Potensi situasi darurat dan respon yang diperlukan Potensi situasi darurat dan respon yang diperlukan akan dituangkan kedalam prosedur_penanganan keadaan darurat kondisi IPAL dan | keadaan darurat_—_ pencegahan pencemaran. Pemeriksaan ‘a, Memantau, mengukur, Pemantauan, pengukuran, analisis -35- Tahapan Uraian Kegiatan yang akan dilaksanakan menganalisis, dan | dan evaluasi Kinerja pengendalian mengevaluasi_ kinerja_| pencemaran air akan dilakukan menetapkan kebijakan | secara berkala sesuai dengan pengendalian periode pemantauan yang pencemaran air merupakan bagian kewajiban dari pelaksanaan persetujuan lingkungan yang juga memuat ketentuan yang tercantum dalam persetujuan teknis . Mengevaluasi Pemenuhan terhadap _kewajiban pemenuhan terhadap | penaatan pengendalian pencemaran kewajiban penaatan | air akan dievaluasi secara berkala menetapkan kebijakan | melalui internal audit dan kaji ulang pengendalian manajemen. pencemaran air, Melakukan internal |~ Internal audit dalam pemenuhan audit secara berkala sistem — manajemen —_lingkungan dilakukan satu tahun sekali_ untuk memeriksa kesesuaian —_antara pelaksanaan dengan persyaratan sistem yang telah ditetapkan. Mengkaji sistem | Sistem manajemen _lingkungan manajemen lingkungan | organisasi akan dikaji ulang secara organisasi menetapkan | berkala untuk = memastikan kebijakan pengendalian | kesesuaian dan _—kecukupan pencemaran air untuk | sumberdaya serta__keefektifan memastikan pelaksanaan yang berkaitan dengan kesesuaian, pengendalian pencemaran air. kecukupan, dan keefektifan Tindakan Melakukan tindakan | Ketidaksesuaian yang ditemukan untuk menangani | berdasarkan maupun audit eksternal ketidaksesuaian. akan ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur/persyaratan sistem manajemen —_lingkungan atau peraturan _perundang-undangan yang berlaku. Tindakan perbaikan -36- Tahapan Uraian Kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain meliputi: identifikasi akar masalah, penentuan _tindakan perbaikan, alternatif solusi_ yang dapat digunakan, _pelaksanaan perbaikan dan —_dokumentasi perbaikan hasil evaluasi, audit internal. f Melakukan —_ tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem manajemen lingkungan yang sesuai dan efektif untuk meningkatkan —kinerja pengendalian pencemaran air. Tindakan perbaikan _berkelanjutan dilakukan untuk memantau__hasil perbaikan yang telah dilakukan terhadap ketidaksesuaianserta untuk mencegah terjadinya kembali ketidaksesuaian yang pernah ditemukan. E. Periode Waktu Uji Coba Sistem Pengolahan Air Limbah Masa uji coba Instalasi Pengolahan Air Limbah dillakukan sesuai jadwal pelaksanaan seperti disajikan pada tabel berikut. Tabel 22. Detail Periode Waktu Uji Coba GS Lindai dan GS Batang 2024 2025 Apr | Mei | Juni | Juli | Agu | Sep | Okt | Nov | Des | Jan | Feb Deskripsi Pemasangan fasilitas tambahan_ Integrasi Persetujuan Lingkungan Periode Uji Coba Pengurusan Sertifikat Layak Operasional (SLO) Setelah masa uji coba selesai, perusahaan wajib menyampaikan laporan hasil uji coba IPAL untuk dilakukan verifikasi lapangan. Jika hasil uji coba IPAL memenuhi ketentuan sesuai dengan persetujuan teknis ini akan diterbitkan Surat Kelayakan Operasional (SLO) 303 1 001 Lampiran Il Surat Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Yang Dimanfaatkan ke Formasi Tertentu Sebagai Resapan ke Permukaan Tanah PT. Pertamina Hulu Energi Siak Surat Nomor Tanggal IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH YANG SUDAH DIMILIKI DAN MASIH TETAP BERLAKU 1. Keputusan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kampar Nomor:503/DPM-PTSP. PEL/LC/2018/II tentang Izin Pembuangan Air Limbah ke Badan Air Kepada PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) Siak Untuk Gathering Station (Stasiun Pengumpul) Lindai di Desa Lindai Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar 2. Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rokan Hilir Nomor: 04.15/DLH/2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rokan Hilir Nomor:44/DLH/2020 tentang Izin Pembuangan Air Limbah ke Sumber Air Batang GS (Gathering Station) PT. Pertamina Hulu Energi Siak

You might also like