Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 387

The Rules

• I insist you to actively participate in the learning process (I will give


you a credit for every question/answer you gave)
• Submit your task in the designated time! (I will reduce the point if you
fail to do so)
• Submit your tasks to fanditatonykamaharani2@gmail.com
How Do You Get Your Score?
• Individual (Quizzes max 2 times and your point during the learning
process)
• Group (PPT and paper) → submit to my email
• Mid Term Test
• Final Term Test

You can design your own score from now! Be active and smart students
The Group Task – Group of 3
(Case Study)
• Find a topic that interest you (industrial hygiene scope)
• You can do site visit/literature review
• You have to make an industrial hygiene program based on the case you choose
• Present to your friends and write your group paper → the revised version must be submit 1 week
later
• The presentation will begin after the mid term test
• I will evaluate your task according to your analysis and recommendation (be as creative and
integrated as you can → you can use many references)

Example:
Noise Prevention Program at Company X
Industrial Hygiene Program at Company X
Definisi dan Ruang Lingkup
Higiene Industri
Fandita Tonyka Maharani
Industrial Hygiene
Industrial hygiene is that science and art devoted to the anticipation,
recognition, evaluation, and control of those environmental factors or
stresses arising in or from the workplace that may cause sickness,
impaired health and well-being, or significant discomfort among
workers or among the citizens of the community.

Source: Plog
Industrial Hygiene
• An effective industrial hygiene program involves the anticipation and
recognition of health hazards arising from work operations and
processes, evaluation and measurement of the magnitude of the
hazard (based on past experience and study), and control of the
hazard.
• The industrial hygiene program must be made up of several key
components: a written program/policy statement, hazard recognition
procedures, hazard evaluation and exposure assessment, hazard
control, employee training, employee involvement, program
evaluation and audit, and recordkeeping.
Hazard (Bahaya)
A Hazard is a potential source of harm or adverse health effect on a
person or persons

Sumber: Health and Safety Authority, 2017


Risk (Risiko)
Risk is the likelihood that a person may be harmed or suffers adverse
health effects if exposed to a hazard.’

Sumber: Health and Safety Authority, 2017


Jenis-Jenis Bahaya
• Fisik
• Kimia
• Biologi
• Mekanik
• Ergonomik
• Psikososial
Pengantar
Higiene
Industri

HI Team
Industrial
Hygiene
An effective industrial hygiene program involves
the anticipation and recognition of health
hazards arising from work operations and
processes, evaluation and measurement of the
magnitude of the hazard (based on past

Industrial
experience and study), and control of the hazard.

Hygiene
The industrial hygiene program must be made up
of several key components: a written
program/policy statement, hazard recognition
procedures, hazard evaluation and exposure
assessment, hazard control, employee training,
employee involvement, program evaluation and
audit, and recordkeeping.
Industrial Hygiene Scope
•Anticipation • A NTISIPASI
•Recognition
• R EKOGNISI
•Evaluation
• E VALUASI
•Control
• P ENGENDALIAN

Catatan:
• Merupakan sekuen atau urutan langkah atau metode dalam implementasi HI
Source: Ramdhan, 2011
• Urutan tidak bisa dibolak-balik
• Merupakan suatu siklus yang tidak berakhir (selama aktivitas industri berjalan)
4
Hazard
(Bahaya)
Fisik
Kimia

Jenis-Jenis Biologi
Bahaya Mekanik
Ergonomik
Psikososial
Risk Risk is the likelihood that a person
may be harmed or suffers adverse
health effects if exposed to a
(Risiko) hazard.’ (Health and Safety
Authority, 2017)
Risk Concepts
What can go Wrong

How likely is it? What are the Impacts

Risk Level

MANAGE RISK

Risk management also includes control and monitoring of risks, as


well as communicating these risks
Thank you
Antisipasi & Rekognisi
Industrial Hygiene Scope
• Anticipation • A NTISIPASI
• Recognition
• R EKOGNISI
• Evaluation
• E VALUASI
• Control
• P ENGENDALIAN

Catatan:
• Merupakan sekuen atau urutan langkah atau metode dalam implementasi HI
Source: Ramdhan, 2011
• Urutan tidak bisa dibolak-balik
• Merupakan suatu siklus yang tidak berakhir (selama aktivitas industri berjalan)
1
ANTICIPATION
Antisipasi
Upaya memperkirakan potensi bahaya
kesehatan kerja yang bisa timbul dalam
atau dari tempat kerja dengan
menggunakan strategi tertentu Kapabilitas

Kepeduli
an

Konsep mengantisipasi bahaya:


Mengetahui
Mengetahui jalan Mengetahui
anatomi/psikolog
i jalan masuk
masuk bahan
bahan-bahan tergantung pada tingkat
berbahaya ke pengetahuan dan
bahan berbahaya berbahaya
dalam tubuh
ke dalam tubuh pengalaman seseorang
Source: Ramdhan, 2011
Tujuan
Antisipasi
Mengetahui potensi bahaya dan risiko
lebih dini sebelum muncul menjadi
bahaya dan risiko yang nyata

Mempersiapkan tindakan yang perlu


sebelum suatu proses dijalankan atau
suatu area dimasuki

Meminimalisasi kemungkinan risiko


yang terjadi pada saat suatu proses
dijalankan atau suatu area dimasuki

Source: Ramdhan, 2011


Gambaran umum perusahaan

Plant/pabrik (desain)

Unit proses
Strategi Antisipasi
Aliran proses

Bahan baku

Bahan tambahan

Hasil produk,

Penyimpanan/penampungan

Sistem manajemen

Jenis pekerjaan

Source: Ramdhan, 2011


RECOGNITION

• Involves identifying the potential hazard that a chemical,


physical or biological agent - or an adverse ergonomic
situation - poses to health.
• Interviews, inspects, reviews medical surveillance programs, health
Recognition
and epidemiology studies, worker health complaints, occupationally-
related compensation claims, and industrial hygiene monitoring
information.
Rekognisi
• Merupakan serangkaian kegiatan untuk mengidentifikasi bahaya lebih detil
dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis
sehingga diperoleh suatu hasil yang objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
• Identifikasi dan pengukuran:
❑Jenis bahaya: fisika, kimia, biologi, ergonomi
❑Sumber bahaya: bahan baku, mesin, alat, fasilitas, produk,
limbah, dll
❑Tingkat bahaya:
o Sumber (emisi): tingkat pengeluaran (mg/detik)
o Tempat kerja: konsentrasi (mg/m3)
RECOGNITION
Tujuan Rekognisi

Mengetahui
karakteristik Mengetahui sumber
suatu bahaya bahaya dan area
secara detil yang berisiko
(sifat,
kandungan,
efek, severity,
pola pajanan,
besaran) Mengetahui
pekerja yang
berisiko
Metode Rekognisi

Literature &
Accident and Physical Employee Required
Discussion with
Injury Report examinations notification inspection
Other Professional

Walk Through Sampling & Spot Preliminary Review of Process


Fault Tree Analysis
Inspection Inspection Hazard Analysis Flows

Critical Incident Failure Mode and Job Safety


Technique Effect Analysis

Source: Ramdhan, 2011


Observations &
Questions for An
Indoor Air Quality
Walk-through
survey
Anticipate & Recognize Review
• Anticipate or recognize things such as:
• Chemical agents: gases, vapors, solids, fibers, liquids, dusts, mists,
fumes, etc.
• Physical agents: noise and vibration, heat and cold, electromagnetic
fields, lighting etc.
• Biological agents: bacteria , fungi, etc.
• Ergonomic factors: lifting, stretching, and repetitive motion
• Psychosocial factors: stress, workload and work organization
• Once anticipated or recognized, the hazard can then be evaluated and
eventually controlled to eliminate or reduce the impact of the hazard.
CONTOH:
SATPAM
PAIRING
TEAM
Pilih 1 pekerjaan

Antisipasi dan
Rekognisi Pekerjaan
tersebut dan
lingkungan kerjanya
Konsep Evaluasi dan
Pengendalian
HI Team
Industrial Hygiene Scope

uAnticipation• A NTISIPASI
uRecognition • R EKOGNISI
uEvaluation • E VALUASI
uControl • P ENGENDALIAN

Catatan:
• Merupakan sekuen atau urutan langkah atau metode dalam implementasi HI
Source: Ramdhan,
2011 • Urutan tidak bisa dibolak-balik 2

• Merupakan suatu siklus yang tidak berakhir (selama aktivitas industri berjalan)
Evaluation
u Melakukan sampling dan pengukuran bahaya di
tempat kerja dengan metode yang spesifik.

u Melakukan evaluasi dan analisis risiko terhadap


semua bahaya yang ada dengan menggunakan
standar dan kriteria tertentu.

Sumber: Ramdhan, 2011


3
Direct
Measurement
uSumber: Ramdhan, 2011

Hazards General air Pekerja


Kebisingan SLM NDM

Heat WBGT PHM

Radiasi Survey Meter TLD, Dosepen,dll

Pencahayaan Lux meter -

Chemicals Ch. Detector - 4


Indirect
Measurement
uSumber: Ramdhan, 2011

Sampling Instruments Analysis Instruments

• Impinger • GC
• Sampling bag • AAS
• Charcoal • HPLC
• Silica gel • Microscope
• Filter • dll
• dll

5
An industrial hygiene technician radios information such as temperature and
humidity information to Plant 6 safety personnel. The safety personnel will use
the measurements to determine stay times to avoid worker heat stress.

6
Noise Monitoring

Sound Level Meter Sound Dosimeter

7
Audiometer

8
Radiation

u Film Badge

9
Gas Monitor

10
Gas Monitor

11
Dasar K3 - HI - Hendra 3/8/21 12
Control
u Kegiatan untuk mengendalikan
bahaya di tempat kerja
sehingga keberadaannya tidak
menimbulkan dampak
kesehatan bagi pekerja
khususnya dan masyarakat
umumnya.

u Principle of control measures

u Hierarchy of control measures

Sumber: Ramdhan, 2011 13


CHEMICAL & DUST
HAZARDS
(cleaning products,
pesticides, asbestos, etc.)
BIOLOGICAL ERGONOMIC
HAZARDS HAZARDS
(mold, insects/pests,
(repetition, lifting, awkward
communicable diseases, etc.) postures, etc.)
WORK
ORGANIZATION
HAZARDS
Things that cause STRESS!

SAFETY HAZARDS PHYSICAL HAZARDS


(slips, trips and falls, faulty (noise, temperature
equipment, etc.) extremes, radiation, etc.)
POINT OF CONTROL

u At the Source
u Air Path
u Receiver

Air Path

Source Receiver
15
GENERALIZED DIAGRAM OF METHOD OF CONTROL
SOURCE AIR PATH RECEIVER

• SUBSTITUTION WITH A LESS • HOUSE KEEPING • TRAINING & EDUCATION


HARMFUL MATERIAL (IMMEDIATE CLEANUP) (MOST IMPORTANT)
(WATER IN PLACE OF • GENERAL EXHAUST • ROTATION OF WORKERS
ORGANIC SOLVENT) VENTILATION (ROOF FANS) (SPLIT UP DOSE)
• CHANGE OF PROCESS • DILUTION VENTILATION • ENCLOSURE OF WORKER
(AIRLESS PAINT SPRAYING) (SUPPLIED AIR) (AIR CONDITIONED CRANE
• ENCLOSURE OF PROCESS • INCREASE DISTANCE CABS)
(GLOVE BOX) BETWEEN SOURCE AND • PERSONAL MONITORING
• ISOLATION OF PROCESS RECEIVER (SEMI AUTOMATIC DEVICES (DOSIMETER)
(SPACE OR TIME) OR REMOTE CONTROL) • PERSONAL PROTECTIVE
• WET METHODS • CONTINUOUS AREA DEVICES
(HYDRO BLAST) MONITORING (PRE-SET • ADEQUATE MAINTENANCE
• LOCAL EXHAUST ALARM) PROGRAM
VENTILATION • ADEQUATE MAINTENANCE
(CAPTURE AT SOURCE) PROGRAM
• ADEQUATE MAINTENANCE
PROGRAM
Sumber: Hendra 16
Hierarchy of Controls
Elimination/Substitution
Most Requires a physical
Effective change to the
workplace

Requires worker or
employer to do
something
Requires
worker to
wear
something
Least
Effective
CONTROLS: Engineering

CONTROL AT THE SOURCE!


Limits the hazard but doesn’t entirely remove it.

Other Examples:
Mechanical Guards
Wet Methods for Dust
Enclosures/Isolation
Dilution Ventilation

Image: by JohnRH4's photostream

Image: by Kare_Products

Local Exhaust
Proper Image: by purpleslog’s photostream

equipment Re-designed Tools


CONTROLS: Administrative

Aimed at Reducing Employee Exposure to Hazards


but Not Removing Them!

— Changes in work procedures such as:

— Written safety policies/rules

— Schedule changes, such as:


— Lengthened or Additional Rest Breaks
— Job Rotation
— Adjusting the Work Pace

— Training with the goal of reducing the duration,


frequency and severity of exposure to
hazards
CONTROLS: PPE
Personal Protective Equipment
Control of LAST RESORT!

— Special Clothing

— Eye Protection

— Hearing Protection

— Respiratory Protection
20

CONTROL IS AT THE WORKER!


Hierarchy of Controls

Elimination/Substitution
Most Requires a physical
Effective change to the
workplace

Requires worker or
employer to do
something
Requires
worker to
wear
something
Least
Effective
Major Elements of an Effective
Safety and Health Program

Management Commitment and Employee Involvement

Worksite Analysis

Hazard Prevention and Control

Safety and Health Training


Management Commitment and
Employee Involvement Go Together!

u Top management involvement should be visible


and have authority and resources to
implement program

u Employee involvement in the program and in


decisions that affect their safety and health
should be encouraged
Management Commitment & Employee
Involvement

u A clearly stated worksite policy should be established and


communicated with specific goals and objectives.

u All aspects of the program should have assigned responsibility and


accountability.

u Program operations need to be reviewed at least annually, to


evaluate and make revisions as needed.
Worksite Analysis
u Identify all existing hazards and conditions that might create new
hazards

u An efficient program includes actively analyzing the work and the


worksite to anticipate and prevent harmful occurrences
Hazard Prevention and Control
u Triggered by a determination that a hazard or potential hazard exists.

u Where feasible, prevent hazards by effective


design of job or job site.

u Where elimination is not feasible, control hazards


to prevent unsafe and unhealthful exposure.

u Elimination or control must be accomplished in a


timely manner.
Safety and Health Training
u Address the safety and health responsibilities of all
personnel.

u Ensure that all employees understand the hazards to


which they may be exposed and how to prevent
harm to themselves and others.

u Ensure that managers understand their safety and


health responsibilities.
ENCLOSURE OF PROCESS
Glove box
Example of IH Program

u Respiratory protection program


u Hearing loss prevention program
u Hazard monitoring program
u Hazard control program
u Training program
u Dll

Sumber: Ramdhan, 2011

29
Industrial Hygiene Programs
n Procedure & Work Installation Development
PROCESS n Software
n Contract

u Monitoring Programs
PLANT u Industrial Hygiene Program for Projects
u Resource Management
n IH Competency Development Program
n Training for HSE and Line Departments
PEOPLE
n Hazard Communication

n Performance Indicators
PERFORMANCE n Data Management and Reporting
n Program Evaluation

30
Thank you
Konsep Evaluasi dan
Pengendalian
HI Team
Industrial Hygiene Scope
u Anticipation • A NTISIPASI
uRecognition • R EKOGNISI
uEvaluation • E VALUASI
u C ontrol • P ENGENDALIAN

Catatan:
• Merupakan sekuen atau urutan langkah atau metode dalam implementasi HI
Source: Ramdhan,
2011 • Urutan tidak bisa dibolak-balik 2

• Merupakan suatu siklus yang tidak berakhir (selama aktivitas industri berjalan)
Evaluation
u Melakukan sampling dan pengukuran bahaya di
tempat kerja dengan metode yang spesifik.

u Melakukan evaluasi dan analisis risiko terhadap


semua bahaya yang ada dengan menggunakan
standar dan kriteria tertentu.

Sumber: Ramdhan, 2011


3
Direct
Measurement
u Sumber: Ramdhan, 2011

Hazards General air Pekerja


Kebisingan SLM NDM

Heat WBGT PHM

Radiasi Survey Meter TLD, Dosepen,dll

Pencahayaan Lux meter -

Chemicals Ch. Detector - 4


Indirect
Measurement
u Sumber: Ramdhan, 2011

Sampling Instruments Analysis Instruments

• Impinger • GC
• Sampling bag • AAS
• Charcoal • HPLC
• Silica gel • Microscope
• Filter • dll
• dll

5
An industrial hygiene technician radios information such as temperature and
humidity information to Plant 6 safety personnel. The safety personnel will use
the measurements to determine stay times to avoid worker heat stress.

Teknisi kebersihan industri mengirimkan informasi radio seperti informasi suhu


dan kelembaban ke personel keselamatan Pabrik 6. Personil keselamatan akan
menggunakan pengukuran untuk menentukan waktu tinggal untuk menghindari
stres panas pekerja.

6
Noise Monitoring

Sound Level Meter Sound Dosimeter

7
Audiometer

8
Radiation

u Film Badge

9
Gas Monitor

10
Gas Monitor

11
Dasar K3 - HI - Hendra 3/8/21 12
Control
u Kegiatan untuk mengendalikan
bahaya di tempat kerja
sehingga keberadaannya tidak
menimbulkan dampak
kesehatan bagi pekerja
khususnya dan masyarakat
umumnya.

u Principle of control measures

u Hierarchy of control measures

Sumber: Ramdhan, 2011 13


CHEMICAL & DUST
HAZARDS
(cleaning products,
pesticides, asbestos, etc.)
BIOLOGICAL ERGONOM IC
HAZARDS HAZARDS
(mold, insects/pests, (repetition, lifting, awkward
communicable diseases,etc.) postures, etc.)
WORK
ORGANIZATION
HAZARDS
Things that causeSTRESS!

SAFETY HAZARDS PHYSICALHAZARDS


(slips, trips and falls,faulty (noise, temperature
equipment, etc.) extremes, radiation, etc.)
POINT OF CONTROL

u At the Source
u Air Path
u Receiver

Source Receiver
15
GENERALIZED DIAGRAM OF METHOD OF CONTROL
SOURCE AIR PATH RECEIVER

• SUBSTITUTION WITH A LESS • HOUSE KEEPING • TRAINING & EDUCATION


HARMFUL MATERIAL (IMMEDIATE CLEANUP) (MOST IMPORTANT)
(WATER IN PLACE OF • GENERAL EXHAUST • ROTATION OF WORKERS
ORGANIC SOLVENT) VENTILATION (ROOF FANS) (SPLIT UP DOSE)
• CHANGE OF PROCESS • DILUTION VENTILATION • ENCLOSURE OF WORKER
(AIRLESS PAINT SPRAYING) (SUPPLIED AIR) (AIR CONDITIONED CRANE
• ENCLOSURE OF PROCESS • INCREASE DISTANCE CABS)
(GLOVE BOX) BETWEEN SOURCE AND • PERSONAL MONITORING
• ISOLATION OF PROCESS RECEIVER (SEMI AUTOMATIC DEVICES (DOSIMETER)
(SPACE OR TIME) OR REMOTE CONTROL) • PERSONAL PROTECTIVE
• WET METHODS • CONTINUOUS AREA DEVICES
(HYDRO BLAST) MONITORING (PRE-SET • ADEQUATE MAINTENANCE
• LOCAL EXHAUST ALARM) PROGRAM
VENTILATION • ADEQUATE MAINTENANCE
(CAPTURE AT SOURCE) PROGRAM
• ADEQUATE MAINTENANCE
PROGRAM

Sumber: Hendra 16
PENGGANTIAN DENGAN BAHAN YANG KURANG BERBAHAYA (AIR PENGGANTI SOLVENT ORGANIK)
SOURCE AIR PATH RECEIVER
• PENGGANTIAN DENGAN BAHAN YANG • PEMBERSIHAN RUMAH (SEGERA • PELATIHAN & PENDIDIKAN (PALING
KURANG BERBAHAYA (AIR PENGGANTI PEMBERSIHAN) PENTING)
SOLVENT ORGANIK) • VENTILASI Knalpot UMUM (KIPAS • ROTASI PEKERJA (Dosis SPLIT UP)
• PERUBAHAN PROSES (PENYEMPROTAN ATAP)
CAT TANPA UDARA)
• LAMPIRAN PROSES ( KOTAK SARUNG
TANGAN)

• ISOLASI PROSES(RUANG ATAU • VENTILASI PENGECURAN (UDARA • LINGKUNGAN PEKERJA (KABS CRANE
WAKTU) YANG DISEDIAKAN) AC)
• MENINGKATKAN JARAK ANTARA • PERANGKAT PEMANTAUAN PRIBADI
SUMBER DAN PENERIMA (SEMI (DOSIMETER)
OTOMATIS

METODE BASAH (HYDRO BLAST) ATAU PENGENDALIAN JARAK JAUH) • PERANGKAT PELINDUNG PRIBADI
VENTILASI Knalpot LOKAL (TANGKAP PEMANTAUAN AREA TERUS MENERUS • PROGRAM PEMELIHARAAN YANG
PADA SUMBER) (ALARM SETELAH AWAL)
MEMADAI
PROGRAM PEMELIHARAAN YANG MEMADAI

• PROGRAM PEMELIHARAAN YANG


MEMADAI
Hierarchy of Controls
Elimination/Substitution
Most Requires a physical
Effective change to the
workplace

Requires workeror
employer to do
something
Requiresmworker
to wear
something

Least
Effective
Hierarchy of Controls
Elimination/Substitution
Most Membutuhkan
Effective perubahan fisik
ke tempat kerja

Mengharuskan pekerja
atau majikan untuk
melakukan sesuatu

Memerlukan
pekerja untuk
memakai
sesuatu
Least
Effective
CONTROLS: Engineering

CONTROL AT THE SOURCE!


Limits the hazard but doesn’t entirely remove it.

Other Examples:
Mechanical Guards
Wet Methods for Dust
Enclosures/Isolation
Dilution Ventilation

Image: by JohnRH4's photostream

Image: by Kare_Products

Local Exhaust
Proper Image: by purpleslog’s photostream

equipment Re-designed Tools


CONTROLS: Engineering

KONTROL DI SUMBER!
Membatasi bahaya tetapi tidak sepenuhnya menghilangkannya.
Contoh Lain: Metode
Basah Pelindung
Mekanik untuk
Kandang
Debu/Ventilasi
Pengenceran Isolasi

Image: by JohnRH4's photostream

Image: by Kare_Products

Local Exhaust
Proper Image: by purpleslog’s photostream

equipment Re-designed Tools


CONTROLS: Administrative

Aimed at reducing employee exposure to hazards but not


removing them
— Changes in work procedures such as:

— Written safety policies/rules

— Schedule changes, such as:


— Lengthened or Additional Rest Breaks
— Job Rotation
— Adjusting the Work Pace

— Training with the goal of reducing the duration,


frequency and severity of exposure to
hazards
CONTROLS: Administrative
Ditujukan untuk mengurangi paparan karyawan terhadap
bahaya tetapi tidak menghilangkannya

— Perubahan prosedur kerja seperti:

— Kebijakan/aturan keselamatan tertulis

— Perubahan jadwal, seperti:


— Istirahat yang Diperpanjang atau Tambahan
— Rotasi Pekerjaan
— Menyesuaikan Kecepatan Kerja

— Pelatihan dengan tujuan mengurangi durasi, frekuensi, dan tingkat


keparahan paparan
— bahaya
CONTROLS: PPE
Personal Protective Equipment
Control of LAST RESORT!

— Special Clothing

— Eye Protection

— Hearing Protection

— Respiratory Protection
20

CONTROLIS ATTHEWORKER!
CONTROLS: PPE
Personal Protective Equipment

Kontrol RESOR TERAKHIR!

Pakaian Khusus

Perlindungan mata

Pelindung pendengaran

Perlindungan Pernapasan
20

CONTROLIS ATTHEWORKER!
Hierarchy of Controls

Elimination/Substitution
Most Requires a physical
Effective change to the
workplace

Requires workeror
employer to do
something

Least
Effective
Hierarchy of Controls
Elimination/Substitution
Most Membutuhkan
Effective perubahan fisik
ke tempat kerja

Mengharuskan pekerja
atau majikan untuk
melakukan sesuatu

Memerlukan
pekerja untuk
memakai
sesuatu
Least
Effective
Major Elements of an Effective
Safety and Health Program

Management Commitment and Employee Involvement

Worksite Analysis

Hazard Prevention and Control

Safety and Health Training


Elemen Utama dari Program Keselamatan
dan Kesehatan yang Efektif

Analisis Komitmen Manajemen dan

Keterlibatan Karyawan di Tempat Kerja

Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan

Pencegahan dan Pengendalian Bahaya


Management Commitment and Employee Involvement Go
Together!
Komitmen Manajemen dan Keterlibatan Karyawan Berjalan
Bersama!
u Top management involvement should be visible and have
authority and resources to implement program
Keterlibatan manajemen puncak harus terlihat dan memiliki
wewenang dan sumber daya untuk mengimplementasikan program.
u Employee involvement in the program and in decisions that affect their safety
and health should be encouraged

Keterlibatan karyawan dalam program dan dalam keputusan yang mempengaruhi


keselamatan dan kesehatan mereka harus di dorong.
Management Commitment & Employee
Involvement

u A clearly stated worksite policy should be established


and communicated with specific goals and objectives.

u All aspects of the program should have assigned


responsibility and accountability.

u Program operations need to be reviewed at least


annually, to evaluate and make revisions as needed.
Komitmen Manajemen & Keterlibatan
Karyawan
Kebijakan tempat kerja yang dinyatakan dengan jelas harus
ditetapkan dan dikomunikasikan dengan tujuan dan sasaran
tertentu.

u Semua aspek program harus memiliki tanggung jawab dan


akuntabilitas.

u Operasi program perlu ditinjau setidaknya setiap tahun, untuk


mengevaluasi dan membuat revisi sesuai kebutuhan.
Worksite Analysis
Analisis Tempat Kerja
u Identify all existing hazards
and conditions that might Identifikasi semua bahaya dan kondisi
create new hazards yang ada yang dapat menimbulkan
bahaya baru
u An efficient program
includes actively analyzing
the work and the worksite u Program yang efisien termasuk secara
to anticipate and prevent
harmful occurrences aktif menganalisis pekerjaan dan
tempat kerja untuk mengantisipasi dan
mencegah kejadian berbahaya
Hazard Prevention
and Control Pencegahan dan Pengendalian Bahaya
u Triggered by a determination that a Dipicu oleh penentuan bahwa ada bahaya
hazard or potential hazard exists.
u Where feasible, prevent
atau potensi bahaya.
hazards by effective design
of job or job site. u Jika memungkinkan, cegah bahaya
u Where elimination is not feasible,
control hazards to prevent unsafe dengan desain pekerjaan atau lokasi kerja
and unhealthful exposure. yang efektif.
u Elimination or control must be u Jika eliminasi tidak memungkinkan,
accomplished ina timely manner. kendalikan bahaya untuk mencegah
paparan yang tidak aman dan tidak sehat.
u Eliminasi atau pengendalian harus
diselesaikan tepat waktu.
Safety and Health Training
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan
u Address the safety and
health responsibilities of all Menangani tanggung jawab keselamatan
personnel. dan kesehatan semua personel.
u Ensure that all employees u Pastikan bahwa semua karyawan
understand the hazards to memahami bahaya yang mungkin
which they may be exposed mereka hadapi dan bagaimana
and how to prevent harm to
mencegah bahaya bagi diri mereka
themselves and others.
u Ensure that managers sendiri dan orang lain.
understand their safety u Pastikan bahwa para manajer
and health memahami tanggung jawab keselamatan
responsibilities. dan kesehatan mereka.
ENCLOSURE OF PROCESS
Glove box
Example of IH Program
Program perlindungan pernapasan u
Respiratory protection
u
Program pencegahan gangguan
program u Hearing loss
pendengaran u Program pemantauan
prevention program u Hazard
bahaya
monitoring program
u Program pengendalian bahaya
u Hazard control program
u Program pelatihan
u Training program
kamu Dll
u Dll

Sumber: Ramdhan, 2011


Sumber: Ramdhan, 2011 29
◼ Procedure & Work Installation Development
PROCESS ◼ Software
◼ Contract

u Monitoring Programs
PLANT u Industrial Hygiene Program for Projects
u Resource Management
◼ IH Competency Development Program
◼ Training for HSE and Line Departments
PEOPLE
◼ Hazard Communication

◼ Performance Indicators
PERFORMANCE ◼ Data Management and Reporting
◼ Program Evaluation

30
◼ Prosedur & Pengembangan Instalasi Kerja
PROCESS ◼ Perangkat lunak
◼ Kontrak

u Program Pemantauan
PLANT
u Program Kebersihan Industri untuk Proyek
u Manajemen Sumber Daya
Program Pengembangan Kompetensi IH

PEOPLE Pelatihan untuk Departemen HSE dan Lini


Komunikasi Bahaya

◼ Indikator Kinerja
PERFORMANCE
◼ Manajemen dan Pelaporan Data
◼ Evaluasi Program
30
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Dr. Arif Susanto, MHM, M.Sc., MBA.


IH & Environmental Health Section Head
Resources Management Department
Concentrating Division of PT Freeport Indonesia
Research Area
Occupational & Environmental Health,
Industrial Hygiene, Public Health, Visiting Lectures
Environmental Science ▪ Faculty of Medicine, Nursing & Public Health, University of Gadjah Mada
▪ Faculty of Medicine, University of Sebelas Maret
▪ Faculty of Public Health, University of Sriwijaya
▪ Faculty of Public Health, University of Indonesia
▪ Faculty of Infrastructure Development, University of Pertamina
▪ Faculty of Clean Energy & Climate Change, Surya University

Professional Organizations
▪ Indonesian Industrial Hygienist Association (IIHA)
▪ Environmental Health Specialist Association (EHSA)
▪ Indonesian Ergonomics Society (PEI)
▪ Indonesian Environmental Scientist Association (IESA)
▪ The Institutions of Engineers Indonesia (PII)
▪ Indonesian Life Cycle Assessment Network (ILCAN)

Work Experience
2002 ~ 2004 Industrial Hygiene & Production Sanitation
2004 ~ 2011 Public Health & Diseases Control
2011 ~ present Industrial Hygiene & Environmental

Publications
▪ ± 16 journal papers
▪ ± 10 seminar papers
▪ ± 3 editorial board of journals
▪ ± 12 reviewer of journals
ARIF Susanto ▪ Advisors for more than 25 graduates (S1-S2)
1 3
Sampling Contoh Kasus
▪ Pemilihan peralatan ▪ Pengukuran gas
▪ Prinsip sampling
Agenda

2
Pengukuran
▪ Pengumpulan sampel
▪ Strategi pengambilan sampel
Pengenalan Bahaya & Evaluasi

▪ Identifikasi dan kuantifikasi kontaminan spesifik


▪ Penilaian ketaatan terhadap standar yang berlaku
▪ Penentuan tingkat pajanan
▪ Pengumpulan data dasar (baseline) vs. medical data
▪ Penilaian efektifitas pengendalian

Evaluasi Bahaya
Fisik - Kimia - Biologi - Ergonomi -
Psikososial
Notasi: ▪ IH mencakup upaya
perlindungan pekerja agar
terhindar dari bahaya akibat
kerja. Sasaran yaitu lingkungan
kerja dan bersifat teknik.

▪ OH mencakup upaya preventif


dan kuratif terhadap penyakit
dan gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor pekerjaan,
lingkungan kerja serta terhadap
penyakit-penyakit umum.
Sasaran yaitu manusia dan
bersifat medis.
Pengenalan Bahaya & Evaluasi

Penilaian Risiko
▪ Tingkat pajanan
▪ Evaluasi efek kesehatan

Pola pajanan Karakteristik Tempat Kerja


▪ Rute pajanan
▪ Agent berbahaya ▪ Infrastruktur dan fasilitas
▪ Posisi kerja ▪ Kegiatan, proses dan operasi
▪ Sumber emisi
Interaksi Pekerja dan Lingkungan Kerja

Penyakit Akibat Kerja


Lingkungan Kerja Tidak Sehat

Identifikasi & Evaluasi Masalah


Diagnosis

Pengobatan & Penyembuhan

Upaya Pencegahan & Pengendalian

Lingkungan Kerja Sehat Pekerja


Bahaya Kesehatan

▪ Debu (Partikulat) : dust, fume, mist


▪ Gas, uap (vapor)

Kimia

▪ Patogen

Biologi Fisika
▪ Kebisingan
▪ Getaran
▪ Pencahayaan
▪ Radiasi
▪ Suhu Ekstrim

*tidak dibahas mengenai bahaya ergonomik


Nilai Ambang Batas (NAB)

English: Treshold Limit Value (TLV)


Panduan konsentrasi pajanan yang mewakili kondisi di mana hampir
seluruh pekerja yang terpajan tidak mengalami gangguan kesehatan

TLV – TWA (Time-Weighing Average)

8 jam per hari, 40 jam per minggu

LTV – STEL (Shorterm Exposure Limit)

15 menit, tidak mengalami gangguan iritasi maupun kerusakan jaringan


tubuh

TLV – C (Ceiling)

Tidak boleh dilampaui


Fungsi NAB

Menentukan substitusi bahan operasi


dan proses dengan bahan yang lebih
Sebagai kadar standar untuk komparasi
aman

NAB / TLV

Pedoman untuk perencanaan proses Membantu penentuan diagnosis


dan operasi serta rencana teknologi gangguan kesehatan, timbulnya
pengendalian bahaya di lingkungan penyakit dan hambatan efisiensi kerja
kerja
IDLH

Gas TLV-TWA1 IDLH2*


O2 ≥ 19.5% -
CO2 5000 ppm 40000 ppm
CO 25 ppm 1200 ppm
H 2S 10 ppm (**15 ppm) 100 ppm
NO2 3 ppm (**5 ppm) 50 ppm
SO2 2 ppm (**5 ppm) 100 ppm
1ACGIH, 2OSHA

*Immediately Dangerous to Life or Health: suatu kondisi yang memiliki ancaman segera atau tertunda terhadap
kehidupan atau efek kesehatan yang tidak dapat disembuhkan atau mengganggu kemampuan seseorang untuk
melakukan penyelamatan diri
Sampling

1.
Jenis analisis dan informasi yang diperlukan

2.
Selektifitas dan sensitifitas

3.
Tingkat kepercayaan instrumen yang digunakan pada berbagai Pemilihan
kondisi
Instrumen
4.
Kemudahan dalam penggunaan dan aplikasinya

5.
Referensi dan pengalaman
Prinsip Sampling
& Instrumentasi

Strategi Sampling Catatan Sampling Personal - Area Sampling


Kategori
Sampling dibagi menjadi beberapa

Sampling
kategori sesuai jenis pengawasan yang
dilakukan dan berdasarkan pada faktor:
▪ Waktu
▪ Lokasi
▪ Metode
▪ Identifikasi – deteksi dan analisis

1. Instantaneous 3. Personal

Pengambilan sampel seketika Pengambilan sampel pribadi


(realtime )

2. Integrated 4. Area

Pengambilan sampel Pengambilan sampel area


terintegrasi
1. Pengambilan Sampel Seketika (Instantaneous / Realtime)

mengacu pada pengumpulan sampel untuk jangka waktu yang relatif pendek
berkisar dari beberapa detik hingga biasanya kurang dari 10 menit

digunakan bila informasi awal tentang tingkat agen diperlukan pada waktu dan
lokasi tertentu

digunakan untuk menyusun strategi pengawasan tindak lanjut dan untuk


menentukan apakah perlu melakukan pengambilan sampel terintegrasi

pengumpulan maupun analisis sampel diberikan segera melalui bacaan dari


alat pengambilan sampel dan datanya mewakili tingkat agen pada waktu
tertentu saat pengambilan sampel
2. Pengambilan Sampel Terintegrasi

mengacu pada pengumpulan sampel secara berkelanjutan selama jangka waktu


yang panjang berkisar dari lebih dari 10 hingga 15 menit sampai beberapa jam

pengawasan berkelanjutan (continuous monitoring) yang mengacu pada jangka


waktu pengambilan sampel yang lama. Sebagian besar shift kerja berlangsung
selama 8 jam dan batas paparan kerja umumnya didasarkan pada periode
paparan 8 jam

memberikan nilai tunggal untuk tingkat agen selama waktu yang panjang

dapat mengetahui tingkat agen bisa diketahui pada waktu dan lokasi berbeda
selama shift kerja untuk membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kenaikan nilai pajanan atau pajanan eksternal
▪ Melibatkan sambungan langsung peranti
pengawasan terintegrasi ke seorang
pekerja yang kemudian akan
mengumpulkan sampel atau mencatat
intensitas sebuah agen di area tertentu
4. Area dan pada saat tugas tertentu yang
dilakukan oleh seorang pekerja
▪ Seringkali pengambilan sampel pribadi
memang berupa pengawasan bergerak
karena peranti pengambilan sampel
menuju ke area dan waktu yang sama
▪ Fokus untuk mengevaluasi tingkat dari
seperti halnya pekerja yang
bahaya di lokasi spesifik dan bukan untuk
mengenakannya
mengevaluasi tingkat yang dialami oleh
▪ Bila inhalasi merupakan modusnya dan
pekerja tertentu
sistem pernafasan adalah rute masuknya
▪ Sampel terintegrasi area dikumpulkan pada
agen maka peranti pengambilan sampel
ketinggian sekitar 1,5 m dari lantai atau tanah
atau media pengambilan sampel terkait
▪ Data dari sampel terintegrasi area tetap
akan diletakkan di zona pernafasan
mewakili tingkat agen di area tertentu pada
pekerja (mengacu pada area dalam jarak
saat periode pengambilan sampel, tetapi
23 hingga 30 cm (radius) dari hidung dan
pengawasan seketika (realtime) area
mulut)
melibatkan pengambilan sampel area dalam
modus tetap atau bergerak
▪ Pengawasan seketika area tetap bisa
dilakukan pada saat memposisikan atau
memegang dan mengoperasikan instrumen
bacaan langsung dan berdiri tetap di tempat
tertentu
3. Personal
Ketersediaan sarana & fasilitas Jumlah sampel yang diperlukan
untuk menganalisis sampel untuk evaluasi pajanan

Ketersediaan peralatan sampling Lokasi pekerja, jenis proses / operasi

Strategi
Sampling

Ketersediaan personel Tipe & Jenis Kontaminan


Strategi
Sampling

2. Wawancara 3. Sampel personal

• wawancara kepada pekerja • sampel area tidak boleh dianggap


• tentukan aktifitas dan pajanannya pada sebagai sampel pribadi
minggu kerja normal • durasi periode pengambilan sampel
• catat kondisi khusus saat sampling seperti harus mencerminkan shift kerja
operasi normal atau tidak normal • sampel harus diambil untuk tiap shift
kerja terutama bila intensitas kerja
atau tugas tertentu berbeda dari
satu shift ke shift lainnya
• mencakup identifikasi tiap posisi
pekerjaan yang berpotensi terkena
pajanan

1. Pengamatan Aktifitas Kerja 4. Sampel ulang


• amati aktifitas pekerja saat shift • pengambilan sampel diperlukan untuk
• catat waktu yang digunakan di tiap area kerja mendapatkan jumlah sampel yang valid
• rutinitas kerja (signifikan secara statistik)
• durasi aktifitas kerja • repeat sampling tepat dilakukan apabila terjadi
perubahan proses yang mungkin
mempengaruhi potensi pajanan
(meningkatkan/menurunkan potensi paparan)..
Survey

▪ Siapa yang akan


disampling:
• Pekerja yang terpajan
• Pekerja yang ada di
sekitar
• Pekerja yang tidak rutin
terpajan

▪ Di mana sampling
dilaksanakan:
• Personal sampling
• Area sampling

Pemantauan
Pekerja Berisiko
Faktor-faktor Lain

02 03

01
04

Jumlah pekerja Pengendalian Konsekuensi pajanan Variabilitas & perubahan


01 jumlah pekerja yang
berpotensi terpajan.
02 Ada/tidaknya
pengendalian untuk
03 Akut, sub-akut atau kronis
04 Variabilitas & perubahan pada
operasi atau proses yang dapat
mitigasi potensi pajanan menyebabkan pajanan
Ruang Tertutup - Confined Space

Studi Kasus Pengukuran Gas


Pengertian

Memiliki jalan masuk


dan keluar yang
terbatas

Cukup untuk ukuran badan


seorang pekerja masuk
dan melakukan pekerjaan

Tidak ditujukan untuk penempatan


pekerja secara terus menerus
Penilaian Risiko
Faktor yang
dipertimbangkan
saat melakukan penilaian risiko

• Jenis ruang tertutup (Ruang Tertutup


perlu Ijin?)
• Memungkinkan adanya perubahan level
O2 dan kontaminan di udara
• Pekerjaan yang akan dilakukan di dalam
ruang tertutup Identifikasi
Bahaya
• Pekerjaan di luar ruang tertutup
• Jalan masuk dan keluar
• Prosedur keadaan darurat
Kriteria Ruang Tertutup Perlu Ijin

01 Bahaya

Memiliki potensi untuk mengandung udara yang berbahaya dan/atau beracun.

02 Bahaya

Mengandung material yang berpotensi untuk menimbun pekerja yang masuk.

03 Bahaya

Memiliki kondisi sedemikian rupa yang berpotensi menyebabkan pekerja


terperangkap atau kesulitan bernafas.

04 Bahaya

Mengandung risiko kritis lainnya terhadap keselamatan dan kesehatan, seperti


bahaya sumber radiasi, sumber listrik, dlsb-nya.
Pengujian Gas dan Kontaminan Udara

Alat Uji Pastikan

1 Gunakan peralatan pengujian yang benar untuk


menguji 3 Pengujian gas dan kontaminan udara di seluruh
ruang dari atas ke bawah

Pengujian Periksa

2 Ditujukan untuk menentukan gas atau kontaminan


udara (gas toksik, gas mudah terbakar dan gas lain
yang memiliki bahaya potensial)
4 Periksa area di sekitar ruang tertutup di mana ada
kemungkinan gas dan kontaminan udara dapat
muncul
Karbon monoksida (CO) Sulfur oksida (SOx)

Polutan
Nitrogen oksida (NOx) Udara Partikulat

Primer

Tingkat keterpajanan menggunakan satuan:


▪ ppm: satu bagian volume per sejuta
bagian volume udara)
▪ mg/m3: milligram gas per meter kubik
Hidrokarbon (HC) udara
▪ %: satu satuan volume gas di dalam 100
satu satuan volume udara
Methane:
Metana

Karbon monoksida
Metana

Karbon monoksida

Hidrogen sulfida
Waktu respon Periksa kadar O2
2 sec/foot kemudian LEL

Gunakan pompa
dan/atau pipa sampling

Aplikasi Pengujian Gas dan Kontaminan Udara


kapan
pengujian
dilakukan
?
2. Kontinyu 3. Sebelum setiap pekerjaan ulangan dimulai

1. Sebelum masuk untuk bekerja


LEL & UEL (LFL & UFL)
Gas LEL (%) UEL (%) UEL/LEL Ratio

Acetylene 2.3 100 43.49

Carbon Monoxode 10.9 74 6.79

Ethylene 2.3 36 15.65

Hydrogen 4 77 19.25

Methane 4.4 17 3.86

Benzene 1.2 8 6.67

Propane 1.7 10.9 6.41

N-pentane 1.4 7.8 5.57

Toluene 1.1 7.8 7.09


Pembersihan & Ventilasi

3. Pembuangan
Lakukan pembersihan dan
2. Aliran Udara 4. Pembersihan
pembuangan lumpur, karat atau
Mengalirkan udara dengan residu yang dapat menimbulkan Bersihkan area dengan air
penyedotan/peniupan udara gas beracun dan berbahaya atau pembersih berbahan
ke/dari dalam ruangan kimia yang dianjurkan
tertutup

1. Pemantauan Kontinyu 5. Pengujian Kembali


Terus melakukan Pastikan dilakukan
pemantauan udara pada pengujian kembali udara
interval yang sering pada setiap akan
sewaktu pekerja bekerja memasuki ruang tertutup
1. Respirator 4. Lifeline - Harness
Gunakan respirator apabila diperlukan Ikat pekerja sehingga apabila terjadi
kedaruratan dapat ditarik keluar

2. Alat Pelindung Diri 5. Kewaspadaan


Gunakan APD yang benar sesuai bahaya Tetap menjaga kewaspadaan terhadap
potensial yang diidentifikasi bahaya yang mungkin timbul sewaktu
bekerja

3. Komunikasi 5. Keluar Ruangan Tertutup


Pastikan komunikasi tetap dilakukan Keluar dengan segera apabila mengalami
dengan pekerja di luar ruang tertutup gejala pusing dan hal tidak normal lain

Sistem Proteksi
Alat Pelindung Diri

Pernafasan Mata dan Muka Tangan Badan


• Air-Puriying • Google • PVC Gloves • Raincoat
Respirators • Face shield • Leather Gloves • Acid protection
• Supplied Air • Glasses • Nytrile Gloves coat
Respirators
Kepala Kaki Pendengaran
Hard hat/helmet Safety Shoes • Ear plugs
• Ear muff

Peralatan Keselamatan lain:


Portable lighting, full safety harness, earth leakage, barricades/signs, shock absorbing
lanyard, safety lines, fire extinguisher, step ladder, escape pack, dan lain-lain.
Terima kasih
Research Area
Occupational & Environmental Health,
Industrial Hygiene, Public Health, Visiting Lectures
Environmental Science ▪ Faculty of Medicine, Nursing & Public Health, University of Gadjah Mada
▪ Faculty of Medicine, University of Sebelas Maret
▪ Faculty of Public Health, University of Sriwijaya
▪ Faculty of Public Health, University of Indonesia
▪ Faculty of Infrastructure Development, University of Pertamina
▪ Faculty of Clean Energy & Climate Change, Surya University

Professional Organizations
▪ Indonesian Industrial Hygienist Association (IIHA)
▪ Environmental Health Specialist Association (EHSA)
▪ Indonesian Ergonomics Society (PEI)
▪ Indonesian Environmental Scientist Association (IESA)
▪ The Institutions of Engineers Indonesia (PII)
▪ Indonesian Life Cycle Assessment Network (ILCAN)

Work Experience
2002 ~ 2004 Industrial Hygiene & Production Sanitation
2004 ~ 2011 Public Health & Diseases Control
2011 ~ present Industrial Hygiene & Environmental

Publications
▪ ± 16 journal papers
▪ ± 10 seminar papers
▪ ± 3 editorial board of journals
▪ ± 12 reviewer of journals
ARIF Susanto ▪ Advisors for more than 25 graduates (S1-S2)
3
1 Contoh Kasus
Sampling Agenda ▪Pengukuran
gas
• Pemilihan
peralatan 2
▪Prinsip sampling Pengukuran
▪Pengumpulan sampel
▪Strategi pengambilan sampel
Pengenalan Bahaya &
Evaluasi ▪Identifikasi dan kuantifikasi kontaminan spesifik
▪Penilaian ketaatan terhadap standar yang berlaku
▪Penentuan tingkat pajanan
▪Pengumpulan data dasar (baseline) vs. medical data
▪Penilaian efektifitas pengendalian

Bahaya
Evaluasi
Fisik - Kimia -
Biologi - Ergonomi -
Psikososial
Notasi: ▪
IH mencakup upaya perlindungan pekerja agar terhindar
dari bahaya akibat kerja. Sasaran yaitu lingkungan kerja dan
bersifat teknik.

▪ OH mencakup upaya preventif dan kuratif terhadap penyakit


dan gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan,
lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Sasaran yaitu manusia dan bersifat medis.
Pengenalan Bahaya &
Evaluasi
Penilaian Risiko
▪Tingkat pajanan
▪Evaluasi efek
kesehatan

Karakteristik Tempat
Kerja
Pola pajanan ▪Infrastruktur dan
▪Rute pajanan fasilitas
▪Agent berbahaya ▪Kegiatan, proses dan
▪Posisi kerja operasi
▪Sumber emisi
Interaksi Pekerja dan
Lingkungan Kerja

Lingkungan Kerja Tidak Sehat


Penyakit Akibat Kerja
Identifikasi & Evaluasi Diagnosis
Masalah
Pengobatan & Penyembuhan

Upaya Pencegahan & Pengendalian


Lingkungan Kerja Sehat Pekerja
Bahaya Kesehatan

▪Debu (Partikulat) : dust,


Kimia fume, mist
▪Gas, uap (vapor)

▪Patogen
Biologi Fisika

▪Kebisingan
▪Getaran
▪Pencahayaan
*tidak dibahas mengenai bahaya ergonomik ▪Radiasi
▪Suhu Ekstrim
Nilai Ambang Batas (NAB)

English: Treshold Limit Value (TLV) Panduan konsentrasi pajanan


yang mewakili kondisi di mana hampir seluruh pekerja yang terpajan
tidak mengalami gangguan kesehatan
TLV – TWA (Time-Weighing Average)
8 jam per hari, 40 jam per minggu
LTV – STEL (Shorterm Exposure Limit)
15 menit, tidak mengalami gangguan iritasi maupun
kerusakan jaringan tubuh
TLV – C (Ceiling)
Tidak boleh dilampaui
Fungsi
NAB
Menentukan substitusi bahan
Sebagai kadar standar operasi dan proses dengan
untuk komparasi bahan yang lebih aman

NAB / TLV

Pedoman untuk perencanaan proses Membantu penentuan diagnosis


dan operasi serta rencana teknologi gangguan kesehatan, timbulnya
penyakit dan hambatan efisiensi
pengendalian bahaya di lingkungan kerja
kerja
IDLH
Gas TLV-TWA1 IDLH2*
O2 ≥ 19.5% -
CO2 5000 ppm 40000 ppm
CO 25 ppm 1200 ppm
H2S 10 ppm (**15 ppm) 100 ppm
NO2 3 ppm (**5 ppm) 50 ppm
SO2 2 ppm (**5 ppm) 100 ppm
1ACGIH, 2OSHA

*Immediately Dangerous to Life or Health: suatu kondisi yang


memiliki ancaman segera atau tertunda terhadap kehidupan
atau efek kesehatan yang tidak dapat disembuhkan atau
mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan
penyelamatan diri
Sampli
ng
1.Jenis analisis dan informasi yang
diperlukan
2.Selektifitas dan sensitifitas

3.Tingkat kepercayaan instrumen yang Pemilihan


digunakan pada berbagai kondisi Instrumen

4.Kemudahan dalam penggunaan


dan aplikasinya
5.Referensi dan pengalaman
Prinsip Sampling &
Instrumentasi

Strategi Catatan Personal - Area


Sampling Sampling Sampling
Sampling dibagi menjadi beberapa kategori sesuai jenis
Kategori
pengawasan yang dilakukan dan berdasarkan pada faktor:
▪Waktu
▪Lokasi
▪Metode
Sampling
▪Identifikasi – deteksi dan analisis
1. Instantaneous 3.Personal
Pengambilan sampel seketika
Pengambilan sampel pribadi
(realtime )
2. Integrated 4. Area

Pengambilan sampel Pengambilan sampel


terintegrasi area
1. Pengambilan Sampel Seketika (Instantaneous
/ Realtime)
mengacu pada pengumpulan sampel untuk jangka waktu yang relatif pendek
berkisar dari beberapa detik hingga biasanya kurang dari 10 menit

digunakan bila informasi awal tentang tingkat agen diperlukan pada waktu dan
lokasi tertentu

digunakan untuk menyusun strategi pengawasan tindak lanjut dan untuk


menentukan apakah perlu melakukan pengambilan sampel terintegrasi

pengumpulan maupun analisis sampel diberikan segera melalui bacaan dari alat
pengambilan sampel dan datanya mewakili tingkat agen pada waktu tertentu
saat pengambilan sampel
2. Pengambilan Sampel Terintegrasi
mengacu pada pengumpulan sampel secara berkelanjutan selama jangka waktu
yang panjang berkisar dari lebih dari 10 hingga 15 menit sampai beberapa jam

pengawasan berkelanjutan (continuous monitoring) yang mengacu pada jangka


waktu pengambilan sampel yang lama. Sebagian besar shift kerja berlangsung
selama 8 jam dan batas paparan kerja umumnya didasarkan pada periode
paparan 8 jam

memberikan nilai tunggal untuk tingkat agen selama waktu yang panjang

dapat mengetahui tingkat agen bisa diketahui pada waktu dan lokasi berbeda
selama shift kerja untuk membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kenaikan nilai pajanan atau pajanan eksternal
4. Area
▪ Fokus untuk mengevaluasi tingkat dari bahaya di lokasi spesifik dan
bukan untuk mengevaluasi tingkat yang dialami oleh pekerja tertentu
▪ Sampel terintegrasi area dikumpulkan pada ketinggian sekitar 1,5 m dari
lantai atau tanah
▪ Data dari sampel terintegrasi area tetap mewakili tingkat agen di area
tertentu pada saat periode pengambilan sampel, tetapi pengawasan
seketika (realtime) area melibatkan pengambilan sampel area dalam
modus tetap atau bergerak
▪ Pengawasan seketika area tetap bisa dilakukan pada saat
memposisikan atau memegang dan mengoperasikan instrumen
bacaan langsung dan berdiri tetap di tempat tertentu
3. Personal
▪ Melibatkan sambungan langsung peranti pengawasan terintegrasi
ke seorang pekerja yang kemudian akan mengumpulkan sampel
atau mencatat intensitas sebuah agen di area tertentu dan pada
saat tugas tertentu yang dilakukan oleh seorang pekerja
▪ Seringkali pengambilan sampel pribadi memang berupa
pengawasan bergerak karena peranti pengambilan sampel menuju
ke area dan waktu yang sama seperti halnya pekerja yang
mengenakannya
▪ Bila inhalasi merupakan modusnya dan sistem pernafasan adalah
rute masuknya agen maka peranti pengambilan sampel atau media
pengambilan sampel terkait akan diletakkan di zona pernafasan
pekerja (mengacu pada area dalam jarak 23 hingga 30 cm (radius)
dari hidung dan mulut)
Ketersediaan sarana & fasilitas Jumlah sampel yang
untuk menganalisis sampel diperlukan untuk
evaluasi pajanan
Ketersediaan peralatan
Lokasi pekerja, jenis proses
sampling
/ operasi
Strategi
Sampling

Ketersediaan personel Tipe & Jenis


Kontaminan
3. Sampel personal
• sampel area tidak boleh dianggap sebagai sampel
Strategi Sampling pribadi
• durasi periode pengambilan sampel
harus mencerminkan shift kerja
2. Wawancara
• sampel harus diambil untuk tiap shift kerja terutama
• wawancara kepada pekerja bila intensitas kerja atau tugas tertentu berbeda dari
• tentukan aktifitas dan satu shift ke shift lainnya
pajanannya pada • mencakup identifikasi tiap posisi pekerjaan yang
minggu kerja normal berpotensi terkena pajanan 4. Sampel ulang
• catat kondisi khusus saat
sampling seperti • pengambilan sampel diperlukan untuk
operasi normal atau tidak mendapatkan jumlah sampel yang
normal valid (signifikan secara statistik)
1. Pengamatan Aktifitas Kerja • repeat sampling tepat dilakukan apabila
terjadi perubahan proses yang mungkin
• amati aktifitas pekerja saat shift
mempengaruhi potensi pajanan
catat waktu yang digunakan di tiap area kerja
(meningkatkan/menurunkan potensi
• rutinitas kerja
paparan)..
• durasi aktifitas kerja
▪Siapa yang akan
disampling:
• Pekerja yang terpajan
Survey • Pekerja yang ada di
sekitar
• Pekerja yang tidak rutin
terpajan

▪Di mana sampling


dilaksanakan:
• Personal sampling
• Area sampling
Pemantauan
Pekerja
Berisiko
Faktor-faktor
Lain

02 Pengendalian Ada/tidaknya pengendalian


untuk mitigasi potensi pajanan
Jumlah pekerja jumlah pekerja yang
01 berpotensi terpajan.
04 Variabilitas & perubahan
Variabilitas & perubahan pada
03 Konsekuensi pajanan operasi atau proses yang dapat
Akut, sub-akut atau kronis menyebabkan pajanan
Ruang Tertutup - Confined Space

Studi Kasus Pengukuran Gas


Pengertian

Memiliki jalan masuk dan keluar yang


terbatas
Cukup untuk ukuran badan seorang pekerja masuk
dan melakukan pekerjaan
Tidak ditujukan untuk penempatan pekerja
secara terus menerus
Faktor yang dipertimbangkan

saat melakukan penilaian risiko


Penilaian
• Jenis ruang tertutup (Ruang Tertutup
Risiko
perlu Ijin?)
• Memungkinkan adanya perubahan level
O2 dan kontaminan di udara
• Pekerjaan yang akan dilakukan di dalam
Identifikasi
ruang tertutup Bahaya
• Pekerjaan di luar ruang tertutup
• Jalan masuk dan keluar
• Prosedur keadaan darurat
Kriteria Ruang Tertutup
Perlu Ijin
01 Bahaya
Memiliki potensi untuk mengandung udara yang berbahaya
dan/atau beracun.
02 Bahaya
Mengandung material yang berpotensi untuk menimbun
pekerja yang masuk.
03 Bahaya
Memiliki kondisi sedemikian rupa yang berpotensi menyebabkan pekerja
terperangkap atau kesulitan bernafas.
04 Bahaya
Mengandung risiko kritis lainnya terhadap keselamatan dan kesehatan,
seperti bahaya sumber radiasi, sumber listrik, dlsb-nya.
Pengujian Gas dan
Kontaminan Udara
Pastikan
1 Alat Uji
Gunakan peralatan pengujian yang 3 Pengujian gas dan
kontaminan udara di seluruh
benar untuk ruang dari atas ke bawah
menguji
4
Pengujian
Periksa
Ditujukan untuk menentukan
2 gas atau kontaminan udara
Periksa area di sekitar ruang
tertutup di mana ada
(gas toksik, gas mudah kemungkinan gas dan kontaminan
terbakar dan gas lain yang udara dapat muncul
memiliki bahaya potensial)
Karbon monoksida Sulfur oksida (SOx)
(CO)
Polutan
Udara Partikulat
Primer
Nitrogen
oksida (NOx) Tingkat keterpajanan menggunakan satuan:
▪ppm: satu bagian volume per sejuta
bagian volume udara)
▪mg/m3: milligram gas per meter kubik udara
Hidrokarbon
▪%: satu satuan volume gas di dalam 100 satu
(HC)
satuan volume udara
Methane:
Metana
Karbon monoksida
Metana

Karbon monoksida

Hidrogen sulfida
Waktu respon 2 sec/foot Periksa kadar O2
kemudian LEL
Gunakan pompa
dan/atau pipa sampling

Aplikasi Pengujian Gas dan


Kontaminan Udara
kapan pengujian dilakukan?

3. Sebelum setiap
pekerjaan ulangan
2. Kontinyu dimulai

1. Sebelum masuk
untuk bekerja
LEL & UEL (LFL & UFL)

Gas LEL (%) UEL (%) UEL/LEL Ratio

Acetylene 2.3 100 43.49


Carbon Monoxode 10.9 74 6.79
Ethylene 2.3 36 15.65
Hydrogen 4 77 19.25
Methane 4.4 17 3.86
Benzene 1.2 8 6.67
Propane 1.7 10.9 6.41
N-pentane 1.4 7.8 5.57
Toluene 1.1 7.8 7.09
3. Pembuangan
Pembersihan &
Lakukan pembersihan dan pembuangan
Ventilasi
lumpur, karat atau residu yang dapat
menimbulkan gas beracun dan berbahaya
2. Aliran Udara
4. Pembersihan
Mengalirkan udara dengan
Bersihkan area dengan air
penyedotan/peniupan udara ke/dari
atau pembersih berbahan
dalam ruangan
kimia yang dianjurkan
tertutup
1. Pemantauan Kontinyu 5. Pengujian Kembali
Terus melakukan Pastikan dilakukan
pemantauan udara pada pengujian kembali udara
interval yang sering sewaktu pada setiap akan memasuki
pekerja bekerja ruang tertutup
4. Lifeline - Harness
1. Respirator Ikat pekerja sehingga apabila
Gunakan respirator terjadi kedaruratan dapat ditarik
apabila diperlukan keluar
5. Kewaspadaan
2. Alat Pelindung Diri Tetap menjaga
Gunakan APD yang kewaspadaan terhadap
benar sesuai bahaya bahaya yang mungkin
potensial yang timbul sewaktu bekerja
diidentifikasi
5. Keluar Ruangan Tertutup
3. Komunikasi Keluar dengan segera apabila
Pastikan komunikasi tetap mengalami gejala pusing dan
dilakukan dengan pekerja di hal tidak normal lain
luar ruang tertutup Sistem Proteksi
Alat Pelindung Diri

Mata dan Muka Tangan Badan


Pernafasan • PVC Gloves
• Google • Raincoat
• Air-Puriying • Leather Gloves • Acid protection
• Face shield
Respirators Kepala • Nytrile Gloves
• Glasses coat
• Supplied Air Hard Pendengaran
Respirators hat/helmet Kaki
• Ear plugs
Safety Shoes
• Ear muff
Peralatan Keselamatan lain:
Portable lighting, full safety harness, earth leakage,
barricades/signs, shock absorbing
lanyard, safety lines, fire extinguisher, step ladder, escape
pack, dan lain-lain.
Analisis Keselamatan Kerja
Job Safety Analysis

Pertemuan 5 Mata Kuliah Higiene Industri


oleh: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dr. Arif Susanto, MHM, M.Sc., MBA. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Setiap kecelakaan ada penyebabnya

Setiap pekerjaan dapat diuraikan


dalam tahapan pekerjaan yang
sederhana

Dasar Pemikiran
Setiap pekerjaan dapat dikenali
bahayanya

Setiap bahaya ada solusinya


Manfaat AKP
1.

Informasi dan pelatihan bagi pekerja

2.

Meningkatkan kesadaran pentingnya K3

3.

Memperbaiki prosedur K3 yang telah ada

4.

Membantu dalam investigasi kecelakaan


Pengertian AKP
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I hope and I believe
that this Template will your Time.

metode menangani
pekerjaan dengan cara: ▪ mengenali,
▪ mengkaji, dan
▪ mengendalikannya
Konsep Dasar

Syarat Manajerial Metode Analisis


▪ Komitmen Top Manajemen ▪ Pengamatan langsung dan diskusi
▪ Kebijakan dan/atau standar tertulis ▪ Wawancara dan diskusi
▪ Komunikasi

Pekerjaan Penanggungjawab
▪ Fungsi: Mekanis ▪ Siapa?
▪ Tugas: Penggantian motor ▪ Mengapa?
Pengamatan Langsung - Wawancara

Pilih pekerja yang berpengalaman

Jelaskan tujuan pengamatan

Dapatkan kerjasama
Amati dan tulis langkah dasar
pekerjaan dengan kata kerja aktif
Langkah:

Amati Diskusikan Bentuk


perubahan dengan team:
aktifitas: pekerja 2 – 5 orang
arah dan
pergerakkan
Wawancara Diskusi
Cari pekerja berpengalaman
Lakukan wawancara pada pekerja tersebut

Pelajari dokumen tertulis


SOP, Intruksi kerja, Manual, dan lainnya
Wawancara Diskusi
2

Dapatkan konsensus
Peroleh hasil, kesimpulan dan rekomendasi

3
1 2

Kaji Ulang
3
BAHAYA
12 Tipe Dasar
Bahaya

Membentur Kontak dengan Terperangkap pada Terjepit di antara Terpapar

Terpukul oleh Terkena Terkait pada Jatuh di level yang sama Ergonomi
Kategori
Bahaya

Peralatan Lingkungan Perilaku


Langkah Dasar Pembuatan AKP
7.
Pelaksanaan

7 Langkah Dasar:
6.
Pengkajian ulang

1. Meninjau daftar pekerjaan 5.


Tindakan kontrol bahaya

2. Menseleksi daftar pekerjaan


4.
Identifikasi bahaya

Get a modern PowerPoint 3.


Presentation that is beautifully
designed. Langkah-Langkah dasar pekerjaan
Tahapan Pembuatan
Tulis:
semua pekerjaan pada setiap posisi

Buat:
urutan priorotas sesuai tingkat bahaya
Langkah 1 Tinjau daftar
pekerjaan 2

Pilih:
Tugas yang akan dibuat AKP-nya

3
Tahapan Pembuatan – Langkah 2:
Tentukan jenis pekerjaan:
Sesuai tingkat frekuensi pekerjaan.

Tentukan jenis pekerjaan:


Sesuai tingkat keparahan kecelakaan

Tentukan jenis pekerjaan:


Sesuai potensi kecelakaan tinggi

Tentukan jenis pekerjaan:


Sesuai pekerjaan: baru, non rutin, perubahan pola pekerjaan dan/atau
pekerjaan rutin
Tahapan Pembuatan – Langkah 3:

Menguraikan pekerjaan menjadi Langkah-Langkah dasar:


You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to
your Presentations. Easy to change colors, photos.

1.
Petunjuk Umum

2.
Kesalahan Umum
Tahapan Pembuatan – Langkah 4:
Lakukan
5. Gunakan daftar pemeriksaan

Identifikasi
Bahaya dari masing-masing pekerjaan sesuai
Langkah: 4. 12 Tipe dasar kecelakaan

3. Kategori Bahaya

2. Gunakan pertanyaan

1. Definisi dan Tujuan


Langkah 5:

Pengendalian Bahaya:
Gunakan Hirarki Pengendalian
Langkah 6:

Kaji Ulang
Lakukan diskusi dan peninjauan ulang oleh pembuat
AKP, pekerja terkait, unit kerja terkait

Peninjauan ulang dan evaluasi oleh


manajemen terkait

Pengesahan
Langkah 7:
Pelaksanaan AKP

Pastikan:

4. AKP harus mudah


dibcana, dipahami dan
dikerjakan

Lakukan:

2. Pengamatan
terencana di lapangan
(field)
5.
Lakukan Kembali:
Lakukan: Perbaikan apabila

Berikan: 3. Peninjauan ulang


apabila ada
diperlukan

perubahan pekerjaan
Pelatihan AKP pada pekerja
terkait 1. atau bilamana terjadi
insiden
Langkah Awal

Persetujuan Manajemen

Pelatihan
Persiapan
5. Kaji Ulang & Pelaksanaan 1. Seleksi Pekerjaan

4. Penanggulangan Bahaya

Hirarki Pengendalian
Pembuatan
2. Catat Langkah-langkah Dasar Pekerjaan

3. Identifikasi Bahaya
Catat semua tipe atau penyebab kemungkinan kecelakaan,
Gunakan daftar periksa
Terima kasih
dan
ada pertanyaan
Penilaian Risiko Kesehatan
Kuliah Tamu – Pertemuan 5
oleh:
Dr. Arif Susanto, MHM, M.Sc., MBA.

Mata Kuliah Higiene Industri


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Dosen: Rizki Amalia, SKM, MHSc. (Koordinator)


Fandita Tonyka Maharani, SKM, MKKK, M.Sc.
Research Area
Occupational & Environmental Health, Public
Health, Environmental Health Epidemiology Visiting Lectures
▪ Faculty of Medicine, Nursing & Public Health, University of Gadjah Mada
▪ Faculty of Medicine, University of Sebelas Maret
▪ Faculty of Public Health, University of Sriwijaya
▪ Faculty of Public Health, University of Indonesia
▪ Faculty of Infrastructure Development, University of Pertamina
▪ Faculty of Clean Energy & Climate Change, Surya University

Professional Organizations
▪ Indonesian Industrial Hygienist Association (IIHA)
▪ Environmental Health Specialist Association (EHSA)
▪ Indonesian Ergonomics Society (PEI)
▪ Indonesian Environmental Scientist Association (IESA)
▪ The Institutions of Engineers Indonesia (PII)
▪ Indonesian Life Cycle Assessment Network (ILCAN)

Work Experience
2002 ~ 2004 Industrial Hygiene & Environmental Health
2004 ~ 2011 Public Health & Diseases Control
2011 ~ present Industrial Hygiene & Environmental

Publications
▪ ± 18 journal papers
▪ ± 10 seminar papers
▪ ± 3 editorial board of journals
▪ ± 13 reviewer of journals
ARIF Susanto ▪ Advisors for more than 25 graduates (S1-S2)
Pendahuluan
Tujuan Program Kesehatan Kerja

memberikan perlindungan kepada pekerja dari


bahaya kesehatan yang berhubungan dengan
lingkungan kerja dan promosi kesehatan
pekerja

menciptakan kerja yang aman dan sehat,


nyaman serta meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas kerja
Aspek dasar
01 Manajemen Risiko Kesehatan

02 Pendidikan dan Pelatihan

03 Pertolongan Pertama

04 Upaya Kesehatan
Manajemen Risiko Kesehatan

Proses yang bertahap dan berkesinambungan


menurunkan risiko pada tahap yang tidak bermakna sehingga tidak menimbulkan
efek buruk terhadap kesehatan pekerja, pemenuhan legislasi dan peraturan,
pencegahan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, serta peningkatan K3

di Tempat Kerja

1 2 3 4

meminimalkan meningkatkan memotong mata pencegahan


peluang untuk rantai kejadian kerugian akibat
kerugian akibat peningkatan kerugian akibat
kecelakaan kecelakaan dan
produksi melalui kegagalan produksi
PAK
dan sakit suasana kerja yang yang disebabkan
aman, sehat dan kecelakaan dan
nyaman sakit
Komponen
U T A M A
Manajemen Risiko Kesehatan

Penilaian Surveilans Pencatatan


&
Risiko Kesehatan Dokumentasi
Penilaian Risiko

Risk Assessment

HAZID (Hazard Identification) – bahaya apa saja yang berbahaya

Exposure assessment – bagaimana kejadian tersebut dikaitkan dengan efek kritis

Risk characterization – bagaimana efeknya terhadap kesehatan

I hope and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed.
Karakterisasi Risiko & Surveilans

Surveilans Kesehatan
Status ▪ penilaian keadaan kesehatan pekerja yang
Kesehatan dilakukan secara teratur dan berkala
Pekerja ▪ terdiri atas surveilans medis (termasuk
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
dan penunjang, serta pemantauan biologis

Penilaian
Pajanan

Pemantauan
Biologis
Karakterisasi Risiko
▪ dinyatakan sebagai tingkat risiko apakah
agen berisiko terhadap kesehatan atau Surveilans
tidak Medis
▪ bagaimana dampaknya terhadap
kesehatan
Identifikasi Bahaya (HAZID)

Fisik Kimia Biologi

Psikososial Ergonomi diperlukan:

pengamatan terhadap proses dan simpul kegiatan produksi,


bahan baku yang digunakan, bahan atau barang yang
dihasilkan termasuk hasil samping proses produksi, serta
limbah yang terbentuk proses produksi
Contoh Uraian Langkah HAZID

Agen risiko
bahan kimia yang berbahaya secara nyata?
01 spesifik apa
yang berbahaya Contoh: Toluen

Media
lingkungan apa apakah di ambien udara, air, tanah?
02 agen risiko
berada
Contoh: CO yang ada di udara

Konsentrasi berapa besar konsentrasi hasil pengukurannya di media


agen risiko di
03 media
lingkungan?
lingkungan?
Contoh: 50 ppm

Gejala atau uraikan gejala atau gangguan kesehatan apa yang dapat
gangguan
04 kesehatan yang
potensial?
terkait dengan agen risiko tersebut?
Contoh: gangguan susunan syaraf pusat atau tepi
Penilaian Risiko Kesehatan
: Low Risk
: Moderate Risk Risk = Hazard Rating (HR) x Exposure Rating (ER)
: High Risk
ER
HR
1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5
2 2 4 6 8 10
3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
HR – Hazard Rating

Minor Illness/Injury
▪ Menyebabkan
penyakit/cidera ringan
Permanent Total Disability/Fatality yang mengganggu
▪ Menyebabkan kecacatan total kinerja atau kehilangan
permanen atau kematian waktu kerja

5 5 4 3 2 1

Multiple Fatalities Major Illness/Injury Slight Illness/Injury


▪ Menyebabkan kematian ▪ Menyebabkan penyakit ▪ Sakit/cidera ringan
dalam jumlah yang banyak yang berat atau cidera ▪ Menimbulkan gangguan kenyamanan
serius
▪ Tidak mengganggu kinerja
▪ Menyebabkan kecacatan
dan mengganggu kinerja ▪ Tidak menyebabkan kecacatan
atau kehilangan waktu
kerja yang lama
ER – Exposure Rating

Medium
Pajanan mendekati NAB, masih memenuhi
kriteria skrining dan performa tetapi kontrol
terhadap nilai pajanan dapat mengalami
perubahan

High Low
Pajanan di atas NAB, Pajanan masih di bawah
sudah tidak dapat NAB, terkendali dengan
dikontrol melalui kriteria
skrining dan performa,
3 baik melalui kriteria
skrining dan performa
secara kontinu terus
bertambah dan jauh
melebihi NAB 4 2

Very High Very Low


Pajanan jauh melebihi Pajanan tidak
NAB, sudah menimbulkan
gangguan kesehatan pada
5 1 menimbulkan gangguan
kesehatan
individu yang terpajan
Contoh Matriks Penilaian Bahaya (HR – Hazard Rating)

Jenis Bahaya Potensi Bahaya Nilai


Fisik
Kebisingan ONIHL 4
Iklim kerja ekstrim Heat disorder 2
Vibrasi White finger 3
Kimia
Debu Pneumoconiosis 4
Logam berat Carcinoma 4
Biologi
Bakteri Leptospira Leptospirosis 4
Virus Corona Covid-19 4
Ergonomi Musculoskeletal Diseases (MSDs) 3
Psikologi Stress kerja 2
Contoh Matriks Penilaian Pajanan (ER – Exposure Rating)

Jenis Bahaya Tingkat Pajanan Nilai


Fisik
Kebisingan Tinggi 4
Iklim kerja ekstrim Normal 2
Vibrasi Normal 2
Kimia
Debu Tinggi 4
Logam berat Tinggi 4
Biologi
Bakteri Leptospira Rendah 1
Virus Corona Tinggi 4
Ergonomi Rendah 2
Psikologi Rendah 2
Contoh Hasil Perhitungan Risk

Jenis Bahaya Penilaian Nilai


Fisik
Kebisingan 4x4 16
Iklim kerja ekstrim 2x2 8
Vibrasi 3x2 6
Kimia
Debu 4x4 16
Logam berat 4x4 16
Biologi
Bakteri Leptospira 4x1 4
Virus Corona 4x4 16
Ergonomi 3x2 6
Psikologi 2x2 4
Perhatikan saat:

01 Identifikasi Bahaya 02 Penilaian Pajanan


▪ Apabila ditemukan dua atau lebih ▪ Perhatikan frekuensi dan durasi
faktor risiko secara simultan, sangat pajanan, aktivitas kerja, serta
memungkinkan terjadi interaksi dan upaya yang telah dilakukan untuk
menjadi lebih berbahaya atau pencegahan dan pengendalian
mungkin juga menjadi kurang tingkat pajanan.
berbahaya. ▪ Perhatikan juga perilaku bekerja,
▪ Contoh: lingkungan kerja yang higiene perorangan, serta
bising dan secara bersamaan kebiasaan selama bekerja yang
terdapat pajanan solvent (misal: dapat meningkatkan risiko
toluene), maka ketulian akibat gangguan kesehatan.
bising akan lebih mudah terjadi.
Exposure Assessment
Penilaian Pajanan
Pathways

Dermal

Inhalasi
Pathways

Injeksi

Injesti
Contoh Pedoman Exposure Assessment (EA)

AIHA Guidance

British HSE HSG 173 NIOSH Occupational Exposure Sampling Strategy

Canadian Center of OHS (CCOHS)


National Safety Council (NSC)

Australian Institute of Occupational Hygienist (AIOH)


Jenis EA

Semi-kuantitatif:

▪ Pemodelan
Kualitatif:
Kuantitatif:

▪ Recognition ▪ Pemantauan tempat kerja


▪ Preliminary survey
▪ Walkhthrough survey
Exposure Assessment:

estimasi atau penentuan


secara kualitatif maupun
kuantitatif dari besaran,
frekuensi, durasi dan rute
pajanan.
Lingkup EA

Keselamatan
Pengendalian Radiasi Surveilans
Teknis Pengendalian Kesehatan
Tata Kerja

Alat Pelindung
Perlindungan Diri
Pendengaran

Epidemiologi
Pengendalian
Administratif

Komunikasi
Pengelolaan Bahaya
Bahan Berbahaya Pendidikan dan Monitoring
Pelatihan Pajanan
Tujuan EA

1. 2.

Compliance Comprehensive
Monitoring Exposure Assessment

untuk menentukan apakah pajanan kajian kompherenshif dengan


berada di bawah atau di atas NAB menekankan pada karakterisasi seluruh
pajanan setiap hari

Fokus:
Maximum Risk Employee

memberikan informasi yang detail mengenai profil


pajanan yang mencakup:

▪ seluruh pekerja
▪ hari kerja
▪ bahan berbahaya yang digunakan

sehingga dapat digunakan dalam studi


epidemiologi
Contoh EA: dengan AIHA Guidance

Karakterisasi Pengumpulan Data


Dasar Lanjut Reassesment

1 52 3 4 5 6 7

Pengendalian Bahaya Komunikasi &


Mulai EA: Kesehatan Dokumentasi
▪ Pajanan tidak pasti

▪ Pajanan tidak dapat diterima

▪ Pajanan dapat diterima


Langkah 1:
Tetapkan Tujuan EA

1
Compliance Monitoring

2
Comprehensive EA
Langkah 2: Karakterisasi Dasar

Informasi Sistem Pengendalian


▪ Tempat kerja: Pajanan ▪ Engineering
proses/operasi/kegiatan ▪ Sumber pajanan ▪ Administrative
▪ Tenaga kerja: ▪ Proses pajanan ▪ Practices
karakteristik, pola kerja ▪ Waktu pajanan ▪ Alat Pelindung Diri

1 3 5
2 4

Informasi Efek
▪ Sifat ▪ Dampak kesehatan
▪ Kandungan ▪ Mekanisme toksisitas
▪ Jumlah ▪ Nilai NAB
Langkah 3: EA
▪ Membandingkan exposure dengan Occupational Exposure
Limit untuk menentukan apakah pajanan dapat diterima
▪ Ketidakpastian data yang diperoleh dari sampel yang
diperoleh juga dipengaruhi oleh variasi pajanan pada Uncertainty
pekerja
▪ Professional judgement diperlukan untuk menentukan
apakah suatu pajanan accepatable atau unacceptable dan
ini merupakan proses EA

Acceptable Exposure

Unacceptable Exposure
Langkah 4: Pengumpulan Data Lanjut

Dilakukan apabila:
Pendekatan
▪ pajanan tidak diketahui secara pasti
▪ tingkat pajanan tidak dapat ditentukan
5 Monitoring

▪ pajanan dengan high exposure rate


4
3 Epidemiological Data Generation

Pendekatan
2 Toxicological Data Generation
Monitoring 1
Biological Monitoring

Exposure Modeling

Exposure Monitoring
Langkah 5: HHC

Health Hazard Control

▪ diperlukan untuk tingkat pajanan


tidak dapat diterima
(unacceptable)
▪ untuk penyusunan daftar prioritas
pengendalian
Langkah 6: Reassessment
▪ diperlukan untuk membantu mengidentifikasi
perubahan pada:
proses produksi, material pekerja yang dapat
mempengaruhi atau memperburuk kondisi
pajanan
▪ diperlukan pada kondisi saat terjadi perubahan:
laju produksi, energi, pekerja baru atau belum
terlatih, perubahan NAB, ditemukan data
toksisitas baru, perubahan material jika terjadi
sifat fisik dan kimia

▪ diperlukan untuk evaluasi secara berkala


terhadap hasil EA
▪ diperlukan untuk menentukan apakah
monitoring rutin diperlukan pada level yang
berbeda
▪ diperlukan untuk memvalidasi hasli justifikasi
untuk acceptable exposure
▪ diperlukan menyakinkan proses operasi tidak
berjalan di luar kendali
Langkah 7: Komunikasi & Dokumentasi

1. Justifikasi dibuat untuk


acceptable expsoure

TUJUAN 2. Penentuan program dasar,


baseline dan program monitoring
komunikasi & dokumentasi rutin
hasil EA kepada semua pihak
3. Pengendalian bahaya dan
implementasinya
Studi Kasus
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/350372186

Chemical Health Risk Assessment (CHRA) - Penilaian Risiko


Kesehatan Bahan Kimia

Presentation · March 2021


DOI: 10.13140/RG.2.2.21400.93449

CITATIONS READS
0 6

1 author:

Arif Susanto
PT Freeport Indonesia
46 PUBLICATIONS 41 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arif Susanto on 25 March 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


CHRA
Chemical
Health
Risk Assessment
Study Program of Public Health Science
Faculty of Health Science
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Dr. Arif Susanto, MHM, M.Sc., MBA.


Industrial Hygiene & Environmental Health Section
Resources Management Department
Concentrating Division - PT Freeport Indonesia
Research Area
Occupational & Environmental Health,
Industrial Hygiene, Public Health, Visiting Lectures
Environmental Science ▪ Faculty of Medicine, Nursing & Public Health, University of Gadjah Mada
▪ Faculty of Medicine, University of Sebelas Maret
▪ Faculty of Public Health, University of Sriwijaya
▪ Faculty of Public Health, University of Indonesia
▪ Faculty of Infrastructure Development, University of Pertamina
▪ Faculty of Clean Energy & Climate Change, Surya University

Professional Organizations
▪ Indonesian Industrial Hygienist Association (IIHA)
▪ Environmental Health Specialist Association (EHSA)
▪ Indonesian Ergonomics Society (PEI)
▪ Indonesian Environmental Scientist Association (IESA)
▪ The Institutions of Engineers Indonesia (PII)
▪ Indonesian Life Cycle Assessment Network (ILCAN)

Work Experience
2002 ~ 2004 Industrial Hygiene & Production Sanitation
2004 ~ 2011 Public Health & Diseases Control
2011 ~ present Industrial Hygiene & Environmental

Publications
▪ ± 16 journal papers
▪ ± 10 seminar papers
▪ ± 3 editorial board of journals
▪ ± 12 reviewer of journals
▪ Advisors for more than 25 graduates (S1-S2)
CHRA

CHRA:
The methodology from a manual titled “Assessment of the Health Risks Arising
from the Use of Hazardous Chemicals in the Workplace” by DOSH Malaysia
(DOSH, 2018).

Purpose of conducting:
Appropriate control measure

The necessity of exposure monitoring


program

Induction and training of workers


Flowchart of CHRA

Inhalation Determine
ER

Extent &
Duration Recommendation
of &
Contact

Identify & Assign


Dermal Assess Action
Determine Priority
Adequacy (AP)
Degree of Determine of Existing Control
Hazard Level of Measure
Risk

Evaluate
exposure Ingestion
from all
possible
Routes of
Entry (ER)
Method Inhalation Dermal

Degree of Hazard Hazard Rating (HR) Hazardous Properties

Degree of Exposure Quantitative: Qualitative:


▪ Air Sampling ▪ Extent of dermal contact
▪ Duration of dermal contact
Semi-Quantitative:
▪ Frequency Rating (FR)
▪ Duration Rating (DR)
▪ Magnitude Rating (MR)
degree of chemical release or
inhaled – modifying factors

Level of Risk Risk Rating (RR) = HR x ER Risk Matrix of Dermal Exposure


Degree of Hazard Determination

HR 5
Degree of Hazard Determination

HR 4
Degree of Hazard Determination

HR 3-2-1
Hazardous
Properties
Hazard Rating/
Route of
Parameter Hazard classification H-Code Hazardous
Exposure
Properties
Inhalation Benzene Carcinogenicity 1A H350 5
STOT RE* 1 H372 4
Mutagenicity 1B H340 4
Toluene STOT RE* 2 H373 3
Reproductive Toxicity 2 H361d 3
STOT SE** 3 H336 2
Dermal Benzene Eye irritant 2 H319 Irritation
Skin irritant 2 H315 Irritation
Toluene Skin irritant 2 H315 Irritation
STOT Specific Target Organ Toxicity

SE Single Exposure

RE Repeated Exposure
Degree of Exposure Determination
Duration per
Frequency Rating
shift(s)
Frequent Exposure one or more time per shift or per day x ≥ 7 hours 5
Probable Exposure greater than one time per week 4 ≤ x < 7 hours 4
Occasional Exposure greater than one time per month 2 ≤ x < 4 hours 3
Remote Exposure greater than one time per year 1 ≤ x < 2 hours 2
Improbable Exposure once per year or less x < 1 hour 1

Frequency Rating (FR)


1 2 3 4 5
1 1 2 2 2 3

Duration 2 2 2 3 3 4
Rating 3 2 3 3 4 4
(DR)
4 2 3 4 4 5
5 3 4 4 5 5
Degree Observation
• Low or little release into the air.
• No contamination of air, clothing and work surfaces with chemicals.
• Low volatility with the boiling point more than 150oC at room
Low

temperature (20oC).
• Low dustiness such as pellet like solids that don’t break up. Little dust is seen during
use e.g., PVC pellets, waxed flake

• Moderate release such as:


a) Solvents with medium drying time in uncovered containers or exposed to work
environment;
b) Detectable odor of chemicals. Check the odor threshold.
Moderate

• Medium volatility with the boiling point at 50 to 150oC at room


temperature (20oC).
• Medium dustiness such as crystalline, granular solids. When used,
dust is seen but settles out quickly. Dust is left on surfaces after use
e.g., soap powder.
• Evidence of contamination of air, clothing and work surfaces with
chemicals.
• Substantial release such as:
a) Solvents with fast drying time in uncovered containers;
b) Sprays or dust clouds in poorly ventilated areas;
c) Chemicals with high rates of evaporation exposed to work
environment;
High

d) Detectable odor of chemicals with odor threshold at/above PEL/OEL.


• High volatility with the boiling point less than 50oC at room
temperature (20 C).
o

• High dustiness such as fine, light powders. When used, dust clouds can be seen to
form and remain in the air for several minutes e.g., cement, carbon black, chalk dust.
• Gross contamination of air, clothing and work surfaces with
chemicals.
Physical Activity Observation/Condition Breathing
Rate
Light Work • Low breathing rate (light Low
• Sitting, moderate arm and trunk movements work)
(e.g., desk work, typing) • Source far from breathing
• Sitting, moderate arm and leg movements zone
(e.g., hand soldering and QC inspection)
• Standing, light work at machine or bench,
mostly arms

Moderate Work • Moderate breathing rate Medium


• Sitting, heavy arms and legs movement (moderate work)
• Standing, light work at machine or bench, • Source close to breathing
some walking about zone
• Standing, moderate work at machine or bench,
some walking about
• Walking about, with moderate lifting or pushing
(e.g., machine operator)

Heavy Work • High breathing rate High


• Intermittent heavy lifting, pushing or pulling (heavy work)
(e.g., pick and shovel work) • Source within breathing
• Hardest sustained work zone
Degree of Inhaled
Magnitude Rating
Low Moderate High
Degree of Low 1 2 3
Release Moderate 2 3 4
(presence)
High 3 4 5
MR Criteria for modifying factors
modifying factor
+1 • Bad work practice and or poor personal hygiene that may
(maximum MR have potentials for the chemical agents to remain on skin or
not to exceed 5) clothing once contact occurs.
• Reported cases of chemical exposure incidences. Results
of biological monitoring exceed the Biological Exposure
Index (BEI) (such as those described by the ACGIH).
• Widespread complaints of ill effects related to exposure to
the Chemical Hazard To Health (CHTH), in the work unit.
• Reported cases of workers with pre-clinical symptoms
related to the CHTH exposure.
• Susceptible persons in work unit.
• Cross airborne contamination
-1 • Quantity used is small for solid (weight in grams or typically
(minimum MR received in packets or bottles) and for liquid (volume in milli
not less than 1) liters or typically received in bottles).
Magnitude Rating
Exposure Rating
1 2 3 4 5
1 1 2 2 2 3
Frequency
2 2 2 3 3 4
Duration
3 2 3 3 4 4
Rating
4 2 3 4 4 5
(FDR)
5 3 4 4 5 5
Degree of Exposure Determination
Duration of Dermal
Contact
Determination

Long term Short term


≥15 minutes/shift <15 minutes/shift
Level of Risk Determination - Inhalation

High Risk Level

Moderate Risk Level

Risk Rating
(RR)

Low Risk Level


Level of Risk Determination
- Dermal
Case Study
Introduction

Numerous
chemicals with a
variety
characteristic can
be found in any
laboratory,
including in quality ▪ Contact with those
control in a wet chemicals might pose
assay and fire health risks to the
assay laboratory. workers that need to be
controlled.
CHRA needs to be
performed in order to:

▪ recognize
▪ assess
▪ control
the risks arising from these
chemicals.
Results

Fire Gold Assay


Assay (Au)

CHTH
Sample PowerPoint
Preparation
CHRA Analysis were
Presentation
found

15
Wet
Assay Ag, Cu, Pb, Zn, Fe, etc.
Level of
Risk Inhalation Dermal
High Risk 6 CHTH (ammonia, 6 CHTH (ammonia,
disodium ammonium bifluoride,
tetraborate, copper, hydrogen peroxide, nitric
ethanol, lead and acid, perchloric acid,
methanol) and sulphuric acid)
Moderate 6 CHTH (acetone, 5 CHTH (acetone,
Risk ammonium disodium bifluoride,
bifluoride, barium copper, ethanol and
chloride, hydrogen sodium hydroxide)
peroxide, nitric acid
and potassium
chlorate)

Route of Entry Adverse health effects

Inhalation STOT, acute toxicity,


Exposure reproductive toxicity,
carcinogenicity and
lactation
Dermal Skin corrosion, skin
Exposure irritation, eye irritation and
serious eye damage
Recommendation

INHALATION EXPOSURE DERMAL EXPOSURE


STOT, acute toxicity, Skin corrosion, skin
reproductive toxicity, irritation, eye irritation
carcinogenicity and and serious eye
lactation damage

1. 2. 3.
Update Chemical Inventory Conduct CHRA Regularly Specific training for workers
Terima kasih

View publication stats


See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/354710199

Observasi Pekerjaan Terencana (Planned Job Observation)

Presentation · September 2021


DOI: 10.13140/RG.2.2.35525.78560

CITATIONS
0

3 authors, including:

Arif Susanto
PT Freeport Indonesia
46 PUBLICATIONS 41 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arif Susanto on 21 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Observasi
Pekerjaan
Terencana

Mata Kuliah Higiene Industri Pertemuan 5


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat oleh:
Fakultas Ilmu Kesehatan Dr. Arif Susanto, MHM, M.Sc., MBA., IPP.
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Observasi Pekerjaan Terencana ▪ Pemenuhan terhadap
(Planned Job Observation)
prosedur kerja tertulis,
seperti: SOP, JSA, Pedoman
Operasi, Instruksi Kerja, dll-
nya.

▪ Memastikan bahwa tidak


ada satu pun dari langkah-
langkah yang kritis
terabaikan.
1 Memastikan ketaatan atau pemenuhan terhadap Prosedur Kerja Tertulis

Tujuan
2 Memperbaiki prosedur tertulis yang sudah ada

Menentukan metode yang lebih efektif untuk menghilangkan


3 bahaya-bahaya dari tahapan atau langkah suatu pekerjaan

Menentukan pelatihan lebih lanjut tentang prosedur tertulis bila


4 diperlukan
Siapa yang harus di-OPT?

1
Karyawan Baru

2
Karyawan yang Kinerjanya tidak baik

3
Pengambil risiko

4
Karyawan yang suka mencoba-coba
OPT
OPT

Prosedur Kerja Tertulis


OPT

1
SOP
JSA
WI
Pertemuan K3 2

Pelatihan
3
OPT
04
Option
OPT

OPT
Pertemuan
Pelatihan
SOP
JSA
Pelaksanaan

Siapkan prosedur
Pemberitahuan/tidak
tertulis
OPT

Pelatihan OPT Komunikasikan Pelaksanaan


prosedur & Umpan balik
Terima kasih

View publication stats


See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/354710371

Pertemuan ke-6-Regulasi-K3

Presentation · September 2021


DOI: 10.13140/RG.2.2.31331.48166

CITATIONS
0

1 author:

Arif Susanto
PT Freeport Indonesia
46 PUBLICATIONS 41 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arif Susanto on 21 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Regulasi
Pengelolaan
Kesehatan &
Lingkungan Kerja
Dr. Arif Susanto, MHM, M.Sc., MBA, IPP.
Study Program of Public Health Science
Faculty of Health Science
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Undang-Undang (UU) terkait K3
8. UU No. 13 dan No. 21 Tahun 2003
Ketenagakerjaan dan Konvensi ILO Nomor 81
mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan
dalam Industri dan Perdagangan
1. UU Dasar 1945
Pasal 28 (1) tentang hak setiap warga
negara untuk memperoleh pelayanan
7. UU No. 28 Tahun 2002 kesehatan
Bangunan Gedung

2. UU No. 3 Tahun 1969


6. UU No. 6 Tahun 1998 Persetujuan Konvensi Organisasi
Pengesahan Convention on Prohibition Perburuhan Internasional Nomor 120
of The Development, Production, mengenai Higiene dalam Perniagaan
Stockpiling and Use of Chemical dan Kantor-kantor
Weapons and On Their Destruction

5. UU No. 23 Tahun 1992 3. UU No. 1 Tahun 1970


Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Keselamatan Kerja
kesehatan kerja sebagai salah satu dari
15 upaya kesehatan yang 4. UU No. 5 Tahun 1984
diselenggarakan untuk mewujudkan Perindustrian
produktivitas kerja yang optimal sejalan
dengan perlindungan tenaga kerja, wajib
dilakukan setiap tempat kerja, dan
mencakup pelayanan kesehatan kerja.
Peraturan Pemerintah (PP) terkait K3

PP No. 19 Tahun 1973 PP No. 22 Tahun 1993


Pengaturan dan Pengawasan Penyakit yang Timbul karena Hubungan
Keselamatan Kerja di Bidang
1 4 Kerja
Pertambangan.

PP No. 11 Tahun 1979 PP No. 25 Tahun 2000


Keselamatan Kerja pada Pemurnian Pasal 2 (3): Kewenangan Pemerintah
dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
2 5 dan Kewenangan Daerah Otonom di
bidang Ketenagakerjaan.

PP No. 14 Tahun 1993 PP No. 50 Tahun 2012


Penyelenggaraan Program Jaminan Penerapan Sistem Manajemen
Sosial Tenaga Kerja.
3 6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Peraturan & Keputusan Menteri terkait K3

Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri
Perburuhan Nomor 7 Tenaga Kerja, Transkop Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja dan
Tahun 1964 tentang Nomor Per.01/Men/1976 Transmigrasi Republik Transmigrasi Republik Transmigrasi Nomor
Syarat Kesehatan, tentang Kewajiban Indonesia Nomor Indonesia Nomor Per.01/ Men/1979
Kebersihan, serta Latihan Hiperkes bagi Per.03/Men/1978 tentang Per.01/Men/1978 tentang tentang Kewajiban
Penerangan dalam Dokter Perusahaan Penunjukan dan Keselamatan dan Latihan Higiene
Tempat Kerja Wewenang, serta Kesehatan Kerja dalam Perusahaan Kesehatan
Kewajiban Pegawai Pengangkutan dan dan Keselamatan Kerja
Pengawas Keselamatan Penebangan Kayu bagi Tenaga Para Medis
dan Kesehatan Kerja Perusahaan
dan Ahli Keselamatan
Kerja
Peraturan & Keputusan Menteri terkait K3

Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Transmigrasi Republik Transmigrasi Nomor Transmigrasi Nomor Transmigrasi Republik
02/Men/1980 tentang Indonesia Nomor Per.01/Men/1981 tentang Per.03/Men/1982 tentang Indonesia Nomor
Pemeriksaan Kesehatan Per.01/Men/1980 tentang Kewajiban Melapor Pelayanan Kesehatan Per.02/Men/1982 tentang
Tenaga Kerja dalam Keselamatan dan Penyakit akibat Kerja Tenaga Kerja Kualifikasi Juru Las
Penyelenggaraan Kesehatan Kerja pada
Keselamatan Kerja Konstruksi Bangunan
Peraturan & Keputusan Menteri terkait K3

Peraturan Menteri Keputusan Menteri Tenaga Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Kerja Nomor Kep. Tenaga Kerja Republik Tenaga Kerja Republik Tenaga Kerja Republik
Transmigrasi Republik 155/Men/1984 tentang Indonesia Nomor Per.04/ Indonesia Nomor Per.03/ Indonesia Nomor Per.05/
Indonesia Nomor Penyempurnaan Men/1985 tentang Men/1985 tentang Men/1985 tentang
Keputusan Menteri Tenaga
Per.01/Men/1982 tentang Pesawat Tenaga dan Keselamatan dan Pesawat Angkat dan
dan Transmigrasi Nomor
Bejana Tekan Produksi Kesehatan Kerja Angkut
Kep.125/Men/82, tentang
Pembentukan, Susunan, Pemakaian Asbes
dan Tata Kerja Dewan Dewan Keselamatan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja Nasional, Nasional (DK3N)
Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Wilayah
dan Panitia Pembina
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Peraturan & Keputusan Menteri terkait K3

Peraturan Menteri Keputusan Bersama Peraturan Menteri Keputusan Menteri Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Republik Menteri Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja Republik Tenaga Kerja Republik Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor Per.03/ Menteri Pekerjaan Umum Indonesia Nomor Per.04/ Indonesia Nomor Indonesia Nomor Per.01/
Men/1986 tentang Nomor Kep. 174/Men/1986. Men/1987 tentang Kep.1135/ Men/1987 Men/1988 tentang
Nomor 104/KPTS/1986
Syarat-syarat Panitia Pembina tentang Bendera Kualifikasi dan Syarat-
tentang Keselamatan dan
Keselamatan dan Keselamatan dan Keselamatan dan syarat Operator Pesawat
Kesehatan Kerja pada
Kesehatan di Tempat Tempat Kegiatan Kesehatan Kerja serta Kesehatan Kerja Uap
Kerja yang Mengelola Konstruksi Tata Cara Penunjukan
Pestisida Ahli Keselamatan Kerja
Peraturan & Keputusan Menteri terkait K3

Keputusan Menteri Peraturan Menteri Tenaga Peraturan Menteri Keputusan Menteri Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Republik Kerja Republik Indonesia Tenaga Kerja Republik Tenaga Kerja Republik Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor Nomor Per.02/ Men/1989 Indonesia Nomor Per.01/ Indonesia Nomor Indonesia Nomor Per.02/
KEPTS.333/ Men/1989 tentang Pengawasan Men/1989 tentang Kep.245/ Men/1990 Men/1992 tentang Tata
Instalasi-instalasi Penyalur
tentang Diagnosis dan Kualifikasi dan Syarat- tentang Hari Cara Penunjukan,
Petir
Pelaporan Penyakit syarat Operator Keran Keselamatan dan Kewajiban dan
Akibat Kerja Angkat Kesehatan Kerja Wewenang Ahli
Nasional Keselamatan, dan
Kesehatan Kerja
Peraturan & Keputusan Menteri terkait K3

Peraturan Menteri Peraturan Menteri Tenaga Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Republik Kerja Republik Indonesia Tenaga Kerja Republik Tenaga Kerja Republik Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor Per.04/ Nomor Per.05/ Men/1996 Indonesia Nomor Per.04/ Indonesia Nomor Per.01/ Indonesia Nomor Per.03/
Men/1995 tentang tentang Sistem Men/1998 tentang Men/1998 tentang Men/1998 tentang Tata
Manajemen Keselamatan
Perusahaan Jasa Pengangkatan, Penyelenggaraan Cara Pelaporan dan
dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Pemberhentian, dan Pemeliharaan Pemeriksaan
Kesehatan Kerja Tata Kerja Dokter Kesehatan bagi Tenaga Kecelakaan
Penasehat Kerja dengan Manfaat
Lebih dari Paket
Jaminan Pemeliharaan
Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
Peraturan & Keputusan Menteri terkait K3

Peraturan Menteri Keputusan Menteri Tenaga Keputusan Menteri Keputusan Menteri Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Republik Kerja Republik Indonesia Tenaga Kerja dan Dalam Negeri Nomor Tenaga Kerja dan
Indonesia Nomor Per.03/ Nomor Kep.187/ Men/1999 Transmigrasi Republik 130-67 Tahun 2002 Transmigrasi Republik
Men/1999 tentang tentang Pengendalian Indonesia Nomor tentang Pengakuan Indonesia Nomor
Bahan Kimia Berbahaya
Syarat-syarat Kep.75/Men/2002 Kewenangan Kabupaten Kep.235/Men/2003
Keselamatan dan tentang Pemberlakuan dan Kota Khususnya di tentang Jenis-Jenis
Kesehatan Kerja Lift Standar Nasional Bidang K3 Pekerjaan yang
untuk Pengangkutan Indonesia (SNI) No. SNI- Membahayakan
Orang dan Barang 04-0225-2000 mengenai Kesehatan, Keselamatan
Persyaratan Umum atau Moral Anak
Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000) di Tempat
Kerja
Peraturan & Keputusan Menteri terkait K3

Keputusan Menteri Keputusan Menteri


Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor Indonesia Nomor
Kep.79/Men/2003 Kep.68/Men/IV/2004
tentang Pedoman tentang Pencegahan
Diagnosis dan Penilaian dan Penanggulangan
Cacat karena HIV/ AIDS di Tempat
Kecelakaan dan Kerja
Penyakit Akibat Kerja
Surat Edaran & Instruksi terkait K3

Surat Edaran Direktur


Jenderal Bina
Hubungan
Instruksi Menteri
Ketenagakerjaan dan
Tenaga Kerja Republik
Pengawasan Norma
Indonesia Nomor
Instruksi Menteri Kerja Nomor SE-
INS/01/Men/1988
Tenaga Kerja Republik 86/BW/1989 tentang
tentang Peningkatan
Indonesia Nomor INS- Perusahaan Catering
Surat Edaran Menteri Pengawasan dan
2/Men/BW/ BK/1984 yang Mengelola
Tenaga Kerja dan Penertiban terhadap
tentang Pengesahan Makanan bagi Tenaga
Transmigrasi Nomor SE- Pengadaan Kantin dan
Alat Pelindung Dir Kerja
01/Men/1979 tentang Toilet di Perusahaan
Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan
Surat Edaran & Instruksi terkait K3

Surat Edaran Nomor SE-


06/BW/1997 tentang
Pendaftaran Alat
Surat Edaran Nomor
Pelindung Diri
SE-05/BW/1997 tentang
Alat Pelindung Diri
Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja Nomor
Instruksi Menteri SE-01/Men/1997 tentang
Tenaga Kerja Republik Nilai Ambang Batas
Indonesia Nomor Faktor Kimia di Udara
INS/05/Men/BW/1997 Lingkungan Kerja
tentang Pengawasan
Alat Pelindung Diri
Surat Edaran & Instruksi terkait K3

Keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan
Instruksi Menteri Tenaga
Pengawasan
Kerja Republik Indonesia
Ketenagakerjaan Nomor
Nomor INST-03/
Surat Keputusan Direktur Kep.407/BW/1999 tentang
Jenderal Pembinaan Hubungan Men/BW/1999 tentang
Persyaratan, Penunjukan
Industrial dan Pengawasan Pengawasan terhadap
Surat Edaran Direktur Jenderal Ketenagakerjaan Departemen
Hak dan Kewajiban
Pengelolaan Makanan di
Pembinaan Hubungan Industrial Tenaga Kerja Republik Teknisi Lift
dan Pengawasan Indonesia Nomor Kep.
Tempat Kerja
Ketenagakerjaan Nomor SE- 84/BW/1998 tentang Cara
07/BW/1997 tentang Pengujian Pengisian Formulir Laporan dan
Hepatitis B dalam Pemeriksaan Analisis Statistik Kecelakaan
Kesehatan Tenaga Kerja Ketenagakerjaan
Surat Edaran & Instruksi terkait K3

Surat Edaran Menteri


Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik
Surat Edaran Menteri Tenaga Indonesia Nomor SE-
Kerja dan Transmigrasi 117/Men/PPK-PKK/III/2005
Republik Indonesia Nomor tentang Pemeriksaan
Keputusan Direktur Jenderal SE-140/Men/PPK-KK/II/2004
Menyeluruh Pelaksanaan
Pembinaan Hubungan tentang Pemenuhan
Industrial dan Pengawasan Keselamatan dan
Kewajiban Syaratsyarat
Ketenagakerjaan Nomor Keselamatan dan Kesehatan Kesehatan Kerja di Pusat
Kep.311/BW/2002 tentang Kerja di Industri Kimia Perbelanjaan, Gedung
Sertifikasi Kompetensi dengan Potensi Bahaya Bertingkat, dan Tempat-
Keselamatan dan Kesehatan Besar (Major Hazard tempat Publik lainnya
Kerja Teknisi Listrik Installation)
Terima kasih

View publication stats


See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/354857251

Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja

Presentation · September 2021

CITATIONS
0

1 author:

Arif Susanto
PT Freeport Indonesia
47 PUBLICATIONS 41 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arif Susanto on 27 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19 di Tempat Kerja
Dr. Arif Susanto, MHM, M.Sc., MBA, IPP.

Kuliah Tamu pada Mata Kuliah Higiene Industri


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Mengapa

Tempat kerja Pencegahan Penularan Rerata


merupakan pekerja
tempat di mana bekerja
orang selama ± 8
berkumpul jam sehari

Tempat Kerja Sehat

Pekerja:
Sehat, Bugar
& Produktif
Mengapa Pekerja

Mengapa pekerja perlu mendapatkan perhatian: DM Stroke

6,9 % 7‰
disebabkan permasalahan kesehatan kelompok (Riset Kesehatan Dasar, (Riset Kesehatan Dasar,
usia kerja 2013) 2013)
.
(Riset Kesehatan Dasar, 2018)

Obesitas TB

14,8 % 0,4 %
(Riset Kesehatan Dasar, (Riset Kesehatan Dasar,
2013) 2013)

8,5% 10,9‰ 0,43% 21,8% 3,8‰ 34,1% Ginjal Kronis Hipertensi

2‰ 25,8 %
Penyakit penyerta (komorbid) dapat mempermudah dan (Riset Kesehatan Dasar, (Riset Kesehatan Dasar,
memperberat terkena COVID-19 2013) 2013)
Kondisi Kerja

PAK / KAK

Pekerja
Masuk Pensiun

Lingkungan
Pekerjaan Kerja

Tempat Kerja Sehat

Kesehatan Masyarakat PAK: Penyakit Akibat Kerja


KAK: Kecelakaan Akibat Kerja
Perlindungan Kesehatan Pekerja

Setelah COVID-19
✓ Keputusan Presiden No. HK.01.07/Menkes/104/2020
tentang Penetapan Infeksi Coronavirus sebagai Penyakit
yang Menimbulkan Wabah dan Penanggulangannya
✓ Instruksi Presiden No. 6 tahun 2020 tentang Peningkatan
Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan
dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19
✓ Keputusan Menteri Kesehatan No. 328 tahun 2020
tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-
19 di Perkantoran dan Industri
✓ Keputusan Menteri Kesehatan No. 382 tahun 2020
tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat
dan Fasilitas Umum
✓ Surat Edaran No. 7 tahun 2020 tentang Kriteria dan
Persyaratan Perjalanan
✓ Keputusan Menteri Kesehatan No. 413 tahun 2020
tentang Pencegahan dan Pengendalian Covid-19
Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 tahun 2016

Sistem Manajemen K3 Perkantoran

Standar Kesehatan Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan No. 328 tahun 2020

Satuan Tugas Covid-19

Protokol Kesehatan

Tempat Kerja Sehat


PREVENT:
Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE); Screening, Disinfeksi

DETECT:
Kelompok berisiko; Titik kritis

RESPOND:
Apabila ada yang positif: pelacakan (contact tracing); lokalisir wilayah terkontaminasi;
disinfeksi; Tes Rapid, Tes PCR; Penanganan penderita
Titik Kritis

Pintu Masuk Tempat Makan / Kantin


Sewaktu antri pada saat cek suhu dan saat Pada saat makan sambil mengobrol dan
memasuki lift/elevator setelahnya tidak langsung menggunakan masker

Presensi Tempat Beribadah


Sewaktu antri pada saat presensi masuk dan Tidak membawa maupun menggunakan
pulang kerja perlengkapan ibadah pribadi

Ruang Rapat Perjalanan


Adanya keterbatasan jumlah Dalam perjalanan menuju maupun pulang ke
maupun luas ruang rapat tempat kerja
Pembinaan & Pengawasan

Penanggung
Pekerja Pembina
Jawab

▪ Menetapkan kebijakan ▪ Menerapkan keselamatan kesehatan ▪ Menetapkan kebijakan sesuai


▪ Memfasilitasi tempat kerja aman kerja dan protokol kesehatan baik di dengan kewenangannya
dan sehat rumah, perjalanan, di tempat kerja ▪ Melakukan sosialisasi kebijakan
▪ Melakukan sosialisasi dan ▪ Melakukan pemantauan dan
edukasi kepada pekerja evaluasi
▪ Memantau implementasi
▪ Memantau kesehatan secara
proaktif
▪ Melakukan koordinasi dengan
dinas kesehatan setempat
▪ Mengikuti perkembangan
secara nasional maupun global
Kebijakan Umum

Masing-masing pengelola tempat kerja selalu

1 memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan


instruksi terkait Covid-19, sosialisasi dan edukasi kepada
semua pekerja, tamu atau pengunjung

Mewajibkan semua pekerja menggunakan masker selama


2 di tempat kerja, selama perjalanan dari dan ke tempat kerja
serta setiap keluar rumah

Larangan masuk kerja bagi pekerja, tamu atau pengunjung

3 yang memiliki gejala demam (suhu ≥ 37,3oC), nyeri


tenggorokan, batuk-pilek, maupun sesak nafas

4 Apabila pekerja harus menjalankan isolasi mandiri agar


hak-haknya tetap diberikan
Kebijakan Umum

Menyediakan ruangan atau area tersendiri untuk observasi

5 pekerja yang ditemukan dengan gejala saat dilakukan


screening

Pada kondisi tertentu dan apabila diperlukan, tempat kerja


6 yang memiliki sumberdaya dapat memfasilitasi isolasi
mandiri

Penerapan hygiene dan sanitasi lingkungan kerja, disinfeksi

7 dan pengaturan sirkulasi udara

Apabila memungkinkan disediakan transportasi khusus bagi

8 pekerja untuk perjalanan pergi pulang dari perumahan atau


mess sehingga pekerja tidak menggunakan transportasi
umum
Kebijakan Umum

Melakukan rekayasa (engineering) pencegahan penularan

9 seperti pemasangan pembatas (tabir dari bahan kaca atau


akrilik) bagi pekerja yang melayani pelanggan

Petugas kesehatan, petugas K3 atau bagian kepegawaiann


10 melakukan pemantauan kesehatan pekerja secara proaktif

Melakukan pengukuran suhu tubuh (screening) di setiap

11 titik masuk tempat kerja

12 Terapkan physical distancing minimal 1 meter baik di ruang


kerja, fasilitas umum, kantin, lift/elevator, tangga, dan
lainnya
Kebijakan Umum

Satu hari sebelum masuk kerja dilakukan Self Assessment

13 risiko Covid-19 pada seluruh pekerja untuk memastikan


pekerja yang akan masuk kerja dalam kondisi sehat

Menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun dan air


14 mengalir, serta selalu tersedia hand sanitizer

Adanya pengaturan waktu dan kelompok kerja

15
Penilaian Risiko

Identifikasi:
Risiko jenis pekerjaan dan hubungannya dengan
Rendah potensi bahaya paparan penularan efektif.
COVID-19
Penilaian risiko:
Risiko
dilakukan berdasarkan potensi terpapar dari
Sedang lingkungan umum selama:
▪ perjalanan,
Risiko ▪ rekan pekerja,
▪ hubungan dengan pelanggan,
Tinggi
Risk Assessment
▪ riwayat perjalanan ke dan dari daerah
terinfeksi Covid-19
Pengelompokkan Pekerja Berisiko

Pekerjaan atau tugas yang berpotensi


tinggi untuk kontak dekat dengan orang-
Risiko Tinggi orang yang diketahui atau diduga terinfeksi
Covid-19, serta kontak dengan benda dan
permukaan yang terkontaminasi

Pekerjaan atau tugas yang sering


Risiko Sedang berhubungan atau kontak dengan
masyarakat umum, atau rekan kerja lain,
tamu atau pengunjung, klien atau
pelanggan, atau kontraktor

Risiko Tinggi Pekerjaan atau tugas yang aktifitas


kerjanya tidak sering berhubungan atau
kontak dengan masyarakat umum, atau
rekan kerja lain, tamu atau pengunjung,
klien atau pelanggan, atau kontraktor
Pemeriksaan Kesehatan Pra-pekerja

1 2 3

Pekerha melakuka self- Pengelola tempat kerja menganalisis Pengelola tempat kerja melakukan
assessment risiko Covid-19 pada self assessment. pemeriksaan suhu tubuh di pintu
satu hari sebelum masuk kerja Hasil analisis: masuk tempat kerja
▪ pekerja risiko ringan dan sedang
boleh masuk
▪ Pekerja berisiko tinggi tidak boleh
masuk dan disarankan RT-PCR, jika
tidak memungkinkan dilakukan
Rapid-Test
Self Assessment
Kesehatan Pra-kerja: form 1 – KMK No. 328/2020
Pemantauan Suhu Tubuh
form 2 – KMK No. 328/2020
Pemantauan Suhu Tubuh bagi Tamu
form 3 – KMK No. 328/2020
Alur Tindakan

qpabila ditemukan Kasus Covid-19


di Tempat Kerja
4 5 6 7

Pengelola Pengelola tempat Pekerja (OTG, Panduan


kerja melakukan Hygiene dan
tempat kerja ODP, PDP) disinfeksi dapat
investigasi kontak erat
(OTG) di lingkungan melakukan isolasi sanitasi dilihat pada:
melaporkan kerja, hasil berupa mandiri (form 5 lingkungan www.covid19.kemkes.go.id

temuan kasus mapping ring (form 6 dan 10) dan


Covid-19 sampai 8):
melakukan self
dengan
▪ Ring 1: area 1 m
kepada Dinas (ODP, PDP, +) monitoring melakukan
Kesehatan ▪ Ring 2: area 1 kesehatan (form disinfeksi
ruangan (ODP, 9)
(form 4 dan 6) PDP, +) ruangan
Physical Distancing

▪ Pengaturan jumlah pekerja


▪ Batasi jumlah pekerja yang yang masuk
masuk ke lift/elevator ▪ Pada pintu masuk pekerja
▪ Penumpang lift/elevator tidak berkerumun dengan
harus berdiri dengan posisi mengatur jarak antrian
saling membelakangi ▪ Berikan tanda di lantai atau
pasang poster maupun
▪ Apabila tangga hanya 1 jalur
banner untuk mengingatkan
bagi 2 lajur untuk naik turun dan
apabila tangga 2 jalur pisahkan
untuk naik dan turun
▪ Pengaturan tempat duduk
berjarak 1 meter pada
meja/area kerja, saat
melakukan pertemuan, di kantin, 2m
saat istirahat dan lainnya
Terima kasih
& ada pertanyaan ?

View publication stats


9. Health Risk Assessment
(HI)
Fandita Tonyka Maharani, SKM, M.Sc, M.KKK
Guideline of The Industrial Hygiene Management System
ILO- OSH 2001 AND OSHAS 18001 : 2007
Leadershi Cmmitment

Management Review OHS Policy & Strategic Objectives

Resources, Documentation,
Corrective Continuous (Procedures) Responsibilities
Improvement
Action
Performance Assessment Health Risk Assessment (HRA)
(OH Audit & Evaluation) Program
Planning and
Annual Report Implementation
Annual Plan

Industrial Hygiene Occupational health


Objectives
 Measure of occupational health hazards include physical, chemical,
biological, and ergonomic
 Conduct Health Risk Analysis to determined of Health Risk Level
 Determine Existing Potensial Health Risk (Residual Risk)
 Determine Recommendation

Source: Nasri, 2014


Scope of work
This Health Risk Assessment covers some activities as follow:
 Develop a Proposal
 Conduct field Survey and measure Health Hazards in the workplace
 Analize samples in laboratory
 Develop Semi-Quantitative HRA
 Develop Recommendation

Source: Nasri, 2014


METHOD
 Semi Quantitative Health Risk Assessment
Sample Physical, Chemical & Ergonomic to be
Measured
Physic Chemical Ergonomic
Noise Benzene Chlorine, Cl2 Material handling
Vibration Toluene Arsenic Static work
Lighting Ethyl Benzene Sulfur dioxide
Heat Ammonia
Xylene
EMF
Hydrocarbons Total Dust
N-Hexane Smoke (3-Ethenyl
TEG (as glycol Pyridine and
compound) Nicotine)
CO2 H2S (Hydrogen
CO Sulfide)
Phenol
Source: Nasri, 2014
Sample Biological Hazards to be
Measured
Potable Water Metal dan Pesticide from vegetables
No Parameters No Parameter

1 Eschereria Coli 1 Metals


2 Total Coliform Cadmium, Cd
3 Salmonella Lead, Pb
4 Staphylococcus Mercury, Hg
5 Staphylococus aureus 2 Organochlorine Pesticides
Chlordane
Dichloran
Dicofol
Sewage Water Dieldrin
Endosulfan
No Parameters
Fenarimol
1 pH Heptachlor
2 Total Suspended Solid (TSS) Lindane
3 Eschereria Coli op-DDT
4 Total Coliform pp-DDT
5 Biochemical Oxygen Demand, BOD5 = pp-DDE
6 Oil & Grease Vinclozolin Source: Nasri, 2014
7 Phenol (as non-chlorinated phenols)**
Intrinsic Gravity Rate (G) for
Chemical Hazards
Intrinsic Gravity
Risk Phrase/ Hazard Category Comments
<<G>> Rate
R45, R49 “Carcinogenic categories 1 and 2” LONG
R46, “Mutagenic categories 1 and 2” TERM EFFECT
R60 ****
R61 Acute toxicity
6
R39
R32, R33
T+ : R28, R27, R26
Any Substance generating dust, corrosive vapour
R40 “Carcinogenic category 3” LONG
R68 “Mutagenic category 3” TERM EFFECT
R48
R33
4 R62
R63
R64
Non CEE classified substances:
Source: Nasri, 2014
1. Substances classified “I.A.R.C”, category 2A
Intrinsic Gravity Rate (G) for
Chemical Hazards
Intrinsic Gravity <<G>> Rate Risk Phrase/ Hazard Category Comments

R35 Acute
R34 Effects
T : R25, R24, R23 Sensitization

4 R41
R67
R31
R42, R43
R20, R21, R22 Cutaneous
R36, R37, R38 Sensitization
2
R65, R66, R67 Acute effects

No toxicological hazard property


0
Source: Nasri, 2014
Intrinsic Gravity Rate (G) for Physical and Ergonomic Hazards
Static Magnetic
Intrinsi Vibration (m/s2) Ionizing Heat Ergonomic
Field (mT)
Noise Lighting
c Radiation Stress
(dBA) Whole Body (lux)
Gravity Hand (mSv Wb) (oC) RULA REBA
Wb Limb
(G) rate Arm Z xy Score Score

< 0.03/3
month or ≥ ≥
0 < 60 <4 < 0.135 < 0.224 < 0.5 < 0.5 ≤2 1
< 0.05 / Standard Standard
year

0.135 0.224 0.5 0.5


60 ≤ x 4≤ x< < <
2 ≤ x< ≤x< ≤ x< ≤ x< < 0.7 3-4 2-3
< 82 6 Standard Standard
0.53 0.355 5 50

0.53 0.335 5 50
82 ≤ x 6≤ x< 0.7 ≤ x <
4 ≤ x< ≤ x< ≤x< ≤x< N/A N/A 5-6 4-7
< 85 8 2.5
0.71 0.50 100 500

6 ≥ 85 ≥8 ≥ 0.72 ≥ 0.51 ≥100 ≥ 500 ≥ 2.5 N/A N/A >6 ≥8 Source: Nasri, 2014
Intrinsic Gravity Rate (G) for
Biological Hazards
Intrinsic Gravity
Classification Sample of Agents
<<G>> rate
Biological agents liable to induce
serious illness for humans. Their Hepatitis B and
spreading is possible but an efficient C Virus, Malaria
treatment exists
6
Or other some times their spreading is
SARS, HIV. H5N1
important but o efficient treatment
virus
exists
Biological agents liable to induce an Legionella
illness for humans; their spreading is
4 Pneumoniousis,
unlikely. In general, an efficient
treatment exists. Hepatitis AVirus

Biological agents not liable to induce


0
an illness for human Crocodile Source: Nasri, 2014
Health Hazard Exposure Rating

<< D >> rate Exposure Duration

1 0 mn < D < 10 mn
2 10 mn < D < 60 mn
3 D > 60 mn
<< Q >>
Quantity
rate

<<F>> rate Exposure Frequency


-1 Less than 10 mL or 10 mg
-1 Less than once a month Between 10 mL and 500 mL or 10
0 mg and 500 mg
Between once a month and once a
0
week
1 More than 500 mL or 500 mg
1 More than once a week

Source: Nasri, 2014


Prevention means Rate
<<PM>> rate Definition
0 • No protection
• Presence of collective protections
• Average of monitoring results is lower than 50% of the TLV
• Wear of no specific PPE
2 • Basic labelling
• No procedure
• No safety bill sticking
• No detection system
• Presence of collective protections
• Average of monitoring results is lower than 30% of the TLV
• Wear of specific PPE
• Complete labelling
4 • No procedure
• Presence of safety bill sticking
• Presence of collective detection system
• Personnel information without procedures or safety instruction
• Enclosed system
• Average of monitoring results is lower than 10% of the TLV
• Self-contained breathing apparatus
6 • Complete labelling and MSDS
• Controlled working area
• Presence of individual detection systems
• Spesific training regarding the task Source: Nasri, 2014
Ergonomic Risk Analysis using RULA Method
Ergonomic Risk Analysis using REBA Method
FORMULA
 POTENTIAL RISK
PR = G + (F + D)

RESIDUAL RISK

RR = PR - PM

RR : Residual Risk of the Task


PR : Potential Risk not taking into account the prevention means
PM : Prevention Means
G : Intrinsic Gravity Rate
F : Frequency Rate of Exposure
D : Duration of the exposure or the repeat rate of the exposed task

Source: Nasri, 2014


Risk Matrix
Residual
Risk Level Level of Priority Action to be Engaged
Risk Rate
RR ≥ 8 Immediate measure of
High Risk 1st level
Very critical conservation must be carried out

To be treated in the following


month.
6 ≤ RR < 8 Moderate
2nd Level The risk management must be
Critical Risk
improved. Monitoring campaigns
must be carried out.

4 ≤ RR < 6
Low Risk 3rd Level To be treated without urgency
Low critical

Risk Under No particular treatment.


RR < 4
D level The stability of the situation must
Negligible risk control
be regularly checked

Source: Nasri, 2014


RESULT & ANALYSIS
Noise – Top Deck/Accomodation Level 5

No Location/Activity Unit Result TLV - TWA Intrinsic gravity (G) Score

1 Ventilating duct area dBA 75.4 85 2

2 Between AHU X-7200A/B dBA 78.9 85 2

1 ACCU platform dBA 87.6 85 6

The noise level that has high risk level is in ACCU Platform

Source: Nasri, 2014


Noise – Mapping at Main Deck

• Most of main deck


area has noise
level above 85 dBA
and has high risk
for 8 hours
exposure.
• The main sources
of noise are GTG,
GTC, Glycol and
Mechanical
Refrigerant
Package

Source: Nasri, 2014


Noise – Mapping at Mezzanine Deck

• Most of main deck


area has noise
level above 85 dBA
and has high risk
for 8 hours
exposure.
• The main source of
noise is Air
compressor
package

Source: Nasri, 2014


Noise – Mapping at Cellar Deck
• Area that has
noise level above
85 dBA and high
risk for 8 hours
exposure is around
water processing
area.
• The main sources
of noise are water
pump and potable
water maker

Source: Nasri, 2014


Noise – Mapping at Sub Cellar Deck

• All area in sub


Cellar deck GBPP
have noise level
below TLV‟s

Source: Nasri, 2014


Vibration
Intrinsic gravity
No Location/Activity Unit Result TLV - TWA
(G) Score
1 Crane Operator m/s2 0.19 0.5 2
Main Deck
2 Grinding operator m/s2 0.7 4 0
3 GT 2500 (WBV) m/s2 0.89 0.5 6
Mezzanine Deck
4 Grinding operator m/s2 0.7 4 0
Cellar Deck
5 Chipping (HAV) m/s2 0.72 4 0
6 Brushing (HAV) m/s2 0.9 4 0
7 In front of low temp separator (WBV) m/s2 0.91 0.5 6
8 Potable water (WBV) m/s2 0.78 0.5 6

Source: Nasri, 2014


EMF
No Location/Activity Unit Result TLV - TWA Intrinsic gravity (G) Score
Accomodation Building
1 Power transformer 1 (CCR) mT 0.0000813 2 0
2 Power transformer 2 (CCR) mT 0.0000883 2 0
3 Switch gear room 1 (CCR) mT 0.00000679 2 0
4 Switch gear room 2 (CCR) mT 0.0000436 2 0
5 VSAT 1 (CCR) mT 0.0000423 2 0
6 VSAT 2 (CCR) mT 0.0000748 2 0
Mezzanine Deck
7 UPS cabinet 1 mT 0.000272 2 0
8 UPS cabinet 2 mT 0.000441 2 0
9 Work permit control room mT 0.0000384 2 0
10 Control room mT 0.00000803 2 0
Cellar Deck
11 Switch gear EER 1 mT 0.0000832 2 0
12 Switch gear EER 2 mT 0.0000867 2 0
13 Switch gear EER 3 mT 0.0000608 2 0
14 Switch gear EER 4 mT 0.0000281 2 0
15 Switch gear EER 5 mT 0.0000132 2 0
Source: Nasri, 2014
16 Switch gear EER 6 mT 0.00000613 2 0
Health Hazard from water
samples
Microbiological Tests of Potable Water
Intrinsic Gravity (G)
No Parameters Unit Standard*) Result
Score
1 Eschereria Coli MPN/100 ml 0 ND 0
2 Total Coliform MPN/100 ml 0 ND 0
3 Salmonella CFU/ml Negative/100 ml <1 4
4 Staphylococcus CFU/ml - <1 4
5 Staphylococus aureus per 25 mL - negative 0

Measurement Results of Sewage Water

Intrinsic Gravity
No Parameters Unit Standard*) Result
(G) Score
1 pH - 6–9 6.80 0
2 Total Suspended Solid (TSS) mg/L 150 430 4
3 Eschereria Coli MPN/100 ml - > 2420 4
4 Total Coliform MPN/100 ml - > 2420 4
5 Biochemical Oxygen Demand, BOD5 = mg/L 50 226 4
6 Oil & Grease mg/L 15 11 4
7 Phenol (as non-chlorinated phenols)** mg/L 1 0.002 0
Source: Nasri, 2014
Health Hazard From Food
Samples
Measurement of Tomato
Intrinsic Gravity
No Parameter Unit Result Standard*)
(G) Score
1 Metals
Cadmium, Cd mg/Kg 0.056 0.2 2
Lead, Pb mg/Kg 0.09 0.5 0
Mercury, Hg mg/Kg 0.0045 0.3 0
2 Organochlorine Pesticides
Chlordane mg/Kg 0.012 0.02 4
Dichloran mg/Kg < 0.002 0.5 0
Dicofol mg/Kg < 0.006 1 0
Dieldrin mg/Kg < 0.002 0.1 0
Endosulfan mg/Kg 0.0009 0.5 0
Fenarimol mg/Kg < 0.004 - 0
Heptachlor mg/Kg < 0.004 0.02 0
Lindane mg/Kg < 0.002 2 0
op-DDT mg/Kg < 0.002 - 0
pp-DDT mg/Kg < 0.002 - 0
pp-DDE mg/Kg < 0.002 - 0
Vinclozolin mg/Kg < 0.00048 3 0 Source: Nasri, 2014
Hazard Mapping – Profile
(Moderate - High)
Health Hazard
Mapping

Source: Nasri, 2014


Health Hazard
Mapping

Source: Nasri, 2014


Health Hazard
Mapping

Source: Nasri, 2014


Health Hazard
Mapping

Source: Nasri, 2014


Health Hazard
Mapping

Source: Nasri, 2014


Conclusion
Health hazard potential profile
Process Platform
Health Hazards
Location
Physical Chemical Ergonomic
Top Deck & Heli Deck Noise -
Main Deck Noise Benzene Handling drum with trolley
Vibration Benzene
Heat Stress
Mezzanine Deck Noise All chemicals hazard -
Vibration
Heat Stress
Lighting
EMF
Cellar Deck Noise Arsenic Operate valve water pump, handling
material, oil water sampling flexion,
Vibration
Electrical, Mechanical, Warehouse
Heat Stress
Lighting
EMF Source: Nasri, 2014
Sub Cellar Deck Noise Arsenic Oil water sampling – standing
position
Health hazard potential profile
Well Platform

Health Hazards
Location
Physical Chemical Biological Ergonomic
Mezzanine Deck Noise All chemicals hazard - -
Cellar Deck Noise All chemicals hazard - Operating Valve at Well - Squatting
Sub Cellar Deck Noise All chemicals hazard -

Source: Nasri, 2014


Health hazard potential profile
Accomodation Building
Health Hazards
Location
Physical Chemical Biological Ergonomic
Level 5 (ACCU) Noise
All Chemical Hazard -
Lighting
Level 4 Lighting All Chemical Hazard -
Level 3 Lighting All Chemical Hazard -
Kitchen All activities
Laundry Material handling,
loading/unloading
Laboratory Sampel Anlysis

Source: Nasri, 2014


Health Hazard Potential - Biological

Potable Water
Intrinsic Gravity (G)
No Parameters Unit Standard*) Result
Score
3 Salmonella CFU/ml Negative/100 ml <1 4
4 Staphylococcus CFU/ml - <1 4

Sewage Water
Intrinsic Gravity
No Parameters Unit Standard*) Result
(G) Score
2 Total Suspended Solid (TSS) mg/L 150 430 4
3 Eschereria Coli MPN/100 ml - > 2420 4
4 Total Coliform MPN/100 ml - > 2420 4
5 Biochemical Oxygen Demand, BOD5 = mg/L 50 226 4
6 Oil & Grease mg/L 15 11 4

Source: Nasri, 2014


Health Hazard Potential -
Biological
Measurement of Tomato
Intrinsic Gravity
No Parameter Unit Result Standard
(G) Score
1 Metals
Cadmium, Cd mg/Kg 0.056 0.2 2
2 Organo chlorine Pesticides
Chlordane mg/Kg 0.012 0.02 4

Information of Health Effect:


• Chlordane : Liver damage
• Cadmium : Kidney damage

Source: Nasri, 2014


Health hazard potential profile

Health Hazards
Location
Physical Chemical Biological Ergonomic
Pipe yard Heat Total Dust - Pipe stacking
Chemical storage Lighting Total Dust -
Office 1 Lighting Total Dust -
Container 1 Lighting Total Dust -
Office 2 Lighting Total Dust -
Chemical storage 1 Lighting Hydrocarbons, HC -
Chemical storage 2 Lighting Hydrocarbons, HC -
Diesel storage Lighting Hydrocarbons, HC - Making Box
Container 1 Lighting Hydrocarbons, HC -
Smoking room Hydrocarbons, HC -

Source: Nasri, 2014


Residual Risk for Physical & Chemical
RR
No Name Department Job Position
Physical Chemical

Noise
1 Production Field Production Technician
Vibration

Noise
2 Production Lead Production Technician
Vibration
3 Production Production Technician Noise

4 Production Offshore operation Engineer Noise Benzene

5 Medical/Adm Noise
6 Production Safety Supervisor Noise
7 Maintenance Field Maintenance Supervisor Noise

8 Maintenance Communication/IT Tchnician Noise


9 Maintenance Electrician Technician Noise Benzene

10 Maintenance Lead Electrician Technician Noise


11 Maintenance Instrument Technician Noise Benzene

12 Maintenance Lead Instrument Technician Nose Benzene

13 Maintenance Material Controller Nose


Source: Nasri, 2014
Residual Risk for Physical & Chemical
RR
No Name Department Job Position
Physical Chemical
14 Maintenance Mechanical Technician Noise
15 Maintenance Production Technician Noise Benzene
16 Production Deck Crew Noise Benzene

Nose
17 Production Deck Foreman
Heat
Noise
18 Production Project Supervisor
Vibration
Noise
19 Production Crane Operator
Vibration
Noise
20 PT.PSU Dept Catering Dispatcher Airport and Jetty
Heat
21 PT. Batam Samudra Formalities Noise
22 Radio Operator EMF
23 PT. Batam Samudra HSE Officer Noise
Noise
24 Drilling Material Man
Heat Source: Nasri, 2014
25 PT.PSU Dept Catering Transportation Cordinator Noise
Residual Risk for Ergonomic
Intrinsic Gravity Frequency
No Activity/ Location Job Description Duration (D) PM PR RR
(G) Score (F)

1 Kitchen Food Preparation 6 3 1 0 10 10

2 Cooking process 6 3 1 0 10 10

3 Dish Washing 6 3 1 0 10 10
Material Handling in the
4 6 2 1 0 9 9
kitchen
Material Handling from
5 6 2 1 0 9 9
cool storage

6 Laundry Material Handling 6 2 1 0 9 9

7 Cloth Arrangement 4 2 1 0 7 7

8 Loading-Unloading 6 2 1 0 9 9
Taking and Filling
9 6 1 1 0 8 8
Detergent

10 Finishing 4 3 1 0 8 8

11 HSE Room Working With PC 4 2 1 2 7 5


Navigation Trouble
12 6 2 -1 2 7 5
Shooting
13 Trouble Shooting 6 2 -1 2 7 5
Electrical
14 Charging Lamp 6 2 -1 0 7 7

15 Working with Computer 4 3 1 2 8 6

Source: Nasri, 2014


Residual Risk for Ergonomic
Activity/ Intrinsic Gravity
No Job Description Duration (D) Frequency (F) PM PR RR
Location (G) Score
16 Changing Lube Oil 6 3 -1 2 8 6
17 Working with Stand Drill 6 3 -1 2 8 6
18 Pump Repairing 6 3 -1 2 8 6
19 Mechanical Working with Computer 2 3 1 2 9 7
20 Chipping using Hand Tool 2 3 -1 2 4 2
21 Drilling using Hand Tool 2 3 -1 2 4 2
22 Brushing using Hand Tool 4 3 -1 2 6 4
23 Working with Computer and 2 3 1 0 6 6
24 Handling Phone
Material man/ Material Handling at High
6 2 0 2 8 6
Warehouse position
25 Material Handling at Low
6 2 0 0 8 8
Position
26 CCR Operator CCR 2 3 1 0 6 6
27 Working with Laptop 2 3 1 0 6 6
28 Laboratory Preparation 4 2 1 2 7 5
29 Analysis 6 2 1 2 9 7
30 Reading 4 2 1 2 7 5
31 Cellar Deck Oil Water Sampling – Flexion 6 1 1 2 8 6
32 Oil Water Sampling –
4 1 1 2 6 4
Squatting
33 Sub Cellar Deck Oil Water Sampling – Standing 2 1 1 2 4 2

Source: Nasri, 2014


Residual Risk for Ergonomic
Activity/ Intrinsic Gravity
No Job Description Duration (D) Frequency (F) PM PR RR
Location (G) Score
16 Changing Lube Oil 6 3 -1 2 8 6
17 Working with Stand Drill 6 3 -1 2 8 6
18 Pump Repairing 6 3 -1 2 8 6
19 Mechanical Working with Computer 2 3 1 2 9 7
20 Chipping using Hand Tool 2 3 -1 2 4 2
21 Drilling using Hand Tool 2 3 -1 2 4 2
22 Brushing using Hand Tool 4 3 -1 2 6 4
23 Working with Computer and 2 3 1 0 6 6
24 Handling Phone
Material man/ Material Handling at High
6 2 0 2 8 6
Warehouse position
25 Material Handling at Low
6 2 0 0 8 8
Position
26 CCR Operator CCR 2 3 1 0 6 6
27 Working with Laptop 2 3 1 0 6 6
28 Laboratory Preparation 4 2 1 2 7 5
29 Analysis 6 2 1 2 9 7
30 Reading 4 2 1 2 7 5
31 Cellar Deck Oil Water Sampling – Flexion 6 1 1 2 8 6
32 Oil Water Sampling –
4 1 1 2 6 4
Squatting
33 Sub Cellar Deck Oil Water Sampling – Standing 2 1 1 2 4 2

Source: Nasri, 2014


Recommendation
1. Occupational Health Management System
and Program Establishment
The Occupational Health Management System and Program needs to be
improved :
1. Occupational Health Management System (Manual, SOP and WI)
2. Occupational Health Programs

Source: Nasri, 2014


2. Occupational
Health Program
Occupational Health Programs need to be implemented:
1. Health Hazard Measurement: Noise Dose and Chemical dose.
2. Hearing Conservation Program
3. Chemical Management (ISO 31000) and GHS (Global Harmonized Systems)
Labeling.
4. Identification of Asbestos Contain Material (ACM) and Asbestos fiber concentration
on workplace
5. Training on Occ. Health for high risk workers ( helper, Technician, lead)
6. Training on Food Safety (HACCP) for Cook, and Doctor on board
7. Training on Food hygiene and house keeping for asst. cook and helper.
8. Training on Ergonomic especially Material Handling
9. Evaluation of waste water treatment process
10. Laboratory monitoring the qualty of food and vegetables regularly

Source: Nasri, 2014


3. Standard Operation Procedure (SOP)
and Training Development
SOP needed to be developed are:
1. Hazard Protection :
a. Hazard Identification
b. Measurement of risk
c. Risk management control
d. Health surveillance
e. Training and education
f. Lifting and carrying tools maintenance
g. Hazard & Exposure Record Keeping
h. Dehydration and performance
i. Engineering control for vibration at main deck around GTG equipments
j. Engineering control for noise sources such as GTG, GTC, Glycol Refrigerant Package and Mechanical Refrigerant Package

k. Engineering control of noise from water pump and water maker


Source: Nasri, 2014
3. Standard Operation Procedure (SOP) and Training
Development
2. Health Promotion :
a. Assess life style
b. Implementation OHS: Non smoking, personal hygiene and house keeping.
c. Information on health
d. Employment Assisstance Program
e. Health status record keeping
f. HACCP (Hazards Assessment Critical Control Program) for food safety
and sanitation
g. Ergonomic Training

Source: Nasri, 2014


4. Create Health Risk Assessment File (H-H-RAF)
 Health-Hazard-Risk assessment file (H-H-RAF) is the formal report of HRA activities which shall be
issued upon any completion.
 The previous HRA work sheet covering; Health hazard identification, chemical product inventory, health
risk rating and personal exposure data will be the main part of H-H- RAF.
 Other supporting information are also needed, but not limited to;
a. Description of HRA object (demography, process, facility, infrastructure, etc.
b. Personnel on board
c. Risk characterization
d. Specific medical check up
e. Action plan recommendation
 H-H-RAF shall be raised in to focus group discussion between HRA team and concern service/
department which in touch with the risk and is responsible to handle the recommended action plan. H-
RAF shall be updated at least biannually.

Source: Nasri, 2014


4. Create Health Risk Assessment File (H-H-RAF)
File penilaian Risiko-Bahaya Kesehatan (H-H-RAF) adalah laporan resmi kegiatan HRA yang
akan diterbitkan setelah selesai.
Lembar kerja HRA sebelumnya meliputi; Identifikasi bahaya kesehatan, inventaris produk
kimia, peringkat risiko kesehatan dan data paparan pribadi akan menjadi bagian utama dari
H-H-RAF.
Informasi pendukung lainnya juga diperlukan, namun tidak terbatas pada;
Deskripsi objek HRA (demografi, proses, fasilitas, infrastruktur, dll.
Personil di kapal
Karakterisasi risiko
Pemeriksaan kesehatan khusus
Rekomendasi rencana aksi
H-H-RAF akan diangkat dalam diskusi kelompok terfokus antara tim HRA dan
dinas/departemen terkait yang berhubungan dengan risiko dan bertanggung jawab untuk
menangani rencana tindakan yang direkomendasikan. H-RAF harus diperbarui setidaknya
dua kali setahun. Source: Nasri, 2014
4. Create Health Risk Assessment File (H-H-
RAF)
 Outline file (H-H-RAF) 6. Physical Risk
▪ Physical Risk Inventory
1. Summary ▪ Risk Analysis
2. Introduction 7. Biological Risk
3. General description ▪ Biological Risk Inventory
▪ Risk Analysis
▪ Geographical situation
8. Ergonomic Risk
▪ Process description
▪ Risk Analysis
9. Existing Risk Control
10. Similar Exposure Group Health Risk
4. Definition of the similar exposure Groups (SEG)
Assessment
5. Chemical Risk 9. Personal exposure
▪ Chemical Risk Inventory 10. Action Plan
▪ Protective Equipment 11. Medical surveillance
▪ Risk Analysis
12. Appendix
Source: Nasri, 2014
4.Create Health Risk
Assessment File (H-H-RAF)
 HRA Follow Up Action
1. All recommended action plan which are approved within H-RAF document shall be monitored both by HRA
team and concern service / department and shall be register
2. HRA team will be responsible to update the close out status on regular basis. Any close out supporting
document shall be kept by concern service/ department and a set of copy must be attached at H-RAF shall be
disseminated to all concern employees with regards to their particular health hazards exposure

Tindak Lanjut HRA


Semua rencana tindakan yang direkomendasikan yang disetujui dalam dokumen H-RAF harus dipantau baik
oleh tim HRA dan layanan / departemen terkait dan harus didaftarkan

Tim HRA akan bertanggung jawab untuk memperbarui status penutupan secara berkala. Setiap dokumen
pendukung penutupan harus disimpan oleh layanan/departemen terkait dan satu set salinan harus
dilampirkan di H-RAF harus disebarluaskan kepada semua karyawan terkait dengan paparan bahaya kesehatan
khusus mereka.

Source: Nasri, 2014


4.Create Health Risk
Assessment File (H-H-RAF)
 Health Hazard Mapping
1. As part of occupational health campaign and promotion, this SOP require each HRA team to
generate a health hazard mapping based on HRA activities and shall be posted at prominent
location in each sites.
2. Health hazards mapping shall be updated regularly following HRA updating on biannual basis. In
case of any additional HRA activities or change, should the mapping been updated also.

Pemetaan Bahaya Kesehatan


1.Sebagai bagian dari kampanye dan promosi kesehatan kerja, SOP ini mewajibkan setiap tim HRA untuk
membuat pemetaan bahaya kesehatan berdasarkan kegiatan HRA dan harus dipasang di lokasi yang
menonjol di setiap lokasi.

2. Pemetaan bahaya kesehatan harus diperbarui secara berkala mengikuti pembaruan HRA setiap dua
tahun sekali. Jika ada kegiatan atau perubahan HRA tambahan, pemetaan harus diperbarui juga.
Source: Nasri, 2014
Hearing Conservation Program
1. Develop: Company, Management, and Administration Standards.
2. Execute Noise Dose Measurement.
3. Develop OH Training Modules
4. Plan Audiometric Measurement for high risk workers.
5. Training Implementations for HLPP
6. Evaluate Noise Dose Measurement
7. Evaluate Training Module
8. Evaluate Audiometric Measurement
9. Evaluate Existing Engineering Controls
10. Evaluate PPE Performances
11. Develop Internal Audit Content
12. Audit HLPP Implementation
Source: Nasri, 2014
Guideline of The Industrial Hygiene Management System

Leadership Commitment
Commitment
5.Management OHS Policy&
Management 1. OH&S Policy And Organization
Review Review
Strategic IH (O & M)
Objectives
Management Review
Resources,
Documentation, 2.Planning
Continuous (Procedures)
Corrective Responsibilities
Action Improvement Manual , SOP,WI
1. IH-Legal (Standard)
2. IH-Goal & Plan
Health Risk 3. IH- Org.Structure
4.Checking Performance Assessment 3. DO 4. HIRAC (OH Hazards)
Assessment (HRA) 5. IH-OH Training,
1. OH Audit and (OH Audit &
Evaluation) Competency
2. Evaluation
Program 6. IH-OH Communication
3. Documentation
Planning and Annual Plan 7. IH-OH Documentation
4. Non Conformance Annual Report Implementation 8. IH-OH Program &
Preventive and
Implem’nt
Corr. Action
5. Performance Implementation and Operation
Monitoring
INDUSTRIAL HYGIENE Occupational Health Program
PROGRAM 1. Assessment Life Style / nutrition
1.IHMS Development Environment
2.HRA ( Health Risk Assessment) • Policy
3.Respiratory Protection Program • Non Smoking
4.Hearing Conservation Program (SOP) • Return to Work
5.Noise , vibration Measurement & • Drugs & Alcohol
workplace & personal dose 2. MCU & Fitness to Work
6.Chemical hazards in WP 3. First Aids Training
7.Benzene and metal in blood 4. Health Promotion
8.Heat Stress/fatigue 5. Information on Health
Source: Nasri, 2014
9.Food Hygiene/safety & Sanitation 6. Employee Assistance Programs
10.Food nutrition 7. Record Keeping
11.Vector, insect Control
12.Record Keeping
Reference
• Nasri, Syahrul. M. Health Risk Assessment. Lecture’s PPT
QUIZ 1 NILAI 100/ RANK 9 DARI 27

1. Substansi toksik dapat masuk ke dalam tubuh kemudian didistribuskan melalui darah
merupakan…Efek sistemik
2. Berikut yang bukan termasuk dalam monitoring area adalah…Pengukuran audiometri
3. Selama analisis di tempat kerja, seorang higiene industri mengidentifikasi dan
mengukur…Pajanan, prosedur kerja, dan risiko
4. Berikut alat yang dapat digunakan untuk mengukur heat stress di tempat kerja…Benar
Semua (Natural wet bulb temperature, Globe temperature, Dry bulb temperature)
5. Berikut ini yang bukan merupakan ruang lingkup dari higiene industri adalah…Analisis

1. yang bukan termasuk prinsip HI adalah... reliable


2. manakah yang termasuk monitoring personal? pengukuran metabolit
3. NAB yang sama sekali tidak boleh dilewati adalah...Ceiling
4. suatu bahan kimia sudah dikonfirmasi karsinogen termasuk kategori...A1
5. Corona virus dapat dikategorikan sebagai bahaya...biologi

You might also like