Professional Documents
Culture Documents
THE KING UPDATED
THE KING UPDATED
Tokoh:
1. Budiman Brojonegoro: kepala desa. Sang Agak gemuk, tinggi besar, Kostum:
koruptor yang takut istri. tradisional Jawa ningrat, blangkon
and keris.
2. Yang Yao Ping: istri kepala desa. Dominan Cantik, tinggi, putih, langsing.
dan galak. Kostum: chong sam
Entrance:
Japan: 3-4 people + Akahashi Nishimura: karate Dance
China: 3-5 people + Yang Yiao Yie, Tang Xiao Ping + Koh A Siong (Dancing)
Germany: 3-5 People: singing a German folksong
Indonesia: 10 – 12 vendors + 2 students wearing uniforms, bringing their belongings
(Veggies, school bags, etc). Dance: Hevanu Shallom + Tabuh Gendang or any other
traditional songs.
Keroncong: the school principal enters the stage from the back, riding an old bicycle, up to
the stage and reprimand the students playing truant.
Arman (Berlari : Attenttion!! Everyone, listen uuuup!! Woi Woi! Listen uuuppp!!
terengah-
engah dari (Singing proudly):
belakang) The One we are waiting for is coming!
Hai, all and everyone, be prepared!
The time is here, The King is here
Visiting His beloved ones
Ucok (logat Batak) Betul kali, Bang. Bukannya ada di peraturan negara kita?
Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Raja ada di sini,
atau Raja ada di sana, jangan kamu percaya (Matius 24:23). Lha, mana
mungkin pelayan istana bisa dapat bocoran beliau mau datang kesini??
Bang Jali AAAAhhh.. curiga aku jadinya. Aku jadi ingat Jadi, apabila orang
berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu
pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.
(Matius 24:26)
Ucok Jangan – jangaaaaannnn… Aaaah tak mungkin lah itu…
Bang Jali Jangan – jangan aaaapa, Cok??
Ucok Aaaahhh… Hmmmm… Mungkin… mungkin… aaaah tak mungkin lah itu
Bang jali Aaaapa, Coook? Bilang dong
Ucok Ogah ah.. Kalu aku salah, kepalaku mellayang nanti
Bang Jali Ah, kau ini. Kacau bener. Jangan mulai kalau tak mau mengakhiri
Ucok Maksud abang?
Bang Jali Jangan mulai bikin orang bertanya2 kalau gak niat menjawab!!
Ngeselin!
Ucok (tertawa)nsudahlah, bang Jali yang baik hati. Yuk kita siangi saja sawah
kita. Tak usahlah kita ikut2an yg lain. Sepertinya itu berita tidak benar.
Kita bekerrrrja saja.
Bang Jali Oke lah.. Raja mau datang, tidak datang, musim panen kita bentar lagi.
Ayo deh…
(Ucok dan Bang jail meninggalkan panggung. Lampu gelap)
Babak 2: Background:Pendopo Rumah Jawa (slide: projector). Sang kepala desa mondar
mandir dengan wajah resah.
Budiman : Menyanyikan:
Brojonegoro Celaka dua belas! Tiga belas! Empat belas!
Tak dinyana tak diduga
Becana datang tak dikira
Raja, oh Raja
Semuanya ini salahmu
Kau tunjukkan nikmat di hadapanku
Lebih kuat dari imanku
Babak 3 Lagu: gamelan sunda atau Jawa atau Keroncong atau angklung
atau kolintang. Dari belakang ruangan, Raja masuk dengan
ditandu oleh 4 pengawal. Kepala desa dan aparat megiringi dari
belakang diikuti penduduk2 desa.
Suasana pesta.
Penduduk desa, pejabat dan Sang Raja berpesta. Yao Ping jr.
berusaha menarik perhatian Sang Raja.
Babak 4
Raja dan Ajudan di dalam kamar: Raja duduk tenang dan terseyum2, ajudan mondar
mandir dengan gelisah.
Budi : Benar benar!! Kali ini kita keterlaluan, Yakub! Kalo sampe
ketangkep, habislah kita!
Yakub : Haha...tenaaaang, Budi... asal kau bisa menahan lidah dan tidak
menunjukkan tampang merasa bersalahmu itu, kita ngga akan
ketangkep seperti katamu itu.
Budi : Taaapi, Yakuuubbbb... kali ini kita menipu sebagai Raja.
RAAAAJAAAA!! Semakin kusebut namanya semakin menakutkan
rasanya...
Yakub : Lha jangan kau sebut namanya dong kalau begitu.
Dan mengapa kau biilang kita menipu? Kita tak pernah bilang
kalau kita raja. Mereka saja yg berpikir demikian. Kau lihat
saja...manusia itu mahluk paaaling gampang ditebak. Kita sdh tahu
bgaimana desa ini penuh dengan para pejabat korup dan rakyat
yang menderita karena mereka. Tunggu saja dan kau lihat, apa yg
akan dilakukan mereka. Ini rumah kepala desa kan? Kita lihat siapa
yg paling dulu akan muncul di pintu itu.
Budi : Hah! Yakin bener. Yang ada mungkin nanti bapak kepala desa
menggedor pintu beserta dengan prajurit dengan pedang
teracung!
Yakub : Tertawa santai. Mau bertaruh?
Budi : Yakub, aku sdh mulai lelah mengikuti sepak terjangmu disana sini.
Kita sdh pernah melakukan apa saja kecuali menipu orang satu
desa sekaligus! Kalo ketangkep, kita bisa masuk penjara, dipenggal
prajurit krn pura2 jadi raja, sebelum itu digebuki dulu sama orang
sekampuuunggg....waaahahahahahahaaaaa...hua huaaaa... mau
mati saja kok cari jalan paling sakit thoooooo.
Yakub : Huuuushhhh! (membekap mulut Budi) jangan nangis begitu dong!
Sudahlah! Kau lhat saja... ini aksi kita yg terakhir, besok kau
lihat...kita meninggalkan desa ini dengan tas dan kantung penuh
uang!
Budi : Hiksss... kau yakin?! (berusaha menghentikan tangis dan
menghapus air matanya) Uang aku suka, tp ngga mau mati
Yakub : Yaaaah kalo pun kantung gak penuh uang...setidaknya malam ini
kita bisa makan enak dan tidur di kasur yg empuk! (merebahkan
tubuh diatas tempat tidur)
Budi : (menggerutu) mau tidur enak saja resikonya berat bener!
Diluar kamar: kepala desa dan para pejabar desa berbisik2 dan saling mendorong untuk
menyuruh yg lain mengetuk pintu kamar. Yakub mendengar mereka berbisik2. Yakub cepat2
menyuruh Budi bersembunyi di bawah tempat tidur.
Yakub : Masuk!
Diluar, para pejabat desa semakin gugup dan akhirnya mereka mendorong Tedjo Prakoso ke
dalam kamar. Ketakutan dan gemetaran, sang Penjaga keamanan desa berhadapan
dengan sang Raja. Yakub berdiri tegap dan memandang Tedjo engan penuh kharisma. Budi
gemetaran di kolong tampat tidur.
Raja dan Tedjo berpandangan. Akhirnya Tedjo melemparkan kantung uang ke atas meja
dan lari keluar kamar.
Diluar, yg lain berbisik bisik berusaha memancing informasi dari Tedjo...yg hanya bisa
menggeleng2 kepala dan gemetaran.
Raja berdehem
Yakub : Ehem! Siapa di luar?
Para pejabat saling mendorong dan akhirnya mereka masuk bersama2.
: Kami, Baginda Raja.
Raja duduk dengan tegap di kursi, menatap penuh selidik. Beradu pandang dengan mereka
dan akhirnya para pejabat menunduk..ketakutan dan kalah wibawa.
Yakub : Ya?
Para pejabat : Menyanyikan:
Yakub : “I do not accept glory from human beings, but I know you. I know
that you do not have the love of God in your hearts. (John 5: 41)
Pejabat desa berpandangan, sangat ketakutan
Yakub : (Berdiri, bicara dengan perlahan, jelas dan penuh ancaman)
jangan dikira saya tidak melihat sekolah kalian yang hampir
ambruk! Anak2 bersorak sorai dengan pakaian baru tetapi perut
mereka buncit dan mata mereka kebar kelaparan! Jalanan yang
tadi kita lalui memang rapi, tetapi gang-gang antara rumah
penduduk penuh sampah dan genangan air. Kalian pikir saya buta
dan tidak melihat itu semua??
Para pejabat desa meratap ketakutan.
Yakub : Kemana dana yang saya kirimkan setiap tahun untuk
pembangunan desa ini? Hmmh! Kalian pikir aku raja yang bodoh
dan tidak mempedulikan sepak terjang bawahan2ku?
Kalian ingat hukuman untuk para pejabat yang berani menipu dan
membawa kesengsaraan bagi rakyatku?
: (berdesis) PANCUNG!!!
Para pejabat desa menangis ketakutan.
Budiman : Apakah tidak ada yang dapat kami lakukan untuk menutupi
Brojonegoro pelanggaran2 kami, Yang mulia Raja?
Yakub : Kau pikir perbuatan baikmu dapat menutupi pelanggaran2 mu dan
menyelamatkan kalian dari maut!?
Para pejabat tiarap dan berteriak ketakutan. Yakub menahan tawa. Budi terpingkal2 tanpa
suara dibalik tempat tidur.
Yakub : Kalian masih ingat undang-undang kita?
Yao Ping dan yakub berpandangan mesra. Budi berjingkrak2 di belakang Yao Ping sambil
menunjuk jam tangan
Yakub : Tidak baik laki2 dan perempuan berduaan dalam kamar.
Kembalilah ke kamarmu. Besok, aku akan bicara dengan Pak
Budiman.
Yao Ping : (dengan manja) Janji?
Yakub : Dengan seluruh hatiku. You have my heart and my soul in your
hands ( dibalik tempat tidur Budi menahan muntah)
Yao Ping memberi salam dan keluar dari kamar. Budi keluar dari persembunyian dan
menimpuk Yakub dengan sandalnya. Tengah memukuli Yakub dengan guling, pintu diketok.
Diluar kamar, para pejabat desa saling mendorong.
Yakub : Masuk!
Satu per satu pejabat desa menaruh persembahan mereka diatas meja. Yakub memeriksa
satu persatu dan menunjukkan wajah tidak puas. Para pejabat berpandangn lalu membuka
seluruh perhiasan mereka dan menaruhnya di meja. Yakub masih menatap dengan dingin.
Akhirnya para pejabat mengeluarkan seluruh harta yang mereka sembunyikan di dalam
sepatu dll. Akhirnya Yakub mengangguk.
Yakub : Sekarang saya akan beristirahat. Perjalanan dari ibu kota sangat
panjang dan melelahkan. Jangan ganggu saya sebelum saya keluar
kamar.
Budiman : Baik, Paduka. Selamat tidur.. Eeehhh… apakah paduka
Brojonegoro mengampuni kami?
Yakub : Tergantung. Apakah kalian sudah memberikan yang terbaik? Kita
lihat saja. Besok saya akan memeriksa semua data dan
pembukuan. Siapkan semuanya
Para pejabat berpandangn dengan gelisah
Yakub : Keluar!
Para pejabat memberi hormat dan keluar kamar. Budi keluar dari persembunyian dan
mengagumi semua perhiasan di meja dengan Yakub.
Yakub : Lihat kaaannn? Kita kayaaaaa!! Hahaha…
Budi : (sambil mengenakan perhiasan) ganteng nggak aku? Ayo,
bereskan semuanya. Kita cabut sebelum fajar yaaa
Yakub : Oke. Aku jemput Yao Ping yaaa
Budi : Jangaaaaannnn!!!!
Yakub : Yakub menatap memohon.
Budi : Kau penipu kan? Kau bilang buat penipu, pintar itu KEWAJIBAN.
Yakub : Ya deeeeehhhhhhhhhh…. Tapi kan…
Budi : Nggak!!
Yakub : Tap..
Budi : Nggaaaakkkk
Yakub : Hiksss…
Budi : Sudah, beresi ini. Yukkk.. Kita benar2 harus keluar dari desa ini
SEBELUM FAJAR MENYINGSING!!
Yakub : (dengan enggan) Ya, deeehhh (mereka berdua memberesi
barang2 dan meninggalkan panggung)
Babak 5
Total darkness. A rooster is screaming.
German: ………………………………
English: That chicken is STILL ALIVEEE??!!!
Chinese: A: ……………………..
B: ……………………..
Japanese: A: …………………….
B: …………………….
Indonesian: Woi!! Tole! Diam! Aku hitung sampai 3. Diam atau ku
masak kau! Satu!
(Rooster)
Dua!
(Rooster + Chocked)
Tiga!!
Silent.