Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 14
PERJANJIAN KERJA ANTARA PT. INDO MINERAL MINING DENGAN T. MUHAMMAD HENDRI EDIANTO MAILIA DWI ASTUTI TENTANG JASA TENAGA AHLI PENGAWALAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN, PENYUSUNAN ESTATE REGULATION KAWASAN INDUSTRI DI KABUPATEN MOROWALI UTARA Nomor : 72/IMM-TM/VII/2024 Perjanjian Kerja Jasa Tenaga Abli Pengawalan Proyek Strategis Nasional dan Penyusunan Estate Regulation Kawasan Industri PT Indo Mineral Mining (PT.IMM) di Kabupaten Morowali Utara (selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian”) ini dibuat, disetujui dan ditandatangani pada hari Jumat tanggal Empat bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh Empat (04-07-2024) oleh dan antara : Ts PT Indo Mineral Mining, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, beralamat kantor di Jalan Pengayoman Jasper III Nomor 7-9 Yang mana dalam hal ini diwakili oleh Samsul Alam Paddo, S.H, selaku Direktur, berdasarkan Akta perubahan terakhir perseroan Nomor 123 tanggal 13 September 2022 yang dibuat di hadapan Sahabuddin Nur, SH.,MKn. Notaris di Makassar, dan sesuai surat penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU- 0068782.AH.01.02.Tahun 2022 tertanggal 23 September 2022 oleh karenanya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama PT. Indo Mineral Mining, untuk selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai Pihak Pertama. Dan, mL. m1. T Muhammad Hendri Edianto, Warga Negara Indonesia, lahir di P. Siantar, 21 Januari 1976, beragama Islam, Pekerjaan Konsultan, Jenis Kelamin Laki-laki, Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan dengan NIK. 1271192101760003, bertempat tinggal di JI. Sendok No. 34 Medan, Kelurahan Sei Putih Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, Mailia Dwi Astuti, Warga Negara Indonesia, lahir di Bandung, 02 Mei 1991, beragama Islam, Pekerjaan Konsultan, Jenis Kelamin Perempuan, Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan dengan NIK. 3277034205910021, bertempat tinggal di JI. Puri Mas Dalam No.61, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, untuk selanjutnya Pihak II dan IIT dalam perjanjian ini disebut sebagai Pihak Kedua. Pihak Pertama dan Pihak Kedua bersama-sama dalam Perjanjian ini disebut sebagai Para Pihak. Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal berikut ini: a. Bahwa Pihak Pertama merupakan Perusahaan yang bergerak di bidang Pertambangan Nike! memiliki lahan yang terletak di Kabupaten Morowali Utara dan akan Mendirikan Kawasan Industri dengan luasan 2500 Hektar. b. Bahwa Pihak Kedua merupakan Konsultan dan/atau Tenaga Abli yang memiliki keahlian, kemampuan, dan pengalaman, dalam bidang Pengawalan Proyek Strategis Nasional dan Penyusunan Estate Regulation Kawasan Industri PT Indo Mineral Mining (PT.IMM). ¢. Bahwa Pihak Pertama hendak menggunakan jasa Pihak Kedua untuk melakukan Pekerjaan Pengawalan Proyek Strategis Nasional dan Penyusunan Estate Regulation Kawasan Industri PT Indo Mineral Mining (PT.IMM) milik Pihak Pertama; dan 4. Atas kehendak dari Pihak Pertama tersebut pada huruf (c), Pihak Kedua menyatakan setuju, dan selanjutnya hal-hal terkait pelaksanaan pekerjaan dimaksud dituangkan dalam suatu perja i Berdasarkan hal tersebut, Para Pihak selanjutnya sepakat untuk tunduk dan terikat pada Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut: Pasal1 Obyek dan Ruang Lingkup (a) Objek dalam Perjanjian ini adalah Pekerjaan Pengawalan Proyek Strategis Nasional dan Penyusunan Estate Regulation Kawasan Industri PT Indo Mineral Mining (PT.IMM) di Kabupaten Morowali Utara (selanjutnya disebut sebagai “Pekerjaan” ) milik Pihak Pertama, (2) Ruang lingkup pekerjaan yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah sesuai yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) Tenaga Ahli Kawasan Industri PT. Indo Mineral Mining tertanggal 04 Juli 2024, yang diajukan oleh Pihak Kedua dan telah disetujui serta disepakati oleh Para pihak (sebagaimana RAB tersebut terlampir pada Lampiran-1 yang dilekatkan dan merupakan satu kesatuan serta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini), antara lain: a. Pihak Kedua sebagai Tenaga Abli akan melaksanakan Pengawalan seluruh progress dalam pembuatan Kawasan Industri PT Indo Mineral Mining sampai Kawasan Industri ditetapkan dan/atau disahkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh Presiden Republik Indonesia. Adapun tugas dan tanggung jawab tenaga abli termasuk: -melakukan Review Masterplan dan Feasibility Study, memberi masukan dan revisi tethadap kekurangan dokumen, melaksanakan presentasi kepada stakeholder yang berkaitan langsung dengan proses pengajuan Proyek Strategis Nasional. ~Melakukan review dan presentasi materi regulasi dokumen Masterplan, Feasibility Study kepada stakeholder terkait, membuat list perizinan yang dibutuhkan untuk kawasan industri PT Indo Mineral Mining. b. Pihak Kedua sebagai Tenaga Ahli akan menyusun Dokumen Estate Regulation yang outputnya berupa Dokumen tata tertib kawasan, melakukan pengawalan Kawasan Industri sampai terbitnya SK TUKI (Surat Keputusan Izin Usaha Kawasan Industri) dari Kementrian Perindustrian, membentuk tim Tenaga Ahli untuk masing-masing ‘Komponen diantaranya: ~ Tenaga Abli Perencanaan Wilayah ~ Tenaga Ahli Industri - Tenaga Abli K3 - Tenaga Ahli Lingkungan - Tenaga Ahli Regulasi Industri (3) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan pekerjaan, diketahui bahwa terdapat komponen. atau kekurangan yang berada di luar ruang lingkup dan/atau spesifikasi pekerjaan yang, telah disepakati dalam Perjanjian ini, maka Pihak Kedua wajib menyampaikan rincian pekerjaaan tambah/kurang kepada Pihak Pertama atau wakilnya untuk kemudian pekerjaan tambah/kurang tersebut dapat disepakati oleh Para Pihak dalam kesepakatan tersendiri, terpisah dari Perjanjian ini. (4) Pihak Kedua tidak diperkenankan melakukan pekerjaan tambah/kurang tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama. Dalam hal ketentuan ini dilanggar oleh Pihak Kedua, maka Pihak Pertama berhak memerintahkan kepada Pihak Kedua untuk tidak melakukan pembayaran atas hasil pekerjaan tersebut dan segala biaya yang timbul atas dilakukannya pekerjaan tambah/kurang itu menjadi beban dan tanggungjawab Pihak Kedua sepenuhnya. (5) Pihak Kedua tidak diperkenankan menunjuk pihak lain sebagai sub rekanan / sub kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan sebagai ini, kecuali atas persetujuan tertulis dari Pihak Pertama, dengan ketentuan Pihak Kedua wajib menanggung segala biaya, resiko, kerugian, dan atau tanggungjawab yang timbul atas penunjukan tersebut tanpa melibatkan Pihak Pertama. (© Dalam hal apabila untuk melaksanakan pekerjaan ini Pihak Kedua dibantu oleh Staf, asisten, Karyawan, dan/atau tenaga kerja dari Pihak Kedua sendiri, Maka segala biaya dan akibat yang timbul menjadi beban serta tanggung jawab Pihak Kedua Sepenuhnya tanpa melibatkan Pihak Pertama, dari dan oleh karenanya Pihak Pertama dilepaskan/dibebaskan dari hal ini. Pasal 2 Biaya Jasa, Komponen, dan Pembayaran (1) Atas pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Pihak Kedua scbagaimana tersebut pada Pasal 1, Pihak Pertama akan membayarkan kepada Pihak Kedua biaya jasa yang telah disepakati Para Pihak dan sebagaimana tercantum pada Lampiran-1 sebesar Rp. 462.000.000,- (empat ratus enam puluh dua juta rupiah) untuk selanjutnya dalam perjanjian ini disebut (“biaya jasa”). (2) Adapun rincian biaya sebagaimana ayat (1) dan tata cara pembayaran sesuai RAB sebagaimana Lampiran 1 perjanjian ini, akan diatur sebagai berikut: a. RAB Jasa Tenaga Abli untuk Pengawalan Proyek Strategis Nasional (sn): No | Tenis Biaya Satuan ‘Sub Jumlah (RP) T_| Biaya Langsung Personil 1, TAPerancangan Wilayah | 1LS 75.000.000 [__2. TA Regulasi Perizinan 18 75.000.000 ‘Sub Jumlah 150.000.000 T_| Biaya Langsung Non Personil / 1. Biaya Transportasi 118 4.500.000 2, _Biaya Harian Rapat its 7.500.000 | ‘Sub Jumlah 12,000.000 Jumlah: Seratus Enam Puluh Dua Juta Rupiah 162.000.000 ‘Tata cara pembayaran akan dilaksanakan bertahap sebagai berikut: - Pembayaran Down Paymen sebesar 20% (Dua Puluh Persen) akan dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua pada saat Perjanjian ini di tanda tangani atau setelah Pihak Kedua menyerahkan asli Invoice atau Tagihan kepada Pihak Pertama. - Pembayaran Kedua sebesar 30% (Tiga Puluh Persen) akan dibayarkan oleh Pihak Pertama Kepada Pihak Kedua pada saat seluruh dokumen telah di presentasikan kepada Stakeholder dan sampai revisi akhir oleh KPPIP (Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas). Dibuktikan dengan laporan progres pekerjaan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama. - Pembayaran Ketiga atau Pelunasan sebesar 50% (Lima Puluh Persen) akan dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua setelah terbit dan disahkan Proyek Strategis Nasional oleh Presiden Republik Indonesia, dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) hasil pekerjaan yang ditanda tangani oleh Para Pihak. b. RAB Jasa Tenaga Ahli Penyusunan Estate Regulation Kawasan Industri: No Tenis TA Tumlah | satuan | Sub Jumlah (RP) 1 | TAPerencanaan Wilayah [1 [Orang 60.000.000 2 | TAIndustri ar [Orang 60.000.000 3 | TAK3 1 Orang 60.000.000 4_| TALingkungan 1 Orang 60.000.000 5 _| TARegulasi Industri 1 Orang 60.000.000 Jumilah: Tiga Ratus Juta Rupiah '300.000.000 Tata cara pembayaran akan dilaksanakan secara bertahap sebagai berikut: 4 Ke - Pembayaran Down Paymen sebesar 20% (Dua Puluh Persen) akan dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua pada saat Perjanjian ini di tanda tangani atau setelah Pihak Kedua menyerahkan asli Invoice atau Tagihan kepada Pihak Pertama. - Pembayaran Kedua sebesar 30% (Tiga Puluh Persen) akan dibayarkan oleh Pihak Pertama Kepada Pihak Kedua pada saat scluruh dokumen pedoman Tenaga Ahli siap di presentasikan kepada Stakeholder dan diajukan Izin Usaha Kawasan Industri ke Kementerian Perindustrian, Dibuktikan dengan laporan Progress pekerjaan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama. - Pembayaran Ketiga atau Pelunasan sebesar 50% (Lima Puluh Persen) akan dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua setelah terbit dan disahkan Izin Usaha Kawasan Industri oleh Kementrian Perindustrian berikut telah diserahkan seluruh dokumen pedoman yang telah dibuat oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) hasil pekerjaan yang, ditanda tangani oleh Para Pihak. (g) Para Pihak sepakat bahwa Tidak ada biaya lain yang timbul dan/atau akan dikeluarkan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua selain harga tersebut pada ayat (1) pasal ini, baik itu berupa Fee atau insentif lainnya, dari dan olehkarenanya biaya sebagaimana tersebut pada ayat (1) bersifat tetap hingga selesainya seluruh pekerjaan sesuai kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian ini . (4) Pembayaran biaya jasa sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : © Transfer melalui rekening Bank © Cabang * Nomor Rekening + Atas Nama Pemilik Rekening : (5) Atas pembayaran tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, Pihak Kedua wajib memberikan bukti pembayaran/ kwitansi kepada Pihak Pertama paling lambat 3 (tiga) hari sejak pembayaran dilakukan oleh Pihak Pertama dan telah dikonfirmasi kepada Pihak Kedua. (© Para Pihak sepakat segala beban pajak yang timbul atas pelaksanaan perjanjian ini menjadi beban dan wajib dipenuhi oleh masing-masing pihak sesuai ketentuan peraturan perpajakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali disepakati lain dan diatur lain dalam Perjanjian ini. Pasal 3 Jangka Waktu Pelaksanaan (1) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak Kedua berakhir pada saat seluruh pekerjaan sebagaimana disebut dalam Pasal 1 ayat (2) terpenuhi yaitu Pengesahan Proyek Strategis Nasional kawasan Industri PT Indo Mineral Mining oleh Presiden Republik Indonesia, dan Pengesahan Izin Usaha Industri disahkan oleh Kementerian Perindustrian. 5 4, 3 \ Pasal 4 Hasil Pekerjaan @) Pihak Kedua wajib melaporkan secara tertulis Progress / perkembangan hingga penyelesaian pekerjaan dan telah mendapatkan persetujuan dari Instansi yang berwenang, berikut menyerahkan hasil pekerjaan nya kepada Pihak Pertama. (2) Pihak Pertama berhak untuk melakukan pemeriksaan/pengecekan hasil pekerjaan yang diserahkan oleh Pihak Kedua. (3) Penyerahan hasil pekerjaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini wajib dituangkan dalam suatu Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan yang ditandatangani oleh Para Pihak dan/atau masing-masing wakil yang ditunjuk setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan bersama dengan hasil yang diterima dan disetujui oleh Para Pihak. Pasal 5 Kewajiban Masing-masing Pihak (2) Tanpa mengesampingkan kewajiban-kewajiban lainnya yang tercantum dalam erjanjian ini, Pihak Pertama berkewajiban : a. Membayarkan kepada Pihak Kedua seluruh biaya jasa pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 2 Perjanjian ini; b. Memberikan akses kepada Pihak Kedua untuk dapat melaksanakan pekerjaan Jasa penyusunan estate regulation dan pengawalan proyek strategis nasional kawasan industri PT. Indo Mineral Mining milik Pihak Pertama; c. Mempersilahkan Pihak Kedua melaksanakan pekerjaan sebagaimana disepakati dalam perjanjian ini, tanpa halangan dari Pihak Pertama; d. Menyediakan Informasi terkait dokumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan dilaksanakan oleh Pihak Kedua; . Menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST) apabila pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak Kedua telah selesai dengan baik sesuai kesepakatan Para Pihak; dan f. Mematuhi ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini. (2) Tanpa_mengesampingkan kewajiban-kewajiban lainnya yang tercantum dalam perjanjian ini, Pihak Kedua berkewajiban: a. Melaksanakan dan menyelesaikan scluruh pekerjaannya dengan baik sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat (2) perjanjian ini. b. Mematuhi arahan/instruksi dari Pihak Pertama berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini. ¢. Melaporkan progress pelaksanaan pekerjaan berikut hasilnya kepada Pihak Pertama sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian ini dan/atau apabila sewaktu- waktu diminta oleh Pihak Pertama; d. Melepaskan/membebaskan Pihak Pertama dari permintaan ganti rugi tuntutan, gugatan dan/atau tanggungjawab atas segala akibat yang timbul atas hasil pekerjaan Pihak Kedua. e. Memberikan kepada Pihak Pertama bukti tanda terima pembayaran / kwitansi yang sah atas pembayaran biaya jasa sebagaimana tersebut pada Pasal 2 perjanjian ini. £ Menyerahkan kepada Pihak Pertama, seluruh hasil pekerjaan yang telah disepakati Para Pihak berdasarkan perjanjian ini; dan g- Mematuhi ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini. Pasal 6 Hak Masing-Masing Pihak (a) Pihak Pertama berhak: a. Menerima dari Pihak Kedua laporan progress pelaksanaan pekerjaan dan hasil yang telah dikerjakan oleh Pihak Kedua sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Pihak Pertama sebagaimana diatur dalam ruang lingkup perjanjian ini. b. Memberikan arahan kepada Pihak Kedua berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, dalam hal jika sewaktu-waktu diperlukan; ¢. Melakukan pemeriksaan dan pengecekan pelaksanaan pekerjaan Pihak Kedua dan/atau atas hasil pekerjaan yang diserahkan oleh Pihak Kedua, 4. Memberikan teguran lisan dan/atau tertulis kepada Pihak Kedua jika terdapat penyimpangan atas pelaksanaan pekerjaan dan/atau hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian ini dan/atau yang tercantum dalam lampiran penawaran; e. Menerima seluruh hasil pekerjaan Pihak Kedua dibuktikan dengan berita acara serah terima (BAST) hasil pekerjaan yang ditanda tangani olch Para Pihak; £ Menerima dari Pihak Kedua bukti tanda terima pembayaran / kwitansi yang sah atas pembayaran biaya jasa sebagaimana tersebut pada Pasal 2 perjanjian ini. 8. dilepaskan/dibebaskan dari permintaan ganti rugi dan/atau tanggungjawab atas segala akibat yang timbul atas hasil pekerjaan Pihak Kedua. h. Menangguhkan pembayaran biaya jasa kepada Pihak Kedua hingga dilaksanakanya/diselesaikanya pekerjaan oleh Pihak Kedua sesuai dengan Ketentuan dalam Perjanjian ini, dalam hal apabila ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengecekan Pihak Pertama terdapat kondisi/fakta hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian ini. (2) Pihak Kedua berhak: a, Memperoleh akses untuk memperoleh informasi, data, dan/atau memasuki lokasi kerja sehubungan untuk dapat melaksanakan pekerjaan dari Pihak Pertama sesuai ruang lingkup yang tercantum dalam perjanjian ini; b. Menerima dari Pihak Pertama pembayaran biaya jasa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 2 Perjanjian ini, 7 ty} We ¢. Memberikan masukan atas arahan/instruksi dari Pihak Pertama berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, dengan tetap memperhatikan kepentingan dari Pihak Pertama; 4. Melaksanakan pekerjaan scbagaimana disepakati berdasarkan perjanjian ini , tanpa halangan dari Pihak Pertama. Pasal 7 Larangan Bagi Masing-Masing Pihak (2) Pihak Pertama dilarang : a. Menghalang-halangi Pihak Kedua dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai perjanjian ini; b. Secara sengaja menunda-nunda pembayaran biaya jasa yang menjadi hak Pihak Kedua, tampa alasan dan/atau pemberitahuan apapun kepada Pihak Kedua; ¢. Melakukan pemutusan dan/atau perubahan sepihak atas perjanjian ini tanpa pemberitahuan kepada Pihak Kedua. (2) Pihak Kedua dilarang : a. Mengalihkan persetujuan Pihak Pertama dan/atau perjanjian ini, baik untuk Sebagian dan /atau keseluruhan kepada pihak lain; b. Menunjuk rekanan dan/atau sub kontraktor yang melaksanakan pekerjaan sesuai apa yang disepakati Para Pihak dalam perjanjian ini, tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama; ¢. Menelantarkan dan/atau tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai apa yang disepakati serta diatur dalam perjanjian; Pasal 8 Sanksi dan Denda (2) Dalam hal Pihak Pertama tidak membayar biaya jasa yang menjadi hak Pihak Kedua sesuai kesepakatan dalam Perjanjian ini, maka: a. Pihak Kedua berhak memberikan somasi atau teguran secara tertulis kepada Pihak Pertama sebanyak 3 (tiga) kali dengan jarak antara satu somasi dengan somasi lainnya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari; b. Dalam hal 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat somasi ketiga Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada huruf a, Pihak Pertama tetap tidak memenubi Kewajibannya tersebut, maka Pihak Kedua berhak untuk memutus dan mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak Pertama. (2) Dalam hal Pihak Kedua tidak melaksanakan salah satu atau lebih kewajiban dan/ atau melanggar ketentuan larangan dalam Perjanjian ini, maka: a. Pihak Pertama berhak memberikan somasi atau teguran secara tertulis kepada Pihak Kedua sebanyak 3 (tiga) kali dengan jarak antara satu somasi dengan somasi lainnya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari; b. Dalam hal 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat somasi ketiga Pihak Pertama sebagaimana dimaksud pada huruf a, Pihak Kedua tetap tidak memperbaiki kesalahan dan/ atau kelalaiannya, maka Pihak Pertama berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak Kedua. th WA ee (3) Pemberian somasi atau teguran tertulis sebagaimana tersebut pada ayat (2) pasal ini tidak menghapuskan hak Pihak pertama untuk mengenakan denda keterlambatan kepada Pihak Kedua sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari total biaya jasa sebagaimana tersebut pada Pasal 2 ayat (1) perjanjian ini, untuk setiap hari keterlambatan hingga paling maksimal mencapai 5% (lima persen). (4) Pada setiap bulan dari jadwal yang telah disepakati bersama, maka kemajuan pekerjaan akan ditinjau kembali apakah telah memenuhi persentase dan kualitas pekerjaan yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini. Apabila terdapat keterlambatan lebih dari 50 ima puluh) hari terhadap jadwal atau hal-hal lain seperti disebutkan dalam syarat- syarat Perjanjian ini, maka Pihak Pertama dapat mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak. ee pada pasal ini dan/ atau Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan sesuai spesifikasi Pekerjaan, maka Pihak Pertama berhak untuk menunjuk (Pihak Ketiga) atau pihak lain untuk melanjutkan Pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam perjanjian dan selisih biaya Pekerjaan yang mungkin timbul karena penunjukkan Pihak Ketiga atau pihak lain tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya dan dengan ini Pihak Kedua memberikan kuasa penuh dan tidak dapat ditarik Kembali kepada Pihak Pertama untuk memotong langsung biaya atau selisih tersebut dari tagihan yang belum dibayarkan oleh Pihak Pertama ke Pihak Kedua dan bila terdapat kekurangan, maka Pihak Kedua wajib membayar secara tunai dan seketika lunas pada saat penagihan pertama dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua. (6 Dengan adanya pengakhiran perjanjian sebagai akibat terpenuhinya ketentuan pada pasal ini, tidak menghapuskan kewajiban masing-masing pihak yang telah timbul sebelum berakhirnya Perjanjian, termasuk kewajiban denda sebagai sanksi dalam Pasal ini. Pasal 9 Force Majeure ) Apabila terjadi force majeure, yaitu keadaan di luar kekuasaan Para Pihak yang secara langsung mengakibatkan salah satu pihak atau Para Pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini, namun tidak terbatas pada kejadian berupa: gempa bumi, angin topan, banjir, kebakaran, tanah longsor, pemogokan umum, demonstrasi. massa, penjarahan, huru-hara, pemberontakan, perang dan gangguan industri lainnya, maka Para Pihak akan merundingkan kembali syarat dan ketentuan di dalam Perjanjian ini dan mencari jalan penyelesaian terbaik untuk mengatasi akibat- akibat yang mungkin timbul dari force majeure tersebut. (2) Apabila terjadi force majeure maka pihak yang terkena dampak wajib memberitabukan secara lisan dan/atau tertulis kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari tethitung sejak terjadinya force majeure. (3) Keterlambatan pelaksanaan kewajiban dalam Perjanjian ini oleh salah satu pihak yang diakibatkan oleh karena terjadinya force majeure tidak dapat dikenai sanksi dan/ atau ganti rugi, sepanjang pihak yang terkena dampak force majeure telah melakukan pemberitahuan sebagaimana tersebut dalam ayat (2) pasal ini dan telah pula pemberitahuan tersebut diterima oleh pihak lainnya dalam perjanjian ini. (4) Apabila terjadi force majeure maka jangka waktu pelaksanaan perjanjian ini dapat ditangguhkan dan/ atau diperpanjang berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. 9 a w 3 we (5) Segala akibat yang timbul berkenaan dengan adanya force majeure ini akan diselesaikan secara musyawarah oleh Para Pihak, akan tetapi hal ini tidak menghapuskan hak masing-masing Pihak untuk menyelesaikannya melalui pengadilan. (6) Segala perubahan syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini yang disepakati oleh Para Pihak karena adanya force majeure dinyatakan secara tertulis dan merupakan bagian Addendum dari Perjanjian i Pasal 10 Pengakhiran Perjanjian (a). Perjanjian ini berakhir, apabila: a. Jangka waktu sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini berakhir; atau b. Para Pihak sepakat mengakhiri perjanjian sebelum jangka waktu Perjanjian sesuai Pasal 3 berakhir; atau ¢. Diakhiri oleh salah satu pihak akibat tidak terpenubinya salah satu kewajiban dalam Perjanjian ini setelah dilakukan teguran secara tertulis oleh pihak yang dirugikan dan pihak yang lalai tetap tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini. sebagaimana hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 8 tentang Sanksi dan Denda; dan/atau 4. berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan Perjanjian ini batal atau berakhir. (2) Terhadap pengakhiran Perjanjian ini, Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. (3) Dalam hal salah satu atau lebih pasal dalam Perjanjian ini dinyatakan batal oleh putusan pengadilan, tidak menyebabkan batal atau berakhirnya Perjanjian ini secara keseluruhan dan Para Pihak sepakat untuk melakukan addendum terhadap ketentuan tersebut agar Perjanjian ini tetap dapat dilaksanakan. (4) Dalam hal Perjanjian ini berakhir atas dasar kesepakatan Para Pihak, maka hal-hal terkait pengakhiran Perjanjian akan disepakati lebih lanjut oleh Para Pihak dalam kesepakatan pengakhiran. (5) Dalam hal terjadi pemutusan dan pengakhiran perjanjian secara sepihak oleh salah satu pihak sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf c, maka Para Pihak sepakat: a. Apabila Pihak Kedua telah melaksanakan pekerjaan namun tidak sesuai ruang Tingkup sebagaimana tersebut Pada Pasal 1 ayat (2) maka Pihak Kedua tidak berhak untuk menuntut pembayaran atas pekerjaan yang telah dilaksanakannya; dan b. Apabila Pihak Kedua telah melaksanakan pekerjannya dengan baik, tanpa adanya keluhan dari Pihak Pertama, maka terhadap segala pembayaran atau pekerjaan yang telah dilakukan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua, tidak dapat ditarik kembali oleh Pihak Pertama. (6) Dalam rangka melakukan perhitungan pembayaran dan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini wajib diperhitungkan atas dasar kesepakatan Para Pihak atau apabila tidak mencapai kesepakatan, maka didasarkan pada hasil perhitungan pihak kompeten independen yang ditunjuk dan disepakati oleh Para Pihak. 10 4E Gt aa Pasal 11 Pajak Pihak Pertama dan Pihak Kedua masing-masing sepakat menanggung dan bertanggungjawab untuk memenuhi segala beban pajak yang timbul atas pelaksanaan perjanjian ini sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku di Negara Republik Indonesia . Pasal 12 Penyelesaian Perselisihan (2) Apabila timbul perselisihan antara kedua belah pihak akibat dari perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara musyawarah untuk mufakat. (2) Jangka waktu pelaksanaan negosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selama 30 (tiga puluh) Hari Kerja terhitung sejak dimulainya musyawarah. (3) Segala kesepakatan yang dihasilkan oleh Para Pihak dari hasil musyawarah yang telah tercapai mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dinyatakan secara tertulis dan dituangkan dalam suatu perjanjian yang kemudian dikuatkan melalui fiat pengadilan yang berwenang. (4) Apabila dalam musyawarah perselisihan tersebut tidak dapat terselesaikan dalam jangka ‘waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, maka kedua belah pihak untuk membawa perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri di Makassar. Pasal 13 Addendum Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian ini atau perubahan-perubahan dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam Addendum Perja yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini dan/atau perjanjian tersendiri. Pasal 14, Ketentuan Lain-Lain ) Perjanjian ini berlaku dan mengikat terhitung sejak ditandatangani oleh Para Pihak, hingga berakhimnya jangka waktu pelaksanaan sebagaimana tersebut dalam ketentuan Pasal 3 perjanjian ini tentang Jangka Waktu Pelaksanaan. (2) Judul pasal per pasal dalam Perjanjian ini tidak dimaksudkan sebagai penafsiran mengenai isi pasal tersebut dan hanya berfungsi sebagai referensi. (3) Dalam hal terdapat ketentuan dalam Perjanjian ini yang menunjuk pada satu atau lebih pasal yang salah, maka ketentuan tersebut harus dibaca dan diartikan dengan menunjuk pasal yang benar. v A Le (4) Perjanjian ini memuat keseluruhan kesepakatan Para Pihak, tidak ada kesepakatan atau janji yang mungkin dinyatakan oleh Para Pihak sebelum ataupun sesudah Perjanjian ini ditandatangani namun tidak dinyatakan secara tertulis dalam Perjanjian ini yang berlaku mengikat bagi Para Pihak. (5) Para Pihak dengan ini mengakui dengan sebenarnya dan memahami secara keseluruhan isi Perjanjian ini sebelum menandatanganinya dan masing-masing Pihak telah mendapatkan asli Perjanjian ini Demikian perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap yang masing-masing mempunyai kedudukan dan kekuatan hukum yang sama, dan bermaterai cukup sebagai bukti yang sah serta ditanda tangani PARA PIHAK dan berlaku Sejak Tanggal, Bulan dan Tahun sebagaimana tersebut diawal perjanjian. PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA T (MAD HENDRI EDi TENAGA AHLI MAILIA DWI ASTUTI TENAGA ALI MENGETAHUI PT. INDO MINERAL MININt HLTA AR. 2 Keterangan: RENCANA ANGGARAN BIAYA TENAGA AHLI PENYUSUNAN ESTATE REGULATION KI Cree oc 1 TAPerencanaan Wiayah 1 orang 2 TAlndusti 1 orang 3 TAK 1 orang 4 TALinghungan 1 orang 5 TAReguias! Indust 1 orang Juma 1. Biaya tersebut merupakan biaya lumpsum sampai selesai produk dokumen Estate Regulation 2. Biaya tersebut tidak termasuk biaya untuk kunjungan lapangan ke lokasi kawasan industri apabila

You might also like