Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

PENGGUNAAN Na-CMC SEBAGAI GELLING AGENT DALAM FORMULA PASTA GIGI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) The Use of Na-CMC as the Gelling Agent for the Formula of Tooth Paste, made of Guava leaves ((Psidium guajava L.) Fith Khaira Nursal , Onny Indriani , Lida A.Dewantini

Jurusan Farmasi, UHAMKA, Jakarta


ABSTRACT The leaves of guana (Psidium guajava) is recognized as the material to control bacterial activity of Streptococcus mutant that causes toothcaries. The efficient use of the leaves is by making them a tooth paste. As the gelling agent high grade Na-CMC posibly can be used. This research is aimed at finding an optimum formula of the tooth paste by testing various concentration of Na-CMC for stability in preparation. The guana leaves were prepared to produce the heavy exract of 2%. Six formula were prepared with different concentrations of NaCMC, i,e. F1 (0,50%), F2 (0,75%), F3 (1,0%), F4 (1,25%) and F6 (2.0%). The evaluation of the paste was by organoleptic homogenic, viscosity, flowing characteristic, pH, stability of foam, storage at freezthaw condition and also a contrifugation test. The data were anayzed statistically by Friedman non parametric method. The result showed that the Na-CMC high grade as the gelling agent has produced tooth paste at acceptrable condition and showed various physical stability. The optimum concentration of Na-CMC high grade was at 1 % (F3).

Keyword: tooth paste, guava leaf extract, Na-CMC high grade.

PENDAHULUAN Gigi tersusun atas jaringan keras berupa email, dentin, dan pulpa yang tertanam di dalam tulang rahang atas dan bawah (Fakultas Kedokteran UI, 2001) dan rongga mulut merupakan batas antara lingkungan luar dan dalam tubuh, sehingga kuman dapat masuk dan berkembang biak. Dalam bidang kesehatan terutama kesehatan mulut, masalah yang sering

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

dihadapi adalah keluhan sakit gigi yang disebabkan karies gigi dan penyakit jaringan pendukung gigi (Fakultas Kedokteran UI, 2001). Salah satu cara untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan menggosok gigi menggunakan pasta gigi. Sediaan pembersih gigi atau pasta gigi adalah sediaan semi padat yang efektif sebagai medium terdiri dari campuran bahan penggosok, bahan pembersih, dan bahan tambahan agar zat aktif dapat bekerja pada permukaan gigi dengan efek utama adalah membuat permukaan gigi lebih resisten terhadap kerusakan oleh bakteri mulut tanpa merusak gigi maupun membran mukosa mulut(SNI 12-3524-1995). Sediaan pembersih gigi dapat berupa pasta, gel, pasta dengan lapisan berwarna, serbuk atau cairan(J. B.Wilkinson dan Moore, 2000). Saat ini pasta gigi yang ada di pasaran umumnya menggunakan fluoride yang berfungsi untuk mencegah terjadinya karies gigi. Berdasarkan hasil penelitian telah dibuktikan bahwa fluoride merupakan zat yang dapat menimbulkan berbagai efek samping, diantaranya dapat menimbulkan tulang rapuh (osteoporosis), gigi keropos, kerusakan sistem saraf, dan bersifat karsinogenik(Anonim.2007). Bahan alternatif yang dapat digunakan untuk mencegah karies gigi adalah ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.). Tanaman ini dapat digunakan sebagai obat kumur untuk sakit gigi, sebagai astringent, anti diare dan muntah karena kolera, anti spasmodik dan pemakaian lokal untuk reumatik, anti inflamasi, antipiretik, analgetik, dan anti bakteri (Harismah,2007 dan Naini, Amiyatun,2006). Berdasarkan hasil penelitian telah dilaporakan bahwa ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat menghambat kuman penyebab karies gigi yaitu Streptococcus mutans dengan kadar hambat minimal sebesar 1,26 % (Mitsui T,1997). Penggunaan bentuk ekstrak tidak praktis sehingga perlu dibuat dalam bentuk sediaan pasta gigi agar berkhasiat dan stabil secara fisik dan kimia. Karakteristik yang penting dari pasta gigi adalah konsistensi, kemampuan menggosok, penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas dan keamanan (Poucher dan John, 2000). Konsistensi Konsistensi menggambarkan reologi dari pasta. Konsistensi ideal dari pasta yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat mempertahankan bentuk pasta minimal selama 1 menit. Konsistensi dapat diukur melalui densitas, viskositas, elastisitas. Kemampuan menggosok Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat bervariasi. Pasta gigi yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok yang cukup untuk dapat dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda dan mengkilatkan permukaan gigi.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Penampilan Pasta gigi yang disukai biasanya lembut, homogen, mengkilat, bebas dari gelembung udara dan memiliki warna yang menarik. Pembentukan busa Surfaktan yang digunakan harus dapat mensuspensikan dan membersihkan sisa makanan melalui proses gosok gigi. Rasa Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen dan merupakan karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah konsumen akan membeli produk atau tidak. Stabilitas Formulasi pasta gigi harus stabil, sesuai dengan waktu penyimpanan. Waktu penyimpanan pasta gigi dapat mencapai tiga tahun. Sediaan pasta gigi tidak boleh memisah atau terjadi sineresis. Viskositas dan pH sediaan pasta gigi harus dapat dipertahankan selama waktu penyimpanan. Salah satu komponen penting dalam pasta gigi adalah bahan pengikat berupa gelling agent (senyawa pembentuk gel) yang fungsinya untuk mempertahankan bentuk sediaan semisolid sehingga stabilitasnya dapat terjaga. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai gelling agent seperti selulosa sintetik yaitu metil selulosa, hidroksi etilselulosa, etil hidroksiselulosa, dan natrium karboksimetilselulosa. Bahan lainnya yaitu alginat, gom, tragakan, turunan poliakrilat, dan karaginan(Poucher, John, 2000 dan Lieberman H. A, 1996). Natrium karboksimetilselulosa (Na-CMC) merupakan turunan selulosa berupa garam natrium dari asam selulosaglikol dengan demikian berkarakter ionik (Lieberman H. A,1996). NaCMC akan memberikan konsistensi yang stabil sehingga memenuhi persyaratan fisik untuk pembuatan pasta gigi. Pada penelitian kali ini, dibuat pasta gigi dengan menggunakan ekstrak kental daun jambu biji dan Na-CMC high grade sebagai gelling agent digunakan pada konsentrasi yang berbeda-beda untuk setiap formula dengan rentang 0,52 %( Poucher, John, 2000 dan Dep Kes.1985). Evaluasi dilakukan pada semua formula untuk dilihat formula optimal berdasarkan kestabilan fisik sediaan yang memenuhi persyaratan farmasetika.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

METODOLOGI Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari, timbangan analitik, Vacuum Rotary Evaporator, oven, tanur, Ultra Turax, pH meter, viskometer Brookfield tipe RV, sentrifuge, dan alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : Daun Jambu Biji, Etanol 70 %, Na-CMC (high grade), Natrium Lauril Sulfat, Kalsium Karbonat, Gliserin, Na-sakarin, Minyak permen, Metil paraben, Propil Paraben, dan aquadest. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan ekstrak daun jambu biji - Daun segar dikumpulkan, lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, pengeringan daun dilakukan tidak langsung di bawah sinar matahari tetapi disimpan di tempat yang teduh. Proses pengeringan dilakukan selama beberapa hari sampai daun mudah diremas dan dihancurkan. Daun yang telah kering dihaluskan menjadi bentuk serbuk dengan ukuran 20 mesh . Ditimbang 50 gram serbuk kemudian ditambahkan 250 ml etanol 70 % (58 kali berat serbuk), dihomogenkan, lalu dimaserasi selama 3 hari dan disaring. Filtrat dikentalkan dengan Vacum Rotary Evaporator dengan suhu penguapan 50C dengan kecepatan 5 rpm selama 2 jam lalu dipindahkan ke dalam cawan penguap. Ekstrak dalam cawan penguap dipanaskan di atas penangas air untuk menghilangkan sisa pelarut. 2. Karakterisasi ekstrak daun jambu biji Penetapan kadar abu (Pearce, Evelyn C, 1999 dan Anonim, 2004) Ditimbang seksama ekstrak sebanyak 2-3 g dalam cawan porselen kosong diratakan. kemudian

Ekstrak diperarang perlahan-lahan kemudian dimasukkan ke dalam tanur

dengan suhu 900 C hingga menjadi abu. Abu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Abu dipijarkan kembali hingga diperoleh bobot tetap. Penetapan susut pengeringan ((Pearce, Evelyn C, 1999 dan Anonim, 2004)) Ditimbang seksama 12 g ekstrak dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya diketahui bobot kosongnya. Ratakan zat dengan menggoyangkan botolnya hingga merupakan lapisan yang tebalnya lebih kurang 510 mm. Ekstrak dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105C dan buka tutupnya selama 1-2 jam kemudian

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang. Ekstrak dipanaskan kembali hingga diperoleh bobot tetap. Identifikasi senyawa (Anonim, 2004) Identifikasi dilakukan untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam meliputi alkaloid, flavonoid, saponin, fenol, tanin, terpen. 3 . Penyusunan formula Formula pasta disusun berdasarkan formula standar dengan beberapa tambahan, seperti terlihat pada Tabel I. 4. Pembuatan pasta Na-CMC dikembangkan dengan sebagian gliserin di dalam cawan panas, metil paraben dan propil paraben dilarutkan dengan sisa gliserin, kemudian ekstrak daun jambu biji dicampurkan dalam campuran sisa gliserin dengan metil paraben dan propil paraben. Campurkan bahan-bahan di atas ke dalam wadah, diaduk dengan ultra turax sampai homogen, dan ke dalam campuran ditambahkan air, CaCO3 ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen dengan kecepatan konstan. Na-Lauril Sulfat dilarutkan dengan air kemudian dicampurkan ke dalam sediaan di atas diaduk dengan kecepatan rendah. Ditambahkan minyak permen ke dalam campuran tersebut lalu aduk hingga homogen, dan sediaan yang telah jadi diimasukkan ke dalam wadah. 5. Evaluasi sediaan Evaluasi sediaan meliputi pemeriksaan organoleptik, homogenitas, viskositas, pH, pengukuran tinggi busa dan stabilitas, pemisahan berdasarkan penyimpanan siklus freeze thaw dan sentrifugasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Daun jambu biji yang digunakan untuk ekstraksi sebanyak 790 g, menggunakan metode maserasi, setelah itu dipekatkan menggunakan vacum rotary evaporator dan diperoleh ekstrak kental sebanyak 97,7218 g. Ekstrak kental dikarakterisasi dan diidentifikasi untuk menentukan golongan senyawa yang ada di dalam ekstrak daun jambu biji. Karakteristik ekstrak dan identifikasi senyawa yang terkandung dalam ekstrak dapat terlihat pada tabel II dan III . ekstrak

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Tabel I. Komponen Formula Bahan Ekstrak Daun Jambu Biji (%) Na-CMC (%) CaCO3 (%) Gliserin (%) Na-Lauril Sulfat (%) Na-sakarin (%) Minyak permen (%) Metil Paraben (%) Propil Paraben (%) Aquadest sampai dengan (%) Formula 3 4 2 1,0 42 25 2 0,2 0,5 0,18 0,02 100 2 1,25 42 25 2 0,2 0,5 0,18 0,02 100

1 2 0,5 42 25 2 0,2 0,5 0,18 0,02 100

2 2 0,75 42 25 2 0,2 0,5 0,18 0,02 100

5 2 1,5 42 25 2 0,2 0,5 0,18 0,02 100

6 2 2,0 42 25 2 0,2 0,5 0,18 0,02 100

Tabel II. Karakteristik ekstrak kental daun jambu biji (Fakultas Kedokteran UI, 2001dan SNI 12-3524-1995) Karakterisasi Bentuk Warna Bau Rasa Rendemen Kadar abu Susut Pengeringan Persyaratan Kental Coklat tua Khas Kelat Tidak kurang dari 12,3% Tidak lebih dari 0,8 % Tidak lebih dari 10 % Hasil pengamatan Kental Coklat tua Khas Kelat 12,37 % 0,36 % 9,7 %

Tabel III. Uji penapisan Kandun Pereaksi gan Kimia Alkaloid a. Mayer b. Bouchar Pengamatan Keteranga n + +

a.

Endapan putih (larut dalam metanol) b. Endapan coklat sampai hitam

Flavonoi d Saponin

HCl pekat dan logam Mg Dikocok

Terbentuk warna merah

Terbentuk busa selama

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Fenol Terpen

Tanin

FeCl3 Lieberman Bouchard at FeCl3

15 menit Terbentuk warna merah Terbentuk warna hijau sampai biru Terbentuk warna biru tua atau hijau kehitaman

+ +

Pasta gigi ekstrak daun jambu biji dibuat dengan variasi konsentrasi Na-CMC 0,5 %, 0,75 %, 1 %, 1,5 % dan 2 %. Karakteristik dari masing-masing formula diperoleh hasil seperti dalam tabel berikut: Tabel IV. Karakterisasi pasta gigi ekstrak daun jambu biji

Formul a F1

Tekstur

Bau

Warna

Homogenita s

Agak encer

Mint

Krem kecoklatan

Homogen

F2 F3 F4 F5

Kental Kental Kental Agak keras

Mint Mint Mint Mint

Krem kecoklatan Krem kecoklatan Krem kecoklatan Krem kecoklatan

Homogen Homogen Homogen Homogen

F6

Agak keras

Mint

Krem kecoklatan

Homogen

Persyaratan pasta gigi yang memenuhi standar dapt terlihat pada tabel V. Tabel V. Syarat mutu pasta gigi (SNI 12-3524-1995)

No

Jenis Uji

Satua n

Syarat

1 2 3

Sukrosa atau karbohidrat lain yang dapat terfermentasi pH Cemaran logam a. Pb b. Hg c. As Cemaran Mikroba a. Angka lempeng total

ppm ppm ppm -

Negatif 4,5 10,5 Maksimal 5,0 Maksimal 0,02 Maksimal 2,0 < 105

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

b. E. coli Zat Pengawet

6 7 8

Formaldehida maks. sebagai formaldehida bebas Flour bebas Zat Warna

% ppm -

Negatif Sesuai dengan yang diijinkan Dept. Kes 0,1 800-1500 Sesuai dengan yang diijinkan Dept. Kes Harus lembut, serba sama (homogen) tidak terlihat adanya gelembung udara, gumpalan,dan partikel yang terpisah. Tidak tampak

Organoleptik a. Keadaan

b.

Benda Asing

Hasil pengamatan organoleptis selama penyimpanan pada suhu kamar tidak mengalami perubahan bau, warna, dan pertumbuhan jamur, namun pada F1 dan F2 terbentuk suatu lapisan pada permukaan mulai minggu ke-4 dan minggu ke-5. Sedangkan pada F3, F4 dan F5 tidak terbentuk lapisan tersebut. Hal ini disebabkan karena pada F1 dan F2 dengan konsentrasi Na-CMC yang rendah mengakibatkan cairan dalam struktur polimer Na-CMC tidak terikat kuat sehingga cairan di dalam sediaan terpisah dan membentuk suatu lapisan. Hasil pengukuran pH dan viskositas dapat terlihat pada grafik gambar 1.
7.85 7.8 7.75
pH

F1 F2 F3 F4 F5 F6

7.7 7.65 7.6 7.55 0 1 2 3 Waktu (Minggu) 4 5 6

Gambar 1. Grafik pengukuran pH sediaan selama penyimpanan

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Hasil evaluasi pH sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar selama 6 minggu mengalami perubahan yang tidak signifikan setiap minggunya dan berada pada rentang pH yang sesuai persyaratan. pH sediaan pasta gigi ekstrak daun jambu biji yang didapat sebesar 7,67 7,82 sesuai dengan persyaratan mutu pasta gigi pada SNI 12-3524-1995 yaitu 4,5 10,5. Pemeriksaan viskositas dilakukan dengan alat Viskometer Brookfield tipe RV dengan spindel no. 7, kecepatan 2 rpm. Hasil pengukuran viskositas dapat dilihat pada grafik gambar 2.
1200000 1000000
Viskositas (cps)

F1 F2 F3 F4 F5

800000 600000 400000 200000 0 0 1 2 3 4 5 6


Waktu (Minggu)

Gambar 2. Grafik pengukuran viskositas sediaan

Pengukuran viskositas pasta gigi ekstrak daun jambu biji ini hanya dapat dilakukan pada 5 formula saja yaitu dari F1 (0,5 %), F2 (0,75 %), F3 (1 %), F4 (1,25 %), dan F5 (1,5 %) , sedangkan pada F6 dengan konsentrasi Na-CMC sebesar 2 % viskositasnya sudah tidak dapat diamati lagi karena konsistensi yang terbentuk sangat kental sehingga tidak dapat terbaca pada alat. Pada F1 selama penyimpanan 6 minggu didapatkan nilai viskositas yang rendah yaitu 43400 61600 cps sehingga didapatkan konsistensi yang lembek atau encer sebagai pasta gigi sehingga pada saat dikeluarkan dari dalam tube tidak membentuk konsistensi padat pada sikat gigi. Hal ini disebabkan karena konsentrasi Na-CMC yang terlalu rendah. Selama penyimpanan terjadi kenaikan nilai viskositas yang cukup signifikan. Sedangkan pada F5 didapatkan nilai viskositas yang besar yaitu 9884001091600 cps sehingga didapatkan pasta dengan konsistensi keras. Hasil uji statistik terhadap viskositas menggunakan analisa non parametrik Friedman menunjukkan nilai sig (0,000) < (0,05) yang berarti Ho ditolak. Artinya kelima formula memiliki

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

nilai rata-rata yang berbeda secara signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi Na-CMC memberikan pengaruh pada viskositas pasta gigi ekstrak daun jambu biji. Na-CMC bekerja melalui proses pengembangan dengan cara merangkap atau mengikat air yang ada sehingga molekul-molekul air akan saling berdekatan dan terjadi gaya tarik menarik (terjadi peningkatan daya kohesivitas). Uji stabilitas fisik dengan metode penyimpanan pada siklus frezee thaw dilakukan untuk melihat pengaruh suhu terhadap pemisahan fase pasta yang terjadi selama penyimpanan pada dua suhu yang berbeda yaitu siklus frezee pada suhu 4C dan thaw pada suhu 45C. Hasil siklus ke-2 untuk F1 terjadi pemisahan (terbentuk suatu lapisan pada permukaan) dan siklus ke3 terjadi pemisahan pada F2. Hal ini terjadi karena jumlah Na-CMC yang mengikat air sedikit. Penyimpanan pada suhu 4C menyebabkan rata-rata ukuran globul meningkat dibandingkan kondisi awal sediaan pasta gigi, tetapi ukuran globul meningkat pada saat penyimpanan suhu 45C. Hal ini terjadi karena pada saat fase air yang disimpan pada suhu 4C akan membeku membentuk kristal es sehingga ruang fase air akan menyempit dan memaksa fase padat untuk berdekatan sedangkan pada penyimpanan suhu 45C kristal es akan mencair kembali membentuk suatu lapisan yang terpisah dari fase padatnya. Perubahan tidak terjadi pada F3 F5. Pemisahan fase pasta gigi dengan metode sentrifugasi terlihat bahwa F1 mengalami pemisahan, yaitu ditandai dengan adanya lapisan cair berwarna coklat di atas permukaan sediaan. Hal ini diakibatkan karena pada F1 konsentrasi Na-CMC rendah sehingga ikatan antara fase padat dengan fase pendispersinya putus akibat goncangan yang sangat cepat dan menimbulkan pemisahan antar fase. Akan tetapi pada formula lainnya dengan konsentrasi NaCMC yang lebih tinggi tidak terjadi pemisahan karena banyaknya ikatan antara fase padat dan fase pendispersinya sehingga dapat bertahan terhadap goncangan tersebut. Pengukuran tinggi busa dan stabilitas busa dalam air suling menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dari semua formula, namun pengukuran tinggi dan stabilitas busa dalam air sadah menghasilkan busa yang lebih sedikit dibandingkan pembentukan busa dalam air suling. Hal ini dikarenakan detergen yang dilarutkan dengan air sadah akan menghasilkan busa setelah detergen mengendapkan logam-logam Ca dan Mg sehingga busa yang timbul akan lebih sedikit. Hasil pengukuran tinggi busa menunjukan kemampuan suatu detergen untuk menghasilkan busa. Tidak ada syarat tinggi busa minimum atau maksimum untuk suatu produk. Hal ini dikaitkan pada nilai estetika yang disukai konsumen. Parameter pada pengukuran tinggi busa sangat bergantung pada konsentrasi surfaktan, selain itu juga dipengaruhi oleh kesadahan air, suhu ruang saat pengukuran, dan waktu pendiaman(Anonim, 2004).

10

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Berdasarkan pengukuran nilai viskositas didapatkan F3 dengan konsentrasi Na-CMC sebesar 1 % sebagai formula yang optimal. Dapat dilihat bahwa pada pengamatan organoleptis dan homogenitas selama penyimpanan tidak terjadi perubahan, sama halnya pada uji sentrifugasi dan siklus freeze thaw tidak terjadi pemisahan pada sediaan. Selain itu, pada grafik pengukuran viskositas bahwa pada F3 terjadi peningkatan viskositas yang tidak signifikan sebesar 450000 499000 cps dan hal ini menyatakan bahwa nilai viskositasnya tidak terlalu besar atau kecil yang sebanding dengan nilai shear stress-nya sehingga didapatkan sifat alir yang baik. Pada F1 dan F2 terjadi perubahan organoleptis dan terjadi pemisahan antara fase padat dengan fase cairnya. Selain itu, nilai viskositas pada penyimpanan selama 6 minggu mengalami perubahan yang berarti. Sedangkan pada F4, F5, dan F6 tidak terjadi perubahan organoleptis dan homogenitas namun nilai viskositas yang didapat hasilnya cukup besar sehingga nilai shear stress-nya akan besar pula hal ini akan mengakibatkan pasta gigi sulit untuk dikeluarkan dari tube dan menyulitkan pada saat disikatkan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa NaCMC jenis high grade pada rentang konsentrasi 0,5 % - 2 % didapatkan formula optimal sediaan pasta gigi ekstrak daun jambu biji adalah F3 dengan penggunaan Na-CMC sebesar 1 %. DAFTAR PUSTAKA Fakultas Kedokteran UI. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jilid 1. Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Hal. 500 - 505. J. B, Wilkinson dan Moore RJ. 2000. Harrys Cosmeticology, 8th. Godwin. London. Hal 608617. Anonim. Fluoride tidak Memberi Efek Menyehatkan dalam Mencegah Kerusakan Gigi dan Tulang pada Manusia. chemtrailpatrol.com/cpr_fluoride_menu.htm. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2007. Pukul 16.00 WIB Harismah, Kun. Daun Jambu Biji untuk Sariawan. http://www.File://localhost/E:/ragam2.htm. Diakses pada tanggal 3 November 2007. Pukul 19.00 WIB. Naini, Amiyatun. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. Dalam: Jurnal Kedokteran Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jakarta. Hal 95 98. Mitsui T. 1997. New Cosmetics Science. Elsevier. New York.Hal 479-487 Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan: Soendani Noerono.Gajah Mada Universitas Press. Yogyakarta. Hal. 314-318, 352-354. Lieberman H. A. 1996. Pharmaceutical Dosage From Dispers System. Vol I. Marcel Dekker Inc, New York. Hal 126-135, 423-443 Poucher, John. 2000. Pouchers Perfume, Cosmetics and Soap. 10th edition.Editor. Hilda Butler. Kliwer Academy Publishers USA. Hal 217 251

11

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Departemen Kesehatan RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hal 105 - 116. Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Terjemahan: Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung. Hal.127 144. Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hal.48 ,551 ,595, 713 Pearce, Evelyn C. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Terjemahan:Sri Yuliani Handoyo.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 177-180 Departemen Kesehatan RI. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hal 50. Lachman, L., Lieberman, A. H., Kanig, L. J. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri, edisi III. Terjemahan: Siti Suyatmi. UI Press. Jakarta. Hal. 264 281, 305 313, 1092-1096. SISI Board of Consultan and Engineers.1994. Handbook on Cosmetics Industries (Herbal and Synthetic). Shall Industry Research Institute, New Delhi. Hal 248-250. Rosen, Milton J. 1978. Surfactans and Interfacial Phenomena. Brooklyn College University of New York. New York. Hal 209 218 Anonim. 2000. Handbook of Pharmaceutical Excipients. American Pharmaceutical Association and the Pharmaceutical Society of Great Britain. Washington dan London. Hal. 123-125, 176-178, 229-232, 310-313, 411-413, 448-450 Martindale Staff. 2002. Martindale, The Complete Drug Reference Edisi 33. Volume 1. The Pharmaceutical press. London. Hal.1243-1244. Departemen Kesehatan RI. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hal. 90 94. Anonim. 2004. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia. Volume 1. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Jakarta. Hal 21 - 24 Martin, A., James Swarbrick, dan Arthur Cammarata. 1993. Farmasi Fisik 2. Penerjemah Yoshita.UI Press. Jakarta. Hal 923 - 972 SNI 12-3524-1995. Pasta Gigi. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta. Hal 1-16

12

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

13

You might also like