Professional Documents
Culture Documents
Dasar-Dasar Proses Pengolahan (PENDEK)
Dasar-Dasar Proses Pengolahan (PENDEK)
PENGOLAHAN MINERAL
Husaini
Bahan diklat Peningkatan Nilai Tambah Bijih
Bauksit di Kep. Riau
17-19 Oktober 2012
Puslitbang Tekmira
Bandung
PENDAHULUAN
Pengertian mineral dan bijih
Bahan galian atau mineral yaitu semua bahan tambang yang diketemukan
di alam diluar minyak dan gas bumi.
Concentration
Auxiliary Operations
1. Crushing
1. Sorting
1.Sizing
a). Screening
b). Classification
2. Grinding
2. Magnetic separation
a). Dry magnetic separation
i). low intensity magnetic separators
ii).high intensity magnetic separators
b). Wet magnetic separation
i). low intensity magnetic separators
ii). high intensity magnetic separators
iii). high gradient magnetic separators
2. Solid-liquid separation
a). Desliming
b). Sedimentation
c). Centrifuging
d). Filtration
e). Drying
3. Electrostatic separation
3. Scrubbing
4. Mixing
Auxiliary Operations
5. Froth flotation
6. Selective flocculation
6. Material handling
7. Amalgamation
8. Pyrometallurgy
a). Roasting
b). Chlorination
c). Calcination
8. Agglomeration
a). Sintering
b). Pelletizing
c). Nodulizing
d). Clinkering
e). Induration
9. Hydrometallurgy
a). Leaching
b). Precipitation
c). Ion exchange
d). Liquid-liquid separation
KARAKTERISASI MINERAL
Analisis kimia : untuk mengetahui komposisi kimia. yang
terkandung di dalam contoh bijih
Bobot isi (berupa bulk) berat bijih persatuan volume ruah (bulk)
Analisis Ayak :untuk mengetahui persen berat dari tiap fraksi
ukuran
Bisa cara basah (menggunakan ayakan standar Tyler)
Bisa cara kering (menggunakan ayakan standar Tyler)
Conto bijih untuk analisis ayak adalah hasil giling dengan
Ball Mill selama 30 menit
Analisis derajat liberasi dilakukan untuk mengetahui liberasi
butiran mineral berharga pada fraksi tertentu.
6
Analisis Mineralogi
Untuk mengidentifikasi mineral-mineral yang ada dalam conto bijih
pada tiap fraksi ukuran
Untuk mengetahui persen berat dari tiap-tiap fraksi ukuran
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan mikroskop terhadap
conto yang sudah dipoles (Polished Section) untuk melihat mineralmineral yang terdapat di dalam bijih galena
Uji Giling
Uji giling dilakukan dengan tujuan :
untuk mengetahui kemampuan giling (Grindability),
untuk menentukan waktu giling
penyebaran ukuran butir setelah mengalami pengecilan
ukuran
sebagai pegangan dalam uji pengolahan secara
konsentrasi gravity
10
11
12
Deskripsi
Parameter
Preparasi
Uji ayak
Uji giling
Mineralogi
Analisis fisika
Analisis kimia
14
Kriteria-Konsentrasi
Harga kriteria-konsentrasi merupakan ukuran mudah tidaknya suatu
mineral dapat dipisahkan dari mineral lain secara gravity
Rumus Kriteria-Konsentrasi adalah :
SL 1
SH 1
Dimana : SL = Bj. mineral berat
SH = Bj. mineral ringan
Kriteria-Konsentrasi dapat ditentukan dengan batasan-batasan sbb :
KK > 2,50 : pemisahan mudah dilakukan untuk semua ukuran (sampai
ukuran sangat halus (-100 mikron atau lebih rendah)
KK = 1,75-2,5 : pemisahan masih ekonomis untuk ukuran 150 mikron (65-100
mesh).
KK = 1,50-1,75 : pemisahan agak sulit dilakukan, pemisahan masih
Pan
Sluice Box
Jig
Meja Goyang
Humprey spiral
16
18
19
Gambar 4.
Sluice Box
20
Gambar 5.
rifflenya
21
22
Gambar 6. Jig
23
24
Tailing
Middling Concentrate
25
30
Density
1.2 - 1.6
1.6 2.5
2.4 3.5
1.5 3.5
33
R = Recovery (%)
F = Berat feed (ton)
C = Berat konsentrat (ton)
T = Berat Tailing (ton)
f, c, t = masing-masing kadar feed (gr/t), kadar
konsentrat (gr/t) dan kadar tailing (grt)
Dalam pengolahan secara kontinu, bila berat logam emas dalam bijih
dibandingkan dengan bijih sangat kecil, maka dapat ditulis sbb :
BERAT UMPAN = BERAT TAILING
F
= T (4)
fF
= cC + tT
cC
= (f t) F
R
= (f t) F x 100%
f.F
R
= f t x 100% (5)
f
34
Kegunaan
Menghitung laju alir masa dalam sistem pada kondisi tetap (steadystate)
Mengevaluasi hasil uji metalurgi (evaluation of metallurgical testwork)
Membandingkan dua jenis pengolahan atau rangkaian proses yang
berbeda (comparison of two different mills or circuits)
Mengontrol jalannya proses di pabrik (process control of an operation
plant)
35
Ada 2 persamaan
F=C+T
Ff = Cc + Tt
36
Ada 3 persamaan :
F = C1 + C2 + T
Ff1 = C1c11 + C2c21 + Tt1
Ff2 = C1c12 + C2c22 + Tt2
C1
C2
37
f
Product
Weight%
Assay (%)
Tailing
C
T
c
t
Feed
100
Concentrate
Units
Cc
Tt
100f
%Recovery
Cc/f
Tt/f
100
38
39
41
Gambar 14.
44
46
47
Gambar 15
48
Gambar 16
49
50
Gambar 18.
51
52
54
Hydrofobing
reagents
Air bubble
Air bubble
Particle
Particlesurface
55
Bijih Galena
Crushing
- 10 mesh
Grinding
Air
Tailing
57
EKSTRAKSI HIDROMETALURGI
(Proses Hilir-Downstream Processing)
58
Peledakan (Blasting)
Peremukan I (Primary Crushing)
Peremukan II (Secondary Crushing)
Penggerusan (Grinding)
Pemisahan ukuran (Separation by
59
Peleburan (Smelting)
Proses pirometalurgi tahap banyak (multi-stage)
Pemanasan (roasting) untuk memisahkan/mengontrol kandungan belerang
Pelelehan (melting) untuk memisahkan oksida-oksida dari sulfida (flux dan
slag)
Oksidasi (oxidation) untuk memisahkan belerang dan besi
Memerlukan pengontrolan gas SO 2 dan sistem pembuangan slag
60
Pelarutan (Leaching)
Proses hidrometalurgi (hydrometallurgical processing)
vat leach, agitation leach, heap leach, in-situ leach
Pressure Oxidation or Biological Leaching
Pemisahan padat/cair atau proses adsorpsi
(solid/liquid separation or ion adsorption process)
Pemurnian larutan (ekstraksi solven/pertukaran ion)
(solution purification (solvent extraction/ion exchange)
Memerlukan metoda pembuangan tresidu (pemisahan air/penampungan)
(need residue disposal method (dewatering/storage))
Pemurnian (Refining)
Proses elektrometalurgi (electrometallurgical processing)
Elektrolisis (electrowinning) untuk mengambil logam dari larutan
Pemurnian (electrorefining) untuk memurnikan logam yang belum murni
Pengolahan (treatment) endapan halus untuk diambil komponen berharganya ( PMs
recovery)
61
hidrometalurgi
elektrometalurgi
pirometalurgi
62
Ekstraksi Hidrometalurgi
Terbagi 2 tahap :
Mineral berharga
bijih hasil proses/
produk metalurgi
lain
Pelarutan
Pengambilan logam
berharga dari larutan
ekstraksi solven
pertukaran ion
adsorpsi
presipitasi
Dll.
64
65
65
= NBL
a
padatan
pelarut
d
e
antarmuka padat - cair
66
PROSES PELARUTAN
Prinsip umum
Definisi: Leaching adalah proses ekstraksi bahan mudah larut
(soluble constituent) dari suatu padatan dengan menggunakan
pelarut.
Dalam metalurgi ekstraktif, proses pelarutan mineral tertentu
(mineral-mineral) dari suatu bijih atau konsentrat, atau pelarutan
bahan-bahan tertentu dari produk metalurgi seperti: calcines,
mattes, scrap alloys, anodic slimes, dll.
Bijih yang akan dilarutkan harus digerus agar mineral berharga
terliberasi.
Faktor ekonomi biasanya menentukan ukuran partikel dalam
bijih sebelum diproses.
67
67
Bahan pelarut
Pemilihan pelarut tergantung pada banyak faktor, yaitu:
Sifat kimia dan fisika bahan yang akan dilarutkan
Harga bahan pelarut
Kekuatan bahan pelarut yang bersifat korosi dalam kaitannya
dengan pemilihan material konstruksi
Selektifitas pelarutan terhadap senyawa yang diharapkan
Kemampuan untuk diregenerasi, misalnya: dalam pelarutan ZnO
dengan H2SO4, asam diregenerasi selama proses elektrolisis
68
68
Suhu
Kadang-kadang kenaikan suhu mempunyai pengaruh yang kecil pada peningkatan
efisiensi pelarutan terhadap mineral berharga, tetapi bahkan meningkatkan jumlah
pengotor yang terlarut.
Waktu kontak
Waktu kontak yang lebih lama antara pelarut dengan bijih dapat meningkatkan
persentase pengotor dalam larutan.
Contohnya mineral tembaga oksida bila dikontakkan dengan asam sulfat encer akan
terlarut pertama dari bijih. Mineral besi dan alumunium (sebagai felspar dan serisit) akan
terlarut terus menerus, secara perlahan-lahan akan pecah dalam kondisi asam.
Jadi waktu kontak yang minimum menghasilkan perolehan tembaga yang maksimum
dan sedikit mengandung pengotor.
69
69
70
70
2. Larutan garam
a). Feri sulfat: digunakan untuk melarutkan mineral sulfida:
CuS + Fe2(SO4)3 CuSO4 + 2 FeSO4 + S
Garan fero yang dihasilkan dapat dioksidasi dengan udara untuk direcycle.
b). Sodium karbonat: digunakan untuk melarutkan bijih uranium:
UO2 + 3 Na2CO3 + H2O + O2 Na4[UO2 (CO3)3] + 2 NaOH
c). Sodium klorida: digunakan untuk melarutkan PbSO4:
PbSO4 + 2 NaCl Na2SO4 + PbCl2
PbCl2 + 2 NaCl Na2 [PbCl4]
d). Sodium sianid: digunakan untuk melarutkan emas dan perak dari bijihnya:
2 Au+4NaCN + O2 + 2H2O 2 Na[Au(CN)2] + 2 NaOH + H2O2
e). Sodium sulfida: digunakan untuk melarutkan mineral sulfida, membentuk
polisulfida yang larut:
Sb2S3 + 3 Na2S 2 Na3[SbS3]
f). Sodium tiosulfat: digunakan untuk melarutkan AgCl yang dihasilkan dari salt
roasting dari bijih:
2 AgCl + Na2S2O3 Ag2S2O3 + 2 NaCl
Ag2S2O3 + 2 Na2S2O3 Na4[Ag2 (S2O3)3]
71
3. Air klorin
Air klorin dapat digunakan untuk melarutkan bijih emas, tetapi
ditinggalkan setelah proses sianidasi ditemukan. Air klorin diusulkan untuk
melarutkan bijih sulfida:
ZnS + Cl2(aq) ZnCl2(aq) + S
4. Asam
Asam sulfat merupakan bahan pelarut yang paling penting, karena
paling murah, masalah korosi yang ditimbulkan tidak terlalu berat, dan
efektif untuk melarutkan kebanyakan bijih.
Asam sulfat digunakan baik dalam konsentrasi rendah, pekat, atau
kadang-kadang dicampur dengan asam florida (hydrofluoric acid).
Dalam banyak hal, asam sisa proses elektrolisa diatur konsentrasinya
dan digunakan untuk bahan pelarut.
72
72
73
Aqua regia digunakan untuk melarutkan bijih platina, dan pemurnian emas dan perak secara parting.
5. Basa
Sodium hidroksida digunakan terutama untuk melarutkan alumina dari
bauksit, bijih wolframite dan sheelite.
Amonium hidroksida digunakan untuk ekstraksi logam-logam
Contoh :bijih tembaga dan nikel membentuk amin yang mudah larut.
Pelarutan dengan menggunakan basa mempunyai beberapa keuntungan:
a) masalah korosi tidak ada;
b) sangat cocok untuk bijih yang mengandung gangue karbonat;
c) lebih selektif karena besi oksida tidak terlarut.
74
74
75
76
76
77
77
6. Acid curing
Bijih yang sudah digerus sampai kehalusan tertentu dibasahi dengan air
sampai kadar airnya 10 %.
Kemudian asam sulfat pekat dan material dibiarkan berada dalam bin/
pile atau dipanggang dengan pemanasan.
Material tersebut kemudian dibuat sluri dengan menambahkan air.
Larutan kaya dipisahkan dengan cara filtrasi atau dekantasi.
Metoda ini kadang-kadang digunakan untuk bijih uranium yang tidak
dapat diolah secara menguntungkan dengan metoda standar.
Slime anoda dari elektrolisis tembaga juga diolah dengan cara yang sama
untuk menguraikan selenida dan telurida dari tembaga dan perak.
78
78
79
80
80
1. SEMENTASI
Larutan Cu dapat dipresipitasi menjadi logam dengan cara
mengkontakkan larutan tersebut dengan besi padat.
Cara ini sudah berlangsung sejak 500 tahun yang lalu, dan sampai
sekarang masih digunakan. Reaksi kimia total dapat dituliskan sbb:
Cu2+ + Fe = Cu + Fe2+ . (1)
Reaksi tersebut memperlihatkan, bahwa bila paku dari besi
dicelupkan ke dalam larutan tembaga sulfat, maka permukaan paku
akan terlapisi oleh tembaga.
Mekanisme reaksi penggantian langsung dapat terlihat dari
pertimbangan-pertimbangan elektrokimia.
Reaksi setengah sel reduksi ion Cu menjadi logam dapat ditulis sbb:
Cu2+ + 2e = Cu .......(2)
81
81
82
82
2. PERTUKARAN ION
Beberapa mineral alam memiliki muatan elektron residual:
Contoh: lempung aluminosilikat, zeolit, selulosa, dan batubara,.
Bila bahan tersebut dicelup dalam larutan, ion dari muatan yang berlawanan
dengan padatan, akan tertarik dan menempel pada permukaan padatan.
Ion-ion yang tertarik kemudian dapat dilepaskan (dielutriasi) dengan mencuci
padatan menggunakan larutan yang mengandung ion-ion dengan tanda yang sama
seperti padatan asal.
Prinsip ini telah digunakan pada pelunakan air.
Resin sintetik dari cross-linked polymer seperti polistiren, umum digunakan untuk
ekstraksi logam, dan asam digunakan untuk melekatkan kelompok gugus fungsional
jenis Cl, NO3, CO3OH, dan COOH.
Kedua yang pertama (Cl, NO3) bekerja sebagai anion yang dapat dipertukarkan,
sedangkan kedua yang terakhir (CO3OH, dan COOH) sebagai kation H +.
83
83
84
84
3. EKSTRAKSI SOLVEN
Ekstraksi solven merupakan cara yang efisien baik untuk pemurnian maupun
peningkatan konsentrasi ion-ion tertentu, menghasilkan larutan yang cocok sebagai
umpan untuk proses electrowinning.
Cairan hasil dari suatu proses pelarutan dicampur dengan cairan yang tidak mudah
larut (immiscible) yang biasanya bahan organik yang harganya relatif murah, seperti
kerosen atau benzene.
Fasa organik mengandung bahan kimia yang mampu membentuk senyawa dengan ion
yang dikehendaki dalam konsentrat.
Pereaksi harus selektif dalam mengekstraksi ion-ion logam, dan ion-ion harus mudah
diambil dari fasa organik untuk meregenerasi senyawa sehingga dapat digunakan
kembali (recycling).
Baik pereaksi maupun yang membentuk komplek dengan ion logam harus mudah larut
dalam fasa organik dan tidak mudah larut dalam fasa air.
Bahan-bahan pengekstrak yang tersedia bermacam-macam, yang dipilih berdasarkan
pada: kecocokannya terhadap ion-ion yang akan diambil, ion-ion pengotor yang ada
dalam cairan, pH larutan dan jenis asam atau basa yang digunakan untuk proses
85
pelarutan bijih.
85
86
86
87
91
91
Stripping
Stripping ialah proses pengambilan ion logam yang di ekstraksi ke
fasa organik.
Proses ini merupakan lanjutan dari proses solvent extraction
dimana tembaga dalam larutan hasil leaching diikat oleh pelarut organik
untuk meningkatkan kadarnya.
Tembaga yang telah berada dalam fasa organik selanjutnya akan
melalui tahap stripping.
Proses ini dilakukan dengan cara mengontakkan larutan organik
tersebut dengan suatu larutan air yang asam dimana ion logam kembali
ke fasa larutan air dengan konsentrasi yang lebih tinggi dan murni
sehingga memenuhi syarat untuk proses electrowinning yaitu 20-30 g/L,
sedangkan larutan organiknya digunakan kembali sebagai ekstraktan
92
92
93
93
ammonia-ammonium
carbonate
Leaching
LIX 84 in kerosene
Rec. Solv.Ext. Cu=93.9%,
Ni=94.23%, Co=62.50%,
Solvent
Extraction
Stripping
Electrolysis
Kemurnian Products:
Cu 99.94% dan Ni 99.8%
Reaksi pelarutan Cu, Ni, Co dalam larutan amoniakal (lana and Akerkar, 1989):
Cu + 1/2 O2 + 2NH4+ + 2NH3 Cu(NH3) 42+ +H20 .(1)
Ni + 1/2 O2 + 2NH4+ + 4NH3 Ni(NH3) 62+ + H20 ..(2)
Co + 3/4 O2 + 3NH4+ + 3NH3 Co(NH3) 62+ + 3/2 H2O... (3)
95
ADASORPSI
Konsep Dasar
Melibatkan dua fasa:
1). Fluida mengandung solut (sebagai produk) dan pengotor
2). Padatan berpori (adsorbent) secara selektif mengikat solut
atau pengotor
Prosesnya melibatkan perpindahan komponen-komponen
dalam fasa cairan ke permukaan padatan (adsorbent)
Pada dasarnya, adsopsi mencakup perpindahan masa dan
kesetimbangan pada permukaan padatan/cairan
96
97
97
Tujuan Adsorpsi
101
Rangkaian Pemisahan
(Separation Circuit)
102
Downstream Processing of
Bauxite
Al2O3 production
103
104
105
106
Downstream Processing of
Copper
107
108
109
110
Downstream Processing of
Copper/Gold Ore
111
112
113