Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 24

1

PENDEKATAN KESEHATAN REPRODUKSI


Setiap orang dapat menentukan & mengatur

reproduksinya

Setiap wanita dapat hamil dan melahirkan secara

aman

Hasil kehamilan kelangsungan hidup pada

masa maternal dan bayi

Setiap pasangan dapat melakukan hubungan

seksual tanpa disertai kekhawatiran akan hamil


dan/atau tertular PMS

Almost all programme countries struggle to

expand access to services.


Because of limited
resources,
many countries
Pelayanan
Kespro
Secara
initially offer a core package of basic services,
Global:
which can be expanded as resources become
Offering
available. Essential Services
For the convenience of users, and streamlining
of management, reproductive and sexual health
services should be integrated within a system
that offers primary health care and referrals for
more specialized needs.
(UNFPA, 2013)
3

Offering Essential Services


A full sexual and reproductive health package

includes:
1. Family planning/birth spacing services
2. Antenatal care, skilled attendance at delivery,

and postnatal care


3. Management of obstetric and neonatal
complications and emergencies
4. Prevention of abortion and management of
complications resulting from unsafe abortion
5. Prevention and treatment of reproductive tract
infections and sexually transmitted infections
including HIV/AIDS
4

6. Early diagnosis and treatment for breast and

cervical cancer
7. Promotion, education and support for exclusive
breast feeding
8. Prevention and appropriate treatment of subfertility and infertility
9. Active discouragement of harmful practices
such as female genital cutting
10. Adolescent sexual and reproductive health
11. Prevention and management of gender-based
violence

(UNFPA, 2013)
5

Reproductive and sexual health is a societal issue

not only the responsibility


of the
health sector.
Reproductive
and
Sexual
It is important to build partnerships with other
Health
is a sectors,
Societal
Concern
public and private
as well as
with civil
society.
Effective health service delivery can be achieved
by:
1. Partnerships with civil society
2. Community involvement
3. Integration of services
4. Inclusion of health promotion activities
6

5. Advocacy for sexual and reproductive health and

rights
6. Coordination across services, sectors, ministries
7. Communities can play an important role in
building demand for appropriate reproductive
health services.
For instance, they can mobilize and build

awareness at the local level about reproductive


health issues.
They can organize to pool resources in microinsurance schemes.
They can collectively exert more pressure for public
health service improvements than individuals.
(UNFPA, 2013)
7

PAKET PELAYANAN KESPRO


DI INDONESIA
A. Paket Pelayanan Kespro Esensial (PKRE)
1. Safe motherhood (kesehatan ibu dan perinatal)
2. Family planning (KB)
3. STD & HIV/AIDS (PMS dan HIV/AIDS)
4. Adolescent reproductive health (kespro remaja)
B. Paket Pelayanan Kespro Komprehensif
(PKRK)

Paket 1-4, +
5. Program kespro lansia
8

Empat Pilar Upaya Safe


Motherhood

Pelayanan
Kebidanan Dasar

Pelayanan Obstetri
Esensial

Perslinan
Bersih dan
Am an

Asuhan
Antenatal

K eluarga B
e rencana

Safe
Motherhood

Pelayanan Kesehatan Primer

Pemberdayaan Wanita
Gambar-1. Empat Pilar Safe Motherhood

Empat Pilar Upaya Safe


Motherhood
Keluarga Berencana
Asuhan Antenatal
Persalinan Bersih dan Aman
Pelayanan Obstetri Esensial

10

Definisi dan Tujuan Safe


Motherhood
Definisi
Upaya untuk menyelamatkan wanita agar

kehamilan dan persalinannya sehat dan aman,


serta menghasilkan bayi yang sehat

Tujuan
Menurunkan AKI dan AKB

11

Batasan Kematian Ibu


Kematian seorang wanita dalam
masa kehamilan atau dalam waktu
42 hari setelah berakhirnya
kehamilan, tanpa memperdulikan
lama dan letak kehamilan, akibat
setiap hal yang berhubungan dengan
dan/atau dipicu oleh kehamilan atau
penatalaksanaan-nya, tetapi bukan
oleh sebab kecelakaan.
(ICD-X)
12

Mengapa Safe Motherhood


Menjadi Prioritas?
Besar Masalah & Dampak Kematian Ibu:
WUS di negara berkembang alami

kesakitan yang berhub hamil, bersalin & nifas


Dampak Sosial & Ekonomi
Intervensi SM yang cost effective
Biaya program pencegahan lebih murah

daripada biaya menyelamatkan hidup ibu dan


bayinya

13

PONED

(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar)


Merupakan pelayanan untuk menanggulangi kasus
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang terdiri
dari:
a. Pelayanan Obstetri
Pemberian antibiotika
Pemberian oksitosin
Pemberian antikonvulsan pada kasus preeklampsia dan eklampsia
Pengeluaran plasenta manual
Kuretase abortus <12 minggu
Pertolongan persalinan dengan VE (vacuum
extractor)
14

PONED
(Lanjutan)

b. Pelayanan Neonatal
Resusitasi
Pemberian antibiotika
Pemberian antikonvulsan
Pemberian bikarbonat
Pemberian luminal
Pemberian nutrisi
Mencegah hipotermi
15

PONED dilaksanakan oleh puskesmas dan

menerima rujukan dari dan oleh tenaga atau


fasilitas kesehatan di tingkat desa atau
masyarakat dan merujuk ke RS PONEK

Tiap kabupaten/kota minimal ada 4 puskesmas

mampu PONED dengan sebaran yang merata.

16

PPGDON

Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri Neonatal

Kegiatan:
Menyelamatkan kasus gawat darurat kebidanan
dan neonatal dengan memberikan pertolongan
pertama serta mempersiapkan rujukan.
Pelaksana:
Petugas kesehatan di tingkat desa yang sesuai
dengan kebutuhan dapat merujuk ke puskesmas
mampu PONED/RS.
17

KRITERIA PUSKESMAS MAMPU PONED


1.

Puskesmas dengan sarana pertolongan


persalinan puskesmas rawat inap

2.

Mempunyai fungsi sebagai subcenter rujukan

Melayani 50.000-100.000 penduduk

Jarak tempuh dari pemukiman sasaran


pelayanan ke puskesmas PONED paling lama
1 jam dengan transportasi setempat

18

Tenaga kesehatan yang harus ada minimal:

1 dokter terlatih GDON

1 bidan terlatih GDON

1 perawat terlatih PPGDON

Semua petugas bertempat tinggal di sekitar


puskesmas
4. Jumlah & sarana minimal yang harus dimiliki
tersedia ruang persalinan yang memadai,
ventilasi dan penerangan cukup, suasana
aseptik bisa dilakukan, dan tersedia air bersih.
5. Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan
dengan sebab kematian ibu yang utama
(perdarahan, eklampsia, infeksi, partus lama,
abortus) dan kematian neonatal yang utama
(asfiksia, TN, hipotermi)
3.

19

PENANGGUNG JAWAB PONED


Penanggung jawab puskesmas mampu PONED

adalah seorang dokter

DUKUNGAN PIHAK TERKAIT


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
RS kabupaten/kota
Organisasi profesi (IDI, IBI, POGI, IDAI)
LSM (PKBI, Perinasia, YKB)

20

PONEK

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif


= Pelayanan PONED ditambah
Pelayanan Obstetri:
Melakukan

transfusi darah + bedah sesar


Pelayanan Neonatal:
Melaksanakan perawatan neonatus secara intensif
oleh bidan/perawat terlatih emergensi setiap saat
(tidak berarti perlu NICU (Neonatal Intensive Care
Unit))
PONEK dilaksanakan di RS kabupaten/kota dan
menerima rujukan dari tenaga/fasilitas kesehatan di
tingkat desa, masyarakat dan RS lain di wilayahnya.
21

KRITERIA PONEK
1 PONEK + 4 PONED untuk 500.000

penduduk

Cakupan rujukan penduduk yang

berdomisili 10 km atau jarak tempuh


dengan kendaraan umum 1 jam ke pusat
rujukan

RS mampu PONEK mempunyai jejaring

rujukan

22

Saat ini 18,6% diantara 8981 puskesmas telah

menjalankan fungsi-fungsi PONED (Rifaskes, 2011)


20% dari RSU pemerintah sudah memenuhi kriteria
umum RS PONEK
Peningkatan kinerja dan efektivitas PONED dan
PONEK perlu dengan adanya sistem rujukan 24 jam
ketersediaan tenaga siaga 24 jam
Perbaikan alat transportasi dan sistem rujukan
Peran PEMDA penting khususnya dalam penyediaan
biaya operasional PONED-PONEK serta penyediaan
tenaga kesehatan yang memadai
(Ditjen BUK-Kemenkes)

23

Program Layanan Kespro lainnya:


1. Layanan Keluarga Berencana
2. Layanan kasus-kasus PMS pada ibu

hamil: terintegrasi dalam layanan ANC;


bgmn untuk remaja?
3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR): melibatkan remaja
4. Program Kesehatan Lansia: klub-klub
kesehatan untuk lansia

24

You might also like