Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 36

Laporan Kasus

By :

Pocut Slanga
Putri Ayu Amalia
Lisatin Zikra

Preceptor :

dr. Dahril, Sp. U

Banda aceh, 07 Agustus


2015

Testis berada didalam skrotum dan digantung oleh


spermatic cord. Testis sebelah kiri cenderung lebih
rendah.

Testis dikelilingi kapsula fibrosa yang kuat,


disebut tunika albugenia. Testis terbagi menjadi
lobules lobules testis.

Dalam setiap lobules terdapat 1-3 tubuli seminiferi


yang berkelok-kelok. Tubuli seminiferi bermura ke
rete testis, duktus eferen dan epididymis.

Spermatogenesis terjadi dalam tubulus


seminiferous, diatur oleh follikel stimulating
hormone (FSH).
Sekresi testosterone oleh sel leydig, yang
diatur oleh hormone lutein (LH)

Orchitis adalah reaksi inflamasi akut akibat


infeksi sekunder pada testis. Dapat
disebabkan oleh virus maupun bakteri.

Umumnya sumber infeksi tidak jelas, dapat


disebabkan penyebaran lokal dari uretra
(infeksi menular seksual) atau vesika urinaria
(infeksi saluran kemih)

Virus: orchitis gondong (mumps), Coxsackievirus tipe A,


varicella, dan echoviral
bakteri dan pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas,
Staphylococcus, dan Streptococcus
Granulomatous: T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis,
Mycobacterium leprae, Actinomycetes
Trauma sekitar testis
Beberapa laporan kasus telah dijelaskan imunisasi
gondong, campak, dan rubella (MMR) dapat menyebabkan
orchitis
Bakteri penyebab biasanya menyebar dari epididimitis
terkait dalam seksual pria aktif atau laki-laki dengan BPH;
bakteri termasuk Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia
trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae ,
Pseudomonas aeruginosa , Staphylococcus, Streptococcus
Idiopatik

Kejadian diperkirakan 1 diantara 1.000 laki-laki


Dalam orchitis gondong, 4 dari 5 kasus terjadi
pada laki-laki prepubertal (lebih muda dari 10
tahun).
Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus
berhubungan dengan epididimitis (epididymoorchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang
aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau
pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan
hipertrofi prostat jinak (BPH).
Di Amerika Serikatsekitar 20% dari pasien
prepubertal dengan gondong berkembang
orchitis. Kondisi ini jarang terjadi pada laki-laki
postpubertal dengan gondong.

Epididimitis seringkali terjadi akibat


penyeberan organisme secara retrograde dari
vas deferens dan jarang terjadi secara
hematogen. Infeksi bakteri menyebabkan
infiltrasi sel-sel darah putih ke dalam jaringan
ikat epididimis dan terjadinya kongesti dan
edema. Inflamasi ini dapat menyebar ke
tubulus-tubulus yang beresiko untuk terjadi
pembentukan abses dan nekrosis epididimis.

Condition

Typical presentation

Examination findings

Ultrasound findings

Epididymitis

Gradual onset of pain


that occasionally
radiates to the lower
abdomen; symptoms of
lower urinary tract
infection

Localized epididymal
tenderness that
progresses to testicular
swelling and tenderness;
normal cremasteric
reflex; pain relief with
testicular elevation
(Prehn sign)

Enlarged, thickened
epididymis with
increased blood flow on
color Doppler

Orchitis

Abrupt onset of
testicular pain

Testicular swelling and


tenderness; normal
cremasteric reflex

Testicular masses or
swollen testicles with
hypoechoic and
hypervascular areas

Testicular
torsion

Acute onset of pain,


usually severe

High-riding transversely
oriented testis;
abnormal cremasteric
reflex; pain with
testicular elevation

Normal-appearing testis
with decreased blood
flow on color Doppler

Pengobatan suportif:
Tirah baring, elevasi skrotum, penghangatan
lokal, penopang terhadap testis dapat
meningkatkan kenyamanan. Pengobatan
untuk menghilangkan rasa sakit (analgetik)
dan demam (antipiretik)
Pengobatan spesifik
Tidak ada obat yang diindikasikan untuk
pengobatan orchitis yang disebabkan oleh
virus
Orchitis karena bakteri harus diobati dengan
antibiotic

Antibiotik yang dapat diberikan diantaranya:


1. Setriakson
Sefalosporin generasi ketiga dengan spectrum
luas, aktifitas gram negative, efikasi lebih
rendah terhadap organisme gram positif
Dosis pada dewasa 125-250 mg/hari
Dosis pada anak 25-50 mg/kgBB/hari IV

2. Doksisiklin
Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan
bakteri dengan cara mengikat protein 30S dan
50S sub unit ribosom bakteri
Digunakan dalam kombinasi seftriakson untuk
pengobatan gonore
Dosis dewasa 100 mg(tablet) selama 7 hari,
anak-anak 2-5 mg/KgBB/hari terbagi 1-2 dosis,
tidak melebihi 200 mg/hari

3. Ciprofloxacin
Flurokuinolon >> aktivitas terhadap
pseudomonas, streptococci dan sebagian besar
organisme bakteri gram negative.
Tidak ada aktivitas terhadap anaerob
Dosis dewasa 2x500 mg tablet, selama 7-14
hari. Pada anak-anak tidak dianjurkan.

Hampir 60% terjadi atrofi testis


Gangguan kesuburan (7-13% kasus)
Abses skrotalis
Infark testis
Rekurensi
Epididimitis kronis
Impotensi jarang terjadi setelah orchitis
akut, selain itu gangguan dalam kualitas
sperma biasanya hanya sementara

Prognosis pada penderita orchitis secara


umum adalah baik, sebagian besar kasus
orchitis karena mumps menghilang secara
spontan dalam 3-10 hari. Pada penyakit
orchitis dengan pemberian antibiotic yang
tepat, sebagian besar orchitis bakteri dapat
sembuh tanpa komplikasi

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Saifuddin
Umur
: 16 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Suku
: Aceh
Agama
: Islam
Alamat
: Gp. Binjai nisam Aceh Utara
Tanggal Masuk
: 3 Agustus 2015
Tanggal Pemeriksaan
: 4 Agustus 2015
Nomor CM
: 0919403

Keluhan Utama

Nyeri pada alat kelamin

Keluhan tambahan

Nyeri saat BAK

Riwayat Penyakit
Sekarang

Pasien datang dengan keluhan bengkak


dan panas pada buah zakar sebelah
kanan, disertai BAK yang terkadang
terasa panas dan nyeri. Kencing juga
keluar sedikit sedikit karena nyeri dan
kencing tidak puas. Keluhan ini sudah
dialami sejak 1 bulan yang lalu,
awalnya bengkak tidak terlalu besar
namun lama kelamaan semakin besar
dan kemerahan. Pasien juga
mengeluhkan demam sesekali namun
tidak terlalu tinggi, nyeri kepala (-),
mual (-), muntah (-), batuk (-), pilek (-),
nyeri perut (-) dan kencing kemerehan
(-)

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat pengobatan

Riwayat keluhan serupa


sebelumnya, disangkal. Riwayat
hipertensi, diabetes mellitus dan
riwayat trauma pada daerah
genitalia juga disangkal
Tidak ada keluarga pasien yang
mengalami keluhan penyakit
yang sama seperti pasien
ibu pasien mengaku pasien
memiliki riwayat operasi
hipospadia 1 tahun yll.
1 bulan yll berobat ke sp.
Urologi dan dirujuk ke
RSUDZA namun karena alasan
ekonomi baru sekarang berobat.

Vital Sign :

Kulit
Warna
Turgor
Ikterus
Pucat
Sianosis
Oedema

Kesadaran
TD
N
RR
T

: Sawo matang
: Kembali cepat
: (-)
: (-)
: (-)
: (-/-)

Kepala
Bentuk : Kesan Normocephali
Rambut : Berwarna hitam, sukar dicabut
Mata
:Cekung (-), refleks cahaya (+/+),
konj. Palp.inf pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-),
NCH (-/-)

= Compos Mentis
= 110/80 mmHg
= 86 kali/menit
= 18 kali/menit
= 36,5 oC
Mulut
Bibir
: Pucat (-), Sianosis (-)
Gigi geligi
: Karies (-)
Lidah
: Beslag (-), Tremor (-)
Mukosa
: Basah (+)
Tenggorokan
: Tonsil dalam batas normal
Faring
: Hiperemis (-)
Leher
Bentuk
Kel. Getah Bening
KGB (-)
Peningkatan TVJ
Axilla

: Kesan simetris
: Kesan simetris, Pembesaran
: R-2 cmH2O
: Pembesaran KGB (-)

Kulit

Keadaan kulit : Normal


Warna : Sawo matang
Parut/skar
: Tidak dijumpai
Sianosis
: Tidak dijumpai
Pucat : Tidak dijumpai
Kepala
Wajah : Simetris, deformitas (-), hiperpigmentasi (-), urtikaria
(-)
Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik
(-/-), sekret (-/-), pupil bulat isokor 3mm/3mm, reflex
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Telinga : Serumen(-/-)
Hidung : Sekret(-/-), Nafas Cuping Hidung (-)

Mulut

Bibir

: Bibir lembab (+), sianosis (-), pucat (-)

Tonsil : Hiperemis (-/-) T1-T1


Lidah : Beslaq (-)
Faring : hiperemis (-)

Leher

Inspeksi
vena jugularis (-)
Palpasi

: Simetris, retraksi (-), pulsasi

: TVJ R-2 cmH2O, pembesaran KGB (-)

Paru-paru
Inspeksi
retraksi(-)
Palpasi
dan kiri

: Kesan simetris,
: Stem fremitus kanan

sama
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
: vesikuler (+/+),
Rhonkhi
(-/-), Whezing (-/-)

Jantung
Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
:Ictus cordis teraba ICS V linea axillaris anterior
sinistra
Perkusi
:
Batas atas
: ICS III LMCS
Batas kanan : ICS V Linea parasternalis dextra
Batas Kiri
: ICS V, Linea Axillaris anterior sinistra
Auskultasi
: BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi
: Kesan simetris, distensi (-)
Palpasi
: Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (-), Hati,
limpa dan ginjal tidak teraba
Perkusi
: Timpani (+), asites (-)
Auskultasi
: Peristaltik usus (+) kesan normal.

Status lokalis (Regio Genitalia)


tampak skrotum kanan lebih besar dari kiri,
kemerahan, bengkak, teraba lunak, panas
dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan
transluminasi menunjukkan hasil negatif

DIAGNOSIS BANDING
Orchitis
Tortio testis
Epididimitis

Pemeriksaan Laboratorium

Hasil

Nilai Normal

Hb

12.4 gr/dl

14-17 gr/dl

Ht

38 %

45-55 %

Leukosit

9000 /mm3

4.500-10.500/mm3

Eritrosit

4.7 x 106 /L

4,2-5,4 jt/ L

4666.000 / mm3

150.000-450.000/mm3

Darah Rutin

Trombosit
Hitung Jenis

Eosinofil

18

0-6

Basofil

0-2

Netrofil segmen

29

50-70

Limfosit

46

20-40

Monosit

2-8

17

13-43 mg/dl

0,50

0,67-1.17 mg/dl

Ginjal-Hipertensi
Ureum
Kreatinin

Urinalisi
Makroskopis
Berat jenis
pH
Leukosit
Sedimen Urine
Leukosit
Eritrosit
Epitel

Hasil

Nilai Normal

1020
6
Positif

20-25
1-2
26

1003-1030
5-9
Negatif

0-5 LPB
0-2 LPB
0-2 LPK

Planning :
Ureterografi
ureteroplasty

Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad sanactionam
Quo ad functionam

: dubia ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam

Kasus

Teori

You might also like