Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 63

ANALISIS KORELASI

KANONIK
Warsono
Jurusan Matematika-FMIPA

Analisis Korelasi dalam Univariate


Analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan antar a dua
variabel atau peubah.
Kedua peubah dapat berupa dependen (Y) dan independen (X);
independen (X) dan independen (X), ataupun antara dependen (Y)
dengan dependen (Y).
Korelasi Pearson adalah metode yang paling sering digunakan
untuk mempelajari hubungan antara dua peubah.
Korelasi Pearson () mengukur besarnya koefisien hubungan
linear antara dua peubah
Koefisien korelasi populasi diduga oleh koefisien korelasi sampel
r berdasarkan data sampel.

Analisis Korelasi dalam Univariate


The population Pearson correlation coefficient :
Cov( X ,Y )
=

X Y
*
The sample correlation coefficient :

SS

r=

XY
SS SS
X Y

Analisis Korelasi dalam Univariate


Thecorrelation
correlationbetween
betweentwo
tworandom
randomvariables,
variables,XXand
andY,
Y,isisaameasure
measureof
ofthe
the
The
degreeof
of linear
linearassociation
associationbetween
betweenthe
thetwo
twovariables.
variables.
degree
Thepopulation
populationcorrelation,
correlation,denoted
denotedby,
by,can
cantake
takeon
onany
anyvalue
valuefrom
from-1
-1toto1.1.
The
indicates
indicatesaaperfect
perfectnegative
negativelinear
linearrelationship
relationship

-1<<<<00 indicates
indicatesaanegative
negativelinear
linearrelationship
relationship
-1
indicates
indicatesno
nolinear
linearrelationship
relationship

indicatesaapositive
positivelinear
linearrelationship
relationship
00<<<<11 indicates
indicates
indicatesaaperfect
perfectpositive
positivelinear
linearrelationship
relationship

Theabsolute
absolutevalue
valueof
ofindicates
indicatesthe
thestrength
strengthor
orexactness
exactnessof
ofthe
therelationship.
relationship.
The

Analisis Korelasi dalam Univariate


Y

= -1

X
Y

= -.8

= 0

Y
= 1

X
Y

= 0

Y
= .8

LO2

Correlation Coefficient - Example


Using the Copier Sales of America data which a scatterplot is
shown below, compute the correlation coefficient and coefficient of
determination.

13-6

LO2

Correlation Coefficient - Example

How do we interpret a correlation of 0.759?


First, it is positive, so we see there is a direct relationship between the
number of sales calls and the number of copiers sold. The value of 0.759 is
fairly close to 1.00, so we conclude that the association is strong.
However, does this mean that more sales calls cause more sales? No, we
have not demonstrated cause and effect here, only that the two variables
sales calls and copiers soldare related.
13-7

Korelasi dalam Multivariate


Jenis korelasi yang dikenal dalam kasus univariate adalah korelasi sederhana, korelasi parsial dan korelasi berganda.
Dalam kasus multivariate, analisis korelasi lebih dikenal dengan istilah analisis korelasi kanonik.
Analisis korelasi kanonik tidak sesederhana korelasi sederhana, parsial atau berganda. Hal ini karena dalam analisis korelasi kanonik yang dicari adalah korelasi antar
gugus peubah independen dan gugus peubah dependen bukan korelasi antar peubah independen dan dependen.

Analisis Korelasi Kanonik: Mengidentifikasi dan mengkuantifikasi hubungan antara dua gugus variabel secara simultan

Korelasi dalam Multivariate


Berikut ini adalah contoh penelitian yang menggunakan
korelasi kanonik dalam analisisnya.
1. Seorang dokter ingin mengetahui adakah hubungan antara
gaya hidup dan kebiasaan makan dengan kesehatan
pasienyang diukur dengan peubah hipertensi, berat badan,
tingkat ketegangan dan anxiety.
2. Manajer pemasaran suatu perusahaan ingin mengetahui
apakah ada hubungan antara jenis produk yang dibeli dan
gaya hidup konsumen dan kepribadian konsumen.

Korelasi dalam Multivariate


3. Seorang direktur bank ingin mengetahui hubungan antara
penggunaan kartu kredit (diukur dengan jumlah kartu kredit
yang dimiliki dan rata-rata uang yang dibelanjakan lewat
kartu kredit perbulan) dengan karakteristik konsumen
(diukur dengan besarnya jumlah keluarga dan income
keluarga).

Korelasi Kanonik
Analisis Korelasi Kanonik: Mengidentifikasi dan mengkuantifikasi hubungan antara dua gugus variabel secara simultan
x1

x2

xn

y1

Canonical
Variate for
the Xs

Canonical
Variate for
the Ys

y2

yn

Ingin diketahui korelasi antara variabel X dan Y berdasarkan


variabel indikator terukur masing-masing variabel

Korelasi Kanonik
Ingin diketahui korelasi antara variabel X1 dan X2 berdasarkan
masing-masing variabel indikator
Analisis korelasi kanonik adalah salah satu teknik analisis
statistika yang digunakan untuk melihat hubungan antara segugus
peubah dependen (Y1, Y2,....., Yp) dengan segugus peubah
independen (X1, X2,....., Xq).
Fokus perhatian dalam analisis korelasi kanonik adalah korelasi
(hubungan), sehingga pada dasarnya kedua himpunan tidak perlu
dibedakan menjadi kelompok vaiabel independent dan dependent.
Pemberian label X dan Y hanya untuk membedakan kedua
himpunan peubah tersebut.

Korelasi Kanonik
Analisis korelasi kanonik berfokus pada korelasi
antara kombinasi linear dari gugus peubah dependen
dengan kombinasi linear dari gugus peubah
independen. Ide utama dari analisis ini adalah
mencari pasangan dari kombinasi linear ini yang
memiliki korelasi terbesar. Pasangan dari kombinasi
linear ini disebut fungsi/peubah kanonik dan
korelasinya disebut korelasi kanonik.

Korelasi Kanonik
Tujuan dari analisis korelasi kanonik adalah :
1. Mengukur tingkat keeratan hubungan antara segugus
peubah dependen dengan segugus peubah
independen
2. Menguraikan struktur hubungan di dalam gugus
peubah dependen maupun dalam gugus peubah
independen

Korelasi Kanonik
Prinsip : membentuk suatu kombinasi linier dari
setiap gugus peubah sedemikian sehingga
korelasi diantara kedua gugus peubah tsb
menjadi maksimum.
Kombinasi linier yang terbentuk pada masingmasing gugus peubah tsb dinamakan peubah
kanonik.
Analisis korelasi kanonik tidak dilakukan antar
pasangan peubah asal namun antar peubah
kanonik di kedua gugus.

Korelasi Kanonik
W a' X a1 X 1 a 2 X 2 ... apXq
V b' Y b1Y 1 b 2Y 2 ... bqXp
Var( W ) a' Cov( X)a a' xx a
Var( V ) b' Cov(Y )b b' yy b
Cov(W , V ) a' Cov( X, Y )b a' xy b

Korelasi Kanonik
Dengan menggunakan ketaksamaan Cauchy-Schwarz atau
metode langrange, vektor koefisien a dan b dapat diperoleh
dengan cara mencari :
12 > 22 >..... > k2 yang merupakan Akar ciri dari matriks yy1/2 yx xx-1 xy yy-1/2 yang berpadanan dengan vektor ciri f ,
1
f2, , fk . 12 > 22 >..... > k2 juga merupakan akar ciri dari
matriks xx-1/2 xy yy-1 yx xx-1/2 yang berpadanan dengan
vektor ciri e1, e2, , ek sehingga vektor koefisien a dan b dapat
diperoleh sebagai berikut :

Korelasi Kanonik
Korelasi Kanonik diperoleh dengan mencari
vektor koefisien a dan b sedemikian rupa
sehingga nilai korelasi kanonik
Corr(W ,V )

a' 12 b
a' 11a b' 22 b

sebesar mungkin

Korelasi Kanonik
maxCorr(W ,V ) , dengan kendala
*
1

a,b

W1 e
'
1

1 / 2
11

X, V1 f
'
1

1 / 2
22

1 / 2
Wk e 'k 11
X, Vk f 2' 221 / 2Y , k 2, 3, , p,

memaksimumkan Corr(U k , Vk ) diantara


*
k

kombinasi linear yang tidak saling berkorelasi


dengan variabel kanonik 1, 2, , k 1

Korelasi Kanonik
Didefinisikan pasangan pertama dari peubah kanonik
adalah kombinasi linear W1, V1 yang memiliki ragam
satu dan korelasi terbesar;
Pasangan kedua dari peubah kanonik adalah
kombinasi linear W2, V2 yang memiliki ragam satu
dan korelasi terbesar kedua serta tidak berkorelasi
dengan peubah kanonik yang pertama dan pasangan
ke-k dari peubah kanonik adalah kombinasi linear Wk,
Vk yang memiliki ragam satu dan korelasinya terbesar
ke-k serta tidak berkorelasi dengan peubah kanonik 1,
2, , k-1.

Korelasi Kanonik

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Survey HATCO dilakukan terhadap 100 responden yang merupakan
manajer pembelian dari perusahaan-perusahaan yang membeli
barang di HATCO. Tujuan survey ini adalah ingin mengetahui persepsi
terhadap perusahaan HATCO sebagai perusahaan pemasok
(supplier) berdasarkan hasil pembelian. Peubah-peubah yang
menggambarkan persepsi terhadap perusahaan telah diidentifikasi
pada studi sebelumnya terdiri dari 7 peubah yang paling berpengaruh
yaitu :
X1 : Kecepatan Pengantaran (waktu yang dibutuhkan untuk
mengantarkan produk setelah perintah telah dikonfirmasi)
X2: Tingkat Harga

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
X3 : Fleksibilitas Harga (persepsi mengenai kesediaan perwakilan
HATCO untuk menegosiasikan harga pada semua jenis
pembelian)
X4 : Citra Pabrik Pembuat (gambaran secara menyeluruh mengenai
perusahaan HATCO sebagai supplier)
X5 : Layanan Keseluruhan (keseluruhan tingkat layanan yang
diperlukan untuk mempertahankan hubungan yang memuaskan
antara pemasok dan pembeli)
X6 : Citra Tenaga Penjual
X7 : Kualitas Produk (persepsi tingkat kualitas produk tertentu
misalnya: kinerja atau hasil)

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Peubah X1-X7 dalam selang kontinu 0 s.d. 10 dimana 0 = buruk
dan 10 = sangat baik
Hasil pembelian terdiri dari 2 peubah yang diperoleh dari hasil
evaluasi kepuasan masing-masing responden terhadap HATCO
dan persentase pembelian produk yang dibeli responden yaitu : Y1
: Tingkat Penggunaan (berapa banyak produk total perusahaan
yang dibeli dari HATCO, diukur berdasarkan persentase
dengan skala 100, mulai dari 0 hingga 100 persen
Y2 : Tingkat Kepuasan (seberapa puas pembeli dengan
pembelian terakhir dari HATCO, diukur dengan rating skala
seperti pada X1 untuk X7)

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
X1
X2
X3
X4

Y1
Persepsi
Terhadap
Perusahaan

Kepuasan
Pelanggan

Y2

X5
X6
X7

Ingin diketahui hubungan antara


Persepsi terhadap Perusahaan
dan Kepuasan Pelanggan

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Nilai Korelasi Pearson Antar Peubah Dependen, Antar Peubah Independen Dan
Korelasi Silang Antara Peubah Dependen Dengan Independen:

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Dari nilai korelasi antar peubah dependen terlihat bahwa ada
hubungan linear yang erat antara Tingkat Penggunaan (Y1) dan
Tingkat Kepuasan (Y2).
Sedangkan korelasi antar peubah independen terlihat bahwa ada
hubungan linear yang erat antara Citra Pabrik Pembuat(X4)
dengan Citra Tenaga Penjual (X6). Hubungan linear yang paling
rendah terjadi antara Fleksibilitas Harga (X3) dengan Citra Tenaga
Penjual (X6).

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Korelasi antar peubah dependen dengan peubah independen
terlihat bahwa peubah Tingkat Penggunaan (Y1) dan Tingkat
Kepuasan (Y2) memiliki hubungan linear yang cukup erat dengan
Kecepatan Pengantaran (X1) dan Layanan Keseluruhan (X5).
Sedangkan hubungan antar peubah yang lainnya terlihat tingkat
hubungan linearnya relatif rendah.

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Nilai Korelasi Pearson Antar Peubah Dependen, Antar Peubah Independen
Dan Korelasi Silang Antara Peubah Dependen Dengan Independen:

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
KORELASI KANONIK:

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Korelasi kanonik dari gugus peubah dependen dengan peubah
independen menghasilkan 2 fungsi kanonik. Korelasi kanonik
pertama sebesar 0.937 dan kedua sebesar 0.51. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa korelasi kanonik yang cukup
besar terjadi pada fungsi kanonik pertama.
Berdasarkan kontribusi keragaman yang dijelaskan oleh fungsi
kanonik terlihat bahwa fungsi kanonik pertama menjelaskan
keragaman total sebesar 95.33% sedangkan yang kedua
sebesar 4.67%. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk
menerangkan keragaman total cukup mengambil fungsi
kanonik pertama saja.

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan uji rasio kemungkinan terlihat bahwa korelasi
kanonik pertama dan kedua berbeda nyata pada =0.05. Hal ini
berarti korelasi kanonik yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan antar gugus peubah dependen dan
independen adalah dua korelasi kanonik.
Pengujian korelasi kanonik secara simultan menunjukkan
bahwa paling sedikit ada satu korelasi kanonik yang nyata.
Dengan demikian dari kedua metode pengujian diatas dapat
disimpulkan bahwa korelasi kanonik yang dipilih adalah dua
korelasi kanonik.

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Nilai Korelasi Pearson Antar Peubah Dependen, Antar Peubah Independen Dan
Korelasi Silang Antara Peubah Dependen Dengan Independen:

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Nilai Korelasi Pearson Antar Peubah Dependen, Antar Peubah Independen Dan
Korelasi Silang Antara Peubah Dependen Dengan Independen:

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan koefisien kanonik yang telah dibakukan untuk
fungsi kanonik dependen terlihat bahwa urutan kontribusi relatif
peubah-peubah dependen terhadap variate pertama adalah Y2
dan Y1. Urutan kontribusi relatif peubah-peubah dependen
terhadap variate kedua adalah Y1 dan Y2.
Berdasarkan koefisien kanonik yang telah dibakukan untuk
fungsi kanonik independen terlihat bahwa urutan kontribusi
relatif peubah-peubah independen terhadap variate pertama
adalah X3, X5, X4, X1,X 2, X6 dan X7.
Urutan kontribusi relatif peubah-peubah dependen terhadap
variate kedua adalah X5,X 4, X1, X2, X6, X7dan X3.

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Korelasi Antara Setiap Peubah Dengan Fungsi Kanoniknya
(Loading Kanonik)

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Korelasi Antara Setiap Peubah Dengan Fungsi Kanoniknya
(Loading Kanonik)

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Korelasi Antara Setiap Peubah Dengan Fungsi
Kanoniknya (Loading Kanonik)
Untuk fungsi kanonik peubah-peubah dependen terlihat bahwa
peubah yang berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik
pertama adalah Y1 dan Y2 sedangkan terhadap fungsi kanonik
kedua yaitu Y1.
Untuk fungsi kanonik peubah independen terlihat bahwa peubahpeubah yang berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik
pertama adalah X1, X3 dan X5 sedangkan terhadap fungsi
kanonik kedua yaitu X4.

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Korelasi Antara Setiap Peubah Dengan Fungsi
Kanoniknya (Loading Kanonik)
Dari korelasi silang antar peubah-peubah dependen terhadap
fungsi kanonik peubah independen terlihat bahwa yang
berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik pertama adalah
Y1 dan Y2 serta terhadap fungsi kanonik kedua adalah Y1.
Dari korelasi silang antar peubah-peubah independen terhadap
fungsi kanonik peubah dependen terlihat bahwa yang
berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik pertama adalah
X1 dan X5 serta terhadap fungsi kanonik kedua adalah X4.

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Redudansi
Redundansi adalah suatu indeks yang menghitung proporsi keragaman
yang dapat dijelaskan oleh peubah kanonik yang dipilih

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Redudansi
Dari hasil analisis redudansi terlihat bahwa:
R2 kanonik untuk fungsi kanonik pertama = 87,78%
Cukup korelasi kanonik pertama saja yang digunakan
karena R2 kanonik untuk fungsi kanonik kedua kecil
yaitu 26.01%.

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Suatu penelitian bertujuan untuk mempelajari hubungan antara
karakteristik sosial ekonomi dengan pola pengeluaran.
Karakteristik sosial ekonomi yang diamati di antaranya adalah
variabel:
X1 ='Jumlah Anggota Keluarga'
X2 ='Pendidikan (Tahun)'
X3 ='Pendapatan per Bulan (Rp)'
X4 ='Umur (Tahun)';

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Karakteristik pola pengeluaran yang diamati di antaranya adalah
variabel:
Y1 ='Jumlah Kartu Kredit'
Y2 ='Pengeluaran untuk Konsumsi (Rp)'
Y3 ='Pengeluaran untuk Sandang (Rp)'
Y4 ='Pengeluaran untuk Lain-Lain'

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
X1
X2
X3
X4

Y1
Karakteristik
Sosial
Ekonomi

Pola
Pengeluaran

Y2
Y3

Ingin diketahui hubungan antara


Karakteristik Sosial Ekonomi
dan Pola Pengeluaran

Y4

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Nilai Korelasi Pearson Antar Peubah Dependen, Antar Peubah Independen Dan
Korelasi Silang Antara Peubah Dependen Dengan Independen:

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Dari nilai korelasi antar peubah dependen terlihat bahwa ada
hubungan linear yang erat antara Jumlah Kartu Kredit (Y1),
Pengeluaran untuk Konsumsi (Y2) dan Pengeluaran untuk
Sandang (Y3). Sedangkan ketiga peubah dependen tersebut
memiliki hubungan linear yang rendah dengan Pengeluaran
Lain-Lain (Y4).
Sedangkan korelasi antar peubah independen terlihat bahwa
ada hubungan linear yang erat antara peubah Pendidikan (X2)
dengan Umur (X4). Hubungan linear yang paling rendah terjadi
antara Jumlah Anggota Keluarga (X1) dengan Pendidikan (X2).

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Korelasi antar peubah dependen dengan peubah independen
terlihat bahwa peubah Jumlah Kartu Kredit (Y1), Pengeluaran
untuk Konsumsi (Y2) dan Pengeluaran untuk Sandang (Y3)
memiliki hubungan linear yang cukup erat dengan Penghasilan
(X3). Sedangkan hubungan antar peubah yang lainnya terlihat
tingkat hubungan linearnya relatif rendah.

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
KORELASI KANONIK:

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
KORELASI KANONIK:
Korelasi kanonik dari gugus peubah dependen dengan peubah
independen menghasilkan 4 fungsi kanonik. Korelasi kanonik
pertama sebesar 0.9622, kedua sebesar 0.8856, ketiga
sebesar 0.4912 , dan keempat sebesar 0.04752. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa korelasi kanonik yang cukup
besar terjadi pada fungsi kanonik pertama dan kedua.

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
PENGUJIAN KORELASI KANONIK:

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Untuk memilih jumlah peubah kanonik yang cukup digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara gugus peubah dependen
dengan independen dapat dilihat dari kontribusi keragaman
kumulatif yang dijelaskan oleh fungsi kanonik atau berdasarkan
uji statistik.
Berdasarkan kontribusi keragaman yang dijelaskan oleh fungsi
kanonik terlihat bahwa fungsi kanonik pertama menjelaskan
keragaman total sebesar 0.7593 (75,93%),sedangkan yang
kedua sebesar 0.2212 (22,12%). Hasil ini menunjukkan bahwa
untuk menerangkan keragaman total cukup mengambil fungsi
kanonik pertama saja. Dan uji statistik untuk fungsi kanonik
pertama menunjukkan berbeda nyata pada taraf nyata 5%

Ilustrasi 1: Persepsi Terhadap Perusahaan


dan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan uji rasio kemungkinan terlihat bahwa korelasi
kanonik pertama dan kedua berbeda nyata pada =0.05. Hal ini
berarti korelasi kanonik yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan antar gugus peubah dependen dan
independen adalah dua korelasi kanonik.
Pengujian korelasi kanonik secara simultan menunjukkan
bahwa paling sedikit ada satu korelasi kanonik yang nyata.
Dengan demikian dari kedua metode pengujian diatas dapat
disimpulkan bahwa korelasi kanonik yang dipilih adalah dua
korelasi kanonik.

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
KOEFISIEN KANONIK YANG TELAH DISTANDARKAN:

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Berdasarkan koefisien kanonik yang telah
distandarkan atau dibakukan untuk fungsi kanonik
dependen terlihat bahwa:
Urutan kontribusi relatif peubah-peubah dependen
terhadap variate pertama adalah Y2, Y1, Y3 dan Y4.
Urutan kontribusi relatif peubah-peubah dependen
terhadap variate kedua adalah Y3, Y2, Y4 dan Y1.
Sedangkan urutan kontribusi relatif peubah-peubah
dependen terhadap variate ketiga adalah Y1, Y3, Y4
dan Y2

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Berdasarkan koefisien kanonik yang telah distandarkan atau
dibakukan untuk fungsi kanonik independen terlihat bahwa:
Urutan kontribusi relatif peubah-peubah independen terhadap
variate pertama adalah X3, X1, X4, dan X2.
Urutan kontribusi relatif peubah-peubah dependen terhadap
variate kedua adalah X3, X1, X2, dan X4.
Urutan kontribusi relatif peubah-peubah dependen terhadap
variate ketiga adalah X2, X3, X4, dan X1.

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Korelasi Antara Setiap Peubah Dengan Fungsi Kanoniknya
(Loading Kanonik)

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Korelasi Antara Setiap Peubah Dependen Dengan Fungsi
Kanonik Peubah Dependen nya (Loading Kanonik) :
Untuk fungsi kanonik peubah-peubah dependen terlihat bahwa
peubah yang berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik
pertama adalah Y2 danY3.
Peubah yang berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik
kedua adalah Y3.
Sedangkan Peubah yang berhubungan paling erat dengan fungsi
kanonik ketiga adalah Y1.

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Korelasi Antara Setiap Peubah Independen Dengan Fungsi
Kanonik Peubah Independen nya (Loading Kanonik):
Untuk fungsi kanonik peubah independen terlihat bahwa peubahpeubah yang berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik
pertama adalah X1, X3 dan X4.
Peubah yang berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik
kedua adalah adalah X3 dan X1.
Peubah yang berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik
kedua adalah adalah X2 dan X4.

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Korelasi Silang Antara Setiap Peubah Dengan Fungsi
Kanoniknya (Loading Kanonik):

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Korelasi Antara Setiap Peubah Dengan Fungsi
Kanoniknya (Loading Kanonik)
Dari korelasi silang antar peubah-peubah dependen terhadap
fungsi kanonik peubah independen terlihat bahwa yang
berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik pertama adalah
Y2, serta terhadap fungsi kanonik kedua adalah Y3.
Dari korelasi silang antar peubah-peubah independen terhadap
fungsi kanonik peubah dependen terlihat bahwa yang
berhubungan paling erat dengan fungsi kanonik pertama adalah
X1, X3 dan X4.

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Redudansi

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Redudansi

Ilustrasi 2: Karakteristik Sosial Ekonomi dan


Pola Pengeluaran
Redudansi
Dari hasil analisis redudansi terlihat bahwa:
R2 kanonik untuk fungsi kanonik pertama = 92,58%
R2 kanonik untuk fungsi kanonik pertama = 78,43%
cukup 2 korelasi kanonik pertama saja yang
digunakan karena R2 kanonik untuk fungsi kanonik
ketiga jauh lebih kecil yaitu hanya 24.13%.

You might also like