SURVEILANS HAIs

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 56

CURICULUM VITAE

My name : Costy Pandjaitan,CVRN,SKM,MARS


Education : CVRN,SKM,MARS
My DOB : 15 Agustus 1957
My status : Married
Organisasi: Perdalin, HIPPII, ICAs, Pokja PPI Kemenkes, PERSI
Contact : 0815 100 78374, 081296327022, PIN 28BC2DEB Email: costypandjaitan@yahoo.com
Work Experiences:
Cardiac Emergency Unit RSCM (1979 1984)
Cardiac Emergency Unit NCCH Harapan Kita (1984 1999)
Infection Prevention Control Practitioner (1999- 2006)
Head of Infection Prevention Control Practitioner (2006- 2012)
Kasub.Komite Keperawatan bidang mutu (2012-2013)
Education/Course
:
Basic Course Infection Control APSIC, Singapore (2001)
Advanced Course Infection Control APSIC , Singapore (2001)
Advanced Course Infection Control Hong Kong, (2004)
MOT Course Infection Control , MOH (2006)
MOT Course Infection Control WHO/CDC, Thailand (2008)
Congress APSIC, Hong Kong ( 2003),Singapore (2005)
MALAYSYA (2007),MACAU (2009),Melbourne ( 2011), Shanghai (2013)
Congress Infection Prevention Control, Tokyo(2009)
Course Infection Prevention Control APSIC, Singapore (2010)
Course Infection Prevention Control CDC/WHO, Hong Kong (2010)
Course Infection Prevention Control TB (2010)

Tim Penyusun buku:


1.Pedoman & Manajerial PPI Kemenkes
2.Disinfection &Sterilization ASEAN of APSIC
3. Apsic. Env. Hygiene Guidelines
4.Pedoman PPI di GILUT
5.Pedoman PI HIV P2PL
NARA SUMBER PPI:
1. BUKR Kemenkes
6. Pelkesi
2. Kopartemen PPI PERSI
3. Perdalin
4.HIPPII
5.IHT Rumah Sakit

Experiences in abroad :
Attachment at Intensive Care Unit, St Vincent Hospital Sydney Australia (1985)
Attachment at Infection Control Unit Singapore General Hospital, Singapore(2001)
Attachment at Infection Control Unit , Queen Mary Hospital Hong Kong (2006)
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Ho Chi Minh (Vietnam), (2011)
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Manila, Philippine ( 2011)
Visited St. Luke Hospital Tokyo, Japan (2012)
Visited Tsukuba University Hospital, Japan (2012)

Masalah kesehatan
di seluruh dunia

HAIs

Morbiditas
Kecacatan
Mortalitas
Tuntutan Hukum
UU RI no 36
UU RI no 44

Costy Pandjaitan

Pencegahan &
Pengendalian
Infeksi (PPI)

Program PPI

Biaya meningkat
Citra RS menurun
Mutu pel menurun

HH
APD
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

PPRA

A
I
s

Airborne
Droplet
Contact

Menerapkan
Bundles of
HAIs

Komite PPI
Tim PPI

Costy Pandjaitan

Monev
Audit

Internal
Eksternal

Struktur organisasi
Uraian tugas

Data Healthcare Associated Infections


(HAIs) di Indonesia
Data di Indonesia
bagaikan fenomena
gunung es
Kegiatan surveilans
pasif
Kegiatan surveilans
dilakukan oleh orang
yang belum kompeten

SURVEILANS

Salah satu program dari PPI


Aktifitas yang sangat penting dan luas
Dilakukan oleh IPCN yang berkompteten
Secara aktif dan terus menerus
Indikator keberhasilan program PPI
NNIS oleh CDC,

NNIS (National Nosocomial


Infection Surveillans) pertamakali
th 1970
Menurun 32 %, tanpa Surveilans
Meningkat 18 %
RSJPDHK menurun 40 %
Costy Pandjaitan

PENGERTIAN SURVEILANS

Pengumpulan data kesehatan yang


penting secara terus menerus
sistematis, analisis dan interpretasi dan
didesiminasikan kepada pihak pihak
yang berkepentingan secara berkala
untuk digunakan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi suatu
tindakan pelayanan kesehatan

TUJUAN
SURVEILANS

Memperoleh data dasar


Kewaspadaan dini KLB
Menilai standard mutu pelayanan
Sebagai sarana mengidentifikasi
malpraktek
Menilai keberhasilan suatu program PPI
Meyakinkan para klinisi
Sebagai suatu tolok ukur akreditasi

Apa yang disurveilans


Infeksi lain
Scabies
Diare

Dekubitus

Infeksi
Daerah
Operasi

SURVEILENS
(Masalah yang ada)

Infeksi
Aliran Darah
Primer

Plebitis
Infeksi
Pneumonia
Costy Pandjaitan

Infeksi
Saluran
Kemih

Ventilator
Associated
Pneumonia

Hospital wide, traditional


Surveillance
Periodic Surveillance
Prevalence Surveillance
Target Surveillance
Outbreak threshold

Hospital wide traditional surveillance


Surveilens yang prospektif dan terus menerus
mensurvei semua area perawatan, untuk
mengidentifikasi pasien yang terjadi infeksi selama di
rumah sakit.
Data dikumpulkan dari catatan medis, catatan
keperawatan, laboratorium, perawat ruangan.
Metode surveilens ini cukup mahal dan memerlukan
banyak waktu.
Rate infeksi , pola mikroorganisme dihitung setiap
bulan.
Metode surveilens ini adalah metode pertama yang
dilakukan oleh CDC pada tahun 1972

Periodic Surveillance
Ada beberapa cara dalam periodic Surveilens.
Salah satunya mengikuti cara metode Hospital
Wide Traditional Surveillance, tetapi pada
periodic surveilens hanya dilakukan secara
interval seperti satu bulan dalam satu semester.
Namun yang paling sering dipakai pada periodik
surveilens adalah mengikuti metode Target
Surveillance.
Metode lain melakukan survei pada satu atau
beberapa unit pada masa periode tertentu
kemudian pindah lagi ke unit lain

Prevalence Surveillance
Prevalence Surveillance adalah menghitung jumlah aktif
infeksi selama periode tertentu.
Aktif infeksi dihitung semua jumlah infeksi baik yang
lama maupun yang baru ketika dilakukan survei.
Jumlah aktif infeksi dibagi jumlah pasien yang ada pada
waktu dilakukan survei. Oleh karena semua aktif infeksi
dihitung yang lama dan baru maka rate infeksi biasanya
lebih tinggi dari rate insiden.
Prevalence Surveillance dapat digunakan pada populasi
khusus seperti infeksi mikroorganisme khusus :
Methicillin- Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),
Vancomycin Resistant Enterococci (VRE)

Target Surveillance

Banyak pendekatan kepada Target


surveilens
Fokus kepada critical care unit,
operasi kardiotorasik, transplantasi,
hemodialisis,bakteremia,infeksi luka
operasi, Ventilator Associated
Pneumonia

Outbreak threshold

Survei dilakukan ketika terjadi


Out break
Peningkatan hasil kultur
positif
Isolasi meningkat

Penyajian Data Surveilans


Distribusi data sedapat mungkin harus mudah
dimengerti, sederhana dan menarik
Disebarluaskan segera
Memerlukan kemampuan
menggunakan komputer
SPSS, Epid Info, WHO-net
Excel

Sistematika tahapan pelaksanaan surveilans


infeksi HAIs sebagai berikut :
Perencanaan surveilans
Pengumpulan data
Analisis data
Interprestasi data
Komunikasi : desiminasi dan rekomendasi
Evaluasi dan tindak lanjut

1.Perencanaan surveilans
Perencanaan surveilans terdiri dari
- Indentifikasi populasi,
- Penilaian hasil pelayanan dan
- Penetapan definisi HAIs

Indentifikasi Populasi
Setiap rumah sakit memiliki karakteristik pasien
yang berbeda-beda, serta resiko yang
bervariasi.
Pertama harus diidentifikasi kejadian dan
populasi yang akan disurvei.
Sistem surveilens sebaiknya didasarkan pada
evaluasi dari populasi yang spesifik.
Pasien pasien yang berada di ruang intensif,
neonatus, pediatrik adalah sumber yang dapat
di targetkan pada populasi yang beresiko tinggi
terjadinya infeksi.

Indentifikasi Populasi
Untuk mencapai informasi dan mengerti
karakterisrtik populasi dapat dikaji beberapa hal
seperti :

tipe pasien yang dilayani,


diagnosa yang paling sering,
tindakan yang sering dilakukan,
operasi atau tindakan invasive.

Sumber informasi ini dapat di ambil dari


catatan medik, catatan keperawatan, data
operasi, hasil laboratorium

Penilaian hasil pelayanan


Suatu rumah sakit jarang melakukan surveilens untuk seluruh
area perawatan.
Metode surveilens adalah suatu hal yang prioritas.
Proses atau hasil menjadi ukuran untuk melakukan surveilens.
Hasil dari pelayanan, bisa negatif seperti infeksi, injuri, lama hari
rawat meningkat atau positif seperti sembuh /pasien puas

Proces adalah merupakan tahapan/ langkah-langkah yang diambil


untuk mencapai outcome seperti immunisasi, kepatuhan terhadap
policy/prosedur.

Out come dan Proses termasuk didalam perencanaan surveilens,


hal ini penting untuk menentukan populasi yang akan diambil.
Pemilihan populasi boleh juga berdasarkan morbiditas, mortalitas
atau parameter yang lain.

Penetapan definisi HAIs


Pada surveilens semua unsur-unsur data harus di definisikan
dengan jelas, termasuk outcome, infeksi, process, populasi,
faktor resiko.
Definisi valid, konsisten, akurat.
Pada umumnya definisi infeksi merujuk kepada definisi yang
dikembangkan oleh CDC (Centers for Disease Control ), namun
ada beberapa rumah sakit yang memodifikasinya.

Suatu infeksi diklasifikasikan sebagai infeksi jika tidak


ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi ketika pasien
baru masuk rumah sakit.

Umumnya infeksi terjadi setelah 48 jam pasien masuk


rawat rumah sakit dan 10 hari setelah pasien pulang
rawat. Tetapi dapat berbeda sesuai dengan masa
inkubasi dari penyakit tersebut. Bisa lebih pendek dari 48
jam seperti gastro enteritis yang disebabkan Norwalk
Virus, atau lebih dari 10 hari seperti Hepatitis A , B.
Infeksi Luka Operasi dapat terjadi dalam 30 hari paska
operasi tanpa implant, jika ada implant sampai satu
tahun paska operasi. infeksi harus dipertimbangkan
sebagai nosokomial jika ada hubungan dengan prosedur
tindakan dan pemakaian alat alat medis.

Pengumpulan data
Proses pengumpulan data didapatkan secara pasif
atau aktif
Proses pengumpulan data secara pasif adalah orang
yang tidak duduk dalam Komite/Tim PPI dipercaya
untuk mencatat dan melaporkan bila menemukan
infeksi selama perawatan. Misalkan tersedia formulir
yang diisi oleh dokter atau perawat yang merawat bila
menemukan HAIS pada pasiennya.
Oleh karena keterampilan dan pengetahuan tenaga
semacam ini lebih tertuju pada perawatan pasien
daripada masalah surveilans, maka tidak heran kalau
masalah yang selalu ada pada surveilans pasif
adalah selalu misklasifikasi, underreporting dan
kurang runutnya waktu dari data yang terkumpul.

Proses pengumpulan data secara aktif adalah


kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh IPCN,
dan atau orang yang terlatih untuk mencari
kasus HAIs dari berbagai sumber untuk
mengumpulkan informasi dan memutuskan
apakah terjadi HAIS atau tidak. Data penunjang
bisa didapatkan dari hasil pemeriksaan
laboratorium

Pengumpulan data didasarkan pada temuan


klinis pasien, menelaah faktor risiko, memantau
prosedur perawatan pasien yang terkait dengan
prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian
infeksi.
Dalam hal ini diperlukan pengamatan langsung
di ruang perawatan dan diskusi dengan dokter
atau perawat yang merawat

Pengumpulan data dapat dilakukan secara


prospektif atau retrospektif
Yang dimaksud dengan pengumpulan data secara
prospektif adalah pemantauan setiap pasien selama
dirawat di rumah sakit dan untuk pasien operasi
sampai setelah pasien pulang (satu bulan untuk
operasi tanpa implant dan satu tahun jika ada
pemasangan implant).
Pengumpulan data secara restrospektif hanya
mengandalkan catatan medik setelah pasien pulang
untuk menemukan ada tidaknya HAIS.

Keuntungan yang paling utama pada pengumpulan data


prospektif adalah :
a. Dapat langsung menentukan kluster dari infeksi.
b. Adanya kunjungan Komite/Tim PPI di ruang
perawatan.
c.Memungkinkan analisis data berdasarkan waktu
dan dapat memberikan umpan balik.
Kelemahannya adalah memerlukan sumber daya yang
lebih besar dibandingkan pengumpulan data
retrospektif.
Sistem pengumpulan data memerlukan penemuan
kasus berdasarkan pasien yang aktif dan prospektif

Data yang dikumpulkan antara lain sebagai berikut :


Data demografik: nama, tanggal lahir, jenis kelamin,
nomor catatan medik, tanggal masuk RS.
Faktor risiko: alat, prosedur, faktor lain yang
berhubungan dengan HAIS.
Data laboratorium: jenis mikroba, antibiogram,
serologi, patologi.
Data Radiology/imaging: X-ray, CT scan, MRI, dsb.
Infeksi: tanggal infeksi muncul, lokasi infeksi, ruang
perawatan saat infeksi muncul pertama kali
Penggunaan anti mikroba

Sumber data
Catatan masuk/keluar/pindah rawat, catatan laboratorium
mikrobiologi.
Hasil pengamatan di ruangan dan berdiskusi dengan perawat.
Data-data pasien (catatan kertas atau komputer) untuk
konfirmasi kasus:
a. Hasil laboratorium dan radiologi/imaging
b. Catatan perawat dan dokter dan konsulan
c. Diagnosis saat masuk RS
d. Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
e. Catatan diagnostik dan intervensi bedah
f. Catatan suhu
g. Informasi pemberian antibiotik

Untuk kasus SSI post-discharge, sumber data termasuk catatan


dari klinik bedah, catatan dokter, departemen emergensi.

Cara mengumpulkan data


Selama melakukan surveilans ke ruangan, amati lembar
pengumpul data, catatan suhu, lembar pemberian
antibiotik, dan Catatan Medis, bicara dengan perawat
dan dokter untuk mencoba mengidentifikasi pasienpasien yang kemungkinan terinfeksi.
Lakukan review data pasien yang dicurigai terkena
HAIS: review perjalanan penyakit yang dibuat oleh
dokter dan perawat, data laboratorium, laporan
radiologi/imaging, laporan operasi, dsb.; bila data
elektronik ada, review dapat dilakukan melalui komputer,
tetapi keliling ruangan tetap penting untuk surveilans,
pencegahan, dan kontrol aktivitas.

Tehnik pengumpulan data:


Pengumpulan data denominator dan numerator dilakukan oleh
IPCN yang dibantu oleh IPCLN.
Data denominator dikumpulkan setiap hari, yaitu jumlah
pasien,jumlah pemakaian alat-alat kesehatan (kateter urine
menetap, ventilasi mekanik, kateter vena central, kateter vena
perifer) dan jumlah kasus operasi, kemudian ditotal dalam satu
bulan
Data numerator dikumpulkan bila ada kasus baru infeksi seperti
infeksi saluran kemih (ISK), infeksi aliran darah primer (IADP),
pneumonia dengan terpasang ventilator, pneumonia tanpa
ventilator , infeksi daerah operasi (IDO) sesuai jenis operasi.
Untuk IDO menggunakan kategorik risk yaitu klasifikasi ASA,
Klasifikasi luka,T. Time )

3. Analisa data
Analisa data di mulai dari penghitungan data dan
stratifikasi data
Data dicatat pada formulir yang sudah dibuat,
kemudian diorganisasikan sesuai pola yang
mengandung arti.
Data surveilens dicatat secara sistematis di formulir.
Sebaiknya di entry di data base computer. Jika data
dimasukkan dalam data base computer maka dengan
mudah dapat dilakukan plot jumlah atau rate infeksi
setiap saat untuk mengidentifikasi trend yang ada.
Numerator dihitung angka kejadian infeksi, sedangkan
denominator dihitung populasi yang beresiko.
Menghitung dan menganalisa data pakai metode
statistical.

Analisa data
Data harus dianalisa dengan cepat dan tepat, untuk
mendapatkan informasi apakah ada masalah infeksi,
yang memerlukan penanggulangan atau investigasi
lebih lanjut.
Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi
tentang penyimpangan yang terjadi.
Bandingkan angka infeksi apakah ada penyimpangan ,
dimana terjadi kenaikkan atau penurunan yang cukup
tajam.
Perhatikan dan bandingkan kecenderungan menurut
jenis infeksi, ruang perawatan dan patogen penyebab
bila ada..
Perlu dijelaskan sebab-sebab peningkatan atau
penurunan angka infeksi, jika ada data yang
mendukung relevan dengan masalah yang dimaksud.

Analisa data
Populasi yang beresiko Surgical Site Infection (SSI) atau Infeksi
Luka Operasi (ILO) adalah semua pasien yang dilakukan
operasi.
Populasi Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah semua
pasien yang memakai ventilator.
Populasi Urinary Tractus Infection (UTI) atau Infeksi Saluran
Kemih (ISK) adalah semua pasien yang memakai kateter urine.
Untuk menghitung surveilens yang dipakai adalah insiden rate.
Insiden Rate infeksi luka operasi adalah jumlah pasien infeksi
luka operasi dibagi jumlah total kasus operasi dikali 100 % .
Sedangkan Rate VAP adalah jumlah VAP dibagi total jumlah hari
pemakaian alat ventilator dikali 1000

Cara perhitungan :
Catat data secara manual atau komputerisasi sebagai data base.
Tentukan numerator dan denominator

Insiden rate IADP = Jumlah kasus IADP . x 1000


Jumlah hari pakai alat sentral vena kateter

Insiden rate ISK = Jumlah kasus ISK . x 1000


Jumlah hari pakai alat kateter urine

Insiden rate IDO = Jumlah kasus IDO . x 100


Jumlah kasus operasi

Contoh:
Pada bulan Agustus 2015 di ruang ICU RS X, jumlah
pasien terpasang kateter urine 15 orang dengan total
hari pemasangan 75 hari. Jumlah yang terkena ISK dua
orang, maka Insiden Rate ISK adalah: 2/75 X 1000 =
26.6 .
Pada bulan Agustus 2015 di ruang ICU RS X, jumlah
pasien terpasang kateter vena sentral 10 orang dengan
total hari pemasangan 60 hari. Jumlah yang terkena
IADP satu orang, maka insiden rate infeksi IADP 1/ 60 X
1000 = 16.6
Pada bulan Agustus 2015 di ruang ICU RS X, jumlah
pasien operasi SC 20 orang, terkena infeksi luka operasi
dua orang, maka infeksi rate ILO adalah 2/ 20 X 100 =
10 %.

Stratifikasi data
Dalam suatu studi populasi sering lemah
homogen, seharusnya dibedakan umur,
gender, severity , dilakukan stratifikasi.
Pasien Infeksi luka operasi dibagi dalam jenis
operasi, usia, jenis luka, dan sebagainya.
Infeksi saluran kemih dibagi menurut jenis
kelamin, pada pasien neonatus, dibagi
kedalam kategori berat badan

Central/umbilical line associated bloodstream


infection rate stratified by birthweight category
Birth weight( g)

Central line days

No Central
line/umbilical
line associated
BSIs

Infection rate per


1000 central line
days

< 1000

412

19.4

1001-1500

322

12.4

1501-2500

269

7.4

> 2500

363

5.5

Stratifikasi Infeksi Luka Operasi dengan kategori


resiko
Kategori Resiko

Jumlah kasus
operasi

Jumlah infeksi

Infeksi rate per 100


kasus

40

2.5

50

20

25

Interpretasi data surveilans


Data harus diinterpretasi dengan cepat dan tepat, untuk
mendapatkan informasi/makna penemuan, apakah ada
masalah infeksi HAIs, yang memerlukan
penanggulangan atau investigasi lebih lanjut.
Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi
tentang penyimpangan yang terjadi.
Bandingkan angka infeksi HAIs apakah ada
penyimpangan , dimana terjadi kenaikkan atau
penurunan yang cukup tajam.

Perhatikan dan bandingkan kecenderungan


menurut jenis infeksi, ruang perawatan dan
patogen penyebab bila ada.
Perlu dijelaskan sebab-sebab peningkatan atau
penurunan angka HAIs, jika ada data yang
mendukung relevan dengan masalah yang
dimaksud

- Bandingkan dengan BENCHMARK


NHSN/NNIS

Data surveilans dibuat dalam bentuk laporan, yang


sistematik, tepat waktu, informatif.
Data disajikan dalam berbagai bentuk, yang mudah
dianalisa dan di interpretasi.
Penyajian data harus jelas, sederhana, dapat
dijelaskan diri sendiri.
Bisa dibuat dalam bentuk table, grafik, pie .
Pelaporan dengan narasi singkat.

Diseminasi data surveilans


Laporan dibuat secara periodik, tergantung
institusi bisa setiap bulan, triwulan, tahunan
Laporan dilengkapi dengan rekomendasi dan
tindak lanjut
Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak
terkait

Diseminasi dan rekomendasi

Hasil data surveilans dikomunikasikan kepada


pihak pihak yang berkepentingan seperti direktur,
unit yang bersangkutan untuk dipakai dalam
perencanaan selanjutnya
Rekomendasi di berikan setelah data dianalisa dan
didiskusi dari unit kerja serta komite PPIRS untuk di
tindak lanjuti oleh unit yang terkait
Hasil surveilans dapat digunakan untuk
mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan
dan pengendalian infeksi rumah sakit (PPIRS)
dalam satu waktu tertentu.

Diseminasi dan rekomendasi

Laporan sistematik, tepat waktu, informatif, secara


periodik, bisa satu bulan, triwulan, tergantung institusi
Disajikan dalam berbagai bentuk, yang penting
mudah dianalisa dan di interpretasi.
Penyajian data harus jelas, sederhana, dapat
dijelaskan diri sendiri
Tujuan untuk:
Memperlihatkan pola infeksi HAIs dan perubahan
yang terjadi (trend)
Memudahkan analisis dan interpretasi data
Diseminasi dengan narasi singkat,rekomendasi,
tindak lanjut

Sumber: Laporan data HAIs RSJPDHK Lomba Bicomensial

Dapat menjawab
Apa,
Dimana,
Kapan

Grafik 2: Data infeksi nosokomial berdasarkan jenis infeksi


nosokomial

No

Mikroorganisme

VAP

IADP

ISK

Total

Psudomonas Aeruginosa

132

146

19.6

Klebsiella Pneumonia

95

100

13.4

Acinetobacter Bawmanii

83

92

12.4

Staph.Epidermidis

65

17

86

11.5

Staph. Viridans

68

68

9.2

Candida Sp

32

17

15

64

8.6

Acinobacter Haemoliticus

38

48

6.4

Enterobacter Gergoviae

43

47

6.3

Eschericia Coli

35

38

5.3

10

Staphy.Aureus

34

35

4.7

11

Serratia Marcescens

10

1.3

12

MRSA

10

10

1.3

Total

625

81

38

744

100

Sumber Data : Laporan tahunan PPI th 2009 RSJPDHK

Microorganism VAP periode Jan-Des 2012


in NCC Harapan Kita
Microorganism

Total

Acinetobacter Bawmanii

221

36.3

Klebsiella Pneumonia

101

16.6

Psudomonas Aeruginosa

97

15.9

Enterobacter Gergoviae

38

6.2

Staph. Viridans

30

4.9

Staph.Epidermidis

28

4.6

Serratia Marcescens

28

4.6

Methyl. Resist.Staphy.Epidermidis

27

4.4

Candida Sp

24

3.9

Eschericia Coli

20

3.2

608

100

Total

Audit proses tahapan


Ketepatan data
Kualitas data
Ketepatan analisa

Outcome Assesment
Apakah system surveilans sesuai
objektif

Pelaksanaan surveilans HAIs


(IADP,ISK,VAP,IDO) merupakan kegiatan
yang penting dan luas dalam program PPI
Pelaksanaan surveilans HAIs dilaksanakan
oleh individu yang profesional
Metode observasi langsung merupakan
Golden Standard
Pelaksanaan surveilans meliputi
perencanaan,pengumpulan
data,analisa,interpretasi,komunikasi dan
evaluasi

You might also like