Sppk7 Hydrant

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 38

Instalasi

Hydrant
Kelompok 5:
1. Raudina Zhafirah
2. Maydita Hesty T
3. Agung Fathur
4. Syifa Ula H
5. Fani Sandy
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
6.
Ubay Yusril
PPNS

Definisi
Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem
pemadam kebakaran tetap yang menggunakan
media pemadam air bertekanan yang dialirkan
melalui pipa-pipa dan slang kebakaran.
Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air, pompa,
perpipaan, kopling outlet dan inlet serta slang dan
nozzle.

Definisi
Hydrant pilar ialah bagian peralatan dari
instalasi pipa hydrant yg terletak di luar
bangunan yg dapat dihubungkan dengan
slang kebakaran

Definisi
Hydrant box ialah bagian peralatan dari
sistem hydrant yg berisi
1. Hose rack
2. Slang
3. Nozzle

Definisi
Siamese connection ialah bagian peralatan
dari instalasi pipa hydrant yg terletak diluar
bangunan dan digunakan untuk mensuplai
air dari mobil kebakaran.

Definisi
Nozzle ialah suatu alat penyemprot yg
terletak pada bagian ujung dari slang yg
digunakan utk pengaturan pengeluaran
air.

Definisi
Selang hydrant ialah alat yg digunakan
untuk mengalirkan air yg bersifat flexible.

Definisi
Hose reel ialah selang yg digunakan utk
mengalirkan air yang pada bagian
ujungnya selalu terpasang nozle secara
tetap dihubungkan secara permanen
dengan sumber air bertekanan

Klasifikasi hidrant berdasarkan kondisi


pipa:
Sistem instalasi hydrant kering ialah suatu

sistem hydrant yang pipa-pipanya tidak berisi


air, dan akan berisi air manakala hydrant
tersebut digunakan.
Sistem instalasi hydrant basah adalah suatu

sistem hydrant yg pipa-pipa nya selalu berisi air.

Klasifikasi Hydrant
Berdasarkan jenis dan penempatan
hydrant
1. Hydrant gedung
2. Hydrant halaman

Hydrant gedung
adalah hydrant yg terletak di dalam suatu
bangunan yg sistem dan peralatannya
disediakan serta dipasang dalam
bangunan tsb.

Hydrant halaman
ialah hydrant yg terletak diluar bangunan,
sedang instalasi dan peralatannya
disediakan serta dipasang di lingkungan
bangunan tsb.

Klasifikasi Hydrant
Berdasarkan besar ukuran pipa hydrant yg dipakai:
Hydrant kelas I ialah suatu hydrant yg
menggunakan ukuran slang 6,25 cm (2,5 inch)
Hydrant kelas II ialah suatu hydrant yg
menggunakan ukuran slang 3,75 cm (1,5 inch)
Hydrant kelas III ialah suatu hydrant yg
menggunakan ukuran sistem gabungan kelas I dan
kelas II.

Tim Pengguna Fire Hydrant


Nozzleman : Bertugas berada di paling ujung yang mengarahkan
noozle ke titik api
Hoseman : Bertugas mempersiapkan selang dan menggulung saat
pemadaman berhasil dilakukan
Pumpman : Bertugas menangani permasalahan yang ada di ruang
pompa
Valveman : Bertugas membuka aliran air pada hydrant pillar
Commando : Bertugas memberikan komando ke semua anggota
tim sekaligus penyampai pesan dari pumpman sampai nozzleman
Support : Bertugas membersihkan area kebakaran agar petugas
mudah menuju lokasi dan membantu hoseman mengatur selang
sekaligus support pada nozzleman jika tekanan terlalu besar. untuk
posisi ini paling tidak ada 2 orang.

Prosedur Cara Penggunaan Fire Hydrant


1. Persiapan Selang Fire Hose (Hoseman)
Angkat selang fire hose mendekat, bisa juga dipanggul jika
terasa berat dan lempar selang tersebut ke arah yang
mendekati api.
Posisikan selang agar tidak terbelit, sehingga aliran air
nantinya bisa berjalan dengan lancar.
Jika panjang selang kurang, maka bisa ditambah dengan
selang lainnya.
Menyambungkan pangkal selang dengan hydrant pillar.
Jika sumber air dari box hydrant biasanya tidak perlu
menyambungkan selang namun Langsung ditarik ke arah
api.

2. Persiapan Nozzle (Nozzleman)


Posisikan kaki agak merenggang agar tumpuan ke
tanah kuat, persiapkan nozzle dengan pegangan
yang sempurna.
posisi salah satu tangan adalah memegang ujung
nozzle, dan tangan satunya pada pangkal dengan
menjepitkan ke ketiak supaya tidak goyah.
berikan kode ke operator jika anda merasa sudah
siap memadamkan api.

3. Persiapan Aliran Air (Commando, Valveman,


Pumpman )
Kode untuk mengalirkan air dari pemegang nozzle
adalah tangan lurus keatas
Sedangkan kode untuk menghentikan aliran air
adalah melipat siku tangan dengan berulang-ulang.

Pemasangan Hydrant Pada Bangunan Industri

Setiap bangunan industri harus dilindungi dgn instalasi


hydrant dgn ketentuan sbb :
1. Panjang slang dan pancaran air dpt menjangkau
seluruh ruangan yg dilindungi
2. Setiap bangunan dgn bahaya kebakaran ringan yg
mempunyai luas lantai minimum 1000 m 2 dan
maksimum 2000 m2 harus dipasang minimum 2 titik
hydrant, setiap penambahan luas lantai maksimum
1000 m2 harus ditambah minimum 1 titik hydrant

Pemasangan Hydrant Pada Bangunan


Industri (contd)
3. Setiap bangunan industri dgn kebakaran sedang yg
mempunyai luas lantai minimum 800 m 2 dan maksimum
1600 m2 harus dipasang minimum 2 titik hydrant, setiap
penambahan luas lantai maksimum 800 m 2 harus ditambah
minimum 1 titik hydrant.
4. Setiap bangunan industri dengan kebakaran tinggi yg
mempunyai luas lantai minimum 600 m 2 harus dipasang
minimum 2 titik hydrant, setiap penambahan luas lantai
maksimum 600 m2 harus ditambah minimum 1 titik hydrant.

Pemasangan Hydrant Pada Bangunan Umum

Setiap bangunan umum/tempat pertemuan dan


perdagangan harus dilindungi dgn instalasi hydrant
kebakaran dgn ketentuan sbb :
1. Slang dan pancaran air yang ada dapat menjangkau seluruh
ruangan yg dilindungi
2. Setiap bangunan umum/tempat pertemuan, tempat hiburan,
perhotelan, tempat perawatan, perkantoran dan
pertokoan/pasar untuk setiap 800 m 2 harus dipasang
minimum 1 titik hydrant.

Pemasangan Hydrant Pada Bangunan


Umum
3. Setiap bangunan tempat beribadah dan
pendidikan untuk setiap 1000 m 2 harus
dipasang minimum 1 titik hydrant.
4. Setiap bangunan perumahan dengan luas
minimum 1000 m2 harus dipasang
minimum 1 titik hydrant

Sistem Persediaan Air


Sumber air untuk persediaan hydrant dapat berasal
dari PDAM, sumur artesis (bor), sumur gali dengan
sistem penampungan, tangki gravitasi, tangki
bertekanan, reservoir air dengan sistem pemompaan.
Persediaan air setiap saat yg dapat dipergunakan
minimum selama 30 menit pada kapasitas pompa
1800 liter/menit.

Sistem Pompa
Pompa kebakaran harus tersedia dua unit pompa dengan

kapasitas yg sama dimana 1 unit sebagai pompa utama dan yg


lain sebagai cadangan. Kalau bangunan mempunyai sumber listrik
dari PLN sebagai sumber daya utama dan mempunyai sumber
daya listrik dari diesel genset sbg cadangan, maka pompa hydrant
dalam bangunan tsb harus terdiri dari 2 buah pompa hydrant listrik,
satu beroperasi dan satu sebagai cadangan dan satu pompa pacu.

Sistem Pompa (contd)


Jika bangunan tidak mempunyai daya genset

sebagai cadangan, pompa hydrant terdiri dari :


1. 1 buah pompa hydrant listrik sebagai pompa

utama
2. 1 buah pompa hydrant diesel sebagai cadangan
3. 1 buah pompa pacu

Sistem Pompa (contd)


Spesifikasi pompa untuk kebutuhan hydrant yaitu :
1. Kemampuan pompa dalam liter per menit
2. Temperatur dan berat jenis zat cair
3. Panjang pemipaan, banyaknya belokan dan banyaknya
penutupan/kran
4. Tekanan air pada titik tertinggi/terjauh tidak kurang dari 4-5 kg/cm
5. Bekerja secara otomatis dan stop secara manual
6. Sumber tenaga listrik harus ada dari generator darurat dapat
bekerja secara otomatis dalam waktu kurang dari 10 detik bila
sumber utama padam.

Sistem Perpipaan
Dalam merencanakan sistim perpipaan harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Diameter pipa induk minimum 15 cm dan diameter
pipa cabang minimum 10 cm atau dihitung secara
hidrolis
2. Tidak boleh digabungkan dengan instalasi lainnya.
3. Pipa berdiameter sampai 6,25 cm (2,5 inch) harus
menggunakan sambungan ulir

Sistem Perpipaan (contd)


4. Pipa berdiameter lebih besar dari 6,25 cm (2,5

inch) harus menggunakan sambungan las.


5. Memasang pipa horizontal
diberi penggantung dengan kemampuan 5 kali

berat pipa berisi air


harus terpisah dengan penggantung lain
jarak antar penggantung maximum 3,5 m

Sistem Perpipaan (contd)


6. Pipa yg menembus beton bangunan harus disediakan selongsong
dari besi tuang/pipa baja dengan kelonggaran minimum 25 mm
diluar pipa
7. Pipa yg dipasang didalam tanah harus memenuhi persaratan
kedalaman minimal 75 cm dari permukaan tanah
pipa harus diberi tumpuan pada jarak setiap 3 meter
dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata
pipa harus dicat (flincote) minimum 3 lapis
pemasangan pipa didaerah korosi perlu dilindungi dengan cara yang tepat

Slang Air
Slang air pemadam kebakaran di buat secara khusus dari
bahan kanvas, polyester dan karet sesuai dgn fungsi yg
diperlukan dalam tugas pemadaman yaitu :
1. Harus kuat menahan tekanan air yg tinggi
2. Tahan gesekan
3. Tahan pengaruh zat kimia
4. Mempunyai sifat yg kuat, ringan dan elastis
5. Panjang slang air 30 m dgn ukuran 1,5 inch s/d 2,5 inch
6. Dilengkapi dengan kopling dan nozle sesuai dgn ukuran

Nozle
Jenis nozle
1. Nozle dgn semprotan jet (semprotan lurus) untuk
tujuan semprotan jarak jauh
2. Nozle pancaran (spray) bertujuan sebagai
perisai untuk mendekat ke daerah kebakaran
3. Nozle kombinasi yg dapat diatur dgn bentuk
jenis pancaran lurus dan pancaran spray

Hydrant Gedung
Diameter slang utk hydrant gedung maximum 1,5/40 mm.
Diameter pipa tegak harus memenuhi ketentuan
1. Utk bangunan rendah diameter pipa tegak 2/50 mm
2. Utk bangunan tinggi kelas A, diameter pipa tegak 2,5/65 mm
3. Utk bangunan tinggi kelas B, diameter pipa tegak 4/100 mm
. Dilengkapi dgn katup pengeluaran (landing valve) berukuran 2,5
inch

Hydrant Halaman
Hydrant halaman/hydrant pilar yg mempunyai 1

atau 2 kopling pengeluaran dgn diameter 2,5


Diameter slang hydrant halaman 2,5/65 mm
Hydrant pilar harus dipasang pada jarak tidak

kurang dari 6 meter dari tepi bangunan


Pada sistem hydrant halaman harus ada

sambungan kembar siam (siamese connection).

METODOLOGI INSPEKSI
1. PENGAMATAN VISUAL
Pengamatan visual dari fakta instalasi dilakukan untuk mengetahui
keadaan pipa, coating, kondisi dari support dan perlengkapan
peralatan. Hasil visual akan dievaluasi sesuai dengan mode failure
and deterioration serta didokumentasikan dalam bentuk table dan
foto-foto.
2. UJI NDT ( Penetrant Test )

Pengujian ini dilakukan uji pada body setiap valve dan daerah
sambungan secara random yang mengacu dari hasil visual.
Pengujian tersebut dapat memberikan gambaran kondisi valve serta
sambungan terhadap cacat dibawah permukaan.

3. PENGUKURAN KETEBALAN PIPA

Pengukuran ketebalan dilakukan dengan pengukuran


samping secara random / acak. Lokasi pengukuran dibagi
menjadi 4 (empat) bagian dan masiang-masing bagian
diambil 3 (tiga) titik pengujian . Titik titik yang dipilih adalah
lokasi yang mempunyai karakteristik sebagai tempat
dengan peluang terbesar terjadinya korosi atau peluang
defect tinggi, yaitu daerah low-sot, deadleg, dan elbow
sehingga hasil pengukuran di titik-titik tersebut dapat
mewakili gambar kondisi dilokasi yang tidak diukur. Datadata tersebut dapat memberikan gambar kondisi seluruh
pipa.

4. UJI KEBOCORAN

Pengujian ini dilakukan dengan cara


memberikan tekanan pada instalasi fire
hydrant dan ditahan secukupnya untuk
melakukan analisa kebocoran pada
keseluruhan instalasi

You might also like