Professional Documents
Culture Documents
Air & Elekt.
Air & Elekt.
mg /dl mmol/L
mmol/L = ( mg/dl x 10 ) / BA atau BM
mmol/L meq / L
meq/L = mmol / L x valensi
mg /dl meq/L
meq/L = ( mg/dl x 10 ) / ( BA atau BM) x val
CAIRAN TUBUH :
Air dan seluruh bahan organik & anorganik yang
larut didalamnya
Cairan tubuh = + 60 % BB
Intrasellulair = 40 %
BB
1. Extrasellulair Intravasculer
plasma
2. Extrasellulair Interstitial
3. Extrasellulair Transeluler = 1 % BB
(ekskresi sel epitel ) gastrointestinal,
OSMOLALITAS :
kadar zat dalam satuan osmol / Kg H2O.
Mis. : 1 L air + 1 mol glukosa osmolalitas 1
osmol / Kg H2O.
Pengukuran mengukur penurunan titik beku
OSMOMETER
Air murni beku pada suhu 0o C , larutan dengan
osmolalitas 1 osm / Kg H2O beku pada suhu 1,86o C
Mis. : Titik beku air plasma = 0,521o C
Osmolalitas air plasma = 0,521 / 1,86 = 0,280
osmol / L = 280 mosmol / L
CIV / Plasma
Reabsorbsi air di
duktus
koligentis ren
DISTRIBUSI AIR
Pengendalian air melewati dinding endotel kapiler :
Daya Filtrasi : tekanan yang mendorong air dari
plasma kedalam C. Interstitial.
Daya filtrasi utama : tekanan hidrostatik plasma
Daya Reabsorbsi : tekanan yang mendorong air dari
C. Interstitial kedalam plasma.
Daya reabsorbsi utama : tekanan onkotik plasma.
Pada saat memasuki pembuluh darah kapiler ( ujung
arteriole ) tek. hidrostatik lebih tinggi dari tekanan
onkotik FILTRASI
Pada saat plasma mengalir di kapiler filtrasi terus
berlangsung tekanan hidrostatik & kadar protein
tekanan onkotik
Pada akhir pembuluh kapiler ( pangkal venulae )
REABSORBSI.
Air minum
2.200
Urine
1.400
Makanan
1.000
Kulit
400
Oksidasi
300
Pulmo
400
Keringat
100
Feces
200
Jumlah
2.500
Jumlah
2.500
DEHIDRASI :
Defisit air / dehidrasi sederhana :
Kehilangan air tanpa kehilangan Na
hipernatremia / hiperosmolaritas.
Penyebab adalah kegagalan : untuk
mengganti air yang terbuang secara normal atau
mekanisme pengendalian yang mengatur konservasi
air oleh ginjal.
Contoh :
- Deprivasi air dan makanan ( puasa )
- Keringat berlebihan
- Diuresis osmotik ( DM )
- Tx. diuretika
OVERHIDRASI / OEDEMA :
KELEBIHAN AIR :
Peningkatan jumlah air dengan Na normal.
Kelebihan air pembengkaan / ekspansi CES &
CIS
Mis. : Polidipsi , sekresi ADH yang berlebihan
( SIADH = sindrome of inapropriate ADH )
KELEBIHAN AIR dan NATRIUM :
Retensi air & Na ekspansi CES
Mis. :
1. Gagal ginjal dengan oligouria
2. Sindroma Nephrotik
3. Gagal jantung congestif
4. Serosis hepatik
5. Hiperaldosteronisme primer
Plasma
C. Intrasel
Kation
149,9
161,2
153
200
Na
142
152,7
145,1
12
4,3
4,6
4,4
150
Ca
2,5
2,7
2,4
Mg
1,1
1,2
1,1
34
Anion
149,9
161,2
153
200
Cl
104
111,9
117,4
HCO3
24
25,8
27,1
12
HPO4
2,2
2,3
40
Protein
14
15
54
As.Org &
Anorg.
5,9
6,1
6,2
90
Keseimbangan Natrium :
Jumlah Na dalam tubuh gambaran keseimbangan
Na masuk & yang keluar.
Dewasa normal pemasukan Na 50 200 meq /
hari
Jumlah Na dalam tubuh 55 meq / Kg BB , 30 % terikat
tulang (tidak beredar) & sisanya sebagian di CES
Perbedaan kadar Na CIV vs CIT Keseimbangan
Gibbs-Donnan
Perbedaan kadar Na CIS vs CIT Transport aktiv
dari Na keluar sel yang bertukar masuknya K
kedalam sel ( Pompa Na K )
Ekskresi Na terutama oleh ginjal pertahanan
Menghambat
2. Sindroma Nefrotik :
Proteinuria hipoalbuminuria tekanan koloid
plasma CIV ke CIT hipovolemia retensi air
dan Na.
3. Serosis Hepatis :
Bendungan vena tekanan sinusoidal & portal
CIV keluar ke ruangan peritonial ( asites )
efektivitas plasma volume retensi Na.
GI losses
1. Vomiting - hypokalemia caused by alkalosis
3. and
Betaloss
agonists,
Epinephrine
of potassium
from gastric
secretions
4. Periodic paralysis
2. NG suction , Diarrhea , Fistula , Laxatives
3. Congenital chloride losing diarrhea
Renal losses
1. Diuretics - especially loop diuretics
2. Hypomagnesemia
3. Renal tubular acidosis [type I and II RTA]
4. Vomiting
5. Glucocorticoid or mineralocorticoid excess
6. Hyperaldosteronism [primary and secondary]
7. Cushings syndrome, Post kidney transplant
8. Congenital adrenal hyperplasia
9. Penicillins , Amphotericin B
Decreased oral intake
Patogenesis Hyperchloremia
Klorida dan Bicarbonat anion utama CES
Acidosis Bikarbonat bereaksi dengan ion H.
Apabila tidak ada Anion organik yang diproduksi
bersama dengan ion H untuk mempertahankan
elektronetralitas bikarbonat diganti ion Cl.
Peningkatan Cl disebabkan oleh reabsorbsi Cl >
Na di tubulus ginjal.
Patogenesis Hypochloremia
Defisit Cl = defisit Na
Alkalosis metabolik hipochloremia defisit Cl
tidak diserta defisit Na pembuangan Cl yang
berlebihan bersama pengeluaran abnormal cairan
lambung bikarbonat untuk mempertahankan
elektronetralitas.
KALIUM
ISE electrode gelas yang hanya dapat ditembus K
Fotometer nyala api pada filter cahaya
Fotometer enzimatik
Penentuan kadar Na : darah (whole blood), plasma,
serum, urin dan cairan tubuh.
5. Whole blood < 1 jam, 2 8 0C sampai 14 hari, 20 0C
sampai 20 hari.
1.
2.
3.
4.
CHLORIDA
METODE : ISE seperti K dan Na - Colorimetrik
Fotometrik - Titrasi
BAHAN PEMERIKSAAN :
1. Singgungan darah & udara gas CO2 keluar
distribusi Cl berubah
2. Pengambilan anaerob kadar Cl vena < arteri.
PENUTUP
Elektrolit keseimbangan air dan asam basa
Ion Kalium nilai panic !
Panic Range > 5.4 mEq/l, or < 3.2 mEq/l
Ion Calsium lebih sensitif dibandingkan Calsium
Panic Range < 6.0 mg/dl, or < 1.5 mmol/l, > 14
mg/dl or > 3.60 mmol/l
Magnesium rawat inap yang cukup lama