Kelompok 9 Eksplorasi (Jenis Dan Tepe Endapan Bahan Galian)

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

Jenis dan Tipe

Endapan Bahan Galian


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rahmad Setiawan (1302665)


Osmaini Sutra Haryati (1302670)
Dian Kurnia (1302711)
Anita Lisminiyati
(1302684)
Shobi Wafi Muslih (1302697)
Alfi Rahman (1302663)

Endapan Bahan galian

Endapan
Bahan Galian
Kumpulan unsur unsur, mineral
mineral, bijih bijih dan senyawa kimia
yang terbentuk di alam yang bersifat
ekonomis.

Merupakan unsur atau senyawa yang dapat


berbentuk materi padat, cair atau gas.

1. Bahan
Logam

Galian

(Mineral)

Adapun Persebaran Mineral Logam yaitu :


1. Logam Besi
Banyak digunakan dalam industri besi .
Seperti : Khrom (Cr), Kobalt (Co), Besi
(Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo),
Nikel (Ni), Wolfram (W).
2. Logam Dasar
logam yang mudah teroksidasi, terkorosi, dan bereaksi dengan HCl membentuk hidrogen.
Seperti : Antinom (Sb), Bismut (B),
Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng (Zn),
Air raksa (Hg), Timah putih (Sn), Logam
radioaktif

Jenis Endapan
Bahan Galian

3. Logam Mulia
Tahan terhadap korosi maupun
oksidasi.
Seperti : Emas (Au), Perak (Ag),
Platina (Pt),
4. Logam Ringan
Relatif ditemukan dalam jumlah
sedikit
Seperti : Alumunium (Al) ,
Magnesium (Mg)

2. Bahan Galian (Mineral) Industri


Mineral bukan logam dikelompokkan menjadi empat golongan :

a. Bahan Galian Mineral Industri

Merupakan kelompok komoditas mineral bukan logam dan batuan.


Seperti : asbes, barit, batugamping, belerang, bentonit, diatomea,
dolomit, fosfat, gipsum, kalsit, mika, oker, talc, yodium, zeolit.
Digunakan sebagai bahan mentah
dalam industri pupuk, kertas,
plastik, cat, peternakan, pertanian,
kosmetik, farmasi, dan kimia.
b. Bahan Galian Mineral Keramik
Merupakan semua bahan anorganik bukan logam yang berbentuk
padat. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, keramik
mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku.
Seperti : ball clay, felspar, kaolin, kuarsit, lempung, magnesit, pasir
kuarsa, perlit, pirofilit, toseki, dan trakhit.
Digunakan sebagai bahan mentah dalam industri keramik,
refraktori, dan gelas.

c. Bahan Galian Mineral Keramik


Seperti : andesit, basal, batu apung, diorit, granit, marmer, obsidian,
onix, pasir, sirtu dan tras.
Digunakan sebagai bahan mentah dalam industri bahan bangunan/
konstruksi dan ornamen.
d. Bahan Galian Mineral Batu Permata

Merupakan komoditas mineral dan batuan .


Seperti : amethyst, andalusit, batuhias, batubelah, batusabak,
dasit, gabro, intan, kalsedon, opal, rijang, serpentin, tanah urug,
traventin, ultrabasa, granodiorit, dan jasper. Bahan ini dipakai
terutama dalam industri perhiasan dan kerajinan.

3. Bahan Galian (Sumber) Energi

Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi.


a. Batubara
Terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan batubatuan sediment yang lain
b. Minyak bumi
Berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk, rawarawa dan laut-laut dangkal.
c. Uranium
Bahan yang bersifat radioaktif.

Genesa Endapan Bahan Galian


1. Fase Magmatik
a. Magmatic Concentration
Terbentuknya deposit bahan galian terjadi karena adanya differensiasi dari magma.
Pada saat terjadi intrusi, magma naik ke permukaan bumi sehingga temperatur dan
tekanannya akan turun. Akibatnya unsur / senyawa tersebut terjadi kristalisasi, dimana
unsur/senyawa yang sukar larut akan mengkristal lebih dahulu sebagai terbentuk
endapan bijih.
b. Endapan magmatik awal ( Early Magmatik deposits)
Deposit endapan magmatik awal dihasilkan dari proses magmatik secara langsung,
yang disebut orthomagmatik. Orthomagmatik adalah proses pengkristalan magma
hingga mencapai 90%.
Cara terbentuknya endapan ini bisa terjadi dengan 3 cara, yaitu :
1) Dissemination
2) Segregasi
3) Injeksi

1. Dissemination
Merupakan proses kristalisasi awal dan terbentuk pada kedalaman yang sangat
jauh. Kristalisasi pada endapan ini menghasilkan batuan beku granular, dimana
kristal mineral yang terbentuk tidak terkonsentrasi namun tersebar secara merata
(disseminated) didalam bentuk tubuh batuan beku intrusive yang berbentuk dike,
pipa atau Stock.
2. Segregasi
Merupakan konsentrasi pertama yang menghasilkan unsur unsur yang berharga
dari magma. Konsentrasi ini terbentuk dari hasil diferensiasi kristalisasi akibat
gaya gravitasi. Sehingga material material yang lebih berat ini turun ke bagian
bawah dapur magma sehingga terendapkan dan terakumulasikan. Bentuk endapan
segregasi magmatik ini pada umumnya berbentuk lensa dan relatif berukuran kecil.
3. Injeksi
Akibat adanya diferensiasi kristalisasi secara lebih awal atau bersamaan dengan
batuan yang berasosiasi dengan mineral silikat yang berasosiasi dengan mineral
bijih tersebut
Mineral bijih tersebut tidak terakumulasikan pada tempat terendapkannya namun
di injeksikan ke celah - celah hostrock atau batuan sekitarnya. Endapan deposit
mineral bijih tersebut memotong struktur batuan termasuk fragmen batuan, atau
terjadi sebagai dike atau tubuh intrusi.

c. Endapan Magmatik Akhir


Terdiri atas deposit mineral bijih yang mengkristal dari magma sisa setelah terbentuknya
batuan silikat yang merupakan akhir dari proses magmatik.
Deposit yang terbentuk dari proses ini terbentuk dari proses diferensisasi kristalisasi,
akumulasi gravitasi dari heavy residual liquid dan pemisahan
likuid sulfida droples (liquid immiscibillity).
1. Residual Liquid Segregation
2. Residual Liquid Injection
3. Immiscible Liquid Segregation
4. Immiscible Liquid injection
2. Endapan Sedimenter
Terjadi tiga tahapan yaitu pelapukan batuan asal transportasi atau
pemindahan hasil pelapukan, pengendapan material lepas, dan diagnesa
atau pemampatan material lepas tersebut menjadi batuan yang kompak.

a. Endapan residual yaitu endapan


hasil
pelapukan
dimana
proses
pelapukan dan pengendapan terjadi di
tempat yang sama, dengan kata lain
tanpa mengalami transportasi (baik
dengan media air atau angin) seperti
endapan sedimen yang lainnya

b.

Endapan placer adalah


akumulasi material lepas yang
terbentuk karena diawali oleh
proses pelapukan mineral asal
yang kemudian terpindahkan ke
tempat lain yang biasanya
berupa dataran rendah.

3. Endapan Tipe Metamorfik dan Metamorfisme Kontak


Terbentuk berhubungan dengan proses
metamorfisme yang disebabkan oleh
tekanan dan temperatur yang mengalami
perubahan (peningkatan).

Tipe Endapan Bahan Galian


1. Tipe magmatik
Endapan bahan galian ini terbentuk pada awal pembekuan magma, Berbentuk
schlieren.
Contoh : magnetit dan khromit.
2. Metasomatik sentuh
Terbentuk akibat adanya penerobosan batuan beku (asam) pada batugamping (gampingan), Berbentuklensa-lensa, tidak teratur.
Contoh : mineral-mineral sulfida Pb-Zn, Cu, mineral oksida Fe, emas.
3. Hidrotermal
Adanya perambatan larutan hidrotermal yang mengisi celah dan pori-pori
pada bantuan sehingga membentuk stockwork., Bentuk berupa urat, lensalensa dan isometris (tipe porfir).
Contoh : mineral-mineral sulfida Cu, Pb-Zn, Mo, Au.
Tipe endapan yaitu:
a. Hipotermal,
b. Mesotermal,
c. Epitermal.

4. Lateritik
a. Terbentuk karena proses pelapukan, proses lateritisasi, pembentukan
mineral-mineral sekunder
b. Bentuk Perlapisan Tidak teratur di permukaan
c. Sebaran mineral berharga tidak merata
Contoh : Bauksit (Al), nikel, besi.
5. Aluvial

a.

Terbentuk karena proses pelapukan, Pemisahan dan pemilahan


mineral tahan pelapukan dan ber BD besar;
b. Bentuk perlapisan tidak teratur, lensa2 di permukaan;
c. Sebaran mineral berharga tidak merata;
Contoh : Kasiterit (Sn), emas aluvial, pasir besi, dsb.
6. Metamorfik
Perubahan batuan dan mineral karena tekanan dan suhu
Bentuk sederhana dan teratur , tidak teratur
Contoh : Marmer, grafit, batusabak, bijih besi
7. Sedimenter
Pembentukkan karena proses sedimentasi,
bentuk lapisan, bentuk-bentuk sederhana, teratur
Contoh : Batubara, batugamping, dsb

Bentuk Tubuh Bijih dan Sebaran Mineral Berharga (Kreiter, 1961)


Kelompok a
1. Endapan bahan galian (EBG) yang berbentuk sederhana dengan
sebaran unsur berharga yang merata.
2. Termasuk ke dalam kelompok ini terutama EBG yang terbentuk
karena sedimentasi (batubara, beberapa bahan bangunan, bahan
tahan panas, bijih besi tipe endapan), beberapa EBG tipe laterit
(bauksit), dan dari EBG magmatogen terutama adalah beberapa
EBG bijih besi dan titanium yang besar, yang variabilitasnya
kecil.
3. Eksplorasi terhadap kelompok EBG ini dapat mencapai cadangan
sampai kategori A dengan bantuan pemboran yang berjarak
masih cukup besar. Penggunaan lubang tambang (mine working)
terbatas hanya untuk kontrol pemboran atau pengambilan conto
teknologi.

Kelompok b
1. EBG berskala besar dengan bentuk yang bervariasi atau kadang2
sulit (dalam hal itu juga endapan tipe metasomatik yang besar),
dengan sebaran unsur berharga yang tidak merata.
2. Ke dalam kelompok itu termasuk sebagian besar EBG logam dasar
tipe stockwork, beberapa EBG logam besi, EBG sulfida, EBG logam
langka yang relatif merata (dalam intrusi yang terstratifikasi),
sebagian besar EBG plaser emas, platina, timah dan logam langka.
Ke dalam kelompok ini juga dimasukkan EBG batubara yang
mengalami dislokasi dan termalihkan dan EBG marmer.
3. Untuk EBG kelompok itu, cadangan kategori A hanya dapat dicapai
dengan lubang tambang dengan jarak yang memadai. Pemboran
hanya dilakukan untuk memperoleh kategori B atau C1.

Kelompok c
1. EBG yang berskala menengah dan yang bentuknya bervariasi
dengan sebaran unsur berharganya tidak merata atau sangat
tidak merata. Seiring dengan sering ditemukannya tubuh
berbentuk retas terlihat pula EBG tidak teratur.
2. Ke dalam kelompok itu termasuk sebagian besar EBG emas,
timah, logam langka, airraksa, stibium, wolfram dan
molibdenum dan sebagian polimetal tipe urat.
3. Ketidakmerataan bijih yang besar atau kombinasi dengan
bentuk yang sulit dengan sebaran unsur yang tidak merata
menyebabkan eksplorasi terhadap EBG dari kelompok itu
menjadi sangat sulit. Lubang tambang hanya dapat dipakai
untuk mengungkap cadangan kategori B untuk blok tertentu,
tetapi dengan jumlah blok yang banyak dapat dimasukkan ke
dalam kategori A. Peran pemboran hanya untuk menentukan
cadangan kategori C1.

Kelompok d
1. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah EBG yang karakteristika
morfologinya serupa dengan kelompok c. Selain sebaran komponennya
yang sangat tidak merata, perbedaan yang sangat signifikan dengan
kelompok c adalah kecilnya skala tubuh bijih yang dipresentasikan dalam
bentuk retas berukuran kecil, kadang2 sangat dipengaruhi oleh kuatnya
tektonika, tubuh metasomatika yang kecil, juga berbentuk tabung dan lain
sebagainya.
2. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pegmatit pembawa berilium
dan timah putih, sebagian besar bijih logam langka dan logam mulia dan
juga wolfram, stibium dan air raksa dengan tubuh bijih yang berbentuk
retas2 kecil dan tubuh yang tidak beraturan.
3. Eksplorasi dengan lubang tambang pada umumnya hanya dapat dicapai
cadangan kategori B bila merupakan sejumlah blok, dan cadangan
kategori C1 bila blok tersendiri. Pemboran jarang dilakukan kecuali untuk
EBG yang prospektif yaitu cadangan kategori C2. Kadang-kadang bersama
pembuatan lubang tambang dapat mengungkap cadangan kategori C1.
Pembuatan lubang tambang dalam eksplorasi selalu dilakukan dengan
tujuan eksploitasi.

Kelompok e
1. EBG yang terdiri dari lensa dan tubuh bijih berupa tabung yang berukuran
kecil.
2. Contohnya adalah lensa pembawa platina dan tabung khromit dalam dunit,
beberapa EBG zamrud dan batu mulia (pada umumnya) dalam pegmatit,
lensa pembawa syelit dan molibden dalam zona skarn, kantung (pocket,
cavitiy) dan kuarsa optik, kalsit, fluorit. Penambangan EBG jenis itu makin
meningkat seiring dengan pertkembangan teknik baru.
3. EBG kelompok itu sangat sulit untuk diselidiki dan perencanaan industri
(pertambangan). Eksplorasi bersistem untuk memperoleh cadangan sampai
kategori B tidak mungkin dilakukan. Hanya sebagian kecil cadangan EBG
merupakan kategori C1, sebagian besar adalah C2. Eksplorasi EBG itu
biasanya dilakukan bersama dengan eksploitasi.

Pengelompokan Bahan Galian Berdasarkan Tingkat Variabilitas


Ketebalan, Kadar, dan Cadangan Linier (V.M. Kreiter, 1961)
Kel.
EBG

Tipe Endapan Bahan Galian (EBG)

Tipe
Variabilitas*
)

Vt

Vc

Vres

Bahan galian sedimenter (batubara,


serpih, bahan bangunan, fosforit dan
bijih besi) atau beberapa bahan galian
magmatogen yang sederhana

Secara umum
teratur

5 50

5 30

30

II

Bahan galian logam dasar pada


umumnya, sebagian bahan galian non
logam magmatik dan bahan galian besi
yang rumit

Biasanya
tidak teratur

30 80

40 100

80

III

Sebagian besar bahan galian logam


langka, logam dasar dan mulia yang
berbentuk korok (dike), bahan galian
logam dasar yang lebih sulit bentuknya
dan terkoyak oleh struktur, beberapa
bahan galian non logam hipogen

Tidak teratur

50
100

100 150

130

Bahan galian logam langka dan logam


mulia yang kecil atau yang sangat
terkoyak oleh struktur dengan sebaran
KETERANGAN
komponen yang sangat sulit (tidak
Vt koef.
variasi ketebalan;
teratur)

Tidak teratur

80
150

130 300

~
200

IV

Vc koef. variasi kadar


Vres koef. variasi cadangan linier

Bentuk Tubuh Bijih


1.
2.
3.
4.
5.

Berbentuk Isometris: Cu-Au porfir, Cu-Mo porfir, andesit, granit, dsb.


Berbentuk Lapisan: batubara.
Berbentuk Urat (vein): Au-Ag, Pb-Zn, dsb.
Berbentuk Lensa: Fe skarn,
Berbentuk Kantung (pocket): Fe skarn, Pb-Zn skarn, dsb.

Bentuk Sebaran Bahan Berharga


Bentuk sebaran bahan berharga berupa
1. Pejal : bijih besi malihan, bahan galian industri, dan batubara
2. Terserak
a. Merata
b. Tidak merata
c. Sangat tidak merata
d. Bijih mineral logam pada umumnya.

Variabilitas Endapan Bahan Galian


Variatas merupakan keberubahan keadaan (bentuk,
ketebalan, dan sebaran) endapan bahan galian dan
mempunyai karakteristik dan intensitas tertentu serta
dinyatakan dinyatakan dalam koefisien variasi.
Karakteristik Variabilitas
1. Teratur (regular)
2. Tidak teratur
Koefisien variasi
Sarana (mean) berupa besaran yang menggambarkan variabilitas
keadaan endapan bahan galian
Hubungan (rasio) antara simpangan baku dengan nilai rata-rata.
Besaran variasi hanya menggambarkan tingkat variabilitas
parameter (yang diselidiki), tidak menunjukkan karakternya.

Pertanyaan
1. Apakah gas termasuk Bahan galian? Jika iya, termasuk jenis bahan
galian mana? ( Fachri Arif)
2. Adakah perlakuan khusus dalam eksplorasi untuk masing-masing
kelompok pada karekteristik bahan galian? (Panji Kurnia
Wiradani)
3. Apa yang dimaksud dengan lubang tambang memadai dan lubang
tambang tidak memadai? Apa saja standarnya? (Wa Ode Nurul
Annisa)
4. Apa yang dimaksud dengan skala menengah pada bahan galian
kelompok C? Dan apa saja standarnya? (Weni Fatmadiah)
5. Jelaskan secara rinci empat klasisfikasi pada endapan residual? Dan
apa yang dimaksud dengan bentuk stockword pada endapan bahan
galian, dan contohnya? (Oktaviana Saputri)

You might also like