Professional Documents
Culture Documents
Adzan & Iqomat
Adzan & Iqomat
/< @ne Y
l: p
Dan BERSERULAH kepada manusia dengan haji
(QS. Al-Hajj: 22)
)(1
HR. Al-Bukhori: 608, Muslim: 389, shohih
)(2
) ( HR. Al-Bukhori: 609, An-Nasai: 2/12, shohih
)(3
) ( HR. Al-Bukhori: 615, Muslim: 437, Shohih
( 4 )
Para muadzin adalah orang-orang yag paling panjang lehernya
pada Hari Kiamat
oj%i l:U p
oiM hiv
o}:jfe =ZUp
jyv kepada 9E<Y
Imam adalah penanggung, dan muadzin adalah orang yang diberi
amanah, maka Alloh memberi petunjuk imam dan memberi
ampunan kepada para muadzin
( HR. Abu Daud: 517, At-Tirmidzi: 207, Ahmad: 2/ 284, 419, shohih )
) ( HR. Al-Bukhori: 604, Muslim: 377, Shohih
Semua umat islam sepakat disyariatkannya Adzan, sebab
hal itu dipakai sejak masa kenabian hingga saat ini, dan
tidak ada satupun yang berbeda pendapat
Jika waktu sholat telah tiba, maka salah seorang diantara kalian
mengumandangkan adzan, dan hendaklah orang yang paling tua
mengimami kalian.
( HR. Al-Bukhori: 631, Muslim: 674, Shohih )
Dari Anas bin Malik, ia berkata, Bilal diperintahkan menggandakan
bacaan pada- kalimat adzan dan menunggalkan bacaan pada-
kalimat iqomat.
( HR. Al-Bukhori: 603, Muslim: 378, Shohih )
Dalam hadits Abdulloh bin Zaid, tentang kisah mimpinya yang
berkenaan dengan masalah adzan, Nabi Saw bersabda :
Sesungguhnya ini adalah mimpi yang benar, insya Alloh, maka
bergegaslah kepada Bilal dan ajarkan padanya apa yang kamu
lihat dalam mimpi agar Bilal adzan dengannya, karena ia
memeiliki suara yang lebih indah dari kamu.
( HR. Abu Daud: 499, At-Tirmidzi: 189, Ibnu Majah: 706, hadits hasan )
Dari Abu Darda, bahwa Nabi Saw bersabda:
)(
Tidaklah dari tiga orang (yang tidak mengumandangkan adzan)
dan tidaklah mendirikan sholat, kecuali syetan akan menugasai
mereka.
( HR. Abu Daud: 547, An-Nasai: 672, Ahmad: 6/447, isnad-nya layyin )
Bagi orang yg melakukan safar, ia harus
mengumandangkan adzan saat akan mengerjakan
sholat, spt halnya orang mukim
Hal ini berdasarkan keumuman
dalil yg ada, juga karena Rosululloh juga
melakukannya, baik ketika dalam perjalanan atau tidak
Utk menunaikan sholat lima waktu, wajib mengumandangkan
adzan, baik yg tepat pd waktunya maupun yg
meng-qodlo-nya
Hal ini berdasarkan pd kejadian saat Rosululloh Saw dan para
sahabat tertidur dlm safar mereka- dan tdk sholat Subuh pd
waktunya, hingga matahari terbit
Lalu beliau memerintahkan Bilal utk mengumandangkan
adzan dan iqomat
Menurut jumhur ulama salaf dan kholaf dari empat madzhab,
bahwa wanita tdk wajib mengumandangkan adzan dan iqomat
Rj- v p i] vp
Bagi wanita tidak ada adzan, iqomah dan jumatan
NVY l: xBne
=a: fQ
oQ tmd]p
gs
Apakah wanita juga harus mengumandangkan adzan? Maka ia
pun marah, dan berkata, Apakah mereka dilarang
untuk berdzikir kepada Alloh?
( HR. Ibnu Abi Syaibah: 1/223, isnad-nya hasan )
kRm nf^Y
9Ve
Qj-Y fI k) h]p wI ce:p
l:Y
Apakah kalian k&~fI
l:g-=e
sudah mengerjakan 9]
sholat? d^Y
Laluj kami menjawab,
Sudah. Kemudian ia berkata kepada seorang laki-laki, :Adzanlah.
Maka ia pun melaksanakan sholat berjamaah
=i RU 9~Re hH
dqA<
i] vp l: =~V Si #~fI
G%=i
tidak hanya vp
Saya pernah melaksanakan sholat ied bersama Rosululloh Saw
sekali, tanpa adzan dan iqomah.
CjFe #e> :
Bilal adzan ketika matahari telah tergelincir
l:} dw la
( HR. Muslim: 606, Abu Daud: 537, At-Tirmidzi: 202,
Ahmad: 5/91, shohih )
Malik, Syafii, Al-Auzai, Ahmad, Ishaq, Abu Tsur, Abu Yusuf dan Ibnu
Hazm berpendapat:
Adzan Fajar yg pertama - sebelum masuk waktunya (sebelum
muncul Fajar Shodiq)
Berdasarkan hadits Ibnu Umar, bahwa Nabi Saw bersabda:
Sesunggguhnya Bilal mengumandangkan adzan saat malam, maka
makan dan minumlah kalian hingga Ibnu Ummi Maktum adzan.
Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niat, dan setiap orang
mendapatkan dari apa yang diniatkan.
( HR. Al-Bukhori )
Jika seseorang berdzikir dng takbir, lalu ingin adzan, maka ia harus
mengulang takbir dan memulainya dng niat adzan
Adzan harus dikumandangkan dng bahasa Arab, dan tidak boleh
menggunakan bahasa manapun, walapun hal tersebut juga
disebut adzan
( Hanafi, Hanbali dan lainnya )
Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada
perintahnya dari Kami, maka pastilah amalannya itu
tertolak. ( HR. Bukhori: 2550 )
Menurut pendapat Jumhur ulama, yang dimaksud
adalah mengucapkan lafadz-lafadz adzan secara
bersambung tanpa ada jeda yang panjang dan
disela oleh perkataan atau perbuatan
Jida ada jeda/sela yang tidak panjang, seperti bersin,
ketika melafadzkannya, hendaknya ia melanjutkannya
dengan mengulang kalimat yang terpotong
Jika jeda antara kalimat-kalimat adzan seperti
pembicaraan atau timbulnya ayan pada diri muadzin,
maka batal adzan-nya
Baik dengan mengeraskan suara muadzin maupun menggunakan
alat Pengeras Suara agar maksud yang disampaikan tercapai
Namun jika ia adzan untuk dirinya sendiri, maka tidak perlu
mengeraskan suaranya, cukup bila bisa didengar dirinya sendiri
dan orang-orang yang bersamanya
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudhri:
x9ne c%qI
Keraskanlah suaramu dalam mengumandangkan adzan.
SY<Y( HR. Al-Bukhori: 609, Muslim: 389, Shohih )
Adalah orang yang tidak mengambil upah dari adzan dan iqomah-
nya, sebab memperjual-belikan untuk urusan ketaatan kepada
Alloh tidak diperbolehkan
Nabi Saw pernah bersabda kepada Utsman bi Abu Al-Ash :
=- um: fQ
;5} v m:i
Pilihlah Muadzin yang tidak mengambil upah atas adzannya.
( HR. Abu Daud: 531, An-Nasai: 672, At-Tirmidzi: 209, Ibnu Majah: 714, Shohih )
Karena Muadzin adalah orang yang diberi amanah,
Seorang yang dapat dipercaya menjadwal sholat,
Tidak suka pada kemaksiatan
Maka bergegaslah kepada Bilal dan ajarkan padanya apa yang
kamu lihat dalam mimpi agar Bilal adzan dengannya, karena ia
memeiliki suara yang lebih indah dari kamu.
#2I #2I
Kamu telah masuk waktu Subuh, kamu telah masuk waktu Subuh.
( HR. Bukhori: 617 )
Lafadz Adzan yang diajarkan Rosululloh Saw ada 3 macam:
Allohu Akbar X4
Asyhadu allaa ilaaha illalloh X2
Asyhadu anna Muhammadar Rosululloh X 2
Hayya alash-Sholaah X2
Hayya alal Falaah X2
Allohu Akbar X2
Laa ilaaha illallooh
Berdasarkan hadits Abu Daud yang diriwayat dari Abdulloh bin Zaid
Cara ini dipakai Abu Hanifah, Ahmad dan yang paling masyhur
)(499
Dari hadits Abu Daud, At-tirmidzi, An-nasai, Ibnu Majah
Allohu Akbar X4
Asyhadu allaa ilaaha illalloh X4
Asyhadu anna Muhammadar Rosululloh X4
Hayya alash-Sholaah X2
Hayya alal Falaah X2
Allohu Akbar X2
Laa ilaaha illallooh
Pengulangan pada dua kalimat syahadat dengan suara pelan
namun dapat didengar orang yang hadir setelah itu mengucapkan
kalimat tersebut dengan keras
Cara ini dipakai oleh As-Syafii
)(502
Allohu Akbar X2
Asyhadu allaa ilaaha illalloh X4
Asyhadu anna Muhammadar Rosululloh X4
Hayya alash-Sholaah X2
Hayya alal Falaah X2
Allohu Akbar X2
Laa ilaaha illallooh
Dari Hadits riwayat Muslim: 379
Namun riwayat ini tidak sah, sebab yang benar mengucapkan takbr
adalah empat kali
Cara ini dipakai oleh Malik dan pengikit madzhab Hanafi
) ( 379:
Taswib adalah mengucapkan Ash-sholatu hoirun minan-naum
dua kali setelah mengucapkan Hayya alash-Sholaah dan
Hayya alal Falaah pada adzan Subuh
Hal ini sunnah menurut Jumhur Ulama
Berdasarkan hadits dari Abu Mahdzuroh :
hqne oi R5 wJe
#f] 3Je wI
3JeoiepvY laZe
..Jika untuk sholat Subuh, maka saya mengucapkan ash-sholatu
lY
khoirun minan-naum... Yriwayat
Dalam p yang berbunyi lain, Saat
pertama waktu Subuh.
( HR. Abu Daud: 501 )
Pada hadits-hadits yang tersebut di depan dijelaskan bahwa
pengucapan taswib tidak ditentukan
Apakah di awal ataukah pada adzan yang kedua
Dan didapati nash yang menyatakan taswib diucapkan pada adzan
pertama, dan tidak ada hadits yang menjelaskan taswib diucapkan
pada adzan kedua
Dengan demikian, pensyariatan taswib itu pada adzan yang
pertama, sebab kalimat yang dimaksud berfungsi membangunkan
orang yang masih tidur
Adapun adzan kedua berfungsi memberitaukan masuknya waktu
sholat dan mengajak manusia untuk mengerjakan sholat
Untuk masalah siapa yang mengumandangkan adzan
Nabi Saw mempunyai dua orang Muadzin
Bilal :
Adzan pertama waktu fajar dengan kalimat taswib
Q9e n&-=5
d^Y o}
Hendak kemana engkau? Ia menjawab, Bidah yang engkau
kerjakan ini yang mengeluarkanku (dari masjid).
{Mq&i v l:} v
Tidak sah mengumandangkan adzan ,kecuali dlm keadaan wudlu,
maka hadits ini tdk shohih
Tidak ada pertentangan diantara ulama, bahwa adzan disunahkan
dm keadaan berdiri, kecuali ada kondisi yg menyebabkan ia
tdk bisa melakukannya
Telah dijelaskan dlm hadits Ibnu Umar, bahwa Nabi Saw bersabda:
Bangkitlah wahai Bilal, maka kumandangkan adzan untuk sholat.
( HR. Al-Bukhori: 604, Muslim: 377, Shohih )
Jika seorang muadzin mengucapkan Allohu Akbar - Allohu Akbar,
maka salah seorang diantara kalian yg mendengar menjawab
Allohu Akbar - Allohu Akbar
Jika kalian mendengar panggilan adzan, maka ucapkanlah seperti
yang diucapkan muadzin.
Kemudian jika muadzin mengucapkan Hayya alash-Sholaah
maka salah seorang dari kalian menjawab Laa haula walaa
Quwwata illaa billaah, Kemudian jika muadzin mengucapkan
Hayya alal-Falaah, maka salah seorang dari kalian menjawab Laa
haula walaa Quwwata illaa billaah,
( HR. Muslim: 385, Abu Daud: 523, shohih )
Jika muadzin mengucapkan :
Maka orang yang mendengarnya mengucapkan :
Hal ini karena umumnya hadits Abdulloh bin Zaid yang telah
disebutkan
) ( HR. Bukhori: 614, Abu Daud: 529, At-Tirmidzi: 211, An-Nasai; II/27, shohih
( HR. Muslim: 386, Abu Daud: 525, At-Tirmidzi: 210, An-Nasai: II/26,
) shohih
Hal ini karena doa pada saat itu mustajab
Tidak ditolak doa antara adzan dan iqomah.
(HR. Abu Daud: 521, At-Tirmidzi: 212, Ibnu Khuzaimah: 425, Ahmad:III/155,
shohih)
Wahai Rosululloh, Para muadzin mempunyai keutamaan lebih
banyak dari kami. Maka beliau menjawab, Ucapkanlah seperti yg
mereka ucapkan, dan jika telah selesai, mintalah, engkau akan
diberi.
( HR. Abu Daud: 524, Ahmad: II/172, Ibnu Hibban: 1695 )
Kami pernah bersama Abu Huroiroh di masjid, lalu muadzin
mengumandangkan adzan sholat Ashar, setelah itu seorang laki-laki
berdiri dan berjalan keluar dari masjid, melihat hal itu Abu Huroiroh
memandanginya hingga keluar dari masjid, lalu ia berkata, Adapun
orang itu, telah durhaka kepada Abul Qosim Saw.
( HR. Muslim: 655, Abu Daud: 524, An-Nasai:2/29, At-Tirmidzi:131 )
Makruh hukumnya keluar dari masjid setelah
dikumandangkan adzan hingga melaksanakan
sholat wajib, kecuali karena ada udzur.
( Syarah Muslim: 5/157, Sunan At-Tirmidzi: 1/398)
RY=e ~eRe
-<9e p dan 8R~je
3. Perkataan mereka : v
[f6% v cm
ue v ketika muadzin
mengucapkan takbir terakhir
dan berlomba cepat
Riwayat yg datang dari Nabi Saw menjelaskan bahwa sifat
Iqomah ada dua cara :
Allohu Akbar X4
Asyhadu alla ilaaha illalloh X2
Asyhadu anna Muhammadar Rosuululloh X2
Hayya alash Sholaah X2
Hayya alal Falaah X2
Qod Qoomatish Sholaah X2
Allohu Akbar X2
Laa ilaaha illalloh X1
Yang afdhol adalah: Orang yang adzan-lah yang harus
mengumandangkan iqomah, sebab inilah yang
dilakukan Bilal, dan demikian pula yang
diyakini para ulama
Jika kalian mendengar panggilan adzan, maka ucapkanlah seperti
yang diucapkan muadzin.
( HR. Bukhori: 611, Muslim: 383, shohih )
Iqomah disebut juga dengan Adzan dan Nida yang berarti seruan
atau panggilan
Hal ini berdasarkan sabda Nabi Saw :
wI Gm: ga
G
Setiap diantara dua adzan ada sholat.
( HR. Bukhori: 624, Muslim: 838)
Bilal mengumandangkan adzan ketika matahari terelincir ke barat,
dan tidak mengumandangkan iqomah hingga Nabi keluar-menuju
masjid. Jika beliau keluar dan Bilal melihatnya, maka ia
mengumandangkan iqomah.
( HR. Muslim: 606, shohih )
Berdasarkan riwayat dari Abu Huroiroh :
Sesungguhnya sholat telah di-iqomahi-i untuk Rosululloh Saw,
kemudian jamaah meluruskan shof mereka sebelum
Rosululloh Saw berdiri di tempatnya.
( HR. Muslim: 605, shohih )
Jamaah berdiri untuk Sholat ketika melihat Imam
Jika sholat telah didirikan, maka janganlah kalian berdiri untuk
mengerjakan sholat-kecuali setelah melihatku.
( HR. Bukhori: 637, Muslim: 604, shohih )
Asy-Syafii dan Jumhur Ulama berpendapat:
Makmum tidak boleh berdiri kecuali iqomah selesai
dikumandangkan.
Ahmad berpendapat :
Ketika Muadzin mengumandangkan Qod qoomatish-
Sholah , maka waktu sholat dimulai
Malik berpendapat :
Sholat didirikan setelah iqomah selesai
Yang jelas, mereka melakukan sholat ketika mereka
telah melihat imam berdiri untuk sholat
Maka janganlah kalian berdiri untuk mengerjakan sholat-kecuali
setelah melihatku.
( HR. Bukhori: 637, Muslim: 604, shohih )
Wajib hukumnya, meninggalkan sholat rowatib atau sholat
lainnya bila telah dikumandangkan iqomah
Jika iqomah telah dikumandangkan, maka yang ada hanyalah
sholat wajib.
( HR. Muslim: 710 )