Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 32

Disusun oleh :

Kennedi Permata Putra

BAHAYA BIOLOGI (0516040059)


Rivan Surya Paskalis (0516040070 )
Noer Dinia Pratiwi (0516040069)
Elisa Indah Pratiwi (0516040072)
DEFINISI :
Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang berasal
atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang
terdapat di udara, seperti :
1. jamur
2. bakteri
3. virus
M AC A M - M AC A M B A H AYA B I O LO G I

BAKTERI
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat, lengkung dan batang.
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat :
a. kesehatan yang buruk
b. makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik
c. kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi
Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri :
a. anthrax
b. tbc
c. lepra
d. tetanus
e. Thypoid dan sebagainya.

CONTOH PENYAKIT AKIBAT


BAKTERI
DEMAM THYPOID
Disebabkan oleh Salmonella Thypi
Beberapa gejala yang nampak :
a. Demam yang berlangsung selama 3 minggu secara terus menerus
b. Gangguan pada saluran pencernaan
c. Nafas tak sedap, Bibir kering dan pecah-pecah
d. Perut Kembung, Sulit BAB, terkadang juga bisa Diare
e. Gangguan kesadaran
Pada umumnya yang mempunyai kemungkinan besar terjangkit
Demam Thypoid :
1. Anak-anak usia sekolah
2. Penyaji makanan
3. Petugas di lapangan
4. Petugas di rumah sakit
5. Militer
6. Setiap orang yang tinggal di daerah endemis
Beberapa cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari
penyebaran penyakit Demam Thypoid :
1. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Mencuci tangan sebelum makan
3. Usahakan selalu makanan & miniman yang higienis
4. Vaksinasi demam thypoid
Contoh Kasus demam thypoid
Tuan Lakoni, seorang petani berumur 30 tahun, datang ke praktek umum dengan
keluhan demam berkelanjutan selama 8 hari berturut-turut dengan nyeri pada
epigastrik, mual, rasa pahit di lidah dan konstipasi sejak 5 hari yang lalu.

Dokter menguji kondisi umum pada Tuan Lakoni. Pada pemeriksaan fisik, suhu tubuhnya
390C, denyut nadi 88x/menit, tekanan darah 110/80 mmHg, gerak nafas 18x/menit,
ada lapisan pada lidah (coated tongue) dan nyeri pada epistrik pada saat palpasi. Si
pasien melakukan tes laboratorium dengan hasil Hb: 12 mg/dl, WBC (White Blood
Cells/sel darah putih): 4500/mm3, ESR (Erytrocyt Sedimen Rate/Kadar sedimen
Eritrosit): 12 mm/jam, haematokrit 36 mg%, trombosit 210.000/mm3, Widal test Thypii
O: 1/320, Parathypii H: 1/640.

Setelah pemeriksaan selesai, dokter memberikan injeksi dengan menggunakan


cefotaxim intramuscular tanpa melakukan skin test. Dan 5 menit kemudian Tuan Lakoni
pingsan, filiformic pulse dan tekanan darah 80/60 mmHg.
Kemugkinan besar pak lakoni terkena bakteri thypoid ketika selesai mengerjakan
pekerjaannya sebagai petani, dan ketika ingin makan dia tidak mencuci tangan,
sehingga bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh.
VIRUS
Ukuran virus sangat kecil antara 16 - 300 nano meter.
Virus tidak mampu bereplikasi
Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus :
a. influenza
b. varicella
c. hepatitis
d. HIV, dan sebagainya.
CONTOH PENYAKIT AKIBAT
VIRUS
Contohnya adalah HIV
Penyakit akibat di tempat kerja yang umumnya berkaitan dengan
faktor biologi (virus) yaitu:
Petugas labotorium
Perawat
Karyawan rumah sakit
Petugas medis
Dokter
Pekerja umum
Gejala penyakit & proses penularan penyakit
a. pekerja di labotorium yang umumnya berkaitan dengan faktor biologi :
1. kuman pathogen yang berasal dari pasien,
2. alat-alat yang sudah terkena tubuh manusia yang sakit(terkontaminasi),
3. dan dari udara.
4. Virus yang menyebar melalui kontak dengan darah
Cairan tubuh pekerja yang sehat terkena tubuh pasien yang sudah infeksi Hiv,
contoh cairan pasien :
1. air liur pasien
2. feses pasien
3. air mata pasien
4. air keringat pasien
5. air kencing pasien/air seni
Pencegahan & pengendalian
1. Pencegahan spesifik
a. Vaksinasi
BCG petugas kesehatan
b. Alat perlindung diri
c. Sering mencuci tangan
akan mengurangi risiko infeksi karena virus
dapat diinaktivasi dengan sabun.
Contoh Kasus HIV
Profesi dokter gigi rentan tertular penyakit yang diidap pasiennya. Termasuk virus
mematikan HIV/AIDS. Tiga dokter gigi di Surabaya dilaporkan tertular HIV/AIDS. Dua
orang di antaranya bekerja di rumah sakit swasta ternama dan seorang lagi membuka
praktik pribadi. Hal ini diungkapkan Prof. Nasronudin, M.D., Ph.D, spesialis penyakit
dalam, yang juga pimpinan Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga Surabaya.

Nasronudin, yang menangani ketiga dokter gigi itu mengatakan kondisi ketiga pria itu
sangat parah bahkan sulit untuk berkomunikasi. Nasronudin menolak menyebutkan nama
ketiga dokter itu, tapi hanya menyebutkan masing-masing berusia 44 tahun, 58 tahun,
dan 52 tahun. "Mereka terdiagnosis AIDS stadium 4. Kondisinya sudah sangat parah,"
kata Nasronudin kepada Tempo.

Ia memperkirakan para dokter gigi itu sudah lebih dari lima tahun terinfeksi virus
HIV/AIDS. Nasronudin mengatakan masih sulit mencari kepastian sumber penularan.
Namun, ada dua kemungkinan mereka terinfeksi, yaitu karena profesi dan pribadi.

Menurutnya, profesi dokter memang berisiko tertular HIV/AIDS. Khususnya dokter gigi,
dokter obgyn, bedah, THT, dan penyakit dalam dan infeksi. Tertutupnya pasien mengenai
penyakitnya menjadi faktor seorang dokter bisa terpapar virus HIV/AIDS tanpa sengaja.
Meski sudah diberi surat pengantar bahwa seseorang mengidap HIV/AIDS, sering
kali surat itu tidak diberikan kepada dokter yang dirujuk. Akibatnya, dokter
rujukan tersebut tidak mengetahui bahwa pasien menderita HIV/AIDS. "80 persen
pasien HIV/AIDS tidak mau berikan surat pengantar ke dokter rujukan karena takut
tidak ditangani," katanya.

Cara penularan HIV/AIDS bisa terjadi secara horizontal, yakni kontak cairan darah
dan melalui hubungan seksual. Perbandingan penularan lewat kontak cairan darah
adalah 1:1. Artinya sekali kontak, virus HIV bisa langsung tertular. Inilah yang
membuat profesi dokter gigi sangat rentan terinfeksi HIV/AIDS.

Penularan virus melalui kontak cairan darah lebih berbahaya ketimbang hubungan
seksual. Hubungan seksual perbandingan penularannya sekitar 1:60. Ini berarti
butuh 60 kali berhubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS untuk bisa tertular
virus ini.

Koordinator Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi Rumah Sakit Umum dr


Soetomo Surabaya dr Erwin Astha Triyono SpPD-KPTI mengatakan kasus HIV/AIDS
terhadap tenaga medis memang masih sangat jarang, hanya 1 persen dari
seluruh kasus. Karena itu, tim kesehatan diminta untuk memperhatikan
kewaspadaan universal. Standar prosedur dokter dalam menangani pasien
HIV/AIDS pun lebih ketat.
JAMUR
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni
tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel
Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup
dari organisme atau hewan lain.
CONTOH PENYAKIT AKIBAT
JAMUR
Keputihan
Disebabkan virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel satu Trichomonas
vaginalis
Dapat pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi
akibat bahan pembersih vagina, atau iritasi saat berhubungan seksual.
Ciri-cirinya :
1.berupacairan berwarna kekuningan hingga kehijauan,
2.jumlahnya banyak bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam
3.kental, lengket, busuk, gatal dan panas,
4.menimbulkan luka di daerah mulut vagina
Panu dan Kudis
Jamur yang menyebabkan panu adalah Candida Albicans
disebabkan oleh jamur mikroskopis.
Jamur bertahan dengan hidup dari sel-sel kulit mati kita.
organisme ini tidak berbahaya.
Tapi jamur bisa menjadi masalah karena mereka berkembang biak
dengan cepat
MIKROORGANISME
PENYEBAB
PENYAKIT DI
1. DAERAH PERTANIAN

Llingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah


membuat pekerja dapat terinfeksi oleh
mikroorganisme seperti :
1. Tetanus
2. Leptospirosis
3. cacing
4. Asma bronkhiale atau keracunan Mycotoxins yang
merupakan hasil metabolisme jamur.
2. DI LINGKUNGAN BERDEBU
(PERTAMBANGAN ATAU PABRIK)

Di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang


mungkin ditemukan adalah bakteri penyebab
penyakit saluran napas, seperti :
1. Tbc
2. Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya
seperti Pneumonia.
3. DI LABORATORIUM
Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang
besar terinfeksi, terutama untuk laboratorium yang
menangani organisme atau bahan-bahan yang
megandung organisme pathogen
DI PERKANTORAN : (YANG MENGGUNAKAN
PENDINGIN TANPA VENTILASI ALAMI)

Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko


mengidap penyakit seperti :
1. Humidifier fever : yaitu suatu penyakit pada
saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan
organisme yang hidup pada air yang terdapat
pada system pendingin
2. Legionnaire disease penyakit yang juga
berhubungan dengan sistem pendingin dan akan
lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut.
CARA PENULARAN
KEDALAM TUBUH
MANUSIA
Banyak dari mikroorganisme ini dapat menyebabkan
penyakit hanya setelah masuk kedalam tubuh
manusia dan cara masuknya kedalam tubuh, yaitu :
1.Melalui saluran pernapasan
2.Melalui mulut (makanan dan minuman)
3.Melalui kulit apabila terluka
MENGONTROL
BAHAYA DARI
FAKTOR BIOLOGI
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat
dihindari dengan pencegahan antara lain dengan :
1.Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular
lewat debu yang mengandung organism patogen
2.Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi
3.Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja
4.Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling
tidak datu kali setiap bulan
5.Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya
mikroorganisme yang patogen pada system pendingin.
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol
dan mencegah penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat
dihindari
UNDANG-UNDANG YANG TERKAIT
DENGAN BAHAYA YANG ADA
DILINGKUNGAN KERJA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA

BAB I
TENTANG ISTILAH-ISTILAH
Pasal 1
"tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau
sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana
diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau berhubung dengan tempat kerja tersebut;
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan
air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Pasal 8
Pengurus di wajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi
mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan padanya.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang :
Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang


bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah
memahami syarat-syarat tersebut di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua
tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan
pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang
dijalankan. .
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk: a. Memberikan keterangan yang benar bila
diminta oleh pegawai pengawas dan atau keselamatan kerja; b.
Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan; c. Memenuhi dan
mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan; d.Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan
semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan; e.
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
kesehatan dan keselamatan kerja serta alat-alat perlindungan diri
yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal
khususditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas
yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fried, G.H.2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit : Airlangga
BungOkles.2008. Pengenalan bahaya di lingkungan kerja. Jakarta :
Gramedia
Thalib, D. Higene Perusahaan-Industrial Hygiene in: Kebijakan
Keseamatan dan Kesehatan Kerja Pertamina. Jakarta. p:1-21
Sumamur. Sejarah dan Hari Depan Higene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja in : Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT.
Toko Gunung Agung. Jakarta. 1996. p:22-25

You might also like