Professional Documents
Culture Documents
Kegawatdaruratan Paru
Kegawatdaruratan Paru
Kegawatdaruratan Paru
DARURAT PARU
5/16/17 10
djois
2 keadaan gawat darurat
Keadaan gawat
darurat MEDIK
Keadaan gawat
darurat BEDAH
5/16/17 10
djois
BATASAN
Keadaan Gawat Darurat:
Membahayakan Jiwa
5/16/17 10
djois
GAWAT DARURAT
PARU
Hemoptisis
Pneumotoraks Spontan
Severe Acute Asthma
Attack
PPOK Eksaserbasi Akut
Edema Paru
Gagal Napas
5/16/17 10
djois
GAGAL NAPAS
5/16/17 10
djois
5/16/17 10
djois
FAAL PARU
1. FAAL VENTILASI
2. FAAL DIFUSI
3. FAAL PERFUSI
5/16/17 10
djois
ANALISA
GAS DARAH
pH : 7.35 - 7.45,
Pa O2 : 80 - 100 mmHg,
Pa CO2 : 35 - 45 mmHg
HCO3 : 22 - 24 m Mol /
liter
5/16/17 10
djois
Macam Gangguan
Gagal Napas
djois
GAGAL NAPAS
RULE OF FIFTY :
Pa O2 < 50 mmHg
Pa CO2 > 50 mm Hg
atau
Pa O2 < 40 mmHg
Pa CO2 > 60 mmHg
5/16/17 10
djois
GANGGUAN
VENTILASI
Kelainan Saluran Pernapasan
( gangguan obstruktif : asma, PPOK )
5/16/17 10
djois
GANGGUAN DIFUSI
Edema Paru
- kardiogenik ( gagal jantung )
- non kardiogenik
ARDS ( adult respiratory distress syndrome )
Pneumonitis ( alveolitis )
- Interstitial Pneumonia
- Interstitial Fibrosis
5/16/17 10
djois
GANGGUAN PERFUSI
Gagal Jantung
sindroma hiperkinetik
sindroma hipokinetik
Emboli paru
Gangguan
Vaskuler
5/16/17 10
djois
GAGAL NAFAS TIPE I
DIAGNOSIS
Klinis: batuk, ronki, takikardi,sianosis
Klinis :
Hipoksemi :takipneu, berkeringat
BGA :
PaCO2 > 50 mmHg PaO2 < 60 mmHg
HCO3- / BE normal atau meningkat
GAGAL NAFAS TIPE II
TERAPI
Support ventilation: latihan batuk,suction
Oksigen terkontrol
Koreksi asam basa
Terapi penyakit dasar:
PPOK : bronkodilator
ASMA
EKSASERBASI
AKUT
PENDAHULUAN
Pemahaman
EKSASERBASI patofisiologi,
terapi
/ meningkat
SERANGAN
ASMA
BRONKO AIRWAY
KONSTRI REMODEL-
KSI LING
BAKTERI
VIRUS RESPIRASI/HRV
(M.pneumonie,C.pneumonia
e
OBAT, Krisis emosi Alergen,polutan
EKSASERBASI
PDPI,2003: Gilbert TW, Denlinger LC. Role of Infection in The development and Exacerbation of Asthma.
NIH Public Acces.Expert Rev Respir Med. 4. 71-83.2010
KONTROL ASMA YANG Disfungsi psikologis
JELEK ( psikosis, kecemasan,
depresi)
Riwayat rawat inap akibat Pemakaian bronkodilator dgn
asma dosis yg makin meningkat
Disfungsi psikologis Riwayat pemakaian
( psikosis, kecemasan, kortikosteroid oral sebagai
depresi) pengontrol
Penyakit Kardiovaskular dan
Sosio-ekonomi rendah penyakit
Paru kronis
Risk factor
Fatal acute asthma
Hodder R, Lougheed D. Management of acute asthma in adults in the emergency department :
nonventilatory management. In Canadian Medical Association Journal, 2010.
MANIFESTASI KLINIS
Tabel 1. Gejala dan tanda umum asma akut/eksaserbasi
(dikutip dari: Hospital Physician,2006)
OKSIGENASI &
KECUALI SERANGAN BERAT BRONKODILATOR
DAHULUKAN*
DIAGNOSIS BANDING EKSASERBASI ASMA**
*Jain DG, Singal SK, Clark RK. Understanding and managing Acute Severe and Difficult Asthma. In Clinical Medicine.
Journal Indian Academy of Clinical Medicine. Vol.7.2006
**Hodder R, Lougheed D. Management of acute asthma in adults in the emergency department : nonventilatory
management. In Canadian Medical Association Journal, 2010.
PEMBAGIAN DERAJAT BERAT SERANGAN ASMA
PDPI,2003
Penanganan Asma Eksaserbasi di
Rumah Sakit
Penilaian Awal
Anamnesis, PF (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas),
APE atau VEP1 , saturasi oksigen, dan tes lain yang diperlukan
Terapi Awal
Inhalasi 2-agonis kerja cepat selang 20 menit selama 1 jam.
Oksigenasi sampai tercapai saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak)
Steroid sistemik jika tidak ada respons segera, atau jika pasien sebelumnya
sudah menggunakan steroid oral atau jika derajat keparahan sudah berat
Sedasi merupakan kontra-indikasi terapi asma eksaserbasi.
Pulangkan ke Rumah
Rawat Rumah Sakit Rawat di ICU
Lanjutkan -agonis inhalasi
2
(acute care setting) Inh 2-agonis + anti-kolinergik
Pertimbangkan steroid oral Steroid IV
Pertimbangkan inhaler Inh -agonis anti-kolinergik
2 Pertimbangkan 2 -agonis IV
kombinasi Steroid sistemik Oksigen
Edukasi pasien: Oksigen
Pertimbangkan teofilin IV
Cara pakai obat yang benar Magnesium IV
Intubasi dan ventilasi mekanik
Buat rencana aksi Monitor APE, saturasi O2 , nadi
jika perlu
Follow-up teratur
- GINA,2010
-Camargo CA, Rachelefsky G. Managing Asthma Exacerbations in the Emergency Departement.
Summary of the National Asthma Education and Prevention Program Expert Panel. Proc Am Thorac
PPOK EKSASERBASI
AKUT
Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
(PDPI 2011) :
adalah penyakit paru yang dapat dicegah
dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran
udara yang tidak sepenuhnya reversibel,
bersifat progresif dan berhubungan
dengan respons inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun/berbahaya,
disertai efek ekstraparu yang berkontribusi
terhadap derajat berat penyakit
Penatalaksanaan
Eksaserbasi
Penurunan Perburukan
kualitas hidup gejala
EKSASERBASI
Penurunan Peningkatan biaya
Fungsi paru pengobatan
Peningkatan
mortalitas
Penatalaksanaan eksaserbasi
Opsi Terapi
bronkiektasis
~ Sekarang : kanker paru +
bronkitis
Pemeriksaan Fisik
Selain toraks, periksa organ lain
THT,
abdomen dll
Tabel 1. Perbedaan hemoptisis dan hematemisis
Keadaan Hemoptisis Hematemesis
---------------------------------------------------------------------
Prodromal rasa tidak enak mual,
gangguan di tenggorok, batuk
lambung, muntah
CT Scan toraks
Pemeriksaan angiografi dan scan
perfusi paru
Melihat emboli paru
15% kasus hemoptisis tidak
diketahui
penyebabnya
~ idiopatik
~ hemoptisis essential
Penatalaksanaan
Tujuan
1. Mencegah asfiksia akibat batuk darah
2. Melokasi asal perdarahan
3. Menghentikan perdarahan
4. Mendapatkan diagnosis
Tahap I . Pembebasan jalan napas
dan stabilisasi
penderita :
Menenangkan dan mengistirahatkan
sakit.
Bila batuk darah terus berlanjut
pasang ETT bila perlu dipasang kateter
Forgaty menghentikan perdarahan
Tahap II. Mencari lokasi dan
penyebab perdarahan
Tahap kedua ini dapat dilakukan
dengan
pemeriksaan radiologi (foto toraks,
CT
Scan toraks, angiografi) dan
pemeriksaan
bronkoskopi menggunakan FOB atau
bronkoskopi rigid
Tahap III. Pemberian terapi
spesifik:
Terapi spesifik ditujukan untuk menghentikan
dan mencegah berulangnya perdarahan,
terdiri dari :
Terapi menggunakan bronkoskopi :
~ Alirkan bronkus dengan larutan garam
fisiologis dingin
~ Pemberian obat topikal vasokonstriksi
pembuluh darah diusahakan dengan larutan
epineprin (1:20.000)
~ Tamponade endobronkial
~ Fotokoagulasi laser (Nd-YAG Laser)
Tindakan operasi
Tujuan operasi selain untuk
menghentikan perdarahan , juga
untuk menyelamatkan penderita (life
saving)
Bila dengan cara konservatif tidak
bisa menghentikan batuk darah
yang masif
Sumber perdarahan harus diketahui
dengan jelas (pemeriksaan
bronkoskopi)
Komplikasi batuk darah
Anemia hipovolemik
Syok hipovolemik
Hipotensi
Kematian karena asfiksia
(gumpalan darah menyumbat jalan
napas)
Pneumotoraks
69
Pneumothoraks akumulasi udara
ekstrapulmonal rongga dada
Pneumotoraks robekan pleura
viseralis/ terbukanya dinding dada
pendesakan paru oleh udara kolaps
Jarang didapatkan pada masa anak-
anak
Udara masuk ke rongga dada dapat
primer atau sekunder, spontan,
traumatik, iatrogenik, atau katamenial.
70
ETIOLOGI DAN PATOGENESA
71
BEBERAPA FAKTOR TIMBULNYA
PNEUMOTHORAX SPONTAN
Pneumotoraks traumatik
pneumotoraks akibat trauma di
dada, kadang disertai
hematopneumotoraks
Pneumotoraks iatrogenik akibat
tindakan medis : trakeotomi,
torasentesis, biopsi transbronkial,
terapi akupuntur
Pneumotoraks katamenial
pneumotoraks yang terjadi
sehubungan dengan siklus
menstruasi, biasanya timbul
setelah 48-72 jam menstruasi
73
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS
75
Evidence tension pergeseran
mediastinum, circulatory
compromise
Ukuran pneumothorax Light:
77
Tension Pneumothoraks
Gawat darurat medis
Udara dapat memasuki
rongga pleura selama
inspirasi ttp tidak
dapat keluar pada saat
ekspirasi
Manifestasi klinik :
distress napas,
sianosis,dan biasanya
terjadi keringat berlebihan,
hipotensi dan takikardi.
Tension pneumothoraks
Diagnosis
Dipikirkan pada pasien
dengan kondisi yang
menurun secara tiba-tiba
setelah : ventilasi mekanik
atau telah menjalani suatu
prosedur yang dapat
mengakibatkan
pneumothoraks
Foto thoraks : pergeseran
mediastinum kontralateral
dan penekanan diafragma
ipsilateral
DIAGNOSIS BANDING
Emfisema lokal atau generalisata,
bleb emfisematous luas
kavitas paru luas
cystic formations
hernia diafragmatika
80
TATALAKSANA
Tatalaksana pneumotoraks ~ derajat
kolaps paru dan kegawatan penyakit paru
dasar
Pneumotoraks kecil atau sedang resolve
tanpa terapi, 1 minggu.
Pneumotoraks kecil (< 5%) dengan asma
juga dapat sembuh spontan
Pemberian oksigen 100% mempercepat
resolusi
> 20% kolaps/ tension diperlukan terapi
definitif 81
Indikasi Pemasangan Thorax
Drain
Trauma toraks (hematotoraks,
pneumotoraks, tension
pneumothorax,
hematopneumotoraks).
Infeksi (empiema).
Keganasan (efusi pleura atau
fluidotoraks).
Keadaan khusus (pasca torakotomi,
operasi jantung)
82
BTS, 2003
Tension pneumothorax kausa ter
komplikasi ventilator tekanan
positif gejala klinis
Tindakan dekompresi segera
penanganan awal tension
pneumothorax pneumotoraks
biasa drainase toraks
Pneumotoraks berulang adhesi
yang kuat paru-paru dan dinding
toraks, sklerosing (tetrasiklin, talk,
atau silver nitrate)
nyeri dada Distress hipotensi suara nafas
napas (-)
sesak takikardi deviasi trakea vena leher
83
Sarung tangan & mantel
steril
Larutan antiseptik kulit
Doek steril
Kassa
Spuit dan jarum (2125 G)
Pisau bedah
Benang (misalnya silk 1-0)
Instrumen untuk diseksi
tumpul (misalnya klem
bengkok)
Guidewire dengan dilators
(bila digunakan tube yang
kecil)
Konektor
84
Posisi paling ideal di tempat
tidur, lengan pada sisi lesi
yang akan dipasang diletakkan
di belakang kepala
Insersi drain toraks dilakukan
pada area segitiga aman
(safe triangle) m.
latissimus dorsi (ant), tepi lat
Pectoralis mayor, garis yang
ditarik horizontal dari superior
puting payudara dan apeks
dibawah ketiak
85
Ukuran kateter thoraks
Pasien Ukuran kateter thoraks
Dewasa 24 32 Fr
86
TEKNIK PEMASANGAN DRAINASE TORAKS
1) Desinfeksi kulit dan penutupan doek
steril anestesi infiltrasi Tempat yang
akan dipasang drain adalah :
a)Linea axillaris ant ICS iga VI-VII
(teknik Buelau)
b)Linea medio-klavikularis, ICS II
(teknik Monaldi).
2) Incisi 2 cm dipasang jahitan penahan
secara matras vertical miring
3) Dengan gunting berujung lengkung atau
klem tumpul lengkung, jaringan bawah
kulit dibebaskan sampai dengan pleura
87
4) Drain dimasukkan kraniolateral
5) Drain didorong masuk diputar sedikit ke arah
lateral sampai ujung dibawah apeks paru (teknik
Buelau), Monaldi bawah lateral s/d
pertengahan rongga toraks diikat dengan
benang pengikat berputar ganda, diakhiri dengan
simpul hidup
6) Diklem sistem botol penampung tekanan
negatif rongga intrapleural dan menampung
sekret
88
Pemasangan kateter thoraks dengan trokar
89
Pemasangan kateter thoraks
dengan pembedahan
90
Fiksasi Kateter thoraks
91
92
Jenis-jenis
kateter thoraks
93
KOMPLIKASI PEMASANGAN
THORAX DRAIN
Komplikasi dini: Komplikasi lanjut:
Pipa drainase toraks
Hemotoraks buntu
Emfisema subkutis Hemototraks
Laserasi paru Empiema
Pneumotoraks
Penetrasi ke diafragma
atau rongga abdomen
Pipa masuk di subkutan
Nyeri
Pipa terlepas
94
ARDS (Adult Respiratory
Distress Syndrome)
5/16/17 95
Definisi
Acute Lung Injury :
PaO2/FIO2 < 250 300 mmHg
5/16/17 96
Terapi
1. memperbaiki kelainan yang
mencetuskannya
2. mencegah atau memulihkan
mekanisme cedera kapiler alveol
3. mengurangi konsekuensi
patofisiologis melalui terapi suportif
5/16/17 97
1. Memperbaiki kelainan yang
mencetuskannya
Infeksi : antibiotika
Syok hipovolemik : penggantian
cairan
Overdosis : antidot/ eliminasi/
neutralisasi
5/16/17 98
2. Mencegah atau Memulihkan Mekanisme
Cedera Kapiler Alveoli
5/16/17 99
3. Mengurangi konsekuensi
patologis dg tx suportif
Mengurangi edema paru : diuretik,
dialisis
Meminimalkan efek pada
pertukaran gas : terapi O2 dengan
ventilasi mekanis
5/16/17 100
Thank You
5/16/17 101