UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KONVERSI ENERGI ELEKTRIK

Mesin Asinkron
3 Fasa

Oleh : Ir. Hery Purnomo, MT

 Mesin Asinkron
Mesin Induksi (Induction machine)

Mesin Asinkron 3
fasa
Shaded Pole
Mesin
Asinkron
Split Phase

Mesin Asinkron 1
fasa Capacitor Start

Split Capacitor
Bagian utama motor asinkron 3 fasa : Stator
Rotor
AC
Variable
Voltage Air gap
Sources IM
Vs Td
f

Three-phase
windings Rotor windings

Three-
phase
supply

Stator Air gap Rotor
m T
s
1. Rotor diam (tidak berputar) = Transformator
( n o , s 1)
pns
f1
60

f2 f1 E2 4,44N2 k w f2 m E2 4,44N2 k w f1 m

X2 L2 2f2L2

X2 2f1 L2
2. Rotor berputar, dengan putaran rotor (n) rpm

ns n
s
ns
E2s 4,44 N2k w f2 m
pn
ns n
f1 s E2s 4,44 N2k w sf1 m s 4,44 N2k w f1 m
60
pnrelt p(ns n) E2 s s E2
f2
60 60
X2s L 2 2f2 L 2
pns (ns n)
f2 X2s 2 s f1 L 2 s 2f1 L 2
60 ns
E 2s teg. induksi rotor berputar
E 2 teg. induksi rotor diam X2s s X2
f2 s.f1 X2s reak tan si rotor berputar
X2 reak tan si rotor diam
 X2s

E2s I2 (R2 j X2s )

sE2 I2 (R2 j sX2 )

E2s

R2
E2 I2 ( j X2 )
s
R ' X '2
2
s
E '2 E1 E'2 aE2
R'2 a2 R2
X'2 a2 X2
R'2 X '2
s I2
E ' I
'
2
2
a
 Rangkaian ekuivalen motor asinkron

ns n
R1 tahanan belitan stator
X1 - reaktansi bocor bel. stator
R2 tahanan bel. rotor yg diacu
kesisi stator
X2 reaktansi bocor bel. rotor yang
diacu kesisi stator
Rc tahanan pemaknitan
Xm reaktansi pemaknitan

Rangkaian ekuivalen (1 fasa)

dengan sisi stator sebagai referensi
Untuk tujuan menyamakan dengan rangkaian
resistansi rotor R2 yang sebenarnya, maka R2/s
dipisah dalam dua komponen:
' '
R R
2
R'2 R'2
2
s s
R'2 ' 1 ' 1 s
R2 R2 ( 1) R2 R2
' '

s s s

sehingga rangkaian ekuivalen rotor menjadi sebagai

berikut:
Rangkaian Ekuivalen

Actual rotor Resistance

resistance equivalent to
mechanical load
Apabila tegangan konstan

Rugi inti dianggap konstan mulai dari kondisi tanpa beban

sampai beban penuh
Rc dapat dihilangkan dari diagram rangkaian tetapi:
rugi inti tetap ada dan diperhitungkan pada efisiensi
Arus magnetisasi (arus tanpa beban) pada motor besarnya
sekitar 30% s/d 50% dari arus nominal
Reaktansi magnetisasi merupakan komponen penting
pada rangkaian pengganti
DIAGRAM / RANGKAIAN EKUIVALEN MOTOR
INDUKSI TIAP FASA

R1 = Rs X1 = Xs
R2 = RR X2 = XR S sisi stator
R sisi rotor
 KOMPONEN DAYA PADA ROTOR

ROTOR POWER INPUT (RPI) Daya elektromagnetik Pem (PAG)

ROTOR COPPER LOSS (RCL) Rugi daya belitan tembaga rotor Pcu2
ROTOR POWER DEVELOPED (RPD) Daya mekanik Pmek (Pconv)
OUT- PUT POWER Daya keluaran Pout

Ketiga komponen daya tersebut didapat dari

persamaan:
'
R ' 1
bila ruas kanan dan ruas kiri
2
R 2 R2 ( 1)
'
dari persamaan ini dikalikan
s s dengan IR2, maka:
 ' 2 ' 1 s
'
R
' 2 ' 2
I2 I2 R2 I2 R2 (
2
)
s s
ROTOR POWER INPUT (RPI)
R'2
' 2
(Daya elektromagnetik) Pem I2
s
ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
1 s
' 2
(Daya mekanik) Pmek I R 2
'

2
s

ROTOR COPPER LOSS (RCL)

' 2
(Rugi daya belitan rotor) Pcu2 I R '2
2
 Rugi Daya Motor Asinkron

Rugi daya belitan tembaga (Copper losses)

Copper loss in the stator (PSCL) = I12R1
Copper loss in the rotor (PRCL) = I22R2
Rugi Inti besi (Core loss) (Pcore)
Rugi daya mekanik (Mechanical power loss
due to friction and windage)
Aliran Daya Motor Asinkron

Pout
Efisiensi : x100 %
Pin
 Hubungan Daya

Pin 3 VL I L cos 3 Vph I ph cos

PSCL 3 I12 R1

PAG Pin ( PSCL Pcore ) Pconv

ind
PRCL 3I R2
m
2
2

Pconv PAG PRCL n

m 2
60
Pout Pconv ( Pf w Pstray )
n rpm
 Hubungan Daya

P
PAG Pin ( PSCL Pcore ) Pconv PRCL 3I 22 R2 RCL
s s
PRCL 3I 22 R2
R2 (1 s ) PRCL (1 s )
Pconv PAG PRCL 3I 22
s s
Pconv (1 s) PAG

(1 s ) PAG m 1 ss
Pconv
ind
m (1 s )s
 Hubungan Daya

PAG Pconv
1 1-s

PRCL
s
PAG : PRCL : Pconv
1 : s : 1-s
 Simbol motor asinkron 3 fasa

AC
Variable
Voltage
Sources IM
Vs Td
f

Simbol motor asinkron 3 fasa :

1. Belitan stator hubungan Y
2. Belitan stator hubungan
1. Belitan stator 3 fasa hubungan bintang (Y)

2. Belitan stator 3 fasa hubungan delta ()

 Motor asinkron 3 fasa
Hubungan belitan stator bintang (Y) Daya : 2 HP
Hubungan belitan stator delta () Hubungan : /Y
Tegangam : 220/380 V

U V W

z x y Y

U V W
U V W
z x y
z x y

Terminal motor
1 Problem
A 208-V, 10hp, four pole, 60 Hz, Y-connected induction motor
has a full-load slip of 5 percent
1. What is the synchronous speed of this motor?
2. What is the rotor speed of this motor at rated load?
3. What is the rotor frequency of this motor at rated load?
4. What is the shaft torque of this motor at rated load?

60 f 60x60
ns 1800 rpm
p 2
n (1 s) ns (1 0,05)x1800 1710 rpm
f2 s f1 0,05x60 3 Hz

Pout 10 x746
T 41,68 N.m
r 2 1710
60
2 A two-pole, 50-Hz induction motor supplies 15kW to
a load at a speed of 2950 rpm.
1. What is the motors slip?
2. What is the induced torque in the motor in N.m
under these conditions?
60 f 60 x50
ns 3000 rpm
p 1
ns n 3000 2950
s 0,0167 1,67 %
ns 3000
no Pf W given
assume Pconv Pload and ind load
Pconv 15 103
ind 48.6 N.m
m 2
2950
60
3

A 480-V, 60 Hz, 50-hp, three phase induction motor is drawing

60A at 0.85 PF lagging. The stator copper losses are 2 kW,
and the rotor copper losses are 700 W. The friction and
windage losses are 600 W, the core losses are 1800 W, and
the stray losses are negligible. Find the following quantities:
1. The air-gap power PAG.
2. The power converted Pconv.
3. The output power Pout.
4. The efficiency of the motor.
Penyelesaian :

1. Pin 3VL I L cos

3 480 60 0.85 42.4 kW

PAG Pin PSCL Pcore

42.4 2 1.8 38.6 kW

2. Pconv PAG PRCL

700
38.6 37.9 kW
1000

3. Pout Pconv PF &W

600
37.9 37.3 kW
1000
 37.3
Pout 50 hp
0.746

4. Pout
100%
Pin
37.3
100 88%
42.4
4

A 460-V, 25-hp, 60 Hz, four-pole, Y-connected induction motor

has the following impedances in ohms per phase referred to
the stator circuit:
R1= 0.641 R2= 0.332
X1= 1.106 X2= 0.464 XM= 26.3
The total rotational losses are 1100 W and are assumed to be
constant. The core loss is lumped in with the rotational
losses. For a rotor slip of 2.2 percent at the rated voltage and
rated frequency, find the motors
1. Speed
4. Pconv and Pout
2. Stator current
3. Power factor 5. ind and load
6. Efficiency
Penyelesaian :

120 f e 120 60
1. nsync 1800 rpm
P 4
nm (1 s )nsync (1 0.022) 1800 1760 rpm

R2 0.332
2. Z 2 jX 2 j 0.464
s 0.022
15.09 j 0.464 15.11.76
1 1
Zf
1/ jX M 1/ Z 2 j 0.038 0.0662 1.76
1
12.9431.1
0.0773 31.1
 Z tot Z stat Z f
0.641 j1.106 12.9431.1
11.72 j 7.79 14.0733.6

4600
V 3
I1 18.88 33.6 A
Ztot 14.0733.6

3. PF cos 33.6 0.833 lagging

4. Pin 3VL I L cos 3 460 18.88 0.833 12530 W
PSCL 3I12 R1 3(18.88) 2 0.641 685 W

PAG Pin PSCL 12530 685 11845 W

 Pconv (1 s) PAG (1 0.022)(11845) 11585 W

Pout Pconv PF &W 11585 1100 10485 W

10485
= 14.1 hp
746

PAG 11845
5. ind
2 1800
62.8 N.m
sync
60
Pout 10485
load 56.9 N.m
m 2 1760
60

6. Pout 100% 10485 100 83.7%

Pin 12530
 Karakteristik Torsi - putaran

T f (n )
Tmak

Tnom Torsi start

Tst Torsi maksimum
Torsi nominal

Tst > Tnom

 Pengaturan putaran motor induksi

Mengubah jumlah kutub

Mengubah besar tegangan sumber (jala-jala)
Mengubah frekuensi tegangan jala-jala
Mengatur tahanan luar (Tahanan tambahan)
pada belitan rotor
 1. Mengubah jumlah kutub

n 1 S ns
60 f
ns
p

Jumlah kutup dapat diubah2 dengan merencanakan kumparan

stator sedemikian shg dapat menerima tegangan masuk pada
posisi yang berbeda-beda .
 2. Mengatur tegangan jalajala

T
AC
Variable
Voltage
IM
Sources Td V1 beban
Vs
0.5V1
3 Rr' Vab2
T
' 2
R

S s Rab r X ab X r'
2

S
n2 n1 n

Karakteristik mekanik dapat dilihat, putaran akan berubah

dari n1 ke n2 dengan mengubah tegangan masuk
 3. Mengatur frekuensi tegangan jalajala
(Secara elektronik)
AC Td
Variable fs2 < fs1 < fs
Voltage
Sources Tmax
IM
Vs Td Tst2
f Tst1
Tst TL

n 2 1
S=0
s
S=0

2
S=1 S=0
m =0 fs2 fs1 fs

Dengan mengatur frekuensi maka putaran

akan berubah dari s ke 1 dan 2
 4. Mengatur tahanan luar

RX
Stator
Penambahan tahanan luar
RX R2 pada rotor belitan sampai
Rotor harga tertentu dapat torsi
Start maksimum.
RX Penambahan tahanan luar
Three-phase
supply juga diperlukan untuk memba
tasi arus awal yg besar saat
T Start.

Dengan mengubah2 tahanan

luar juga diperlukan untuk me
ngatur kecepatan motor.

Cara ini mengakibatkan rugi

daya yang cukup besar pada
rotor
R2 naik

n4 n3 n2 n1 n
 Starting Motor Asinkron 3 Fasa
Motor induksi tiga fasa dengan daya yang besar tidak dapat
dijalankan dengan cara dihubungkan langsung ke sumber jala-
jala.
Hal ini disebabkan karena, akan menyerap arus yang sangat
besar yaitu mencapai 6 -8 kali arus nominalnya. Hal ini
disebabkan karena pada saat start besarnya slip pada motor
induksi adalah sama dengan 1 (satu), sehingga di saat Slip
= 1, tahanan rotor kecil.
Arus menjadi besar dan akan merusak motor itu sendiri atau
terganggunya sistem instalasi tegangan akan Drop. Di
mana Drop tegangan ini mengganggu kerja dari relay,
kontaktor, nyala lampu, maupun peralatan elektronik dan
computer yang ada disekitarnya.
Ada beberapa cara untuk mengurangi
besarnya arus start antara lain adalah :
1. Starting dengan Tahanan
2. Starting dengan autotrafo
3. Starting dengan reaktor (Induktor)
4. Starting dengan saklar (Y- )
5. Starting dengan tahanan luar pada
rotor lilit
6. Starting elektronik