Professional Documents
Culture Documents
17,18-HYPERKES Hazards Kimia
17,18-HYPERKES Hazards Kimia
PENGENDALIAN BAHAYA
Sistem Kontrol
Cara Kerja
Monitoring tempat kerja
Perlindungan diri
TINGKAT BAHAYA
Industri Kimia Dasar Petro
Tingkat I Kimia, Pengolahan Minyak
Industri Hulu Dan Gas bumi
Produk
Akhir
Penggunaan Produk
Tingkat III
Akhir Dari
Masy. Pemakai
Bahan Kimia
DAMPAK BAHAYA BAHAN KIMIA
TERHADAP LINGKUNGAN
KECELAKAAN BESAR
Kebakaran
Keracunan
Pencemaran
BAHAYA KESEHATAN KERJA
Bahaya Fisik Bising Penerangan
Getaran Ultra Violet
Radiasi Infra Red
Cuaca Kerja
Bahaya Kimia Solvent Mist
Gas Fume
Vapor Smoke
Dust Bebauan
Asbest
Bahaya Biologi Mikrobiologi Binatang
Serangga dan buas
Tikus
BAHAN KIMIA BERBAHAYA KARENA DAPAT
MENIMBULKAN ?
Aqueous sistem
Alifatik
Cyclic
Aromatic
Halogeneted hydrocarbon
Keton
Ester
Alkohol
Ether
Efek fisiologis Aqueous system (bentuk cair)
Larutan organik
Cyclic hydrocarbon
Keracunan ringan
Yang sukar menguap lebih besar
menimbulkan iritasi dari pada yang tidak
menguap.
Aromatik hydrocarbon
POTENSI BAHAYA
Bahaya dari uap - keracunan
Kontak dengan kulit dan absorpsi
Ignition temp dan flash point berpotensi
menimbulkan kebakaran/peledakan
Menimbulkan pencemaran lingkungan
EVALUASI POTENSI BAHAYA
Konsekuensi paparan
Toksisitas bahan
Tingkat dan lama paparan
Faktor-faktor lain yang memberikan
kontribusi terhadap paparan (temp.
tekanan, dll)
PENGENDALIAN SOLVENT
UAP :
Adalah bentuk yang dalam tekanan dan temperatur
udara ruangan dapat berbentuk cair atau padat.
Misalnya Merkuri, Air dan Ethyl alkohol.
KLASIFIKASI FISIOLOGIS
IRRITASI
ASPIKSIAN
ANAESTETIK DAN NARKOTIK
RACUN SISTEMIK
IRRITASI
BEKERJA KROSIF, MEMBAKAR PERMUKAAN
MUKOSA, KONSENTRASI TINGGI MEMBERIKAN
DAMPQAK YANG LEBIH BESAR DIBANDINGKAN
DENGAN LAMANYA PAPARAN.
A. SIMPLE ASPIKSIAN
INERT GAS YANG MENGENCERKAN OKSIGEN
SEHINGGA TURUN DIBAWAH 20,09%
CO2, ETHANE, METHANE, He, H, N2, NITROUS OXYDE
DLL
B. CHEMICAL ASPIKSIAN
CO MENGIKAT HAEMOGLOBINE HCN, NITRILEs
MENGOKSIDASI JARINGAN DENGAN MENGIKAT SEL
KATALIST
C. ANILINE, DIMETHYL OXIDINE MERUBAH FERRO
MENJADI FERRI
D. H2S MENYEBABKAN KELUMPUHAN SISTEM SALURAN
PERNAFASAN
ANAESTETIC DAN NARCOTIC
DEBU :
Adalah bentuk padat dalam ukuran dan bentuk yang
bervariasi yang dihasilkan oleh mekanikal proses
sebagai abrasi, dan crushing atau yang dihasilkan
dari handling zak/kantong material yang halus.
DEBU
Koloidal (Colloidal)
Partikel yang berukuran diameter antara 0,001 -
1,0 mikron.
Settleable particle
Partikel yang berukuran lebih besar dari 1 mikron.
Debu (Dust)
Partikel dari pecahan material padat menyebar di
udara, diameter antara 1 - 150 mikron.
Fumes
Bentuk koloidal yang berasal dari reaksi kimia,
pembakaran metal, destilasi, sublimasi,
kalsinasi, dan kondensasi, ukuran 0,1 - 1
mikron.
Asap (Smokes)
Kompleks koloidal terbentuk karena
pembakaran tidak sempurna dari karbon atau
bahan lain, ukuran 0,01 - 0,5 mikron.
DEBU ORGANIK
Berasal dari bahan pakaian, hewan atau dari bahan-
bahan sintetis, menimbulkan respons alergi setelah
paparan akut atau kronis terjadi.
Debu organik sintetis dapat menyebabkan iritasi dan
alergi
DEBU IN ORGANIK
Terdiri dari menjadi debu metal dan debu bukan
metal. Debu bukan metal berupa silika seperti
crystalline atau amorphous (tidak mempunyai bentuk
yang tetap).
DEBU ORGANIK
1. DEBU INERT
DEBU SILIKA
FIBER :
Serat halus yang berasal dari asbest atau
sejenis nya dengan perbandingan panjang
dan lebar 3 : 1.
DEBU ASBEST
Anthophyllite
Actinolite
MIST
RANG PENJELASAN
KING