Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 77

PENDAHULUAN

Paparan bahan kimia terjadi sepanjang hidup.


Paparan bahan kimia dapat terjadi dimana
saja.
Paparan bahan kimia kontak dengan siapa
saja.
Akibat paparan bahan kimia mulai baru gejala
ringan sampai mematikan
BAHAYA BAHAN KIMIA
AKAR BAHAYA
Mudah Terbakar
Mudah Meledak
Toksik
Karsinogenik
Korosif
Reaktif
Eadioaktif
BAHAYA BAHAN KIMIA

GANGGUAN TERHADAP KESELAMATAN


Proses Abnormal (Kegagalan)
Produksi (Processing)
Penanganan (Handling)
Transportasi
Penyimpanan
AKIBAT
Kebakaran
Peledakan
Keracunan Akut
FAKTOR PENENTU BAHAYA

Sifat Inheren bahan/ Campuran


Skala Penggunaan
Usaha Pengendalian

PENGENDALIAN BAHAYA

Sistem Kontrol
Cara Kerja
Monitoring tempat kerja
Perlindungan diri
TINGKAT BAHAYA
Industri Kimia Dasar Petro
Tingkat I Kimia, Pengolahan Minyak
Industri Hulu Dan Gas bumi

Bahaya terhadap Keselamatan

Bahaya terhadap Kesehatan


Bahan
Setengah jadi
Industri Pengolahan BBM
Tingkat II
Dan
Industri Hilir
Produksi Bahan Kimia

Produk
Akhir

Penggunaan Produk
Tingkat III
Akhir Dari
Masy. Pemakai
Bahan Kimia
DAMPAK BAHAYA BAHAN KIMIA
TERHADAP LINGKUNGAN

PEMBUANGAN LIMBAH CAIR


Pencemaran Sungai dan Laut
Kematian Udang dan Ikan
Penyakit Jangka Panjang

PEMBUANGAN LIMBAH GAS DAN DEBU


Hujan Asam, Kerusakan Instalasi
Penyakit Saluran Pernafasan
DAMPAK BAHAYA BAHAN KIMIA
TERHADAP LINGKUNGAN

PEMBUANGAN LIMBAH PADAT


Pencemaran Perairan
Kontaminasi Sumber Air
Penyakit Jangka Panjang

KECELAKAAN BESAR
Kebakaran
Keracunan
Pencemaran
BAHAYA KESEHATAN KERJA
Bahaya Fisik Bising Penerangan
Getaran Ultra Violet
Radiasi Infra Red
Cuaca Kerja
Bahaya Kimia Solvent Mist
Gas Fume
Vapor Smoke
Dust Bebauan
Asbest
Bahaya Biologi Mikrobiologi Binatang
Serangga dan buas
Tikus
BAHAN KIMIA BERBAHAYA KARENA DAPAT
MENIMBULKAN ?

Peledakan akibat tekanan, panas, dan kimia


organik.
Kebakaran akibat energi panas dan komponen
organik.
Korosif merusak jaringan akibat basa dan asam
kuat.
Iritasi, kulit jadi merah, nyeri, terbakar, dan
terkelupas.
Sensitisasi akibat reaksi alergi karena epaxy resin
dan coal tar.
Keracunan sistem akibat kerusakan sistem organ.
HAZARDS KESEHATAN
FAKTOR KIMIA
SOLVENT

Solvent merupakan substansi yang seusai


dengan kegunaannya.
Solvent sangat signifikan karena banyak substansi
dalam bentuk solution/ cairan.
Organik solvents banyak digunakan sebagai bahan
dari cleaning, pelarut cat (thinner), pembersih
bercak, pembersih desk top, lilin, dan dipergunakan
di bagian laundry dll (lab, pabrik, bengkel).
SOLVENT

Bahan/ material yang digunakan untuk melarutkan bahan


atau material lain baik yang berbentuk cair ataupun tidak
(aqueous system & non aqueous system).

Aqueous sistem

Adalah material yang bahan dasarnya memang air


misalnya asam, basa, ditergen dll, yang mempunyai
tekanan uap rendah, sehingga potensi bahaya melalui
sistem saluran pernafasan dan keracunan
tidak besar.
SOLVENT PENTING DIPELAJARI KARENA ?

Solvent merupakan substansi yang sesuai


dengan kegunaannya.

Solvent sangat signifikan karena banyak


substansi dalam bentuk solution.

Organik solvents banyak digunakan sebagai


bahan dari cleaning, pelarut cat (thinner),
pembersih bercak, pembersih desk top, lilin, dan
dipergunakan di bagian laundry dll (lab, pabrik,
bengkel).
SOLUTION (LARUTAN)

Adalah campuran dari dua atau lebih substansi,


memiliki sifat kimia dan bentuk fisiknya sama.

Ada dua komponen dalam solution (larutan)

Pelarut (bagian terbesar dari larutan)


Yang dilarutkan (bagian lebih becil dari
larutan)
BAHAN ORGANIK SOLVENT
DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI

Alifatik
Cyclic
Aromatic
Halogeneted hydrocarbon
Keton
Ester
Alkohol
Ether
Efek fisiologis Aqueous system (bentuk cair)

Dapat menyebabkan iritasi bila paparan


berlangsung lama
Biasanya menyebabkan dematitis
Iritasi tenggorokan baik kontak dalam bentuk
mist.

Larutan organik

Tekanan uap besar


Peracunan melalui penafsiran
Efek sistem syaraf pusat
Aliphatic hydrocarbon

Menekan sistem syarat pusat.


Menimbulkan dermatitis
Subtansi innert dalam tubuh

Cyclic hydrocarbon

Keracunan ringan
Yang sukar menguap lebih besar
menimbulkan iritasi dari pada yang tidak
menguap.
Aromatik hydrocarbon

Merusak pembentukan sel darah merah


Masuk melalui iritasi dan absorps kulit
menimbulkan kanker
Iritasi kulit/micosa
Dermatitis
Mengganggu susunan syaraf pusat
Halogenated hydro carbon
(F, Cl, Br, I) :

Merusak ginjal, lever, CNS


Menyerang sistem saluran pencernaan
Kanker
MEMILIH SOLVENTS
Pilih solven yang paling kecil tingkat bahayanya.
Ganti solven yang berbahaya dengan yang tidak
berbahaya solvent yang tebaik adalah air
Jangan pilih larutan yang mudah terbakar atau
meledak.

POTENSI BAHAYA
Bahaya dari uap - keracunan
Kontak dengan kulit dan absorpsi
Ignition temp dan flash point berpotensi
menimbulkan kebakaran/peledakan
Menimbulkan pencemaran lingkungan
EVALUASI POTENSI BAHAYA

Konsekuensi paparan
Toksisitas bahan
Tingkat dan lama paparan
Faktor-faktor lain yang memberikan
kontribusi terhadap paparan (temp.
tekanan, dll)
PENGENDALIAN SOLVENT

Menjauhkan solvent dan breathing zone.


Gunakan sistem tertutup.
General dan local ventilation.
Gunakan masksimum bahan kimia yang tidak
berbahaya
Sarung tangan kimia.
Pakaian kerja keselamatan
Personal hygiene
PENGENDALIAN SOLVENT

Menjauhkan solvent dan breathing zone.


Gunakan sistem tertutup.
General dan local ventilation.
Gunakan masksimum bahan kimia yang
tidak berbahaya
Sarung tangan kimia.
Pakaian kerja keselamatan
Personal hygiene
GAS DAN UAP
GAS :
Adalah zat tidak berbentuk yang mengisi ruangan
tertentu, dapat berubah menjadi bentuk cair atau padat
bila mendapatkan tekanan dan penurunan temperatur.
Biasanya Gas tidak berbentuk cair atau padat pada
tekanan dan temperatur ruangan normal, misalnya
CO, Chlorine dan LNG.

UAP :
Adalah bentuk yang dalam tekanan dan temperatur
udara ruangan dapat berbentuk cair atau padat.
Misalnya Merkuri, Air dan Ethyl alkohol.
KLASIFIKASI FISIOLOGIS

IRRITASI
ASPIKSIAN
ANAESTETIK DAN NARKOTIK
RACUN SISTEMIK
IRRITASI
BEKERJA KROSIF, MEMBAKAR PERMUKAAN
MUKOSA, KONSENTRASI TINGGI MEMBERIKAN
DAMPQAK YANG LEBIH BESAR DIBANDINGKAN
DENGAN LAMANYA PAPARAN.

A. IRRITASI PADA SALURAN PERNAFASAN


BAGIAN ATAS.
GOL ALDEHYDES (ACETALDEHYDES,
ACROLEIN, FORMALDEHYDES)
B. IRRITASI PADA SALURAN PERNAFASAN
BAGIAN ATAS DAN JARINGAN PARU.
BROMINE, CHLORINE, FLUORINE, OZONE

C. IRRITASI PADA TERMINAL SALURAN


NAFAS DAN KANTONG UDARA
ARSENIC TRICHLORIDA, NITROGEN
DIOXYDE, DAN PHOSGENE
ASPIKSIAN

A. SIMPLE ASPIKSIAN
INERT GAS YANG MENGENCERKAN OKSIGEN
SEHINGGA TURUN DIBAWAH 20,09%
CO2, ETHANE, METHANE, He, H, N2, NITROUS OXYDE
DLL

B. CHEMICAL ASPIKSIAN
CO MENGIKAT HAEMOGLOBINE HCN, NITRILEs
MENGOKSIDASI JARINGAN DENGAN MENGIKAT SEL
KATALIST
C. ANILINE, DIMETHYL OXIDINE MERUBAH FERRO
MENJADI FERRI
D. H2S MENYEBABKAN KELUMPUHAN SISTEM SALURAN
PERNAFASAN
ANAESTETIC DAN NARCOTIC

ANAESTETIC YANG SIMPEL TANPA EFEK


SISTEMIK YANG SERIUS
ACETHYLENE, ETHERs, PROPANE, KETONE,
ALKOHOL DAN ESTERS (ACETATE)
KERACUNAN SISTEMIK
A. MENCEDERAI ORGAN BAGIAN
DALAM, SEPERTI GINJAL, LIVER
DAN PARU. CCl4
B. MENCEDERAI SISTEM SIRKULSI
BENZENE, PHENOL, TOLUENE.
C. MENCEDERAI SISTEM SYARAF
CS2, METHYL ALKOHOL
D. METAL DAN BUKAN METAL YANG
BERACUN .
PARTIKEL (DEBU)

DEBU :
Adalah bentuk padat dalam ukuran dan bentuk yang
bervariasi yang dihasilkan oleh mekanikal proses
sebagai abrasi, dan crushing atau yang dihasilkan
dari handling zak/kantong material yang halus.
DEBU

Debu dapat menimbulkan gangguan kesehatan


Debu berupa partikel halus hasil proses mekanik
Debu halus sulit dilihat dengan mata telanjang
Debu ada diudara dalam berbagai ukuran
Debu masuk tubuh melalui saluran pernafasan
Debu larut dalam cairan tubuh, masuk ke paru-
paru diabsorpsi oleh tubuh dan ikut aliran darah
DEBU

Debu yang tidak larut dalam cairan tubuh akan


tetap berada di paru-paru, menembus jaringan
dan menyebabkan iritasi
Debu dapat juga tertelan, dalam jumlah banyak
menimbulkan gangguan kesehatan
Debu yang tertelan bersama makanan
dieliminasi oleh saluran pencernaan
Debu racun kontak dengan kulit / saluran
pencernaan efeknya lebih ringan dari yang
masuk saluran pernafasan
JENIS PARTIKEL PENCEMAR UDARA

Koloidal (Colloidal)
Partikel yang berukuran diameter antara 0,001 -
1,0 mikron.
Settleable particle
Partikel yang berukuran lebih besar dari 1 mikron.
Debu (Dust)
Partikel dari pecahan material padat menyebar di
udara, diameter antara 1 - 150 mikron.
Fumes
Bentuk koloidal yang berasal dari reaksi kimia,
pembakaran metal, destilasi, sublimasi,
kalsinasi, dan kondensasi, ukuran 0,1 - 1
mikron.

Asap (Smokes)
Kompleks koloidal terbentuk karena
pembakaran tidak sempurna dari karbon atau
bahan lain, ukuran 0,01 - 0,5 mikron.

Mist dan Kabut (Fogs)


Partikel cair yang menyebar atau terdispersi di-
udara yang terbentuk karena kondensasi
PAPARAN DEBU DI UDARA

Debu mengganggu kesehatan


Jenis Debu
Lamanya Paparan
Konsentrasi Debu
Ukuran (Size) Debu

Keempat faktor saling berhubungan satu sama


lain, sehingga harus dipertimbangkan dalam
melakukan penilaian paparan debu
1. JENIS DEBU

DEBU ORGANIK
Berasal dari bahan pakaian, hewan atau dari bahan-
bahan sintetis, menimbulkan respons alergi setelah
paparan akut atau kronis terjadi.
Debu organik sintetis dapat menyebabkan iritasi dan
alergi

DEBU IN ORGANIK
Terdiri dari menjadi debu metal dan debu bukan
metal. Debu bukan metal berupa silika seperti
crystalline atau amorphous (tidak mempunyai bentuk
yang tetap).
DEBU ORGANIK

Man Made Terjadi secara alamiah


(Dinitro Benzene)

Dari pabrik Hewan


(kapas, biji-bijian)
DEBU IN ORGANIK

Metal Bukan metal


(Lead )

Batubara Silica bearing


(Silika bawaan)

Kombinasi Silika Silika Bebas


(Talk/bedak)
Crystalline Amorphous
(Pasir) Diatomaceous
LAMANYA PAPARAN

Debu dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi


dalam waktu paparan singkat pada konsen-trasi
yang relatif rendah.
Bahan-bahan beracun seperti lead, mangan, lebih
cepat (beberapa hari sampai beberapa minggu)
Beberapa jam terpapar oleh fume metal dapat
menimbulkan demam fume metal
Perkerja tambang batu bara, mendapatkan
gangguan kesehatan Silicosis, Asbestosis,
pneumoconiosis setelah beberapa tahun terpapar.
KONSENTRASI DEBU

Mengetahui konsentrasi debu di Breathing zone


Debu dikumpulkan pada filter, dengan volume udara
tertentu, lalu dianalisa dilaboratorium, guna
mengetahui jenis dan konsentrasinya (mg/m3).
Debu asbest dikumpulkan dengan filter, hanya fiber
yang kurang dari 5 (panjang) yang dihitung
jumlahnya, fiber/ m3 atau / ml
Debu < 10 mikron juga dapat diukur konsentrasinya,
menggunakan cyclone, pada volume udara tertentu
kemudian diperoleh konsentrasi dalam mg/m3.
UKURAN (SIZE) DEBU

Debu dapat dilihat mata telanjang pada ukuran >


50, yang lebih kecil dapat dilihat jika ada sinar
langsung mengenai debu/ debu memantulkannya.
Kumpulan Debu dapat dilihat dalam bentuk seperti
kabut atau asap.
Batas ukuran partikel debu yang melayang diudara
antara 0,02 - 500 mikron.
Debu respirable ukuran <10 dapat dipisah dengan
Cyclone, ditimbang beratnya dalam mg/m3 udara.
Benda padat bila dihancurkan, permukaannya akan
semakin luas beberapa kalinya, konsentrasi 50
jppkk menempati volume 560 m3 udara.
UKURAN DEBU.

Debu yang lebih besar akan turun lebih cepat dari


debu yang ukurannya lebih kecil, (gravitasi bumi)
Tekanan udara mempengaruhi kecepatan turun,
bahkan sebagian dari debu tersebut akan
melayang diudara dan turun sangat lambat sekali.
Bahan fibrous seperti asbestos < 5 dapat masuk
sampai ke alveoli, ukuranya > dari 5 akan
terperangkap di hidung, tenggorokan, larynx,
trachea, dan bronchi kemudian masuk ke saluran
pencernaan.
UKURAN PARTIKEL DAN KEMAMPUANNYA
BERADA DALAM SISTEM SAL. PERNAFASAN.

Partikel Respirable Partikel


Aerodinamis Massa (%)
Diameter ( )
0 100
1 97
2 91
3 74
4 50
5 30
6 17
7 9
8 5
10 1
SETTLING RATE
DEBU SILICA DI UDARA

Ukuran Kecepatan waktu turun


Dalam mikron Dalam menit per kaki
0,25 590,0
0,50 187,0
1,00 54,0
2,00 14,5
5,00 2,5
RESPIRABLE DUST

Adalah debu yang dapat mencapai alveoli dan


menim-bulkan pneumoconiosis
Brittish Medical Research Council

Adalah bagian dari debu yang dapat dihirup


melalui saluran pernafasan dan melakukan
penetrasi bagian paru-paru yang tidak memiliki
celia, berukuran lebih kecil dari 5 mikron dan
memiliki diameter lebih besar dari 5 mikron
berada diudara cukup lama
AEC office of Health and Safety
PENGARUH DEBU PADA TUBUH

1. DEBU INERT

Debu masuk tubuh melalui sistem saluran


pernafasan, ditimbun diparu-paru dengan
jumlah relatif kecil, tidak menimbulkan reaksi
apapun dengan tubuh.

Bila jumlahnya semakin besar, tumpukkan debu


akan meng-ganggu fungsi paru-paru.

Debu ini umumnya bukan yang berasal dari


persenyawaan logam
2. DEBU BERACUN

Debu berupa senyawa logam seperti senyawa


Chromate atau senyawa Timah hitam

Debu golongan ini dapat berpengaruh akut dan


khronis terhadap organ-organ tubuh

Kelompok debu semacam ini sering juga disebut


dengan kelompok debu alert.
3. DEBU PENYEBAB ALERGI

Debu yang masuk dalam tubuh, akan


menyebabkan asthma, eczema, kalau mengenai
kulit dapat menimbulkan alergi

4. DEBU PENYEBAB FIBROSIS

Adalah debu yang dapat menyebabkan fibrosis


jaringan paru (penebalan jaringan) yang
mengganggu fungsi paru-paru
KEBERADAAN DEBU DALAM SISTEM SALURAN
PERNAFASAN

Ukuran debu yang masuk kedalam sal.


pernafasan akan menentukan tempat dan jumlah
penimbunan debu dalam paru-paru.
6 - 10 mikron tertahan pada sistem saluran
pernafasan bagian atas, celia akan
menggerakkan lendir keatas, naik ke pharynx,
dikeluarkan melalui ludah/ dahak.
3 - 5 mikron masuk sampai kebagian tengah,
debu ukuran dibawahnya mengendap sampai ke
permukaan alveoli
Debu yang lebih kecil lagi tidak akan mengendap,
tetapi akan keluar ke sistem saluran perna-fasan
mengikuti aliran udara pernafasan (gerakan
brownian).
Debu yang mudah larut dalam air, akan ikut aliran
darah pada pem-buluh kapiler alveoli, tetapi jika tidak,
debu tersebut dapat menem-bus dinding alveoli,
masuk kesalur-an limpha/keruang peri bronchial
Bila ditelan oleh phagocyt akan masuk kedalam
saluran limpha/ peri bronchial, atau keluar dari tempat
itu ke bronchioli, lalu didorong oleh celia ketas
kesaluran pernafasan bagian atas dan dikeluarkan
dari tubuh melalui ludah atau dahak.
DEBU YANG BANYAK DIJUMPAI Di
LINGKUNGAN KERJA

DEBU SILIKA

Debu Silica bebas (SiO2) ditemukan di pabrik gelas


granit, peleburan besi, pemotongan batu, pertam-
bangan dan terowongan, dalam bentuk kwarsa.
Pada campuran mineral, Crystalline silicon dioxide
lebih keras dari debu lainnya, sehingga pada
proses crushing/ grinding, persentasenya lebih
kecil dari campuranya
Si O2 (Crystalline silicon dioxide) dalam bentuk
bubuk, ukuran besar lebih banyak dari yang kecil.
Pada operasi grinding, seperti penghancuran
batubara sering meningkat-kan konsentrasi silika
lebih tinggi sebagai respirable dust dari pada yang
pecah secara alamiah
Pengambilan sampel di udara, untuk analisis
komposisi, dan hasilnya digunakan untuk evaluasi
bahaya debu di daerah pernafasan.
Untuk menganalisis debu ukuran sampai 5 mikron
diperlukan analisis kimia dengan menggunakan X -
Ray diffraction dan teknik analisis dengan IR.
Berdasarkan hasil penelitian, dijumpai berapa
persen silika dalam debu tertentu
CRYSTALLINE SILICON DIOXIDE
PADA BEBERAPA MATERIAL
Jenis Material % Si O2
(Range Normal)
Foundry moulding sand 50 - 90
Pottery ware body 15 - 25
Brick and Tili compositions 10 - 35
Bufting Wheel dressings 0 - 60
Road rock 0 - 80
Lime stone (pertanian) 0-3
Feldspar 12 - 25
Clay 0 - 40
Mica 0 - 10
Talc 0-5
Slate and shale 5 - 15
DEBU KAPAS

Debu kapas adalah debu yang berasal dari


kapas, di jumpai di perusahaan tekstil
karena terlepasnya debu kapas dari benang
atau dari kain yang sedang diproses.
Debu ini cukup berbahaya jika terhirup
melalui sistem saluran pernafasan, berada
diudara sejak dari permulaan proses
pembuangan biji kapas sampai proses
penenunan
ASBEST

FIBER :
Serat halus yang berasal dari asbest atau
sejenis nya dengan perbandingan panjang
dan lebar 3 : 1.
DEBU ASBEST

Secara khas debu asbes ini berbetuk panjang halus


dengan perbandingan panjang dan lebar adalah 3 : 1

Chrysotile (Asbestos putih)

Bentuk fibrous dari mineral Serpentin, jenis asbestos


yang terkenal dan banyak digunakan diseluruh dunia,
dijumpai di Canada, Rusia dan Afrika Selatan.

Crocidolite (Asbestos Biru)

Bentuknya lebih spesifik, bentuk fibrous dan tidak


teratur, sangat halus, dengan ciri khas berwarna biru.
Amosite

Bentuk fibrous dari bermacam-macam granit,


mengandung Ferros magnesium silicate,
ditemukan di Afrika Selatan, bentuk fiber lebih
panjang dan berwarna coklat sampai kuning,
bahkan ke putih, tergantung kualitasnya.

Anthophyllite

Berupa Magnesium silicate, komposisi-nya


bermacam-macam, mudah patah, berwarna coklat
ke putih-putihan.
Tremolite

Berupa Calcium magnesium silicate, merupakan


komponen utama yang digunakan dalam industri
pembuatan talc, namun kurang berbahaya

Actinolite

Bentuk dari Calcium magnesium iron silicate,


jarang digunakan di Industri.
MAN MADE MINERAL FIBERS (MMMF)

MMMF mencakup sejumlah Fibrous amorphous


silicates terbuat dari Rock, Clay, Slag atau
Glass.
Pembuatannya dilakukan dengan cara
peniupan atau sentrifugal dari bentuk pelelehan
(molten) menjadi bentuk fiber atau filament.
Bila material ini dialirkan melalui nozel maka
hasilnya akan berbentuk filaments atau
continuous fiber, namun bila ditiup atau dialirkan
tidak melewati nozle maka hasilnya akan
menyebar yang kemudian disebut fibers atau
wool.
Kategori yang termasuk dalam MMMF adalah
Glass filaments, Glass fibers, Glass wool, Rock
wool, Slag wool, Ceramic fibers.
Komposisi dari MMMF sangat bervariasi,
namun dalam glass fibers akan di-jumpai Silicon
dioxide antara 34 - 73 % menurut beratnya.
MMMF mengandung Aluminium oxide (Al2O3),
Lime (CaO), Magnesium oxide (MgO), Borax,
Alkaline oxide (Na20, K2O) dan Lead oxide.
Sifatnya tahan tegangan, resisten terhadap
kimia, tahan terhadap panas, tahan listrik, tahan
api yang dipenga-ruhi oleh komposisi glass.
JENIS DAN KEGUNAAN MMMF

JENIS FIBRE PENGGUNAANNYA

Continuous Menguatkan semen, plastik,


glass filaments kertas dan insulasi listrik
Glass, Rock Insulasi bising dan panas
dan Slag wool Peredam bising dan panel-panel
Refractory fiber Pembuatan Ducts untuk ventilasi
Fibers untuk dan Air condition
tujuan khusus Packing dan insulasi temp. tinggi
Insulasi tekanan tinggi (Aircraft)
Filtrasi efisiensi tinggi
DEBU COKE / BATUBARA

Debu Batu bara / Coke banyak dijumpai di


tambang Batubara dan kilang minyak

Produk paling dasarnya berbentuk debu halus


yang disebut calcined coke

Debu tidak langsung bereaksi dalam sal.


pernafasan, namun bila jumlahnya berlebihan
dalam jangka waktu lama mengganggu fungsi
paru-paru
DEBU SEMEN

Debu semen secara alamiah tidak mengandung


Silica.
Dalam operasionalnya semen mengandung
Silica, karena semen dibuat dari campuran Lime,
Alumina, Silica, dan Iron dioxide.
Fibers dalam bentuk alami dan sintetis juga
banyak digunakan dalam operasional semen
dengan maksud untuk memperkuat konstruksi
Pada saat demolisi bangunan atau gedung,
bahan-bahan fiber tersebut sering ditemukan
dalam debu secara proporsional.
FUMEs

Adalah partikel halus yang dihasilkan oleh


kondensasi material dari bentuk gas,
akibat pembakaran logam. Seperti
Lead/iron oxide fume.
FUMES AND GASES

Banyak pekerjaan mengelas, memotong atau


kombinasinya menghasilkan fumes dan gas yang
dapat mengganggu kesehatan
Fumes adalah partikel padat yang dihasilkan
oleh proses pengelasan dan coating metal.
Gas juga dihasilkan selamna proses pengelasan
Jumlah dan komposisi fumes dan gas yang
dihasilkan tergantung jenis filler metal and bahan
dasar material, proses pengelasan, kuat arus
dan dan panjang arc.
KEMUNGKINAN DAMPAK AKIBAT PAPARAN
BERLEBIHAN

Iritasi mata, kulit, dan gangguan system


pernafasan.
Efek bias terjadi secara akut.
Fumes dapat menyebabkan perasaan mual, pusing
kepala, dizziness, demam fume metal.
Kemungkinan dampak kesehatan serius dapat
menimbuklkan gangguan syaraf yang mengganggu
bicara dan gerakan
Di ruang tertutup menimbulkan gangguan
pernafasan karena kekurangan O2..
BAGAIMANA MENGHINDARI PAPARAN
BERLEBIHAN

Jauhkan kepala dari fume dan dari daerah


pernafasan.
Jangan menghirup fumes.
Gunakan sys. ventilasi yang memadai, guna
menjauhkan fumes dari daerah pernafasan.
Pada kasus tertentu udara yang bersih dan
segar perlu di sediakan oleh sys. ventilasi.
Bila sys.ventilasi masih tanda tanya, sample
udara perlu dilakukan untuk tindakan koreksi.
Gunakan ventilasi mekanis untuk meningkatkan
kualitas udara.
Bila Pengendalian teknis tidak dapat diterapkan
gunakan APD (respirator).
Bila bekerja di ruang tertutup gunakan ventilasi
yang baik atau gunakan airsupplied respirator.
Fumes dari pekerjaan las dapat menyebabkan
kematian karena kekurangan oksigen.
Manfaatkan NAB Gas dan Fumes untuk usaha
pengendalian.
MIST

MIST

Adalah semburan halus yang dihasilkan oleh


tekanan yang tinggi pada cairan seperti pada
saat pengecatan. Misalnya oil mist, acid mist,
paint mist.
ASAP

Adalah suatu gumpalan kehitaman yang terlihat


secara visual pada saat terjadinya pembakaran
yang tidak sempurna khususnya yang berasal
dari bahan karbon.
BEBAUAN
BAU
Bau adalah suatu rangsangan sebagai
akibat interaksi antara suatu bahan dengan
indera penciuman
Sering dianggap tidak berbahaya tetapi
mengganggu kenyamanan.
Bau juga menurunkan status sosial,
menimbulkan rasa ingin muntah dan
menguragi nafsu makan.
Hasil penelitian mnenunjukkan bau dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan
menurunkan motivasi kerja
PENYEBAB BAU ADALAH KEBANYAKAN ZAT
ORGANIK DAN SENYAWA SULFUR.

1. Industri, pabrik pupuk, kertas, penyamakan


kulit, pengolahan karet, tapioka, tahu, ikan dll
2. Peternakan, Peternakan ayam, babi, sapi dll
3. Limbah domestik, tempat pembuangan sampah,
limbah rumah tangga dan rumah sakit dan lain
lain.
KARAKTERISTIK BAU

Bau telur Bususk : Hidrogen Sulfida, Limbah


penyamakan Kulit, Karbon di Oksida, Limbah
rumah tangga.
Bau Cuka : Asam Asetrat
Bau Amonia : Amonia, Urin, dan Keringat.
Bau Merangsang : Belerang di Oksida,
Bau Klor : Klor dan Kaporit.
Bau dapat disebabkan oleh :
Campuran Non spesifik, Pembusukan bahan
organik dan atau makanan. Ada lebih dari 150
komponen bau yang sulit di identifikasi satu persatu
Senyawa Kimia spesifik : Ammoniak, Hidrogen
Sulfida, Methyil Sulfida Styrene, methyi dan Buthyl
Mercaptan dan lain lain.
Bahan yang menimbulkan rangsangan : sering
disebut odoran yang konsentrasi nya bisa di diteksi
dengan indra penciuman disebut ambang deteksi
bau.
Berasal dari Komponen tunggal : Bisa di deteksi
dengan jelas (ppm)
AMBANG DETEKSI BAU

ODORAN AMBANG NAB (*ppm) AMBANG


DETEKSI BAU ACGIH AMBIENT
ppm

Belerang di Oksida 3 2 0.07


Hidrogen Sianida 0.2-5.0 10 0.3
MIC 5 0.02 0.0007
Metanol 2000-8800 200 7
Formaldehid 1 1 0.01
VCM 205-307 50 2
Klor 0.2-0.4 0.5 0.002
GANGGUAN BAU DIPENGARUHI OLEH JENIS BAU
(DPT DICIUM) DAN INTENSITAS (KONS ODORAN)

RANG PENJELASAN
KING

0 Tidak ada bau atau bau tak tercium


1 Ambang deteksi bau, amat sedikit tercium bau
2 Sedikit bau, tetapi tetapi sangat tidak menyenangkan
3 Bau kuat cenderung orang menghindar
4 Amat berbau, tak tertahankan.

You might also like