Perubahan CTA Ke Akrual Daerah 201120131

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 59

BAGAIMANA

Set up chart of account sesuai dengan ketentuan baru


akun LO
Tentukan proses yang akan dijalankan sesuaikan sisdur
Kemendagri
Set up sistem pencatatan sederhanakan dengan sistem
komputer sehingga tidak menimbulkan masalah di lapangan.
Set up reporting format untuk LO , SAL dan LPE
Open balance neraca CTA
Transfer akun Ekuitas dana ke Ekuitas
Pastikan nilai dalam neraca sesuai definisi aset dan
kewajiban.
Pastikan semua aset dan utang Entitas telah dimasukkan
dalam Neraca
ALTERNATIF PROSES

Transaksi anggaran dilaksanakan dan transaksi akuntansi


dicatat melalui proses penyesuaian secara batch (bulanan,
semesteran atau tahunan.

Transaksi anggaran dan akuntansi dilakukan secara paralel,


end user akan melakukan pencatatan baik di sikulus anggaran,
maupun siklus akuntansinya.

Transaksi anggaran dan akuntansi dilakukan secara paralel,


end user akan melakukan pencataan anggaran, sistem secara
otomatis membuat transaksi akuntansinya

Transaksi anggaran dan akuntansi dilakukan secara paralel


tetapi end user akan menghadapi transaksi akuntansi, sistem
akan membuat secara otomatis transaksi anggaran jika
transaksi tersebut berhubungan dengan kas
Open Balance Neraca Akrual

Saldo Ekuitas di CTA ditutup


Ekuitas dana lancar (piutang, persediaan)
Ekuitas dana diinvestasikan pada aset tetap
Ekuitas dana diinvestasikan pada aset lainnya
Ekuitas dana diinvestasi pada cadangan
Ekuitas dana untuk pembayaran kewajiban
Saldo ekuitas dana dipindahkan ke Ekuitas
Pastikan nilai dalam neraca, aset, kewajiban memenuhi definisi
aset dan kewajiban dan pastikan bahwa semua aset dan
kewajiban Pemda telah disajikan dalam laporan keuangan.
Sebaiknya Penetapan Neraca Awal Akrual dibuat dalam
dokumen legal sebagai bukti dan landasan hukum.
Perhatian

Aset yang belum didepresiasi didepresasikan


Untuk menghindari aset nilainya lebih tinggi, namun tidak
memiliki manfaat di masa mendatang.
Aset yang belum dimasukkan ke neraca
Setelah dinilai dengan nilai yang tepat dimasukkan
beserta bukti berita acara penyerahan atau bukti
perolejannya
Piutang dan persediaan yang belum dimasukkan.
Aset yang bermasalah ??
Bolehkah dibersihkan dari neraca jika sudah ada bukti
hukum dan mengikuti prosedur manajemen BMD
Aset yang tidak jelas keberadaannya
Piuatang yang tidak dapat ditagih
SKPD!!

Pendapatan SKPD yang tidak memiliki pendapatan ??


LO akan negatif jika tidak ada sumber pendapatan
SKPD pengelola pendapatan akan membukukan surplus
tinggi sekali
Rekening perantara akan menjadi bagian dari ekuitas
konsolidasi. Walaupun terjadi defisit tetapi nilai ekuitas tidak
negatif. Nilai ini akan dieliminasi pada saat konsolidasi.
Pada tingkat Laporan entitas pelaporan tidak menimbulkan
masalah tetapi di SKPD menimbulkan masalah karena LO
negatif.
Dapat dibuat alternatif, dana yang ditransfer dari PPKD akan
diakui sebagai pendapatan bagi SKPD, namun pada konsolidasi
entitas pelaporan harus dieliminasi
Mekanisme Pencatatan - Alternatif

Transaksi anggaran akan dicatat dipasangkan dengan akun perantara misal


Estimasi Perubahan SAL. Transaksi ini akan digunakan sebagai pasangan untuk
mencatat:
Belanja
Pendapatan
Pembiayaan
Koreksi SAL
Transaksi ini secara paralel dicatat dalam akuntansi
Beban
Pendapatan LO
Penambahan / pengurangan aset
Penambahan / pengurangan kewajiban
Estimasi Perubahan SAL akan ditutup dalam SAL diperoleh SAL dilaporkan
dalam Laporan SAL.
SAL direkonsiliasikan dengan kas perbedaan terjadi karena utang PFK
Mekanisme Penyesuaian

Dalam rangka pelaporan, PSAP Akrual dapat diterapkan


dengan melakukan penyesuaian terhadap pencatatan dan
Laporan Keuangan CTA yang saat ini dilakukan.
Jika mekamisme ini dilakukan, sebaiknya hanya
dilakukan untuk sementara / masa transisi.
Proses ideal sebaiknya dilakukan dengan mengembangkan
sistem akuntansi yang lengkap sehingga tercipta sistem
akuntansi yang dapat diandalkan.
Untuk penyesuaian diperlukan beberapa informasi akrual
sehingga setiap kenaikan dan penurunan aset dan kewajiban
dapat direkonsiliasikan dengan LRA.
PENYESUAIAN CTA AKRUAL 1

Untuk melakukan proses penyesuaian harus


dipastikan bahwa neraca CTA sudah
mencerminkan semua akrual yang telah ada di
akhir tahun.
Aset tetap depresiasi, aset rusak, aset belum
dicatat
Persediaan persediaan rusak, hilang,
persediaan belum dicatat
Piutang piutang tidak dapat ditagih, piutang
yang belum dicatat
Hutang utang yang belum dicatat
Reklasifikasi Ekuitas Dana EKUITAS
PENYESUAIAN CTA AKRUAL 2

Data dalam Neraca dapat direkonsiliasikan dengan data dalam LRA


contoh:
Kenaikan aset tetap belanja modal + perolehan aset hibah
penjualan / pelepasan aset
Kenaikan investasi penerimaan pembiayaan investasi
pengeluaran pembiayaan investasi -
Pastikan semua data untuk melakukan penyesuaian tersedia.
Pendapatan yang masih harus diterima piutang
Pendapatan diterima dimuka yang telah menjadi pendapatan
atau pendapatan diterima dimuka dari transaksi yang telah ada.
Biaya yang masih harus dibayar piutang
Biaya dibayar dimuka yang telah menjadi beban atau biaya
dibayar dimuka dari transaksi yang telah ada.
Beban depresiasi, penyisihan piutang transaksi non kas
Penjualan aset, aset yang diterima dari hibah
Pendapatan investasi yang telah diakui secara akrual
TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL

TRANSAKSI KAS PELAKSANAAN ANGGARAN

TRANSAKSI AKRUAL
Pendapatan masih harus diterima
Pendapatan diterima dimuka
Beban yang masih harus dibayar
Beban dibayar dimuka
Beban Penyusutan
PENYESUAIAN CTA - AKRUAL

Pendapatan LRA dan Pendapatan LO Belanja dan Beban

LRA LO LRA LO

Pendapatan-LO Belanja
Sekaligus Sekaligus
Pendapatan-LRA Beban

Pendapatan Beban sudah


Pend. Belanja Utang atas
LO sudah Piutang dikeluarkan
Diterima Dibayar Belanja
diterima Kas- Pendapatan Kas-nya/
Dimuka Dimuka (YMHD)
nya Dibayar
TRANSAKSI KAS

Transaksi Kas dicatat sebagai pendapatan LRA dan Belanja LRA


Beberapa transaksi kas sebenarnya juga mencerminkan akrual
sehingga sama dengan Pendapatan atau Beban dalam LO
Pembayaran gaji pada periode anggaran atas seorang yang telah
bekerja
Pembayaran beban sewa selama satu periode anggaran
Penerimaan pendapatan untuk periode tersebut retribusi
Beberapa transaksi kas tidak mencerminkan akrual
Pembiayaan
Belanja modal
Pembayaran belanja untuk dimanfaatkan jangka panjang
Penerimaan pendapatan untuk jasa di masa datang
TRANSAKSI AKRUAL

Transaksi Akrual kadangkala tidak terkait dengan kas, karena


kasnya belum diterima atau dibayarkan.
Untuk transaksi ini, harus disediakan informasi pada tanggal
pelaporan.
Piutang (pendapatan yang masih harus diterima)
Utang (Beban yang masih harus dibayar)
Persediaan terpakai
Depresiasi
PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA

Pendapatan masih harus diterima merupakan pendapatan yang


sampai dengan tanggal pelaporan belum diterima oleh satker
karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan transaksi
lainnya yang menimbulkan hak tagih satker dalam rangka
pelaksanaan kegiatan pemerintah
Contoh:
Pajak masih harus diterima Pajak, Retribusi daerah.
Pendapatan bukan pajak masih harus diterima Pendapatan
sumber daya alam, pendapatan bunga, pendapatan sewa Bagian
laba atas laba BUMN, PNBP lainnya.
PENDAPATAN YANG MASIH HARUS
DITERIMA

Des. 20X2

Pembayaran
1 Februari 20X3
Rp. 250 Jt.
Pendapatan tahun 20X2

Diakui sebagai Pembayaran atas


pendapatan pada tahun piutang yang telah
20X2 dan dicatat sebagai diakui pada 31 Des 20X2
Pendapatan yang masih
harus diterima = Aset

16
PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA

Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke pengusaha
restoran dan hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar 250.000.000.
Pelunasan baru dilakukan pada 1 Februari 20X3
Pada 31 Desember 20X2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20X2
sebesar 500.000.000 berbunga 6%, jangka waktu 3bulan, jatuh tempo 1 Februari 20X3

Tangg Finansial Anggaran


al
31 Des Piutang Pendapatan 250.000.000 Tidak dicatat
20X2 Pendapatan Pajak LO 250.000.000
31 Des Piutang Bunga 2.500.000 Tidak dicatat
20X2 Pendapatan Bunga LO 2.500.000
1 Feb Kas 250.000.000 Estimasi Perubahan SAL 250.000.000
20X3 Piutang Pendapatan 250.000.000 Pendapatan Pajak-LRA 250.000.000
1 Feb Kas 2.500.000 Estimasi Perubahan SAL 2.500.000
20X3 Piutang Bunga 2.500.000 Pendapatan bunga- 2.500.000
LRA
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan


yang telah diterima oleh pemerintah dan sudah disetor
ke Kas Umum Daerah, namun wajib pajak dan/atau wajib
setor belum menikmati barang/jasa/fasilitas dari
pemerintah.
Contoh:
Pajak / Retribusi Diterima Dimuka Pajak / Retribusi yang
diterima lebih dari satu periode.
Pendapatan bukan pajak masih harus diterima Dividen BUMD
sudah diputuskan/diumumkan namun uangnya belum dterima.
Penerimaan sewa yang diterima untuk jangka waktu lebih dari
satu periode
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

Des. 20X2 Des. 20X3


Pembayaran
1 Juli 20X2 Berakhir
Rp. 100 Jt. 30 Jun
20X4

25 Jt. 50 Jt. 25 Jt.

Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20X4

6 bulan sebagai 18 bulan sebagai :


Pendapatan - Kewajiban (Pendapatan 12 bulan pendapatan
Akrual Diterima Dimuka); 20X3,
- Pengurang Pendapatan 6bulan Pendapatan
Akrual diterima dimuka, yang
akan diakui
pendapatan LO 20x4
19
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

Pada tanggal 1 Juli 20X2 Diterima pendapatan sewa atas


gedung yang tidak dipakai dalam rangka pendayagunaan aset
daerah dengan nilai sewa 100 juta untuk masa 2 tahun.

Tanggal Finansial Anggaran


1 Juli Kas 100.000.000 Estimasi Perubahan 100.000.000
20x2 Pendapatan diterima 100.000.000 SAL 100.000.000
dimuka LO Pendapatan LRA
31 Des Pendapatan diterima 25.000.000 Tidak dicatat
dimuka - LO 25.000.000
Pendapatan LO
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO
CTA AKRUAL
Pendapatan LO =
Pendapatan LRA tahun berjalan
-/- Piutang awal periode
+/+ Piutang akhir periode
+/+ Pendapatan diterima dimuka awal
-/- Pendapatan diterima dimuka akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang
pendapatan kenaikan pendapatan diterima dimuka

20X2 20X1Pendapatan LO
Pendapatan 300.000 300.000
Piutang 25.000 20.000 5.000 kenaikan
Pendapatan diterima dimuka 10.000 14.000 (4.000) penurunan
Pendapatan LRA + kenaikan piutang + penurunan
pendapatan diterima dimuka 309.000
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban


yang timbul akibat hak atas barang/jasa yang telah diterima
dan dinikmati dan/atau perjanjian komitmen telah dilakukan,
namun sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan
pembayaran/pelunasan/realisasi atas
hak/perjanjian/komitmen tersebut.
Contoh:
Belanja Pegawai yang masih harus dibayar
Belanja Barang yang masih harus dibayar
Belanja lainnya yang masih harus dibayar
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Des. 20X2

Pembayaran
1 Februari 20X3
Rp. 150 Jt.
Beban tahun 20X2

Diakui sebagai beban Pembayaran atas utang


pada tahun 20X2 dan yang telah diakui pada
dicatat sebagai Beban 31 Des 20X2
yang masih harus
dibayar = Kewajiban

23
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat tagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin
sebesar 20.000.000 yang telah diselesaikan oleh seorang rekanan, namun belum
dibayar. Karena kegiatan rutin ini disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka
pembayaran baru dilakukan pada 1 Maret 20X3

Tanggal Finansial Anggaran


31 Des Beban barang/jasa 20.000.000 Tidak dicatat
20X2 Beban yang masih 20.000.000
harus dibayar
1 Mar Beban yang masih 20.000.000 Belanja barang/jasa 20.000.000
20X3 harus dibayar Estimasi Perubahan 20.000.000
Kas 20.000.000 SAL
BEBAN DIBAYAR DIMUKA

Beban Dibayar Dimuka merupakan pengeluaran satuan


kerja/pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening
Kas dan membebani pagu anggaran, namun
barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum
diterima/dinikmati satuan kerja/pemerintah.
Persediaan dan aset tetap sebenarnya beban dibayar
dimuka, namun karakteristiknya khusus
Contoh:
Beban Pegawai dibayar dimuka
Beban Barang dibayar dimuka
Uang muka kegiatan
BEBAN DIBAYAR DIMUKA

Des. 20X2

Pembayaran Berakhir
1 Oktober 20X2 30 Sep
Rp. 40 Jt. 20X4

10 Jt. 30 Jt.

Sewa ruangan selama 1 tahun berakhir 30 September 20X3

3 bulan sebagai 9 bulan diakui sebagai


Beban sewa beban tahun 20X3

9 bulan sebagai Aset (Beban


dibayar dimuka)

26
BEBAN DIBAYAR DIMUKA

Pada tanggal 1 Oktober 20X2 dibayar sewa ruangan untuk ruang


kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 1tahun.

Tanggal Finansial Anggaran


1 Okt Beban sewa dibayar 40.000.000 Belanja barang/jasa 40.000.000
20X2 dimuka 40.000.000 Estimasi Perubahan 40.000.000
Kas SAL
31 Des Beban sewa 10.000.000 Tidak dicatat
20X2 Beban sewa dibayar 10.000.000
dimuka
31 Des Beban sewa 30.000.000 Tidak dicatat
20X3 Beban sewa dibayar 30.000.000
dimuka
BEBAN LO
CTA AKRUAL
Beban LO =
Belanja tahun berjalan
+/+ Beban dibayar dimuka awal periode
-/- Beban dibayar dimuka akhir periode
-/- Beban yang masih harus dibayar awal periode
+/+ Beban yang masih harus dibayar akhir periode
Beban LO = Beban LRA penurunan beban dibayar dimuka +
kenaikan biaya yang masih harus dibayar.

20X2 20X1 Beban


Belanja pegawai 500.000 500.000

Beban dibayar dimuka 30.000 40.000 (10.000)Penurunan


Beban yang masih harus dibayar 20.000 14.000 6.000 Kenaikan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka kenaikan
beban yang masih harus dibayar 516.000
BIAYA PENYUSUTAN

Penyusutan adalah alokasi biaya atas penggunaan aset


tetap penyesuaian nilai akibat pemanfaatan dari suatu
aset.
Metode penyusutan yang dapat digunakan:
Metode garis lurus
Metode saldo menurun ganda
Metode unit produksi
Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai pengurang aset
di neraca.
Beban penyusutan identik dengan beban pemakaian
aset tetap
Beban penyusutan beban LO tidak ada dalam LRA
REKONSILIASI DATA PENYUSUTAN

Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika


dalam periode tersebut tidak terdapat penjualan / pelepasa
aset.
Rekonsiliasi data :
akumulasi penyusutan awal periode
+/+ beban penyusutan
-/- akumulasi penyusutan aset yang dijual / dilepaskan
= akumulasi penyusutan akhir periode
Beban depresiasi = akumulasi penyusutan akhir periode
akumulai penyusutan awal periode + akumulasi penyusutan
barang yang terjual
BIAYA PENYISIHAN PIUTANG

Penyisihan piutang adalah penyisihan atas jumlah


piutang yang kemungkinan tidak tertagih di masa depan.
Aset merupakan manfaat masa depan yang akan
mengalir ke entitas, sehingga jika piutang kemungkinan
tidak dapat ditagih akan dilakukan penyisihan.
Besarnya piutang ditetapkan dalam kebijakan akuntansi
yang mengacu regulasi yang ada.
Penyisihan piutang hanya membuat nilai aset agar
menceriminkan nilai yang dapat direalisasi, namun entitas
tetap berupaya untuk melakukan penagihan atas piutang
yang telah disisihkan.
Untuk proses penghapusan piutang, mengikuti regulasi
yang berlaku.
PENYUSUTAN DAN PENYISIHAN

Pada 31 Desember 20X2, berdasarkan kebijakan akuntansi yang ditetapkan


jumlah penyusutan tahun 20X2 sebesar 230.000.000 dan penyisihan piutang
sebesar 10.000.000

Tanggal Finansial Anggaran


31 Des Beban penyusutan 230.000.000 Tidak dicatat
20X2 Akumulasi penyusutan 230.000.000
31 Des Beban penyisihan piutang 10.000.000 Tidak dicatat
20X3 Akumulasi penyisihan 10.000.000
piutang
PERSEDIAAN

Persediaan dalam perlakuan akuntansi


sebenarnya hampir sama dengan beban
dibayar dimuka.
Perbedaannya dalam penentuan persediaan
yang dibebankan dalam satu periode
didasarkan pada perhitungan secara fisik.
Beban persediaan (barang) dalam LO
merupakan beban penggunaan persediaan.
Beban persediaan = persediaan awal + belanja
barang persediaan (LRA) persediaan akhir
PERSEDIAAN

Pada 31 Desember 20X1, entitas memiliki saldo persediaan sebesar


45.000.000. Selama peride 20X2 persediaan yang dibeli (3 Juli) sebesar
150.000.000. Pada akhir periode, persediaan yang masih tersisa sebesar
50.000.000.
Persediaan yang terpakai
= 45.000.000+150.000.000-50.000.000=145.000.000

Tanggal Finansial Anggaran


3 Juli Persediaan 150.000.000 Belanja barang 150.000.000
20X2 Kas 150.000.000 Estimasi 150.000.000
Perubahan SAL
31 Des Beban persediaan 145.000.000 Tidak ada jurnal
Persediaan 145.000.000
SURPLUS/DEFISIT PENJUALAN ASET

Penjualan aset dalam LRA akan dicatat sebesar


nilai kas yang diterima dari penjualan tersebut.
Dalam LO transaksi tersebut akan dicatat debit
kas, akumulasi depresiasi, kredit aset yang
dijual, selisihnya akan dicatat sebagai kredit
surplus penjualan aset (keuntungan) atau debit
defisit penjualan aset (kerugian)
Untuk pelepasan aset, akan diakui defisit
pelepasan aset sebesar selisih nilai aset dan
akumulasi depresiasi.
PENJUALAN ASET

Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga


70.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai perolehan aset sebesar
400.000.000 dan akumulasi depresiasi sebesar 350.000.000

Tanggal Finansial Anggaran


2 Januari Kas 70.000.000 Estimasi Perubahan 70.000.000
20X2 Akumulasi Depresiasi 350.000.000 SAL 70.000.000
Peralatan 400.000.000 Pendapatan lain
Surplus penjualan aset 20.000.000
- LO
PENDAPATAN BUKAN KAS

Pendapatan LO meliputi pendapatan yang diterima bukan


dalam bentuk kas, misalnya
Hibah dalam bentuk barang
Hibah dalam bentuk jasa yang dapat diukur dengan
andal.
Pendapatan bukan kas, akan diakui sebagai pendapatan
LO namun tidak diakui sebagai pendapatan LRA.
Klasifikasi pendapatan mengikuti kententuan dalam
kontrak pemberian barang/jasa dan bagan akun entitas.
Untuk hibah dalam bentuk jasa, harus dipastikan bentuk
dari jasa tersebut (terukur) dan manfaat yang dihasilkan
dalam meningkatkan kinerja misal jasa perawatan
gedung, jasa sewa gedung, jasa tenaga dokter.
PENDAPATAN BUKAN KAS

Pada 3 Januari 20X2, entitas menerima hibah dari perusahaan swasta


berupa 2 unit kendaraan untuk dinas pendidikan dengan nilai 420.000.000
beserta service pemeliharaan kendaraan gratis selama 1 tahun dengan nilai
jasa pemeliharaan sebesar 10.000.000

Tanggal Finansial Anggaran

3 Jan Kendaraan 420.000.000 Tidak dicatat


20X2 Pendapatan hibah 420.000.000

3 Jan Beban Pemeliharaan 10.000.000


20X2 Pendapatan hibah 10.000.000
KESIMPULAN
PENYESUAIAN CTA - AKRUAL

Beban LO
Belanja yang disesuaikan dengan akrual
beban yang masih harus dibayar dan beban
dibayar dimuka
Beban yang belum dicatat penyusutan,
penyisihan, defisit penjualan / pelepasan aset
Pendapatan LO
Pendapatan LRA disesuaikan dengan akrual
pendapatan diterima dimuka dan pendapatan
yang masih harus diterima
Pendapatan yang belum dicatat hibah,
surplus penjualan aset.
NERACA KOMPARATIF

NERACA
ASET 20X0 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X0 20X1
Kas 400 580 Pendapatan sewa diterima dimuka 250 350
Piutang 500 600 Pendapatan pajak diterima dimuka 100 300
Persediaan 120 100 Utang biaya gaji 100 250
Biaya dibyr dimuka 230 120 Utang jangka panjang 1.000 1.300
Aset tetap 2.500 4.000 Utang bunga 20
-

Akumulasi dep Ekuitas 4.100 5.530


(200) (300)
Bangunan net 2.300 3.700
Investasi non per 2.000 2.650
Total Aset 5.550 7.750 Total kewajiban dan ekutias 5.550 7.750
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LRA 20X1
Pendapatan transfer - LRA 4.000
Pendapatan pajak - LRA 3.200
Pendapatan sewa 500
Pendapatan investasi 200
Total Pendapatan 7.900
Belanja
Belanja gaji 3.000
Belanja barang dan jasa 2.620
Belanja bansos 400
Belanja hibah 300
Belanja bunga 100
Belanja modal 1.000
Total belanja 7.420
Pembiayaan
Penggunaan SAL 400
Pembelian investasi (600)
Penerimaan utang jangka panjang 300
Pembiayaan netto 100
Total kewajiban dan ekutias 580
LAPORAN OPERASIONAL

LO LRA LO
Pendapatan transfer - LRA 4.000 4.000
Pendapatan pajak - LRA 3.200 +100 -200 3.100
Pendapatan sewa 500 -100 400
Pendapatan investasi 200 +50 250
Pendapatan hibah aset 500 500
Total Pendapatan 8.250
Beban
Beban gaji 3.000 +150 3.150
Beban barang dan jasa 2,620 +20 +110 2.7510
Beban bansos 400 400
Beban hibah 300 300
Beban bunga 100 20 120
Beban depresiasi 100 100
Total belanja 6.820

Total surplus LO 1.430


KESIMPULAN
PENYESUAIAN CTA - AKRUAL

Pendapatan transfer LO = Pendapatan transfer LRA tidak


ada item akrual di Neraca 4.000
Pendaptan pajak LO = Pendapatan pajak LRA + peningkatan
piutang pajak peningkatan pajak dibayar dimuka =
3.200+100-200=3.100
Pendapatan sewa LO = Pendapatan sewa LRA peningkatan
pendapatan sewa diterima dimuka = 500 100 = 400
Pendapatan investasi LO = Pendapatan investasi LRA +
kenaikan investasi pembiayaan investasi = 200 + 650 600
= 250.
Pendapatan hibah aset LO = Kenaikan nilai aset tetap
Belanja Modal + penjualan aset
KESIMPULAN
PENYESUAIAN CTA - AKRUAL

Beban gaji = Belanja gaji + kenaikan utang gaji = 3.000 + 150


= 3.150
Beban barang dan jasa = belanja barang + penurunan
persediaan + penurunan biaya dibayar dimuka = 2.620 + 20 +
110 = 2.750
Beban bansos = Belanja bansos LRA
Beban hibah = Belanja hibah LRA
Beban bunga = belanja bunga + keniakan utang bunga = 100
+ 20 = 120
Beban depresiasi = akumulasi depresiasi akhir akumulasi
depresiasi awal + akumulasi depresiasi aset yang dijual = 300
200 = 100
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Ekuitas 31 Desember 20X0 4.100


Surplus LO 1.430
Ekuitas 31 Desember 20X1 5.530
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

1 Diterima pendaptan transfer sebesar 4.000juta


2 Diterima pelunasan pajak yang telah diakui pada 20X0 sebesar 500.
3 Diterima pendapatan pajak sebesar 2.000
Diterima pendapatan pajak sebesar 700, di mana 200 merupakan pendapatan
4 pajak untuk tahun 20X2
Pendapatan pajak diterima dimuka pada awal peride 250, semuanya merupakan
5 pendapatan pajak untuk tahun 20X1
Pemda telah mengirimkan SKP senilai 600, namun belum diterima
6 pembayarannya.
Diterima pendapatan sewa sebear 500, dari jumlah tersebut 300 merupakan
7 sewa untuk tahun 20X2.
Pendapatan sewa awal periode sebesar 250 semuanya merupakan pendapatan
8 tahun 20X1.
Dibayar belanja gaji 3.000juta. Dari jumlah tersebut 100 merupakan gaji pada
9 20X0 yang telah diakui sebagai utag gaji.
10 Gaji yang masih terutang sebesar 250.
12 Membeli persediaan sebesar 620
13 Hasil perhitungan, persediaan yang tersisa di akhir periode sebesar 120
Mengeluarkan biaya barang dan jasa sebesar 2.000. dari jumlah tersebut 120
14 merupakan biaua dibayar dimuka.
Biaya dibayar dimuka sebesar 230 merupakan biaya sewa yang telah menjadid
15 beban pada tahun 20X1.
16 Mengeluarkan belanja bansos sebesar 400
17 Mengeluarkan belanja hibah sebsar 300
18 Membayaar bunga sebesar 100.
19 Biaya bunga yang terjadi namun belun dibayarkan sebesar 20
SAL awal periode sebesar 300 semunya digunakan sebagai sumber dana untuk
20 kegiatan tahun 20X1.
SIMULASI - 1

Pemda menerima transfer dari pemerintah pusat sebesar 4


.000 pada tanggal 1 Maret 2012

Jurnal Finansial
1 Maret Kas 4 .000
Pendapatan - LO 4 .000

Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas

1 Maret Estimasi Perubahan SAL 4 .000


Pendapatan LRA 4 .000
SIMULASI - 2

Pemda membayar belanja pegawai sebesar 2 .000 pada


tanggal 10 Maret 2012

Jurnal Finansial
10 Maret Beban pegawai 2 .000
Kas 2 .000

Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas

10 Maret Belanja Pegawai 2 .000


Estimasi Perubahan SAL 2 .000
SIMULASI - 3

Diterima pendapatan sewa sebesar Rp 240 juta untuk sewa


selama 2 tahun dimulai 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2014.

Jurnal Finansial
30 Juni Kas 240
Pendapatan sewa-LO 60
Pendapatan sewa diterima dimuka 180
Atau dengan alternatif
30 Juni Kas 240
Pendapatan sewa-LO 240
31 Des Pendapatan sewa-LO 180
Pendapatan sewa diterima dimuka 180
Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas
30 Juni Estimasi Perubahan SAL 240
Pendapatan sewa 240
SIMULASI - 4

Pemda membayar belanja modal untuk membangun gedung


DPR sebesar 1 .000 pada tanggal 1 Agt 2012

Jurnal Laporan Keuangan


1 Agt Bangunan 1 .000
Kas 1 .000

Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas

1 Agt Belanja Modal 1 .000


Estimasi Perubahan SAL 1 .000
SIMULASI - 5

Pemda melakukan belanja barang sebesar Rp 400 juta pada 1


April . Pada tanggal 31 Desember 2012 barang tersebut masih
tersisa sebesar 100 juta.

Jurnal Finansial
1 April Persediaan 400
Kas 400
Penyesuaian
31 Des Beban barang dan jasa 300
Persediaan 300

Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas


1 April Belanja barang 400
Estimasi Perubahan SAL 400
SIMULASI - 6

Pemda memberikan pinjaman kepada BUMD Rp 200 juta pada


1 Okt.

Jurnal Laporan Keuangan


1 Okt Investasi non permanen 200
Kas 200

Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas

1 Okt Pengeluaran pembiayaan - penyertaan 200


Estimasi Perubahan SAL 200
SIMULASI - 7

Pemda membayar pemeliharaan Rp 200 , perjalanan dinas


sebesar Rp 100 dan biaya jasa sebesar Rp 60 pada 1 Nop

Jurnal Laporan Keuangan


1 Nop Beban barang dan jasa 360
Kas 360

Jurnal angggaran dicatat sebagai belanja dan diklasifikasikan sebagai


belanja barang.
1 Nop Belanja Barang dan jasa 360
Estimasi Perubahan SAL 360
SIMULASI - 8

Beban Depresiasi selama tahun 2012 sebesar Rp 50

Jurnal Laporan Keuangan


1 Okt Beban Depresiasi 50
Akumulasi Depresiasi 50

Jurnal angggaran tidak ada karena tidak terkait dengan anggaran


SIMULASI - 9

Pada 25 Nopember 2012, telah diterbitkan Surat Ketetapan


pajak sebesar Rp 500 , SKP tersebut dibayar 5 Desember

Jurnal Finansial
25 Nop Piutang Pajak 500
Pendapatan pajak -LO 500
5 Des Kas 500
Piutang Pajak 500

Jurnal angggaran
5 Des Estimasi Perubahan SAL 500
Pendapatan pajak - LRA 500
SIMULASI - 10

Pada 25 Desember 2012, terdapat pendapatan pajak yang


belum dibayar namun telah diterbitkan Surat Ketetapan
Pajaknya sebesar Rp 200 .

Jurnal Laporan Keuangan


25 Des Piutang Pajak 200
Pendapatan pajak 200

Jurnal angggaran belum dimasukkan dalam LRA karena kasnya belum


diterima. Akan dimasukkan sebagai pendapatan LRA pada tahun 2013 saat
pendapatan tersebut diterima.
SIMULASI - RINGKASAN

Laporan LRA
Pendapatan transfer 4 .000
Pendapatan pajak 500
Pendapatan sewa 240
Total pendapatan - LRA 4.740
Beban
Belanja Pegawai 2 .000
Belanja Barang dan Jasa 660
Beban Depresiasi 50
Total beban 2.710
Surplus Operasional 1.550
SIMULASI - RINGKASAN

NERACA
ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kas 280 Pendapatan diterima dimuka 180.000
Piutang 200
Persediaan 100 Ekuitas 1.550
Bangunan 1 .000
Akumulasi dep (50 )
Bangunan net 950
Investasi non per 200
Total Aset 1.730 Total kewajiban dan ekutias 1.730
SIMULASI - RINGKASAN

Laporan Realisasi Anggaran


Pendapatan transfer - LRA 4 .000
Pendapatan pajak - LRA 240
Total pendapatan - LRA 4.240
Beban
Belanja Pegawai 2 .000
Belanja Barang dan Jasa 760
Belanja Modal 1 .000
Total Belanja 2.960
Surplus LRA 480
Pengeluaran pembiayaan inv non permanen 200
Saldo Anggaran Lebih / SILPA 280

You might also like