Dosen :

Dr. Ir. Albert Eddy Husin, MT

KELOMPOK IV :

1. Riswanto 55715120003
2. Genta Aditya 55715120009
3. Moh. Nawawi 55715120010
4. Ahmad Miqdad Alaydrus 55715120013

IMPROVED CRITICAL CHAIN PROJECT MANAGEMENT

FRAMEWORK FOR SCHEDULING CONSTRUCTION
PROJECTS
PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL
MANAJEMEN KONSTRUKSI

SEMESTER IV
TAHUN
2017
 Jurnal Improved Critical Chain Project Management Framework For
Scheduling Construction Projects
Guofeng Ma1; Aimin Wang2; Nan Li, M.ASCE3; Lingyun Gu4; and Qi Ai5
Abstrak
Abstract: Construction projects are subject to a wide range of constraints, such as project complexity, resource scarcity, and duration
uncertainty. The critical chain project management (CCPM) has emerged as a method for construction scheduling. This paper proposes an
improved CCPM framework to enhance the implementation of CCPM in construction project management practices. The framework
addresses two major challenges in CCPM-based construction scheduling, including buffer sizing and multiple resources leveling. Buffers
play a key role in ensuring successful schedule management. However, buffers generated by the existing sizing methods are either
unnecessarily large, which wastes resources, or insufficiently robust against various uncertainties. Resource leveling is another critical
challenge in CCPM-based construction scheduling because it requires a fundamentally different approach from the resource leveling used
in traditional scheduling methods. The proposed framework improves buffer sizing by integrating into the buffer sizing process various
uncertainties that affect construction scheduling but are not factored in by current practice. These uncertainties are assessed in five
dimensions with their respective metrics developed in the framework. Furthermore, the framework explores the feasibility of multiple
resources leveling in CCPM-based construction scheduling, with a novel method that manages the trade-offs between activity duration
and resource usages based on a multimodal activity execution structure. Three case studies were undertaken in this paper. The results
showed that the proposed framework outperformed existing buffer sizing methods by generating buffers with reasonable sizes and
sufficient robustness against uncertainties. The results also proved the feasibility and effectiveness of performing multiple resources
leveling in CCPM-based construction scheduling. DOI: 10.1061/(ASCE)CO.1943-7862.0000908. 2014 American Society of Civil
Engineers.
Author keywords: Critical chain project management; Construction management; Buffer sizing; Scheduling; Uncertainty;
Multiple resources leveling; Cost and schedule.
 PENDAHULUAN

PROYEK KONSTRUKSI SERING MENDAPAT BERBAGAI

KENDALA, SEPERTI KOMPLEKSITAS PROYEK,
KELANGKAAN SUMBER DAYA, DAN KETIDAKPASTIAN
DURASI. GAGAL DALAM MENGELOLA SALAH SATU
KENDALA INI BISA MEMBUAT PENJADWALAN
MENGALAMI DISTORSI ATAU PENYIMPANGAN.

METODE JALUR KRITIS (CPM) DAN

PROGRAM TEKNIK EVALUASI DAN
REVIEW (PERT) ADALAH METODE
PENJADWALAN YANG TELAH
BANYAK DITELITI DAN BANYAK
DIKEMBANGKAN DAN DIGUNAKAN
DALAM MENGATUR JADWAL
PROYEK.
 Tinjauan Teori

ADA TIGA JENIS PENYANGGA YANG DIBEDAKAN BERDASARKAN

PADA POSISI DAN FUNGSINYA YAITU BUFFER SUMBER DAYA
(RESOURCE BUFFER) / (RB), BUFFER PENGUMPAN (FEEDING
BUFFER) / ( (FB), DAN BUFFER PROYEK (PROJECT BUFFER) / (PB).
BUFFER SUMBER DAYA (RB) DIGUNAKAN UNTUK MELINDUNGI
RANTAI KRITIS DARI KELANGKAAN SUMBER DAYA YANG KRITIS
(RAND 2000).

RB DIGUNAKAN SEBAGAI PERINGATAN UNTUK TIDAK

MENGGUNAKAN SUMBERDAYA YANG ADA PADA WAKTU APAPUN.
FB DIATUR UNTUK MELINDUNGI RANTAI KRITIS DARI VARIASI
TUGAS YANG BUKAN TERJADI PADA PEKERJAAN RANTAI KRITIS
DAN DIJADWALKAN DI MANA AKTIVITAS YANG TIDAK KRITIS DAN
KRITIS BERTEMU (BEVILACQUA ET AL., 2009).
 Tinjauan Teori

SEBAGIAN BESAR PENELITIAN SEBELUMNYA TENTANG PERATAAN

SUMBER DAYA DIDASARKAN PADA METODE CPM DAN PERT.
PENELITIAN AWAL MENGASUMSIKAN SATU SUMBER TUNGGAL
DENGAN JUMLAH YANG TIDAK TERBATAS, SEDANGKAN
PENELITIAN SELANJUTNYA MULAI MEMFOKUSKAN PADA
BEBERAPA SUMBER DENGAN JUMLAH TERBATAS YANG
DIBAGIKAN DENGAN BEBERAPA PROYEK.

Easa (1989), mengajukan model optimasi

integer-linear untuk sumber daya
penyamarataan dalam proyek konstruksi yang
meminimalkan penyimpangan absolut antara
kebutuhan sumber daya dan tingkat sumber
daya yang seragam, antara kebutuhan sumber
daya berturut-turut dan / atau antara
persyaratan sumber daya dan tingkat sumber
daya tak seragam yang diinginkan.
 Metode Penelitian

DENGAN MENGUSULKAN KERANGKA KERJA

CCPM YANG LEBIH BAIK, MAKALAH INI
BERTUJUAN UNTUK MENCAPAI DUA TUJUAN
YANG SPESIFIK. PERTAMA, MAKALAH INI
DAPAT MENINGKATKAN APLIKASI METODE
WAKTU PENYANGGA (BUFFER) DALAM
PENJADWALAN KONSTRUKSI BERBASIS CCPM
DENGAN MENGEMBANGKAN METODE
PENGUKURAN YANG BISA MENGHASILKAN
BUFFER DENGAN UKURAN YANG WAJAR DAN
KETAHANAN YANG CUKUP TERHADAP
BERBAGAI KETIDAKPASTIAN

KEDUA, MAKALAH INI MEMBAHAS KELAYAKAN BERBAGAI

PERATAAN SUMBER DAYA DALAM PENJADWALAN KONSTRUKSI
BERBASIS CCPM, DENGAN METODE MBM YANG DIKEMBANGKAN
DALAM KERANGKA KERJA CCPM YANG DIUSULKAN.
 Metode Penelitian

PADA BAGIAN INI AKAN MEMPERKENALKAN BEBERAPA HAL

KETIDAKPASTIAN YANG DAPAT MEMPENGARUHI JADWAL
MANAJEMEN, DAN AKAN DILAKUKAN PENGUJIAN DARI LIMA
DIMENSI. DIMENSI INI MELIPUTI LINGKUNGAN, JARINGAN,
AKTIVITAS, SUMBER DAYA, DAN MANAJEMEN. DEFINISI DAN
JUMLAH KETIDAKPASTIAN INI AKAN DIJELASKAN SECARA RINCI
SELANJUTNYA. EFEK DARI KETIDAKPASTIAN DAN JUMLAH
WAKTU PENYANGGA INI KEMUDIAN AKAN DIBAHAS,
BERDASARKAN PADA PENDAHULUAN SEBELUMNYA TENTANG
UAM.
 Metode Penelitian

KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN
(ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY)

UNTUK MENGGAMBARKAN FAKTOR

LINGKUNGAN EKSTERNAL DIMANA PROYEK
DIJALANKAN, KERANGKA POLITIK, EKONOMI,
SOSIAL, DAN TEKNOLOGI (PEST) DAPAT
DIAPLIKASIKAN UNTUK MEMBANTU dimana i (i= 1; 2; 3; 4)
MENGANALISA DAMPAK DARI FAKTOR masing-masing mewakili
EKSTERNAL LINGKUNGAN. KERANGKA PEST evaluasi para ahli dari
ADALAH ALAT YANG BANYAK DIGUNAKAN lingkungan politik, ekonomi,
UNTUK MENGANALISIS LINGKUNGAN MAKRO sosial, dan teknologi.
ORGANISASI DAN EVALUASI DAMPAK DARI Persamaan (1) adalah saran
LINGKUNGAN (YINGFA DAN HONG 2010). dari penulis
 Metode Penelitian

KOMPLEKSITAS KEGIATAN
( ACTIVITY COMPLEXITY )

KOMPLEKSITAS AKTIVITAS (AC) MENUNJUKKAN

KOMPLEKSITAS TERTENTU SUATU AKTIVITAS,
YANG DITENTUKAN OLEH KOMPLEKSITAS
RANTAI KEGIATAN YANG BERISI AKTIVITAS
TERSEBUT (TUKEL ET AL 2006). dimana :

KETIKA AKTIVITAS PRESEDEN DALAM RANTAI Npre, i = Jumlah aktivitas

TERSEBUT LEBIH BANYAK, MAKA KEGIATAN
AKAN LEBIH CENDERUNG DIPENGARUHI
DENGAN PENUNDAAN DAN DISTORSI YANG
JUGA AKAN MEMPENGARUHI AKTIVITAS
PRESEDENNYA.
pendahulu i (predecessors)
Ntotal, i = Jumlah total aktivitas
dalam rantai kegiatan yang
berisi aktivitas i.
 Metode Penelitian

FLEKSIBILITAS AKTIVITAS
( ACTIVITY FLEXIBILITY )

FLEKSIBILITAS AKTIVITAS (AF) MENUNJUKKAN

FLEKSIBILITAS AKTIVITAS TERTENTU.
PENELITIAN SEBELUMNYA MENUNJUKKAN
BAHWA AKTIVITAS DENGAN JUMLAH AF YANG
KURANG KEMUNGKINAN AKAN SELESAI TEPAT
WAKTU (YANG ET AL., 2009) dimana :

Npre, i = Jumlah aktivitas

DAN OLEH KARENA ITU MEMBUTUHKAN
WAKTU BUFFER YANG LEBIH BESAR.
TENTUKAN VARIABEL FLEKSIBILITAS SEPERTI FI
DIMANA FI = TFI PADA TFI MENGGUNAKAN
ENTROPI (KUMAR 1987), DI MANA TFI
MENGACU PADA TOTAL FLOAT AKTIVITAS I.
pendahulu i (predecessors)
Ntotal, i = Jumlah total aktivitas
dalam rantai kegiatan yang
berisi aktivitas i.