Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 32

Studi Kasus Drug Induced (Case 3)

Nama Kelompok 5:
Afrida Wian Maykusvita (20140430003)
Kurnia Cahya Samudra (20140430026)
Rosalita Puji A. (20140430042)
Septi Dwi Narulita (20140430046)
Siska Dewi Fatmawati (20140430049)

Prodi Farmasi
Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah Surabaya
2017
ANAMNESA
Ny. AT
K - Umur/BB/TB : 52 tahun, 65 Kg, 150cm
A - Riwayat : DM, HT 14 tahun
S - Keluhan MRS : Pusing, lemas, luka dikaki kotor dan
bengkak
U Riwayat penggunaan obat: Captopril 3x12,5 mg dan
S Metformin 2x 500 mg
* Pengakuan keluarga pasien sudah tiga hari terakhir
minum obat tidak teratur.
Data Klinik
PARAMETER Normal 3/8/16 4/8/16 5/8/16

T (C) (37 0,5) 38,5 37 36,5

K BB (Kg)

BP (mmHg) 120/80 mmHg


65

210/120
63

190/100
65

200/110
A GDA (mg/dL) <200 mg/dL 527 498 516

S Data Lab
U PARAMETER Normal

Cr 0,6-1,3 mg/dL 14,5 mg/dL


S BUN 7-18 mg/dL 153 mg/dL

Na 136-145 meq/L 143 meq/L

K 4.5-5,5 meq/L 4,1 meq/L

Ca 8,4-9,5 mg/dL 4 mg/dL


PROFIL PENGOBATAN

K No. Nama Obat Regimen Dosis

A 1 Captopril 3x25 mg
S 2 Metformin 3x850 mg
U 3 Furosemide 3x40 mg

S 4 Paracetamol 3x500 mg
5 Infus EAS 2x1 flask
Emergency hipertensi terjadi ketika tekanan
darah sangat tinggi (seringkali > 220/140
mmHg)

JNC 8 Hypertension Guideline Guideine for the diagnosis and management of


Algorithm, 2014 hypertension in adults, 2016
Problem Assesment Planning
Subjektif Objektif
Medik
Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Riwayat BP Tgl 3- Hipertensi Hipertensi pada pasien ini Penambahan Monitoring efektifitas
HT 14 5/8/16 merupakan emergency terapi obat melalui Penurunan
Tahun :210/120 ; hipertensi ditandai dengan Amlodipin (CCB) BP pasien
tingginya BP pada tanggal
190/100;
3-5 tersebut. Pemberian Monitoring ESO yaitu
200/110 Pasien diberikan Terapi terapi captopril Batuk dan peningkatan
Hipertensi yang telah perlu dilakukan Scr, BUN (Captopril);
diterima oleh pasien ini adjustment Sakit kepala dan pusing
adalah Captopril 3x25 mg dosis sesuai dg (Amlodipin)
(dengan adjustment dosis); GFR pasien
Furosemide 3x40 mg dan
terapi ini kurang adekuat Pemberian rute
untuk menurunkan BP p.o furosemid
pasien terbukti dari data BP perlu diganti
pasien yang naik turun. dgn rute IV
continuous
karena TD
pasien masih
tinggi.
Dengan dosis
80-160 mg
Captopril dan Amlodipin

Kombinasi ACEi dan Ca Chanel Blocker memiliki


efek yang sama dengan kombinasi ACEi dan
Diuretik (Thiazide) sbg terapi Anti Hipertensi yang
adekuat sehingga diharapkan dapat menurunkan
stage Hipertensi pasien dengan ditandai turunnya
BP pasien

(Kidney International Supplements, 2012)


Captopril

Pasien menderita CKD Stage 5 dengan GFR


pada pasien ini 3mL/min/1.73 m2 dan Scr
14.5 mg/dL

(Lukela, Jennifer Reilly, et al., 2013)


Captopril

CrCl <10 mL/menit. Berikan dosis 50% dosis normal (Lacy, 2016)
setiap 24 jam
Dosis Captopril pada pasien perlu diturunkan 50%dari
dosis awal 3 x 25mg/daily sesuai dengan Scr pasien
3mL/min/1.73 m2 (<10mL/min) menjadi 3 x 12.5mg
/daily
Furosemide

Oh & Han., 2015

Kurang dari 10% furosemid dikeluarkan oleh hemodialisis


atau hemofiltrasi karena afinitas pengikatan protein
plasma yang tinggi. Oleh karena itu, tidak perlu mengubah
dosis pada pasien yang menjalani hemodialisis.

(Lacy, 2016)
Objektif Problem Asesment Plan
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
1. Cr 14,5 CKD stage Pasien mengalami CKD stage 5 (ESRD) Belum Pasien mengalami
mg/dL 5 (ESRD) yang dapat disebabkan riwayat penyakit diterapi CKD Stage 5 yang
2. BUN 153 pasien yaitu hipertensi, diabetes mellitus disarankan untuk
mg/dL tipe 2 dan pemberian captropil yang dialisis.
3. GFR 3 dapat menginduksi terjadinya CKD
(mL/min/1 (nefrotoksisitas)
.73 m2)

52
Assesment
Problem
Subjektif Objektif
Medik
Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
BB (65; 63; - Kaki bengkak Edema pada pasien dikarenakan tidak ada Terapi dilanjutkan Monitoring efektifitas obat
65) kg problem medik CKD stage 5 problem melalui berkurangnya
yang dapat menyebabkan terkait obat bengkak & berat badan
Edema tekanan onkotik turun. pasien.
Penurunan tekanan onkotik
dikarenakan hipoalbumin Efek samping obat berupa
sehingga menyebabkan cairan hipokalemi.
keluar dari saluran Elektrolit serum
menyebabkan edema
ekstraseluler.

Pemberian terapi furosemid


sudah tepat diberikan pada
pasien untuk mengatasi edema
pasien.
Furosemide

Oh & Han., 2015

Kurang dari 10% furosemid dikeluarkan


oleh hemodialisis atau hemofiltrasi karena
afinitas pengikatan protein plasma yang
tinggi. Oleh karena itu, tidak perlu
mengubah dosis pada pasien yang
menjalani hemodialisis.
Assesment Planning
Subjektif Objektif Problem Medik
Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Lemas 4 mg/dL Hipokalsemia Hipokalsemia pada pasien Indikasi Penambahan Monitoring efektifitas
(normal: dikarenakan problem tidak terapi calcitriol obat melalui
8,4-9,5 medik CKD stage 5 yang diobati peningkatan kadar
menyebabkan penurunan Pengecekan kalsium pasien.
mg/dL)
fungsi ginjal dimana ginjal data
merupakan tempat laboratorium Monitoring data lab:
produksi dan metabolisme PTH karena Serum PTH, kalsium,
vitamin D sehingga terjadi menentukan fosfat
hipokalsemia. dosis awal dan
adjustment Monitoring data klinik:
Direkomendasikan untuk dosis yang Tekanan darah
pemberian terapi vitamin D diberikan
yaitu calcitriol dengan dosis Efek samping obat
0.25 mcg/hari berupa hiperkalsemi
Tekanan darah
Nitrogen
Calcitriol

Hipokalsemia harus diterapi karena dapat


menyebabkan hiperparatiroid yang nantinya
menyebabkan kelainan mineral dan tulang pada pasien
CKD. Terapi hipokalsemia dapat direkomendasikan pada
pasien dengan CKD stage 5 yang menjalankan dialisis
Calcitriol

Calcitriol dapat menyebabkan hiperkalsemia, untuk


mencegahnya diberikan calcitriol dosis rendah dengan
monitoring serum kalsium minimal 2 minggu 1 bulan
sekali.
Problem Assesment Planning
Subjektif Objektif
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Lemas Cr (14,5 CKD stage 5 Pemberian terapi asam Terapi Terapi dilanjutkan Monitoring
mg/dL) (dialisis) amino berupa infus EAS sudah efektifitas obat
yang bertujuan untuk tepat melalui
BUN (153 memperbaiki BUN pasien membaiknya kadar
mg/dL) selama melakukan BUN ke rentang
dialisis. normal.
Infus EAS
Problem Assesment Planning
Subjektif Objektif
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Riwayat GDA : DM Pemberian metformin Terapi tidak Terapi OAD Efektifitas terapi
Penyakit: 3/8/16 digunakan untuk tepat metfrormin pada insulin yang dilihat
DM 14 (527) mengatasi DM pada indikasi pasien diganti dari penurunan
tahun 4/8/16 pasien, namun dengan insulin nilai GDA menjadi
(498) penggunaan basal-bolus GDA 126 mg/dl.
Lemas, Luka 5/8/16 metformin pada pasien
di kaki kotor (516) yang melakukan dialisis
kurang tepat diberikan
karena eGFR pasien
sebesar 3 ml/min/1,73
m2.
Dipiro 9th ed, 2015
Terapi Insulin untuk pasien yang ada dirumah sakit dan
melakukan dialisis adalah menggunakan insulin basal
bolus.

(ADA, 2017)

(JBDS-IP, 2016)
Subjektif Objektif Problem Asesment Plan
Medik
Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Luka di GDA DM Pasien memilIki luka di kaki - 1. Disarankan pasien Luka pada
kaki kotor 3/8/16 527 Infeksi yang kotor dan bengkak. untuk pasien
dan 4/8/16 498 Dengan kadar glukosa darah membersihkan luka mengering
bengkak 5/8/16 516 yang selalu tinggi dan rasa dengan NaCl, dan tidak
sakit yang hampir tidak keringkan menjadi
dirasakan, maka luka kecil menggunakan kasa komplikasi
yang tidak mendapat steril bersih hingga lanjutan
perhatian akan cepat menjadi kering lalu tutup seperti
luka yang besar. Tanpa dengan kasa gangren.
pengobatan cukup dan bersih.
istirahat total, luka di kaki bisa 2. Disarankan untuk
menjadi gangren (busuk). pasien selalu
Kadangkala kerusakan di kaki menjaga
yang makin parah akan kebersihan kaki
berakhir pada amputasi. dan olahraga
secara tertur dan
terukur.
Beberapa perawatan kaki
untuk pasien DM yang
dapat dilakukan di rumah
sakit

(Rahmat, 2014)
Metformin + Furosemide
Pemberian terapi metformin
bersamaan dgn furosemid
akan meningkatkan kadar gula
darah tubuh, memperburuk
toleransi glukosa dan kadang-
kadang menyebabkan
glikosuria atau bahkan
diabetes akut

Pemberian terapi metformin diganti


dengan insulin basal-bolus
Problem Assesment Planning
Subjektif Objektif
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
T (38,5; Deman Pemberian terapi Tidak ada Terapi tetap Monitoring
37;36,5) pada hari paracetamol sebagai problem dilanjutkan efektifitas obat
pertama antipyretik dan analgesik terkait dilihat dari
MRS (38,5 sudah tepat pada pasien obat menurunnya suhu
C) yang menunjukkan pasien turun.
penurunan suhu tubuh.
Monitoring ESO
Paracetamol Pemberian terapi acetaminophen sudah tepat
untuk mengatasi peningkatan suhu tubuh pasien
dimana acetaminophen merupakan agent analgesik
dan antipyretic yang aman dan digunakan pada
pasien dengan CKD stage 5

Pemberian dosis paracetamol sudah tepat (3x500mg)


Konseling :
Hal yang Mendukung Keberhasilan
Perawatan Kaki Diabetes :

Diet yang baik dan terukur agar berat badan


tidak berlebihan.

Olahraga secara teratur dan terukur, agar


kelebihan gula dan lemak di dalam tubuh
dapat berkurang (diubah menjadi energi
gerak)
Monitor kadar gula darah
Monitor tekanan darah

Pustaka : Rahmad, Anas. 2014. Perawatan Kaki Pada Penderita


Diabetes Militus Di Rumah. Jakarta ; Jurnal Permata Indonesia.
Cara penggunaan insulin
Cara menyuntikkan insulin
1. Siapkan insulin

2. Buka Pembungkus Jarum


Cara menyuntikkan insulin
3. Atur Dosis Insulin 3

4. Pilih Area Penyuntikan


Area Penyuntikkan (Hal 4)
Cara menyuntikkan insulin
5. Suntikkan Insulin

6. Pilih Bagian
Penyuntikan

You might also like