Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 79

Guidelines 2000

of Cardiopulmonary
Resuscitation
Emilzon Taslim, 2008
THE CHAIN OF
SURVIVAL
EARLY EARLY EARLY
DEFIB. EARLY
ACCESS

ADVANCED
CPR CARE

To get help To buy time To restart heart To stabilize


Activate the EMS System
Location of the emergency
Telephone number from which the call is being made
What happened: heart attack, auto crash, etc
Number of persons who need help
Condition of the victim(s)
What aid is being given to the victim(s) eg, CPR is being
performed
Any other information requested. To ensure that EMS
personnel have no more questions, the caller should
hang up only when instructed to do so by the EMD
Principle of Early
Defibrillation
(AED, Automated External
Defibrillation)
The most frequent initial rhythm in witnessed
sudden cardiac arrest is VF
The most effective treatment for VF is electrical
defibrillation
The probability of successful defirillation diminishes
rapidly over time.
VF tends convert to asystole within a few minutes
AUTOMATIC EXTERNAL
DEFIBRILLATION - AED

HEART START
100

90

80
Changes of success
70 reduced 7% to 10%
each minute
60
%success
50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 minute
Composite data illustrating relationship between probability of survival to
discharge (indicated as success in figure), after VF cardiac arrest and interval
between collapse and defibrillation
Bu.
Tante.
Banguun..
Tepuk
bahu
penderita
LONTONG
EH SILLAF,
TOLLOOOONG.
ADA ORANG PANGSAN
head-tilt, bebaskan
chin-lift jalan nafas
Jaw thrust
LOOK, LISTEN & FEEL

Jangan dilakukan
pada kasus trauma

Hasanul Arifin-2003
Look, listen, nggak
and feel
bernafas!!!
MOUTH TO MOUTH RESPIRATION
beri nafas 2 x
jepit hidung biar
tidak bocor.
The foreign body sequence
Raba nadi carotis
raba nadi carotis
RAGU ?

Sign of
circulation
Check for Sign of Circulation
Provide initial rescue breaths to the unresponsive,
non breathing victim.
Look for signs of circulation,
With your ear near the victims mouth, look,
listen, and feel for normal breathing or
coughing.
quickly scan the victim for any signs of
movement.
If the victim is not breathing normally, coughing or
moving, immediately begin chest compressions.
Processus
Xyphoideus
1 jari
diatas Px
pijat jantung
luar
mid-
sternal
SATU, DUA,
TIGA, .. S/D
LIMA BELAS
(9 DETIK)

15 X
KOMPRESSI JANTUNG LUAR
KOMPRESSI JANTUNG LUAR
KOMPRESSI JANTUNG LUAR
SATU atau DUA PENOLONG
Beri nafas lagi

2X
2x
nafas
15x pijat
jantung

4-seri
Mouth
to
ajunct
Mouth to ajunct
Bag
and
mask
Nafas bantu dengan alat
(AMBU)
awas, jangan
bocor
PASANG INFUS
Tiang infus
Cairan infus
infusion set
iv-catheter (jarum infus)
plester
kasa + alkohol, betadine

Jalan obat
Adrenalin, Atropin, Lidocain,
Vasopressin

Intra-venous
Intra-tracheal/trans-tracheal
(dosis 2-3 x intravena
Intra-osseus
TIDAK BOLEH intra-cardial

ok: menghentikan pijat jantung


sukar memastikan intra ventrikuler,
kena miokard nekrosis
kena a. koronaria infark
Hal-hal baru dalam RJPO
Pijat jantung diprioritaskan tidak ada sela, 100x/m
(dicapai dengan hitungan 1s/d15 dalam 9 detik)
Bagi awam pijat jantung dimulai tanpa raba carotis
Satu atau dua penolong 15 pijat, 2 nafas
Jika trachea sudah diintubasi: pijat(15x) dan
nafas(2x) tidak usah sinkronisasi lagi.
pijat jantung lebih cepat, 100x/menit
irculation DC shock lebih dini

adrenalin 1-1-1/3-5 menit/iv-it-ios


atropin 1-1-1/3-5 menit/iv-it-ios
rugs Na-bik. 1 mEq/kg, paling akhir, iv saja
jangan intra kardial

DC-shock sedini mungkin


( sebelum 5-10 menit)
e- FIBRILLATION 200/200-300/360 joules
(satu rangkaian cepat)
Pasien tdk sadar

Px. Tdk. trauma


Bebaskan jalan nafas
(chin lift, jaw thrust, head tilt)

Berikan 2 nafas s/d dada terangkat


(500-600 ml)

Periksa nadi carotis


(awam tdk usah) Sign of
circulation

Carotis(-) CPR
CPR

Pijat jantung 100x/m


Nafas 12x/m
Sinkronisasi 15:2 (1 atau 2 penolong)

Segera ECG,
Siap DC-Shock

VT/VF A-systole/PEA
(Non-VT/VF)
DC-Shock
CPR terus 3 menit
Cardiac arrest = carotis(-)
Check ECG

VF/VT pulseless = ada gelombang khas,


shockable rhytm, harus segera DC-shock
A-systole = ECG flat, tdk ada gelombang
UN- shockable
PEA=EMD= ada gelombang mirip ECG normal,
NADI tidak teraba.
UN-shockable
VF/VT pulseless

Bentuk gelombang khas,


shockable rhythm, harus segera DC-shock
CPR hanya menunggu DC-shock
DC-shock <5 menit, >50% ROSC, CPR saja sukar
untuk ROSC
tanpa DC-shock akan memburuk menjadi a-systole
Ventricular fibrillation
Ventricular flutter

Langsung DC-shock
200 joules
Ventricular Tachycardia (VT)

Carotis(+) Carotis(-)

Lidocain DC-shock 200 joules


1mg/kg/iv, cepat

Lidocain 2% 20 mg/cc
DC-shock
oles paddles dengan jelly ECG tipis dan rata
1. switch ON
pasang paddles pada
posisi APEX dan PARA STERNAL
2. Charge 200 joules (non-synchronized)
perintahkan : nafas bantu berhenti dahulu
Katakan dengan suara keras :
Awas!!!, semua lepas dari pasien
Atas bebas, bawah bebas, samping ka/ki bebas
3. SHOCK !!! (tekan kedua paddles bersama)
Biarkan paddles tetap menepel didada, baca ECG.
Siap charge lagi bila irama masih shocksble
ECG : VF/VT pulseless
(nadi carotis tdk teraba)

DC-shock 200 joules

Masih VF/VT pulseless ROSC carotis(+)

200/300 joules

ROSC Pertahankan oksigenasi


MasihVF/VT pulseless Pertahankan tekanan darah

360 joules

ROSC
MasihVF/VT pulseless Return of Spontaneous
Circulation
DC-shock 200-300-360 joules

Masih VF/VT-pulseless

CPR 1 menit, intubasi, iv line, adrenalin 1 mg/iv-it-ios


ROSC

DC-shock 360-360-360 joules


ROSC
Masih VF/VT-pulseless

CPR 1menit, adrenalin 2mg, obat klas II-a


ROSC
Masih VF/VT-pulseless
Adrenalin, Atropin, Lidocain,
Vasopressin

Intra-venous
Intra-tracheal/trans-tracheal
(dosis 2-3 x intravena
Intra-osseus
TIDAK BOLEH intra-cardial

ok: menghentikan pijat jantung


Sukar memastikan intra ventrikuler,
Kena miokard nekrosis
Kena a. koronaria infark
Obat klas II-a

Lidocain 1-1.5 mg/kg tiap 3-5 menit 3mg/kg


MgSO4 1-2 gr u/ torsade des pointes
Procainamide 30 mg/menit
Na-bicarbonat 1 mEq/kg/iv
A-systole

ECG flat, tdk ada gelombang


UN-shockable
CPR + adrenalin (+ Atropin?)
ROSC <10%

PEA=EMD

Ada gelombang mirip ECG normal


Nadi carotis tdk teraba
Terapi sama seperti A-systole
A-systole (ECG flat)
PEA(gelombang ada tetapi carotis -)

CPR 3 menit

Intubasi, iv line,
adrenalin 1 mg/3-5 menit
1-1-1/1-3-5mg

A-systole/PEA ROSC

CPR 3 menit Bradikardia normal

Atropin,1-1-1 s/d 3 mg/klasII-a


ROSC

ICU
Bila cardiac arrest membandel

4 4
Tamponade jantung Massive MI
Hipoksia
Tension pneumothorax Asidosis
Hipovolemia
Thromboemboli paru
Hiperkalemia
Toxic overdose,
Hipotermia
B-blocker, Ca-blocker
Digitalis
PENDAHULUAN.....

Kasus terakhir: tsunami Aceh dan Jepang


menimbulkan trauma fisis, psikis dan near
drowning

Near drowning--> pneumonia aspirasi dengan


komplikasi sepsis dan abses otak

jumlah kasus pneumonia aspirasi 80% kasus


(Lee dkk): TENGGELAM

Tenggelam (Drowning) :kematian makhluk hidup karena


terendam air
Delayed drowning atau secondary drowning : pasien
selamat dari bahaya tenggelam tetapi mengalami
perburukan mengarah ke kematian
Near-drowning : kehilangan kesadaran akibat kejadian
tenggelam tapi tidak mengarah ke kematian dapat
menjadi delayed drowning
Sindrom aspirasi: masuknya benda asing ke dalam
paru: berupa cairan iritatif, benda-benda infeksius atau
benda tertentu
Penyebab...

Sangat penting untuk diingat bahwa selalu ada


kemungkinan untuk menyelamatkan seseorang
yang tenggelam walaupun dalam waktu cukup
lama
Berdasarkan National Institute of Health,
kesempatan untuk melakukan resusitasi pada
kasus tenggelam ini prognosisnya akan lebih
baik jika terjadi pada anak atau tenggelam
pada air yang sangat dingin. (Heller and Zieve,
2011)
Tanda Tanda Near Drowning
Dalam kasus near drowning, korban dapat
ditemukan tidak sadar (unresponsive).
Gejala lain yang dapat ditemukan:
Kulit yang dingin
Perut membengkak
Nyeri dada
Batuk
Susah bernafas atau nafas pendek
Muntah
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
TENGGELAM

Air tawar Air laut


osmolariti <darah osmolariti>darah
hipotonis hipertonis
hipervolemia hipovolemia
hemodilusi hemokonsentrasi
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
TENGGELAMkomplikasi aspirasi

spasme laring --hipoksia


obstruksi jalan napas
bronkokonstriksi
surfaktan hilang
kerusakan alveoli
kerusakan endotel kapiler
cedera otak
--> pirau (shunt): penyebab hipoksemia
KOMPOSISI AIR LAUT

mikroorganisme
Pasir
Diatom
Algae
Lumpur
Edema paru
Peningkatan pirau (shunt)
Toksisiti langsung cairan aspirasi
Aspirasi

Washout surfaktan
Inaktivasi surfaktan
Trauma membran alveoli langsung

alveoli
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
TENGGELAM komplikasi aspirasi

Aspirasi air laut dan air tawar penurunan


tekanan O2 dengan cepat
Air tawar 2,2, ml/kgBB PaO2 60mmHg
Air laut 2,2, ml/kgBB PaO2 60mmHg
Colebatch dkk: hipoksia arteri akibat
aspirasi tidak berhubungan dengan jumlah
cairan yang diaspirasi
MEKANISME ABNORMALITAS PARU
AKIBAT ASPIRASI
Vagal refleks
vasokonstriksi pulmoner
Hipertensi pulmoner

Aspirasi cairan
kerusakan struktur paru PENINGKATAN
PERMIABILITI MEMBRAN

EKSUDASI PROTEIN
Surfaktan hilang/inaktif
Kolaps alveoli karena EDEMA PARU
Compliance paru menurun

Ketidakimbangan
ventilasi perfusi
hipoksemia
Klinis dan komplikasi tenggelam

hipotermia
hemolisis
edema paru
pneumonia
gangguan metabolik
Hipoksemia
(asidosis)
Asfiksia
Gangguan hematokrit
ARDS
Edema paru
Aritmia
Edema otak
Gagal organ ganda
Tatalaksana
Pindahkan pasien secepat mungkin dari air
ketempat yang lebih aman
Jika tidak dicurigai adanya trauma spinal, miringkan
badan ke arah kiri pasien sehingga air, muntahan
dan cairan sekresi dapat keluar dari saluran nafas
atas
Suction jika diperlukan
Nilai dan pertahankan jalan nafas tetap paten
Gastric distention jika ventilasi susah dilakukan,
dengan suction yang tersedia, berikan tekanan
pada area epigastric
Rujuk
Tatalaksana tenggelam
A (airway) : buka jalan napas
B (breathing) : pemberian oksigen, dengan
ventilator bila perlu
C (circulation) : CVP
Pemberian obat-obatan
Penilaian status asam basa
Koreksi elektrolit
Emboli udara
Sering muncul 15 menit setelah penyelam
keluar dari air
Tanda dan gejala emboli udara
Gatal, timbul bintik bintik di kulit(mottled
skin)
Susah bernafas
pusing
Nyeri dada
Nyeri pada otot
Pandangan kabur
Tuli parsial, gangguan sensibilitas
Nausea dan muntah
Tanda dan gejala emboli udara
Mati rasa , paralysis
berjalan tidak stabil dan kurang koordinasi
Bengkak dan krepitasi di leher
Kehilangan daya ingat
Henti jantung dan paru
Perubahan tingkah laku
DECOMPRESSION SICKNESS AND
BAROTRAUMA

Decompression Sickness (Bends): biasanya


muncul pada saat penyelam terlalu cepat
naik ke permukaan dari tempat yang dalam.
Biasanya muncul sekitar 12 24 jam,
setelah menyelam
Barotrauma: disebut the squeeze saat naik
atau turun, tekanan udara di rongga tubuh
(seperti sinus atau telinga tengah) menjadi
terlalu besar.
PNEUMONIA ASPIRASI AKIBAT
TENGGELAM

Langsung
-aspirasi
2 mekanisme

Pneumonia aspirasi
Tidak langsung
-infeksi sekunder
-Pneumonia nosokomial
Patogenesis pneumonia aspirasi akibat tenggelam
Air laut
hipertonus
Mineral
Jenis Kandungan Mikroorganism
cairan Air cairan e
tawarhipotonus
Bahan organik
dan anorganik
cairan

Nonaspirasi
spasme (dry drowning)
laring

relaksasi

Aspirasi ASPIRASI
(wet drowning) Alveoli
CAIRAN
Patofisiologi dan patogenesis pneumonia aspirasi
akibat tenggelam

Gangguan bersihan
Langsung mukus
Obstruksi risiko tinggi kuman
-aspirasi Saluran napas
Bergantung posisi saat
kejadian

Tidak langsung
Pengumpulan mediator inflamasi
-infeksi sekunder
-Pneumonia nosokomial terutama IL-8

INFEKSI
Terima Kasih !

You might also like