Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 57

Physical Medicine and

Rehabilitation for
Neurological Condition
dr. Husnul Mubarak, Sp.KFR
Physical Medicine and
Rehabilitation
• Kedokteran Fisik  Cabang Ilmu kedokteran yg
mempelajari dan memanfaatkan fenomena fisika
dalam manajemen tatalaksana suatu penyakit
(diagnostik atau terapeutik).
• Rehabilitasi  Cabang Ilmu kedokteran yang
mengelola secara komprehensif kecacatan/
keterbatasan fisik akibat penyakit/ cedera yang
mengenai sistem neuromuskuloskeletal dan
kardiorespirasi beserta gangguan psiko-sosio-
vokasional yang menyertainya.
 Neurorehabilitasi merupakan cabang keilmuan dari
KFR yang berfokus pada maksimalisasi dan pemulihan
fungsi pada pasien yang mengalami penyakit atau
cedera pada sistem saraf
Tim rehabilitasi medik
 Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
 Fisioterapis
 Terapis okupasi
 Terapis Bicara
 Orthotik prosthetik
 Psikolog
 Rohaniawan
 IMPAIRMENT : kelainan pada level struktur anatomi
dan fisiologis organ atau psikis
 DISABILITAS : keterbatasan kemampuan seseorang
dlm melakukan aktivitas sehari-hari yg dianggap
normal bagi orang dg usia tersebut
 HANDIKAP : kemunduran dlm interaksi dg orang lain,
lingk atau kehidupan sosial
Diseases – Illness –
Conditions
 Central nervous system
 CVA / Stroke
 Neoplasm – Space occupying lesion
 Mechanical Trauma
 Autoimmune
 Infections
 etc
 Peripheral nervous system
 Radiculopaty : cervical and lumbal
 Cervicalgia and Low back pain
 Cervical root syndrome and lumbar radiculopathy
 Entrapment neuropathy : TOS, Saturday night palsy,
canal of guyons neuropathy, carpal tunnel syndrome,
 Metabolic neuropathy : Diabetic neuropathy
 Infections : Herpetic Trigerminal
 Mechanical trauma
 Autoimmune : GBS, Acute Inflammatory Demyelinating
Polyradiculoneuropathy
 Idiopathic : Bell’s palsy
Location of neural lesion
 Telencephalon
 Diencephalon
 Mesencephalon
 Cerebellar
 Brainstem : Pons and Medulla oblongata
 Spinal Cord : Ascending tracts – Descending tracts
 Radix : Cranial nerves - Spinal nerves
 Autonomic ganglia : Simphatetic/Parasimpathetic ganglia
 Peripheral : Demyelinating, axonopathy, axonotmesis

 Neuromuscular junctions
Common direct impairment of nerve
insult
 Gangguan kesadaran
 Penurunan fungsi kognitif
 Nyeri kepala, Vertigo, Migrain, Lightheadedness
 Gangguan bahasa dan orofacial motor
 Kelemahan otot
 Spastisitas
 Gangguan sensorik
 Gangguan otonomik
 Pergerakan involunter
Disabilitas Stroke
 Gangguan Transfer  Imobilisasi lama 
Deconditioning

 Gangguan Postural : Sitting and Standing


 Gangguan Ambulasi
 Keterbatasan fungsi motorik halus
 Gangguan Toilet
 Ketidakmandirian Aktivitas sehari-hari
Handicap
 Keterbatasan Geographic/Architectural
 Keterbatasan Partisipasi Sosial
 Gangguan vokasi (pekerjaan)
 Gangguan aktualisasi diri
Kondisi-kondisi Neurologik
 Stroke
 Radiculopathy (Cervical & Lumbal)
 Neuropati perifer
Rehabilitasi Stroke
 Stroke merupakan kumpulan gejala neurologis
fokal atau global dengan onset 24 jam akibat
adanya gangguan vaskularisasi otak.
 Rehabilitasi stroke merupakan pengelolaan
rehabilitatif yg komprehensif terhadap disabilitas
melalui pendekatan neurorehabilitasi dgn tujuan
mengoptimalisasikan pemulihan dan/atau
memodifikasi gejala sisa yg ada agar mampu
melakukan aktivitas fungsional secara mandiri,
dapat beradaptasi dengan lingkungan dan
mencapai hidup yg berkualitas
Faktor yg mempengaruhi pemulihan
kemampuan fungsional
 Luas dan letak lesi di otak
 Komorbiditas dan penyulit
 Usia pasien
 Motivasi dan personalitas pasien
 Ada tidakny komplikasi musculoskeletal
 Peran keluarga/ primary care giver
 Tingkat ketersediaan Fasilitas dan SDM Rehabilitasi
Konsep ICF pada Stroke
 Disease : Stroke
 Impairment : Kelemahan pada satu sisi tubuh
 Activity Limitation : Gangguan transfer (tidak
mandiri untuk merubah posisi )
 Participation Restriction (Handicap) : Tidak dapat
mengikuti arisan
 Environment Factor : Tempat melaksanakan
arisan tidak terjangkau
 Personal Factor : Tidak percaya diri untuk
bergabung ikut arisan
Pemulihan fungsional
 Berlangsung sejalan dengan pemulihan neurologis dan
berlanjut setelah lesi otak menetap.

 Fokus utama rehabilitasi medik  motor learning


therapy  terapi latihan
 Pemilihan jenis intervensi rehabilitasi berdasar pada
jenis stroke, gejala stroke, penyakit penyerta dan atau
komplikasi medis, harapan pasien atau keluarga, dan
fasilitas alat/SDM yang tersedia
Komplikasi musculoskeletal –
Cardiorespirasi dari Stroke
 Terjadi dari pola perilaku caregiver membatasi
berlebihan pasien  Imobilisasi lama 
Dekondisi
 Komplikasi paling umum yang terjadi
 Musculoskeletal : pemendekan otot (kontraktur),
kekakuan dan nyeri sendi, atrofi otot, dislokasi bahu,
dsb
 Cardiorespirasi : Ortostatik hipotensi, penurunan
endurance, pneumonia, retensi sekret
 Gastrointestinal : Konstipasi
 Urogenital : Inkontinensi urine
 Psikologis : Depresi, gangguan afek dan mood
Pola Sinergis
Tahapan Rehabilitasi
 Fase Akut :
 Dilakukan saat kondisi hemodinamik belum stabil
 Tujuan meniminalisir gejala sisa dan membantu perfusi
otak terjaga baik serta mencegah komplikasi
 Monitoring tanda vital setiap sebelum dan setelah latihan
terapeutik
 Mobilisasi dini  mobilisasi sendi / transfer bertahap (FT)
 Restriksi transfer pada Hemoragik stroke / Embolic stroke
 Disfagia  latihan orofarilaringeal motor exercise (ST)
 …Fase akut
 Reedukasi motorik  Motor planning learning 
melawan efek spastisitas (FT)
 Latihan pernapasan  Meningkatkan perfusi otak
(FT/OT)
 Latihan dan positioning anti-spastisitas (FT)
 Fase subakut
 Fase ini kondisi hemodinamic pasien umumnya sudah
stabil dan rawat jalan
 Tujuan mengembalikan kemampuan melakukan ADL
 Dengan atau tanpa rehabilitasi, sistem saraf melakukan
pola reorganisasi  membentuk sirkuit jaras yang baru,
revaskularisasi dan aktivasi jaringan perilesional
 Rehabilitasi membuat pola reorganisasi ini menjadi lebih
terarah dengan utilisasi energi se-efisien mungkin
 …Fase subakut :
 Identifikasi dan antisipasi gejala/tanda penyulit
(periksa TV jika perlu)
 Latihan gerakan sendi dengan pola fungsional 
meraih benda, memegang, mengusap, membawa
sendok ke mulut, dsb (OT)
 Latihan transfer lanjut  duduk ke berdiri(vv), (FT)
 Latihan stabilitas postural  duduk dan berdiri 
statis dan dinamis (FT)
 Latihan fungsi motorik halus (OT)
 …Fase subakut :
 Latihan ambulasi  berjalan dengan biomekanik /
metabolik se-efisien mungkin (FT)
 Latihan fungsi kognitif (OT)
 Latihan berbicara dan berbahasa (ST)
 Latihan kebugaran moderat (FT)
 Latihan penggunaan alat adaptif (OT)
 Fase kronis (Maintenance phase)
 Pada fase ini sirkuit motor planning sudah terbentuk 
memantapkan dan mempertahankan
 Fokus meningkat dari Kemandirian ADL menjadi
kemandirian Vokasional (Kembali Bekerja)
 Latihan gerakan motorik halus tahap lanjut
 Latihan kebugaran
Modalitas Fisik
 Dapat dipergunakan pada tiap fase rehabilitasi sesuai kebutuhan
 Jangan menggantungkan program rehab hanya dengan modalitas
 Electrical stimulasi – Menstimulasi otot dengan MMT sangat rendah
 Inframerah – Meningkatkan vaskularisasi pada otot yang dilatih
 SWD  Jika terdapat kekakuan sendi/pemendekan otot
 Noninvasive brain stimulation : Transcranial Direct Electrical
Stimulation & Transcranial Magnetic Stimulation

 Augmented Therapeutic Exc : Robotic Exc, Virtual Reality Exc, FES,


CIMT
PHYSICAL THERAPY
OCCUPATIONAL
THERAPY
Mother
language

SPEECH THERAPY
Orthotic
Orthotic
 Shoulder  Preventing shoulder subluxation 
Shoulder sling/Axillary roll

 Wrist  Extensors spasticity w/ Functioning fingers 


Cock up splint

 Legs  Flexion spasticity  HKAFO/KAFO


Alat-alat adaptif & Modifikasi
arsitektural
FUNCTIONAL PROGNOSIS OF STROKE
Rehabilitation :

1. 75% of patients will reach independent level of


self-care or with minimal help and independent
level of ambulation w/ assistive device
2. Almost all patients will be able to control bladder
and bowel
3. Only 10-15% of patients fall into severe disabilities
and will be bedriddened
GOOD
PROGNOSIS

APPROPPRIATE,
COMPREHENSIVE,
MOTIVATION
WELL-PLANNED
PROGRAM
Radiculopathy
Rehabilitasi Radiculopathy
 Terjadinya iritasi pada akar saraf spinal 
Spondilosis atau HNP sebagai penyebab
utama
 Gejala radiculopathy : Sensory, Motoric, dan
Otonom  Distribusi myotomal dan
dermatomal
 Rehabilitasi mengupayakan pendekatan
neurorehabilitatif untuk menangani impairment
dan disabilitas yang ditimbukan oleh
radiculopathy
 Multietiologi  muscular, discal, ligamentum, facet,
radicular, medulla spinalis and or combinations

 2 factors : - Mechanicals 95
- Organic 5%

 1st Identify, is it musculogenic or neurogenic or


combinations
Prone individuals
Dermatomal dan Myotomal
Impairment Disabilitas
 Nyeri menjalar  Keluhan saat mobilisasi
(transfer dan ambulasi)
 Gangguan sensorik
 Gangguan ADL
 Spasme otot
 Ketidakmandirian
 Kelemahan otot

Handicap
• Gangguan pekerjaan
• Gangguan Aktualisasi diri
• Gangguan Aktivitas rekreatif
Terapi fisik
 Latihan penguatan otot ekstremitas
 Latihan koreksi postural
 Latihan peregangan otot punggung (cervical/lumbal)
 William Flexion Exercise
 Latihan penguatan otot punggung
 Latihan McKenzie
Modalitas fisik
 Tujuan :
 Mengurangi spasme dan nyeri pada otot punggung
 Meningkatkan bioekstensibilitas otot punggung dan
ekstremitas

 Jenis
 Terapi panas : Superfisial atau/dan Diatermi
 Terapi listrik : Transcutaneous Electrical Stimulation
 Terapi cahaya : Inframerah dan Laser
 Terapi Traksi lumbal/cervical
Orthotic
 Memberikan support pada otot punggung dan
vertebra yang bermasalah
 Sebagai reminder
 Mencegah memburuknya derajat iritasi saraf 
Imobilisasi vertebra (Semirigid dan Rigid)
 Spinal Orthotic
 Cervical - Non-Rigid
 Thoracal - Semi-Rigid
 Lumbal - Rigid
 Sacral
Spinal Orthotic
NonRigid Semirigid Rigid

Cervical

Torakolumbal

Lumbosacral
Edukasi
 Postur tubuh ideal
 Proper back biomechanic
Posisi duduk ke Berdiri yang
salah
Posisi dari duduk ke berdiri yang
benar
Prinsip Latihan
1. Lakukan latihan pada permukaan datar dan
keras

2. Dua kali sehari dengan 5 kali pengulangan


masing-masing. TIngkatkan secara perlahan

3. Jangan terburu-buru, siapkan waktu yang


cukup

4. Jangan tahan napas


50
5. Konsultasikan ke dokter jika terjadi keluhan
Beware of Red Flags
Rehabilitasi Keluhan Saraf Perifer
 Bells Palsy
 Trigerminal Neuralgia
 Neuropati diabetik
 Entrapment Neuropati
Latihan Edukasi Orthotik
Terapeutik/Modalita
s Fisik
Bells Palsy 1.Latihan kontraksi otot 1.Y-Plaster -
wajah 2.Kacamata proteksi
2.Massase otot wajah 3.Program latihan
3.Electrical Stimulation rumah
otot MMT rendah
4.IRR Otot wajah
5.Latihan Biofeedback

Trigerminal Neuralgia 1.Latihan kontraksi 1.Hindari faktor -


masseter pencetus
2.Resensitasi sensorik 2.Program latihan
area innervasi rumah
trigerminus
3.TENS
Latihan Terapeutik- Edukasi Orthotik
Modalitas Fisik

Neuropati Diabetik 1.Latihan penguatan 1.Soaking Oiling Sole dipertebal


otot AGB Scrapping Closed toe box
2.Latihan motorik halus 2.Evaluasi plantar
3.Resensitasi Sensorik pedis
4.Penumatic pressure 3.Program latihan
5.TENS rumah

Entrapment 1.Stretching otot yang 1.Program latihan Thumb splint, carpal


Neuropati diinervasi rumah splint
2.Lat. strengthening 2.Modifikasi aktivitas
3.Tendon Gliding Exc
4.SWD, IRR, USD
5.TENS
Thank You
Follow me on :
@kasih.rehab
@husnulmd

You might also like