Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

KEJAKSAAN

Daffa Aji F.
Rahmi Dwi
H.
Havivah Nur
Haliza
Sisilia
Luthfiya Yuni A. Alfira V.

KELOMPOK 5 XII MIPA 1


PENGERTIAN KEJAKSAAN

Kejaksaan adalah lembaga


negara yang melaksanakan
kekuasaan negara, khususnya di
bidang penuntutan. Sebagai
badan yang berwenang dalam
penegakan hukum dan
keadilan, Kejaksaan dipimpin
oleh Jaksa Agung yang dipilih
oleh Presiden dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
Kejaksaan Agung, kejaksaan agung ini berkedudukan di ibukota negara
Indonesia dan daerah hukumnya meliputi seluruh kekuasaan negara Indonesia.
Kejaksaan Agung ini dipimpin oleh Jaksa Agung yang merupakan pejabat
negara, pimpinan dan penanggung jawab tertinggi kejaksaan, mengendalikan
pelaksanaan tugas dan wewengan kejaksaan. Jaksa Agung diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden.

Kejaksaan Tinggi, kejaksaan tinggi berkedudukan di ibukota provinsi dan


daerah hukumnya meliputi seluruh wilayah provinsi. Kejaksaan tinggi dipimpin
oleh kepala kejaksaan tinggi yang merupakan pemimpin dan penanggung
jawab kejaksaan yang dipimpin, mengendalikan pelaksanaan tugas dan
wewenang kejaksaan daerah hukumnya.

Kejaksaan Negeri, kejaksaan negeri berkedudukan di kabupaten atau kota


dengang daerah hukum seluruh wilayah kabupaten atau kota. Kejaksaan negeri
dipimpin oleh kepala kejaksaan negeri yang merupakan pimpinan dan
penanggung jawab kejaksaan yang dipimpin, mengendalikan tugas dan
wewenang kejaksaan didaerah hukumnya. Kejaksaan negeri tertentu memiliki
cabang kejaksaan negeri yang dipimpin oleh kepala cabang kejaksaan negeri.
TUGAS DAN WEWENANG KEJAKSAAN

1. Dalam bidang pidana, Kejaksaan memiliki tugas dan


wewenang [pasal 30]

Melakukan penuntutan Melakukan


Melengkapi berkas
pengawasan pada
perkara tertentu
Melaksanakan pelaksanaan
dan melakukan
penetapan hakim dan putusan pidana
pemeriksaan
putusan pengadilan bersyarat, putusan
tambahan sebelum
yang telah pidana
dilimpahkan ke
memperoleh kekuatan pengawasan, dan
pengadilan yang
hukum tetap keputusan bersyarat
dalam
pelaksanaannya
Melaksanakan penyidikan pada tindak pidana dikoordinasikan
tertentu berdasarkan undang-undang dengan penyidik.
2. Dalam bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan
dengan kuasa khusus dapat bertindak di dalam ataupun di luar
pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah

3. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan


turut menyelenggarakan kegiatan:
• Peningkatan kesadaran hukum masyarakat
• Pengamanan kebijakan penegakan hukum
• Pengamanan peredaran barang cetakan
• Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara
• Pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama

4. Membina hubungan kerja sama dengan badan penegak hukum


dan badan Negara lainnya

5. Dapat memberikan pertimbangan dalam bidang hukum kepada


instansi pemerintah lainnya
Fungsi Kejaksaan

1. Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan


teknis pemberian bimbingan dan pembinaan serta pemberian
perijinan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Jaksa Agung;
2. penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana
dan sarana, pembinaan manajemen, administrasi, organisasi
dan tatalaksanaan serta pengelolaan atas milik negara
menjadi tanggung jawabnya;
3. pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun
yang berintikan keadilan di bidang pidana;
4. pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, dibidang
ketertiban dan ketentraman umum, pemberian
bantuan, pertimbangan, pelayanan dan penegaakan hukum di bidang perdata
dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk menjamin
kepastian hukum, kewibawaanm pemerintah dan
penyelamatan kekayaan negara, berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan Jaksa Agung;

5. penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat


perawatan jiwa atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim
karena tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan hal – hal yang dapat
membahayakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri;

6. pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan


peraturan perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat;

7. koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik


di dalam maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Jaksa Agung.
PASAL YANG BERKAITAN TENTANG KEJAKSAAN
UU. NO. 16 TAHUN 2004
NO. PASAL ISI PASAL
menegaskan bahwa Kejaksaan dapat:
PASAL 31 Meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang terdakwa di
rumah sakit atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain yang
layak karena yang bersangkutan tidak mampu berdiri sendiri atau
disebabkan oleh hal-hal yang dapat membahayakan orang lain,
lingkungan atau dirinya sendiri.
PASAL 32 bahwa di samping tugas dan wewenang tersebut:
Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan
undang-undang.

mengatur bahwa:
PASAL 33 Dalam melaksanakan tugas dan wewenang, Kejaksaan membina
hubungan kerjasama dengan badan penegak hukum dan keadilan
serta badan negara atau instansi lainnya.

PASAL 34 menetapkan bahwa:


Kejaksaan dapat memberikan pertimbangan dalam bidang hukum
kepada instalasi pemerintah lainnya.
ARTIKEL

Jaksa Tak Jerat Ahok dengan UU ITE, Ini Alasannya

TEMPO.CO
Rabu, 30 November 2016 11:02 WIB

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Agus Adrianto (kiri)
menyerahkan berkas Kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok kepada ketua tim jaksa peneliti kasus, Ali Mukartono (kanan) di
Kejaksaan Agung, Jakarta, 25 November 2016. Berkas perkara Ahok tersebut terdiri dari
3 bundel dan jumlahnya 826 halaman. TEMPO/M Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung menyatakan berkas perkara kasus dugaan
penodaan agama dengan tersangka Basuki Tjahaja Purnama sudah lengkap atau P-21.
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Kejaksaan Agung Noor Rachmad mengatakan
pihaknya meminta penyidik Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI segera menyerahkan
barang bukti dan tersangka.

Rachmad berujar, pasal yang dikenakan terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu
sesuai dengan berkas perkara yang diserahkan penyidik Polri, yaitu Pasal 156 dan Pasal
156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang penodaan agama. Ahok tidak dikenai
Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik. Beberapa pelapor juga mengadukan Ahok dengan pasal tersebut karena
pidato Ahok yang dinilai menodai agama itu tersiar lewat media sosial, bersumber dari
akun YouTube Pemerintah Provinsi DKI. Rachmad menjelaskan, jaksa peneliti melihat dari
berkas yang dihasilkan penyidik. "Fakta-fakta yang terungkap dari hasil penyidikan di
berkas itu menggambarkan bahwa perbuatannya hanya dapat dijerat dengan Pasal 156
dan 156a KUHP," ujarnya. "Kalaupun menggunakan UU ITE, tentu harus dilihat, apakah
ada di berkas itu. Dan jaksa sudah meyakininya bahwa pasal itu sudah meng-cover semua
yang ada dalam berita acara perkara."Bareskrim menetapkan Ahok sebagai tersangka
pada Rabu, 16 November 2016. Dia diduga menodai agama Islam karena pidatonya di
Kepulauan Seribu, 27 September lalu. Dalam pidato yang diunggah ke YouTube itu, Ahok
menyebut Surat Al-Maidah ayat 51.
ANALISIS ARTIKEL
Jadi dalam artikel ini sesuai dengan tugas dan wewenang dari
Kejaksaan
1. Melengkapi berkas perkara tertentu dan melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
Hal ini di buktikan bahwa kejaksaan meminta agar penyidik badan resserse
kepolisian RI dapat menyerahkan bukti dan tersangka.
2. Melaksanakan penyidikan pada tindak pidana tertentu berdasarkan undang-
undang.
Hal ini dibuktikan bahwa jaksa peneliti melihat dari berkas yang dihasilkan
penyidik. "Fakta-fakta yang terungkap dari hasil penyidikan di berkas itu
menggambarkan bahwa perbuatannya hanya dapat dijerat dengan Pasal 156
dan 156a KUHP.
3. Melakukan pengawasan pada pelaksanaan putusan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat
Hal ini di buktikan bahwa Rachmad berujar, pasal yang dikenakan
terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu sesuai dengan berkas
perkara yang diserahkan penyidik Polri, yaitu Pasal 156 dan Pasal 156a
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang penodaan agama. Ahok
tidak dikenai Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

You might also like