Professional Documents
Culture Documents
Case Melita Fixed
Case Melita Fixed
DEMAM TIFOID
PEMBIMBING :
dr. Alfred Siahaan, SpA
DISUSUN OLEH :
Melita Aditya Sari
1261050058
Headache
Malaise
Anorexia
Malaise
Abdominal Pain
Diarrhea / Constipation
Rose spot
DIAGNOSIS
PHYSICAL LABORATORIES
ANAMNESIS
EXAMINATION
• Fever> 7 days and increasing days • Bradikardi relative • Leukopenia (<5000/ul)
• Fever is higher in the afternoon and • Coated tongue • Widal
evening • Titer O aglutinin ≥ 1/200 or
• Heartburn
• Anorexia increase 4 times
• Hipertimpani
• Heartburn • Gall Culture Gold Standard
• Hepatomegaly
• Nauseous vomit
• Diarrhea / Constipation • Splenomegaly
• Myalgia
MANAGEMENT OF TYPHOID FEVER
ISOLATION
BEDREST FLUID
MANAGEMENT
ANTIBIOTIC NUTRITION
ANTIBIOTIC
1ST LINE Chloramphenicol, doses 100 mg / kgBW / day divided into 4 doses for 10-14 days or 5-7 days after the fever falls.
Ceftriaxone with a dose of 100 mg / kgBW / day divided into 1-2 doses with a maximum dose of 4 g / day for 5-7 days.
Cefotaxime with a dose of 100 mg / kgBW / day divided into 3-4 doses for 5 - 7 days.
ENCEPHALOPATY INTESTINAL
PERFORATION
TYPHOID PERITONITIS
TYPHOSA TYPHOSA
HEPATITIS PANCREATITIS
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. CN
Agama : Islam
Pasien datang ke IGD RS PGI Cikini diantar oleh ibunya dengan keluhan demam sejak 8 hari SMRS. Ibu pasien mengatakan
anaknya demam tinggi terutama pada sore dan malam hari. Namun, pada pagi hari demamnya turun dan anaknya dapat
beraktivitas kembali. Keluhan mual dan muntah > 4 kali berisi makanan juga dirasakan oleh pasien. Selain itu, keluhan perut
kembung dan tidak BAB sejak 2 hari SMRS juga dirasakan oleh pasien. Nafsu makan berkurang dan pasien tampak lemas.
Keluhan mimisan, gusi berdarah, dan bercak merah pada kulit disangkal. Riwayat sakit kuning dan keluhan BAK seperti teh
serta BAB dempul juga disangkal. Keluhan seperti ini baru pertama kali dialami oleh pasien. Pasien sudah berobat ke
puskesmas dan diberikan obat penurun demam namun tidak ada perbaikan.
LANJUTAN …
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
Riwayat Penyakit Keluarga : Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.
Pasien tidak selalu mencuci tangannya sebelum makan dan sehabis melakukan aktivitas.
Ibu pasien mengatakan bahwa dirinya lebih sering membeli masakan matang untuk dikonsumsi sehari-
hari dibandingkan memasak sendiri.
RIWAYAT KEHAMILAN
Panjang Badan : 48 cm
Nilai APGAR : Ibu pasien tidak tahu Lahir normal, langsung menangis, sianosis (-), kejang (-)
Psikomotor
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 15 bulan
Berbicara : 13 bulan
Kesan Pertumbuhan fisik dan mental anak (gerak kasar, halus, emosi, sosial, perilaku, bicara) sesuai dengan usia
RIWAYAT IMUNISASI
6-9 bulan : Susu formula diberikan sebanyak 90-120 cc sehari sebanyak 3 kali. Selain itu, juga diberikan bubur
saring dengan lauk daging ayam / hati aya / ikan / telur serta wortel dan bayam yang dihaluskan diberikan
sebanyak 3 kali sehari (1/3 mangkuk dewasa) serta buah pisang / papaya sebanyak 2 kali sehari.
12 bulan - sekarang : Susu formula diberikan sebanyak 120-180 cc sehari sebanyak 3 – 4 kali sehari serta
diberikan nasi tim dengan lauk daging ayam / hati ayam / ikan / telur serta sayuran yang bervariasi diberikan
sebanyak 3 kali sehari.
Kesan: pola makan sesuai dengan pertambahan usia kualitas dan kuantitas makanan cukup.
PEMERIKSAAN UMUM
Tekanan Darah : 90 / 60 mmHg BB/U : 13.5 / 16 X 100 % = 84.37 % Berat Badan Normal
Frekuensi Nadi : 96 kali / menit, regular, isi TB/U : 102 / 101 X 100 % = 100.09 % Tinggi Badan Normal
cukup, kuat angkat BB/TB : 13.5 / 15.5 X 100 % = 87.09 % Gizi Baik
Frekuensi Pernapasan : 24 kali / menit Kesan Status Gizi Baik Menurut CDC 2000
Suhu : 38.9 C
LANJUTAN …
Kepala : Normocephali, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan tidak mudah dicabut
Telinga : Liang telinga lapang, serumen (-/-), membran timpani intak (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), cavum nasi lapang (+/+), epitaksis (-), sekret (-/-)
Mulut :
Hematokrit 31 % 37 - 43 %
Hitung Jenis
Basofil 0% 0–1%
Eosinofil 0% 1–3%
Neutrofil Batang 1% 2–6%
Neutrofil Segmen 63 % 50 – 70 %
Limfosit 34 % 20 – 40 %
Monosit 2% 2–8%
PEMERIKSAAN SEROLOGI
WIDAL HASIL NILAI RUJUKAN
Demam Tifoid
Diagnosa Banding
Morbili
Pneumonia
PENATALAKSANAN
Kebutuhan kalori = 90 kcal / kgBB /hari Diet Lunak, 1250 kalori / hari
Edukasi
Mengkonsumsi makanan dalam mencukupi kebutuhan gizi
Mengkonsumsi obat dengan teratur sesuai anjuran dokter
Menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi
Mencuci tangan sebelum makan dan sehabis beraktivitas
Istirahat yang cukup yaitu 8 – 10 jam per hari
PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Functionam : Ad Bonam
Ad Sanationam : Ad Bonam
Ad Cosmeticum : Ad Bonam
ANALISA KASUS
ANAMNESIS
TEORI HASIL ANAMNESIS
Demam • Demam sejak 8 hari SMRS
• Demam > 7 hari • Demam tinggi terutama pada sore dan malam hari. Namun, pada pagi hari
• Step Ladder Temperature Chart demamnya turun dan anaknya dapat beraktivitas kembali.
• Demam lebih tinggi saat sore dan malam hari dibandingkan dengan pagi harinya. • Mual dan muntah > 4 kali berisi makanan juga dirasakan oleh pasien.
Gejala Sistem Saraf Pusat • Perut kembung dan tidak BAB sejak 2 hari SMRS juga dirasakan oleh pasien.
• Kesadaran berkabut atau delirium atau obtundasi, • Nafsu makan berkurang dan pasien tampak lemas.
• Penurunan kesadaran mulai apati sampai koma. • Keluhan mimisan, gusi berdarah, dan bercak merah pada kulit disangkal.
Gejala Sistemik Lainnya • Riwayat sakit kuning dan keluhan BAK seperti teh serta BAB dempul juga disangkal.
• Nyeri kepala, malaise, anoreksia, nausea, myalgia, nyeri perut dan radang Keluhan seperti ini baru pertama kali dialami oleh pasien.
tenggorokkan • Pasien sudah berobat ke puskesmas dan diberikan obat penurun demam namun
Gejala Gastrointestinal tidak ada perbaikan.
• Mual muntah
• Diare, obtipasi, atau obtipasi kemudia disusul episode diare.
PEMERIKSAAN FISIK
TEORI HASIL PEMERIKSAN FISIK
• Bradikardi relatif Tanda – Tanda Vital
• Coated tongue Tekanan Darah : 90 / 60 mmHg
• Nyeri tekan ulu hati Frekuensi Nadi : 96 kali / menit, regular, isi cukup, kuat angkat
Frekuensi Pernapasan : 24 kali / menit
• Hipertimpani
Suhu : 38.9 C
• Hepatomegali
Lidah : Coated tongue (+)
• Splenomegali
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+), 6 kali per menit
Perkusi : Hipertimpani, nyeri ketuk (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TEORI HASIL PEMERIKSAN PENUNJANG
• Leukopenia (<5000/ul) DARAH RUTIN
• Uji serologi Widal • Hb : 11 g / dl
• Jika titer O aglutinin ≥1/200 atau terjadi kenaikan 4 kali • Ht : 31 %
• Gall Culture Gold Standard • Leukosit : 4.100 / ul
• Trombosit : 232.000 / ul
WIDAL
• S. typhi O : (+) 1/320
• S. paratyphi AO : (+) 1/320
PENATALAKSANAAN
TEORI TATALAKSANA PADA PASIEN
LINI I Kloramfenikol dengan dosis 100 mg/kgBB/hari terbagi • Diet Lunak, 1250 kalori / hari
dalam 4 dosis selama 10-14 hari atau 5-7 hari setelah demam turun. • IVFD RL 20 tpm ( Makro )
Sefalosporin Generasi Ketiga • Ceftriaxone 700 mg setiap 12 jam (IV)
• Ceftriaxone dengan dosis 100 mg/kgBB/hari terbagi dalam 1-2 • Paracetamol 250 mg setiap 8 jam (PO)
dosis dengan dosis maksimal 4 g / hari selama 5-7 hari .
• Cefotaxime dengan dosis 100 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4
dosis selama 5 – 7 hari.
• Cefixime dengan dosis 10-15 mg/kgBB/hari per oral selama 10
hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wasihun, Araya G; Wlekidan, Letemichael N; Gebremariam, Senay A et all. “Diagnosis and Treatment of Typhoid Fever and
Associated Prevailing Drug Resistance in Northern Ethiopia”. International Journal of Infectious Diseases.2015(35):96-102.
2. Britto, Carl; Pollard, Andrew J; Voysey Merryn; Blohmke, Christoph J. “An Appraisal of the Clinical Features of Pediatric
Enteric Fever: Systematic Review and Meta-analysis of the Age-Stratified Disease Occurrence”. Clin Infect Dis. 2017;64 (11) :
1604–11.
3. WHO Departement Vaccines and Biological. “The organism, the disease and transmission”. Background document : The
Diagnosis, Treatment and Prevention of Typhoid Fever. Geneva : World Health Organization. 2003:3.
4. DEPKES. “Riset Kesehatan Dasar 2007”. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Diunduh dari http://www.litbang.depkes. go.id/ bl_riskesdas2007 pada tanggal 08 Januari 2018.
5. Soedarmo, Sumarmo SP; Garna, Herry; Hadinegoro, Sri Rezeki; Satari, Hindra Irawan. “Demam Tifoid”. Buku Ajar Infeksi dan
Pediatri Tropis Edisi Kedua.Jakarta : IDAI. 2015:338-346.
DAFTAR PUSTAKA
6. RHH Nelwan. “Tatalaksana Terkini Demam Tifoid”.CDK.2012;9(4):247-50.
7. Widodo E. “Demam Tifoid”. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.2014: 549-558.
9. Vala, Snehal; Shah, Urvesh; Ahmad, Syed Amir; Scolnik, Dennis; Glatstein, Miguel. “Resistance Patterns of Typhoid Fever in
Children: A Longitudinal Community-Based Study”. American Journal of Therapeutics.2016:1151-4.
10. Anagha K, Deepika B, Shahriar R, Sanjeev K. “The Easy and Early Diagnosis of Typhoid Fever”. JDCR. 2012;4058:2034.
11. Kementerian Kesehatan R.I. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. “Sistematika Pedoman
Pengendalian Penyakit Demam Tifoid”.2013:30-41.
TERIMAKASIH