Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 19

MANAJEMEN

PERPAJAKAN
DI INDONESIA
Eko Prasetyo, SE., M.Sc, Ak

1
Manajemen Keuangan Publik
KEBIJAKAN PERPAJAKAN DI INDONESIA
• Instrumen kebijakan Perpajakan
• Kebijakan Perpajakan :
• Penetapan basis pajak
• Penetapan tarif pajak

• Kriteria Perpajakan:
• Efisien (Distorsi minimum)
• Cukup (Dapat memenuhi kebutuhan spending)
• Adil (horizontal equity terpenuhi)
• Elastis (potensi memadai)
• Political acceptibility (resistensi rendah)
2
Manajemen Keuangan Publik
Tarif Pajak Optimal?
Tax Rate

Laffer Curve

Tax Revenue
3
Manajemen Keuangan Publik
PAJAK DAN BEBAN PAJAK
• Beban pajak sesuai atas hukum (Legal or
statutory incidence)
• Beban Sesungguhnya (Actual or economic
incidence)
• Pergeseran beban pajak (Shifting – difference
between economic and statutory incidence)
• Shifted backward (to a factor of production)
• Shifted forward (to consumers)
4
Manajemen Keuangan Publik
DAMPAK PAJAK TERHADAP SUPPLY

Price Supply after tax


Demand

Supply before tax


Price paid by buyer
after tax Tax per unit
Price paid by buyer
before tax
Revenue
Price received by Perfectly competitive
seller after tax market

5
Q1 Q0 Market output
Manajemen Keuangan Publik
DAMPAK PAJAK TERHADAP DEMAND

Price

Demand before tax Supply


Price paid by buyer
after tax Demand after tax
Price paid by buyer Perfectly competitive
before tax
Revenue market
Price received by
seller after tax

Tax per unit


6
Q1 Q0 Market output
Manajemen Keuangan Publik
DAMPAK PAJAK AD-VALOREM TERHADAP DEMAND

Price

Demand before tax Supply


Price paid by buyer
after tax Demand after unit tax
Price paid by buyer Perfectly competitive
before tax
Revenue market
Price received by
seller after tax Demand after ad valorem tax

7
Q1 Q0 Market output
Manajemen Keuangan Publik
PENANGGUNG BEBAN PAJAK AKHIR

• Pada saat pasar perfectly competitive,


penanggung pajak akhir (economic
incidence) tidak terpengaruh,
walaupun pajak dibebankan pertama
kali ke penjual maupun pembeli, dan
juga apakah merupakan pajak unit
ataupun pajak ad-valorem.
8
Manajemen Keuangan Publik
PENGARUH ELASTISITAS PADA PENANGGUNG BEBAN
PAJAK AKHIR
• Beban pajak (secara Price D S after tax
ekonomi) selalu
ditanggung sepenuhnya S
pada kelompok yang P1
memiliki kurva tidak Revenue
P0
elastis.
• Dalam gambar di sebelah
(atas) karena Demand
tidak elastis, maka beban Price Output
pajak sepenuhnya S
ditanggung pembeli.
• Dalam gambar di sebelah P0 = P 1
(bawah) karena supply
tidak elastis, maka beban Revenue D
pajak sepenuhnya
ditanggung penjual.
D after tax
Manajemen Keuangan Publik Output 9
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
• Dasar perhitungannya adalah “nilai tambah”, yaitu output
dikurangi input antara.
• PPN di Indonesia menganut:
• Single rate: hanya menggunakan satu jenis tingkat pajak yaitu 10%
• Destination Principle: Barang yang diekspor tidak dikenakan PPN
• Credit Method : PPN yang telah dibayarkan untuk pembelian input dapat
diperhitungkan dalam pengajuan restitusi pajak
• Exemption dan bukan zero-rated: barang tertentu tidak dibebani PPN
• Consumption Approach: Barang modal langsung dibebani PPN, dan
bukan depresiasi modal yang dikenakan PPN.
• PPN masih belum optimal pemungutannya, biaya pemungutan
besar.
• PPN belum mencerminkan keadilan, misalnya untuk petani dan
industri kecil. 10
Manajemen Keuangan Publik
KONDISI PERPAJAKAN DI INDONESIA
• Pentingnya peran pajak sebagai sumber pembiayaan
• Pajak memberikan sumbangan sekitar 74% terhadap total
penerimaan negara (Realisasi APBN 2003)
• Meningkatnya peran pajak dalam penerimaan dapat
mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri
• 50% penerimaan pajak berasal dari jenis pajak PPh, 30%
dari PPN, sisanya dari pajak lain-lain
• Tax ratio sudah meningkat, namun masih rendah bila
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
• Tax ratio Indonesia (total penerimaan pajak : PDB) 13,7%
• Rax ratio beberapa negara ASEAN berkisar antara 17-20%
11
Manajemen Keuangan Publik
KONDISI PERPAJAKAN DI INDONESIA
• Jumlah wajib pajak masih sedikit, dibandingkan
jumlah penduduk Indonesia
• Jumlah penduduk sekitar 200 juta
• Wajib pajak perseorangan terdaftar sekitar 3 juta
• Wajib pajak badan terdaftar sekitar 1 juta
• Tarif pajak masih relatif tinggi, kurang kompetitif bagi
investor
• Usulan draf RUU perpajakan 30%
• Malaysia 28%
• Singapura 22%
12
Manajemen Keuangan Publik
KONDISI PERPAJAKAN DI INDONESIA
• Administrasi pajak masih rumit dan belum optimal
• Proses pengurusan dokumen pajak masih dirasakan rumit, karena
banyaknya dokumen yang harus dipenuhi
• Dari wajib pajak perseorangan yang terdaftar (sekitar 3 juta), hanya 70-
80% yang aktif mengirimkan SPT
• Sistem pengawasan pajak belum optimal, masih banyak kasus
penyelewengan pajak (tax evasion)
• Beberapa kasus penyelewengan telah dibongkar, dengan modus yang
makin beragam:
• Tunggakan pajak senilai Rp.962 milyar (2003) dilakukan oleh 96 wajib pajak.
Dua orang telah dikenakan penyanderaan badan
• 235 aparat dikenakan sanksi, terlibat kasus penyelewengan pajak selama
tahun 2003
• Restitusi pajak Rp.13,3 milyar dengan transaksi ekspor fiktif
• Diduga masih ada penyelewengan-penyelewengan lain yang belum
terbongkar 13
Manajemen Keuangan Publik
KONDISI PERPAJAKAN DI INDONESIA
• Adanya otonomi daerah telah memunculkan
pungutan-pungutan baru bagi wajib pajak, melalui
perda-perda pajak dan retribusi daerah. Sebagian
perda bermasalah, karena dilakukan pada obyek-
obyek yang seharusnya dipungut pemerintah pusat:
• Pungutan pada pertambangan timah di Bangka
• Pungutan atas kegiatan transportasi barang antar daerah
• Pungutan atas usaha komunikasi
• Sistem monitoring perda-perda tentang pungutan di
pusat dan daerah belum terintegrasi dengan baik,
masih terjadi pungutan yang tumpang tindih antara
pusat dan daerah 14
Manajemen Keuangan Publik
UPAYA-UPAYA PENINGKATAN PAJAK

• Dalam jangka pendek dan menengah, upaya


difokuskan pada peningkatan jumlah wajib pajak:
• Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang
pentingnya membayar pajak dengan memaparkan manfaat
ekonomis yang diperoleh dari uang pajak
• Wajib pajak perseorangan ditargetkan sekitar 9-10 juta
orang, dengan data dan asumsi sbb:
• Jumlah keluarga di Indonesia 51,3 juta, keluarga miskin 9,5 juta,
keluarga petani gurem 13,7 juta, jumlah keluarga potensial menjadi
wajib pajak 28,1 juta
• Bila sepertiga dari keluarga potensial tersebut bisa didata dan didaftar
sebagai wajib pajak, maka sedikitnya sekitar 9-10 juta keluarga
terdaftar sebagai wajib pajak perseorangan
15
Manajemen Keuangan Publik
UPAYA-UPAYA PENINGKATAN PAJAK
• Meningkatkan modernisasi sistem administrasi perpajakan,
melalui:
• Memperbanyak pusat pelayanan pajak terpadu (one stop
service)
• Memperluas e-tax service (pelayanan pengisian SPT melalui
internet
• Peningkatan pelayanan melalui large taxpayer office,
medium taxpayer office, dan small taxpayer office
• Penyederhanaan prosedur pemungutan dan pelaporan pajak
• Pembayaran pajak melalui ATM
• Pelaporan pajak melalui internet
• Pernyederhanaan dan percepatan proses restitusi pajak 16
Manajemen Keuangan Publik
UPAYA-UPAYA PENINGKATAN PAJAK

• Meningkatkan pengawasan perpajakan, baik untuk wajib pajak


maupun petugas pajak, melalui:
• Peningkatan sistem monitoring
• Sistem Reward and punishment bagi aparat pajak
• Mengumumkan kepada publik wajib pajak yang bandel dan merugikan
negara
• Untuk mendukung perbaikan iklim investasi, perlu dipikirkan
kebijakan perpajakan yang strategis, antara lain:
• Pemberian insentif perpajakan bagi investor dan pengusaha potensial
• Melakukan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam rangka
menghilangkan tumpang tindih dalam pemungutan pajak
17
Manajemen Keuangan Publik
UPAYA-UPAYA PENINGKATAN PAJAK
• Meningkatkan asas keadilan dalam
perpajakan
• Pajak yang bersifat progresif sebaiknya
dipertahankan
• Dalam menentukan tarif pajak, perlu
dipertimbangkan dampaknya terhadap
berbagai lapisan masyarakat yang
terkena pajak 18
Manajemen Keuangan Publik
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

• Batam merupakan suatu kawasan industri yang


dirancang untuk pembuat pabrikan barang ekspor.
Selama ini PPN tidak dipungut di Batam sebagai
upaya promosi industri untuk ekspor.Seharusnya
hanya barang yang akan diekspor yang tidak perlu
membayar PPN. Kenyataannya PPN tidak
diterapkan untuk semua jenis komoditi yang dijual
di Batam.
• Bagaimana sebaiknya penerapan PPN di Batam? 19
Manajemen Keuangan Publik

You might also like