Professional Documents
Culture Documents
Acs
Acs
Syndrome
Acute Coronary Syndrome (ACS) menggambarkan
keadaan gangguan aliran darah koroner parsial
hingga total ke miokard secara akut.
ACS : UAP/NSTEMI
STEMI
Anatomi koronaria
ateroskeloris
Epidemiologi
Risk Factors
Modifiable Non-modifiable
Smoking
Gender and Age
Hypertension male > 45 y.o
Obesity female > 55 y.o
Diabetes Mellitus
Dyslipidemia Family History
Low HDL < 40 male < 55 y.o
female < 65 y.o
Elevated LDL / TG
Etiologi
Ciri khas patofisiologi kondisi NSTEMI adalah
akibat ketidakseimbangan antara suplai dan
demand oksigen miokard. Mekanisme yang
paling sering terlibat dalam ketidakseimbangan
tersebut disebabkan oleh menurunnya suplai
oksigen ke miokard.
• peningkatan
kebutuhan oksigen
Spasme miokard (demam,
Pembuluh Ua
Trombus sekunder
takikardia, tirotoksikosis),
• penurunan aliran darah
darah koroner (hipotensi) atau
• penurunan pasokan
oksigen miokard
(anemia atau
hipoksemia)
Nyeri Dada Khas Infark
Nyeri dada Angina Saat Istirahat (>20
Menit)
Nyeri dada angina Pertama Kali (de
Nuvo) dengan tingkatan CCS III
Cresendo Angina
Angina Paska Infark
Typical infarction angina symptoms
Anamnesis EKG
Cardiac
Marker
ESC Guidelines for the management of Acute Coronary Syndrome in patients
without persistent ST Elevation.2011
Persangkaan SKA
NEGATIF POSITIF
Diagnostik: Bukan SKA atau Diagnosis: Definitif atau Terapi
Resiko rendah SKA sangat mungkin SKA NSTEMI
ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients presenting
with ST-segment elevation. 2011.
Marka Jantung
Pada pasien dg SKA
Peningkatan enzinm
Troponin terjadi 4 jam
setelah onset gejala
Troponin dapat bertahan
selama 2 minggu didalam
darah
Pemeriksaan serial harus
dilakukan dlm 6-12 jam jika
pemeriksaan pertama
negatif Pemeriksaan CKMB
atau Troponin T sangat
bermanfaat utk
mendiagnosis SKA
ESC Guidelines for the management of Acute Coronary Syndrome in patients without
persistent ST Elevation.2012
Stratifikasi rasio
TIMI telah divalidasi untuk prediksi
kematian 30 hari dan 1 tahun pada
berbagai spektrum SKA termasuk
UAP/NSTEMI.
GRACE
Stratifikasi risiko berdasarkan kelas Killip merupakan klasifikasi risiko berdasarkan indikator klinis
gagal jantung sebagai komplikasi infark miokard akut dan ditujukan untuk memperkirakan
tingkat mortalitas dalam 30 hari
Management
Oxygen
Anti-ischemia drugs
Nitrates NTG 0,3 – 0,6 mg dapat diulang sampai 3x (interval 5
menit)
Morphin / pethidin 2-4 mg dapat diulang setiap 5-15menit
sampai dosis max. 320 mg
Beta blocker
ACE inhibitor
Antiplatelet drugs
Aspirin dosis 160 – 325 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg p.o
GP IIb/IIIa inhibitor
Anticoagulation drugs
unfractionated heparin
low molecular weight heparin (LMWH)
Terapi Reperfusi
Trombolitik Streptokinase1.5 mega unit dalam 100 ml
larutan salin atau dextrose 5% dalam waktu kurang dari 1
jam (golden period <6 jam setelah serangan)
Percutaneous Coronary Intervention (PCI)
Kontra Indikasi Fibrinolitik
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif
Stroke hemoragik atau stroke yg Transient Ischaemic Attact(TIA)
penyebabnya blm diketahui dg dlm 6 bulan terakhir
awitan kapanpun
Stroke iskemik 6 bulan terakhir Pemakaian antikoagulan oral
Kerusakan sistem syaraf sentral Kehamilan atau dalam 1 minggu
dan neoplasma post-partum
Trauma operasi/trauma kepala yg Resusitasi traumatik
berat dalam 3 minggu terakhir
Penyakit perdarahan Hipertensi refrakter (TDS >180
mmHg)
Diseksi aorta Penyakit hati lanjut
Infeksi endokartis
Ultus peptikum yang aktif
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Regimen Fibrinolitik untuk Infark Miokard
Akut
Agen Dosis Awal Ko Terapi Kontraindikasi
Antitrombotik spesifik
Streptokinase (Sk) 1,5 juta U dalam 100 Heparin iv selama Sebelum SK atau
ml dextrose 5% atau 24-48 jam Anistreptase
dlm larutan salin
0,9% dlm 30-60 menit
Alteplase (tPA) Bolus 15mg IV Heparin IV selama
0,75 mg/kg selama 24-48 jam
30 menit, kemudian
0,5 mg/kg selama 60
mrnit
Dosis total tidak
lebih dari 100 mg
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Anti Penyekat Beta (Beta Blocker) (Kelas I-B)
Iskemik
Nitrat (Kelas I-C)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Anti Aspirin : dosis loading 150-300 mg, dosis
pemeliharaan 75-100 mg
Platelet
Ticagrelor: dosis loading 180 mg,dosis
pemeliharaan 2x90 mg
Clopidogrel: Dosis loading 300 mg, dosis
pemeliharaan 75 mg/hari
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Ace Captopril : 2-3 x 6,25-50 mg
Inhibitor
(Mengurangi Ramipril : 2,5-10 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis
remodelling,
menurunkan
angka
kematian Lisinopril: 2,5-20 mg/hari dalam 1 dosis
pasca-infark)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Harus diberikan pada setiap pasien SKA (tanpa
Statin kontraindikasi)Anti inflamasi dan stabilisasi Plak (Kelas I-A)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Anti Fundaparinuks : 2,5 mg subkutan (Kelas I-A)
Koagulan
(HARUS
DITAMBAHKAN Enoksaparin : 1 mg/kg,dua kali sehari (Kelas I-B)
pd terapi
Antiplatelet
Secepat UFH :Bolus i.v 60 u/g,dosis mak 4000 U, Infus i.v 12 U/kg selama 24-
Mungkin) 48 jam dg dosis maksimal 1000 U/jam, Target aPTT 1,5 – 2x Kontrol
(Kelas I-C)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi Reperfusi pada NSTEMI
Rekomendasi Kelas rekomendasi Level
Urgent PCI (<2 jam) Angiography segera I C
dilakukan (<2 jam) pd
pasien dengan:
Angina refrakter
Gagal Jantung
Aritmia ventrikel yg
mengancam
Hemodinamik tdk stabil
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Differential Diagnosis
Kondisi Durasi Kualitas Lokasi
Angina >2 menit <10 menit Tertekan, tertindih berat, Retrosternal, menjalar ke
terbakar leher, lengan kiri
Unstable angina 10-20 menit Seperti angina, namun Seperti angina
lebih berat
Diseksi aorta Mendadak, nyeri hebat Sensasi dirobek Dada anterior, kadang
menjalar ke punggung, antar
skapula
Emboli pulmonal Mendadak beberapa Pleuritik Kadang lateral, tergantung
menit-jam lokasi emboli