Professional Documents
Culture Documents
Praktikum Farmako I
Praktikum Farmako I
Praktikum Farmako I
Kelompok 5 B1:
Farhan Rizqi Rahmadhani (201710330311003)
Faigah Diva Hartono (201710330311011)
Citra Paramita Esti C. (201710330311029)
Faridatuz Zakiyah (201710330311030)
Naufal Aria Waskita (201710330311045)
Bella Sari Putri Arizky (201710330311080)
Iqbal Kresna (201710330311095)
Novista Rahmi (201710330311098)
Nia Fauziah (201710330311100)
KASUS 1
1. Sebutkan jenis-jenis KB hormonal! dan jelaskan KB hormonal manakah yang bisa
dan paling sesuai untuk ibu tersebut?
KB hormonal ada 3 macam pemberian, yaitu
1) Oral
kombinasi, yaitu mengandung derivat estrogen dan progesterone.
- Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
- Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
- Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Minipil hanya mengandung progesterone (linestrenol 0,5 mg)
2) Suntikan
● DMPA (Depo-medroksiprogesteron asetat) yang berisi MPA 150 mg
● Cyclofem (MPA 50 mg & estradiol sipionat 10 mg)
3) Implant subkutan
Jadi, kb hormonal yang kombinasi (estrogen dan progesteron) aman diberikan baik oral,
suntik, ataupun implant bisa digunakan karena tidak ada riwayat penyakit yang
menyebabkan wanita tersebut tidak bisa menggunakan suatu jenis kb hormonal . Jika tidak
ada masalah dengan rutinitas minum pil, kb oral dapat digunakan. Jika khawatir sering lupa
dalam meminum pil, bisa menggunakan kb suntik dan jika ingin efek yang memiliki jangka
panjang dapat digunakan kb implant (Farmakologi dan Terapi UI, 2016).
2. KB Progesterone Only KB Kombinasi
Mekanisme kerja
Penghambat ovulasi + +++
Pengaruh terhadap endometrium + ++
Pengaruh terhadap lendir serviks
uteri +++ ++
Efek samping Mengalami gangguan menstruasi Mual, sakit kepala, muntah,buah dada
nyeri, kadang setelah berhenti minum
pil timbul nyeri yg persisten
Cara kerja Berpengaruh pada penebalan lendir Pil berisi 21 atau 22 pil. Pil yang
servik sehingga sperma tidak dapat berjumlah 21-22 diminum mulai hari
masuk bertemu sel telur dan ke-5 haid tiap hari satu pil terus
berpengaruh pada siklus menstruasi menerus, dan kemudian berhenti jika
sehingga menghambat pelepasan sel isi bungkus habis. Pil kombinasi
telur dari ovarium memgakibatkan perubahan motilitas
tuba falopi dan uterus. mencegah
terjadinya ovulasi dan perubahan
lendir serviks menebal, menjadi
kental dan kurang banyak
Tujuannya adalah untuk menentukan jenis KB apa yang tepat untuk ibu tersebut, karena
KB memiliki jenis yang bermacam-macam disesuaikan dengan riwayat penyakit atau
risiko dari pengguna. Pasien dengan riwayat perdarahan pervaginam, hipertensi, kencing
manis dan migren tidak boleh menggunakan jenis pil kombinasi (hormonal: estrogen dan
progesterone).
4. Apa pula tujuan dokter menanyakan riwayat TB dan epilepsy?
Untuk menentukan jenis KB yang digunakan dan mencegah kemungkinan terburuk si ibu
bisa tetap hamil, sebab pasien dengan riwayat TB dan masih mengonsumsi antibiotik
(Rifampisin) akan mengganggu efektivitas kerja obat kontrasepsi hormonal, sehingga
disarankan menggunakan jenis kontrasepsi non-hormonal. Sedangkan pada pasien dengan
riwayat epilepsy juga disarankan menggunakan jenis kontrasepsi non-hormonal. Bila
kontrasepsi hormonal digunakan bersama fenitoin, fenobarbital (obat epilepsy) dapat
terjadi perdarahan atau kegagalan kontrasepsi (Farmakologi dan Terapi UI, 2016).
5. Jika ibu tersebut menjadi akseptor KB-pil kombinasi, kapan sebaiknya ia mulai minum
pilnya jika diketahui haid terakhir taggal 20 Desember 2012, siklus haidnya 28-35 hari dan
lama haid 7-8 hari?
Diminum setiap hari dimulai hari pertama perdarahan haid (20 Desember 2012) sampai
habis satu blister, yang terdiri dari 28 tablet, 22 tablet aktif (berisi hormon) dan 6 obat
placebo. Setelah habis satu blister mulai lagi dengan blister yang baru (Farmakologi dan
Terapi UI Edisi 5, halaman 467).
6. Bila saat bulan pertama pemakaian ibu mengeluh ada yang perdarahan pervaginam
(spotting), apa yang harus dilakukan?
Bila spotting masih dalam kondisi ringan atau tidak terlalu mengganggu tidak perlu
ditangani dengan pemberian obat. Bila spotting yang dirasa cukup mengganggu dapat
diberikan pil KB 3x1 tablet selama 7 hari (DepKes, 1999), berupa 1 siklus pil kombinasi
(etinilestradiol), ibuprofen atau obat jenis lain (Syaifudin, 2003).
7. Bila ibu lupa minum pil, apa yang harus dilakukan?
Maka dari itu, apabila lupa mengkonsumsi pil KB, bisa menggunakan kb suntik dan jika
ingin efek yang memiliki jangka panjang dapat digunakan kb implant. Apabila tidak
berkenan dengan suntik atau implan, hendaknya membuat jadwal untuk waktu konsumsi
pil KB dan memperhatikan serta mengingat apakah sudah mengkonsumsi pil KB tersebut.
8. Apa saja yang harus dimonitor selama pasien menggunakan KB pil kombinasi? Dan
bagaimana cara memonitornya?
No. Hal yang diperhatikan Cara Monitor
Berdasarkan kasus, ibu tersebut aman diberikan obat antibiotik tunggal antara lain;
a. Ampisilin (golongan penisilin) dengan dosis awal 2 g / I.V dan 1 g setiap 6 jam (oral)
atau 500 mg (parental) setiap 6 jam (antibiotik spectrum luas dan relative tidak
mahal).
b. Doksisiklin dengan dosis 100 mg setiap 12 jam. Jangan diberikan bersamaan dengan
susu dan antasida (adekuat untuk bakteri gram + dan bakteri gram - dapat digunakan
bersamaan dengan ampisilin dan juga meningkatkan spectrum cakupan bila
dikombinasi dengan metronidazole.
c. Metronidazole dengan dosis 1 g I.V atau per rektal setiap 12 jam atau 500 mg (oral)
setiap 6 jam (baik untuk bakteri gram – dan anaerob)
(Sarwono, 2014).
3. Buatlah daftar obat-obat yang kontraindikasiuntuk ibu hamil berdasarkan
golongannya. Dan jelaskan alasan kenapa obat tersebut KI?
Jenis Obat Golongan Obat yang Memiliki Alasan
KI
Antibiotik Streptomycyn Dalam keamanan obat pada ibu
hamil, obat ini dikategorikan
sebagai obat golongan D,
terbukti memberi pengaruh
terhadap janin dan memberi
manfaat kepada ibu hamil. KI:
dapat menyebabkan tuli
Tetrasiklin Obat golongan D.
KI:Menyebabkan perubahan
warna dan cacat gigi , serta
gangguan pertumbuhan tulang.
Antikonvulsi Carbamazepine Obat golongan D. KI:
Menyebabkan cacat tabung
saraf.
Jenis Obat Golongan Obat yang Memiliki Alasan
KI
Analgetik Opioid Pada studi, obat ini seharusnya
diberikan jika potensi manfaat
lebih besar daripada potensi
resiko bagi janin sehingga
digolongkan obat tipe C pada ibu
hamil. KI: Meningkatkan abortus
sponta, persalinan prematur, dan
abruptioplasenta.
Antihipertensi ACE Inhibitor Obat tipe C. KI: kerusakan ginjal
Penatalaksanaan pasien TBCpada kehamilan sama dengan tanpa kehamilan. hal yang perlu
diperhatikan yaitu pemberian OAT yang menimbulkan efek teratogenik pada janin.
penatalaksanaan umum terbagi atas penderita TBC aktif dan laten. wanita hamil TBC aktif
biasanya diterapi tidak memperhatikan trisemester kehamilan. OAT yang digunakan sama
dengan wanita yang tidak hamil. golongan utama OAT seperti isoniazid,rifampisin, etambutol
digunakan luas pada wanita hamil. karena dapat melalui plasenta dengan dosis rendah dan tidak
menimbulkan efek teratogenik pada janin. pada pemberian isoniazid sebaiknya diberikan
piridoksin 50mg/hr untuk mencegah neuropati perifer. pemeriksaan hati sebaiknya dilakukan
saat pemberian isonizid dan rifampisin. Pemberian vitamin K dilakukan pada akhir trismester
ketiga kehamilan dan bayi yang baru lahir.Pada kasus multidrug resistant (MDR) digunakan
pirazinamid, akan tetapi pirazinamid tidak digunakan secara rutin pada wanita hamil karena
terdapat efek teratogenik. Paraamino salisilat (PAS) telah digunakan secara aman pada wanita
hamil akan tetapi obat tersebut ditoleransi tubuh secara buruk (Jurnal:DEPKES-Pedoman-
Nasional-Penanggulangan-TBC-2011-Dokternida.com).
2. Setelah melahirkan nantinya, bagaimana pula penatalaksanaan ibu saat masa laktasi?
Jelaskan pula cara minum obatnya mengingat penderita aktif menyusui bayinya.
Pada saat masa laktasi, ibu boleh menyusui bayi karena kuman TBC tidak melalui
ASI. Tetapi TBC menular begitu mudah oleh saluran napas atau droplet infextion
misalnya, ketika Anda batuk. Ibu perlu diobati secara adekuat dan diajarkan
pencegahan penularan ke bayi dengan menggunakan masker. Pemberian obat secara
oral. Pengobatan TBC pada ibu memerlukan waktu paling kurang 6 bulan. Setelah 3
bulan pengobatan secara adekuat, biasanya ibu sudah tidak menularkan lagi (Sarwono,
2014).
3. Apakah bayinya perlu terapi TB pula? Jelaskan.
Bayi tidak langsung diberi BCG oleh karena efek proteksinya tidak langsung
terbentuk. Walaupun sebagian obat anti-TBC melalui ASI, kadarnya tidak cukup
sehingga bayi tetap diberikan profilaksis dengan INH dosis penuh. Setelah 3 bulan ibu
melakukan pengobatan secara adekuat, biasanya ibu sudah tidak menularkan lagi, dan
pada bayi dilakukan uji Mantoux. Bila hasilnya negatif, terapi INH dihentikan. Dua
hari kemudian, bayi diberi vaksinasi BCG agar kadar INH di dalam darah sudah
sangat rendah sehingga BCG bisa “jadi” (Sarwono, 2014).