Mods

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

ASUHAN KEPERAWATAN

KRITIS PADA MULTIPLE


ORGAN DYSFUNGTION
SYNDROME ( MODS )

Shonita Estre lycha


Siti hayati
Tomy wiryanto
Tri Wahyu Bowolaksono
Umi Fatonah
Widi Ruchyat Viviana
Yessy Anggraeni
Yuyun Fitnati Prihana
Zahroh Nufrita Deati
Yerry Budiaji
DEFINISI
Multiple Organ Dysfunction Syndrome ( MODS )
adalah perubahan fungsi organ pada pasien
dengan penyakit akut seperti homeostasis yang
tidak dapat diatasi tanpa intervensi, disebut
MODS jika organ yang mengalami kegagalan
dua atau lebih organ ( Black & Hawks, 2014 ).
ETIOLOGI DAN RISK FACTOR
a. jaringan yang mati dan cidera
b. defisit perfusi,
c. sumberi nflamasi yang persisten

 Faktor resiko tinggi terjadinya MODS :


a. systemic inflammatory responesydromen
b. syok dan hipotensi berkepanjangan
c. trauma berat
d. operasi besar,
e. gagal hati stadium akhir
f. infark usus, disfungsi hati,
g. usia> 65 tahun.
MANIFESTASI KLINIS

Menurut Aryanto Suwoto, 2007 manifestasi klinis


MODS yaitu :
a. Disfungsi kardiovaskular :edema, restribusi
cairan, bradikardi, hipotensi
b. Disfungsi respirasi: takipnea, hipoksemia,
hiperkapni, frekuensi nafas permenit <5 atau
<10
c. Disfungsi ginjal; GGA
d. Disfungsi gastrointestinal: perdarahan stress
ulcer, pancreatitis, hiperglikemia, gastropalesis,
ileus paralitik
e. Disfungsi neurologis: ensefalopati, GCS <6
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Lab:
BUN , Albumin, Platelet Na, K, Hb, Leukosit:.
2. Pemeriksaan X ray:
(Hemothorax)
PENATALAKSANAAN
 Pencegahan : teknik pembedahan yang baik sangat
penting (mencegah infeksi )
 Resusitasi cairan
 Debridement
 Mengatasi infeksi yang terjadi.
 Memberikan nutrisi yang cukup baik dengan enteral,
parenteral
 Terapi yang diberikan kortikosteroid dan
prostaglandin-1 inhibitor. Dan fibronisentin yang
merangsang fagositosis, dan dapat pula diberikan
ibuprofen.
 Control kausa; menghilangkan factor presipitasi dan
penyebab
PENGKAJIAN

 B1 (Breath) : Klien mengalami sesak napas


dengan RR 22x/menit
 B2 (Blood) : TD 114/70; HR 110x/m; S 37 C
 B3 (Brain) : Apatis, Akral (dingin, basah, pucat)
 B4 (Bladder) : Prod urin 220 cc/8 jam. Imbang
cairan + 1320 cc/ 24 jam
 B5 (Bowel) : Post op laparotomy, terpasang
drainage di daerah perut hari ke 6 dengan
karakteristik berwarna merah kehitaman dan
terdapat pus.
 B6 (Bone) : Fraktur costae 2-6 lateral dextra.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
NO DIAGNOSA INTERVENSI
DX
1. Penurunan curah  Evaluasi adanya nyeri dada
jantung  Catat adanya disritmia jantung
berhubungan  Atur posisi pasien terlentang atau trendeenbrug
dengan  Catat adanya tanda dan gejala penurunan curah jantung
peningkatan  Beri terapi cairan intravena
venous return ke  Kolaborasi pemberian obat antiaritmia, inotropik,
jantung nitrogliserin, dan vasodilator untuk mempertahankan
kontraktilitas, preload, dan afterload sesuai dengan
program medis atau protocol.
 Berikan terapi oksigen 6-8 lpm
NO DIAGNOSA INTERVENSI
DX
2. Defisit volume cairan  Pertahankan intake dan output cairan yang
berhubungan dengan akurat
kehilangan cairan  Monitor vital sign setiap 15menit-1jam
berlebih  Kolaborasi penggantian cairan intravena
dengan menggunakan cairan koloid,
kristaloid atau produk darah sesuai instruksi.
 Monitoring peristaltik usus
 Berikan cairan oral
 Pantau kondisi kulit: warna, kelembapan, dan
turgor
NO DIAGNOSA INTERVENSI
DX

3. Gangguan  Observasi adanya pucat, sianosis, kulit dingin/lembab,


perfusi jaringan catat kekuatan nadi perifer
berhubungan  Kaji tanda Homan (nyeri pada betis dengan posisi
dengan dorsofleksi), eritema, edema.
hipovolemia  Dorong latihan kaki aktif/pasif.
darah  Pantau pernafasan
 Kaji fungsi GI, catat anoreksia, penurunan bising usus,
mual/muntah, distensi abdomen, konstipasi.
 Pantau masukan dan perubahan keluaran urine.

You might also like