Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 32

DNAR PASIEN DENGAN

AKHIR KEHIDUPAN
(TAHAP TERMINAL)

Nyoman Astika
EVALUASI HASIL SURSIM BAB PP/COP
• Bab APK, AP, PP, PAB sifatnya tehnis dalam konteks Asuhan Pasien (“Patient
Care”)
• Payung besar Asuhan Pasien adalah Manajemen Risiko (Klinis) dan
Pelayanan Berfokus pada pasien (Patient Centered Care) dgn penerapannya
sbg Asuhan Pasien Terintegrasi yang harus diinternalisasi kepada seluruh
jajaran RS
• Internalisasi ini akan berwujud sbg paradigma (baru) yang kemudian
menjadi budaya Q-S
• Penerapan standar dalam Asuhan Pasien akan lebih konsisten dgn
perubahan paradigm tsb
PP 2.1 Asuhan kepada pasien direncanakan dan tertulis di rekam medis pasien
ELEMEN PENILAIAN PP 2.1 MATERI DOKUMENTASI
1. Asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh dokter penanggung Perencanaan asuhan untuk setiap pasien oleh DPJP, Regulasi Pemberian
jawab pelayanan (DPJP), perawat dan pemberi pelayanan perawat, dan pemberi layanan kesehatan lain dalam 24 jam asuhan pasien
kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah pasien masuk rawat sesudah pasien dirawat inap
inap (Skor 10)
2. Rencana asuhan pasien harus individual dan berdasarkan data Penyusunan rencana asuhan secara individual dan Dokumen
asesmen awal pasien (Skor 10) berdasarkan data awal pasien implemetasi :
3. Rencana asuhan dicatat dalam rekam medis dalam bentuk Pencatatan rencana asuhan dalam rekam medis Penjabaran dgn pola
kemajuan terukur pencapaian sasaran (Skor 5) SOAP (Subjektif,
4. Kemajuan yang diantisipasi dicatat atau direvisi sesuai Pencatatan atau revisi kemajuan berdasarkan hasil Objektif, Asesmen,
kebutuhan; berdasarkan hasil asesmen ulang atas pasien oleh asesmen ulang pasien Plan ) di rekam medis
praktisi pelayanan kesehatan (Skor 5)
5. Rencana asuhan untuk tiap pasien direview dan di verifikasi oleh Review atau evaluasi dan verifikasi rencana asuhan untuk
DPJP dengan mencatat kemajuannya (lihat juga APK.2, EP 1). tiap pasien dan pencatatan kemajuannya
(Skor 5)
6. Rencana asuhan disediakan (lihat juga PP.2.3, Maksud dan Tujuan). Penyediaan rencana asuhan
(Skor 10)
7. Asuhan yang diberikan kepada setiap pasien dicatat dalam rekam Pencatatan asuhan untuk tiap pasien dalam rekam medis
medis pasien oleh pemberi pelayanan (lihat juga PAB.5.2, EP 1;
PAB.7.2, Maksud dan Tujuan, dan PP.2.3, EP 1) (Skor 5)
Standar PP 2.4 Pasien dan keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk kejadian tidak
diharapkan
ELEMEN PENILAIAN PP.2.4 MATERI DOKUMENTASI

1. Pasien dan keluarga diberi informasi Penyampaian informasi tentang hasil Regulasi RS :
tentang hasil asuhan dan asuhan dan pengobatan kepada • Panduan Komunikasi pemberian
pengobatan (lihat juga HPK.2.1.1, EP pasien dan keluarganya informasi dan edukasi yang efektif
1) (Skor 10) • SPO pemberian informasi
• Formulir pemberian informasi

2. Pasien dan keluarga diberi informasi Penyampaian informasi tentang hasil


tentang hasil asuhan dan yang tidak diharapkan kepada pasien
pengobatan yang tidak diharapkan dan keluarganya
(lihat juga HPK.2.1.1, EP 2) (Skor 5)
PP. 3 Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pasien risiko tinggi dan ketentuan pelayanan risiko
tinggi

ELEMEN PENILAIAN PP.3 MATERI DOKUMENTASI

1. Pimpinan rumah sakit telah Identifikasi pasien dan pelayanan Regulasi RS :


mengidentifikasikan pasien dan risiko tinggi • Kebijakan/ panduan/ prosedur
pelayanan risiko tinggi pelayanan pasien risiko tinggi
• Kebijakan/ panduan/ prosedur
pemberian pelayanan risiko tinggi
2. Pimpinan rumah sakit Pengembangan kebijakan dan
mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk pasien dan pelayanan Dokumen implementasi :
prosedur yang dapat dilaksanakan risiko tinggi • Daftar pasien dan pelayanan yg
berisiko tinggi
• Sertifikasi pelatihan staf
3. Staf sudah dilatih dan Pelatihan staf terkait tentang asuhan
menggunakan kebijakan dan berdasarkan kebijakan dan prosedur
prosedur untuk mengarahkan yang sudah ditetapkan
asuhan (Skor 5)
Standar PP 3.2 Kebijakan dan prosedur mengarahkan penanganan pelayanan resusitasi di
seluruh unit rumah sakit
ELEMEN PENILAIAN PP 3.2 MATERI DOKUMENTASI

1. Tata laksana pelayanan resusitasi yang seragam Regulasi RS :


diseluruh rumah sakit diarahkan oleh kebijakan Kebijakan/ panduan/
dan prosedur yang sesuai. (Skor 5) Penatalaksanaan resusitasi yang seragam prosedur pelayanan
sesuai kebijakan dan prosedur di seluruh resusitasi
rumah sakit
Dokumen
CODE BLUE DI PUBLIC AREA: ???....>>>>> implementasi :
Rekam medis
2. Resusitasi diberikan sesuai dengan kebijakan SOSIALISASI DAN SIMULASI CODE BLUE
dan prosedur (Skor 5)
Standar PP 3.4 Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelayanan pasien yang
menggunakan peralatan bantu hidup dasar atau yang koma
ELEMEN PENILAIAN PP 3.4 MATERI DOKUMENTASI

1. Asuhan pasien koma diarahkan oleh kebijakan Pemberian asuhan untuk pasien koma Regulasi RS :
dan prosedur yang sesuai. (Skor 5) sesuai kebijakan dan prosedur Kebijakan/ Panduan/
prosedur pelayanan
pasien tahap
terminal
Kebijakan/ panduan/
prosedur pelayanan
2. Asuhan pasien dengan alat bantu hidup Pemberian asuhan untuk pasien dengan pasien dengan alat
diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang alat bantu hidup sesuai bantu
sesuai. (Skor 5)
Dokumen
KRITERIA DNR YG BUKAN MBO implementasi :
Rekam medis
Standar PP 3.8 Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pasien usia lanjut, mereka
yang cacat, anak-anak dan populasi yang berisiko disiksa
ELEMEN PENILAIAN PP 3.8 MATERI KETERANGAN
1. Asuhan pasien yang rentan, lanjut usia dengan ketergantungan bantuan Pemberian asuhan untuk pasien yang rentan dan lanjut Regulasi RS :
diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai. (Skor 10) usia dengan ketergantungan sesuai kebijakan dan prosedur Kebijakan/
Panduan/
2. Pasien yang rentan, lanjut usia yang tidak mandiri menerima asuhan prosedur
sesuai kebijakan dan prosedur. (Skor 10) pelayanan pasien
3. Asuhan pasien anak dan anak dengan ketergantungan bantuan rentan, lanjut
diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai. (Skor 10) usia, anak-anak
Pemberian asuhan untuk pasien anak dan anak dengan dengan
4. Anak-anak dan anak dengan ketergantungan menerima asuhan sesuai ketergantungan sesuai kebijakan dan prosedur
kebijakan dan prosedur. (Skor 10) ketergantungan
bantuan dan
risiko kekerasan.
5. Populasi pasien dengan risiko kekerasan harus diidentifikasi dan
asuhannya diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai (Skor Dokumen
10) Identifikasi pasien dengan risiko kekerasan dan pemberian implementasi :
asuhan untuk pasien dengan risiko kekerasan sesuai Rekam medis
6. Populasi pasien yang teridentifikasi dengan risiko kekerasan menerima kebijakan dan prosedur
asuhan sesuai kebijakan dan prosedur. (Skor 10)
PP. 7 Rumah sakit memberi pelayanan akhir kehidupan
ELEMEN PENILAIAN PP.7 MATERI DOKUMENTASI
1. Semua staf memahami Edukasi atau sosialisasi staf Regulasi RS :
kebutuhan pasien yang unik tentang kebutuhan pasien Kebijakan/ Panduan/ prosedur pelayanan pasien tahap terminal yang memuat:
pada akhir kehidupan (Skor yang unik pada akhir • memastikan bahwa gejala-gejalanya akan dilakukan asesmen dan dikelola
secara tepat.
10) kehidupan
• memastikan bahwa pasien dengan penyakit terminal dilayani dengan
2. Rumah sakit membuat Penyusunan panduan hormat dan respek.
pelayanan tahap terminal pelayanan tahap terminal • melakukan asesmen keadaan pasien sesering mungkin sesuai kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan untuk mengidentifikasi gejala-gejala.
sesuai dengan kebutuhan
pasien yang akan meninggal • merencanakan pendekatan preventif dan terapeutik dalam mengelola
pasien yang akan meninggal gejala-gejala.
(termasuk melakukan • menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ
evaluasi elemen a sampai • menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya
dengan e diatas) (Skor 5) • mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan;
• memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual
3. Kualitas asuhan akhir Evaluasi tentang kualitas dan budaya dari pasien dan keluarganya.
kehidupan dievaluasi oleh pemberian asuhan akhir • mendidik staf tentang pengelolaan gejala-gejala.
staf dan keluarga pasien. kehidupan oleh staf rumah Dokumen implementasi :
(Skor 5) sakit dan keluarga pasien Rekam medis
*** kriteria DNR yang bukan MBO,,kasus multiple disease non periopertaif
dan non neurologi ???
EVALUASI CODE BLUE (JANUARI-JUNI 2017)

 RESPON TIME TMRCCB: 5,63 MENIT (target: dibawah 5 menit)


 TINGKAT KEBERHASILAN : RATA-RATA 22,61 % (14% -29%) TARGETNYA: DIATAS 50% .
 POST CODE BLUE , BERAPA % YANG PULANG HIDUP??
UPAYA 0PTIMALISASI CODE BLUE: IDENTIFIKASI ULANG KRITERIA PASIEN CODE BLUE

PENAMBAHAN KRITERIA DNR (DNR NON MBO)


DNR PASIEN DGN AKHIR KEHIDUPAN(TAHAP TERMINAL)

PERAN AKTIF DPJP

TRUE CODE BLUE


RESPON TIME CODE BLUE < 5 MINUTE
JAN-JUNE 2016
8.00

7.00

6.00

5.00
MINUTE

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
JAN FEB MAR APR MAY JUNE
Chart Title
40

35

30

25
MENINGGAL
20 HIDUP

15

10

0
JAN FEB MAR APR MEI JUN
KEBERHASILAN CODE BLUE
60

50

40
PERSENTASE

30

20

10

0
JAN FEB MAR APR MEI JUN
PELAYANAN PASIEN DENGAN AKHIR
KEHIDUPAN
PENGERTIAN

Pasien Terminal adalah : Pasien –pasien yang dirawat , yang sudah jelas bahwa mereka akan meninggal
atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M. Stevens, dkk ,hal 282, 1999 )

Perawatan paliatif adalah: pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga
yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui
pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (sumber referensi WHO, 2002)

Penyakit pada stadium lanjut adalah: penyakit utama tidak dapat diobati, progresif, pengobatan hanya
bersifat paliatif mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup
PELAYANAN PASIEN DENGAN AKHIR
KEHIDUPAN
PENGERTIAN

Do Not Attempt Resuscitation ( DNAR) adalah: kondisi yang


ditetapkan oleh Tim terhadap kondisi pasien yang mengalami henti
napas atau henti jantung, tidak dilakukan tindakan Resusitasi
Jantung Paru(RJP), kecuali hanya dilakukan tindakan terapi supportif.

Penentuan Mati Batang Otak (MBO) adalah: suatu yang ditetapkan


terhadap pasien dengan kerusakan fungsi batang otak yang
irreversible, baik fungsi organ yang lain masih baik maupun fungsi
organ yang lain sudah mengalami kegagalan juga.
PELAYANAN PASIEN DENGAN AKHIR
KEHIDUPAN
KRITERIA PENYAKIT TERMINAL
Penyakit tidak dapat disembuhkan

Mengarah pada kematian

Diagnose medis sudah jelas

Tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit


Prognosis(Ad Vitam,Ad Functionam,Ad Sanationam)
MALAM
Bersifat progresif
PELAYANAN PASIEN DENGAN AKHIR
KEHIDUPAN
JENIS JENIS PENYAKIT TERMINAL
Penyakit kanker/ Ca. Stadium IV

Penyakit infeksi dengan Multiple Organ Disfungtion (MOD)

Gagal ginjal/ ( CRF ) dengan Multiple Organ Disfungtion (MOD)

Mati batang otak

Stroke ,multiple sklerosis

Akibat kecelakaan fatal dengan Multiple Organ Disfungtion (MOD)

AIDS
PELAYANAN PASIEN DENGAN AKHIR
KEHIDUPAN
PERAWATAN TAHAP TERMINAL

• Pasien pada akhir kehidupan dibedakan berdasarkan perjalanannya


penyakitnya yaitu:
• pasien dengan penyakit kronis dan sudah di diagnosis sebagai stadium terminal dan
ditangani oleh tim paliatif
• pasien karena perjalanannya penyakitnya menjadi kritis atau terminal ditangani oleh
intensivist atau dokter DPJP
RUANG LINGKUP PELAYANAN PASIEN
PALIATIF DAN PASIEN TERMINAL
KEGIATAN PERAWATAN PASIEN KRITIS/TERMINAL
• Penatalaksanaan nyeri.
• Perawatan ICU
• Ventilasi Mekanik
• Dukungan psikologis
• Dukungan sosial
• Dukungan kultural dan spiritual
• Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement).
TATALAKSANA
PELAYANAN PASIEN
AKHIR KEHIDUPAN

Alur Pelayanan Pasien


ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PERAWATAN PASIEN
AKHIR KEHIDUPAN
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS/INFORMED CONSENT UNTUK PASIEN PALIATIF

• Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif


• Pelaksanaan informed consent atau persetujuan tindakan kedokteran dilakukan sebagaimana peraturan
perundang-undangan
• pada perawatan paliatif sebaiknya setiap tindakan yang berisiko dilakukan informed consent.
• Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri apabila ia masih
kompeten, dengan saksi anggota keluarga terdekatnya
• Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan untuk memperoleh pesan atau pernyataan pasien
pada saat ia sedang kompeten tentang apa yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan
terhadapnya apabila kompetensinya kemudian menurun.
• Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien, tim perawatan paliatif dapat melakukan
tindakan kedokteran yang diperlukan, dan informasi dapat diberikan pada kesempatan pertama
setelahnya
ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PERAWATAN
PASIEN AKHIR KEHIDUPAN
RESUSITASI/TIDAK RESUSITASI PADA PASIEN PALIATIF

• Keputusan dilakukan atau tidak dilakukannya tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang
kompeten atau oleh Tim Perawatan paliatif
• Informasi sebaiknya telah diinformasikan pada saat pasien memasuki atau memulai perawatan
paliatif
• Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
• sepanjang informasi adekuat yang dibutuhkannya untuk membuat keputusan telah dipahaminya
• dapat diberikan dalam bentuk pesan (advanced directive) atau dalam informed consent
menjelang ia kehilangan kompetensinya
TATALAKSANA PELAYANAN PASIEN
AKHIR KEHIDUPAN
PROSEDUR PASIEN DENGAN MATI BATANG OTAK (MBO)
KEBIJAKAN

• Keputusan penentuan MBO dilakukan oleh 3(tiga) orang dokter yaitu spesialis
anestesiologi, spesialis neurologi dan DPJP.
• Semua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan kerusakan fungsi batang otak yang
ireversibel (MBO), atas persetujuan pihak keluarga.
• Jika dipertimbangkan donasi organ bantuan jantung paru tetap diteruskan sampai organ
yang diperlukan telah diambil
TATALAKSANA PELAYANAN PASIEN
AKHIR KEHIDUPAN
PROSEDUR PASIEN DENGAN MATI BATANG OTAK (MBO)
PROSEDUR
• Hasil rapat tim yaitu pasien dinyatakan MBO disampaikan ke pihak keluarga oleh tim dokter dan pasien
ditentukan meninggal (dibuatkan sertifikasi MBO).
• setelah mendapat persetujuan keluarga, semua terapi dihentikan (kecuali dipertimbangkan ada donasi
organ, bantuan jantung paru tetap diberikan sampai organ yang didonor telah diambil).
• Pasien dengan ventilasi mekanik (ventilator), diatur pemberian fraksi oksigen maksimal 21%, jumlah
bantuan nafas semenit sesuai dengan jumlah nafas orang normal pada umumnya dan PEEP sebesar 4-5
mmHg.
• Jika Semua Fungsi Jantung (Hemodinamik) Dan Paru (Respirasi) Memburuk, Tidak Dilakukan Resusitasi
Jantung Paru (DNAR), Sampai Semua Kerja Organ Berhenti Bekerja, kemudian diinformasikan Ke Pihak
Keluarga
DO NOT ATTEMPT RESUSCITATION (DNAR)

No. Dokumen Revisi Halaman


UK.01.06/SPO.I.C.1/........../ 01 1/
RSUP SANGLAH DENPASAR 2017

Ditetapkan oleh
TATALAKSANA SPO
TanggalTerbit: Direktur Utama,

....... Mei 2017


PELAYANAN PASIEN dr. I WayanSudana, M.Kes
NIP. 196504091995091001
AKHIR KEHIDUPAN
Pengertian Status yang ditetapkan terhadap pasien, dimana semua bantuan / terapi supportif dasar
Prosedur DO NOT ATTEMPT tetap diberikan, kecuali tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan tindakan invasive
lainnya tidak dilakukan jika pernafasan pasien berhenti dan atau jantung pasien berhenti
RESUSCITATION (DNAR) berdenyut

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah penanganan pasien yang tidak dilakukan
Resusiatasi Jantung Paru ( RJP ) untuk :
1. Membantu pasien dan keluarganya menghadapi kematiannya (pasien masih sadar)
2. Tidak memperpanjang beban psikis maupun material ( biaya ) dari keluarga, karena
secara medis apapun yang kita lakukan tidak akan merubah prognosis
DO NOT ATTEMPT RESUSCITATION (DNAR)

No. Dokumen Revisi Halaman


UK.01.06/SPO.I.C.1/........../ 01 1/
2017
RSUP SANGLAH DENPASAR

Kebijakan 1. SK Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Nomor :
HK.02.04/IV.C11-D23/17706/2014 tentang Kebijakan Umum Pelayanan Medik RSUP

TATALAKSANA 2.
Sanglah Denpasar
SK Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Nomor :
HK.02.04/IV.C.11.D23/5358/2014 tentang Pemberlakuan Panduan Layanan Resusitasi di
PELAYANAN PASIEN 3.
RSUP Sanglah Denpasar
SK Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Nomor :
AKHIR KEHIDUPAN HK.02.04/IV.C.11.D23/6744/2014 tentang Pemberlakuan Panduan Pelayanan Pasien
Tahap Akhir ( Akhir Kehidupan )
4. Pada pasien yang dinyatakan DNAR maka pada cover depan RM ditempelkan stiker ungu
Prosedur DO NOT ATTEMPT berbentuk segitiga

RESUSCITATION (DNAR) Prosedur kerja 1. DNAR (Do Not Attempt Resuscitation), dilakukan pada pasien–pasien dengan fungsi otak
yang tetap ada atau dengan harapan pemulihan otak, tetapi mengalami kegagalan
jantung, paru dan atau multi organ lainnya yang tidak dapat disembuhkan, atau dalam
tingkat akhir/ terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
2. Penentuan DNAR dilakukan oleh minimal tiga dokter. Bila pasien dirawat oleh minimal 3
dokter, maka ketiga dokter tersebut harus berdiskusi bersama dan menentukan status
DNAR. Apabila pasien dirawat oleh 1-2 dokter saja, maka DPJP primer mengundang 1-2
dokter yang terkait dengan penyakit pasien dengan membuatkan surat konsul yang
berbunyi " Mohon evaluasi dan Rapat Tim untuk penentuan DNAR pada pasien " atau
DPJP primer mengundang satu dokter yang terkait dengan penyakit pasien dan satu
orang dokter lagi akan ditunjuk oleh Komite Medik setelah DPJP primer melaporkan ke
komite medik.
DO NOT ATTEMPT RESUSCITATION (DNAR)

No. Dokumen Revisi Halaman


UK.01.06/SPO.I.C.1/........../ 01 1/
2017
RSUP SANGLAH DENPASAR

Prosedur kerja 3. Tidak dilakukan tindakan–tindakan luar biasa pada pasien–pasien yang jika diterapi
hanya memperlambat waktu kematian dan bukan memperpanjang kehidupan. Untuk

TATALAKSANA pasien ini dapat dilakukan penghentian atau penundaan bantuan hidup. Pasien yang
masih sadar tapi tanpa harapan, hanya dilakukan tindakan terapeutik suportif dasar /
paliatif agar pasien merasa nyaman dan bebas nyeri
PELAYANAN PASIEN 4. Semua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan kerusakan fungsi batang otak yang
irreversible. Setelah kriteria Mati Batang Otak (MBO) terpenuhi, pasien dinyatakan

AKHIR KEHIDUPAN meninggal dan disertifikasi MBO serta semua terapi dihentikan kecuali apabila ada
pertimbangan khusus untuk donor organ.

Prosedur DO NOT ATTEMPT Unit Terkait 1.


2.
Semua SMF yang ada dilingkungan RSUP Sanglah
RTI / HCU
RESUSCITATION (DNAR) 3. Instalasi Rawat Inap
TATALAKSANA
PELAYANAN PASIEN
AKHIR KEHIDUPAN
Alur Permintaan Pelayanan Kerohanian
DOKUMENTASI PELAYANAN PASIEN AKHIR
KEHIDUPAN
PASIEN PALIATIF

• Pasien karena perjalanannya penyakitnya menjadi terminal maka akan dilakukan pengkajian dengan
menggunakan:
1. Formulir Pengkajian Tahap terminal
2. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
• Bila pasien di diagnosis sebagai Fase Terminal (Mati Batang Otak, DNAR). Maka pada Cover depan RM
pasien ditempelkan stiker Ungu berbentuk segitiga
• Pada saat terjadi henti jantung atau henti napas tidak dilakukan pemanggilan “Blue Code”.
Pencapaian tingkat keberhasilan yang sangat rendah
(22,61% )di Tahun Kelima TMRCCB

Fenomena Galau yang tak berujung

Apakah dibiarkan sebagai fatamorgana yang menetap


ataukah segera bisa menepi ?

Semuanya bermuara pada DPJP


KESIMPULAN

Rapat Tim Medis


Pasien tahap (minimal 3 DPJP) Informed Consent 
Terminal / Tahap Akhir • Prognosis (Ad Vitam, Ad Persetujuan Pasien
Kehidupan Functionum, Ad (Keluarga)
Sanatonium) MALAM

Tidak perlu dilakukan


MEWS (Modified Early DNAR
Warning Score)
THANK YOU

You might also like