Professional Documents
Culture Documents
Kerangka Kelembagaan Transportasi Perkotaan: Institut Teknologi Sumatera
Kerangka Kelembagaan Transportasi Perkotaan: Institut Teknologi Sumatera
Kerangka Kelembagaan
Transportasi Perkotaan
Dr. Rahayu Sulistyorini, ST., MT.
Shahnaz Nabila Fuady, ST., MT.
• Mekanisme kelembagaan yang efektif (diisi individu yang bertaqwa, jujur, cerdas,
santun, terbuka, lugas) dan optimal (target pencapaian jelas, koordinasi maksimal,
kesalahan minimal, proses terukur, apresiasi tinggi)
• Koordinasi dalam perencanaan dan pengelolaan sistem transportasi perkotaan
(optimalisasi pelayanan angkutan umum, pembatasan kendaraan pribadi,
perbaikan NMT, angkutan barang dan integrasi antar moda) berjalan maksimal.
• Mekanisme rentang kendali yang berjalan baik (vertikal dan horisontal) berjalan
dengan efisien.
• Mencegah ekonomi biaya tinggi karena sulitnya perizinan dan pungli tetapi
mendorong kemudahan investasi dan perbaikan pelayanan terhadap semua
sektor moda transportasi perkotaan.
Perlunya sebuah kemauan politik yang sangat kuat secara keseluruhan. Hal ini tercermin
dari visi dan motto transportasi perkotaan yang jelas.
Kerangka regulasi dan kebijakan yang memiliki dasar hukum untuk menetapkan kewajiban
bagi stakeholder transportasi perkotaan, melalui mekanisme teguran dan insentif yang
tepat. Kebijakan dalam bentuk Masterplan Transportasi Perkotaan harus tersedia dan
secara bertahap dan konsisten terimplementasikan.
Hukum yang koheren. Keseragaman kebijakan yang diambil dari atas mulai pemerintah
pusat (menhub), pemerintah kota (walikota) sampai jajaran pelaksana dibawah seirama
dalam implementasi prioritas pengembangan transportasi perkotaan.
Pemisahan fungsi kewenangan yang tegas dan jelas antara berbagai tingkatan hierarki
atau lembaga yang terkait
Tahap 3: Tahap ini telah menempatkan Tahap 4: Tahap ini berupa pengembangan tahap 3,
karena UPTD saat itu telah dikembangkan untuk
satu badan berupa “management company”
melayani bukan saja angkutan umum tetapi juga
untuk melakukan proses implementasi SPM,
menangani TDM (transportation demand
lelang dan kontrak kepada seluruh operator
management), sehingga memerlukan management
angkutan umum.
company tersendiri
Road transport fund dapat dimanfaatkan untuk membangun gas alam yang terkompresi
atau bahan bakar gas cair yang tersedia untuk bus, taksi serta mobil pribadi , termasuk
jaringan stasiun pengisiannya diperluas hingga skala nasional.
Institusi pengelola ditetapkan dengan UU meliputi lintas kementerian dan para tokoh
masyarakat yang amanah, dengan maksud agar mendahulukan kepentingan masyarakat
umum, dan agar dana tersebut bukan hanya untuk kepentingan orang-orang kaya,
khususnya fokus dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing pelayanan angkutan
umum perkotaan, sehingga dapat menekan biaya transportasi.