Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

MEKANISME KERACUNAN

MELALUI PERNAPASAN
SISTEM PERNAFASAN

Saluran pernapasan terdiri


atas:
• Nasofaring,
• Saluran trakea dan bronkus
serta acini paru-paru, yang
terdiri atas bronkiol
pernapasan, saluran
alveolar, dan alveoli.
FASE KERACUNAN MELALUI PERNAFASAN

FASE EKSPOSISI

FASE TOKSOKINETIK

FASE TOKSODINAMIK
FASE EKSPOSISI

Pemejanan xenobiotika yang berada di udara dapat


terjadi melalui penghirupan xenobiotika tersebut.
Tokson yang terdapat di udara berada dalam
bentuk gas, uap, butiran cair, dan partikel padat
dengan ukuran yang berbeda-beda sehingga efek
toksik yang ditimbulkan dari xenobiotika yang
terhirup tergantung pada sifat toksisitasnya dan
sifat fisiknya.
FASE TOKSOKINETIK

• PROSES INVASI :
Terdiri dari proses absorpsi, transpor, dan distribusi

• PROSES EVESI :
Proses eleminasi

A D M E
FASE TOKSOKINETIK

A
ABSORPSI
Proses absorpsi di saluran napas adalah pada alveoli paru-paru, terutama berlaku
untuk gas (seperti karbon monoksida ”CO”, oksida nitrogen, dan belerang oksida)
dan juga uap cairan (seperti benzen dan karbon tetraklorida).

D
DISTRIBUSI
Xenobiotika masuk sistem peredahan darah dan akan diedarkan/didistribusikan ke
seluruh tubuh menuju sistem organ atau ke jaringan-jaringan tubuh

M
METABOLISME
Xenobiotika yang masuk akan diperlakukan oleh sistem enzim tubuh, sehingga
senyawa tersebut akan mengalami perubahan struktur kimia dan pada akhirnya
dapat dieksresi dari dalam tubuh

E
ELIMINASI
Eliminasi xenobiotika dapat melalui reaksi biotransformasi (metabolisme) atau
ekskresi melalui ginjal, empedu, saluran pencernaan, dan jalur eksresi lainnya
(kelenjar keringan, kelenjar mamai, kelenjar ludah, dan paru-paru)
FASE TOKSODINAMIK

Interaksi antara molekul tokson atau obat pada tempat


kerja spesifik, yaitu reseptor dan juga proses-proses yang
terkait dimana pada akhirnya timbul efek toksik atau
terapeutik. Kerja sebagian besar tokson umumnya melalui
penggabungan dengan makromolekul khusus di dalam
tubuh dengan cara mengubah aktivitas biokimia dan
biofisika dari makromolekul tersebut.
STUDI KASUS

• Studi kasus :
Terdapat 7 orang tewas keracunan gas di kabupaten
malang, sampel darah menunjukkan positif gas CO di
Malang pada 30 juli 2017

Pada kasus ini terjadi Inhibisi pada transpor oksigen


karena gangguan hemoglobin.
STUDI KASUS

Hemoglobin adalah pengangkut oksigen Masing-masing gugus heme


dapat mengikat satu molekul oksigen secara bolak-balik. Sebagian
besar hemoglobin terdapat di dalam sel darah merah ”eritrosit”.
Gangguan pada hemoglobin dan sel darah merah akan mengganggu
transpor oksigen bagi organisme tersebut, Gangguan-gangguan ini
dapat diperoleh melalui:

1. Keracunan karbon monoksida ”CO”


Gas CO berikatan dengan hemoglobin dengan ikatan yang jauh lebih
kuat dari ikatan antara hemoglobin dengan oksigen sehingga
menyebabkan kadar oksigen dalam darah berkurang.
2. Pembentukan methemoglobin dan sulfhemoglobin.
Methemoglobin adalah suatu hasil oksidasi hemoglobin yang tidak
mempunyai kemampuan lagi untuk mengangkut oksigen. Gas CO
dapat meningkatkan methemoglobin yang menyebabkan
kemampuan darah untuk mentranspor oksigen akan berkurang.
TERIMA KASIH

You might also like