Apip Najib (Autosaved)

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

Tinea Corporis

Oleh:
Afifussyakir
Muhammad Najib Fajar Fawaid

Pembimbing:
Wahyu Lestari
PENDAHULUAN
 penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur  Anamnesis
dermatofit yang menyerang jaringan yang -Gatal yang memberat saat berkeringat
mengandung keratin seperti stratum korneum kulit, - Bercak merah dengan bagian tengah
rambut dan kuku seperti sudah sembuh
DEFINISI  Tempat predileksi, yakni pada kulit yang tidak DIAGNOSIS  Pemeriksaan fisik
berambut - berupa lesi berbentuk makula/plak yang
merah/hiperpigmentasi dengan tepi aktif
dan penyembuhan sentral. Pada tepi lesi
 20-25% populasi dunia dan merupakan salah dijumpai papula-papula eritematosa atau
satu bentuk infeksi kulit tersering vesikel dan central healing
PREVALENSI
 Pemeriksaan penunjang

 iklim panas
 Topikal, dan sistemik
 Lembab
 Edukasi faktor resiko
 higiene sanitasi TERAPI
Faktor Resiko  pakaian panas
 pengeluaran keringat yang berlebihan
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : Ny. SH
Umur :30 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Suku : Aceh
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Pango Raya, B. Aceh
Tanggal Pemeriksaan : 11 Oktober 2017
Nomor CM : 1-12-57-62
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Dahulu
Kasus Pasien mengaku pernah mengalami hal yang sama
sebelumnya saat remaja namun menghilang sendiri.

• KU : Gatal – gatal pada lipatan Payudara bagian Riwayat Penyakit Keluarga


bawah Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang
sama seperti pasien.
• RPS : Pasien datang dengan keluhan dengan Riwayat Pemakaian Obat
keluhan gatal – gatal sejak enam bulan yang lalu.
Pasien mengaku pernah memakai salap namun lupa
Gatal dirasakan hilang timbul. Awalnya gatal
namanya
dirasakan hanya sedikit pada lipatan payudara
bagian bawah dan semakin lama semakin
membesar. Gatal semakin memberat saat cuaca Riwayat Kebiasaan Sosial
panas dan memakai baju ketat. Gatal akan terasa Pasien merupakan Ibu Rumah Tangga yang memiliki
berkurang apabila memakai salap gatal yang seorang anak masih bayi. Pasien sering menggunakan
didapat dari puskesmas handuk yang sama secara bergantian dengan suami pasien.
Pasien juga sering memakai pakaian dalam ketat, berbahan
karet dan panas.
PEMERIKSAAN FISIK KULIT

• Regio : Mamae Inferior dextra et


sinistra Kasus
• Deskripsi Lesi:
Tampak lesi plak hiperpigmentasi,
berbatas tegas dengan tepi aktif irreguler,
bentuk polisiklik, ukuran numular - plakat,
jumlah multipel, distribusi regional dengan
central healing

Tampak lesi makula atau plak eritematosa


yang berbentuk bulat atau lonjong dan
Teori
berbatas tegas, berukuran numular sampai
plakat. Pada daerah tepi terdapat skuama
halus, vesikel dan papul yang aktif,
sedangkan pada daerah tengah lebih tenang
(central healing).

Sumyuktha J, Narasimhan M, Ahamed PB. A Comparative Trial Between the Therapeutic Efficacy of Topical 2% Sertaconazole Cream And 1%
Terbinafine Cream In the Treatment of Tinea Cruris/Tinea Corporis. International Journal of Research in Dermatology. 2017;3(1):59-63.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan KOH
Kasus
Pemeriksaan penunjang yang
dilakukan adalah:
Pemeriksaan sediaan langsung
dengan KOH 20% didapatkan hasil
positif dengan gambaran hifa yang
bersepta.

Pemeriksaan KOH merupakan salah satu


pemeriksaan penunjang penyakit
Teori
dermatofitosis. Dari hasil pemeriksaan
sediaan langsung dengan KOH 10-20 %
akan memperlihatkan elemen jamur berupa
hifa panjang dan artrospora

Sumyuktha J, Narasimhan M, Ahamed PB. A Comparative Trial Between the Therapeutic Efficacy of Topical 2% Sertaconazole Cream And 1%
Terbinafine Cream In the Treatment of Tinea Cruris/Tinea Corporis. International Journal of Research in Dermatology. 2017;3(1):59-63.
DIAGNOSA BANDING

Tinea Corporis Psoriasis Vulgaris Dermatitis Seboroik Candidiasis


Intertriginosa

DIAGNOSA KLINIS
Tinea Corporis
TERAPI
Kasus Teori
1. Asam salisilat 3% + Mikonazol cream (pagi)
Terapi topikal direkomendasikan untuk infeksi lokal karena
2. Asam salisilat 3% + Ketokonazol cream
dermatofit yang hidup pada jaringan kulit. Preparat yang
(malam)
sering digunakan yaitu derivat azol, allilamin,
siklopirosolamin, dan kortikosteroid.
Pemberian terapi topikal diindikasikan pada infeksi lokal.
Derivat azole menjadi salah satu pilihan terapi yang sering
digunakan. Obat golongan ini bekerja dengan menghambat
enzim lanosterol 14-α-demethylase, yaitu enzim sitokrom P-
450 yang mengubah lanosterol menjadi ergosterol.
Penghambatan enzim ini menyebabkan membran jamur
tidak stabil dan menyebabkan kebocoran membran. Hal ini
menyebabkan dermatofit menjadi lemah dan tidak dapat
bereproduksi sehingga perlahan-lahan dermatofit akan
dibunuh oleh tindakan fungistatik

Ermawati Y. Penggunaan ketokonazol pada pasien tinea corporis. Medula. 2013;1(03):82-91


EDUKASI
1. Menjaga agar tubuh dan pakaian yang digunakan tidak dalam keadaan lembab. Serta menggunakan pakaian yang
terbuat dari bahan yang menyerap keringat.
2. Menjaga kebersihan kulit dan menjaga daerah lesi agar tetap kering.
3. Menjaga agar jangan menggaruk jika timbul rasa gatal karena akan memperluas lesi.
4. Membersihkan pakaian dan handuk yang telah digunakan dengan cara mencucinya dan tidak menggunakan handuk
secara bergantian.
5. Memeriksakan dan mengobati anggota keluarga.

PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
• Quo ad fungtionam : Dubia ad Bonam
• Quo ad sanactionam : Dubia ad Bonam
KRITISI JURNAL TERAPI

Penilaian Perbandingan Efektivitas Dan Keamanan Sertaconazole


Cream Versus Terbinafine Cream Versus Luiliconazole Versus
Clotrimazolecream Pada Pasien Dengan Tinea Cruris

Sanjay Khare, Rahul Nagar, Burhanuddin Saify


Latar Belakang Tujuan

Dermatophytosis merupakan infeksi pada


jaringan yang mengandung keratin
(kulit,rambut, dan kuku). Prevalensi
dermatophytosis telah diperkirakan Tujuan dari penelitian ini
mempengaruhi hampir 25% dari jumlah
populasi dunia, infeksi ini merupakan hal yang
adalah untuk
paling sering terjadi di daerah tropis dan dapat membandingkan efektivitas
mencapai jumlah epidemik pada area geografis dan keamanan antara
dengan cuaca panas dan lembab, atau pada sertaconazole krim,
daerah dengan populasi yang banyak, serta
terbinafine krim,
pada daerah dengan kondisi higiene yang
rendah. Clotrimazole, terbinafine, luiliconazole, dan
sertaconazole dan luiliconazole merupakan anti clotrimazole krim pada
jamur topikal yang paling sering digunakan. pasien dengan tinea cruris
Jadi studi yang direncanakan untuk
membandingkan efikasi dari keempat agen
antijamur yang diberikan sebagai terapi topikal
tunggal.
Metodologi Identifikasi subjek penelitian

Penelitian Cohort
Pemberian obat topikal yang berbeda pada tiap
grup. Perkembangan klinis dan mikologis
120 pasien dari Maharaja Yashwant Rao diikuti selama 4 minggu.
Holkar Hospital, Indore, India.
Pasien dipilih berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi, dibagi kedalam 4 grup secara Dilakukan penilaian perkembangan klinis
acak berdasarkan 3 gejala (pruritus, eritema, dan
desquamasi)
Dilakukan pemeriksaan KOH pada akhir pengobatan
Grup A Grup B
(sertaconazole 2%) (terbinafine 1%)

Grup C
Penilaian terhadap keefektifan dan efek
Grup D
(clotrimazole 1%) (luiliconazole 1%) samping yang ditimbulkan dari tiap kelompok
pengobatan
Kesimpulan Karakteristik Populasi Penelitian
Kesimpulan Perbandingan Perubahan Proporsi Pasien Dengan Pruritus Pada Minggu Ke 2 dan 4
Kesimpulan Perbandingan Perubahan Proporsi Pasien Dengan Eritema Pada Minggu Ke 2 dan 4
Kesimpulan Perbandingan Perubahan Proporsi Pasien Dengan Deskuamasi Pada Minggu Ke 2
dan 4
KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa respon terhadap monoterapi topikal


dengan sertaconazole 2%, luiliconazole 1%, terbinafine 1% dan
clotrimazole 1% krim tersebut aman dan ditoleransi dengan baik dalam
pengobatan tinea cruris. Pengobatan dengan sertaconazole 2% krim dan
luiliconazole 1% krim memiliki onset yang paling cepat dengan efek
samping yang dapat ditoleransi. Namun pengobatan dengan luiliconazole
krim merupakan yang paling praktis dikarenakan pemberiannya yang
hanya sekali sehari. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk
menggunakan sertaconazole 2% krim dan luiliconazole 1% cream karena
sama-sama aman dan efektif.
KRITISI JURNAL
Apakah alokasi subyek penelitian ke kelompok terapi atau kelompok kontrol
betul – betul secara acak (random) atau tidak?
Ya
Apakah semua keluaran (outcome) dilaporkan?
Ya
Apakah lokasi studi menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak?
Ya
Apakah kemaknaan statistik maupun klinis dipertimbangkan atau
dilaporkan?
Ya
Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat dilakukan di tempat anda
bekerja atau tidak?
Ya
Apakah semua subjek penelitian diperhitungkan dalam kesimpulan?
Ya

Berdasarkan hasil kritisi jurnal, didapatkan 6 jawaban “Ya” dan 0 jawaban “Tidak”, sehingga dapat
disimpulkan bahwa jurnal dengan judul “Penilaian Perbandingan Efektivitas dan Keamanan Sertaconazole
Cream Versus Terbinafine Cream Versus Luiliconazole Versus Clotrimazole cream pada pasien dengan Tinea Cruris”
ini layak dibaca.

You might also like